Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Wednesday, October 9, 2013

Keluaran 22:21-27

(Sesuai SBU - Rabu, 30 Oktober 2013)

22:21 "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
22:22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.
22:23 Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.
22:24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.
22:25 Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.
22:26 Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam,
22:27 sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya -- pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih."

KITAB KELUARAN

Kitab Keluaran merupakan buku kedua dari kumpulan 5 kitab yang disebut Taurat, yang disusun oleh Musa, dan urutan kedua dalam kanon Perjanjian Lama atau Tanakh (Alkitab Ibrani). Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut Shemoth dari kata-kata pertama Ve-eleh shemoth. Sedangkan dalam beberapa bahasa Inggris, disebut dengan nama Exodus. Kata ini diambil dari terjemahan bahasa Latin Santo Hieronimus yang mengambilnya dari Septuaginta, terjemahan bahasa Yunani. Ini artinya adalah "keluaran", dan terutama peristiwa "keluaran" bangsa Yahudi dari tanah Mesir, di mana mereka diperbudak selama lebih dari 400 tahun.

Kitab Keluaran adalah kelanjutan dari Kitab Kejadian. Kejadian terdiri dari kisah-kisah individu sedangkan Keluaran merupakan kisah tentang bagaimana suatu bangsa terbentuk. Dari Kel. 19 (di gunung Sinai) hingga akhir kitab Keluaran semuanya berhubungan dengan hukum-hukum/peraturan-peraturan. 

Kitab keluaran banyak dikutip dalam Alkitab PL dan PB. Corak keluarnya umat Israel dari Mesir sampai masuk ke Tanah Perjanjian paling banyak dipakai dan dikutip sebagai contoh dalam peristiwa-peristiwa di masa depan.

-. Penglihatan para nabi tentang kembalinya bangsa Israel dari pembuangan digambarkan sebagai peristiwa Keluaran yang baru (Yes. 43:14-21; Yeh. 20:32-44);
-. Pemazmur minta bantuan dari Allah dengan mengutip Keluaran sebagai contoh dari karya penyelamatan Allah (Maz.80:8; 81:6; 99:6);
-. Percakapan Yesus dalam Injil Matius yang banyak mengutip kisah Keluaran.
-. Kutipan lainnya dalam surat-surat Paulus (1Kor.10:4);

RUANG LINGKUP & STRUKTUR

Kitab Keluaran menandai suatu era baru dari kehidupan bangsa Israel. Kel. 1:8 (Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf) memulai suatu babak baru bagi kehidupan bangsa Israel di Mesir. Penindasan dan kerja paksa serta penderitaan mewarnai kehidupan mereka sehingga mereka menjerit kepada ALLAH dan ALLAH melepaskan dan mengeluarkan mereka dari Mesir dan menyelesaikan perjanjianNYA dengan para Bapa Leluhur, untuk membawa Israel ke tanah perjanjian.

Mengenai struktur kitab keluaran, ada banyak pendekatan yang dapat dipakai. Salah satunya adalah pendekatan geografis dimana konteks peristiwa di Kitab Keluaran terjadi.

1. ISRAEL DI MESIR
a. Perbudakan di Mesir (1)
b. Kelahiran, kehidupan dan Panggilan Musa (2-4)
c. Penindasan Firaun atas bangsa Israel (5:1-6:13)
d. Daftar Keturunan (6:14-27)
e. Tulah dan Paskah (6:28-12:36)

2. DARI MESIR KE GUNUNG SINAI
a. Keluar dari Mesir (12:37-14:31)
b. Nyanyian Musa (15:1-21)
c. Padang gurun Syur (15:22-27)
d. Padang gurun Sin (16)
e. Batu karang Rafidim (17)
f. Yitro dan Musa (18)

3. PERJANJIAN DAN HUKUM DI SINAI
a. Persiapan Perjanjian (19)
b. 10 Perintah Allah dan Tanda-tanda Perjanjian(20)
c. Peraturan-peraturan pelaksanaan (21-33) ==> Bacaan kita pekan ini.
d. Pengesahan Perjanjian (24)
e. Kemah Suci (25-40)

KONTEKS BACAAN Kel.22:21-27

Setelah ALLAH menurunkan 10 Hukum, IA kemudian mengatur hukum-hukum pokok itu dan menerjemahkannya dalam peraturan-peraturan pelaksanaan (Kel 21:1 "Inilah peraturan-peraturan yang harus kaubawa ke depan mereka.).
Keluaran 21 s/d 23 mengatur peraturan-peraturan tersebut, yang didasarkan pada kesepuluh hukum, peraturan mana yang kemudian kita kenal sebagai Hukum Musa.

Bagian bacaan kita minggu ini adalah peraturan pelaksanaan mengenai orang-orang yang tidak mampu (Kel 22:21-27), yaitu mengenai bagaimana perlakuan umat Israel terhadap kaum asing dan miskin, sementara mereka harus tetap menjaga supaya budaya asing perihal penyembahan ilah asing tidak mempengaruhi mereka, tetapi juga mereka harus menunjukkan kasih dan keadilan terhadap kaum asing dan miskin ini. Mereka bukan hanya harus menghindari kesewenangan tetapi juga harus berbuat baik secara aktif.

Patut diperhatikan disini, adalah bahwa segala peraturan pelaksanaan ini mendahului kehidupan Israel sebagai suatu bangsa. Jadi peraturan tersebut bukan dibuat setelah bangsa itu tiba di tanah perjanjian dan menetap, tetapi jauh ke belakang, bahkan sebelum mereka mengakhiri perjalanan mereka.

Kaum minoritas di Israel dapat dibagi dalam:

1. Orang Asing 
Orang Asing yang menetap bersama orang Israel, mempunyai kelemahan karena mereka dianggap berbeda di mata hukum, politik, sosial ekonomi dan kepercayaan.
2. Janda dan anak Yatim
Seorang janda mempunyai kedudukan hukum yang sangat lemah. mereka bahkan tidak dapat memiliki tanah atas nama mereka sendiri. Janda-janda secara terpaksa harus bekerja dan menjadi buruh untuk menghidupi keluarga mereka, dan ketika mereka tua dan lemah, mereka hanya hidup dari belas kasihan orang disekitarnya. Demikian pula halnya bagi anak-anak yatim, yang hanya menggantungkan hidup mereka pada belas kasihan masyarakat.
3. Orang Miskin
Orang miskin adalah mereka yang tidak mampu bekerja sehingga tidak mampu menghidupi diri mereka dan keluarganya.

URAIAN

Jas Merah - Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!

Keluaran 22:21 "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

Memakai kata menindas dan menekan pada ayat-ayat di atas, ALLAH memperingati umat Israel, supaya tidak mengambil keuntungan dari kelemahan kaum minoritas ini. Bagaimana mereka supaya tidak berlaku sewenang-wenang atas keadaan mampu yang merupakan anugerah ALLAH, serta mengeksploitasi kaum minoritas ini untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya bagi diri sendiri.

Allah mengingatkan dengan memakai sejarah kaum Israel, pada keadaan mereka sebelumnya ketika mereka sendiri pernah menjadi kaum minoritas di tanah Mesir (bandingkan Im.19:33-34 Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu.)

Pentingnya sejarah ini diingat, adalah untuk menghasilkan rasa bersyukur kepada ALLAH atas kemerdekaan yang dianugerahkan-NYA. Hari-hari yang pernah mereka lalui dalam penindasan seperti kerja rodi dan paksa dalam lumpur, panas dan lapar serta siksaan, bukanlah suatu hal yang pahit saja, tetapi itu merupakan suatu bentukan ALLAH atas karakter mereka, supaya ketika mereka terbebas dan akhirnya menjadi suatu bangsa yang kuat, mereka tidak berlaku sama seperti apa yang mereka terima di Mesir dahulu.

Seruan dan Hukuman

Keluaran 22:22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.22:23 Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.22:24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.

Untuk lebih jauh mengingatkan Israel, Tuhan melanjutkan menggunakan contoh keluarnya Israel dari Mesir untuk memperlihatkan akibat kalau mereka tetap menindas dan menekan kaum minoritas ini.
Sebagaimana Tuhan tergerak dengan teriakan minta tolong Israel dan memperlihatkan Kuasa-Nya atas Alam Ciptaan-Nya dengan tulah dan akhirnya memusnahkan firaun dengan air Laut Merah, disinipun Tuhan mengingatkan dengan ayat 23 & 24, bahwa kalau janda dan anak yatim yang tertindas berseru minta tolong kepada ALLAH, maka IA akan murka dan menghukum dengan keras.

Mengenakan perasaan kasih yang aktif

Keluaran 22:25 Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.22:26 Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam,
22:27 sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya -- pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih."

Dalam ayat ini umat Israel diingatkan supaya mereka bukan hanya harus menghindari kesewenangan tetapi juga harus berbuat baik secara aktif. Sekali lagi ALLAH menekankan tentang seruan kaum miskin kepadaNYA, untuk mengingatkan bahwa ketika umat Israel berseru-seru kepadaNYA, IA mengeluarkan mereka dari Mesir, mengirimkan makanan dan minuman, bahkan secara aktif memandu perjalanan mereka di padang gurun, siang maupun malam.

CATATAN PENTING

ALLAH yang perduli terhadap orang Miskin

PL mencatat keperdulian ALLAH yang tinggi akan kaum tak punya dan mengapa. Ada 3 hukum yang IA turunkan untuk mengatasi kemiskinan dan menaruh keperdulian kepada kaum tak mampu, dan Kel.22:25-27 adalah yang pertama dari 3 hukum itu.

1. Kel.22:25-27
-. Bagaimana dengan orang miskin? = Kel.22:25-26 = Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam,
-. Mengapa harus demikian? = Kel.22:27 = sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya -- pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih."

2. Ul.14:28-29
-. Bagaimana dengan orang miskin? = Ul.14:28-29a = Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu; maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang ...."
-. Mengapa harus demikian? = Ul.14:29b = ".... supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu."

3. Ul.24:19-22 
-. Bagaimana dengan orang miskin? = Ul.24:19-21 = Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda -- supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu. Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu dengan memukul-mukulnya, janganlah engkau memeriksa dahan-dahannya sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Apabila engkau mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda.-.
-. Mengapa harus demikian? = Ul.24:22 = Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini."

Dari pemaparan di atas, maka kita dapat mengimani bahwa ketika kita tertindas, berada dalam keadaan miskin dan terlantar - Berserulah kepadaNYA karena TUHAN pasti mendengar seruan kita.
Bukankah Kristus Yesus mengatakan: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Mat.11:28)

PENERAPAN

Sebagai umat Perjanjian Baru dalam Karunia Kristus Yesus, pelajaran yang bisa kita ambil dari bacaan kita pekan ini tentang sikap orang percaya terhadap kaum minoritas dan tidak mampu adalah:

1. Jangan menindas
Sebagai orang percaya di Indonesia, di mayoritas daerah, kita termasuk kaum minoritas, tetapi bagaimana sikap kita ketika kita berada di pihak mayoritas? (contohnya di beberapa bagian Indonesia wilayah timur). Demikian pula di antara kita sendiri - ketika kita menjadi penentu kebijakan dalam kehidupan, atau di jemaat - mampukah kita bersikap adil dan bijak? Ingatlah bahwa kitapun dahulu tertindas oleh dosa dan diselamatkan oleh Kristus Yesus (bandingkan Mat.18:23-34).

2. Perduli pada yang lemah
Dengan mempelajari sejarah Israel dalam PL, kita dapat mengetahui bagaimana sikap ALLAH kepada kaum lemah. Demikian pula sejarah Perjanjian Baru dan penyelamatan manusia berdosa oleh Kristus Yesus yang semuanya berisi tentang pelaksanaan Kasih yang aktif terhadap kaum lemah. Ingatlah perkataan Yesus di Mat 25:45-46 = Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.

ITT - Jakarta, Rabu 9 Oktober 2013

Monday, October 7, 2013

Yohanes 12:1-8

(Sesuai SBU - Rabu, 23 Oktober 2013)

12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

INJIL YOHANES

Injil ini ditulis oleh Rasul Yohanes anak dari Zebedeus dan saudara dari Yakobus (Mat.4:21). Dia adalah salah satu murid Yesus yang pertama. Yohanes sendiri tidak menyebut dirinya di dalam Injilnya dengan nama Yohanes melainkan dengan sebutan “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh.13:23; 19:26; 20:2; 21:7,20). Di dalam Yohanes 21:24, Yohanes berkata bahwa “murid yang dikasihi Yesus” adalah murid yang menulis Injil ini.

Ini tidak berarti bahwa Yesus tidak mengasihi murid-muridNya yang lain, melainkan bahwa Yohanes adalah murid yang lebih dekat Yesus dari pada yang lain. Kadang-kadang kita melihat hanya tiga murid bersama dengan Yesus, yaitu Yohanes, Yakobus dan Petrus, seperti waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat.17:1,2), waktu Dia menyembuhkan seorang anak kecil (Mark.5:37), dan waktu di taman Getsemani (Mk. 14:32,33). 

Rasul Yohanes sendiri menulis tujuan Injilnya di dalam Yohanes 20:31, “tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.” 
Jadi Injilnya bersifat umum dan ditujukan terutama kepada orang-orang yang belum percaya supaya mereka bisa tahu dan yakin bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah.

Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil yang lain. Ketiga Injil yang lain mengutamakan perbuatan, mujizat, perumpamaan, nasehat dan ajaran Yesus, sedangkan Injil Yohanes mengutamakan teologi Yesus melalui percakapanNYA dengan orang lain. Perhatikan bahwa tidak ada perumpamaan di dalam Injil Yohanes.
Rasul Yohanes memilih tujuh tanda atau mujizat yang dilakukan Yesus untuk menunjukkan kuasaNya dan yang memberi saksi bahwa Yesus berasal dari Allah:
1. Air menjadi anggur (2:1-12);
2. Penyembuhan anak pegawai istana (4:43-54);
3. Penyembuhan orang lumpuh (5:2-16);
4. Pemberian makan kepada lima ribu orang (6:1-15);
5. Berjalan di atas air (6:16-21);
6. Penyembuhan orang yang buta sejak lahirnya (9:1-41);
7. Kebangkitan Lazarus (11:1-44).

Dalam Injil Yohanes, Rasul Yohanes ingin membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Tujuh kali, Yohanes merekam Yesus memakai nama Allah yang terdapat dalam Keluaran 3:14. Nama Allah adalah “Aku adalah Aku” atau “Akulah Aku”. Rasul Yohanes menunjukkan bahwa memang Yesus juga adalah Allah menjadi manusia. Ketujuh pengucapan “Akulah” adalah:
1. Akulah roti hidup (6:35);
2. Akulah terang dunia (8:12);
3. Akulah pintu ke domba-domba (10:7);
4. Akulah gembala yang baik (10:11);
5. Akulah kebangkitan dan hidup (11:25);
6. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6);
7. Akulah pokok anggur yang benar (15:1).

Garis Besar Injil Yohanes meliputi:

1. Kesaksian Yohanes Pembaptis dan Pekerjaan Yesus - Yesus Diakui (1:1-6:21)
2. Kesaksian Ajaran Yesus - Yesus Ditolak (6:22-12:50)
3. Yesus Menghibur Murid-MuridNya (13-17)
4. Kesaksian Kematian dan Kebangkitan Yesus (18-21)

URAIAN Yoh.12:1-8

Latar Belakang

Peristiwa dalam bacaan kita pekan ini, adalah peristiwa dimana Yesus mengawali perjalanan terakhirnya menuju Yerusalem sebelum ditangkap dan disalibkan. Menurut Rasul Yohanes, sejak peristiwa pembangkitan Lazarus oleh Yesus, IA semakin menjadi pusat perhatian, banyak orang mulai melihat kemuliaan di diri Yesus dengan mujizatNYA yang luar biasa, sehingga hal itu menimbulkan rencana jahat dari Imam Besar dan para pemuka agama Yahudi untuk melenyapkan Yesus. Karena itu Yesus menyingkir ke kota Efraim bersama murid-muridNYA (Yoh.11:54). Dari sanalah IA datang ke Yerusalem untuk penggenapan pekerjaan BAPANYA.

Yoh.12:1-8 ini paralel dengan Mark.14:3-9 dan Mat.26:6-13. Perhatikan juga bahwa bacaan kita ini tidak paralel dengan Luk.7:36-50 (dari perikop: Yesus diurapi oleh perempuan berdosa).

Perjamuan di Betania

Yoh.12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Berpatokan dari Yoh.11:54, maka Yesus dan murid-muridNYA melakukan perjalanan dari Efraim ke Betania. Jarak Efraim ke Betania kurang lebih 10 Km. Sementara Betania terletak di balik Bukit Zaitun dekat Yerusalem (Mark.11:1; Yoh 11:18). Jarak Betania ke Yerusalem kurang lebih 3 Km.

Tujuan Yesus adalah Yerusalem tetapi IA singgah di Betania untuk menghadiri perjamuan untukNYA. Dari Injil Markus dan Matius, kita dapat informasi yang lebih rinci, bahwa perjamuan diadakan dirumah Simon si kusta (Mark.14:3, Mat.26:6). Dengan membandingkan Mat.26:6 dan Mark.14:3 (perhatikan frasa: " di rumah Simon si kusta") dengan Yoh.12:1-2 (perhatikan frasa "tempat tinggal Lazarus" dan frasa  "Marta melayani") maka bisa kita simpulkan bahwa tempat tinggal Simon si kusta adalah sama dengan tempat tinggal Lazarus, Marta dan Maria bersaudara. Bisa jadi dengan menempatkan nama Simon si kusta sebagai pemilik rumah, maka ia adalah orangtua dari Lazarus, Marta dan Maria - walaupun tidak ada data lain yang mendukung pandangan ini.
Jadi, 6 hari menjelang Paskah, diadakan perjamuan untuk Yesus di Betania di rumah Simon si Kusta, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus, Marta melayani dan dilanjutkan dengan Maria yang mengurapi Yesus.

Pengurapan Yesus

Yoh.12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Penjelasan istilah:
KBBI: Narwastu (nar·was·tu) n 1. akar wangi; serai wangi; Andropogon zizanicides; 2. bau-bauan yg dibuat dr akar wangi
Kamus Alkitab: Narwastu = Sejenis bau-bauan yang dibuat dari akar serai wangi (Kid.1:12; 4:13-14; Mark.14:3; Yoh.12:3)
KBBI: kati (ka·ti) n ukuran berat yg berbobot 6¼ ons. 
KBBI: Ons (ons) n satuan ukuran berat (massa) seratus gram
Setengah kati = 3,125 ons = 312,5 gram.

Pada zaman Yesus, minyak narwastu biasanya ditempatkan dalam buli-buli berdiameter 10 -12 cm dan tinggi buli-bulinya sekitar 8-10 cm. Mulut buli-bulinya cukup kecil karena biasanya dipakai sedikit saja dan sudah semerbak baunya. Pada zaman itu minyak narwastu adalah wewangian yang mahal dan biasanya di import dari India.

Dalam Yoh.12:3 disebutkan bahwa Maria meminyaki kaki Yesus dan menyeka dengan rambutnya. Di Mark.14:3 dan Mat.26:7 mencatat bahwa minyak tersebut dituang di kepala Yesus. Dari perbandingan tersebut, bukan terjadi kesalahan dalam mencatat dari para Rasul, tetapi bahkan menunjukkan bahwa Maria si wanita tersebut meminyaki kepala dan kaki bahkan tubuh (bandingkan Mat.26:12; Mark.14:8), hanya saja Rasul Yohanes menekankan pada bagian kaki untuk menunjukkan rasa kasih yang besar (ingat bahwa gaya penulisan Injil Yohanes mengacu ke teologi Kristus Yesus).
Perlu diingat bahwa pada masa itu, perjamuan tidak diadakan dengan duduk di kursi (seperti yang biasanya dilukiskan dalam lukisan/gambar oleh seniman berlatar-belakang Eropa), tetapi dalam posisi duduk di lantai dan setengah berbaring dengan kaki ditekuk ke belakang. Dengan posisi ini, hanya dengan berlutut Maria dengan mudah dapat menggapai Yesus dari belakang.

Setelah meminyaki kaki Yesus, selanjutnya disebutkan Maria menyeka kaki Yesus dengan rambutnya!
Hal ini bukanlah kejadian yang biasa dan pada masa itu bisa dianggap tidak pantas, karena wanita umumnya tampil dengan bertudung/berkerudung, dan melepas/mengurai rambutnya hanya dilakukan di dalam kamar mereka. Melepas rambut di depan umum seperti yang Maria lakukan dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya adalah suatu tindakan kasih dan luar biasa yang tidak lazim dilakukan antara sesama manusia, wanita ke pria, bahkan hamba terhadap tuannya.

Maria merendahkan dirinya sedemikian rupa, karena ia tahu siapa Yesus sebenarnya, dan ketidak-layakan dirinya menerima Yesus hadir ditempatnya. Ia tahu bahwa kuasa membangkitkan orang mati tidak ada pada manusia, bahkan nabi sekalipun. Kuasa itu hanya ada pada ALLAH semata seperti yang Yesus lakukan terhadap Lazarus saudaranya. Maria tidak melihat cara lain yang pantas untuk bersyukur dan menyatakan kasihnya terhadap Yesus selain daripada meminyaki kepala dan kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya yang adalah mahkotanya (bandingkan 1Kor.11:15 tentang rambut wanita). Selebihnya, Maria juga bukan hanya menyaksikan kuasa Yesus, tetapi dengan ketekunannya mendengarkan ajaran Yesus ia beroleh pengertian dan hikmat besar akan siapa Mesias dan Juruselamat itu. (Bandingkan Luk.10:38-42).

Jengah, Malu, terkejut atau Iri?

Yoh.12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Peristiwa meminyaki kaki Yesus dan menyeka dengan rambut tersebut, tentu saja menimbulkan berbagai reaksi. Mengingat bahwa wanita hanya hadir sebagai pelayan dan tidak ikut makan bersama, maka pada saat perjamuan itu tentulah semuanya hanya laki-laki. Berbagai rasa tentu timbul ... ada yang jengah dan malu karena terkejut melihat Maria melepas dan mengurai rambutnya, tetapi ada juga yang iri. Rasul Yohanes dengan tegas langsung menunjuk kepada Yudas Iskariot, sementara Mark.14:4-5 dan Mat.26:8 hanya menyebut murid-murid yang gusar. Gusar karena dunia lelaki mereka terusik oleh Maria yang mempertontonkan penyembahan, pengorbanan dan pengagungan luar biasa terhadap Yesus, sementara mereka tidak mampu mengekspresikan hal seperti itu. Jengah? ya, malu? ya, terkejut? ya ... tetapi iri?

Harga minyak narwastu yang mahal tersebut (Bandingkan Mat.20:2) akhirnya menjadi sasaran kegusaran murid-murid yang dipicu rasa iri Yudas Iskariot dan kebiasaannya mencuri dari kas yang dipegangnya. Dengan cepat iblis mempermainkan Yudas dengan berkelebatnya perhitungan materi dan mengalir lewat mulutnya: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?". Dengan ucapan tersebut, sebenarnya Yudas telah mempertontonkan isi hati dan pikirannya dengan jelas, yang menilai segala sesuatu dengan nilai materi dan uang, dan memakai kedok orang-orang miskin untuk menutupi pikiran jahatnya tersebut. Yudas lupa bahwa iri hatinya tersingkap, Yudas lupa bahwa ia dengan sekejap berubah menjadi pencemooh yang mencemooh tindakan Maria, dan juga mencemooh Gurunya, yaitu Yesus!

Kemudian dengan tegas dan jelas, Rasul Yohanes membuka sifat asli Yudas Iskariot di Yoh.12:6.

Nubuatan

Yoh.12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Hanya dengan kalimat-kalimat ini Yesus sudah melakukan 2 hal:

1. Meredam perasaan dan reaksi seluruh hadirin dan murid-muridNYA. Perkataan ini menusuk mereka sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi catatan lain tentang peristiwa ini, yang menandakan bahwa semuanya langsung terbungkam. Ya, ... menusuk, karena perkataan ini adalah semacam peringatan bahwa perpisahan akan segera terjadi, ... perpisahan melalui kematian!

2. Dengan kalimat-kalimatNYA, Yesus bernubuat tentang saat kematianNYA yang sudah dekat dan bagaimana seluruh pengajaranNYA akan diberitakan ke seluruh dunia. Mark.14:9 dan Mat.26:13 sebagai bagian paralel dari bacaan ini, selanjutnya mencatat: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Jadi apa yang Yesus ucapkan, - yang kalau kita lihat sepintas kelihatannya seperti membela Maria - sebenarnya adalah suatu nubuatan tentang saat kematianNYA yang sudah mendekat. 
Yesus memahami apa yang dilakukan Maria berasal dari hati yang paling dalam. Bahkan apa yang diperbuat Maria, dicatat oleh murid-muridNYA dalam Injil - yang kalau kita lihat sepintas kelihatannya sebagai upah Maria mengurapi Yesus - sebenarnya adalah supaya kita memahami apa yang Maria lakukan dan mengenal dengan baik siapa yang diminyaki kakinya itu - sebagaimana Maria mengenal siapa Yesus itu.

PENUTUP

Ada beberapa kesimpulan dan penerapan yang kita dapat pelajari dari bacaan kita pekan ini.

1. Maria hanyalah seorang perempuan biasa, tetapi dalam kehidupannya yang mengenal Yesus sebagai Guru, ia dapat melihat sesuatu yang luar biasa dari pribadi Yesus. Karena tekun, Maria dapat menangkap ajaran Yesus dengan baik, bahkan secara istimewa Maria dan Marta serta Lazarus, dipilih TUHAN untuk menyatakan kuasaNYA melalui AnakNYA Yesus - dengan melihat kematian dan kebangkitan Lazarus.
Sikap Maria yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal dan mewah, dan menyekanya kaki Yesus dengan rambutnya, adalah perbuatan mengasihi dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi. (Bandingkan Mat.22:37, Mark.12:30).
Bagaimana dengan kita? maukah kita seperti Maria yang merendahkan diri dihadapan TUHAN? Mari, sebagaimana Maria yang tahu bahwa “TUHAN terlebih dahulu mengasihi ia, maka harta terbaik-nya pun ia kuberikan kepada TUHAN”, maka sebagai orang percaya kita juga patut memberikan persembahan yang terbaik kepada TUHAN, karena IA telah lebih dahulu mengasihi kita. 

2. Perilaku Yudas yang mempertanyakan perilaku Maria di Yoh.12:5, kala kita jabarkan bisa seperti ini pengertiannya:  “Daripada barang tersebut diurapkan kepada Yesus, lebih baik minyak tersebut dijual dan hasilnya diberikan kepada orang miskin.”
Pernyataan Yudas ini bukan hanya mempertontonkan kebodohannya atau sikap aslinya sebagai bendahara yang tidak jujur, tetapi Yudas juga sudah menghina Yesus dengan mencemooh perilaku Maria. Sungguh suatu hal yang bisa saja kita lakukan bila kita tidak berhati-hati dengan ucapan dan tindakan kita - Bukankah Yudas sebaiknya bertanya kepada Maria mengapa ia melakukan hal seperti itu? - Bukankah seperti Yudas kita biasanya langsung mencela tindakan seseorang tanpa terlebih-dahulu bertanya dan memahami apa maksud tindakan orang tersebut?

3. Tuhan Yesus mengerti maksud Maria, sehingga IA membiarkan Maria melakukan pernyataan kasihnya itu. Selanjutnya Yesus mengingatkan akan saat perpisahan denganNYA. Hal yang dapat kita pelajari, bahwa perkataan Yesus merujuk pada Ulangan 15:11 tentang sikap terhadap orang miskin. Jadi seperti Maria yang mengerti dan memahami ajaran Yesus, maka kita sepatutnya memberlakukan orang miskin sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri.(Bandingkan Mat.22:39, Mark.12:31).
Bukankah Tuhan Yesus mengajarkan di Mat.25:40 = Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

ITT - Jakarta, Senin 7 Oktober 2013.

Tuesday, October 1, 2013

Filipi 4:8-9

(Sesuai SBU - Rabu, 16 Oktober 2013)

4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

LATAR BELAKANG

Kota Filipi adalah kota makmur di Kerajaan Roma. Banyak orang Roma pindah dan tinggal di Filipi. Kelihatannya, bahwa tidak ada banyak orang Yahudi yang tinggal di Filipi oleh karena tidak ada tempat ibadah orang Yahudi di situ (lihat Kis.16:13). Filipi terletak pada Jalan Egnatia, jalan raya dari propinsi-propinsi bagian timur ke kota Roma. Jadi ada banyak orang yang lewat kota Filipi dan berdagang di situ. Untuk latar belakang dan pendirian jemaat di Filipi lihatlah Kis.16:11-40.

Rasul Paulus dan Silas berkunjung ke Filipi ± tahun 52 M, saat melakukan perjalanan misi kedua menuju ke Asia Tengah dan Eropa Tenggara. Di Filipi, Rasul Paulus bertemu dengan sekelompok wanita Yahudi (termasuk Lidia yang kemudian dibaptis bersama seluruh keluarganya) yang sedang beribadah di sebuah sinagoge/tempat ibadah orang Yahudi yang terletak di tepi sungai (Kis.16:13-15). Hasutan dan tuduhan palsu sekelompok tuan yang merasa dirugikan karena hamba perempuan mereka dilepaskan dari ikatan kuasa roh tenung membuat Rasul Paulus dan Silas dipenjarakan. Peristiwa itu dipakai Tuhan untuk membuat tanda ajaib. Terjadilah gempa bumi hebat yang merontokan belenggu dan pintu penjara yang membuka jalan bagi Rasul Paulus untuk menemui kepala penjara yang ketakutan dan memberitakan jalan keselamatan di dalam Kristus, sehingga kepala penjara beserta seluruh keluarganya bertobat dan dibaptis.

Sekalipun waktu pelayanan sangat singkat, pelayanan Rasul Paulus dan Silas di Filipi menghasilkan buah dan Rasul Paulus tetap menjalin hubungan dengan jemaat Filipi yang didirikannya. Beberapa kali dia berkunjung (1Kor.16:5; 2Kor.7:5; Kis.20:6). Perhatian dan penggembalaan terhadap jemaat Filipi juga dibantu oleh Timotius (Kis.19:22; 1Tes.3:1; Kis.18:5) serta mungkin juga oleh Lukas yang menjadi anggota tim Pekabaran Injil Rasul Paulus (Perhatikan kata "kami" dalam Kis.20:6 yang menunjukkan bahwa Lukas yang menulis kitab Kisah Para Rasul sedang bersama-sama dengan Paulus).

SURAT FILIPI

Surat Filipi yang ditulis oleh Rasul Paulus merupakan "surat terima kasih" atas perhatian dan pemberian gereja di Filipi (kemungkinan berupa sejumlah uang seperti kebiasaan masa itu untuk menunjukkan perhatian) bagi kebutuhan pelayanan Paulus (Fil.4:10-20). Pemberian itu diberikan kepada Rasul Paulus melalui perantaraan Epafroditus yang diutus oleh jemaat Filipi untuk membantu pelayanan Rasul Paulus yang penuh tantangan. Mengingat kondisi Epafroditus yang rindu kampung halamannya dan hampir meninggal karena sakit, maka Rasul Paulus mengutus Epafroditus kembali ke tengah-tengah jemaat Filipi (2:25-30) sambil membawa sepucuk surat ucapan terima kasih dari Rasul Paulus dan Timotius.

Walaupun tujuan utama surat ini adalah untuk mengucap syukur kepada jemaat karena bantuan yang mereka kirim kepada Rasul Paulus. Tetapi Rasul Paulus memakai kesempatan ini untuk mendorong mereka di dalam iman, untuk hidup sebagai orang Kristen, untuk menjelaskan kerendah-hatian Kristus Yesus, dan memperingati mereka terhadap ajaran-ajaran palsu, khususnya orang-orang Yahudi yang mengajarkan hal sunat untuk diselamatkan.

Kemungkinan besar, Rasul Paulus menulis surat ini sekitar tahun 61-63 M, saat dia berada di penjara kota Roma. Beberapa teolog menyebut surat ini (bersama surat Filemon, Efesus dan Kolose) sebagai "Surat Kiriman dari Penjara". Kekayaan rohani surat ini sungguh luar biasa, karena Paulus yang sedang menderita dalam penjara masih dapat menghibur jemaat Filipi yang seharusnya memberi penghiburan.

Garis Besar Surat Filipi:

1. Ucapan syukur dan doa (1:1-11)
2. Keadaan Paulus (1:12-26)
3. Nasehat (1:27-2:18)
-. Tetap berjuang (1:27-30)
-. Merendahkan diri seperti Kristus (2:1-11)
-. Menjadi terang dunia (2:12-18)
4. Teman sekerja Paulus (2:19-30)
-. Timotius (2:19-24)
-. Epafroditus (2:25-30)
5. Peringatan terhadap golongan sunat (3:1-4:1)
6. Nasehat-nasehat terakhir (4:2-9)
7. Pengucapan syukur atas bantuan (4:10-23)

Bagian bacaan pekan ini masuk ke bagian 6 yaitu Nasehat-nasehat terakhir yang dapat dibagi lagi menjadi:

1. Memperbaharui Kesatuan 4:2-3: Menjaga kesatuan dengan sehati dan sepikir dalam TUHAN.
2. Menjaga Damai sejahtera 4:4-9: Bagaimana sebaiknya menjaga damai sejahtera tetap ada dalam persekutuan orang percaya.

KONTEKS BACAAN

Fil.4:2-3, mengisahkan nasihat Rasul Paulus kepada Euodia dan Sintikhe. Kedua nama ini, adalah nama-nama wanita (Alkitab KJV menuliskan: "help this women" - merujuk pada bahasa Yunani: "autais" diterjemahkan sebagai kata "mereka" di Fil.4:3a yang adalah kata feminin/menunjukkan gender wanita. ). Jadi Rasul Paulus menasihati kedua wanita ini supaya sehati dan sepikir dalam TUHAN. Rupanya ada ketidak-sepahaman antara kedua wanita ini dalam kehidupan mereka sebagai jemaat Filipi. Ketidak-sepahaman ini tidak dipermasalahkan Rasul Paulus lebih jauh, karena ia tahu bahwa bila mencari siapa yang salah atau benar, akan memerlukan waktu dan membawa perpecahan dalam jemaat, ia juga tidak mengatakan bahwa mereka harus berdamai, menahan emosi, saling mengampuni dan memaafkan - melainkan Rasul Paulus langsung menyatakan supaya mereka sehati dan sepikir dalam TUHAN! Dan karena wanita-wanita ini adalah orang yang berjuang bersama Rasul Paulus dalam pekabaran Injil (perhatikan kata "berjuang dengan aku" di Fil.4:3b) - maka sebagai orang percaya, Rasul Paulus langsung menyentuh mereka dengan nasihat sehati dan sepikir tersebut. Orang percaya, pasti mau menyisihkan kepentingan pandangan pribadi untuk menempatkan TUHAN di atas segala kepentingan.

Jadi Rasul Paulus menasihati Euodia dan Sintikhe karena:

1. Keretakan antara mereka berdua menyebabkan mereka sukar dan tidak bisa bekerja sama. Dan ini akan mempengaruhi pelayanan dari seluruh gereja Filipi!
2. Keretakan ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, seperti kebencian, pertengkaran yang terbuka dsb yang akan mempengaruhi persatuan dan kesatuan di jemaat Filipi! 

Dari konteks inilah maka nasihat-nasihat terakhir Rasul Paulus terus diluncurkan sampai ke Fil.4:8-9 yang merupakan bacaan kita ini.

URAIAN

Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Frasa "Jadi akhirnya", menunjukkan rangkuman Rasul Paulus atas nasihat-nasihatnya dari Fil.4:2 ke bawah. selanjutnya ia memakai 6, bahkan 7 kata sifat untuk melukiskan apa yang sebaiknya dipikirkan oleh orang percaya. 

1. Benar (Yunani: aletheia)
2. Mulia (Yunani: semna)
3. Adil (Yunani: dikaia)
4. Suci (Yunani: hagna)
5. Manis (Yunani: prosphilia)
6. Kebajikan dan patut dipuji (Yunani: euphema)

Semua kata sifat di atas, dicontohkan dalam pribadi Kristus Yesus yang adalah ALLAH. Dengan memikirkan hal di atas, maka orang percaya menempatkan pikirannya dan fokus kepada apa yang diajarkan olehNYA. Hanya standar pemikiran inilah yang dapat membentuk orang percaya berpikiran positif. 
Jadi pola berpikir positif adalah pola utama cara berpikir orang percaya yang dibentuk oleh keimanan kita kepada ALLAH. Mengapa demikian? Mari lihat ayat selanjutnya;

Filipi 4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Kalau di ayat sebelumnya rasul Paulus mengajak kita berpikir positif dengan memikirkan semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, kebajikan dan patut dipuji; maka langkah selanjutnya adalah: "lakukanlah itu".
Jadi pola berpikir positif, lanjutannya adalah perbuatan yang positif. Sederhana dan praktis cara Rasul Paulus menasihati, tetapi maknanya sangat dalam, melebihi ajaran-ajaran filosofi lainnya.
Hal ini bukan teori, karena Rasul Paulus sendiri sedang dan sudah menjalankannya. Bukankah ia sudah menjelaskan keadaannya di Fil.1:12-26? Mengulang kembali apa yang sudah ditulis di atas, Ingatlah, bahwa ketika menulis surat Filipi ini, Rasul Paulus sedang menderita dalam penjara, tetapi ia masih dapat menghibur dan menguatkan jemaat Filipi yang seharusnya memberi ia penghiburan dan kekuatan!

Selanjutnya ayat 9 ini ditutup dengan hasil dari berpikir positif dan melakukan hal-hal positif: " Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (bandingkan Mat.28:20 = dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."). Dengan kata lain Rasul Paulus hendak mengatakan bahwa: Bila jemaat Filipi ingin merasakan kehadiran dan penyertaan TUHAN, maka pikirkanlah dan lakukanlah hal yang positif.

Kembali ke atas kalau kita lihat bagian 2 dari Nasihat-nasihat terakhir, yaitu "menjaga damai sejahtera" (Fil.4:4-9) maka ada 5 hal yang Rasul Paulus anjurkan:

1. Bersukacitalah senantiasa dalam TUHAN (4:4)
2. Berbaik hati dengan semua orang (4:5)
3. Berdoa dan mengucap syukur senantiasa (4:6)
4. Pikirkanlah hal-hal yang baik (4:8)
5. Lakukanlah hal-hal baik sesuai ajaran Kristus tersebut (4:9a)

APLIKASI

Banyak hal dapat kita tarik dalam kehidupan kita, baik sebagai pribadi orang percaya, maupun sebagai jemaat Kristus Yesus. Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat kita lihat dan dikembangkan sesuai sudut pandang masing-masing orang percaya;

1. FOKUS KE PIKIRAN POSITIF.
Setiap orang percaya, bertanggungjawab akan pikiran dan perbuatannya. Rasul Paulus mengarahkan kita supaya pemikiran kita diarahkan kepada hal-hal positif saja dan dengan pemikiran itu akan melahirkan perilaku positif.
Seringkali dalam hubungan dengan sesama, kita diperhadapkan dengan konflik karena perbedaan pendapat. Boleh jadi kita berbeda pendapat karena latar belakang budaya, sosial dan pemikiran yang berbeda. Tetapi dengan mengarahkan pemikiran ke hal yang positif - dan seperti diminta kepada Eudia dan Sintikhe, supaya "sehati dan sepikir dalam TUHAN" - maka perbedaan pendapat tersebut segera teratasi. Sekali lagi ditekankan: Orang percaya, pasti mau menyisihkan kepentingan pandangan pribadi untuk menempatkan TUHAN di atas segala kepentingan.
Ingatlah bahwa berkutat dalam perbedaan pendapat, akan menghancurkan pekerjaan ALLAH dan jemaat Kristus Yesus!

2. PIKIRAN = PERILAKU
Banyak yang sudah mengenal istilah "mens sana in corpore sano - Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Senada dengan itu, bisa kita aplikasikan sebagai berikut; "Dalam pikiran yang positif dan baik, terdapat tindakan dan perilaku yang baik dan positif pula".
Darimana pikiran positif orang percaya? Darimana perilaku positif orang percaya?
Contoh Kristus Yesus adalah hal nyata dalam mencontohkan hal tersebut. Guru Rasul Paulus adalah Kristus Yesus, demikian pula kita sebagai murid-murid TUHAN YESUS. Jadi ini bukan teori belaka. Sudah ada pembuktian, dan Kristus Yesus juga menghendaki murid-muridNYA untuk menjadi contoh nyata bagi dunia dimana kita berada, sebagaimana Rasul Paulus mencontohkan dirinya kepada jemaat di Filipi. Dengan kata lain, Kekristenan bukan teori belaka, tetapi intinya adalah praktek.

Bila ada pertanyaan: Bagaimana cara hidup orang Kristen?
Semoga kita bisa menjawab: Cara hidup orang Kristen adalah berpikir positif dan berperilaku positif sebagaimana ajaran kasih Kristus Yesus.

ITT - Jakarta, Selasa 1 Oktober 2013.