Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, October 29, 2010

Selamat HUT ke-62 GPIB


Kemarin, saya mendapat sms dan pemberitahuan via Koordinator Sektor Pelayanan bahwa ada Ibadah Khusus di Gereja yang berupa Ibadah Doa dan Renungan serta Aksi bantuan bagi saudara-saudara sebangsa yang di timpa bencana. Berita ini berita baru, karena biasanya bila ada bencana seperti Aceh dan Padang dan yang lain, tidak ada Ibadah Khusus kecuali IHM dan Ibadah KRT, BPK disisipkan doa khusus dan bantuan nanti diberikan sesudah ada surat dari MS atau rapat PHMJ dengan program bantuan dan anggaran yang telah ditetapkan sebagai hasil SMJ. Sungguh menyukacitakan dan aku harus hadir .....

Malamnya, ketika aku datang ke gereja, gedung sudah mulai dipenuhi jemaat, lagu-lagu rohani yang teduh menggema sayup dalam ruangan .... lampu ruang gereja yang temaram, menambah suasana hikmat, sementara layar besar in focus proyektor menampilkan gambar-gambar slide tragedi penderitaan saudara-saudara kita di Wasior, NTT, Jakarta, Merapi dan Mentawai, gambar bagaimana tempat tinggal mereka tersapu air dan banjir, tertutup debu dan tersapu awan panas dan tertimbun debu.

Tanpa terasa, sambil melihat itu, mataku berkaca-kaca, .... beberapa jemaat perempuan di depanku bahkan terisak .... dan beberapa pemuda yang bisanya riang berceloteh sambil jari-jari memencet hape, kali ini tertegun dengan mulut setengah terbuka menyaksikan slide itu ..... ada ratusan tewas dan ribuan menderita .... luar biasa duka itu ..... ahhh Tuhan, mengapa ini terjadi? kira-kira kalimat itu terlontar senyap dari hati jemaat.

Tiba-tiba slide berhenti, dan suasana berubah menjadi bisik-bisik membicarakan tragedi nasional ini ... dan akhirnya semua terdiam ketika Suara Lonceng gereja berdentang tanda Ibadah dimulai ... seorang Penatua membacakan narasi pembukaan ibadah yang menyesakkan dada mengenai derita dan tragedi di berbagai tempat di Indonesia dan jumlah korbannya yang terus bertambah sampai kini, bahkan beliau tersekat sejenak ketika berseru mengutip Mazmur 27:9 ....."Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!" .... perlahan tengkukku merinding .... seketika aku tertunduk ketakutan .... kaki ini serasa lemah menopang tubuh kami semua yang berdiri menyambut Ibadah yang dimulai ..... bagaimana bila benar Allahku yang dikenal manis dan penuh kasih itu Murka?

KMJ kami yang memimpin dan di antar naik mimbar oleh Pelayan 1 menapak tegak penuh hikmat dan membuka Ibadah ini dengan Votum dan Salam ..... bahkan menambahkan dalam Votum dan Salam yang biasanya singkat sesuai kebiasaan, dengan kalimat pengantar bahwa Ibadah ini, diadakan untuk berdoa dan merenungi apa maksud Tuhan dengan begitu banyak penderitaan ini serta berbuat sesuatu bagi mengurangi penderitaan itu.

Ibadah mengalir lembut, nyala lilin yang hampir menjadi penerangan utama, karena ibadah berjalan tanpa tata ibadah di tangan jemaat, dan hanya dibantu layar proyektor .... serta musik organ gereja yang biasanya riuh rendah memekakkan telinga, semuanya menjadi begitu lembut dan menyentuh .... bahkan dalam doa pengakuan dosa yang dipimpin oleh Pelayan 2 seorang Penatua, .... benar-benar terasa menelanjangi diriku dan seisi gereja, ... bahkan seperti Nehemia, ... kami meminta ampun atas dosa-dosa bangsa kami .... ""Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya, berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam" .... ah memang kami penuh dosa ..... ampuni kami Tuhan. Seakan semua tertunduk senyap, ... tidak ada lagi yg berani menuding dosa orang lain, semua jari bahkan menunjuk diri sendiri.

Ada yang baru di ibadah ini, seakan ... (bukan) ... memang kekudusan Tuhan membungkus rapat tempat ini, dan setiap doa seperti "menarik Kaki Allah" turun ke tengah jemaat .... uuuuhhhh merinding dan tercekat kerongkongan kami semua, ... bahkan gedung yang biasanya diakali supaya penuh, dengan jalan memanggil dan menugaskan beberapa paduan suara supaya menyanyi, terisi hampir penuh, walau malam ini hanya diisi oleh 1 paduan suara, yang ketika melantunkan kidung pujiannya, berbisikpun tak sempat baik di bangku presbiter maupun jemaat .... nada yang agak falspun seakan tak terdengar, karena kata-kata kidung ini sangat menyentuh ... "diam teduh ... di depan hu" .... "dan tolong ya Tuhan, ... hatiku lemah" .... srrrr airmataku meleleh tanpa sungkan lagi, .... bahkan Pelayan Firman yang biasanya duduk dan menghilang di mimbar ... kali ini berdiri tegak tertegun dengan mata berkaca-kaca ... dan memerlukan sekian detik untuk "kembali" dan memimpin doa pembacaan Alkitab setelah terdiam tadi.

Bacaan yang terambil dari Roma 15:1-2 , ... sungguh hanya 2 ayat ini membuat kami semua sadar, betapa karunia Tuhan bagi kami yang sekarang berada di posisi kuat, dan saudara-saudara kami yang tertimpa bencana di posisi lemah, harus saling mengisi .... siapa yang menjamin bahwa kami kuat seterusnya? bagaimana kalau ada gunung berapi di Makassar, bagaimana kalau gereja dan hunian kami tersapu tsunami? bagaimana kalau orang-tua, anak, saudara dan bahkan kami terenggut dalam tragedi seperti ini?

Juga disisipkan bahwa GPIB yang sebentar lagi berusia 62 tahun, harus mulai keluar dari Tri Panggilan Gereja yang hanya berkumandang di dalam temboknya dan harus bergema di luar tembok-tembok gereja, ... bahwa Koinonia, Marturia dan Diakonia bukan hak eksklusif pengikut Kristus tetapi kewajiban mulia yang harus diimplementasikan ke dunia sekitar kita, ... dan bahwa "Kasih" adalah kata kerja ... bukan kata sifat bagi pengikut Kristus.

Pemberitaan Firman yang biasanya kalau sudah 15 menit mulai "menggelisahkan" ... terlewati dengan hikmat tanpa ada yang "keluar main ke toilet atau lalu-lalang" diakhiri seruan pelayan Firman bahwa mari kita memenuhi firman Tuhan hari ini: Hendaklah kamu yang kuat wajib menanggung kelemahan mereka yang tidak kuat, ... Amin ... diamini segera oleh jemaat dengan berkata AMIN. Terpujilah Kristus.

Nomor Rekening yang tercetak jelas di layar dan Kotak Bantuan yang terbuka di depan mimbar sontak dibanjiri jemaat yang dengan rendah hati mengisinya untuk memberi kekuatan bagi saudara-saudaranya yang menderita .....

Ahhhh, rupanya semua sudah siap membawa persembahan yang lebih dari biasanya, sungguh ini merupakan kerja Roh Kudus melalui Koordinator Sektor serta para Penatua dan Diakennya sudah bekerja keras dengan mensosialisasikan ibadah ini dengan giat dalam waktu singkat.

....... Kriiiiiiiing ...... Tiiiit ... tiiiiiit .... tiiiiit ....

Lho hape siapa yang yang bunyi di ibadah ini? .... lho kok aku di kamar? uuuh dinginnya AC gereja .... eh?

ya ampuuuuuuun .... sudah jam 05:30 pagi .... heeeehhhhhh ... duh terbangun aku dan ternyata yaaaa .... aku hanya bermimpi ....

Tertegun sejenak dan aku melorot turun dari pembaringan .... apa arti mimpi ini ya? ck ck ck nyata sekali .... sampai aku memeriksa hape-ku jangan sampai sms tentang Ibadah Khusus itu memang ada .... ternyata ... memang aku cuma mimpi.

++++++

Sesudah membaca Firman dan berdoa pagi ini .... mimpi itu terus terputar seperti video di Youtube ... seperti status di FB dan Twitter ....

Sambil berangkat kerja, aku bersyukur, Tuhan memberikan Presbiter-Presbiter serta Fungsionaris tangguh kepada jemaat kami, .... yang cepat tanggap terhadap bencana dan peringatan Tuhan dan menyerukan pertobatan aktif dengan membantu sesama .... bukan mimpi tapi kenyataan dalam GPIB tercinta ini .... ada yang aktif membina dengan tulisan, pengajaran, aksi cepat tanggap, usulan, doa dan puasa, kritikan dan tindakan.

Memang masih banyak yang tertidur dan mimpi .... seperti aku, tetapi pasti terbangun oleh sentuhan-Nya supaya fungsi gereja dalam "Menghadirkan Tanda-tanda Kerajaan Allah di muka bumi ini" menjadi nyata bagi sesama.

Selamat Ulang Tahun GPIB yang ke-62 dan Hari Reformasi yang ke-493, ... Terima-Kasih Kristus Yesus Kepala Gereja.

(Mulai dari batas ++++++ bukan mimpi :-) hehehehe)


ITT - GPIB Bethania Makassar, 29 Oktober 2010

Tuesday, October 26, 2010

Hosea 1:6-9


1:6 Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka.
1:7 Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda."
1:8 Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki.
1:9 Lalu berfirmanlah Ia: "Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu."

Pendahuluan

Kitab Hosea kemungkinan besar bukanlah kitab favorit mayoritas orang-orang Kristen. Tidak banyak yang diketahui dari kitab ini. Hanya ada 4 (empat) bagian yang mungkin cukup dikenal dari kitab ini.
-. Yang paling menonjol tentu saja adalah kontroversi seputar perkawinan Hosea dengan seorang pelacur (1:2).
-. Bagian lain adalah 6:7 (“Tetapi mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku”), yang di dalam tradisi Reformed biasanya diyakini sebagai salah satu petunjuk untuk keberdosaan semua manusia di dalam Adam sebagai kepala perjanjian.
-. Bagian terakhir yang cukup akrab bagi orang-orang Kristen adalah 6:6 (“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran”), karena bagian ini pernah dikutip oleh Yesus sebanyak dua kali (Mat 9:13 = Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Mat 12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.).
-. Paulus pernah mengutip suatu teks dari kitab ini dan ia secara eksplisit menyatakan bahwa kutipan itu ada dalam Kitab Hosea (Rom 9:25 seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih.")

Di luar tiga hal ini kita tampaknya harus mengakui bahwa kitab ini termasuk asing bagi orang-orang Kristen.
Apakah keunikan Kitab Hosea dibandingkan kitab-kitab yang lain?

Yang pertama, kitab ini merupakan tulisan dari seorang nabi yang melayani di daerah utara (negara Israel). Ini merupakan fenomena yang cukup menarik karena Hosea kemungkinan besar adalah satu-satunya nabi Allah yang diutus untuk melayani bangsa Israel, tetapi tulisannya dipelihara oleh orang-orang dari daerah selatan (bangsa Yehuda).

Yang kedua, Kitab Hosea memuat pesan simbolis yang sangat kontroversial melalui perkawinannya dengan seorang pelacur (1:2; 3:1).

Pesan simbolis sendiri sebenarnya bukan sesuatu yang baru dalam pelayanan para nabi. Yesaya pernah diperintahkan TUHAN untuk telanjang dan berjalan tanpa kasut selama 3 tahun (Yes 20:1-6), begitu pula Yeremia yang menyembunyikan ikat pinggang di Sungai Efrat sehingga lapuk (Yer 13:1-11) atau dilarang untuk menikah (Yer 16:2). Tindakan simbolis yang dilakukan Hosea menjadi terlihat begitu menyolok karena menyangkut keluarganya, menyangkut siapa istrinya dan anak-anaknya.

Latar Belakang Historis

Nama “Hosea” (atau “Hoshea”) merupakan nama yang cukup umum. Paling sedikit ada 4 orang berbeda yang bernama “Hosea”: Yosua (Bil 13:8, 16), Raja Hosea (2Raj 17:1, 3, 4, 6), Hosea ayah Azarya (1Taw 27:20), dan Nabi Hosea (Hos 1:1). Nama ini mengandung akar kata Ibrani yasha’ yang berarti “menyelamatkan”. Walaupun kata “Yahweh” tidak terlihat secara eksplisit dalam nama ini (bdk. nama “Yosua” yang terdiri dari kata “Yah” = “Yahweh” dan yasha’ = “menyelamatkan”), namun nama ini secara tersirat mengarah ke sana.

Hosea melayani pada saat kerajaan utara akan dihukum oleh Tuhan (1:4). Dari sisi waktu ia sangat dekat dengan Amos (1:1; bdk. Am 1:1). Lebih tepatnya, Hosea melayani pada zaman Raja Yerobeam II (793-753 SM, bdk. 2Raj 14:23-29). Pada masa itu Kerajaan Israel berada pada puncak kekuasaan. Keadaan ini sangat berbeda dengan dua periode sebelumnya. Pada zaman Yoahas keadaan Israel sangat mengenaskan (2Raj 13:7). Keadaan baru berubah ketika Yoas berhasil merebut kembali beberapa daerah yang dulu dikuasai oeh Asyur (2Raj 13:25).
Yerobeam II tinggal mewarisi situasi yang sangat kondusif ini. Keadaan ekonomi tampaknya juga sedang berada di masa keemasan, seperti terlihat dari jumlah rumah mewah yang didirikan (Hos 8:14a). Durasi pemerintahan Yerobeam pun tergolong sangat lama (41 tahun, 2Raj 14:23), sehingga semakin meneguhkan kesan bahwa keadaan bangsa Israel waktu itu benar-benar mapan. Dalam keadaan seperti ini, Hosea di masa awal pelayanannya pasti menghadapi tantangan yang berat, karena “one would not have thought the end was near”.

Situasi politik-militer di atas berbanding terbalik dengan keadaan rohani mereka. Yerobeam II bukan hanya berbuat dosa, namun ia bahkan membuat orang Israel berdosa pula (2Raj 14:24). Kekayaan rakyat sebagian diraih melalui ketidakjujuran (12:8). Kehancuran moral dan sosial terjadi di mana-mana (4:2, 18; 6:8-9; 7:1). Penyembahan berhala berlangsung di mana-mana (2:8; 11:2; 13:1), bahkan praktek ini kemungkinan diwarnai dengan pelacuran bakti (4:10-19). Mereka menolak para nabi Allah (9:7). Apa yang dinubuatkan Hosea (1:4; 13:9; 14:1) digenapi beberapa dekade sesudahnya.

Pasca kepemimpinan Yerobeam II Kerajaan Israel terus mengalami krisis kepemimpinan akibat berbagai kudeta. Dinasti Yehu benar-benar berakhir dengan kematian Zakaria (2Raj 15:10-12). Beberapa raja hanya sempat memerintah selama beberapa bulan sebelum akhirnya dibunuh oleh penerusnya (2Raj 15:8-12, 13-15, 17-22; 25-26, 27-29). Keruntuhan total benar-benar terjadi ketika Raja Asyur menyerang Samaria dan menawan semua penduduknya (2Raj 17:1-6).

Nama Anak

a. Pasal 4-5 anak pertama (laki2) di beri nama Yizreel.

Artinya: Allah menaburkan
Adalah nama kota dan Lembah. Lembah tempat kemenangan Gideon atas Midian di Hakim2 6-7. Kota tempat pertumpahan darah dimana Ahab, Izebel dan seluruh
keturunannya dihabisi oleh Yehu atas perintah Tuhan melalui Nabi Elisa (2Raj9-10). Hutang darah apa oleh Yehu? bukankah ia telah melaksanakan tugas dari
Tuhan untuk melenyapkan ahab dan seluruh keluarganya? Lihat ke 2 Raj 10:31 Tetapi Yehu tidak tetap hidup menurut hukum TUHAN, Allah Israel, dengan segenap hatinya; ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. (penyembahan berhala, anak lembu emas). Yehu bukan saja membantai Ahab dan seluruh keluarganya/mata rumahnya, tetapi juga membunuh Raja Ahazia raja Yehuda yg merupakan keturunan Daud yang dilindungi Tuhan, karena perintah menghabisi Ahab ia lakukan dengan ambisi pribadi supaya ia juga jadi raja.
Perhatikan di sini bahwa terkadang, seseorang akan kelihatan seperti melakukan kehendak Tuhan, tetapi sebenarnya ia melakukan ambisi pribadinya. Tindakan benar tetapi dengan alasan yang tidak benar. Kedengarannya mulai jelas, bisa saja ada jemaat yang kelihatan sering membantu orang lain, tetapi dengan bukan alasan Kasih tetapi supaya dipuji orang.
Dan untuk alasan itu peringatan melalui nama anak pertama Hosea diberikan. Tuhan akan mengakhiri pemerintahan Israel dan malah akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel.
Ada kesalahan pada Pemimpin dan Rakyat Israel, Pemimpinnya hanya memikirkan keuntungan pribadi, dan rakyatnya menyembah ilah lain dan menodai hubungan mereka dengan Tuhan, Jadi Tuhan berseru: Berilah nama Yizreel kepada anak itu !!!

b. Pasal 6-7 anak kedua (perempuan) di beri nama Lo-Ruhama

Artinya: tidak ada belas kasihan
Anak kedua seorang perempuan, bukankah ini suatu anugrah?
Tetapi Allah menyuruh memberi nama "tidak ada belas kasihan" ... bagi siapa? Bagi Israel (sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka.)
Setiap kali orang melihat dan menyebut nama anak itu, mereka diperingati bahwa kasih dan karunia Allah sudah berakhir bagi mereka. Apa yang terburuk yang bisa terjadi di diri kita? kesehatan? harta? keluarga? .... yang terburuk adalah kehilangan kasih dan karunia Allah. Sesudah pemerintahan dan kekuatan Israel diperingati di anak pertama, di sini Allah mengingatkan bahwa tidak ada belas kasihan. Tidak ada kasih karunia lagi.
Seruan Raja Daud dalam Mazmur 103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia - tetapi sekarang ... Lo-Ruhama.
Ketika Hosea memberi nama putrinya, Israel masih hidup dalam kelimpahan. Lo-Ruhama belum menjadi kenyataan. tetapi nama itu adalah menjadi peringatan supaya bertobat, berbalik dari dosa dan merubah perilaku. Bila tidak ... Lo-Ruhama !!! Asyur akhirnya menguasai Israel.
Ayat 7 menunjuk kepada Yehuda, yang meskipun juga terkena penghukuman di pembuangan di Babel, akan kembali jaya bukan karena kekuatan angkatan perangnya. Tetapi karena kasih Allah yang memakai Nebukadnezar memulangkan mereka ke Yeruzalem.

c. Pasal 8-9 anak ketiga (laki2) di beri nama Lo-Ami

Artinya: Bukan UmatKu .... (Aku bukan Allahmu)
Anak ketiga ini ketika dinamai Lo-Ami, banyak orang disekitarnya mengira bahwa artinya : bukan anak saya, karena Gomer masih sering berselingkuh, bahkan sesudah dikawini Nabi Hosea. Bahkan ada yg menertawai nama anak ini.
Tetapi nama anak ini, seperti kedua kakaknya Yizreel dan Lo-Ruhama, adalah peringatan yang sangat keras, bahkan paling keras. Mengapa? mengapa Tuhan yang maha pengasih ini berpaling dari Israel? Karena Israel tidak bertobat, bahkan setelah diberi waktu oleh Allah.
Perhatikan di sini kata menyapih. Dalam tradisi Israel kuno, seorang bayi biasanya disapih sampai berusia 3 tahun. Tuhan bersabar dan memberi waktu yang cukup. Kesabaran Tuhan ini kita kenal di 2 Pet 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Perhatikan di sini Jemaat, bahwa bila kita tidak berbalik seperti Israel, maka sebenarnya kita sedang berkata kepada Allah; “Kami bukan UmatMu dan Kamu bukan Allahku.”

Pendalaman

Kebanyakan kitab para nabi memusatkan perhatian pada pendengarnya dan semua kesalahan yang mereka lakukan. Hosea, sebaliknya, mengarahkan lampu sorot kepada Tuhan. Bagaimana rasanya menjadi Tuhan? Bagaimana perasaanNya, ketika umat pilihanNya menolakNya dan terengah-engah mengejar ilah-ilah lain? Seolah kata-kata saja terlalu lemah untuk menyampaikan perasaanNya, Tuhan meminta Hosea untuk menjalani perumpamaan hidup.
Ia menikahi Gomer, seorang wanita tuna susila, yang segera saja lari dan melakukan perzinahan. Hanya dengan hidup dalam drama itu, Hosea bisa dimengerti, dan kemudian mengungkapkan bagaimana perasaan Tuhan saat harus menegur Israel.

Setelah semua yang dilakukan Gomer, Tuhan menyuruh Hosea untuk mengundangnya kembali dan memaafkannya. Pola ini berulang kembali. Gomer melahirkan dua anak – tetapi benarkah Hosea ayah mereka? Menurut Hukum Musa, seharusnya ia mengusir istrinya yang berzinah itu, atau mengadilinya di pengadilan. Apa yang dilakukan Hosea, dan dilakukan Tuhan, belum pernah terdengar.

Dan sekarang, Yizreel, Lo-Rumaha dan Lo-Ami kita sudah kita mengerti jelas, dan jemaat bukan hanya punya pilihan, tetapi apa yang difirmankan di Hosea 1:10-12 = Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku," akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah yang hidup." Orang Yehuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama dan akan mengangkat bagi mereka satu pemimpin, lalu mereka akan menduduki negeri ini, sebab besar hari Yizreel itu. Katakanlah kepada saudara-saudaramu laki-laki: "Ami!" dan kepada saudara-saudaramu perempuan: "Ruhama!" - telah menjadi kenyataan dengan kedatangan Kristus.

Kristus berkata dalam Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Drama Hosea, dilanjutkan Allah dengan mempraktekkan Kasih itu melalui Anak-Nya Yesus Kristus. Alat peraga Manusia, bukan hanya dengan pendengaran, tetapi dengan perbuatan. Dan sekarang Kristus Yesus bahkan sudah meninggalkan Roh Kudus untuk kita semua.

Jemaat buka Roma 9:24-26 (baca bersama). = yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih." Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku," di sana akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah yang hidup".

Kita yang sudah hidup dalam masa kasih karunia ini diingatkan supaya tidak seperti Yehu, tidak seperti pemimpin dan rakyat Israel, yang hidup menyelingkuhi Kasih Karunia Tuhan. 1 Yoh 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Bukan hanya itu, tetapi hidup berbuah seperti yang dikehendaki Yesus Kristus. Amin.

ITT – 27 Oktober 2010 PF KRT5 di Kel. Rieuwpassa-Muskitta

Sunday, October 17, 2010

Yesaya 8:5-8


8:5 TUHAN melanjutkan lagi firman-Nya kepadaku:
8:6 "Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya,
8:7 sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya,
8:8 serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!"

Latar Belakang

Tahun Penulisan: 740–680 S.M. Yesaya memiliki sebuah perjalanan pelayanan yang panjang yang disusun dari sekitar 740 sampai 680 S.M. Pelayanannya dimulai mendekati akhir kekuasaan dari Uzia (790-739 S.M.) dan terus berlanjut melalui kekuasaan Jotham (739-731 S.M.), Ahas (731-715 S.M.), dan Hizkia (715-686S.M.). Dari sudut peraturan bangsa-bangsa kafir tentang waktu, Yesaya melayani dari jaman Tiglath-pileser (745-727 S.M.) sampai pada jaman Sanherib (705-681 S.M.) dari Asyur.

Nama Yesaya memiliki arti “keselamatan dari Yahweh” atau “Yahweh adalah keselamatan”.
Pelayanan nabi Yesaya terjadi pada jaman raja Uzia, Yotam, Ahaz dan Hizkia (raja-raja Yehuda). Nabi‐nabi yang sejaman dengan Yesaya adalah nabi Hosea dan Mikha (Hos. 1:1 dan Mik. 1:1). Nabi Mikha hidup sejaman dengan Nabi Yesaya (Yesaya 1:1), tetapi ia lebih muda mengingat Nabi Yesaya telah mulai bekerja pada zaman pemerintahan raja Uzia. Kesamaan sebagian tulisan kedua nabi tersebut menunjukkan bahwa keduanya saling mengenal dan sering berdiskusi tentang hal‐hal yang terjadi pada zaman itu. Nabi Yesaya yang berasal dari kalangan bangsawan banyak melayani kalangan atas, sedangkan Nabi Mikha yang asalnya seorang petani kecil atau pemilik tanah melayani kalangan bawah yang lebih dikenalnya. Nabi Yesaya dan Mikha diutus Tuhan ke kerajaan Yehuda di sebelah selatan, sementara Nabi Hosea dan Amos diutus Tuhan ke‐10 suku kerajaan Israel di utara tetapi Nabi Hosea tampaknya lebih dulu diutus ke Israel di bandingkan Amos.

Nabi Yesaya adalah anak Amos (bukan nabi Amos). Ia berkarya dalam penulisan untuk pelayanannya kepada Allah antara tahun 740-700 SM pada periode raja Ahas (736-716 BCE). Raja Ahas dipandang oleh para pendukung tradisi deutoromis sebagai raja yang buruk. Ketika terjadi perang Siro‐Efraim (734-732 BCE) Ahas tidak mau bersekutu dengan raja Damsyik dan Samaria akan tetapi justru bergabung dengan Asyur karena tidak percaya dan kurang taatnya kepada Tuhan. Situasi perang dan kehancuran itulah yang melatarbelakangi karya kenabian Yesaya.

Dalam beberapa hal, Yesaya adalah suatu Alkitab bentuk kecil. Yesaya memiliki 66 pasal sementara Alkitab memiliki 66 Kitab. 39 pasal pertama dari Yesaya dapat disamakan dengan 39 kitab Perjanjian Lama yang secara lebih luas mengantisipasi kedatangan Mesias. 27 pasal terakhir dari Yesaya secara rapi serupa dengan 27 kitab dari Perjanjian Baru karena mereka berbicara tentang betapa besar Mesias dan KerajaanNya sebagai Hamba Tuhan. Pasal 1-39 berbicara tentang kebutuhan besar manusia akan keselamatan sementara pasal; 40-66 menyatakan ketentuan Allah tentang keselamatan dalam Mesias dan KerajaanNya.

Senjata Makan Tuan

Dalam menyatakan kehendak-Nya, Tuhan sering memakai kehidupan seorang nabi secara simbolis. Ia menghampiri istrinya dan mengandung seorang anak laki-laki.
Allah menyuruh Nabi Yesaya memberi nama Maher-Syalal Hasy-Bas (bahkan sebelum Yesaya menghampiri istrinya), pada anaknya itu, yang berarti jarahan segera atau rampasan cepat. Kemudian Allah menyuuruh Nabi Yesaya menuliskan nama anak itu pada sebuah batu tulis besar, sehingga orang-orang yang membaca tulisan Maher-Syalal Hasy-Bas akan bertanya-tanya apa artinya.

Apa sebenarnya yg Allah kehendaki akan terjadi dari nama itu - berkaitan dengan situasi politik Kerajaan Yehuda?
Raja Ahas dari kerajaan Yehuda (Israel Selatan mendapat tekanan dari Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Aram, agar kerajaan Yehuda mau bersekutu dengan mereka melawan Kerajaan Asyur. Namun Raja Ahas menolaknya, sehingga mereka bersepakat untuk menghancurkan Kerajaan Yehuda. Ketika Raja Ahas mendengar bahwa kerajaannya akan diserang oleh kedua kerajaan itu, ia sangat ketakutan. Ketakutan itu diungkapkan pada Yes 7:2 = Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: "Aram telah berkemah di wilayah Efraim," maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin

Maksud Allah mengutus Yesaya adalah agar Raja Ahas tetap bersandar kepada Tuhan dan menantikan pertolongan-Nya saja. Firman yang diberitakan nabi Yesaya itu bertujuan agar Raja Ahas tetap tenang dan tidak perlu panik, sebab kedua musuh yg dihadapinya itu hanya seperti "2 puntung kayu api yang berasap" Yes 7:3-4 = Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu, dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.

Artinya, mereka tidak berbahaya lagi karena bara apinya sudah hampir padam, hanya tinggal asapnya saja.

Namun sayang, sikap Raja ahas menunjukkan penolakan atas janji penghiburan Allah tersebut. Karena begitu kalut dan takut, Raja Ahas terdorong untuk meminta pertolongan pada Kerajaan Asyur. Melalui pertolongan Asyur, Ahas berharap dapat menghadapi serangan dari Israel Utara dan Aram. Namun yg terjadi sungguh di luar dugaan! Setelah Asyur menyerang dan menghancurkan Israel Utara dan Aram, ternyata malah langsung menyerang Kerajaan Yehuda.
Kerajaan asyur berubah dari kawan menjadi lawan. Dengan demikian, Raja Ahas terpukul oleh politiknya sendiri. Asyur yg semula diharapkan menjadi senjata untuk melawan dua musuhnya, justru berbalik menjadi senjata makan tuan.

Dengan demikian peringatan Tuhan melalui pemberian nama kepada anak Nabi Yesaya menjadi suatu kenyataan. Kerajaan Yehuda benar-benar mengalami Maher-syalal Hasy-Bas, yaitu penjarahan dan perampasan besar-besaran, sebab Raja Ahas dalam ketakutannya menghadapi musuh, menolak pertolongan Tuhan dan lebih mengandalkan pertolongan manusia, yaitu Asyur.

Dalam perikop ini, penolakan Raja Ahas atas pertolongan Tuhan digambarkan dengan "penolakan terhadap air Syiloah yg mengalir lamban". Air Syiloah sebenarnya bersumber dari sungai Gihon. Air itu memang kecil dan mengalir tenang serta lamban, namun mempunyai arti teologis bagi Yehuda. Sebab Raja Salomo diurapi menjadi raja di sumber sungai Gihon (1Raj1:33 = dan raja berkata kepada mereka: "Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon.).

Menolak air Syiloah yang tenang itu mengandung arti kiasan sebagai sikap yang menolak janji-janji Tuhan. Seharusnya Raja Ahas tetap tenang, sebab Allah melindungi mereka dari serbuan Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Aram. Tetapi, mereka perlu menyandarkan diri kepada pertolongan Tuhan.
Ternyata, Raja Ahas lebih menyandarkan diri kepada kuasa Kerajaan Asyur daripada penyertaan Tuhan, sebab ia hanya melihat Asyur dari segi penampilan lahiriah ... yg bagai Sungai Efrat yg kuat dan besar. Ia tdk menyadari bahwa Asyur juga dapat meluap seperti banjir besar yang akhirnya menelan bukan hanya kerajaan Israel Utara dan Aram, tetapi juga menimpa Kerajaan Yehuda.

Sikap Raja Ahas sering kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika menghadapi himpitan dan persoalan hidup, kita membiarkan diri dikuasai oleh ketakutan dan kepanikan. Ironisnya dalam situasi krisis demikian, kita justru menolak uluran serta janji pertolongan Tuhan, dan malahan mengandalkan kuasa duniawi yang tampaknya besar dan kuat. Perasaan takut dan panik terlalu sering menguasai kita, sebab kita menghadapi permasalahan atau problem yang ada, tidak dengan kejernihan iman.

Ahas memilih untuk mengatasi krisis dengan cara meminta bantuan Asyur, sehingga ia hanya menghilangkan satu krisis dengan cara menciptakan krisis yang lain. Di sisi lain, Hizkia – yang pada mulanya juga meminta bantuan Mesir – memutuskan untuk bersandar pada TUHAN dan akhirnya mendapat kemenangan.
Teladan Hizkia ini menjadi contoh konkrit bagaimana TUHAN berdaulat untuk menyelamatkan umat-Nya. Hanya saja mereka perlu bertobat dan bersandar pada TUHAN, sebagaimana telah difirmankan, "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yes 30:15 = Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan).

Aplikasi

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” Yeremia 17:7

Yesaya 31:1- 3 = Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim. Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.

Wanita-wanita teladan dalam Alkitab yg menyandarkan diri kepada Tuhan

1. Lidia - Kis 16:14
Setelah Lidia percaya kepada Tuhan, ia dan seisi rumahnya dibaptis. Kemudian ia membuka rumahnya menjadi tempat berkumpul bagi jemaat-jemaat lain. Paulus dan rekan-rekannya dapat mengabarkan Injil dan menguatkan iman jemaat karena keramah-tamahannya, yang diberikan di sela-sela kesibukan jadwal usahanya (Kis.16:15,40). Filipi merupakan kota Eropa pertama yang diinjili Paulus selama masa penginjilannya. Lidia memberikan teladan yang begitu baik sehingga belakangan Paulus menulis kepada gereja yang sudah berdiri di Filipi – berterima kasih kepada jemaat atas kebaikan hati dan dukungan mereka (Flp. 4:14-20).

2, Priskilla - Kis 18:2
Membantu mengarahkan Apolos dalam penginjilan - Kis 18:26

3. Debora - Hakim2 4:4
Hakim Wanita yang adil dan bersandar penuh hanya pada Tuhan.

Pesan Tuhan Yesus: Yohanes 10:10 = 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

ITT - 19 Oktober 2010 Ibadah PW1 di Ibu C.Makagiansar

2 Korintus 2:4


"Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua."

Surat 2 Korintus ini ditulis dari Makedonia (2:13; 7:5; 8:1; 9:2-4) setelah Paulus meninggalkan Efesus (Kis. 20:1-2). Titus telah kembali dari Korintus dengan laporan yang sangat melegakan hati Paulus, khususnya berita bahwa orang-orang Korintus dapat menerima surat keras yang ditulisnya kepada mereka (2:3-4; 7:5-16). Tetapi masih ada hal lain yang membuat Paulus merasa sangat prihatin. Ada sekelompok kecil orang dalam gereja yang menentang dia, dan pengaruh mereka semakin kuat dengan kedatangan guru-guru palsu yang mengklaim setara dengan para rasul dan yang berusaha untuk merendahkan kewibawaan Paulus dengan mengajukan tuduhan licik mengenai dia.

Keseluruhan surat ini bergema dengan emosi yang kuat – kasih, kesedihan, kekesalan. Ini adalah salah satu surat Paulus yang paling personal kepada gereja, sebab dia sangat dilukai oleh keraguan mereka terhadap integritas pribadinya, terhadap kasihnya kepada mereka yang telah ia menangkan bagi Kristus, dan terhadap keabsahan kerasulannya. Dan lebih penting lagi ialah dengan menyerang dirinya, musuh-musuhnya itu telah menyerang tepat kepada Injil yang ia beritakan (11:1-5). Inilah alasan yang membuat dia harus melakukan pembelaan diri.

Surat ini dibagi dalam empat bagian, pasal 1-2; 3-7; 8-9; dan 10-13. Bagian pertama merupakan salam dan alasan Paulus merubah rencana kunjungannya. Tema utama dari bagian kedua ialah mengenai natur pelayanan Kristen, bagaimana kemuliaan Injil Yesus Kristus semakin dinyatakan dalam kelemahan hamba-Nya, seperti yang nyata pelayanan Paulus. Bagian ketiga berkenaan dengan pengumpulan dana sumbangan yang diorganisir oleh Paulus. Ia menunjukkan motivasi pemberian dan berkat dari pemberian Kristen. Di bagian akhir, Paulus dengan terpaksa mengungkapkan seperti apakah sebenarnya dia itu, supaya pembacanya dapat mengetahui betapa tidak benarnya tuduhan musuh-musuhnya itu. Bagian ini memberitahukan kepada kita karakter Paulus yang tidak kita temukan di bagian lain dari surat-suratnya.

Kritik - Cela - Fitnah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan balai pustaka,

Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya terhadap suatu karya;

Cela adalah hinaan, kecaman;

Fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa dasar kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang lain, seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang.

Dilihat dari kata-kata diatas tersebut, maka kita bisa membedakan ketiganya secara jelas. Bahkan kita bisa memahami maksud yang terkandung disetiap kata tersebut. Yang paling buruk diantara ketiga kata tersebut adalah fitnah dan yang paling positif tentunya kritik. Itulah sebabnya muncul istilah "fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan" dan "kritik itu membangun".

Persoalannya bagi kita sekarang bahwa didalam penerapan kata tersebut sering tercampur-aduk. Ketika kita mencela orang, kita katakan bahwa itu adalah kritik. Kita juga sering bercanda dengan menggunakan kata-kata yang mencela orang. Kritik-kritik kita juga seringkali tidak disertai dengan alasan yang benar atau meyakinkan. Ketika kita diberi kesempatan untuk menilai seseorang dan memberikan saran untuk orang tersebut diatas sebuah kertas tanpa harus membubuhkan nama dan tanda tangan, maka itu menjadi kesempatan ynag baik untuk kita memfitnah orang tersebut, karena kita tidak senang dengan dia. Celakanya petugas yang mengumpulkan kertas-kertas penilaian tersebut menyetujui begitu saja apa yang tertulis tanpa mengadakan pemeriksaan terlebih lebih lanjut.

Supaya tidak melakukan kesalahan, perhatikanlah apa yang dikatakan didalam Alkitab :

Pertama, dikatakan didalam 2 Korintus 5:16, "Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian." Itulah sebabnya Paulus dijauhkan dari usahanya menjatuhkan orang lain karena ia menilai orang dengan cara pandang Allah.

Kedua, dikatakan didalam Galatia 6:1, "Saudara-saudara, kalaupun sesorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan." Rupanya kita dituntut untuk terlebih dulu "benar" sebelum "membenarkan" orang lain dan menyampaikan secara "benar" juga.

Ketiga, dikatakan didalam 1 timotius 5:19, "Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi." Ayat ini mengajak kita untuk berkata obyektif dan menghindari kita dari memfitnah orang lain.

Keempat, dikatakan didalam Roma 14:19, "Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun."

Ketika kita mengkritik, itu pun harus dengan motivasi yang membangun orang lain. Orang yang bermotivasi membangun akan menjauhi cela dan fitnah serta menyampaikan kritik secara jujur dan ikhlas.

"If you live to please people, misunderstandings will depress you; but if you live to please God, you can face misunderstandings with faith and courage."

ITT - 18 Oktober 2010 - Ibadah GP2 di RSG Bethania

Wednesday, October 13, 2010

Kisah Para Rasul 13:4-7


13:4 Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.
13:5 Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.
13:6 Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu.
13:7 Ia adalah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah

Pengantar

Pada Pasal 13 ini dimulai 1 fase baru dalam pelaksaaan pesan Tuhan Yesus (Kis 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.) - untuk memberitakan kabar baik kepada bangsa-bangsa. Dalam hal ini bukanlah lagi keduabelas rasul yang memegang peranan seperti pada hari Pentakosta, juga bukan induk jemaat di Yerusalem, melainkan jemaat yang baru berdiri di Antiokhia.

Gereja Antiokhia (di Siria) adalah suatu gereja yang pesat perkembangannya, karena telah berhasil melakukan pengkaderan. Inilah cikal bakal Gereja Misi, yang mengirimkan pemberita Injil untuk menyebarkan ajaran Kristus.

Pasal 13 ini juga adalah suatu tonggak baru dan merupakan Perjalanan Rasul Paulus yang pertama. Perhatikan di sini pola panggilan, pengutusan, dan penyertaan oleh Roh Kudus terhadap Pemberita Firman Tuhan.

Paulus dan Barnabas

Di bagian pertama ‘Kisah para Rasul’, nama Saulus/Paulus jarang muncul terlepas dari teman baiknya yang bernama Barnabas. Pada kenyataannya, baik Gereja di Yerusalem maupun di Antiokhia mengakui berbagai karunia hebat dari kedua orang ini, juga persahabatan erat antara keduanya. Mereka mengutus keduanya untuk berkarya bersama dalam misi-misi yang sensitif.

Meskipun Paulus sudah dikenal sebagai ‘Rasul kepada orang bukan Yahudi’, Barnabas bersatu secara lengkap dengan Paulus dalam visi Gereja yang mendunia. Sampai titik tertentu, sebenarnya Paulus berutang banyak pada Barnabas, karena rasul yang tidak banyak bicara/dikenal inilah yang mencari Paulus, dan dialah yang melicinkan jalan untuk diterimanya Paulus (oleh para rasul) di Yerusalem. Dialah juga yang membawa Paulus ke Antiokhia untuk membantunya memimpin Gereja di sana (Kis 11:21-26).

Gereja Antiokhia.

Selagi mereka berpuasa dan berdoa bersama, para tua-tua Gereja Antiokhia mendengar Roh Kudus mengatakan kepada mereka sesuatu yang baru dan berbeda. Mereka harus mengutus beberapa anggota jemaat sebagai misionaris untuk menyebar-luaskan Injil. Ini adalah sebuah arahan baru untuk keseluruhan Gereja. Para tua-tua tidak lagi cukup berharap dan menaruh kepercayaan bahwa Injil akan menyebar sejalan dengan pergerakan orang-orang. Sekarang, mandat untuk mewartakan Injil jauh lebih bertujuan. Bayangkanlah, karena para tua-tua jemaat ini berpuasa dan berdoa, mereka mampu menerima pangarahan dari Roh Kudus. Tetapi, mengapa selagi berpuasa? Mengapa bukan pada waktu-waktu yang lain?

Makna Puasa.

Tuhan selalu dapat mencapai umat-Nya. Akan tetapi, kadang-kadang kita menjadi begitu disibukkan dengan tugas-tugas kita sehari-hari dan lupa untuk membuka hati kita terhadap dorongan-dorongan lemah-lembut dari Roh Kudus. Puasa menolong kita untuk menenangkan hati dan pikiran kita. Apakah yang dimaksudkan dengan puasa sebenarnya? Tidak makan dan minum? Kadang-kadang memang itu maksudnya. Namun puasa juga dapat diartikan sebagai berbagai kegiatan untuk mengurangi distraksi (pelanturan), untuk menenangkan hati, misalnya tidak menonton televisi selama satu malam, atau tidak mendengarkan siaran radio favorit kita agar kita dapat merefleksikan kehendak Allah dalam kehidupan kita. Alkitab dalam Yesaya 58:6-7 "Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah roti bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!"

Apa kata Tuhan Yesus? Matius 6:16-18 berkata tentang sikap puasa itu.

Makna Doa

Doa adalah suatu tindakan nyata untuk datang mendekat dan berbicara kepada Tuhan. Datang kepada Tuhan seperti pada Mazmur 15. dan prinsip dasar dari doa sendiri adalah kekudusan, 1 Petrus 3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."
Apa kata Tuhan Yesus? Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Waktu berdoa kita dapat membuat pola yang mengacu pada Doa yang diajarkan Tuhan Yesus. Pola itu sendiri bisa seperti hal-hal berikut ini:

• Pujian: "Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu."
Pada langkah pertama, kita memuji Allah atas siapa Dia dan apa yang telah dilakukan-Nya, dan kita mengagungkan nama-Nya yang ajaib.

• Penyerahan Diri: "Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga."
Kita menyerahkan diri kita untuk melayani Kerajaan-Nya dan berdoa, agar kehendak-Nya terjadi dalam kehidupan keluarga kita, jemaat kita, dan bangsa kita, serta di dalam kehidupan kita sendiri.

• Permohonan: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya."
Setiap hari kita dapat meminta Allah untuk memenuhi kebutuhan keuangan kita secara spesifik.

• Pengampunan: "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami."
Kita berdoa meminta pengampunan bagi diri kita sendiri dan meminta Allah mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Kita benar-benar dapat berdoa untuk hidup dalam roh pengampunan sepanjang hari.

• Perlindungan: "Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat."
Sangat penting bagi kita untuk setiap hari berdoa, agar dilepaskan dari muslihat dan siasat Iblis. Kita dapat memperoleh perlindungan melalui doa kita. Mazmur 91 dapat dipakai sebagai pedoman dalam minta perlindungan.

• Kembali pada Pujian: "Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya."
Doa kita seharusnya dibuka dan ditutup dengan pujian. Kita mengagungkan Tuhan dan memuji Dia karena kuat kuasa-Nya. Kita menyadari, bahwa segala sesuatu yang kita doakan adalah untuk membangun Kerajaan-Nya, dengan kuasa-Nya, dan untuk kemuliaan-Nya.

Penutup

Puasa dan doa tidak dapat dipisahkan.

Penting untuk kita ingat-ingat selalu, bahwa puasa harus selalu disertai doa-doa, sebagai suatu cara menyerahkan hati kita kepada Tuhan sehingga Dia dapat membentuk kita dan memberdayakan kita. Doa dan puasa menolong kita untuk memisahkan diri kita dari pemikiran-pemikiran dan tugas-tugas duniawi kita, sehingga kita dapat datang ke hadapan hadirat Allah dengan lebih siap dan mengakui siapa Dia dan siapa kita yang berada di hadapan-Nya.

Selama puasa dan doa kita, kita menjadi lebih terbuka untuk mendengar suara Roh Kudus yang lemah-lembut itu. Barangkali Dia akan membuka diri kita bagi suatu pekerjaan baru dan istimewa yang diinginkannya untuk kita laksanakan. HARI INI PUN ROH KUDUS MASIH BEKERJA DI TENGAH-TENGAH UMAT ALLAH. Selagi kita membuat jiwa kita tenang dan memberikan hati kita lebih banyak lagi kepada Tuhan, maka Dia akan mengisi kehidupan kita dengan karunia-karunia (anugerah-anugerah)-Nya dan buah Roh.

ITT - 15 Okt 2010 - PF PKB 2 di Bpk.Horman