Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, June 20, 2010

Amsal 11:19-21


19.Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian. 20.Orang yang serong hatinya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang tak bercela, jalannya dikenan-Nya. 21.Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan.

Pengantar

Alkisah ada seorang pedagang yang mempunyai seorang istri jelita dan seorang anak laki-laki yang sangat dicintainya. Suatu hari istrinya jatuh sakit dan tak berapa lama meninggal. Betapa pedihnya hati pria tersebut. Sepeninggal istrinya, dia mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangnya kepada anak laki-laki semata wayangnya. Suatu ketika pedagang tersebut pergi ke luar kota untuk berdagang; anaknya ditinggal di rumah. Sekawanan bandit datang merampok desa tempat tinggal mereka. Para penjarah ini merampok habis harta benda, membakar rumah-rumah, dan bahkan menghabisi hidup penduduk yang mencoba melawan; rumah sang pedagang pun tak luput dari sasaran. Mereka bahkan menculik anak laki-laki sang pedagang untuk dijadikan budak.

Betapa terperanjatnya sang pedagang ketika ia pulang dan mendapati rumahnya sudah jadi tumpukan arang. Dengan gundah hati, ia mencari-cari anak tunggalnya yang hilang. Ia menjadi frustrasi ketika mendapati banyak tetangganya yang terbantai dan mati terbakar.
Di tengah kepedihan dan keputusasaan, ia menemukan seonggok belulang dan abu di sekitar rumahnya, di dekat tumpukan abu itu tergolek boneka kayu kesayangan anaknya. Yakinlah sudah ia bahwa itu adalah abu jasad anaknya. Meledaklah raung tangisnya. ia menggelepar- gelepar di tanah sembari meraupi abu jasad itu ke wajahnya. Satu-satunya sumber kebahagiaan hidupnya telah terenggut.. Semenjak itu, pria tersebut selalu membawa-bawa abu anaknya dalam sebuah tas. Sampai setahun setelah itu ia suka mengucilkan diri, tenggelam dalam tangis sampai berjam-jam lamanya; kadang orang melihat ia tertawa sendiri, mungkin kala itu ia teringat masa-masa bahagia bersama keluarganya. Ia terus larut dalam kesedihan tak terperikan..

Musim berlalu. sang anak akhirnya berhasil meloloskan diri dari cengkeraman para penculiknya. Ia bergegas pulang ke kampung halamannya.
Sesampai di kediaman ayahnya, ia mengetuk pintu rumah sembari berteriak senang, "Ayah, ini aku pulang!"
Sang ayah yang waktu itu lagi tertidur di ranjangnya, terbangun mendengar suara itu. Ia berpikir, "Ini pasti ulah anak-anak nakal yang suka meledekku itu!"
"Pergi! Jangan main-main!"
Mendengar sahutan itu, sang anak kembali berteriak, "Ayah! Ini aku, anakmu!
Dari dalam rumah terdengar lagi, "Jangan ganggu aku terus! Pergi kamu!"
Sang anak menggedor pintu dan berteriak lebih lantang,
"Buka pintu ayah! Ini betul anakmu!"
Mereka saling bersahutan. sang ayah terus bersikeras tidak membuka pintu. Sang anak pun akhirnya putus asa dan berlalu dari rumah itu..

Moral cerita ini: "Sebagian orang begitu erat memegang apa yang mereka 'anggap' sebagai kebenaran. Ketika Kebenaran Sejati betul-betul datang, belum tentu mereka membuka pintu hati mereka."

Uraian

Pertanyaannya adalah: Apa dan Bagaimanakah serta Siapakah Kebenaran Sejati itu?

1. Apa & Bagaimana itu Kebenaran Sejati?

Kebenaran dalam bahasa Inggris mempunyai dua arti, yaitu TRUTH (bahasa Yunaninya Aletheia) dan RIGHTEOUSNESS (bahasa Yunaninya dikaiosune). Kedua kata ini mempunyai arti yang berbeda.

TRUTH merupakan kebenaran sejati yang tidak dapat diuji secara eksternal, karena tidak ada yang di atasnya yang dapat dipakai untuk menguji.
RIGHTEOUSNESS, atau DikaiosunĂȘ sepadan dengan kata Ibrani TSADAQ, kata dikaiosunĂȘ ini, bermakna "kebenaran" juga "keadilan".

Jadi;
1. Kebenaran sejati tidak boleh terkunci oleh ruang dan waktu.
2. Kebenaran sejati kekal dan tidak berubah.
3. Kebenaran sejati berada di atas budaya. Bukan berarti kebenaran melawan budaya. (Tidak tergantung situasi dan kondisi).
4. Kebenaran sejati bersifat utuh/tulus/integrative. Tidak ada perkecualian di dalam kebenaran sejati.
5. Kebenaran sejati tidak bisa bernilai rendah (Filipi 4:8 = Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.). Ada 6 unsur kebenaran sejati di sini: benar = righteousness, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar. (Tidak berlaku amoral).
6. Kebenaran itu harus dikerjakan, dibuktikan secara hidup. Kebenaran sejati bukanlah kebenaran yang diteorikan, tapi kebenaran yang hidup, yang dijalankan oleh kebenaran itu sendiri. (Filipi 4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu).

Bila dirangkum dan dipadatkan menjadi kebenaran sejati itu bersifat Universal, Kekal, Utuh, Moral dan Nyata.

2. Siapakah Kebenaran Sejati itu?

Ada satu yang penting mengenai kebenaran moral. Moral seseorang sebenarnya tidak mempengaruhi ajaran orang itu. Akan tetapi kalau seorang ingin mengajarkan kebenaran moral, bagaimana watak orang itu akan amat penting. Seorang yang suka berzinah bisa saja mengajarkan hal pentingnya kesucian. Seorang yang suka mencuri barang orang lain, bisa saja mengajarkan soal nilai kedermawanan. Seorang yang bernafsu untuk menguasai bisa saja mengajarkan tentang keindahan kerendahan hati. Seorang pemarah bisa saja mengajarkan tentang keindahan penguasaan diri. Seorang yang mendendam bisa saja mengajarkan tentang keindahan kasih. Namun, bagaimanapun juga semua yang diajarkan jika dilakukan dengan 'kepalsuan' itu tidak akan berhasil dan tak bernilai dimata Allah.

Kebenaran-kebenaran moral tidak bisa disampaikan hanya dengan kata-kata, tapi harus dengan contoh. Justru itulah yang tidak dapat dilakukan oleh guru manusia yang terbesar sekalipun. Tidak ada guru pernah menghayati dan mendarahdagingi kebenaran sepenuhnya apa yang ia ajarkan. Banyak orang dapat mengatakan, "Aku telah mengajarkan kebenaran kepadamu", tetapi tidak ada yang dapat berkata, "Akulah Kebenaran". Banyak orang telah menceritakan tentang kebenaran, tetapi tidak ada orang yang pernah mengatakan seperti yang Yesus katakan "Akulah Kebenaran".

Yohanes 14:6 = Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku
(Perhatikan bahwa dalam kalimat ini, bahasa asli yang dipakai adalah AlĂȘtheia atau TRUTH)

Hal yang hebat sekali mengenai Yesus ialah bahwa tidak hanya "pernyataan" mengenai kesempurnaan moral mencapai puncaknya di dalam Dia, tetapi juga "kenyataan" mengenai kesempurnaan moral mendapatkan realisasinya dalam Dia.

3. Pengajaran tentang kebenaran di dalam Perjanjian Baru

Alkitab adalah "Firman Kebenaran"

Tahukah kita apa sebutan bagi Firman di dalam Perjanjian Baru? Ia disebut "Firman Kebenaran." Setiap orang yang tidak memberitakan kebenaran berarti tidak memberitakan firman. Ibrani 5:13 berkata bahwa, "Mereka yang tidak dewasa tidak terlatih di dalam 'firman kebenaran'. Di dalam 2 Timotius 3:16, Paulus berkata bahwa firman melatih kita di dalam kebenaran.

Seorang Kristen adalah "budak (hamba) kebenaran"

Di dalam Roma 6:18, Paulus menyatakan, Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Yang dimaksudkan Paulus adalah jika kita bukan budak kebenaran, maka kita bukan orang Kristen. Jika kita tidak memiliki kebenaran, maka kita bukan orang Kristen, tidak peduli iman jenis apa yang kita akui.

Hal yang sama terdapat di 2 Korintus 11:13-15 dimana Paulus berkata; 11:13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. 11:14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. 11:15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka
Dan di sana, Paulus menyatakan dengan sangat gamblang bahwa seorang Pelayan Firman Allah bukanlah seorang pengikut Kristus sama sekali jika dia bukan hamba kebenaran. Jadi, untuk bisa menyusup ke dalam Gereja, iblis juga bisa menipu umat dengan menampilkan dirinya secara ini. Bahkan iblis memahami pesan kebenaran secara lebih baik ketimbang sebagian besar orang Kristen. Dia tahu bahwa dia juga harus menunjukkan kecenderungan pada kebenaran.

Kesimpulan:

1. Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian = Kebenaran Sejati sudah diberikan Allah bagi kita melalui Kristus dan hadir melalui Roh Kudus sekarang ini. Berpeganglah hanya padaNya dan jangan melepaskan atau meninggalkan itu. Jangan berlari mengejar hal lain apapun juga, utamanya kejahatan yang pasti berasal dari iblis.

2. Orang yang serong hatinya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang tak bercela, jalannya dikenan-Nya = Bila mengenal Kebenaran Sejati, maka kita akan bisa mengetahui mana baik dan buruk; Bila mengenal Kristus Yesus, maka kita tahu apa kehendakNya dalam kehidupan kita. Janganlah hanya memandang Yesus Kristus dari sisi bahwa IA adalah penuh Kasih, tetapi pandanglah juga IA sebagai TUHAN, yang tidak menghendaki kekejian bagiNya dan tegas serta adil bertindak terhadap bagaimana kita menyikapi Kebenaran Sejati itu. Ingatlah akan peringatan Allah melalui Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang Ibrani, dalam Ibrani 10:26, (“Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.”)

3. Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan = Demikian besar perhatian Allah pada kebenaran, hal itu tertulis dan dapat kita baca di dalam 2 Petrus 3:13 (Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.), Allah begitu mencintai kebenaran, Dia sangat memperhatikan kebenaran sehingga ketika Dia menciptakan langit dan bumi yang baru, kebenaran akan berdiam di sana. Tahukah kita apa maksudnya? Setiap kali Allah membuat ciptaan baru, entah yang rohani atau yang jasmani, selalu dengan niat dan tujuan utama agar kebenaran berdiam di sana.

Temukanlah kebenaran sejati di dalam Kristus sebagai seorang perempuan Kristen, sebagai istri dan ibu di dalam Kristus. Telaah dan pahami nasihat Rasul Paulus kepada Titus dalam suratnya pada Titus 2:3-5 = 2:3 Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik 2:4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, 2:5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.

Kebenaran sejati bukan seperti cerita/ilustrasi pada awal Pemberitaan Firman ini, tetapi Kebenaran Sejati itu ada pada Yesus Kristus dan pengajaranNya ..... dan sekarang IA hadir melalui Roh Kebenaran yang ditinggalkan kepada kita, yaitu Roh Kudus.

ITT – 20 Juni 2010 utk Ibadah BPK-PW SP2 29 Juni 2010 di Ibu Latupeirissa.

Friday, June 11, 2010

Yudas 1:1-4


1:1 Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.
1:2 Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.
1:3 Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
1:4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.

PENULIS SURAT

Penulis memperkenalkan dirinya sebagai ‘Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus yang juga adalah saudara Yesus (Lukas 6:16, KPR 1:13, Mat.13:55, Mark. 6:3). Memang ada pertanyaan yang muncul ketika memastikan bahwa penulis surat ini adalah Rasul Yudas saudara Rasul Yakobus yang juga adalah saudara Yesus. Pertanyaan itu adalah: Mengapa Yudas tidak menyebut dirinya Rasul dan saudara Yesus melainkan hamba Yesus Kristus? Jawabannya: hampir setiap rasul yang menulis dalam PB menyebut dirinya sebagai ‘hamba Yesus Kristus’ (misalnya. Paulus dalam Roma 1:1, Fil. 1:1, Titus 1:1). Bahkan Rasul Yakobus yang adalah saudara Yudas dan juga saudara Yesus, menyebut dirinya demikian (Yakobus 1:1).

TEMA/TUJUAN SURAT
Tema: Hadapi Guru-Guru “kristen” Palsu dan Para Pengikut “kristen” Palsu. Surat ini merupakan peringatan kepada gereja kristen terhadap kehadiran ajaran dan para pengajar sesat yang menyusup ke dalam gereja (ayat 3-4).

TAHUN PENULISAN: 60-65 AD

EKSPOSISI

I. MAKNA MENJADI SEORANG KRISTEN (ayat 1,2)

Dari cara Yudas memperkenalkan dirinya kita mendapati 2 hal penting yang menyingkapkan pribadinya:

Pertama, Yudas adalah seorang yang puas dengan tempatnya yang ‘kedua’. Ia hampir2 tidak seterkenal Yakobus, dan ia puas untuk dikenal sebagai saudara Yakobus. Posisinya mirip dengan Andreas, yang tidak seterkenal saudaranya, Simon Petrus. Mereka bisa saja marah, iri, dengki dengan saudara2 mereka yang terkenal itu, namun mereka sangat menyadari anugerah Tuhan sehingga mereka dengan senang menerima kedudukan yang kedua.

Kedua, satu-satunya gelar kehormatan yang mau ia gunakan adalah “hamba Yesus Kristus”. Bahasa Yunani yang digunakan untuk kata hamba disini adalah ‘doulos’ yang berarti ‘budak’, suatu kata yang lebih rendah dari kata hamba. Dengan kata lain ia hendak mengatakan bahwa kemuliaan terbesar dalam hidup ini adalah kehidupan yang senantiasa melayani Yesus.

Itulah sebabnya dalam bagian ini, ia menggunakan 3 kata untuk melukiskan siapakah orang2 kristen itu:

a. Orang2 kristen adalah mereka yang dipanggil oleh Allah. Ia menggunakan kata “kalein” yang memiliki 3 arti luas: pertama, memangil seseorang kepada suatu jabatan, kepada suatu kewajiban, dan kepada suatu tanggungjawab. Setiap orang Kristen dipanggil kepada suatu jabatan, kewajiban dan tanggungjawab untuk melayani Kristus. Kedua, memanggil seseorang kepada suatu pesta atau festival. Orang Kristen adalah orang yang dipanggil pada kegembiraan memenuhi undangan Allah. Ketiga, memanggil seseorang ke pengadilan. Orang Kristen pada akhirnya akan dipanggil menghadap tahta pengadilan Kristus untuk mempertanggunjawabkan kehidupan imannya.

b. Orang2 kristen adalah mereka yang dikasihi Allah. Allah memanggil seorang Kristen untuk dikasih-Nya dan untuk mengasihi Dia. Bila seseorang dipanggil kepada suatu tugas, maka tugas itu bukanlah beban melainkan sebuah kehormatan. Bila seseorang dipanggil pada pelayanan, maka itu adalah persekutuan bukan kekuasaan. Bila kita dipanggil ke tahta pengadilan Kristus, itu bukanlah lagi hukuman melainkan kasih dan keadilannya yang akan kita terima.

c. Orang2 kristen adalah mereka yang dipelihara Allah. Seorang Kristen tidak pernah dibiarkan sendirian oleh Allah. Kristus senantiasa mengawal kehidupannya dan menjadi teman seperjalanan.

Untuk direnungkan:
1. Bagaimanakah cara kita memandang diri kita pada saat ini dihadapan Kristus?
2. Bagaimana kita memandang orang yang “lebih” dari kita?
3. Apakah tiga arti menjadi Kristen telah sungguh2 kita alami pada saat ini?

II. PERTAHANKANLAH DAN MURNIKANLAH IMANMU! (ayat 3)

Yudas menyadari betul tugasnya sebagai penjaga kawanan domba Allah. Ketika ia melihat bahaya penyusupan ajaran sesat yang mengancam kehidupan iman umat percaya, ia tidak tinggal diam. Ia mengingatkan umat Tuhan untuk senantiasa menjaga iman mereka. Dalam ayat ini kita dapat menemukan kebenaran2 khusus mengenai iman yang kita pegang:

(i) Iman adalah sesuatu yang diberikan kepada kita. Kepercayaan kita kepada Kristus bukanlah merupakan sesuatu yang kita temukan atau usahakan sendiri, melainkan pemberian-Nya sebagai karunia bagi kita.
(ii) Iman adalah sesuatu yang sekali dan untuk selama-lamanya diberikan pada kita. Iman Kristen mengandung kualitas yang tidak berubah-ubah dari dulu sampai selamanya; yakni: Kristus datang kedalam dunia dan mati untuk membawa keselamatan bagi manusia berdosa yang percaya pada-Nya.
(iii) Iman Kristen adalah sesuatu yang dipercayakan kepada umat Allah yang sudah dikuduskan. Artinya: iman Kristen bukanlah hak milik dari seseorang, tetapi hak milik gereja. Ia datang ke dalam gereja, dipeliharakan dalam gereja, dan dipahami dalam gereja.
(iv) Iman Kristen adalah sesuatu yang harus dipertahankan. Setiap orang Kristen harus siap sedia membela imannya. Sangat menarik bahwa Yudas menggunakan kata “epagonizesthai” untuk kata membela/memperjuangkan iman dalam ayat ini. Kata Yunani ini mengandung akar kata dalam bahasa Inggris “agony” yang berarti kesengsaraan. Hal ini berarti setiap orang percaya diajak untuk senantiasa membela imannya meskipun harga yang harus dibayar untuk itu sangat mahal.

Untuk kita renungkan:
1. Iman Kristen tidak dapat dikompromikan dengan “kebenaran2 iman yang lain”.
2. Sudah seberapa jauhkah iman kristen telah menjadi nyata dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, studi, lingkungan, dan pelayanan?

III. WASPADALAH TERHADAP PARA PENYESAT (ayat 4)

Ayat 4 merupakan peringatan yang sangat penting kepada gereja termasuk gereja Tuhan pada masa kini, agar waspada terhadap bahaya yang muncul dari dalam gereja itu sendiri. Gereja telah mengalami banyak penderitaan yang diakibatkan oleh orang2 tertentu yang menyusup masuk ke tengah2 umat Allah. Yudas menggunakan kata Yunani “pareisduein” untuk orang2 ini. Kata ini memiliki 2 arti: pertama, suatu upaya dari seorang pembela yang pintar yang mencoba untuk mempengaruhi pikiran hakim dan para juri dalam pengadilan. Kedua, menunjuk kepada seseorang yang sebenarnya telah terbuang secara hukum dalam suatu negeri, namun kemudian dengan diam2 menyelusup masuk kembali ke negeri yang telah membuangya itu. Catatan: paling sedikit ada 5 “guru” yang berpengaruh luas dalam kehidupan gereja pada zaman itu:
1. Simon dari Samaria (KPR 8:9-24) menyatakan diri sebagai titisan ilahi.
2. Menander (murid Simon dari Samaria), yang menjadi “guru” di Antiokhia.
3. Saturnius (“guru” di Antiokhia).
4. Cerinthus (“guru” di Asia kecil).
5. Marcion dari Pontus (pengusaha sukses perkapalan di Syria yang mengajarkan bahwa Allah dan Yesus itu tidak sempurna).

Yudas mengemukakan 2 karakteristik mereka:
1. Menyalahgunakan kasih karunia Allah untuk melampiaskan hawa nafsu. Sangat menarik bahwa Yudas menggunakan kata Yunani “aselges” (terjemahan LAI: melampiaskan hawa nafsu) memiliki pengertian ‘ketidaksopanan yang menyolok’. Dalam tata bahasa Yunani kata ini merupakan kata yang suram dan mengerikan. Hal ini berarti bahwa para penyesat ini adalah orang2 yang sama sekali tidak merasa malu untuk menunjukkan ketidaksopanan mereka, bahkan didepan umum. Mereka tidak lagi menghormati hukum atau aturan norma yang seharusnya ada dalam diri seorang kristiani. Mereka berbuat demikian karena mereka yakin anugerah Allah amat besar untuk menutupi banyak dosa. Makin banyak berdosa, makin banyak anugerah Allah yang akan di terima. Ini adalah bentuk pemahaman terhadap kasih karunia Allah yang bahkan orang paling gila sekalipun tidak pernah memiliki cara pandang demikian (atau lebih gila dari pada orang gila).
2. Menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita Yesus Kristus. Orang2 ini menyangkal keunikan dari pada Kristus. (1) mereka menyangkali keilahian-Nya: Yesus itu hanya nampak mempunyai tubuh, tetapi sebenarnya hanya sejenis hantu roh yang menyerupai manusia. (2) Yesus hanyalah salah satu dari tahap menuju kepada kesempurnaan yang tertinggi, yakni Allah (Bandingkan dengan Yohanes 14:6 !).

Yudas memperingatkan jemaat Tuhan terhadap beberapa contoh aktifitas orang2 semacam ini dalam kelanjutan suratnya di Alkitab:

- Ayat 5 (contoh dalam kehidupan Israel): ketidaktaatan dan tidak adanya rasa syukur atas kasih karunia Allah yang menyelamatkan bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir yang dinyatakan dengan sikap memberontak baik terhadap Allah maupun kepada para hamba-Nya (Musa dan Harun).
- Ayat 6 (contoh dalam kehidupan para malaikat yang jatuh): Malaikat adalah para pelayan Allah. Akan tetapi sebagian dari mereka (yakni 1/3 dari jumlah malaikat) di bawah pimpinan Lucifer (Bintang Timur, Putera Fajar), salah seorang malaikat utama, telah jatuh karena memberontak kepada kuasa Allah. Ia ingin menduduki tempat Allah (baca Yesaya 14:12-15).
- Ayat 7 (contoh dalam kehidupan masyarakat kafir zaman Abraham): Akibat mempraktekkan cara hidup seksual yang melanggar kodrat (praktek homoseksual), kota Sodom dan Gomora beserta seluruh isinya dihanguskan oleh Tuhan.
- Ayat 8, 9 (contoh di seputar peristiwa setelah kematian Musa): Iblis mengklaim bahwa jasad Musa adalah miliknya! Alasannya: Musa itu berdosa dan pernah membunuh. Dan karena itu jasadnya menjadi hak milik Iblis. Untuk hal ini, iblis tidak segan berselisih dan bertengkar dengan ‘mantan’ rekannya, Mikhael dan dengan begitu berani menentang Michael malaikat utama Allah yang mulia.
- Ayat 10 (contoh dalam kehidupan Kain, Bileam, dan Korah): Bagi orang Yahudi, Kain adalah seorang yang tidak percaya dan materialistis. Ia tidak percaya kepada Allah dan menolak norma2 yang berlaku. Ia melakukan segala sesuatu persis seperti yang ia kehendaki sendiri. Sedangkan Bileam adalah seorang yang rela berbuat dosa untuk mendapat keuntungan (Bilangan 22) dan bahkan ia juga rela menjadi jahat luarbiasa dengan mengajar orang lain berbuat dosa (Bilangan 25). Sementara Korah (Bilangan 16:1-35), adalah seorang pemberontak yang menginginkan hak kepemimpinan atas umat Israel. Ia menentang penahbisan anak2 Harun dan suku Lewi sebagai imam bangsa Israel.

Manifestasinya dalam zaman ini:

1. Kehidupan yang terperangkap dalam akibat buruk kehidupan yang serba glamour, hedonistic, mengumbar sensualitas dan seksualitas. Contoh: jangan heran penyanyi atau bintang film yang notabene Kristen dan memakai kalung salib besar di leher atau di telinga tidak segan2 seronok dan beradegan memalukan! Alkitab sebagai buku hukum iman sudah tidak lagi menjadi acuan.
2. Hancurnya fondasi iman yang benar melalui penyangkalan terhadap kebenaran2 etika hidup kristiani: Jangan heran kalau di gereja2 tertentu memberkati pernikahan para homoseksual, gay, dan lesbian (cf. Belanda, dan negara bagian Massachussets di USA!).
3. Sikap yang meremehkan gereja dan memandang rendah jabatan2 gerejawi yang ada.
4. Kehidupan Kristen yang menolak penggembalaan gerejawi. Membiarkan hidup berjalan seolah tanpa agama.
5. Sikap yang tidak bertanggungjawab terhadap kehadiran gereja di tengah dunia. Jangan heran jikalau gereja sudah tidak lagi mendatangkan keuntungan, maka gedung2nya yang semula ditahbiskan dalam nama Allah Tritunggal itu pada akhirnya menjadi kafe2, diskotik, toko, bahkan supermarket!
6. Sikap malas untuk belajar kebenaran Alkitab.

Untuk kita renungkan:
1. Tanpa kelahiran baru mustahil seseorang mengenal iman yang benar. Periksalah diri kita dan pastikan bahwa kita telah dilahir-barukan dalam Kristus.
2. Menaruh iman pada kekuatan logika, panca indera dan keinginan tubuh jasmani, materi adalah pintu masuk yang paling lemah yang dapat menggiring kepada kesesatan. Jadi berhati-hatilah!

IV. MENGHADAPI PARA PENYESAT DAN KORBAN2 MEREKA (ayat 17-23)

a. Selalu mengingat peringatan2 yang diberikan oleh Alkitab (17-18).
b. Meningkatkan kepekaan rohani terhadap manifestasi2 yang terlihat dalam kehidupan orang2 ini (ayat 19).
c. Sementara itu sebagai pengikut Kristus, kita harus terus berupaya membangun diri di atas iman yang benar (ayat 20).
d. Menguasai diri dalam segala pengharapan (ayat 21).
e. Menjadi pendamping rohani bagi mereka yang masih lemah (ayat 22). Biasanya orang2 yang baru percaya atau lambat dalam memahami kebenaran iman Kristen adalah mereka yang paling mudah untuk disesatkan.
f. Beritakan kebenaran, hiburkan, nasehati, kuatkan, ajak dan doakan mereka senantiasa. Mungkin ini akan membosankan dan melelahkan bahkan bias tanpa hasil, tetapi inilah makna n kristiani kita.

IV. BERKAT BAGI UMAT YANG SUNGGUH BERIMAN (AYAT 24-25).

Kesimpulan:

Bagaimana memberi kesimpulan praktis supaya jemaat mendapat gambaran jika sewaktu-waktu dikunjungi/bertemu penyesat?

1. Memperlengkapi diri dengan pengajaran yang benar dan sehat (ikuti proses pembelajaran dalam jemaat - jemaat harus menyediakan proses pembelajaran). Kalau di GBI ada SOM/KOM (Sekolah/Kehidupan Orentasi Melayani), maka di GPIB ada dan harus diadakan Pembinaan Warga jemaat secara berkelanjutan dan reguler. Kita harus melihat pentingnya pembelajaran secara sistematis (Ef 4:12-15). para perangkat pelayanan dan jemaat harus/wajib mengisi diri dengan pengetahuan dan pengertian alkitab serta penafsiran alkitab yang baik, benar dan pantas.

2. Menguji setiap roh dengan cara melihat buahnya (1 Yoh 4:1).

3. Jangan meninggalkan persekutuan-persekutuan orang percaya, masuk dalam komunitas kecil, di GPIB Bethania Makassar dikenal dengan K3 (Ibr 10:25).

4. TOLAK tegas semua pengajaran sesat, tetapi terima orangnya dengan kasih Kristus. Ingatlah bahwa kita semua perlu mendengar Injil yang benar dan kita adalah saksi-saksi Kristus. Allah menghendaki semua orang bertobat dan diselamatkan (1 Tim 2:4; 2 Ptr 3:9), bahkan para penyesat.

5. Bagi yang merasa belum memiliki kemampuan untuk berdiskusi dengan pengajar sesat, JANGAN memberi kesempatan diskusi. Tetapi tetaplah bersikap santun (1 Ptr 3:15).

ITT – 11 Juni 2010 – Ibadah PKB SP3 di Bpk.J.Manuhutu

Tuesday, June 8, 2010

2 Yohanes 1:7-11


1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
1:8 Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.
1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
1:10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.
1:11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat

Ilustrasi Uang palsu, ...... menurut KemenKeu RI ===> uang palsu dapat diketahui dengan memakai teknik 3D Dilihat, Diraba, Diterawang. Jadi prinsipnya; untuk mengetahui "palsu," adalah mengetahui "asli"-nya terlebih dahulu.

1. Siapa yg menyesatkan? = Iblis dengan memakai manusia.
2Yoh 1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.

Ayat 7: Mengapa ada orang-orang yang menyatakan bahwa Yesus hanya datang sebagai manusia?
Ketika surat 2 Yoh ditulis ada orang-orang yang menolak kepercayaan akan keilahian Yesus. Mereka tidak percaya kepada ajaran inkarnasi Allah. Itu berarti, mereka hanya percaya Yesus sebagai manusia. Yang benar ialah bahwa Yesus adalah Allah dan sekaligus manusia pada waktu yang bersamaan. Ajaran Docetik (Yun:tampak/terlihat)==>Yesus hanya terlihat sbg manusia, ajaran Cerinthian==>Yesus benar manusia, Roh Kristus datang keatas-Nya pada saat pembaptisan dan meninggalkanNya pada saat penyaliban.
Informasi: Martin Luther said of Jesus: “He ate, drank, slept, waked; was weary, sorrowful, rejoicing; he wept and he laughed; he knew hunger and thirst and sweat; he talked, he toiled, he prayed … so that there was no difference between him and other men, save only this, that he was God, and had no sin.”

Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti apa yang diyakini oleh para pengikut ajaran sesat yang ditentang oleh Yohanes (dan beberapa dari mereka mungkin mempercayai bentuk yang mula-mula dari masing-masing ajaran itu), kalimat yang terdapat dalam 2Yohanes memperingatkan kita terhadap keduanya. Menurut Yohanes, seorang Kristen yang sejati menyatakan kesetiaan kepada Yesus Kristus, bukan hanya kepada Kristus, dan orang percaya mengakui bahwa seluruh kesatuan yang utuh ini, yaitu "Yesus Kristus," berasal dari Allah dan benar-benar telah menjadi manusia. Bentuk kalimat yang terdapat dalam 1 Yohanes 4:2-3 menekankan bahwa Yesus berasal dari Allah dan benar-benar berinkarnasi. Bentuk yang terdapat dalam 2Yohanes 7 menekankan bahwa Yesus tetap menjadi manusia dan tidak "terbagi", baik pada kematian maupun kebangkitan. Dalam pandangan Yohanes, Yesus Kristus yang berinkarnasi dan benar-benar manusia hidup pada masa itu.

Gereja Tuhan bertumbuh di tengah-tengah dunia ini dengan berbagai pergumulan karena berbagai tantangan dan tekanan. Tantangan atau tekanan itu datang dari dalam maupun luar gereja. Dari luar gereja berupa penganiayaan, penindasan yang berupaya menghambat laju Injil. Dari dalam bentuk pertikaian, penduniawian yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Kristen yang tidak dewasa dan pengajaran sesat atau penyesatan. Dari berbagai tantangan dan tekanan yang dapat menghambat bahkan menghancurkan laju gereja Tuhan, penyesatan atau pengajaran sesat salah satu bahaya yang harus ditanggapi serius. Hal pengajaran sesat ini telah menjadi pergumulan Tuhan sejak gereja pertama atau ketika rasul-rasul masih hidup.

Mari lihat apa kata Yesus Kristus tentang itu, dari apa yang telah dipaparkan Tuhan Yesus dalam Matius 13:24-30 (Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.)

Penyesatan adalah sesuatu yang pasti ada di dalam gerak kehidupan gereja Tuhan.(Mat 13:25 - bandingkan Matius 18: 7= Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya). Gereja Tidak dapat meniadakan penyesatan sebab penyesatan pasti ada, tetapi gereja dapat mengantisipasi dengan bijaksana, sehingga penyesatan tidak menyesatkan gereja dan tidak memberi peluang berkembang. Penyesatan masuk ke dalam gereja tidak terang-terangan (Mat13:25 ), juga harus diperhatikan bahwa penyesatan masuk ke dalam gereja dengan tidak nampak jelas sebagai penyesatan dan Penyesatan itu berakibat fatal (Mat13:29-30)

Kalau gereja secara terang-terangan menghadapi pengajaran agama lain atau filsafat dunia, mudah mengantisipasinya secara frontal, tetapi kalau yang kita hadapi sesuatu yang dikemas dengan baik, tidak menunjukkan secara nyata-nyata sebagai penyesatan, maka akan lebih sukar mengenali dan mengantisipasinya. Hal ini dapat terjadi di dalam gereja Tuhan yaitu pengajaran dan khotbah yang nampaknya didasar kan pada ayat-ayat Alkitab, tetapi sebenarnya tidak Alkitabiah. Khotbah dan pengajaran yang tidak Alkitabiah ini disebabkan oleh kesalahan tafsir atau pengertian terhadap pokok-pokok yang diajarkan Alkitab. Penyesatan ini bisa terjadi melalui hamba-hamba Tuhan yang berada pada posisi sebagai berikut:
-Hamba-hamba Tuhan yang belum belum diperlengkapi dengan kebenaran yang cukup.
-Hamba-hamba Tuhan yang berhenti belajar.
-Hamba-hamba Tuhan yang terkena "polusi dunia", dan motivasinya tidak murni lagi melayani Tuhan dan hidup tidak benar dihadapanNya.

2. Siapa yg disesatkan = Jemaat Yesus Kristus/Gereja
2 Yoh 1:8 Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.

Ayat 8: Siapa yg disesatkan? Yang orang-orang Kristen “kerjakan”, itu untuk apa? Alkitab mengajarkan bahwa kita tidak mungkin memperoleh keselamatan sebagai hasil “kerja” dan/atau upaya kita sendiri. Hanya karena anugerah Allah semata-mata, maka kita diselamatkan. Dan dalam keadaan yang telah diselamatkan inilah, maka kita boleh mengharapkan upah di sorga untuk apa yang kita telah kerjakan dalam rangka melayani Tuhan (Mat7:21-23=Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!)

Penyesatan dalam gereja terjadi melalui beberapa saluran. Saluran-saluran itu harus dikenali dengan teliti, agar kita terhindar dari penyesatan. Salah satu saluran penyesatan tersebut bisa melalui pengajaran yang tidak beralaskan pada kebenaran Firman Tuhan. Pengajaran sejenis itu disebarkan melalui khotbah yang tidak diangkat dari penafsiran yang benar. Pengajaran-pengajaran tersebut dikemas menjadi doktrin dan tanpa disadari oleh anggota jemaat doktrin-doktrin tersebut diakui sebagai Firman Tuhan atau sejajar dengan Firman Tuhan.

Pengajaran hasil pikiran manusia yang bercampur dengan pemikiran dari roh-roh jahat terkadang melahirkan pengajaran yang logis atau wajar dan mudah diterima. Pengajar atau penafsirnya berpikir bahwa kesimpulan dari idenya adalah suara Roh Kudus atau sebuah penemuan yang lahir dari hikmat Tuhan. Kita harus waspada bahwa pikiran manusia dapat disesatkan oleh iblis (2Kor 11:2-3). Dengan kalimat lain dapat dijelaskan bahwa pikiran manusia atau idenya dapat menjadi kendaraan pikiran atau rencana iblis (Mat 16:22-23 =
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.").

Dalam hal ini kita dapat menemukan bahwa seorang pengajar atau pembicara di mimbar memiliki tanggung jawab dan pergumulan yang berat. Pertumbuhan rohani dan kwalitas iman jemaat tergantung oleh isi pengajaran pembicara atau pengkhotbah dalam gereja. Itulah sebabnya Alkitab berkata bahwa seorang guru atau pengajar akan dihakimi dengan ukuran yang lebih berat. (Yak. 3:1 = Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat).

3. Bagaimana mengenal/mengetahui penyesat = mengenal Firman Tuhan dengan baik dan benar melalui Alkitab.
2 Yoh 1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
Ayat 9: Bagaimana kita bisa tahu siapa saja yang tidak “tinggal di dalam ajaran Kristus”?
Siapa sajapun yang mengajarkan hal-hal yang berlawanan dengan ajaran Alkitab tentang Yesus adalah orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus. Juga setiap orang yang hidupnya tidak konsisten dengan ajaran Alkitab adalah termasuk orang yang tidak patuh kepada Tuhan dan perintah-perintah-Nya.

Kita mengerti betapa sukarnya seseorang mempunyai "pengertian yang benar" tentang Firman Tuhan yang membawanya kepada kehidupan yang benar. Dalam hal ini peranan jemaat dalam menyambut Firman sangatlah penting. Ia harus memiliki hati yang haus dan lapar akan kebenaran dengan rendah hati menyambut Firman Tuhan, di pihak lain hamba Tuhan harus benar-benar menaburkan kebenaran Firman Tuhan bukan ide atau pikirannya sendiri (bandingkan 1Kor 2:4-5= Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. ).

Pembanding pada perkataan yesus Kristus di Matius 7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Nabi-nabi palsu atau pengajar-pengajar palsu sebenarnya sudah bukan hal yang asing bagi umat Kristen. Sejak zaman rasul-rasul bahkan zaman perjanjian lama nabi-nabi ini telah ada. Dikatakan nabi palsu karena penampilan dan tutur perkataan mereka seperti nabi namun sebenarnya mereka adalah penyesat yang tugasnya menyesatkan umat Tuhan dari kebenaran firman Tuhan.

Bagi umat Tuhan yang tidak mengerti firman Tuhan secara mendalam, akan sangat sulit membedakan mana nabi palsu dan mana yang bukan. Mengapa sangat sulit di bedakan?
* Karena mereka menyamar seperti domba. Artinya dalam kehidupan sehari-hari mereka berlaku seperti domba.
* Mereka hidup diantara domba-domba, artinya mereka berada diantara umat-umat kudus Allah.
* Mereka hidup dalam penggembalaan bersama domba. Kalau domba makan rumput, maka mereka juga makan rumput. Namun mereka tidak menelan dan mencerna rumput itu karena sebenarnya mereka adalah serigala, bukan domba. Mereka makan rumput hanyalah untuk berpura-pura. Yang mereka makan adalah daging. Artinya, walaupun mereka menerima pemberitaan firman Tuhan, namun mereka tidak mencerna dan melakukan firman itu. Hidup mereka dipenuhi oleh hawa nafsu keinginan daging.

Alkitab mencatat, untuk mengetahui apakah mereka nabi palsu atau bukan dapat dilihat dari buahnya. Itu tercatat pada ayat dibawah: Matius 7:16-17 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana seseorang mengetahui mana yang disebut pohon anggur, pohon ara atau semak duri kalau dia sendiri tidak mengenal dan mengetahui pohon itu? Bukankah seseorang mengetahui yang mana pohon pisang karena sejak kecil dia sudah ditunjukkan bahwa itu pohon pisang.

4. Bagaimana supaya tidak disesatkan atau bahkan dipakai iblis menjadi penyesat = tegas menarik garis batas antara Kebenaran Firman Tuhan dan ajaran sesat serta menghindar.
2 Yoh 1:10-11 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.

Camkan ini, ajaran sesat merupakan suatu masalah serius. Kita tak boleh menyepelekannya. Pandangan ini jugalah yang melatarbelakangi peringatan keras dari Yohanes dalam ayat ini. Tegasnya, janganlah memberi kesempatan sedikit pun untuk hadirnya ajaran sesat di kalangan warga jemaat.
Kalau kita mencintai kebenaran, maka kita harus membenci kejahatan. Tetapi kebenaran dalam Kristus mengajarkan kasih untuk dikenakan kepada sesama, bahkan yang terlibat kejahatan itu.

Untuk dapat membedakan apakah seseorang membawa pengajaran yang sehat atau tidak, sesat atau benar harus menggunakan ukuran Firman Tuhan yang ditulis dalam Alkitab. Harus dipahami bahwa iblis bisa mengelabui kita dengan cara-cara yang sangat cerdik. Pengajar-pengajar palsu akan ditampilkan sebagai orang baik, lemah lembut, berkuasa dll, dengan demikian ia dapat menyesatkan banyak orang. Oleh sebab itu setiap kita harus dengan jeli, untuk selalu mengawasi pemberitaan kebenaran Firman Tuhan. Hal ini disuarakan jelas oleh Yohanes dalam suratnya: Bahwa berhubung banyak nabi palsu pergi ke seluruh dunia maka kita harus menguji setiap roh (1Yoh 4:1=Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.).

Kesimpulan

Penyesatan melalui pengajaran dapat dikenali melalui beberapa catatan di bawah ini :

1. Melemahkan otoritas Alkitab dengan mengabaikan pendalaman Alkitab yang menjadi dasar pengajaran atau doktrin Kristen. Mengabaikan pendalaman Alkitab artinya menganggap mengerti isi Alkitab itu gampang, dengan sembrono menafsirkan ayat-ayat Alkitab tanpa mau mengerti latar belakang Alkitab; teks asli Alkitab; prinsip menafsir dll. Bila terjadi demikian maka biasanya seseorang akan menjadikan pengalaman pribadi sebagai landasan iman orang lain atau jemaat. Oleh sebab itu kita harus merasa bertanggung jawab dan terpanggil untuk menggali kebenaran Tuhan di dalam Alkitab.

2. Menampilkan pemikirannya tanpa mencari landasan yang mapan dalam Alkitab. Seperti yang disinggung di atas bahwa pemikiran yang bukan berasal dari Allah adalah dari iblis. Dengan cara inilah nabi palsu mengubah pengajaran. Pembicara atau pengkhotbah seperti ini biasanya menambah Alkitab dengan pemikiran manusia. Memang tidak semua mereka mau sengaja menyesatkan orang lain, tetapi oleh karena malas dan enggan mengeksplorasi Alkitab maka pikiran iblislah yang diimport dan terjadilah penyesatan. Dalam hal ini sebagai pendengar jemaat harus menguji roh dengan seksama. Menguji pengajaran yang disampaikan; apakah berasal dari Tuhan atau kuasa lain.

3. Rasul Yohanes tidak mengajarkan untuk berkonfrontasi dengan pengajar sesat, tetapi dengan tegas menghindari mereka, dengan tidak menerima mereka dalam kehidupan berjemaat dan menyapa mereka, sehingga membuka peluang ajaran itu menyesatkan jemaat.
Oleh sebab itu jangan mengenali ajaran sesat hanya sebagai saksi Yehova, Mormon, gereja setan dan sejenisnya atau yang dianggap lebih gawat lagi seperti dukun; paranormal; horoskop. Memang kita harus dapat membedakan antara hadirat Allah dan peledakan emosi atau perasaan. Urapan Roh Kudus atau khidmat jiwa yang bisa dikondisikan oleh pemimpin di mimbar pada waktu kebaktian, tetapi yang utama, waspadalah terhadap penyesatan dari dalam. Waspada bukan dengan menuduh sana-sini dan mengakibatkan dosa, tetapi waspada dengan senantiasa menekuni Firman Tuhan, sehingga tahu apa yang Baik, Benar dan Pantas, sebagaimana yang dikehendaki Yesus Kristus Tuhan kita.

Kalau uang palsu boleh memakai teknik 3D, Dilihat, Diraba, Diterawang; maka dari ke empat gambaran di atas
1. Siapa yg menyesatkan?
2. Siapa yg disesatkan?
3. Bagaimana mengenal/mengetahui penyesat?
4. Bagaimana supaya tidak disesatkan atau bahkan dipakai iblis menjadi penyesat?
; kita juga boleh pakai 3D ala Alkitab dan Meminta Pertolongan Roh Kudus untuk melawan penyesatan; Didengar, Diuji, Dihindari.

Kita membutuhkan prinsip-prinsip kebenaran Tuhan yang diangkat dari Alkitab melalui proses pendalaman Eksplorasi dan Eksegesis kristis Alkitabiah. Inilah modal dasar bangunan hidup rohani kita. Demonstrasi kuasa Allah yang menakjubkan memang kita butuhkan dalam gereja, kegiatan-kegiatan sosial dan sejenisnya dapat kita selenggarakan di dalam gereja, tetapi semuanya itu hendaknya tidak menyisihkan tempat untuk kebenaran yang harus diutamakan. Sebab bila kita menyisihkan kebenaran Firman Tuhan dari tempatnya berarti kita, Jemaat SP 3, Jemaat GPIB Bethania Makassar, Gereja Kristus ..... akan masuk dan terkena perangkap iblis.

Kristus Yesus memberkati kita. Amin.

ITT - 9 Juni 2010 KRT SP3 di Kel.L.Sahilatua.