Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Thursday, August 21, 2008

Imamat 20:22-26


Perikop: Kudusnya Umat Tuhan

20:22 Demikianlah kamu harus berpegang pada segala ketetapan-Ku dan segala peraturan-Ku serta melakukan semuanya itu, supaya jangan kamu dimuntahkan oleh negeri ke mana Aku membawa kamu untuk diam di sana.
20:23 Janganlah kamu hidup menurut kebiasaan bangsa yang akan Kuhalau dari depanmu: karena semuanya itu telah dilakukan mereka, sehingga Aku muak melihat mereka.
20:24 Tetapi kepadamu Aku telah berfirman: Kamulah yang akan menduduki tanah mereka dan Akulah yang akan memberikannya kepadamu menjadi milikmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya; Akulah TUHAN, Allahmu, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain.
20:25 Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu haramkan.
20:26 Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku

Informasi: Fasal 17-26 : Hukum Kesucian [Inggris: Holiness Code].
Fasal 19:1-37: Kudusnya hidup.
Fasal 20:1-27: Kudusnya umat TUHAN.
Fasal 21:1-33: Kudusnya para imam.
[kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm.55f

1. Pengantar

Undang-undang kekudusan [Inggris: Holiness Code] (Im 17-26) disusun di Yerusalem sebelum pembuangan. Ketika Kitab Ulangan yang berasal dari Utara dalam persiapan penerbitannya, dan segala sesuatu dipusatkan pada perjanjian dan pemilihan dari pihak Allah, imam-imam di Yerusalem ingin menetapkan kebiasaan yang dijalankan di Bait Allah, berpusat pada ibadah, untuk mengingatkan umat bahwa Allah adalah suci, sama sekali berbeda.

Ciri khas Kitab Imamat ialah: Hampir tidak ada cerita di dalamnya. Hanya ada cerita tentang pemberontakan Nadab dan Abihu (bab 10). Tetapi cerita ini hanya mau menegaskan bahwa siapapun juga harus berpegang teguh pada aturan ibadat, kalau tidak ia dihukum Tuhan. Lain-lain bagian Kitab Imamat hanya memuat hukum, aturan dan undang-undang saja. Ada cukup banyak hukum dan aturan yang serupa atau sejalan dengan yang tercantum dalam Kitab Keluaran. Tetapi dalam Kitab Imamat semua disoroti dari sudut pandangan para imam.

Membaca hukum dan aturan biasanya cukup membosankan. Apa lagi hukum dan aturan dari zaman dahulu seperti yang termuat dalam Kitab Imamat. Namun justru hukum dan undang-undang suatu bangsa menyingkapkan ciri-corak bangsa yang bersangkutan. Dalam hukumnya menjadi nyata nilai-nilai mana dijunjung tinggi oleh suatu bangsa; mana cita-cita yang dikejar; bagaimana anggota-anggota itu memperlakukan satu sama lain dan saling menghargai. Demikian pun halnya dengan hukum dan undang-undang yang tercantum dalam Kitab Imamat. Boleh dikatakan bahwa dalam kitab ini bangsa Israel nampak sebagai bangsa yang seharusnya “Umat yang kudus”. Ini nampak dalam sikap dan ibadatnya kepada Allah dan yang kudus itu, terhadap sesama anggota umat yang kudus itu, terhadap tanah milik Tuhan dan terhadap waktu yang dikuduskan Tuhan.

2. Eksposisi

Informasi: Fasal 17-26 : Hukum Kesucian [Inggris: Holiness Code].
Fasal 19:1-37: Kudusnya hidup.
Fasal 20:1-27: Kudusnya umat TUHAN.
Fasal 21:1-33: Kudusnya para imam.

20:1-27 Hukum serba-serbi mengenai kejahatan yg mengerikan

(Ay) 22-26: Ay-ay ini mengingatkan kepada Israel bahwa kejahatan-kejahatan besar yg baru saja diuraikan [dalam penggalan sebelum ini] itu adalah kejahatan-kejahatan orang-orang yg negerinya akan mereka duduki. Negeri itu telah ‘memuntahkan’ (bnd 18:25) penduduknya bagi keburukan-keburukan mereka, dan Israel akan menderita hal yg sama, jika ia melakukan keburukan-keburukan itu (bnd 18:28). Namun negeri itu adalah warisan mereka, dan negeri itu adalah negeri yg baik (Kel 3:8, 17).

TUHAN telah memisahkan mereka. Perhatikan pemakaian kata itu hingga 3 kali dalam ay 24-26. Bagian ini jelas menunjukkan,bahwa tujuan pokok dari hukum-hukum yg mengenai makanan dalam ps 11 itu adalah untuk mengadakan dan memajukan suatu pemisahan yg tegas antara Israel dan orang Kanaan. Karena makan dan minum penting dalam hidup sehari-hari umat, dan karena ay 22-26 dimaksudkan sebagai kesimpulan bagi kumpulan hukum yg besar ini, yaitu hukum upacara-upacara keagamaan dan moral, yg harus ditaati oleh umat, maka penunjukan kembali ke ps 11 yg dengannya hukum-hukum di mulai, adalah tepat sekali. Supaya kamu menjadi milikKu. Di sini seluruh tujuan hukum secara singkat dirangkumkan.

Umat TUHAN harus menaati hukumNya, jika mereka benar-benar adalah milikNya.

Informasi: Dengan pemberian undang-undangNya itu Allah dikatakan “bermaksud” hendak menertibkan kehidupan umatNya, tetapi dalam hal ini firmanNya tak boleh disama-ratakan dengan perkataan manusia. Firman Allah memang menyatakan maksud dan kehendakNya, sebagaimana halnya dengan tiap-tiap perintah atau keputusan manusia juga. Tetapi dengan melebihi sifatnya sebagai pernyataan, keputusan atau pemberitahuan itu, hukum-hukum Allah mengerjakan (melaksanakan) apa yang dinyatakannya . . . Allah menertibkan kehidupan umatNya; Ia tidak menyuruh umat itu supaya hidup dengan tertib! Allah “menguduskan” mereka (Im 20:8; 22:32; 21:8; Kel 31:13; Yeh 20:12); Ia tidak hanya menyuruh mereka, supaya “menjadi orang-orang kudus” (Kel 22:31; Im 19:2; 20:26). Allah “menebus” atau “membebaskan” suatu umat bagi diriNya serta menjadikan mereka menjadi hamba-hambaNya yang merdeka terhadap segala kuat-kuasa yang memperbudaknya; Ia tidak hanya menyuruh mereka supaya hidup seperti orang-orang merdeka. Allah menyatukan mereka menjadi suatu “jemaah” atau “perkumpulan” yang bersifat persekutuan dan persaudaraan antara sesamanya sendiri; Ia tidak hanya menyuruh mereka supaya hidup seperti saudara-saudara. Firman Allah mengerjakan semuanya ini. FirmanNya yang berupa hukum-hukum itu berkuasa untuk melaksanakan maksudnya, dan sungguh-sungguh memakai kuasanya.

Adalah dengan sengaja kita tekankan sekali lagi kuasa hukum-hukum Allah itu: sudah terlalu biasa kita menilai hukum-hukum itu semata-mata sebagai peraturan yang sempurna sendiri, tetapi yang baru “mendapat” pengaruh dan kuasa, apabila umat Israel sudi menaatinya. Hukum-hukum Allah memang menuntut ketaatan. Tetapi justru bangkitnya ketaatan yang sukarela ini adalah disebabkan oleh pengaruh hukum-hukum Allah itu sendiri; hukum-hukum itu hanya menuntut apa yang serentak diberikannya juga. Apabila umat Israel tidak menaatinya; maka itu berarti bahwa mereka belum sampai mendengarkannya, belum membuka dirinya untuk kuasa-kuasa hukum itu. Segala puji patut diberikan kepada kuasa firman itu sendiri, apabila manusia membuka diri untuknya. Bangkitnya ketaatan itu adalah tidak kurang ajaib daripada “kelahiran” dan “kehidupan” Israel sebagai umat TUHAN --- baik pada permulaannya maupun di sepanjang masa!

Dibutuhkan suatu ketaatan untuk tetap hidup di dalam kekudusan. Allah berfirman bahwa setiap orang percaya adalah lebih daripada pemenang. tetapi ada banyak juga orang percaya yang hanya mau hidup berkemenangan tetapi tidak mau taat. Atau juga mengerti Firman, hafal Firman tetapi tidak pernah mau taat pada Firman itu. Allah sangat menghargai ketaatan setiap umatnya. yang Dia cari adalah sekelompok orang-orang percaya yang mau taat padaNya.

*Mazmur 199:11* /dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau/. Kunci dari ketaatan adalah menyimpan Firman Allah di dalam hati kita. Jika tidak demikian maka mudah bagi seseorang untuk tidak taat lalu jatuh ke dalam dosa; meskipun orang tersebut mengerti dan mengetahui seluruh Firman, bahkan menghafalnya. Firman Allah yang kita simpan di dalam hati kita akan menjadi suatu alarm atau peringatan jika kita sudah mulai menyimpang dari FirmanNya. Firman tersebut akan mengingatkan kita sehingga kita sadar lalu taat akan Firman itu dan berbalik kepada Tuhan, dan terhindar dari suatu dosa.

Suatu pertanyaan bagi jemaat yang saya harap dijawab langsung: Apakah jemaat mau melihat Tuhan?

Mari buka kitab PB dan melihat Firman Tuhan pada Ibrani 12:14 = Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.


Amin

ITT - 21 Agustus 2008

Wednesday, August 20, 2008

1 Samuel 12:20-25


Perikop: Samuel minta diri dari bangsa itu

12:20 Dan berkatalah Samuel kepada bangsa itu: "Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti TUHAN, melainkan beribadahlah kepada TUHAN dengan segenap hatimu.
12:21 Janganlah menyimpang untuk mengejar dewa kesia-siaan yang tidak berguna dan tidak dapat menolong karena semuanya itu adalah kesia-siaan belaka.
12:22 Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, sebab nama-Nya yang besar. Bukankah TUHAN telah berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya?
12:23 Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
12:24 Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.
12:25 Tetapi jika kamu terus berbuat jahat, maka kamu akan dilenyapkan, baik kamu maupun rajamu itu."

Pemimpin yang Bijak

Tidak banyak pemimpin yang mengakhiri kepemimpinannya dengan baik.Ada yang jatuh di tengah jalan karena ambisi pribadi, ada pula yang jadi gila kuasa sehingga tidak mau turun, meski sudah waktunya.

Era hakim-hakim berakhir dan era kerajaan dimulai. Samuel sudah menghantar umat Israel sesuai dengan panggilannya sebagai hakim dan nabi. Saul sudah diterima dan dilantik sebagai raja. Berikutnya kepemimpinan Samuel akan dilanjutkan oleh Raja Saul. Bentuk dan cara kepemimpinan pasti berbeda, tetapi hal-hal esensial harus sama.

Pertama, kepemimpinan Samuel bersih dari ambisi dan kepentingan pribadi (ayat 3-5). Maka Saul dan setiap pemimpin harus menyadari godaan besar untuk menyelewengkan kuasa dan otoritas yang mereka miliki.
Kedua, kepemimpinan Samuel berpusat kepada Tuhan. Tuhan adalah Pemimpin Utama (ayat 7-17). Samuel menegaskan dan mengajarkan bahwa umat Tuhan harus setia dan taat, hanya kepada Tuhan. Walaupun Tuhan memberikan raja sesuai permintaan mereka, kesetiaan utama tetap ditujukan kepada Tuhan.
Bahkan raja pun harus tunduk kepada Dia (ayat 14).
Ketiga, kepemimpinan Samuel didasarkan pada keadilan dan kebenaran Allah, juga pada belas kasih dan kesetiaan-Nya (ayat 20-25).

Memang umat berdosa ketika meminta raja, tetapi saat mereka mengakui dan menyesali dosa, Tuhan mengampuni dan memulihkan.
Dalam beberapa hal, kepemimpinan Saul memiliki kualitas seperti yang ditunjukkan Samuel. Namun itu baru permulaan. Masih harus diuji, apakah Saul sukses sampai akhir.

Godaan untuk menyelewengkan otoritas dan kuasa yang dipercayakan kepada kita, sangat besar. Juga tak sedikit oknum pemerintahan, masyarakat, gereja, maupun rumah tangga, yang kacau karena kepemimpinan yang tidak konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Bila kita menjadi pemimpin, berilah diri kita dipimpin oleh Tuhan lebih dulu. Bila kita tidak dalam posisi pemimpin, dukunglah para pemimpin kita, salah satunya dengan doa.

Sikap, tindakan dan nasehat Samuel.
1) Samuel memberikan tanda / mujijat (ay 16-18). Pada ‘musim menuai’ tidak biasanya ada guruh / hujan.
Ini menyebabkan:

a) Israel menjadi takut (ay 18,20). Mereka takut karena sadar akan dosa. Ada orang yang sadar akan dosa tetapi tidak takut.
b) Israel minta didoakan (ay 19). Dalam Perjanjian Lama memang seseorang harus berdoa melalui seorang pengantara yaitu imam. Tetapi dalam Perjanjian Baru kita tidak lagi mempunyai imam / pengantara manusia biasa. Imam / pengantara kita satu-satunya adalah Yesus (1Tim 2:5 Ibr 4:14-16). Karenanya setiap orang kristen bisa berdoa

2) Samuel tetap mendoakan Israel dan mengajarkan jalan yang baik dan lurus (ay 23). Ada beberapa hal yang bisa didapatkan dari ay 23 ini:
a) Tidak melakukan doa syafaat adalah dosa!
Karena itu baik dalam doa pribadi maupun dalam persekutuan doa, banyaklah berdoa untuk gereja, jemaat, majelis jemaat, pendeta, pengurus & pelayan BPK. Juga untuk negara dan bangsa!
b) Di sini terlihat keagungan dan kesalehan Samuel.
Permintaan Israel akan seorang raja, sebetulnya menyebabkan Samuel merasa dirinya ditolak, sehingga Tuhan harus menghibur dia (1Sam 8:7). Tetapi ia tetap mengasihi Israel dan mau mendoakan dan mengajar mereka.

Dalam hal ini ia memberikan teladan yang sangat mulia kepada semua pemimpin, menunjukkan bahwa mereka tidak boleh disesatkan oleh sikap tidak tahu berterima kasih dari bawahan mereka, dan karena hal itu lalu membuang semua minat / perhatian terhadap kesejahteraan mereka, tetapi mereka harus makin bertekun dalam memikirkan mereka.

3) Nasehat Hikmat Samuel (ay 13-15,20-22,24-25).
Sekalipun sudah salah dengan minta raja, tetapi mereka harus taat kepada Tuhan. Kalau tidak, mereka dan raja mereka akan dilenyapkan.

(1). hikmat kepatuhan/ketaatan (20-21)
a. mengikuti Tuhan
a.1. jangan Takut (kel20:20) - 20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."
a.2. dengan segenap hati (ulangan10:12) - 10:12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,

b. Jangan berpaling
b.1. mengikuti Tuhan
b.2. mencari kesia-siaan (kol2:8) - 2:8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.

(2). hikmat iman (22)
a. kehadiran Tuhan (ibrani 13:5) - 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
b. dalam lindungan Tuhan (Ibrani 13:6) - 13:6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

(3). Hikmat doa (23a)
a. tanpa henti (1tes5:17) - 5:17 Tetaplah berdoa.
b. berdoa untuk orang lain (1tim2:1) - 2:1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,

(4). Hikmat ajaran (23b-25)
a. guru (23b) - (2tim3:2) - 3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
b. pelajaran (24) - (maz143:10) - 143:10 Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata
b.1. takut akan Tuhan
b.2. beribadah dengan benar
b.3. beribadah dengan segenap hati

ITT - Khotbah pada Ibadah BPK-PW SP6 - 20-08-2008

Tuesday, August 5, 2008

Bilangan 6:22-27


PERIKOP: UCAPAN BERKAT IMAM

6:22 TUHAN berfirman kepada Musa:
6:23 "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:
6:24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
6:27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."

Berkat dari Tuhan

Pengantar:

Dalam Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu:
- Mempersembahkan korban karena dosa dihadapan orang banyak,
- Memasuki tempat kudus serta mendoakan orang banyak,
- dan keluar dari tempat itu serta memberkati orang banyak.

Imam-imam dalam Perjanjian Lama boleh masuk ke dalam "Tempat Kudus" pada kemah dan kaabah, tetapi hanyalah Imam Besar yang boleh masuk ke dalam tempat "mahakudus" setahun sekali pada "hari pendamaian".
Para ahli berpendapat bahwa kata-kata berkat yang diucapkan sesudah Imam Besar keluar dari tempat "mahakudus" terdapat dalam Bilangan 6:22-27*.

Kitab Bilangan adalah kitab keempat dalam Taurat. Kitab ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh bangsa Yahudi ketika berada selama 38 tahun di padang pasir. Bilangan 1:1 (tahun ke 2).
Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut be-midbar, yang artinya adalah di “daerah liar”, kata-kata pertamanya dalam kitab ini. Sedangkan kata bilangan adalah terjemahan dari numeri, tentang cacah jiwa bangsa Yahudi.
Sensus penduduk ini tercatat dilakukan dua kali. Sensus ini hanya mencatat pria Israel berumur 20 tahun ke atas yang mampu berperang, yang berarti para wanita, anak-anak, dan manula jika dihitung dapat membuat jumlahnya dua kali lebih banyak. Sensus pertama dicatat pada pasal pertama setelah bangsa Israel keluar dari Mesir.
Bil 1:45-46 = Jadi semua orang Israel yang dicatat menurut suku-suku mereka, yaitu orang-orang yang berumur dua puluh tahun ke atas dan yang sanggup berperang di antara orang Israel, berjumlah [603.550] orang.
Sedangkan sensus kedua (pasal 26) yang dilakukan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan mencatat jumlah bangsa Israel berkurang 1820 orang. Bilangan 26:51 = Itulah orang-orang yang dicatat dari orang Israel, [601.730] orang banyaknya.

Isi:

Allah berkehendak memberkati umat-Nya melalui perantaraan imam. Terlihat di sini bahwa berkat mengalir dari kasih karunia-Nya, karena keinginan hati-Nya.
Berkat ini terdiri dari tiga bagian dan tiap bagian terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan.

Berkat yang pertama: "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau "(24).
Dalam berkat ini tergambar pemeliharaan Allah atas umat-Nya secara penuh. Umat dilindungi dari segala sesuatu yang jahat. Berkat Allah tercurah dalam tindakan yang menyatakan kebaikan-Nya.

Berkat yang kedua: "TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia" (25).
Ini merupakan tanda perkenan Allah atas diri seseorang. Dengannya orang boleh merasa yakin bahwa Allah akan mendengar doanya dan menyelamatkan dia dari musuh, penyakit, dan dosa.

Berkat yang ketiga: "TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera".
Berkat ini menyatakan manifestasi kuasa yang memelihara manusia dan yang akan menghasilkan damai sejahtera. Ketika Allah memandang seseorang, itu berarti Ia berkenan atas orang itu dan akan menyelamatkan dia dari kesukaran (band. Mzm. 33:18; 34:16).

Masing-masing ayat 22-26 itu terdiri dari dua bagian yang saling menjelaskan (ay. 24: memberkati - melindungi/menjagai; ay. 25: menyinari dengan wajahNya - kasih karunia/menyayangi; ay. 26: menghadapkan wajah/memandangi - memberi damai sejahtera/menaruh kedamaian).

Ketika murid-murid Tuhan Yesus sedang dalam kekalutan menerima kenyataan bahwa Sang Guru telah dihukum mati dengan cara disalibkan. Tuhan Yesus setelah kebangkitanNya menampakkan diri kepada mereka denga ucapan "damai sejahtera bagimu"

Yohanes 20:26, Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: 'Damai sejahtera bagi kamu!'

Catatan: kata "Damai Sejahtera = Syalom pada ayat 26
Kata syalom pada umumnya diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia menjadi damai, selamat, atau sejahtera. Namun sebenarnya syalom mempunyai arti yang jauh lebih banyak.

Uraian:
- Syalom berarti sehat walafiat. Ketika pemazmur mengaduh karena seluruh badannya terasa sakit, ia menyebut bahwa tulang-tulangnya tidak berada dalam keadaan syalom. Katanya, “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarahMu, tidak ada yang selamat (syalom) pada tulang-tulangku oleh karena dosaku” (Maz 38:4)

- Syalom pun berarti umur panjang. Syalom berarti meninggal dunia setelah menempuh hidup yang penuh arti. Syalom itu dijanjikan kepada Abraham oleh Tuhan, ”Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera (syalom); engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu” (Kej 15:15)

- Syalom juga berarti selamat atau terhindar dari ancaman bahaya. Ketika Gideon disiapkan untuk memimpin umat Israel pulang ke negeri mereka, Tuhan berjanji, ”Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati” (Hak 6:23)

- Syalom juga berarti hidup rukun dengan orang lain (perhatikan istilah ”perhubungan baik” di Hak 4:17), terlebih lagi dalam keluarga. Bahkan syalom itu bisa juga meluas dengan sahabat.

Yonatan berkata kepada Daud, ”Pergilah dengan selamat (syalom); bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama Tuhan, demikian: Tuhan akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya” (I Sam 20:42)

Jadi, syalom adalah damai sejahtera dalam arti yang seluas-luasnya. Syalom adalah keadaan (kata sifat syalem berarti utuh). Syalom adalah keadaan tidak terganggu oleh penyakit, malapetaka, keributan, kekerasan dan perpecahan. Syalom adalah keadaan serasi dan selaras. Syalom adalah keadaan sentosa dan sejahtera dalam hidup sehari-hari.

Harap disimak baik-baik supaya tidak timbul salah paham. Syalom bukan perasaan, melainkan keadaan. Syalom bukan urusan hati seorang individu, melainkan urusan hidup bersama secara komunal dan universal.

Syalom bukan hanya diharapkan melainkan juga diusahakan. Kita terpanggil mengusahakan syalom untuk orang lain, bahkan untuk masyarakat luas.

Umat Israel yang sedang dibuang di Babel disuruh mengusahakan syalom untuk negeri asing itu:
”Usahakanlah kesejahteraan (syalom) kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yer 29:7)

Lalu, dari manakah datangnya syalom? Apakah sumbernya?

Ingatlah, syalom datangnya hanya dari Tuhan Allah semesta alam. Sumber syalom adalah Allah sendiri. Dialah yang empunya syalom dan kita hanya akan disanggupkan untuk menghadirkan syalom di tengah-tengah masyarakat apabila kita senantiasa bergantung pada Allah semata - Sumber syalom itu sendiri, sebagaimana Gideon mewujudkan pengakuannya pada saat ia membuat sebuah mezbah dan menamainya: Yehovah Shalom

KJV Hak 6:24: Then Gideon built an altar there unto the LORD, and called it Jehovahshalom:

(Sebagian dikutip dari buku: Selamat Sejahtera oleh DR.Andar Ismail)

Kata “berkat” memiliki makna yang spesifik dalam Perjanjian Lama. Allah memberkati umat-Nya dengan menganugerahkan keturunan, kekayaan, tanah, kesehatan, dan kehadiran-Nya sendiri di tengah-tengah mereka. Mereka yang berada dalam pemeliharaan Allah akan dilindungi. Berkat Tuhan memberikan gambaran tentang suasana penuh perlindungan, kasih karunia, dan damai sejahtera. Juga gambaran kasih Allah yang makin lama makin dalam.

Berkat adalah tindakan terakhir Kristus sebelum terangkat ke Surga
Lukas 24:50-51 = Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.

Banyak orang cenderung dekat dengan Allah karena mengharapkan berkat-Nya. Ini tidak sepenuhnya salah sebab Allah memang sumber berkat. Tetapi jangan hanya mengharapkan berkat lalu menomorduakan Sumber berkat. Kiranya kerinduan kita yang terutama adalah hidup dekat dengan Allah dan menikmati berkat yang lahir dari kedekatan itu.
Menikmati berkat yang sejati adalah membagi berkat itu sendiri dengan lingkungan kita, berupa pelayanan kasih terhadap sesama. Bagi ibu-ibu, berkat Tuhan adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan memnjadi berkat atas rumahtangga masing2, lalu rumahtangga itu akan bercahaya dan menjadi berkat bagi sekelilingnya.

Kesimpulan:

Sejak penciptaan manusia, Allah sudah menyatakan diri sebagai Allah yang memberkati umat-Nya (Kejadian 1:27-28). Saat memanggil Abraham, Allah menjanjikan berkat kepada Abraham serta kepada seluruh kaum di muka bumi (Kejadian 12:2-3). Berkat bagi seluruh kaum di muka bumi ini direalisasikan dengan diberikan-Nya Yesus Kristus untuk mati menebus dosa manusia.

Berkat keselamatan tersebut diberikan semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah, bukan karena kita layak menerimanya.

Berkat paling berharga di dunia ini bukanlah berkat materi, melainkan berkat keselamatan. Berkat materi bisa lenyap sewaktu-waktu, tetapi berkat keselamatan bersifat kekal. Di samping itu, berkat keselamatan merupakan jaminan pemeliharaan Allah atas hidup kita saat ini (Roma 8:32). Berkat tersebut ditujukan bagi kita dan bagi semua orang di dunia ini.

Sebagaimana berkat Allah kepada Abraham dimaksudkan agar Abraham bisa menjadi berkat bagi orang lain (Kejadian 12:2), kita yang sudah menerima berkat keselamatan wajib membagikan berkat tersebut kepada orang lain. Kita diberkati supaya kita menjadi berkat!

ITT - Khotbah pada Ibadah BPK-PW SP4 05-08-2008