Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Saturday, March 31, 2012

"Jadilah TelingaKU Malkhus"

Sebuah Monolog Imajiner

(Matius 11:28; 26:51 – Markus 10:42-45; 14:47 - Lukas 22:49-51 - Yohanes 14:6; 18:3-6; 18:10; 18:26)

"Ya, ... Jadilah telingaku Malkhus" Kata Kayafas sang Imam Besar kepadaku. "Pergilah, ... selalu laporkan apa yang terjadi". ujarnya kemudian dengan nada tegas.

Aku adalah seorang pemuda Yahudi yang bangga dengan pekerjaanku. Walaupun hanya seorang hamba, tetapi aku bukan sembarang hamba, ... aku adalah hamba dari orang yang sangat berpengaruh dan punya kuasa besar dalam masyarakat Yahudi, ... ya siapa yang tidak kenal Imam Besar Kayafas?. Aku bahkan cukup dihormati di masyarakat Yahudi, karena orang melihat siapa tuanku.
"Apa kabar Malkhus? kami senang anda datang ke sini .... ada yang bisa kami bantu?" ... kalimat seperti ini sering sekali kudengar ketika singgah di berbagai sudut kota Yerusalem.

Bakatku cukup unik, ... aku sangat tekun mendengar dan menceritakan ulang dengan detil apa yang kudengarkan itu. Aku tahan berdiam diri berlama-lama, hanya untuk mendengarkan segala sesuatu yang menjadi perbincangan masyarakat Yerusalem. Bakat inilah yang membuat Kayafas memilihku untuk tugas penting ini, .... Jabatan tuanku sang Imam Besar cukup punya resiko besar dan banyak lawan, ..... dan aku sesungguhnya adalah telinga tuanku Kayafas di jalan-jalan Yerusalem, untuk melaporkan segala sesuatu, mengingatkan dan membantu ia mengambil tindakan. Telingaku membuat mata tuanku Kayafas selalu ada di jalanan, dan senantiasa mengikuti perkembangan di masyarakat.

Akhir-akhir ini tugas khusus yang diberikan kepadaku adalah mengikuti Seorang Galilea yang punya banyak pengikut, IA bernama Yesus orang Nazaret ... ini membuatku senantiasa hadir dan duduk tekun di barisan terdepan ketika IA mengajar di berbagai tempat.

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Ck ck ck sungguh arogan ajaran itu .... dan kalimat ini harus aku sampaikan ke tuanku.

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

Aneh juga ya .... tadi kedengarannya arogan, tetapi yang ini penuh kelembutan dan kasih sayang ... Aku sering menjumpai kesombongan, kepongahan di jalan-jalan Yerusalem ... tetapi ini? ... hmmmm aneh ....

"Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Aaah ... ini lebih aneh lagi. Jadi Orang Nazaret ini memposisikan dirinya seperti diriku si hamba? Beda betul ya sama tuanku Kayafas .... menarik juga.

Akhirnya, setelah serangkaian pendekatan dengan salah seorang murid-NYa yang bernama Yudas dan berbagai laporan dariku kepada tuanku Kayafas, maka malam itu tiba .... ketika perintah diberikan untuk menangkap Orang Galilea itu.
Seperti biasa, aku berjalan di rombongan terdepan beriringan dengan murid Orang Galilea itu yang bernama Yudas, menuju taman Getsemani, di mana Yesus dan rombongan-Nya berada.

Sesosok tubuh berdiri tegak seakan menyongsong rombongan ini dan bertanya tegas: "Siapakah yang kamu cari?" ... kepala rombongan membalas dengan tak kalah tegas: "Yesus dari Nazaret!" ..... Jawab Sosok itu "Akulah Dia" ... dan seakan terdorong oleh suatu kekuatan dahsyat yang tak terlihat kami semua mundur dan sebagian dari kami terjatuh ... Ada beberapa percakapan yang mendebarkan, dan seketika salah seorang pengikut-Nya menghunus pedang dan mulai menyerang kami ... posisiku yang terdepan seketika membuatku diserang .... dan sekelebat pedang itu bergerak menetak dan menyambar kepalaku .... dan aaah ... aku terluka ... telingaku terasa panas ... Ya Tuhan ... telingaku putus ... dalam panik dan kesakitan aku merasa darah mengalir dan berceceran deras .... seketika kakiku lemas ..... aku terjatuh berlutut, tanganku mendekap bagian yang tadinya menempel telingaku ..... pandanganku gelap dan dunia terasa berputar.

Sayup kudengar suara berkata: "sudahlah itu!" dan menghardik penyerangku dengan tegas .... ya suara yang lembut tetapi tegas yang menjungkalkan kami tadi .... lalu terasa ada tangan yang menggantikan tanganku mendekap sayatan di bekas telingaku tadi ... terasa hangat dan seketika kesakitanku perlahan sirna.
Perlahan kubuka mataku ... dan aku terpana memandang mata itu .... mata yang penuh kasih dan kehangatan serta kelembutan ... ahhhh tidak dapat kulukiskan ketentraman dan kehangatan di mata itu ... mata Yesus Orang Nazaret itu ..... dan ketika IA berdiri ... mereka menyeretnya pergi dengan kasar.

Aku tersentak ketika sadar .... Ya Allah ... telingaku telah kembali utuh ... orang itu ... orang itu ... aaahhhh DIA siapakah? ada bekas darah di jubahku, diwajahku, bahkan di janggutku ... tetapi segala kesakitan sirna .... telingaku bahkan mendengar sangat jelas bentakan dan hardikan mereka menyeretNya pergi menjauh!!!

Sayup seakan kudengar suara: "Jadilah telingaKU Malkhus" .... suara siapakah itu? apakah itu ingatanku akan pesan tuanku Kayafas? ... tetapi suara itu bukan suara si Imam Besar .... suara ini lemah lembut !!! atau ... aaahhhh ..... seketika kakiku berlari .... berlari terus .... nafasku memburu, ... aku si hamba Kayafas, seharusnya berlari ke rumah Imam Besar untuk melaporkan ini, ... tetapi kakiku membawaku berlari pulang. Pandangan mata itu telah menghapus keinginanku untuk melapor ... yang aku ingin hanya pulang ... pulang dan bersembunyi di gubukku.

Beribu perasaan berkecamuk di dadaku .... apa yang telah kuperbuat? aku telah mengambil bagian dari perbuatan jahat menangkap orang itu .... laporan dan hasil pendengaranku telah membuat IA tertangkap dan teraniaya ..... sementara IA bahkan menolong memulihkan telingaku yang mencelakakan IA.

Bersembunyi, menangis, berdoa, meratap ... hanya itu yang dapat kulakukan .... derap kaki berlarian di sekitar gubukku, ketika fajar menyingsing ... orang lalu lalang bercerita bahwa IA telah diadili dan dibawa kesana kemari .... lalu menjelang tengah hari seorang keluarga bergegas singgah sambil berbisik bahwa IA di hukum mati di kayu salib .... aku bahkan tak mampu lagi berlutut, .... tubuhku lemas dan sakit melebihi kesakitanku semalam. Terngiang di telingaku yang celaka ini kalimat Yesus: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." dan seketika itu pula aku berdoa dan meratap menyebut nama-NYA. Petir dan kegelapan serta bumi yang bergetar melingkupi sekelilingku, seakan seirama dengan doa penyesalanku .... lalu hening ..... lalu senyap .... lalu teduh .... lalu terang bersinar kembali.

Akhirnya aku bangkit berdiri ...

Ya aku Malkhus yang disebut "Telinga Kayafas" sekarang berbeda ....

Karena hamba ini telah berganti Tuan .... Telingaku, mataku, mulutku ... sekujur tubuhku bahkan jiwaku adalah untuk melayani-NYA belaka.


ITT - Jakarta, Minggu 1 April 2012
 Renungan Hari Doa GPIB bagi rekan-rekan di GPIB Bethania Makassar