Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Tuesday, September 20, 2011

2 Samuel 3:38-39

3:38 Kemudian berkatalah raja kepada para pegawainya: "Tidak tahukah kamu, bahwa pada hari ini gugur seorang pemimpin, seorang besar, di Israel?
3:39 Tetapi aku ini sekarang masih lemah, sekalipun sudah diurapi menjadi raja, sedang orang-orang itu, yakni anak-anak Zeruya, melebihi aku dalam kekerasan. Kiranya TUHAN membalas kepada orang yang berbuat jahat setimpal dengan kejahatannya.

Latar Belakang

Abner dibunuh oleh Yoab karena dendam (3:27). Abner telah membunuh adik Yoab, yaitu Asael. Yoab tahu bahwa Raja Daud telah mengampuni Abner karena Raja Daud membiarkan Abner pergi dengan selamat (3:23). Akan tetapi, Yoab tidak setuju dengan sikap Raja Daud itu sehingga ia menegur Raja Daud (3:24-25). Dengan tidak menggubris kekuasaan Raja Daud, Yoab menemui Abner dan membunuhnya tanpa sepengetahuan Raja Daud (3:26-27). Bahkan Yoab membunuh Abner di kota Hebron yang merupakan kota perlindungan Daud, yang dalam budaya Yahudi; atas perintah Tuhan di kota tersebut tidak boleh ada pembalasan dendam dan pembunuhan (Bilangan 35).

Raja Daud tidak bersukacita atas apa yang dilakukan Yoab terhadap Abner. Sebaliknya, Raja Daud meminta seluruh rakyat berkabung dan meratapi kematian Abner.
Mengapa? Bagi Raja Daud, Abner adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa. Kesetiaannya kepada Raja Saul perlu diacungi jempol. Hanya karena sikap Isybosetlah, pada akhirnya Abner memihak Raja Daud. Bagi Raja Daud, Abner tidak layak mati seperti orang bebal dan durjana (3:33-34). Bagi Raja Daud, Abner tetaplah seorang pemimpin yang besar (3:38) yang seharusnya mati sebagai seorang pahlawan.

Ratapan dan tangisan Raja Daud atas kematian Abner, panglima perang Raja Saul, menunjukkan betapa hormatnya Raja Daud kepada keluarga Raja Saul. Setelah menjadi raja, tidak serta merta Raja Daud menjadi sombong dan menganggap remeh pemimpin sebelumnya. Walaupun Raja Saul adalah pemimpin yang tidak baik, Raja Daud tetap merasa wajib menaruh hormat terhadap orang yang telah diurapi Tuhan.

Tokoh

Abner: Panglima perang Raja Saul

Zeruya: Kata TSERÛYÂH mungkin berasal dari akar kata Arab yang berarti mengalirkan darah, berdarah atau nama suatu pohon yang harum, atau getahnya. Zeruya adalah ibu dari Abisai, Yoab dan Asael, perwira-perwira Daud. Suaminya tidak pernah disebut, tapi tentang itu ada beberapa penjelasan. Mungkin sang suami mati muda, atau Zeruya lebih berkualitas daripada suaminya. Mungkin juga demikianlah tradisi kuno, yakni melacak pertalian keluarga menurut garis istri. Atau, mungkin Zeruya kawin dengan orang asing, tapi mereka tetap tinggal dalam kaum Zeruya dan anak-anaknya dianggap termasuk dalam kaum itu. Ia juga saudara perempuan Daud (1 Tawarikh 2:16), walaupun 2 Samuel 17:25 menyiratkan bahwa ia adalah saudara tiri, karena istri Isai lebih dulu kawin dengan Nahas. Tapi teks ayat itu tidak pasti.

Yoab: anak Zeruya, panglima perang Raja Daud yang membunuh Abner (2 Sam 3:27) - Besar jasanya bagi Daud. Yoab patuh pada perintah Daud untuk menempatkan Uria, suami Batsyeba, wanita yang diinginkan Daud, di barisan depan agar terbunuh (2 Samuel 11:6-21), walaupun ia tahu perintah Daud itu jahat. Yoab juga mendamaikan Daud dan Absalom (2 Samuel 14:28-33), dan jasa baik lainnya. Yoab tidak dikategorikan sebagai pahlawan Daud (2 Samuel 23:8-39), seperti kedua adiknya, Abisai dan Asael. Tidak cuma itu, jalan hidup Yoab berakhir tragis, ia dibunuh oleh Salomo (1 Raja-raja 2:28-34) yang mematuhi wangsit ayahnya, Daud (1 Raja-raja 2:5-6).

Pembalasan Tuhan

1. Pembalasan Tuhan sering disalah-artikan dengan pembalasan setimpal yang dialami oleh orang yang rugi atau teraniaya.
Perhatikan Kain & Habel. Apakah setelah Habel dibunuh Kain, Allah juga membunuh Kain? Kej
4:15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapa pun yang bertemu dengan dia.
Allah konsisten sebagai pencipta kehidupan, sehingga IA tidak menghendaki ada yang mengambil kehidupan itu kecuali ALLAH sendiri.

2. Pembalasan adalah Hak Tuhan
Ulangan 32:35 Hak-Kulah dendam dan pembalasan, pada waktu kaki mereka goyang, sebab hari bencana bagi mereka telah dekat, akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka. bandingkan Ibrani 10:30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."

3. Daud tidak membalas karena Raja Daud masih lemah (2 Raj 3:39)
Tapi bagaimana kalau sudah kuat?

4. Sebagai Umat pengikut Kristus, apa yang Yesus ajarkan tentang pembalasan?
Luk 23:34a Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Rasul Paulus di kemudian hari menuliskan dalam Rom 12:17-19 = Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

Kesimpulan - Pelajaran Dari Yoab.

1. Yoab ingin melakukan pekerjaan Tuhan, tetapi bukan dengan jalan Tuhan
Bila kita mau melakukan pekerjaan Tuhan, lakukanlah sesuai dengan jalan yang Tuhan kehendaki, bukan dengan jalan kita sendiri.

2. Yoab ada di pihak Tuhan, tetapi tidak di jalan Tuhan
Sebagai murid Kristus, Kita dipilih Allah untuk ada di pihak-NYA, untuk itu berjalanlah dalam Jalan pengajaran-NYA.

ITT - Selasa, 20 September 2011 - PF PKP3 di Ibu Ita Pulumahuny.