Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, February 25, 2011

Matius 18:6-9

Orang Yang Menyesatkan Pasti Celaka
(Sesuai SBU, Minggu 27 Februari 2011)

Matius 18:6-9
18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
18:7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
18:8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.
18:9 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua


Latar Belakang

Matius 18 pada bacaan hari ini (Mat 18:6-9), akan ditelaah dengan sudut pandang, bahwa pasal 18 ini adalah 1 (satu) unit pengajaran dengan berbagai sub unit pengajaran di dalamnya yang kemudian dibagi oleh Alkitab dalam 5 perikop; 1-5 Siapa yang terbesar dalam Kerajaan sorga, 6-11 Siapa yang menyesatkan orang, 12-14 Perumpamaan tentang domba yang hilang, 15-20 Tentang menasihati sesama saudara, dan 21-35 Perumpamaan tentang pengampunan.

Pertanyaan dalam Mat 18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" - sebaiknya dipakai sebagai acuan untuk mengerti pasal ini.
Jawaban Yesus menjungkirbalikkan konsep "duniawi" murid-murid-Nya. Mat 18:2-4: Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. (garisbawahi kata bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini)

Konsep Yesus Kristus dibandingkan dengan Konsep duniawi tentang "Yang Terbesar"

Konsep Duniawi

Konsep Yesus Kristus

Kaya - Ayub 1:3: Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.

Miskin – Mat 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga

Berkuasa

Bergantung sepenuhnya kepada Allah

Menjadi yang terutama

Menjadi yang terakhir – Mark 9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

Menjadi Tuan

Menjadi Pelayan – Mark 9:35, Mat 20:26-27 (Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu),

Diagungkan/Ditinggikan

Sederhana/Merendahkan diri – Mat 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, Mat 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.


Jadi kalau dirangkum, konsep Yesus Kristus tentang Yang terbesar adalah: ia yang seperti anak kecil, yang merendahkan diri dalam arti rendah hati, dan menyandarkan diri atau bergantung sepenuhnya kepada Bapa. Konsep ini juga menjelaskan, betapa pentingnya semua manusia di hadapan Allah, dimana Allah tidak memandang apapun juga dengan cara pandang duniawi – dan ini menegaskan bagaimana cara hidup dalam jemaat dan gereja serta dunia yang harus dilaksanakan oleh murid-muridNya dan kita semua, yaitu Tubuh Kristus, dimana semuanya berharga dan mempunyai fungsi sesuai kemampuannya. (Bandingkan Zakharia 2:8b sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya --:)

Ketika konsep ini telah direnungkan dan dimengerti, maka selanjutnya akan lebih mudah untuk mengaplikasikan konsep ini ke dalam bacaan kita hari ini, tentang penyesatan dan peringatan Yesus tentang penyesatan.

Pengertian tentang istilah Anak Kecil
Mengutip penggalan ayat 6: anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, maka kita bisa menyimpulkan bahwa istilah anak kecil pada konteks bacaan ini, adalah murid Tuhan (bandingkan Mat 10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.).

Aplikasi

Menyesatkan? Bagaimana itu?
Dengan tetap mengacu pada ayat 1, tentang pertanyaan siapakah yang terbesar, maka pengertian penyesatan yang ingin difokuskan dalam pengajaran pekan ini, adalah “suatu cara saling menyingkirkan untuk mendapat suatu tempat yang lebih besar atau tinggi dalam komunitas orang percaya”.
Jadi penyesatan, peluangnya lebih besar terjadi dari dalam komunitas itu sendiri dibandingkan dari luar, karena sesuatu penyesatan terselubung atau tidak disadari akan lebih mudah terjadi dibandingkan sesuatu ajaran terbuka
Beberapa hal penyesatan yang sering kita temui:
-. mengajarkan hal yang tidak tepat tentang ajaran Kristus, berdasarkan pandangan pribadi yang tidak Alkitabiah.
-. mencuri Kemuliaan Allah dengan mengedepankan pribadi, sehingga orang menjadi kagum terhadap pribadi tertentu dan bukan kepada Allah yang menjadi sumber segala berkat.
-. mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan perpecahan dalam komunitas jemaat dengan jalan saling menjelekkan atau menjatuhkan (ingat bagaimana cara Orang Nazaret menolak Yesus dengan meremehkan Yesus dan keluarganya dan juga ingat bahwa Gereja adalah tubuh Kristus)

Akibat Penyesatan = Celaka
Peringatan yang sangat keras dan tegas, bahwa menyesatkan anak-anak kecil ini – harus dilihat sebagai suatu dosa yang sangat besar, melebihi ditenggelamkan dengan pemberat batu kilangan, yang dilanjutkan dengan kata “celakalah” - bagaimana status seseorang yang telah diumpat Tuhan dengan kata celakalah? - tentu sangat menakutkan bukan?.
Bandingkan ketika Yesus menegur Paulus/Saulus = Kis 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" - Luar biasa! bukan menganiaya pengikut-Ku, tetapi menganiaya Aku yaitu Tuhan sendiri!).

Jika ayat 6 & 7 menyuruh kita hati-hati supaya tidak menyesatkan orang lain, maka ayat 8 & 9 memperingatkan kita supaya berhati-hati untuk tidak menyesatkan diri sendiri atau membiarkan diri sendiri tersesat. (Bandingkan 1Tim 4:16= Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Juga Kis 20:28 = Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.)

Keseimbangan untuk menjaga kerohanian kita serta melayani dengan benar diperlukan, untuk menjaga tidak terjadinya penyesatan dalam komunitas orang percaya.

Penutup

Peringatan Yesus bahwa penyesatan itu memang harus ada pada ayat 7, membuat kita harus waspada, dan kewaspadaan itu akhirnya akan membawa kita berseberangan dengan penyesatan, yang resepnya sudah disiapkan Yesus dalam pasal ini, yaitu dari ayat 15 – 35.
Tampaklah di sini, bahwa ajaran Kristus Yesus dalam Matius 18 ini adalah suatu ajaran yang saling terkait dan berhubungan, dimana sebab akibatnya dijelaskan Yesus dengan rinci.

Pertanyaan murid-murid akibat ketamakan dan pementingan diri untuk jadi yang terbesar, dijawab Yesus dengan konsepNya tentang yang terbesar, dilanjutkan dengan apa dan bagaimana penyesatan dan akibatnya, ditutup dengan bagaimana mengenakan kerendahan hati yang bermuara pada belas kasihan dan pengampunan untuk menyelesaikan suatu dosa dan pergumulan. Pengajaran yang indah dan jauh dari ketersesatan, karena senantiasa menempatkan sudut pandang Allah sebagai yang utama dan terutama.

Jadi bilamana kita mulai terjebak dalam pertanyaan “siapa yang terbesar dalam jemaat kita?” hendaklah dijawab: “Yesus Kristuslah yang terbesar dalam jemaat kita, kita semua hanyalah alat-Nya untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Sorga di muka bumi ini.” - Amin.

ITT – 25 Februari 2011

Friday, February 18, 2011

Markus 6:1-6a

Ketidakpercayaan Menghambat Kehidupan Baru
(Sesuai SBU, Minggu 20 Februari 2011)

Markus 6:1-6a
Yesus ditolak di Nazaret

6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
6:5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.
6:6a Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Penjabaran dan Pelajaran

Dari uraian struktur bacaan minggu ini, berbagai pelajaran dapat kita tarik.

1. Ayat 1
Dalam konteks ini, kita bisa melihat bahwa Yesus berangkat dari Kapernaum ke tempat asal-Nya Nazareth. Suatu hal yang menarik dari sepeninggal Yesus, bahwa Kapernaum adalah suatu tempat yang paling lama ditinggali oleh Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya dan juga tempat yang paling banyak mujizat yang IA buat. Tetapi kota ini juga yang dikecam Yesus dengan tragis. Untuk mengerti itu lihat Mat 11:20-24 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu." (Khorazim, Betsaida dan Kapernaum adalah 3 kota di tepi Danau Galilea yang berdekatan – tempat Yesus berkeliling mengajar).
Fakta menarik tentang Kapernaum adalah kota tersebut menghilang dan akhirnya baru ditemukan kembali dalam penggalian oleh arkeologi Amerika Edward Robinson tahun 1838.

Pelajaran dari ayat 1 adalah: Mujizat tidak menjamin akan adanya pertobatan – Jangan mengikut Yesus karena mujizatNya, tetapi “bertobatlah”. Kecaman Yesus masih harus didengungkan di telinga kita dan dimana kita berada, juga di jemaat mana kita ditempatkan Tuhan.

2. Ayat 2 & 3
Kebiasaan Yesus sebagai Rabbi, adalah mengajar pada hari Sabat di rumah-rumah Ibadat. Hal yang sama terjadi juga di Nazareth. Dari pengajaran Yesus, menimbulkan ketakjuban dan bermuara di 3 pertanyaan:
a. Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?
b. Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya?
c. Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Dan akhirnya pertanyaan yang memperlihatkan keraguan mereka terhadap-Nya dan meremehkan Yesus (dalam budaya Yahudi, seseorang disebutkan sebagai anak Ayahnya, sekalipun ayahnya sdh meninggal – pada bacaan ini Yesus disebut sebagai Anak Maria!).
Dari ayat ini kita dapat melihat bahwa isi pengajaran Yesus-lah yang membuat ada pernyataan kekaguman dan ada pernyataan meremehkan. Apa isi pengajaran Yesus? Secara jelas Markus tidak menyebutkannya, tetapi dengan merujuk ke Lukas 4:16-30 (dalam urutan perjalanan Yesus di Injil Lukas adalah kejadian sebelumnya, tetapi ada pula yang menyebutkan waktunya sama dengan apa yang dituliskan Markus). Di Injil Lukas, Yesus membaca dan mengajarkan dari Kitab Yesaya 61:1-2a: Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita,
Juga dari Matius 4:17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Isi pengajaran itu bukanlah suatu hal yang biasa, pengajaran itu keras! Dan itulah yang menyebabkan ketidak-sukaan.

Pelajaran dari ayat 2 & 3 adalah:
a. Kita mengenal Yesus sebagai pribadi yang manis dan pembuat mujizat, khususnya kesembuhan. Apakah kita mengenal Yesus seutuhnya sebagai Anak Allah yang menyuarakan pertobatan atas dosa-dosa kita dan menegur kita dengan tegas dan keras?
b. Ingat bahwa ketika IA mengajar – adalah dalam sinagog, yang kalau sekarang adalah gedung gereja. Berita itu untuk orang beriman, tetapi penolakan justru ditunjukkan oleh orang beriman.
c. Pertentangan antara baik dan jahat senantiasa terjadi, ada yang takjub dan ada yang meremehkan. Hal yang sering terjadi pada zaman sekarang ini banyak dianut oleh dunia, bahkan di kalangan orang percaya adalah pembunuhan karakter atau pembusukan bila menyangkut ketidak-senangan terhadap seseorang yang mengajarkan hal baik atau menegur kesalahan. Ajaran Yesus yang baik, dikalahkan dengan pembunuhan karakter Yesus dengan memakai latar belakang tingkatan sosial dan keluarga-Nya yang bersahaja. Dari akhir ayat 3 (Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.) dapat kita lihat bahwa pembunuhan karakter Yesus akhirnya berhasil menutupi rasa takjub jemaat di Nazaret. Berapa kali dalam berjemaat atau bermasyarakat kita sering bersikap seperti orang Nazaret?

3. Ayat 4
Respons Yesus sangat sederhana dan singkat. Sebagai perbandingan lihat Yoh 7:3-5 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya.
Pepatah Inggris mengatakan “Familiarity Breed Contemps” = Keakraban menimbulkan benih kebencian/kurang hormat. Semakin lama kita mengenal sesuatu atau seseorang, semakin mudah kita melihat kekurangannya.

Pelajaran dari ayat 4 adalah seringkali ketika hubungan kita sedemikian dekat seperti keluarga atau sahabat akrab, kita akan mulai mudah meremehkan seseorang. Hal ini menekankan orang percaya, bahwa kenallah Yesus seutuhnya sebagai Anak Allah, jangan hanya sebagai Manusia dan sahabat kita.

4. Ayat 5-6a
Ketidakpercayaan dari penduduk Nazaret akhirnya menghambat berkat Tuhan. Sekalipun demikian, Yesus tetap melakukan mujizat-Nya. Keengganan mereka untuk mendalami ajaran Yesus dan mempercayai-Nya sebagai Anak Allah, menjauhkan mereka dari kehidupan baru, sebab bukankah ketika itu bangsa Israel sedang menantikan seorang Mesias? Ketidakpercayaan itu, menimbulkan keheranan bagi Yesus. Menarik untuk didalami, bahwa rasa heran Yesus tercatat dua kali dalam Injil, dan keduanya berhubungan dengan Iman. Yang satu dalam Mat 8:10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. - Ketika IA menyembuhkan hamba seorang perwira Roma di Kapernaum - dan yang kedua pada bacaan kita ini di Markus 6:6a.

Pelajaran dari ayat 5-6a adalah:
a. Ketidakpercayaan, bukan saja menghambat berkat Tuhan, tetapi adalah suatu dosa.
b. Perwira Roma itu, bukanlah seorang yang mengenal ajaran Yahudi, tetapi ia percaya kepada Yesus – Kita, adalah pengikut Kristus Yesus, janganlah sampai Tuhan heran melihat kita senantiasa menyebut nama Yesus, tetapi sebenarnya tidak percaya dan tidak melakukan apa yang Yesus ajarkan dan perintahkan.

Penutup

Ketidakpercayaan membuat Umat Israel harus merasakan 40 tahun di padang gurun, ketidakpercayaan membuat Petrus gagal berjalan di atas air, ketidakpercayaan membuat kota Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum dikecam Yesus, ketidakpercayaan membuat penduduk Yerusalem membunuh Anak Allah, dan berbagai pelajaran tentang ketidakpercayaan yang mengambil bentuk lain seperti keraguan dan kekuatiran.

Lukas 7:23 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." & Ibrani 3:12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. - Marilah kita waspada terhadap dosa ketidakpercayaan itu dan benar-benar percaya, dengan melakukan apa yang menjadi perintah dan kehendak Allah melalui Yesus Kristus. Amin.

ITT – 18 Februari 2011

Thursday, February 10, 2011

Yohanes 4:1-14

Berita tentang hidup kekal tidak eksklusif
(Sesuai SBU, Minggu 13 Februari 2011)

Yoh 4:1-14

Percakapan dengan perempuan Samaria
4:1 Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes
4:2 -- meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, --
4:3 Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
4:4 Ia harus melintasi daerah Samaria.
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."


Latar Belakang

1. Orang Samaria dihina oleh orang Yahudi karena ras mereka campuran dan tidak murni lagi, juga adalah orang melalaikan Hukum Musa. Mereka adalah pelanggar Hukum dan Peraturan Yahudi karena orang Samaria membangun tempat ibadah sendiri untuk menyaingi Bait Allah di Yerusalem. Orang Yahudi menganggap bahwa memakan roti orang Samaria sama dengan makan daging babi. Bahkan orang Yahudi berdoa supaya orang Samaria tidak masuk ke dalam hidup kekal.

Nama Samaria diberikan kepada penduduk campuran yang dibawa oleh Raja Asyur atau Assyria, Esarhaddon (2Raja 19:36-38) (677 SM) dari Babilonia dan tempat-tempat lain serta ditempatkan di kota-kota Samaria (Israel Utara) menggantikan penduduk asli yang telah dipindahkan ke pembuangan (2Raj 17:24; Ezra 4:2, 9, 10) oleh Raja Sargon (721 SM). Orang-orang asing ini membaur dengan orang Yahudi yang masih tertinggal dan dengan perlahan namun pasti meninggalkan penyembahan berhala lama mereka dan mengadaptasi sebagian agama Yahudi. Setelah kembali dari pembuangan, orang Yahudi di Yerusalem tidak mengizinkan mereka untuk mengambil bahagian dalam pembangunan kembali Bait Allah yang mengakibatkan permusuhan terbuka antara keduanya. Orang Samaria lalu membangun Bait Allah saingan di gunung Gerizim, yang kelak dimusnahkan oleh Raja Yahudi pada tahun 130 SM. Kemudian mereka membangun lagi yang lain di Sikhar. Permusuhan yang pahit antara orang Yahudi dan Samaria berkelanjutan hingga di masa Tuhan Yesus "Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria" (Yohanes 4:9b) Tuhan Yesus sendiri pernah diejek sebagai orang Samaria (Yoh 8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: "Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?").

2. Jalur tercepat dan paling dekat antara Jerusalem di sebelah selatan dan Galilea di utara adalah melalui daerah Samaria. Namun orang Yahudi kebanyakan mengambil jalur memutar sehingga tidak perlu melewati daerah orang Samaria itu. Dengan demikian, walaupun lebih jauh tapi mereka terhindar untuk bertemu musuh bebuyutannya itu. Ketidaklaziman perjalanan Yesus dan murid-muridNya yang melalui wilayah Samaria akan memperlihatkan rencana Allah.

3. Tiga hal yang terjadi dalam peristiwa ini: Seorang Yahudi berbicara dengan seorang Samaria, percakapan di antara orang asing yang tidak saling mengenal, dan Seorang yang Kudus berbicara dengan seorang kafir.

4. Pada pasal sebelumnya, Yohanes 3:1-21 (Percakapan Tuhan Yesus dan Nikodemus) - bertema hampir sama dengan bacaan hari ini.

Struktur Bacaan

Yoh 4:1-3 = Dengan meninggalkan Yudea dan kembali ke Galilea, Yesus melakukan 2 hal, menghindari orang-orang Farisi dan menghindari pemecah-belahan dengan kelompok Yohanes Pembaptis - perhatikan di sini bahwa Yesus menghindari konfrontasi dan rivalitas, menghindari pertentangan dan persaingan.

Yoh 4:4-6 = Menunjukkan bahwa tidak ada yang kebetulan di mata Allah, bahkan dalam perjalanan yang melewati Samaria, Yesus memenuhi rencana Bapa-Nya. Di wilayah Samaria, ia singgah di kota Sikhar (dahulu Sikhem) - lihat Kej 48:22 & Yosua 24:32.

Yoh 4:7-14 = Percakapan Yesus dan perempuan Samaria yang berlanjut sampai pasal 26. Menarik diperhatikan di sini, bahwa inilah saat pertamakali Yesus membuka identitas sebenarnya tentang diri-Nya kepada seseorang dengan sangat jelas (Yoh 4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.") - Bukan kepada orang Yahudi, tetapi kepada seorang perempuan Samaria!

Berbeda tapi Sama

Berbagai sudut pandang dan telaah sudah dikemukakan tentang bacaan ini, dan kali ini suatu pembahasan dengan mengambil perbandingan kita telusuri dengan mengacu pada Yoh 3:1-21, perihal percakapan Yesus dengan Nikodemus, dan melihat bagaimana Yesus mengajarkan kita tentang cara penginjilan dan bersaksi.

Percakapan Yesus dengan Nikodemus serta percakapan-Nya dengan perempuan Samaria adalah sangat kontras.
-. Yang seorang lelaki bernama Nikodemus dan yang seorang perempuan "tidak bernama"
-. Yang seorang dari latar belakang terpelajar dan yang seorang dari rakyat biasa (ia pergi menimba air)
-. Yang seorang dari kalangan terpandang Yahudi dan yang seorang dari kalangan rendah Samaria
-. Yang seorang adalah pemimpin agama Yahudi, anggota Sanhedrin, pengajar dan yang seorang adalah pendosa dengan cara hidup kawin cerai dan berzinah.
-. Yang seorang mengenal Yesus sebagai pengajar dan yang seorang sama sekali tidak mengenal Yesus
-. Yang seorang "datang" kepada Yesus dan yang seorang "didatangi" Yesus
-. Yang seorang datang di malam hari dan yang seorang didatangi pada siang hari.
-. Yang seorang Yesus berkata: "harus dilahirkan kembali" dan yang seorang Yesus berkata: "kuberikan Air Hidup"

Dari begitu banyak perbedaan di atas, kesamaan mereka hanya satu adalah: "mereka berbicara dengan Yesus, Anak Allah yang menyatakan diri-Nya kepada mereka"

Pelajaran dari Kesamaan

Berangkat dari hal-hal di atas, banyak hal dapat diungkap dari dalamnya, tetapi hanya beberapa yang mendasar dikemukakan dalam pelajaran hari ini yaitu:

1. Setiap orang mempunyai kebutuhan mendasar yang sama.
Yesus menyatakan dalam Yoh 5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu (baca dalam konteks perikop Yoh 5:19-47 “Kesaksian Yesus tentang Diri-Nya”). Yohanes menegaskan dalam Yoh 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Nikodemus dan perempuan Samaria, merasakan kebutuhan akan hidup kekal itu, hanya mereka mencari dan mendapatkannya dengan cara berbeda. Sehingga ketika kita memperoleh kesempatan untuk mengenal Yesus secara pribadi dengan tuntunan Roh Kudus melalui Alkitab, dan akhirnya mengenalkan "hidup" dalam Kristus kepada orang lain, kita dituntut untuk memenuhi kebutuhan yang mendasar itu, yaitu kebutuhan akan hidup kekal yang hanya dapat diperoleh melalui Kristus. Bukan dengan mengajarkan bahwa ketika mengenal Yesus maka setiap persoalan akan selesai, tetapi bagaimana dengan mengenal Yesus kita menghadapi berbagai hal & persoalan dengan cara Yesus - sehingga beroleh hidup kekal.

2. Setiap orang sama di hadapan Allah
Yesus, walaupun ia Anak Allah - tidak membedakan orang dalam berinteraksi, bergaul serta menginjil dan bersaksi. Perbedaan atau kontras di atas mengajari kita hal itu. Berita keselamatan yang dibawa Yesus adalah untuk semua orang, khususnya para pendosa. Untuk itu kita dituntut untuk menyatakan berita itu tanpa melihat perbedaan apapun. Perhatikan bagaimana Yesus rendah hati dalam keilahian-Nya.

Pemberitaan tentang Kristus Yesus, khususnya dalam pemberitaan firman dan pengajaran, bukan untuk membuat orang terkesan dan akhirnya tertarik kepada pengajarnya, tetapi harus dilakukan untuk membuat orang "datang dan mengikut Kristus".
Seorang Farisi, perempuan Samaria, penderita Kusta, Lazarus, Martha Maria diperlakukan Yesus dengan sama - demikian pula kita dituntut untuk meninggalkan perilaku mengkotak-kotakkan manusia dalam jenis dan kelas - kaya, miskin; pintar, bodoh; buruk, rupawan; orang terkenal, orang biasa; dll dsb. Juga dalam keadaan apapun, dalam keadaan tidak disukai orang banyak, tekanan, dalam ujian, siksaan, kebenaran tetap dinyatakan Yesus.
Perlakuan sama dengan berita keselamatan yang sama – jauh dari eksklusifisme, itulah yang Yesus ingini dari kita sebagai saksi-Nya.

Dan dari akhir percakapan dan pencarian perempuan Samaria atas keheranannya terhadap pribadi Yesus yang mengetahui segala-sesuatu tentang dirinya, kita belajar bahwa;

3. Setiap orang membutuhkan Harapan
Harapan perempuan Samaria dalam Yoh 4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." - Hal sama dikemukakan Nikodemus dengan samar dalam Yoh 3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."

Perhatikan bahwa untuk harapan yang jelas, Allah menyatakan diri-Nya dengan jelas pula.
Jadi dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut menyatakan diri dengan cara hidup yang nyata dan jelas pula sebagai murid Yesus dengan pemikiran, perkataan serta perilaku yang sesuai dengan ajaran Yesus - supaya dalam diri kita, ada kejelasan harapan yang dapat dicontoh oleh orang lain.

Akhirnya - Samaria, sebagai bagian yang dianggap rendah oleh orang Yahudi, tercatat dalam amanat pengutusan Kristus Yesus di Kis 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

ITT - 10022011

Tuesday, February 8, 2011

2 Raja-Raja 8:7-15

Elisa di Damsyik
8:7 Elisa masuk ke Damsyik, dan pada waktu itu Benhadad, raja Aram, sedang sakit. Ketika dikabarkan kepada raja: "Sudah datang abdi Allah ke mari,"
8:8 berkatalah ia kepada Hazael: "Ambillah persembahan, pergilah menyongsong abdi Allah itu dan mintalah petunjuk TUHAN dengan perantaraannya: Sembuhkah aku dari penyakit ini?"
8:9 Lalu pergilah Hazael menyongsong dia, diambilnyalah persembahan berupa segala barang yang indah-indah dari Damsyik, sebanyak muatan empat puluh ekor unta. Sesudah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Anakmu Benhadad, raja Aram, menyuruh aku menanyakan kepadamu: Apakah aku akan sembuh dari penyakit ini?"
8:10 Jawab Elisa kepadanya: "Pergilah, katakanlah kepadanya: Pastilah engkau sembuh. Namun demikian, TUHAN telah memperlihatkan kepadaku, bahwa ia pasti mati dibunuh."
8:11 Elisa menatap dengan lama ke depan, lalu menangislah abdi Allah itu.
8:12 Hazael berkata: "Mengapa tuanku menangis?" Jawab Elisa: "Sebab aku tahu bagaimana malapetaka yang akan kaulakukan kepada orang Israel: kotanya yang berkubu akan kaucampakkan ke dalam api, terunanya akan kaubunuh dengan pedang, bayinya akan kauremukkan dan perempuannya yang mengandung akan kaubelah."
8:13 Sesudah itu berkatalah Hazael: "Tetapi apakah hambamu ini, yang tidak lain dari anjing saja, sehingga ia dapat melakukan hal sehebat itu?" Jawab Elisa: "TUHAN telah memperlihatkan kepadaku, bahwa engkau akan menjadi raja atas Aram."
8:14 Lalu ia pergi dan meninggalkan Elisa dan setelah ia sampai kepada tuannya, berkatalah raja kepadanya: "Apakah dikatakan Elisa kepadamu?" Jawabnya: "Ia berkata kepadaku, bahwa pastilah engkau sembuh."
8:15 Tetapi keesokan harinya ia mengambil sehelai selimut yang telah dicelupkannya ke dalam air dan membentangkannya ke atas muka raja. Jadi matilah raja, dan Hazael menjadi raja menggantikan dia


Latar belakang

1. Tugas Elisa, adalah melanjutkan tugas Elia yang menerima 3 perintah dari Allah (di 1 Raj 19:15 Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. 19:16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.)
Dua dari 3 perintah yang diterima Elia itu dilaksanakan oleh Elisa. yaitu perintah mengurapi Yehu dilaksanakan Elisa melalui seorang nabi muda di 2 Raj 9:1-6 dan Hazael sebagai Raja Aram pada bacaan ini.

2. Tugas ini merupakan penggenapan Allah untuk menghukum Israel yang tidak setia dan melakukan kejahatan di mata Allah. (2 Raj 13:1 Dalam tahun kedua puluh tiga zaman Yoas bin Ahazia, raja Yehuda, Yoahas, anak Yehu, menjadi raja atas Israel di Samaria; ia memerintah tujuh belas tahun lamanya. 13:2 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia hidup menuruti dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. Ia tidak menjauhinya. 13:3 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel, lalu diserahkan-Nyalah mereka ke dalam tangan Hazael, raja Aram, dan ke dalam tangan Benhadad, anak Hazael, selama zaman itu.). Allah memakai Hazael sebagai alat untuk mendisiplinkan Israel yang memberontak terhadap-Nya.

3. Hazael adalah gubernur Damsyik, orang kepercayaan Raja Benhadad raja Aram (Siria). Setelah Benhadad mati di tahun 841 SM, Hazael menjadi Raja Aram & memerintah sampai tahun 801 SM - Pada saat itu Yoram, Yehu dan Yoahas menjadi Raja di Israel (Samaria) serta Ahazia, Athalia dan Yoas menjadi Raja di Yehuda. Hazael digantikan oleh anaknya yang diberi nama Benhadad juga yang memerintah dari tahun 801 - 773 SM. Selanjutnya kisah Hazael dapat dilihat dalam 2 Raj 12:17-21 & 2 Taw 24:23-27

4. Bacaan ini dalam konteks saat pemerintahan Yoram atas Israel (Samaria), yang seperti Ahab dan Ahazia - melakukan yang jahat di mata Tuhan. Dalam 1 Raj 19:18 Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia." - menunjukkan betapa sedikitnya umat Tuhan yang setia.

Pelajaran

Banyak pelajaran dapat dipetik dari bacaan ini dengan berbagai sudut pandang, tetapi hanya 4 (empat) hal yang akan dipelajari dalam pengajaran ini:

1. Elisa ke Damsyik untuk melaksanakan tugas kenabiannya, yang diperintahkan Allah. Damsyik ada di Aram yang merupakan musuh Israel dan Yehuda. Ini adalah suatu tindakan sangat berani, karena bukankah sebelumnya Raja Aram Benhadad menyuruh untuk menangkap Elisa? (2 Raj 6:13). Allah senatiasa meluputkan Elisa dari jangkauan Aram, bahkan sebelumnya Elisa menyembuhkan Naaman, panglima perang Aram yang menderita Kusta. Pelajaran pertama adalah: Elisa memperlihatkan gambaran seorang Hamba Tuhan yang selalu tunduk pada perintah Allah. Ia ulet (seorang petani), berserah penuh (ketika dipanggil Elia dan kisah pelemparan baju Elia), ia penuh kasih (kisah perempuan Sunem), dapat dipercaya & memiliki integritas tinggi (semua ucapannya terbukti & ketika menyembuhkan Namaan ia menolak persembahannya). Dari banyaknya mujizat yang ia buat, menandakan Roh Allah diam di dalam dirinya.
Bagaimana dengan kita? Ketika kita mengaku bahwa Roh Kudus adalah Allah, maka seperti Elisa, kita harus senantiasa memelihara kekudusan & membiarkan Roh Kudus menguasai kita dan berkarya bagi kemuliaan Tuhan.

2. Raja Benhadad menyuruh Hazael untuk menyongsong Elisa dengan berbagai persembahan. Pelajaran kedua: Benhadad hanya mencari mujizat melalui Elisa yang ia yakini dapat memberi kesembuhan, sebagaimana ia melihat Naaman sembuh dari kusta.
Bagaimana dengan kita? Apa hanya mencari Tuhan untuk memperoleh keuntungan mujizat belaka? atau benar-benar mencari Tuhan karena merasakan Kasih Allah melalui Kristus yang menebus dosa kita dan memberikan hidup baru?

3. Nubuat Elisa bagi kematian Benhadad dan Hazael yang akan menjadi Raja Aram. Pelajaran ketiga: Allah memperlihatkan bahwa Otoritas-Nya adalah bagi semua orang dan bangsa, bahkan Aram yang tidak percaya kepada-Nya, dapat dipakai Allah untuk menyatakan diriNya dan menjadikan Aram sebagai alat untuk menghajar Israel yang berontak terhadap Allah.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita menyadari otoritas Allah adalah mutlak dalam kehidupan kita? Bahkan segala sukacita adalah daripadaNya, dan pergumulan dalam kehidupan kita, keluarga kita, adalah cara Tuhan untuk mengingatkan supaya tidak menjauh dari-Nya dan membawa kita menjadi lebih kuat serta lebih baik sebagai anak-anak Tuhan.

4. Cara hidup Raja-raja Israel dan Yehudalah yang membuat Israel dihukum Allah. Pelajaran keempat: Peran Raja sebagai Pemimpin adalah mutlak untuk membawa orang yang dipimpinnya untuk hidup sesuai kehendak Allah. Ketika pemimpin gagal dan bahkan menjauhi Allah, maka hukuman berlaku baginya serta juga bagi umat yang dipimpinnya.
Bagaimana dengan kita sebagai pemimpin dan imam dalam kehidupan kita? Apakah kita mau seperti Israel yang diserahkan ke tangan Aram, atau berbalik dan bertobat supaya memperoleh pengampunan dari Allah?

ITT - 8 Februari 2011 - PF PKB3 12022011 di Bpk.Lexi Ramatuan

Friday, February 4, 2011

Hakim-Hakim 4:1-8

Hukuman Atas Kesalahan
(Sesuai SBU, Minggu 6 Februari 2011)

Hakim-Hakim 4:1-8
Deborah dan Barak
4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.
4:3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.
4:4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
4:5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.
4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,
4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."
4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju."

Karakter

Ada beberapa Karakter yang sebaiknya didalami dalam bacaan pasal 4 secara keseluruhan, yaitu:
Deborah: Nabiah & Hakim di Israel, arti namanya "lebah"
Barak: Pemimpin tentara Isarael, arti namanya “halilintar”
Yabin: Raja Kanaan, arti namanya “berpengertian”
Sisera: panglima tentara Kanaan. arti namanya "Pelayan dewa Ra"
Yael: arti namanya "Kambing hutan/kambing liar"

Dosa

Hak 4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.

Apa yang jahat yang dilakukan orang Israel? Israel memilih allah lain.
Hak 5:8a Ketika orang memilih allah baru, maka terjadilah perang di pintu gerbang.
Untuk itu ada 3 hal yang penting yang perlu diperhatikan.
1. Ketidak-mauan untuk belajar dari masa lalu/sejarah, membuat sepeninggal Ehud mereka melakukan kejahatan.
2. Berulangkali melakukan - melakukan pula - melakukan lagi, melewati berapa hakim sebelum Deborah? Dan dosa serta kejahatan itu berulangkali dilakukan orang Israel - Ketika berdosa, melakukan yang jahat di mata Tuhan, dihukum, melakukan apa yang berkenan di mata Tuhan, beroleh berkat. Ada apa sebenarnya dengan Israel? Coba berkaca dan melihat diri kita sendiri, dan jawablah ... ada apa dengan manusia?
3. Hati manusia ternyata tidak berubah oleh Mujizat Allah. Ingat Samgar di pasal 3? (Hak 3:31 Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel.) Mengalahkan 600 orang dengan tongkat? Itu semua karena Kuasa Allah belaka. Tetapi apa yang terjadi? beberapa saat kemudian, terjadi lagi kejahatan terhadap Tuhan.
Ini mengingatkan kita dalam Injil Yohanes ketika Yesus berkata: (Yoh.6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.) Mujizat dicari bukan supaya beroleh keselamatan, tetapi hanya untuk beroleh keuntungan belaka.

Sola Gracia - Keselamatan hanya dari Allah semata, bukan manusia, sebab kalau hanya mengandalkan manusia untuk berbuat baik, akan terjadi seperti Israel pada bacaan kita, dan akan terjadi pula dengan kita sekarang.

Penindas

Atas buah dosa itu, Allah menyerahkan Israel untuk ditindas oleh Yabin dan Sisera. Kekuatan yang besar karena mempunyai 900 kereta besi. Ini menandakan jumlah pasukan yang besar, karena di atas dan sekeliling kereta besi itu tentara akan berbaris untuk bertempur. Dan karena kekuatan yang besar itu, mereka dengan keras menindas Israel, selama 20 tahun pula.
Penindasan, bukan karena Kanaan hebat, tetapi karena Tuhan mengizinkan untuk menghukum Israel (ayat 2a: Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor.)

Nabiah & Pemimpin – Deborah dan Barak

Deborah adalah seorang dari 3 nabiah yang dikenal dalam PL, yaitu Miriam (Keluaran 15:20) dan Huldah (2 Raj 22:14). Dalam PB dikenal juga Hana (Luk2:36) dan 4 anak dara Filipus (Kis 21:9). Deborah juga adalah hakim yang memerintah atas Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma (Beberapa pendapat mengatakan, karena pada zaman itu, ketika orang berperkara, maka mereka tidak dapat datang ke rumah Deborah karena ia seorang perempuan, maka ia memilih menjalankan tugas hakimnya di tempat terbuka). - Hal bahwa Deborah seorang perempuan, sebaiknya kita lihat sebagai Kuasa Allah untuk memakai siapa saja dalam melaksanakan perintah-Nya.
Perhatikan ayat 4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, 4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."
Kata: "Bukankah" yang dicetak tebal menandakan bahwa ternyata Tuhan telah bersabda sebelumnya kepada Barak dengan perintah sama seperti yang Deborah dapatkan dari Tuhan sebagai Nabiah.
Suatu perintah dengan uraian yang sangat rinci tentang jumlah dan asal suku tentara Israel dan tempatnya. Suatu cara yang ajaib, Israel bahkan tidak perlu menghampiri musuh (perhatikan kata yang dicetak tebal di ayat 7).

Dengan itu, beberapa hal boleh kita pelajari:
1. Apa yang Deborah peringatkan kepada Barak, adalah perintah Tuhan yang juga sudah diberikan kepada Barak.
2. Ada keraguan dan ketakutan Barak untuk melaksanakan perintah Tuhan itu, karena mereka kalah dalam hal teknologi perang. Dalam penindasan, Yabin dan Sisera serta tentara Kanaannya pasti tidak memperbolehkan Israel mengumpulkan senjata. (Hak.5:8b Sesungguhnya, perisai ataupun tombak tidak terlihat di antara empat puluh ribu orang di Israel.)
3. Keraguan itu memperlihatkan ketidak-taatan Barak sebagai pemimpin terhadap Allah.
4. Kasih Allah dengan mendengar doa Israel yang tertindas, membuat Tuhan mengutus Deborah untuk menegur & meyakinkan Barak atas perintah-Nya.

Di ayat 8, atas permintaan Barak supaya Deborah ikut dalam pertempuran itu, ada beberapa tafsiran. Salah satu tafsiran mengatakan bahwa permintaan itu memperlihatkan keraguan Barak lebih lanjut, atas ketakutan, dan atas pandangannya terhadap posisi Deborah sebagai perempuan.
Tetapi dalam konteks kenabiahan Deborah yang telah disaksikan oleh Barak dengan mengingatkan ia atas perintah yang sudah ia dengar dari Tuhan - maka permintaan Barak supaya Deborah turut serta, dapat diartikan sebagai penundukan Barak terhadap Tuhan dengan keyakinan Barak bahwa kehadiran Deborah dalam pertempuran itu adalah kehadiran Allah sendiri.

Jawaban Deborah dalam ayat 9 adalah suatu nubuatan yang pada saat itu, pastilah tidak dimengerti oleh Barak sendiri, yang tanpa keinginan untuk memperoleh kemuliaan - juga sebagai bukti penundukan dirinya kepada perintah Allah yang pernah ia ragukan - segera berangkat bersama Deborah. Menarik untuk dibayangkan, bahwa sudah barang tentu Barak menyangka, nubuatan Deborah tentang Sisera yang akan diserahkan Tuhan kepada seorang perempuan - pastilah kepada Deborah, tetapi di akhir pasal 4 ternyata Tuhan menyerahkan Sisera kepada Yael, yang bahkan bukan seorang Israel.

Aplikasi

Apa yang kita pelajari dalam bacaan kita hari ini, membuat kita berkaca dan belajar beberapa hal.

1
. Ketidak-taatan terhadap Allah mendatangkan hukuman. 20 tahun penindasan bukanlah hal ringan, ditambah harus bertempur kembali dengan orang Kanaan. Berapa kali dalam kehidupan kita, kita mengalami seperti Israel? Ketika membaca dan merenungi Kitab Hakim-Hakim, Tuhan menghendaki kita setia kepada-Nya, supaya tidak perlu lagi mengalami apa yang telah Israel alami. Bukankah Sejarah perjalanan Israel dalam PL, dituliskan Tuhan supaya kita beroleh hikmat?

2. Doa teriakan pertobatan dan minta tolong Israel, di dengar Tuhan. Pertobatan mendatangkan Kasih Tuhan, tetapi akibat dosa adalah permanen. Penderitaan dan peperangan tetap melanda Israel. Berapa kali dalam pergumulan kehidupan kita berseru kepada-Nya karena penderitaan yang adalah ulah kita sendiri? Seringkali tujuan kita hanya berseru untuk dilepaskan dari masalah. Seharusnya tujuan kita adalah menyenangkan hati Allah dengan taat kepada-Nya. Bukankah IA telah memberikan Kristus Yesus menebus kita dan hadir dengan Roh Kudus senantiasa untuk kita?

3. Tuhan Allah akan memakai siapa saja untuk kemuliaan Nama-Nya. Sekalipun ia perempuan yang sering dianggap lemah seperti Deborah dan Yael (perhatikan ketegasan Deborah serta sikap Yael - sekali lagi, ia bukan orang Israel - yang menewaskan Sisera tanpa ragu). Tindakan Tuhan memakai mereka itu adalah pembelajaran bagi kita, bahwa masalah gender, suku, harkat dan perbedaan lainnya, harus dikesampingkan, bahkan ditiadakan bagi kemuliaan Tuhan. Bukankah Kristus Yesus mengajarkan itu dengan bergaul dan makan dengan siapa saja?

4. Kerjasama adalah mutlak dalam menjalankan perintah Tuhan. Perhatikan bahwa ketika Deborah dan Barak bekerjasama serta penyatuan beberapa suku Israel, maka itu menjadi kunci kemenangan mereka disamping taat penuh atas perintah Tuhan. Membina keluarga, menuntut kerjasama suami istri dan anak-anak, serta menjalankan amanat Kristus Yesus sebagai Gereja Tuhan, bukan kerja satu orang atau satu kelompok, tetapi kerjasama seluruh jemaat dengan kemampuannya masing-masing. Bukankah kita semua dipanggil untuk menjadi satu tubuh, dalam jemaat Kristus dimana Yesus adalah kepala-Nya?

ITT – 4 Februari 2011

Wednesday, February 2, 2011

Mazmur 66

Perbuatan Tuhan Yang Besar

Mazmur 66
Nyanyian Syukur karena orang Israel tertolong
66:1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian Mazmur. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi,
66:2 mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian!
66:3 Katakanlah kepada Allah: "Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu.
66:4 Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu." S e l a

66:5 Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia:
66:6 Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang-orang itu berjalan kaki menyeberangi sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia,
66:7 yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya, yang mata-Nya mengawasi bangsa-bangsa. Pemberontak-pemberontak tidak dapat meninggikan diri. S e l a

66:8 Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!
66:9 Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah.
66:10 Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak.
66:11 Engkau telah membawa kami ke dalam jaring, mengenakan beban pada pinggang kami;
66:12 Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami, kami telah menempuh api dan air; tetapi Engkau telah mengeluarkan kami sehingga bebas.
66:13 Aku akan masuk ke dalam rumah-Mu dengan membawa korban-korban bakaran, aku akan membayar kepada-Mu nazarku,
66:14 yang telah diucapkan bibirku, dan dikatakan mulutku pada waktu aku susah.
66:15 Korban-korban bakaran dari binatang gemuk akan kupersembahkan kepada-Mu, dengan asap korban dari domba-domba jantan; aku akan menyediakan lembu-lembu dan kambing-kambing jantan. S e l a

66:16 Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku.
66:17 Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian.
66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.
66:19 Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan.
66:20 Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.

Struktur Mazmur 66

Mazmur ini terbagi dalam 4 stanza yang dipisahkan oleh sela, penting diperhatikan bahwa sela dalam Mazmur diartikan sebagai petunjuk musik dalam Mazmur, "barangkali" artinya pause/istirahat (lihat kamus alkitab). Dalam Kamus Amplified Bible, diterjemahkan dengan, berhenti dan perhatikan atau Atensi. Dalam pembacaan Alkitab Bahasa Inggris atau bahasa aslipun kata sela dibaca dengan selah. (bukan tidak dibaca). Jadi sebenarnya pengertian sela bukan hanya tanda musik saja, tetapi suatu tanda untuk berhenti sejenak dan memperhatikan apa yang sudah dibaca untuk kemudian dilanjutkan.

Mazmur ini adalah mazmur Pengucapan syukur seperti mazmur 65 sebelumnya. Penulisnya tidak diketahui dengan pasti. Dalam mazmur ini, Umat Tuhan menceritakan tentang pembebasannya dan mengundang orang lain untuk bersama-sama menyembah Allah. Mazmur ini menunjukkan suatu perjalanan kesaksian yang berpindah dari kesaksian bersama dan memuncak pada kesaksian pribadi di akhir mazmur ini. Peringatan untuk menyembah Tuhan dimulai dengan bangsa-bangsa (1-7), kemudian Israel (8-12) lalu berakhir dengan "aku" sebagai pribadi.

1. Penyembahan bangsa-bangsa Maz 66:1-12
1-4: pemazmur, berbicara atas bangsanya, memanggil bangsa lain untuk bersama-sama menyembah Tuhan dengan bersorak, bermazmur dan berucap (katakanlah ...).
5-7: Perbuatan Tuhan yang besar atas alam dan sejarah, menunjukkan kekuasaanNya yang mutlak atas ciptaanNya. Laut merah terbelah dan sungai Yordan mengering adalah salah satu tanda bagi bangsa-bangsa, supaya mereka berhenti memberontak terhadapNya.
8-9: kembali pemazmur memanggil bangsa-bangsa untuk memuji Tuhan atas apa yang Tuhan lakukan bagi Israel.
10-12: Tuhan juga mendisiplinkan Israel, untuk membentuknya menjadi baik. Tuhan tidak meninggalkan umatNya tetapi membawa mereka kepada berkat yang lebih melimpah.

2. Penyembahan pemazmur 66:13-20
13-15: pemazmur sekarang berbicara kepada Tuhan secara pribadi. Ia memberikan dirinya sebagai contoh. Ia akan memberi persembahan syukur terbaik bagi Tuhan.
16-20: pemazmur memberikan kesaksian pribadi kepada pendengar, bahwa Tuhan telah menjawab doa dan seruannya, karena tidak ada niat jahat dihatinya. (ayat 20 biasanya dipakai dalam PK).

Ketika umat Tuhan beribadah kepada Tuhan, mereka harus beribadah dengan hati yang bersih. Dan ibadah mereka akan didengar dan dijawab oleh Tuhan dengan berkat. Dan hal inilah yang akan menyebabkan bangsa-bangsa atau orang lain menyaksikan itu dan ikut menyembah Tuhan.

Kesaksian atas Perbuatan Tuhan Yang Besar

Pada pelajaran hari ini kita akan melihat dan mendalami Mazmur ini dalam cara menuturkan yang dpt dibagi 2:
1. Menuturkan Kesaksian tentang Tuhan. Yaitu tentang perbuatan-Nya yang besar dan dahsyat.
2. Menuturkan Kesaksian tentang manusia. Dan perbuatan Tuhan yang besar atas kehidupan manusia.

Menuturkan Kesaksian tentang Tuhan (5-7)
Perbuatan Allah yang mengatur alam bagi umat Israel untuk menyeberang, adalah suatu tindakan penyelamatan yang memperlihatkan Kuasa Allah atas segala yang ada di atas bumi. Janji Tuhan atas Israel untuk membawa mereka ke tanah perjanjian - baik di awal mereka keluar dari Mesir dengan menyeberangi Laut Merah, sampai mereka masuk ke Kanaan dengan menyeberangi sungai Yordan, ditepati dengan cara Tuhan. Tuhan penebus, Tuhan penyelamat dan Tuhan yang menepati janji-Nya.

Keluaran 14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka

Yosua 4:20 Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. 4:21 Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: "Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-batu ini? 4:22 maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! -- 4:23 sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang, 4:24 supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu

Kesaksian inilah yang diberikan pemazmur supaya dunia tahu, apa dan bagaimana kebesaran Tuhan itu.

Menuturkan Kesaksian tentang Manusia (8-15)
Pemazmur mempersaksikan bagaimana Tuhan dengan setia mengantar mereka sebagai bangsa dan kehidupan mereka. Jatuh bangun kehidupan mereka dalam dosa dan pertobatan, tetapi Kasih setia Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka.
8-12 bercerita tentang bagaimana kelanjutan Israel setelah Yerikho, dimana mereka tidak mengindahkan perintah Tuhan dan dihukum dengan kekalahan, lalu bertobat dan akhirnya menerima berkat kembali.
13-15 bercerita tentang pengucapan syukur atas berkat Tuhan.
16-20 adalah ajakan untuk berdoa dan beribadah kepadaNya, dengan mengingatkan bahwa doa dan ibadah harus dilaksanakan dengan hati yang bersih.

Yosua 5-7 memperlihatkan bagaimana Allah menuntut kekudusan untuk dipakai oleh Tuhan dan memperoleh berkat. Untuk mulai mengalahkan Yerikho, mereka harus disunat dan melaksanakan perintah Allah, tepat seperti yang diperintahkan. Ketika melanggar perintah Allah, dengan mengambil jarahan, mereka dihukum dengan kekalahan. Setelah mengaku dan mengadakan pertobatan, mereka diselamatkan dan memperoleh kemenangan kembali.

Aplikasi

Kisah Israel, harus diakui mencerminkan bagian kisah hidup kita sekarang ini. Apa yang kita pelajari di atas adalah menyangkut ibadah. Ibadah kepada Tuhan yang melibatkan pujian dan kesaksian atas apa yang Tuhan perbuat dalam kehidupan kita.
Pengertian Ibadah sendiri dalam bahasa Indonesia adalah: Ibadah = (KBBI)=iba·dah n perbuatan untuk menyatakan bakti kpd Allah, yg didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya;

Bukan hanya ritual tetapi aktual, itulah inti ibadah itu sendiri.

Pujian dan Kesaksian kita tentang perbuatan Tuhan yang besar adalah ketika kita mempersaksikan tentang Yesus Kristus, Anak Allah yang menebus dosa kita semua, yang sekarang menjadi dasar iman kita.
Bagaimana mempersaksikan itu dalam kehidupan kita, mempersaksikan kehadiran Yesus Kristus yang kita pelajari dalam Alkitab, dan mempersaksikan apa yang telah Kristus perbuat dalam kehidupan kita sekarang dengan Roh Kudus yang menyertai kita.

Sekali lagi ibadah, adalah untuk memuliakan Tuhan, bukan saja dengan penyembahan dan pujian, tetapi dengan kesaksian hidup kita dengan memberlakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menjaga kemurnian hati dan kekudusan hidup.

Ingatlah akan perkataan Yesus dalam Yoh 4:23-24 = Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." - wajib dijadikan acuan untuk melakukan peribadahan yang baik dan benar di mata Tuhan. Amin.

ITT – 2 Februari 2011 – PF K3C di Kel.Mustamu

Tuesday, February 1, 2011

Persekutuan yang Sehat

Organisasi yang sehat, termasuk di dalamnya organisasi gereja, bisa dilihat dengan takaran ABC.

A = (Attendance/Kehadiran): Organisasi yang dikategorikan sehat adalah organisasi yang dihadiri oleh banyak orang, menandakan bahwa perkumpulan ini maju/sehat secara kuantitatif.
B = (Building/Bangunan): Organisasi punya bangunan fisik besar, kalau perlu mewah dan megah atau cukup representatif.
C = (Cash Flow/Pemasukan kas): Organisasi yang memiliki kas yang cukup besar untuk membiayai kegiatan operasionalnya

Nampaknya tidak ada yang salah ya dengan ABC diatas, bukankah banyak jemaat dan banyak sumbangan/persembahan justru lebih baik?
Tapi faktanya, beberapa gereja, yang punya dana besar, gedung besar dan jemaat banyak, tetapi justru mengalami banyak permasalahan kompleks di dalamnya, seperti pertikaian tentang jabatan, penyelewengan dana, perebutan pengaruh dll sebagainya.

Lalu bagaimana, kalau ABC yang baik bagi Persekutuan Gereja Kristus?

Ketika kita menjadikan organisasi/persekutuan atau gereja sebagai suatu tempat yang memuaskan kita maka iman kita sulit untuk bertumbuh karena kedatangan kita ke gereja bertujuan supaya Tuhan memuaskan saya bukan supaya bagaimana saya merasa puas di dalam Tuhan. Kenyataan ini menjawab bahwa banyak orang Kristen yang menjadikan Kristus sebagai SARANA, artinya Kristus dicari supaya apa yang kita harapkan dijawab oleh Dia, supaya memperoleh berkat, lepas dari masalah dan seterusnya dan tidak menjadikan DIA sebagai TUJUAN hidup kita. Untuk itu jangan heran apabila ada jemaat yang kemudian dapat menyangkal Kristus karena masalahnya tidak pernah terlepas, atau sakit penyakitnya tidak kunjung sembuh sehingga mulai meninggalkan gereja dan persekutuan.

Persekutuan Gereja yang sehat mempunyai juga punya ABC, tetapi ABCnya adalah;

A = Attention/Perhatian, persekutuan yang sehat adalah persekutuan yang menempatkan Kasih Kristus sebagai alat kasih bagi dunia. Di dalam gereja ada perhatian satu dengan yang lain, saling mengasihi dan saling membangun (seperti jemaat mula-mula). Bagaimana sikap kita di saat ada anggota jemaat yang baru pertama kali hadir? biasanya sebagai bentuk perhatian, disambut di warta jemaat dan bila selesai ibadah, tidak ada Presbiter yang mendampingi untuk menyapa dan menawarkan bantuan untuknya, mungkin jemaat tersebut baru berdomisili di wilayah kita dst..., itu hanya contoh kecil dari sekian banyak concern/kepedulian yang bisa kita lakukan pada orang lain. Bagaimana kita memberikan perhatian yang tuntas, tidak sebatas pada lips service saja. Contoh lain juga pada saat seorang jemaat kehilangan pekerjaan, bagaimana respon gereja? mungkin sebagian Presbiter akan berkata sabar ya, yang penting banyak berdoa, tapi tidak ada yang tahu kan kalau si bapak mungkin saja stress berat karena banyak tuntutan dan seterusnya...., tetapi apabila ada perhatian, tentunya Presbiter yang ditunjuk dapat mejalankan fungsi PENDAMPINGAN pada bapak tersebut, belum lagi yang berdukacita.
Aksi yang nyata dari bentuk perhatian gereja kepada jemaat (dalam bentuk pelayanan perkunjungan) dapat menstimulasi dan membangun perhatian/concern jemaat kepada sesama.

B = Building Character/Pembangunan Karakter, terkadang gereja menganggap bahwa ketika melaksanakan pelayanan dalam ibadah itu sudah cukup, program berjalan dengan baik, persembahan cukup (rutinitas) dan jemaat yang hadir banyak, tetapi apa artinya kuantitas tanpa kualitas? bukankah seharusnya peran gereja menobatkan orang untuk hidup bagi Kemuliaan Allah? Banyak Presbiter dan bahkan jemaat yang melayani di gereja tetapi masih sering gosip kiri kanan yang berujung fitnah, bahkan ada yang berkelahi gara-gara mencari jabatan gereja, dan masih banyak kasus lainnya, KDRT, perselingkuhan dll. Apabila kita semua sepakat ingin menjadikan GPIB sebagai gereja yang menjadi garam dan terang bagi lingkungan, bangsa dan bahkan dunia maka masalah pembangunan karakter setiap jemaat, haruslah menjadi perhatian serius bagi para Presbiter. Pada saat ada kasus yang terjadi di jemaat ataupun ada masalah di dalam pelayanan merupakan bahan analisa untuk melihat sejauh mana pertumbuhan:

a) Pertumbuhan Presbiter dan Fungsionaris Gereja, - terkait skill dan kemampuannya dalam menolong jemaat, karena banyak kali terjadi Presbiter (khususnya Penatua & Diaken) & Fungsionaris gereja kurang terlatih/bahkan dilatih, disamping menganalisa pertumbuhan rohaninya sendiri.

b) Pertumbuhan Jemaat, - dengan mendengar sharing/keluhan jemaat, kita dapat mengerti akan apa yang dibutuhkan jemaat. Sehingga program pembinaan yang tepat dapat diberikan bagi jemaat untuk menolong pertumbuhannya.

(Yang saya perhatikan di beberapa GPIB seringkali program yang ada kurang menjawab kebutuhan jemaat. Tolong koreksi kalau saya keliru; itu sebatas pengamatan saya di beberapa gereja GPIB yang saya kunjungi. Menurut saya di saat ada program sinodal tentunya implementasi program di setiap daerah jajaran GPIB akan berbeda, tidak semua berbeda mungkin - dalam beberapa hal yang tentunya berdasarkan konteks tempat/kondisi daerah, latar belakang jemaat setempat; dengan catatan; tentunya tetap mengacu pada apa yang digariskan Sinode atau bisa jadi program tersebut perlu di breakdown sedemikian rupa untuk mengaplikasikannya dengan jelas dan tepat.)

Inilah peran gereja yang hakiki, bagaimana keberadaan gereja menolong umat dalam pembaharuan karakter sesuai dengan Karakter Kristus. Bagaimana gereja bergerak dengan orientasi kepada jemaat dan bukan pada program. PEOPLE ORIENTED, not PROGRAM ORIENTED. Karakter yang diperbaharui akan menghasilkan Program Jemaat yang baik.

C = Community/Lingkungan, Perubahan jaman dan kemajuan teknologi menyebabkan umat hidup secara individual, setelah ibadah masing-masing sibuk dengan bisnis, kesenangan dan hobi lainnya, sehingga kesadaran untuk membangun komunitas dalam tubuh gereja bahkan semangat oikumene kurang menjadi interest/perhatiannya.
Kesatuan komunitas orang-orang percaya seharusnya menjadi suatu gaya/style kita sebagai keluarga Allah, bagaimana kita saling support untuk menjangkau jiwa kepada Kristus, tanpa terhalang dan terkungkung oleh tembok-tembok gereja. Bagaimana kita membangun hubungan dengan komunitas Kristen di tempat lain dengan mengesampingkan perbedaan doktrin, saling belajar dan bersama-sama mengerjakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, terlebih dengan membangun komunitas di jemaat kita masing-masing, yaitu komunitas yang menyentuh jemaat. (Contoh kongkritnya: membangun komunitas persekutuan doa di jemaat/antar jemaat dan gereja, perkemahan pemuda gereja, komunitas ibu-ibu gereja dll).

Satu pertanyaan: Apakah jemaat kita berfokus pada jemaat atau program? PEOPLE ORIENTED ataukah PROGRAM ORIENTED ?

Apabila kita ingin mengalami pembaharuan pribadi maupun jemaat, segeralah mulai dengan ABC Persekutuan Gereja yang Sehat, maka ABC sebelumnya dengan sendirinya akan terpenuhi.

ITT, 1 Februari 2011