Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, April 24, 2011

Markus 16:1-7


Batu Besar Sudah Terguling, Yesus Bangkit!
(Sesuai SBU, Paskah Yesus Kristus, Minggu 2 April 2011)

Markus 16:1-7
16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus.
16:2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur.
16:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"
16:4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling.
16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut,
16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.
16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."


Latar Belakang

Kebangkitan Yesus, menjadi klimaks dalam Injil Markus, sebagaimana juga dicatat dalam 3 Injil lainnya (Mat 28:1-10, Luk 24:1-12 dan Yoh 20:1-10). Pada bagian ini sudah dikenal dengan baik oleh seluruh pengikut Kristus, bahwa inilah kesaksian terbesar dari Yesus, bahwa IA adalah Anak Allah, dengan mengalahkan kematian dan maut.

Yohanes Markus sebagai penulis Injil ini, mempunyai beberapa keunikan yang menarik untuk ditelaah;
a. Kis 12:12 = Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa. Ia di ayat ini adalah Petrus dan Yohanes yang disebut juga Markus adalah penulis Injil ini.
b. Markus adalah veteran dalam penginjilan dengan telah mendampingi 3 (tiga) penginjil besar yaitu Petrus, Paulus dan Barnabas.
- Dibawa oleh Paulus dan Barnabas di Kis 12:25 Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.
- Kis 13:5 Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka. Mereka di ayat ini adalah Paulus dan Barnabas.
- Meninggalkan pelayanan di Kis 13:13 Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem. - Hal ini yang nanti akan menimbulkan pertentangan di antara Paulus dan Barnabas di Kis 15:36-41
- Bersama Paulus di 2 Tim 4:11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
- Bersama Petrus di Roma di 1 Pet 5:13 Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku. (Babilon di sini adalah sebutan Petrus untuk Roma, ibukota Kekaisaran Romawi). Markus adalah anak rohani Petrus sebagaimana Timotius menjadi anak rohani Paulus.
- Bersama Barnabas di Kis 15:39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.

Dari uraian di atas, maka kita bisa melihat bahwa, Markus pun sebagaimana Petrus, pernah meninggalkan pelayanan, tetapi ia tetap dipakai Tuhan. Dari gaya bahasa dan penulisan, para teolog menyimpulkan bahwa Markus menulis Injilnya atas kesaksian Petrus sendiri, ketika mereka bersama-sama di Roma. Perhatikan Mark 1:29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. (Simon di sini adalah Simon Petrus) - Markus tidak ada di kejadian ini, tetapi kemungkinan besar Petrus mengisahkan detil kejadian ini kepada Markus. di Mark 14:53-72, ditulis dengan sangat mendetail, yang tentunya dari kesaksian Petrus sendiri. Bahkan beberapa sejarawan Alkitab, menyimpulkan bahwa Markus adalah anak muda yang disebut di Mark 14:51-52 Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.

Unik karena Injil ini adalah Injil tertua (diperkirakan tahun 64-67 M), yang ditulis oleh seseorang yang bukan murid langsung Yesus Kristus, dan dituliskan untuk orang-orang di luar orang Yahudi (perhatikan cara penulisan detail kebiasaan Yahudi - yang oleh Injil lain tidak dijelaskan, karena dimengerti oleh bangsa Yahudi).

Hari Tuhan

Peristiwa kebangkitan Yesus Kristus sesuai dengan Mark 16:1-2, inilah yang dijadikan tonggak baru dalam kehidupan murid-murid Yesus. Hari inilah yang dipakai sebagai Hari kemenangan dengan senantiasa berkumpul dan beribadah memuji Tuhan dan mengucap syukur.

Kebangkitan Yesus adalah peringatan terbesar dalam peristiwa Gereja. Dari peristiwa ini, kebangkitan Yesus dapat kita mengerti sebagai kata "AMIN" dari Allah atas ucapan Yesus: "Sudah Selesai" di Yoh 19:30.

Pernyataan dan Perintah

Tuhan telah membuat pernyataan tegas di 16:6; tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.
Yesus telah bangkit! Itulah inti pernyataan Tuhan.
Kemudian, Markus mencatat perintah Tuhan yang disampaikan melalui “anak muda berjubah putih” di Mark 16:7 = Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."
a. Pergi dan katakan kepada Murid-muridNya dan kepada Petrus tentang kebangkitan ini.
b. Pergi ke Galilea, seperti yang telah Yesus katakan sebelumnya di Mark 14:28 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.", Yoh 26:32 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."

Mengapa Petrus dan ada apa di Galilea?

Perintah Tuhan kepada Murid-murid dan Petrus dapat kita lihat dari segi pengampunan. Bahwa Tuhan mengampuni keraguan, kekecewaaan, ketidak-mengertian dan ketakutan murid-murid Yesus. Dalam kegagalan Petrus dan rekan-rekannya dalam menyatakan kesetiaannya, Tuhan menggapai mereka dengan berita kebangkitan ini, IA tetap menggenapi janji-Nya dengan tetap memakai mereka.
Galilea, akan menjadi suatu tempat yang sangat menentukan, karena di sinilah Kristus Yesus menentukan tempat pertemuan, yang kemudian akan menjadi tempat di mana Amanat Agung Kristus Yesus akan diberikan kepada murid-muridNya seperti yang tercatat di Injil Matius 28:16 - 20 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
(Dalam perenungan penulis, terlintas pemikiran bahwa: seandainya Yudas tidak turun tangan sendiri mengakhiri hidupnya, maka pengampunan inipun juga berlaku baginya, bahkan Yudas Iskariot pun termasuk yang menerima Amanat Agung ini).

Aplikasi dan Penutup

1. Peristiwa Kebangkitan Kristus adalah peristiwa Gereja yang sangat penting, karena di saat inilah, seluruh pengajaran Yesus digenapi, bukan oleh manusia, tetapi oleh Allah sendiri, dengan membangkitkanNya, sehingga wajib kita syukuri dengan senantiasa melaksanakan Kehendak Allah dalam setiap saat kehidupan kita. Bukan hanya sekedar peringatan peristiwa gerejani biasa, yang setelah itu menjadi dingin kembali sampai saatnya di tahun berikut. Kebangkitan Kristus adalah kemenangan besar bagi kita semua, dan kemenangan itu harus ditulis dan dirayakan setiap hari dalam mengisi kehidupan ini dengan melaksanakan apa yang Yesus Kristus ajarkan dan perintahkan.

2. Pengampunan menyeluruh diberikan Tuhan melalui Anak-Nya Yesus. Hal ini berlaku untuk segenap umat manusia, melalui permohonan Kristus di Kayu Salib yang dicatat di Luk 23:34a Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.". Pengampunan itu berlaku bagi Petrus yang bahkan telah menyangkalnya 3 kali!, bagi murid-muridNya yang senantiasa ragu dan tidak kunjung mengerti, bagi Markus yang meninggalkan pelayanan dan juga bagi kita semua yang berdosa. (Di kemudian hari Petrus mencatatnya di 1 Pet 1:5-8)
Persoalannya adalah:
- Apakah kita setelah menerima berita kebangkitan itu lalu melupakannya atau mengaminkannya dalam hidup kita?
- Apakah setelah merayakan kebangkitan-Nya dengan Pesta Paskah yang meriah lalu selesai atau melanjutkannya dengan melaksanakan PerintahNya?
- Apakah setelah diampuni lalu kita merasa bahwa itu adalah hak ekslusif kita sebagai pengikut Yesus lalu berbuat dosa kembali berulang kali atau senantiasa dengan penuh syukur menjaga kekudusan hidup serta membagi sukacita pengampunan itu dengan memberitakannya kepada orang lain melalui perbuatan kasih?

3. Peristiwa kebangkitan tidak berakhir di situ saja, melainkan telah Yesus Kristus amanatkan, bahwa setelah kebangkitan-Nya IA akan menemui mereka di Galilea untuk suatu Perintah atau Amanat Agung. Demikian juga kita, setelah merayakan Paskah dengan meriah di gereja masing-masing ataupun di mana saja, masih ada Janji Temu dengan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari, dimana kita bukan saja harus melaksanakan perintah-Nya, tetapi juga mengajarkannya kepada sesama kita.

Batu Besar Sudah Terguling, Yesus Bangkit!, Dosa kita telah ditebus, bersyukurlah.
Mari, ...... keluar dari tembok Gereja kita dan menjadi saksi di mana Tuhan menempatkan kita berada. Jadikanlah Paskah senantiasa sebagai titik evaluasi kesetiaan kita terhadap Tuhan, baik sebagai jemaat maupun Gereja Tuhan, dan bukan hanya perayaan belaka.

SELAMAT PASKAH, Kristus Yesus menyertai kita semua, sampai Akhir Zaman. AMIN

ITT – Paskah Yesus Kristus – Hari Minggu, 24 April 2011

Friday, April 15, 2011

Yohanes 12:12-19


Hosana, diberkatilah Dia yang datang
(Sesuai SBU, Minggu 17 April 2011)

(Yoh 12:12-19 – Yesus dielu-elukan di Yerusalem)
12:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,
12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"
12:14 Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:
12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."
12:16 Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.
12:17 Orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya dari antara orang mati, memberi kesaksian tentang Dia.
12:18 Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar, bahwa Ia yang membuat mujizat itu.
12:19 Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia.

Pengantar

Tumbuh sebagai seorang yang bergiat di kegiatan SAR (Search And Rescue), salah satu yang dipelajari adalah ilmu Survival atau bertahan hidup di alam bebas. Di salah satu buku manual Survival, tertulis di halaman awal: “You can remain alive anywhere in the world when you keep your wits about you” (anda akan dapat bertahan hidup dimanapun asalkan tetap mempertahankan/menggunakan akal sehat) dan motto buku itu “Keep your wits and stay alive!” (Pakai akal sehat dan/supaya tetap hidup).

Setiap kali membaca bagian Alkitab ini, seringkali timbul suatu pemikiran yang cukup menggelitik, bahwa bila kita membaca Alkitab pada bagian bacaan kita minggu ini tanpa penyertaan Roh Kudus, dengan membandingkan motto buku di atas, maka yang Yesus lakukan adalah berlawanan dengan hukum survival atau bertahan hidup. Yesus memasuki Yerusalem dengan suatu kesadaran dan pengetahuan penuh bahwa IA akan mati. Tetapi bila kita bertekun dan disertai penyertaan Roh Kudus, kisah ini memperlihatkan Penggenapan Janji Allah serta Kuasa Allah.

Bacaan kita pekan ini, termasuk salah satu situasi paling penting yang terjadi dalam masa pelayanan Yesus. Hal ini ditandai dengan tercatatnya kejadian ini di ke empat Injil (Yoh 12:12-19, Mat 21:1-11, Mark 11:1-10 dan Luk 19:28-38). Dengan melihat komposisi Injil Yohanes pada bagian ini, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa Injil Yohanes disusun dengan urutan kronologis kejadian, sementara pada Injil lain kejadian pengurapan Yesus disusun dengan urutan tema.

Latar Belakang

Bacaan ini diawali dengan kalimat “Keesokan harinya ...”, yang mengacu pada waktu di 12:1a = Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania,. Pesta apakah yang dirayakan? Pesta Paskah, atau dalam tradisi Yahudi dikenal dengan Pesakh atau Paskah, Ingg: Passover. (Kel 12:23 = Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.).
Pada saat itulah Israel sebagai bangsa pilihan Allah, di bawah pimpinan Musa dan Harun dilepaskan Allah dari Firaun di Mesir, dan saat itulah mereka memperingatinya sebagai Hari Pembebasan Israel dari Perbudakan. Di Israel sampai hari ini, menjadi libur nasional selama 7 hari berturut-turut, yang ditandai dengan pesta besar pada awal dan akhir pekan itu, yang dirayakan dengan sangat meriah, kumpul keluarga dan berdoa serta ibadah raya. (Kel 12:14-17 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya. Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel. Kamu adakanlah pertemuan yang kudus, baik pada hari yang pertama maupun pada hari yang ketujuh; pada hari-hari itu tidak boleh dilakukan pekerjaan apa pun; hanya apa yang perlu dimakan setiap orang, itu sajalah yang boleh kamu sediakan. Jadi kamu harus tetap merayakan hari raya makan roti yang tidak beragi, sebab tepat pada hari ini juga Aku membawa pasukan-pasukanmu keluar dari tanah Mesir. Maka haruslah kamu rayakan hari ini turun-temurun; itulah suatu ketetapan untuk selamanya).

Penggenapan dan Kuasa Yesus

Dari seluruh kisah pelayanan Yesus, hanya pada saat inilah Yesus dengan terbuka mengumumkan keberadaan diri-Nya sebenarnya. Bahwa IA lah Mesias yang dinanti-nantikan dan saat ini menjadi begitu penting, karena:
a. Yesus menggenapi nubuat Zakaria dalam Zak 9:9 = Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Bukankah Yesus sendiri mengatakan itu dalam (Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.)?
b. Yesus mengubah seluruh rencana Sanhedrin ketika mereka mengadakan permufakatan untuk membunuhnya (Yoh 11:53) dan juga Lazarus (Yoh 12:10). IA mendatangi Yerusalem, dan bukan diburu-buru oleh Sanhedrin. Yesus menunjukkan Kuasa-NYA ketika IA memilih saat-NYA sendiri sesuai dengan Waktu Tuhan.

Kemeriahan di tengah Penderitaan

Seperti sudah dijelaskan di atas, maka penduduk Israel dalam suasana pesta, tetapi benarkah mereka berpesta? Kegembiraan mereka tersandung pada kenyataan bahwa mereka pada masa itu berada pada masa penjajahan kembali di bawah Kekaisaran Roma yang memerintah dengan tangan besi. Dalam keseharian mereka, Roma mengenakan pajak dan cukai yang berat, peraturan yang ketat dan penyaliban sebagai hukuman mati (yang hanya dapat dilakukan oleh Kekaisaran Roma). Jadi pada saat itu, penduduk Israel sangat mendambakan kebebasan, yang dalam tradisi Agama Yahudi mereka kenal dengan akan datangnya Mesias, sebagai pembebas mereka dari penjajahan Roma.

Jurang Harapan dan Kenyataan

Harapan masyarakat sepertinya terpenuhi, karena Yesus ini yang mereka kenal, bahkan membangkitkan Lazarus yang telah mati 4 hari! (Yoh 12:9). Luar biasa kuasa orang ini! Pastilah IA Mesias yang telah dinanti-nantikan itu.
Seruan Hosana! (berasal dari Maz 118:25 Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN.) yang membahana mengiringi Yesus menandakan kerinduan dan harapan mereka akan seorang pemimpin yang akan membebaskan mereka. Hosana = merupakan sebuah bentuk penekanan dari kata perintah “give salvation now” (berikanlah keselamatan sekarang) yang kemudian menjadi sebuah sambutan bahkan pujian.
Mat 21:8-9 menggambarkannya dengan lebih megah = Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!".

Tetapi apakah benar harapan itu terwujud?
IA tidak mengumpulkan mereka dan memimpin, IA malahan mengecam mereka! (Mat 21:12-13, Mat 23:27)
IA tidak memikirkan bagaimana membebaskan pajak dan cukai, IA malahan menyuruh membayar! (Mat 22:17-21).

Harapan; segera dan sebentar lagi berubah menjadi kegeraman dan kemarahan. Hosanna berubah menjadi Salibkan IA!

Penutup

Minggu Prapaskah terakhir ini biasanya dijadikan GPIB sebagai tradisi bagi saat pengakuan Warga Sidi Jemaat yang baru. Di hadapan Tuhan dan Jemaat-NYA, mereka berkata “Ya! Dengan segenap hatiku”. Dari sudut pandang itulah ada hal yang boleh kita pelajari;

Kita semua akan mengangkat suara dan dengan lantang memuji Tuhan. Kita bisa mengangkat tangan dan hati kita menyembah Tuhan dan menyambut-NYA dalam nama Yesus. Tetapi bagaimana jika sesudah mengikut IA, harapan dan kenyataan yang kita hadapi berbeda? Apakah kita tetap bisa bersorak Hosana!
Kenyataan yang menyedihkan, bahwa hal ini sering terjadi, ketika Tuhan tidak memenuhi harapan kita, Tuhan bertindak tidak sesuai keinginan kita, keriang-gembiraan itu dapat berubah menjadi kesal, marah dan akhirnya pemberontakan.
Adalah mudah memuji Tuhan ketika keadaan baik-baik saja, tetapi ketika keadaan berubah sulit dan keras? Masih dapatkah kita memuji Tuhan? Bahkan ketika Tuhan berbalik mengecam kita seperti Yesus mengecam orang-orang Farisi? Apakah kita dapat menerimanya?
Satu Fakta penting untuk dihayati, bahwa Tuhan tidak pernah memberikan apa yang kita minta, tetapi IA pasti memberikan apa yang kita butuhkan! Ini suatu hal yang sangat mendasar yang refleksinya bisa kita lihat pada Rasul Paulus di Fil 4:19 = Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Ayat ini akan menguatkan kita bahwa Allah akan menjaga dan menopang kita senantiasa dalam segala hal, yang menjadi masalah adalah apa yang dipenuhi Allah biasanya tidak sesuai dengan kehendak kita dan sebaliknya.

Inilah yang terjadi dengan para penyorak Hosana dan Yudas, dan juga masih terjadi sampai hari ini. Mereka begitu fokus hanya untuk bebas dari penjajahan Roma, sehingga mereka melewatkan satu momen paling penting dalam sejarah dunia, bahwa Raja di atas segala raja, telah datang dan memasuki Yerusalem. Mereka gagal mendengar hati nurani mereka, tetapi hanya dituntun oleh keinginan daging belaka, keinginan untuk merdeka dan lepas dari Roma, padahal Yesus datang untuk membebaskan mereka, dan juga kita dari kuasa dosa. (Yoh 1:10-11 = Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.)

Sebagai penutup. Ketika Israel ingin terbebas dari kekaisaran Roma, Yesus datang untuk membebaskan mereka lebih dari hanya keterjajahan fisik. Mereka ingin Yesus bertindak sesuai dengan cara mereka, tetapi Yesus bersikap sebaliknya, IA bersikap hanya untuk memenuhi kehendak Bapa-NYA, bukan keinginan manusia.
Kegagalan mereka untuk melihat bahwa pemenuhan nubuat nabi-nabi telah terpenuhi dalam kehadiran Yesus, juga bisa terjadi pada kita sekarang. Kita bisa rajin beribadah, ikut paduan suara, jadi Presbiter, fungsionaris gereja atau bahkan menulis khotbah dan artikel ini, tetapi gagal membangun relasi dengan Yesus Kristus sebagai jelmaan Allah sendiri, ketika kita hidup berontak dan tidak sesuai keinginan bapa di Surga. Ini terjadi dengan Israel, kiranya tidak terjadi dalam kehidupan kita.

Ketika memulai hari baru sebagai warga Sidi Jemaat yang dewasa di dalam Iman, kerjakanlah keselamatan itu senantiasa dengan buah Kasih. Bagi kita Jemaat Tuhan yang sudah dewasa dalam Iman, tetaplah senantiasa berbuah dalam kasih bagi sesama manusia.
Hari ini kita boleh berseru, “Hosana, diberkatilah Dia yang datang” serta mengaminkannya dengan “Haleluya, terpujilah Allah yang menyelamatkan dalam Kristus Yesus!”

ITT – 15 April 2011

Sunday, April 10, 2011

Yesaya 49:1-4

Pengasihan Tuhan membuat Kita Selamat
(Sesuai Bacaan SBU, Minggu 10 April 2011)

Yesaya 49:1-4
49:1 Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
49:2 Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
49:3 Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
49:4 Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."


Latar Belakang

Di dalam Kitab Deutero-Yesaya terdapat 4 nyanyian Hamba Tuhan, yaitu Yes 42:1-4; Yes 49:1-6; Yes 50:4-9 dan Yes 52:13-53:12.
Bacaan Minggu ini adalah Nyanyian Hamba Tuhan yang ke dua setelah Nyanyian pertama pada bacaan pekan lalu dalam Minggu-minggu Pra Paskah ini.
Kalau diperhatikan secara struktur, maka Nyanyian ini adalah Nyanyian dialog berbalasan antara Tuhan dan Hamba Tuhan, yaitu Hamba Tuhan berbicara (49:1-2), Tuhan menjawab (49:3), Hamba Tuhan berbicara lagi (49:4) dan Tuhan merespon kembali (49:5-6).

Hamba Tuhan

Di Kitab Yesaya, hanya Tuhan yang memakai perkataan: Dengarkanlah Aku (Yes 41:1, 46:3, 12; 48:12; 51:1, 7; 55:2). Di bacaan ini, Hamba Tuhan memakai istilah ini seakan-akan ia sendiri adalah Tuhan. Hamba Tuhan berseru kepada seluruh bangsa, mengisahkan tentang pekerjaan Tuhan. Sebagaimana Yeremia, Hamba Tuhan ini telah dipanggil sejak dalam kandungan (Yer 1:5 = "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."). Pada bacaan ini di 49:1, perhatikan bahwa Tuhan yang membentuk Hamba Tuhan sejak dalam kandungan juga telah memberi nama (di 49:3 nama itu ialah Israel). sebagaimana dengan nabi-nabi, pekerjaan Tuhan yang diemban, adalah memanggil Israel kembali kepada Tuhan, dan juga seluruh bangsa lain.

Siapakah yang dimaksud Hamba Tuhan ini? Israelkah secara kolektif? atau merupakan perlambang terhadap individu?
Perhatikan, bahwa di beberapa pasal sebelumnya, istilah Israel sebagai suatu bangsa dinyatakan dengan jelas, contoh: Yes 42:22. Istilah Israel sendiri sebelumnya diberikan kepada individu yaitu Yakub, yang setelah itu istilah tersebut diberikan kepada sebuah bangsa yang menjadi keturunan Yakub. Dalam hal 49:3, Perjanjian Baru, mengenal istilah Israel ini sebagai individu, yaitu Yesus dari Nazaret.

Hamba Tuhan berkata di 49:1 Dengarkanlah Aku, .... Mark 9:7b = ...: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
Hamba Tuhan berkata di 49:1 .... TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku., Lukas 1:31 = Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

Yes 49:2a = Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Markus 1:27 = Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya. Mark 1:38 = Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." - Bandingkan pula dengan Wahyu 1:16; 2:16 dan 19:15.

Hamba Tuhan dilindungi dan disembunyikan Tuhan sampai IA siap menjalankan misi-Nya. Yesus menjalani kehidupan sampai Ia benar-benar dewasa sebelum memulai misi-Nya. Rasul Yohanes menyebut-Nya: Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yoh 1:14)

Hamba Tuhan di Yes 49 ini adalah Yesus yang dinubuatkan nabi Yesaya +/- 700 tahun sebelum Yesus dilahirkan. Suatu hal yang mengagumkan melihat penggenapan nubuatan Yesaya. Sewajarnya kita menaruh ketakjuban kita pada siapa yang bernubuat melalui Nabi Yesaya.

Kegagalan?

Yes 49:4, adalah suatu ayat dengan sudut pandang yang sangat menarik. Pernahkah kita membayangkan dari sudut pandang kita, bagaimana rasanya menjadi Hamba Tuhan itu dan mengetahui bahwa segala jerih payahnya percuma dan sia-sia? Ia merasakan itu bahkan +/- 700 tahun sebelum dilahirkan !
Pernahkah kita merasakan melakukan sesuatu yang baik dengan sangat tulus dan jujur, tetapi tidak mendapat respon yang baik, bahkan dihujat? Menolong dengan tanpa pamrih, lalu kemudian difitnah dengan keji? Taat dengan tekun terhadap atasan tetapi diperintahkan untuk mengorbankan diri atas kesalahan orang lain?
Ketika sudut pandang ini diambil, secara pribadi kita pasti segera menangkap makna tekanan yang begitu berat yang dipikul Yesus dalam Luk 22:44b. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Tetapi kegagalankah yang dituainya? 49:4 diakhiri dengan kalimat: namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.
Apa yang dilakukan Hamba Tuhan, ukuran gagal tidaknya, diukur oleh Tuhan. Hak Hamba Tuhan dijamin dan UpahNya ada pada Tuhan.

Aplikasi

1. Semakin nampak bahwa apa yang dinubuatkan Yesaya mengarah langsung pada Yesus. Rentang waktu yang begitu jauh, menampakkan bahwa bagi Tuhan, tidak ada yang kebetulan, dan bahwa IA bekerja senantiasa menggenapi perjanjian-Nya.

2. Rancangan Keselamatan Tuhan melalui Israel sebagai individu pada Yakub, yang dilanjutkan dalam Israel sebagai suatu bangsa tidak pernah berhenti ketika Tuhan menghadirkan Diri-Nya melalui Yesus sebagai keturunan Daud Raja Israel. Rancangan yang sama berlaku bahkan hingga kini dan masa depan, ketika Tuhan memanggil kita melalui Yesus, dan menjadikan kita Hamba Tuhan. Bukankah sebelumnya kita adalah pulau-pulau dan bangsa-bangsa yang jauh seperti yang dimaksudkan di Yes 49:1 (49:1 Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! ....)

3. Sebagai Hamba Tuhan, Tugas Yesus dengan masa pelayanan yang cukup singkat seolah hanya mendulang kegagalan, jika dihitung oleh ukuran dunia. Bahkan kebangkitan-Nya menuai kontroversi. Perhatikan bahwa sejenak sesudah kenaikan Yesus Kristus, pengikut-Nya hanya berkisar 120 orang (Kis 1:15). Tetapi karena Kuasa dan Rancangan Tuhan, kita semua boleh merasakan keselamatan dalam Pengasihan Tuhan itu dengan dipanggil menjadi Hamba-hamba Tuhan. Boleh jadi apa yang kita lakukan dalam Iman dan Pengharapan kita sepertinya menuai kegagalan. Kasih yang kita terapkan dapat menuai penolakan, kecaman dan fitnah, tetapi tetaplah lakukan panggilan keselamatan itu, karena Hak dan Upah kita bukan dari dunia dan manusia, melainkan dari Tuhan Allah yang rencana-Nya berlaku sejak sebelum masa Yesaya sampai hari ini dan selama-lamanya.

ITT, 10 April 2011