Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, May 22, 2009

Kisah Para Rasul 1:12-14


1:12 Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.
1:13 Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus.
1:14 Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Rasul-Rasul Menanti-nanti

12Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. 13Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. 14Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.


Pendahuluan: Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.

Tujuan: Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.

(1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
(2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan peranan Roh Kudus sebagai penyertaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.

Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka—kuasa untuk menjadi saksi-Nya

(1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; #/TB Kis 1:1-7:60),
(2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; #/TB Kis 8:1-12:25), dan
(3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; #/TB Kis 13:1-28:31).

Isi:

Bahasan 1. Ayat 12. Jarak Bukit Zaitun & Yerusalem.
Bahasan 2. Ayat 13. Pasangan2 Rasul sebagai saksi - saksi (I Timotius 5:19 Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.)
Bahasan 3. Ayat 14 - Berdoa

Apa yang bisa dilakukan oleh para pengikut Yesus, sepeninggal Yesus naik ke surga untuk melaksanakan tugas yang Tuhan embankan kepada mereka (Mat. 28:19-20
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.")?

Mereka hanya kawanan kecil, tak lebih dari 120 orang (ayat 15). Mereka pun bukan orang-orang yang memiliki nama besar atau kekuatan tertentu.
- Di antara sebelas rasul, sebagian besar pernah melarikan diri atau menyangkal Yesus, dan punya konsep Kerajaan Allah yang masih keliru (ayat 6). Memang mereka murid-murid inti Yesus, tetapi apa yang bisa mereka lakukan?
- Kemudian ada para wanita yang mengikut Yesus. Mungkin sebagian dari antara mereka memiliki kekayaan yang pernah mendukung pelayanan Yesus (Luk. 8:1-3 8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, 8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, 8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.).
- Yang agak mencengangkan adalah para saudara Yesus. Dulu waktu Yesus masih hidup, mereka termasuk yang menentang dan memusuhi Dia (Mrk. 3:21
3:21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.).
- Akhirnya ada juga para pengikut Yesus yang lain. Mereka hanyalah sekelompok orang yang tidak memiliki apa-apa yang dapat diandalkan.

Apa yang mereka bisa lakukan? Yang jelas mereka menaati pesan Tuhan Yesus untuk tinggal di Yerusalem menantikan kuasa Roh Kudus memenuhi mereka (ayat 4-5). Hanya oleh kuasa Roh Kudus mereka akan dimampukan menjadi saksi-Nya hingga ke ujung dunia. Mereka melakukannya dengan sikap bersekutu, bersehati dalam doa (ayat 14).

Gereja pada masa kini tidak beda jauh dengan persekutuan murid-murid Tuhan yang perdana ini. Tidak signifikan secara jumlah dan sepertinya tidak memiliki kekuatan apa-pun untuk melaksanakan misi yang Allah embankan kepada mereka. Bahkan di berbagai penjuru dunia, gereja dikejar-kejar dan dianiaya agar musnah. Namun kunci kekuatan bahkan kemenangan terletak pada sikap mereka yang bersandar penuh kepada Allah sumber kekuatan mereka. Oleh karena itu, dalam masa-masa menjelang peringatan Pentakosta mari kita meneladani para murid Yesus dengan bertekun dan bersekutu dalam doa. Mari kita menantikan sampai kuasa yang dari Atas dicurahkan atas umat-Nya.

ITT - 22 Mei 2009 - Ibadah PKB SP1 di Bpk.Waworuntu

Wednesday, May 6, 2009

Hagai 2:1–10

2:1a pada hari yang kedua puluh empat dalam bulan yang keenam.
2:1b Pada tahun yang kedua zaman raja Darius,
2:2 dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
2:3 "Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian:
2:4 Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?
2:5 Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam,
2:6 sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!
2:7 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;
2:8 Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.
2:9 Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
2:10 Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."

1. Kronologi

Tahun 586 sM: Yerusalem dan Bait Suci dihancurkan.
Tahun 538 sM: Rombongan pertama para buangan kembali ke Yerusalem.
Tahun (kira-kira) 520-480 sM : Masa pelayanan Nabi Hagai dan Zakharia.
Tahun (kira-kira) 520 sM: Kitab Hagai ditulis.
Tahun 516 sM: Bait Suci rampung pembangunannya.
Tahun 458 sM: Rombongan kedua para buangan kembali ke Yerusalem. Pemimpin rombongan: Ezra.
Tahun (kira-kira) 440-430: Masa pelayanan nabi Maleakhi.

Informasi:

Intisari nubuat dalam Kitab Hagai ialah bahwa Hagai memperjuangkan pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem. Setelah pembuangan, sudah diletakkan dasar Bait Suci yang baru, tetapi pembangunannya tidak pernah dilaksanakan. Jangan kita heran bahwa pembangunan-kembali Bait Suci begitu dipentingkan. Setelah pembuangan, Bait Suci menjadi lambang agama Yahudi, dan pusat kehidupan rohani di Yehuda.

Dalam nubuat pertama (Hag 1:2-14) dicantumkan diskusi antara nabi Hagai dengan bangsa Yehuda tentang pembangunan-kembali Bait Suci. Bangsa Yehuda mengatakan: “Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah Tuhan!” (Hag 1:2). Tetapi Hagai menjawab: “Apakah sudah tiba waktunya untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hag 1:4). Pola pikiran bangsa Yahudi ialah: oleh karena keadaan ekonomi belum mengizinkan, maka kami belum dapat membangun Bait Suci. Tetapi pola pikiran Hagai justru kebalikannya: oleh karena Bait Suci belum dibangun kembali, maka keadaan ekonomis tidak akan kunjung memuaskan.

Apa sebabnya ”langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya”? (Hag 1:10).
Sebabnya ialah bahwa Tuhan sendiri “memanggil datang kekeringan ke atas negeri” (Hag1:11). Bangsa Yehuda sibuk dengan urusan rumahnya sendiri, sedang Rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan.

Pesan nabi Hagai sangat kena pada keadaan zamannya sendiri. Ia mendesak supaya Bait Allah segera dibangun kembali. Masa kebahagiaan dan kemakmuran akan tiba setelah Bait Allah didirikan. Maka orang Yahudi perlu mengutamakan pembangunan Bait Allah daripada kepentingan dan keuntungannya sendiri. Nabi Hagai menekankan bahwa inti kebahagiaan dan kemakmuran ialah Roh Tuhan yang tinggal pada umat (2.6) sebagai daya kekuatannya. Dan itulah sebabnya mengapa Bait Allah baru, yang agak sederhana, melebihi semarak Bait Allah yang dibangun Raja Salomo (2:10).

Dengan demikian pandangan nabi Hagai sebenarnya melampaui keadaan nyata di zamannya. Meskipun nabi berpikir kepada Bait Allah yang atas ajakannya segera dibangun oleh rakyat terpimpin oleh Zerubabel dan Yosua (1:12 dst.), namun melalui pembangunan itu pandangan nabi Hagai mencakup juga zaman keselamatan terakhir (2:6-10)

2. Eksposisi

Ayat 1: Apa maknanya mencantumkan hari dan bulan?
Pada setiap awal penggalan penting dari kitab Hagai ini selalu dicantumkan hari dan bulan. Diperkirakan untuk maksud memberi bobot historis terhadap nubuat sang nabi.
Kalau di-konversi ke sistem penanggalan yang kita pakai sekarang ini, maka tanggalnya ialah 17 Oktober, tahun 520 sM.

Ayat 3: Apa memang ada dari antara mereka masih sempat menyaksikan Bait Suci yang lama?

Ya, ada beberapa dari mereka. Bait Allah yang lama dihancurkan pada tahun 586 sM. Lalu 66 tahun kemudian mereka ini kembali ke Yerusalem dari pembuangan.
Sudah dapat diperkirakan bahwa hanya sekelumit yang mereka dapat ingat, karena waktu itu mereka masih dalam usia anak-anak.

Ayat 4-6: Kuatkanlah Hatimu.

Tuhan sendiri berfirman dan meneguhkan hati kita yang tidak kuat/kuatir atau takut. Contoh Mazmur 127:1 dari Salomo: Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

Ada jaminan Tuhan: “… bekerjalah, sebab aku ini menyertai kamu … Dan RohKu tetap tinggal di tengah-tengahmu” (ayat 5 dan 6).

Kristus Yesus Berpesan:Mat 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Mat 6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

3. Refleksi: “Rumah Tuhan”

Perhatikan 1 Kor 3:10.
- Sebuah rumah harus mempunyai bagian2 terpenting. Fondasi==>Kristus (1Kor3:11), Dinding, Atap, Pintu & jendela.
- Sebuah rumah harus dibangun dengan proses yang benar. Di dalam mendirikan sebuah rumah, seorang ahli bangunan akan mengikuti sebuah prinsip dan cara tertentu: membangun dari bawah—dimulai dengan pondasi, ke atas. Mulai dengan bagian-bagian utama, dan dengan bertahap merampungkan hal-hal yang lebih sekunder.

Itu semua dilakukan karena kita ingin punya rumah yang baik yang dapat dihuni lama dan nampak indah, baik dari luar maupun dalam.

Apakah kita memiliki kesungguhan yang sama untuk membangun ”rumah rohani” kita? Rumah rohani itu, hidup kita, adalah tempat kediaman Allah (1 Kor. 3:16); yang akan digunakanNya sebagai pusat puji-pujian dan penyembahan kepadaNya, serta akan dipakaiNya untuk menyalurkan berkat bagi dunia di sekitar kita. Bukan hanya untuk jangka waktu satu-dua atau belasan tahun, namun sampai kepada kekekalan.

Apakah kita akan sembarangan saja di dalam membangunnya? Asal comot bahan, sibuk dengan hal-hal yang sepertinya ”hebat”, tetapi melalaikan pengajaran dan disiplin rohani yang esensial? Asal menjalankan rutinitas kegiatan, tanpa tujuan dan arah pertumbuhan yang jelas?

Rasul Paulus mengingatkan bahwa ”pekerjaan masing-masing orang akan diuji ... jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah” (1 Kor. 3:13,14). Ketika ujian itu datang, ketika hujan dan badai itu turun; bagaimanakah nasib rumah kita? Tetap kokoh di atas batu karang? Ataukah akan hanyut terbawa banjir?

Marilah kita membangun rumah rohani kita dengan giat dan benar sesuai Firman Tuhan, dan dari rumah rohani itu, akan muncul hikmat sebagai isi rumah rohani kita yang memperindah; yaitu persekutuan, pelayanan dan kesaksian kita, dalam rumah tangga, jemaat dan lingkungan kita. AMIN.

ITT - 6 Mei 2009 - Khotbah pada KRT SP2 di Kel.Ibu Majir

Tuesday, May 5, 2009

Mutasi

Kacamata

Dua Pekan lalu Tante saya habis operasi mata, dokter menyuruhnya pakai kaca mata hitam terus supaya menghindari cahaya yang ekstrim. Sang tante rupanya lelah pakai kaca mata hitam dan mulai mengeluh, karena semuanya kelihatan suram dan gelap. Beberapa hari lalu di hari libur, sambil bantu istri menjemur pakaian, si tante menegurku, .... "nyong, cepat angkat cucian ... mendung, su mau hujan.." dan dengan senyum istriku berkata ... "tante, buka dulu tu kacamata" ... hahahahaha.

Begitu pula dengan kehidupan kita, segala sesuatu kita pandang dengan kacamata yang kita pakai. Ada yang pakai kacamata hitam, putih, minus, plus atau yang tidak pakai kacamata sama sekali, dan pandangannya terbuka luas untuk segala sesuatu. Ternyata, kacamata apa yang kita pakai, menentukan cara dan hasil pandangan kita.

(Pem)Berita(huan)

Pertengahan April lalu ketika singgah di kantor gereja, KTU (Kepala Tata Usaha, ... Bukan Komisi Temilihan Umum) membawa suatu map yang rupanya sedari tadi dia bawa-bawa terus karena kelihatan lusuh, ... katanya "Pak, ini ada surat dari Sinode" ...

"surat apa pak?" jawabku ....

"ehm anu pak, ... surat dari sinode, pendeta-pendeta kita dimutasi" .....

"Hmmm !!!!!" kutatap lurus pak KTU dan dengan tegas aku berkata ... "tolong berita ini disimpan dan jangan disebar-luaskan dulu".

Dengan menarik napas pelan aku membuka map, itu dan mulai membaca surat dari MS-GPIB. Ternyata isinya Pemberitahuan tentang Mutasi Pendeta, yaitu KMJ dan PJ kami, serta satu surat tembusan perihal pemberitahuan mutasi KMJ kami yang baru. Suratnya sendiri singkat, jelas dan tegas; Segera buat biaya mutasi, kirim ke sinode dan efektif Mei 2009, mutasi harus segera terlaksana (seng pake 3 bulan parsis dolo-dolo = nda' pakai 3 bulan kayak dulu => karena tidak sesuai Tager).

Surat kuamankan sementara dan rupanya pesanku itu diteruskan KTU ke karyawan yang lain, dan mereka dengan penuh pengertian kembali (pura-pura) sibuk dengan kerjaan masing-masing, pantas saja tadi waktu tiba dan bersalaman dengan mereka, semuanya menatapku dengan tatapan seribu kata yang bungkam .... bukan main ... cerewetnya itu mata ....

Dari Kacamata Karyawan Kantor Majelis Jemaat memperlihatkan anggapan mereka bahwa mutasi yang terjadi adalah sebuah bentuk Otoritas MS sebagai pimpinan tertinggi dari para Pendeta ..... sambil bertanya-tanya .. salah apa ya pendeta kita ... kok cepat betul pindahnya.

Dengan "lancang" (padahal baru saja melarang karyawan) .... aku menelepon beberapa rekan-rekan PHMJ dan "breaking the news" ... (hihihi ... enak juga rasanya jadi pemberita yang heboh) ... makanya kutekan suaraku sedemikian rupa sehingga terdengar datar (cailaaahhhh) ... beri info singkat dan jelas, dan disepakati bahwa hari Sabtu PHMJ akan rapat membahas surat itu. Setelah menelepon dan ditelepon ulang dan ditelepon lagi .... akhirnya kami sepakat untuk membatasi berita itu dengan pertimbangan bahwa issu mutasi masih peka bagi jemaat kita ..... (atau peka untuk kita ya .... padahal itu bukan issu lho, itu pemberitahuan resmi dari MS-GPIB).

Dari Kacamata PHMJ .... hmmmm ... sesuai bidanglah .... yang IAI langsung pikir jadwal ibadah, yang Pelkes berkerut soal perkunjungan dan jadwalnya, yang urus administrasi merasa harus buat surat, tim pisah sambut, dsb dll dsb lagi .... dan yang Daya Dana berkerut karena mutasi kali ini bukan cuma satu tapi dua pendeta, ... dua-duanya ..... biaya bo' ... Rangkuman hasil kacamatanya ..... MS-GPIB cukup mengejutkan karena KMJ baru bermasa tugas 2 tahun 9 bulan dan PJ baru sekitar 1 tahun 6 bulan ketika berita musibah .. eh kok musibah sih ... mutasi (Ralat, maaf ya pembaca) ... ini diterima..... dan samar-samar nampak kening yang berkerut ... biayanya cukup mahal ya ... padahal baru mau rencana ini ... itu ...

Untung saja Mutasi Pendeta kemarin di SMJ Tahun anggaran 2009-2010 sudah dianggarkan ... maklum ... para penatua senior kayaknya sudah dapat "wangsit" bahwa tahun anggaran ini ada mutasi .... katanya berdasarkan pengalaman ... ah inilah untungnya punya senior ....

Ybs dan SBY

Eh kok lupa sama ybs ya? pengen tau ya .. reaksi yang termutasi ..... sabar dong.

Seperti biasa KMJ ybs kelihatan kalem seperti SBY ... barangkali karena sesama nama walau hanya "S"nya yang sama.

Basa-basi sedikit ngikuti arus beliau yang kalem, akhirnya aku langsung juga nyeletuk ... :"kuliahnya gimana pak?"

Senyum (lagi) beliau membalas ... sudah pak .. tinggal ujian kok ....

(bernafas lega aku ..) padahal tadi sudah mau marah saja pakai kacamataku yang burem dan jelek ini ..... MS ini gimana sih? Mosok kasi izin/rekomendasi studi KMJ kami tapi saat studinya belum selesai sudah di mutasi? ... Maaf Bapak Ibu di MS ini baru di pikiran belum terlontar di kata .... jadi belum resmi ....

Rupanya Juni ini beliau sudah maju ujian magister, .... tesisnya sudah selesai ... minus diperiksa karena pemilu .. (lho kok? ... ialah .. maklum .... ada pembimbingnya yang ikut pemilu legislatif di daerahnya). Jadi sekarang karena sudah lengkap pembimbingnya & sudah bisa mulai diperiksa (apalagi kalau terpilih ya pak ... semoga deh .... biar periksanya lancar dan KMJ kami lebih cepat maju ujian).

Langsung ke kesimpulan setelah berbincang 20 menitan .... Kacamata KMJ .... MS pasti mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang cukup matang untuk memutuskan mutasi, ... kalau ujian dan anak sekolahan cuma soal teknis kok.

Mau bertanya ke PJ beliau sudah nda' di tempat dan harus kembali kerja kalau tidak nanti bisa-bisa aku kena mutasi juga.

Sorenya, pulang kerja simpan kendaraan dan langsung sambar alkitab, ... mau ke ibadah di tetangga .... eh .. teleponku bunyi ... rupanya seorang kawan di GPIB tetangga ......

"Sore kawan, .. bagaimana disitu? kok KMJ & PJ kalian dimutasi ya?.

"Tau dari siapa pak? ... (keki juga sih, ... kok sudah ke tetangga ya beritanya?) ...

"Oooo sumbernya dari si C, dia katanya dengar dari B, lalu ... katanya .... B dengar langsung dari A, nahhh ... si A ini katanya dia keberatan karena bla bla bla bla ... cut.

Untuk pertanyaan "kawan" di tetangga ... terpaksa aku no comment, dengan alasan mau ibadah .... (wah telat nih, sudah doa pembukaan ...).

Masih sempat terlintas di tengah ibadah ... Kacamata Tetangga ternyata sangaaat besaaaaaar dan tembusssss pandang, karena bisa lihat ke dalam rumah kami ...semoga nda' ada orang rumah yang buka pintu dan jendela biar kelihatan isi rumah kita ... ampuni aku dan diamkan suara itu ya Bapa.

Pesta Sukacita

Waktu berjalan, informasi mengalir silih berganti, isu merebak sana-sini, akhirnya perlahan tapi pasti jemaat mulai menerima informasi dan mengolahnya dengan arif (informasi lho, bukan issu ... ) ..... bahkan ada yang telah mendoakannya dalam Persekutuan Doa & Ibadah-ibadah KRT.

Suatu hal yang merupakan pembelajaran bagi kami semua, bahwa mutasi pimpinan, yaitu KMJ atau PJ haruslah disikapi dengan sangat arif oleh seluruh pihak, baik oleh pendeta maupun jemaat. Sikap arif itu harus dilakukan dan bukan hanya diperagakan ... (ssssttt ... beda ya ...?), dan kembali ke kacamata ..... setelah saling pinjam pandang dan melihat dari berbagai sudut pandang, maka akhirnya terlihat seperti ini:

1. Tahun 2010, adalah tahun Persidangan Sinode. Di tahun depan ini, semua jemaat akan menyisihkan pengeluaran ekstra dengan mengirim wakil mereka ke Persidangan di Jakarta, nah ... PST juga berlangsung di Lawang pada awal 2010, yang walau hanya mengirim wakil Mupel, toh tetap ada biaya juga. Jadi so pasti MS dengan bijak sudah menghitung hal ini, supaya tidak ada penumpukan biaya dan mutasi di tahun Persidangan Sinode. Pembiayaan jadi ringan, urusan MS juga agak ringan ... bayangkan .... atur gerbong mutasi + embel-embelnya, yang kalau ada resistensi atau lobby-lobby tertentu, bisa kacau tuh gerbong urutan mutasi. Belum lagi mesti cari tempat yang pas buat suami-istri pendeta ...... ribet betul!!! (Coba saja bro sis, ambil kertas dan pulpen lalu tulis sekitar 30 nama pendeta dengan talenta masing-masing, lalu buka peta jemaat en sebar tu nama .... jang lupa yang pasangan pendeta, jang lupa masa tugas, kemampuan jemaat, lama penjemaatan, ada ribut ka seng di jemaat, masa tugas pendeta, anak berapa, cucu berapa, sekolah kelas berapa dll dsb dan yang terakhir ... jang lupa dorang pe perasaan!!! .... memang enak jadi MS?).

Ada juga sih yang komentar .... (biasalah, lagi demam pemilu barangkali), katanya; kalau menjelang PS selalu begitu ... karena ada kepentingan dari para calon-calon MS nanti, jadi mesti sebar kekuatan di mupel-mupel. Tapi itu menurutku sah-sah saja, dalam kerangka positif, bahwa ada kepentingan? itu jelas, tapi kepentingan Kepala Gereja yang utama.

2. Apa yang dirancangkan MS-GPIB sebagai pimpinan, tentunya telah dipertimbangkan dengan matang, sehingga menjadi rancangan "Damai Sejahtera" bagi semua pihak. Rancangan "damai sejahtera" bagi kami & jemaat tujuan, dan rancangan yang sama bagi pendeta yang di utus. Bukankah lanjutan Yeremia 29:11 itu adalah berseru, berdoa dan menemukan Tuhan? Sebagai Jemaat, berserulah kepadaNya, supaya utusan yang lama meninggalkan jemaat dengan baik, dan utusan yang baru dapat tiba dengan selamat dan melaksanakan tugas dengan baik. Point yang ini sangat serius dan tidak boleh ditawar lagi untuk dilakukan dan bukan hanya dipercakapkan atau dipikirkan ....

3. Menurut seorang pendeta, ketika waktu pertama-kali ditahbiskan sebagai pendeta, mereka menjawab panggilan dan pengutusan mereka dengan "Ya, dengan segenap hatiku". Itu artinya mutasi sebagai bagian dari tugas kependetaan harus diaminkan sebagai bagian dari Panggilan dan Pengutusan itu sendiri dan kesediaan untuk "ditempatkan di mana saja" dalam wilayah tugas GPIB. (nda' pake' nanti dulu kalau habis ini atau itu, ..... nda' pake terlalu cepat dsb dsb.). Nah kalau itu (kembali) diamini oleh semua pendeta, ... sebagai “Resiko Panggilan & Pengutusan” maka "Rasa Kuatir" akan segala urusan keduniaan, pasti akan ditanggung olehNya.

4. Semua Jemaat, Pendeta, bahkan MS ingin yang terbaik, .... terbaik bagi Kristus tentunya, .... jadi jebakan “pementingan diri” untuk keuntungan sendiri harus dikesampingkan. Berhentilah meneruskan "budaya rekayasa mutasi" dengan mengatas-namakan kepentingan jemaat, baik bagi "siapa yang kemana" (maaf: ini bagi beberapa jemaat ... yang terbiasa dengan memilih mempertahankan pendeta tertentu dan atau meminta pendeta tertentu) dan "ke mana aku pergi" (maaf: ini bagi beberapa pendeta yang terbiasa memilih/meminta menetap lebih lama di suatu jemaat dan atau meminta jemaat tertentu). Sikap ini tidak akan membantu bagi pembangunan rohani jemaat dimanapun, karena akan menghasilkan dikotomi jemaat basah dan kering, kota besar dan kecil, tempat yang baik dan buruk, (maaf) pendeta baik dan kurang baik, pribadi yang punya pengaruh di sinode dan tidak, dll sebagainya. Jangan sampai akhirnya kita terjebak dan mengintervensi "Rencana Allah" dan akhirnya "Rancangan Damai Sejahtera" itu menjauh, tapi sikapilah dengan sukacita, ........ dimana saja, ....... kapan saja dan ........ siapapun saja, sehingga hanya kehendakNya saja yang terjadi untuk hari depan yang penuh harapan.

5. Dengan "sedikit" menoleh ke belakang, .... MS-GPIB (sangat) diharapkan mengawal keputusannya hingga akhir. Harus diakui, beberapa gejolak dan pergumulan timbul, karena inkonsistensi MS sendiri dalam mempertahankan keputusannya & karena pertimbangan (lobby) tertentu, MS akhirnya merubah keputusannya di detik terakhir mutasi kependetaan, sehingga ada yang merasa diuntungkan dan dirugikan. Semoga hal ini sudah ditinggalkan, dan MS dapat “mengawal” sendiri keputusannya hingga akhir, baik dalam "Pemberitahuan Mutasi" sampai ke "SK Mutasi Kependetaan" bahkan sampai pelaksanaannya. Percayalah wahai MS terkasih, tugas yang Bapak Ibu emban sebagai Pelayan Kristus di tingkat Sinodal, akan kami aminkan juga sebagai Pelayan & Pengikut Kristus di jemaat masing-masing.

.... Aku bersyukur senantiasa bahwa dasar yang diletakkan oleh Kristus dalam jemaat kami, melalui para Hamba & UtusanNya yang menyikapi Mutasi dengan nuansa penuh Ketenangan, Sukacita dan Iman Percaya, telah memberikan kepada kami semua sebuah pengalaman iman yang indah .... bahwa mutasi kependetaan selayaknya adalah suatu Pesta Sukacita, ... ya Sukacita ..... karena kita (masih) diberi kesempatan olehNya, untuk menyaksikan diutusnya seorang Hamba Tuhan ke Ladang yang lain dan datangnya seorang Utusan Tuhan ke ladang kita. Selamat Bertugas & Selamat Datang.


ITT - Awal Mei 2009