tag:blogger.com,1999:blog-56560812312574222352024-03-08T18:32:40.447+07:00DidaktisKBBI = Didaktis: ks.bersifat mendidikIwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comBlogger185125tag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-18436162490219887552023-12-18T00:48:00.008+07:002024-03-07T10:51:18.952+07:00Lukas 1:26-31 - Sisi Lain dari Natal<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sulit membayangkan Natal tanpa lampu-lampu hias, makanan enak; tanpa baju baru, sepatu baru, mainan baru untuk anak, tanpa pesta; tanpa kegembiraan. Sejak masa kanak-kanak kita telah mengenal Natal sebagai hari yang paling menyenangkan, penuh perayaan, dan hampir mustahil untuk membayangkan Natal yang tanpa kegembiraan.</div><div style="text-align: justify;">Begitu besarnya penekanan pada kegembiraan dan pembelian hadiah sehingga kita cenderung melupakan Natal yang sesungguhnya secara lengkap.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Namun ada sisi lain dari Natal. Bagi tokoh-tokoh Alkitab yang memainkan peran penting pada hari-hari di rangkaian Natal pertama itu, hal itu belum tentu berarti kedamaian, kegembiraan, dan sukacita. Jika kita menelaah dengan teliti situasi mereka, kita akan melihat bahwa bagi mereka adalah Natal tersebut adalah peristiwa yang menyedihkan, sengsara, sulit, dan bahkan penuh dukacita, jauh dari kesuka-citaan. Mari kita lihat;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>I. Itu adalah hari Penyangkalan dan Kekecewaan</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Lukas 1:26-31: </i></div><div style="text-align: justify;"><i>1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, </i></div><div style="text-align: justify;"><i>1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. </i></div><div style="text-align: justify;"><i>1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." </i></div><div style="text-align: justify;"><i>1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. </i></div><div style="text-align: justify;"><i>1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. </i></div><div style="text-align: justify;"><i>1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagi Yusuf dan Maria, Natal pertama adalah hari penuh kebahagiaan, kebanggaan, ketakutan, penyangkalan dan kekecewaan. Mereka bertunangan untuk segera menikah dan sudah lama mempersiapkan hari bahagia itu. Tiba-tiba Tuhan masuk dalam rencana itu dan seketika segalanya berubah. Kedatangan malaikat kepada Maria mengubah seluruh skenario pasangan serasi ini. </div><div style="text-align: justify;">Dalam <i>Lukas 1:26-30</i>, malaikat mengatakan 2 (dua) hal indah kepada Maria:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>1. "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2. "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengumuman ini memang merupakan kabar baik. Namun hal itu seketika menjadi menakutkan oleh pernyataan malaikat selanjutnya; <i>Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melahirkan anak laki-laki dalam kandungannya tanpa melalui perkawinan sama saja dengan melakukan hubungan seks pranikah di luar nikah dan ini adalah Aib Besar bagi Yusuf dan Maria beserta keluarganya. Ini berarti penolakan terhadap rencana pernikahan mereka yang telah direncanakan dengan baik dalam waktu dekat. Hal ini berarti menyerahkan kebahagiaan mereka pada kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Dengan kemurahan Tuhan yang luar biasa bagi pasangan ini datanglah penyangkalan diri, kesulitan, ketakutan, aib dan rasa malu, kekecewaan, serta masalah besar. Namun cobaan seperti itu pasti ada kaitannya dengan rancangan besar keselamatan Allah, yang pada saat itu mereka berdua belum menyadari dan mengetahuinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>II. Itu adalah Hari Perjalanan Jauh yang Melelahkan dan Melahirkan Tanpa Penginapan.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Lukas 2:1-7 </i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud --</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sangat jelas, bahwa perjalanan ini sangat jauh dan melelahkan. Dari peta Alkitab dan catatan sejarah, menyebutkan bahwa perjalanan dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem ini rute terpendeknya berjarak sekitar kurang lebih ± 113 km sementara rute terjauh sekitar ± 129 km. Rute terpendek adalah melewati daerah Samaria, mengingat adanya konflik antara orang Yahudi dan orang Samaria, Yusuf dan Maria kemungkinan besar menghindari daerah itu dan mengambil rute yang lebih jauh. Dengan asumsi kecepatan ± 4 km/jam, maka ditempuh ± 32 km dalam sehari (jika dalam sehari melakukan 8 jam perjalanan), sehingga perjalanan tersebut dapat ditempuh antara 4 s/d 10 hari, bergantung kepada istirahat mereka. Luar biasa melelahkan karena areanya berbukit dan yang berjalan adalah seorang wanita muda yang hamil tua.</div><div style="text-align: justify;"><div>Bahkan setelah tibanya pun mereka kesulitan mendapatkan penginapan dan hanya ada palungan untuk menempatkan bayi mungil Yesus!</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>III. Itu adalah Hari Melalui Jalan Memutar dan Sulit.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Matius 2:12: Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang Majus yang datang dari Timur mengalami perjalanan yang cukup jauh dan sulit untuk untuk menemui Bayi yang istimewa itu. Kenyataannya mereka menempuh jalan yang sulit untuk mencapai kota kecil Betlehem tempat Yesus dilahirkan, dibayar tunai oleh sukacita menemukan tujuan perjalanan mereka. </div><div style="text-align: justify;">Tetapi setelah misi mereka tercapai dan mereka merasa puas dan siap untuk pergi serta menyebarkan kabar baik di negeri mereka sendiri, kesulitan baru muncul, ketika malaikat menyuruh mereka menempuh jalan lain yang lebih sulit, untuk menggagalkan rencana jahat Herodes yang tamak! Tentu saja perjalanan ini disamping sulit, juga merupakan perjalanan yang penuh ketakutan akan diburu pasukan Herodes.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>IV. Itu adalah Hari Kematian dan Keputusasaan.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Matius 2:16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kisah nyata Natal juga menyisakan berita kematian yang melibatkan orang tua dari bayi seusia Yesus. Keputusan jahat Herodes adalah membunuh semua bayi berusia dua tahun ke bawah, tanpa mengambil risiko kehilangan korbannya. Ini kira-kira usia Bayi baru yang jadi sasaran oleh Herodes karena Orang Majus tidak muncul setelah kunjungan mereka untuk melihat Bayi tersebut. Semua orang yang terkena dampak dari keputusan jahat ini, orang tua yang memiliki anak-anak seusia Yesus, merasakan bahwa hari itu benar-benar merupakan hari kematian dan keputusasaan yang menyedihkan!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Penutup</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari sisi lain Natal yang jarang diangkat disentuh di atas, maka disamping makna sukacita besar yang kita kenal, maka kita juga dengan mudah menyimpulkan bahwa;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1. Natal adalah Pengorbanan.</b></div><div style="text-align: justify;">Semua itu terjadi karena kehadiran-Nya adalah untuk tujuan mulia-Nya; yaitu pengorbanan. Karena kasih-Nya kepada manusia yang berdosa, Allah rela mengorbankan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosa (<i>Yohanes 3:16 = Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal</i>), bahkan pengorbanan orang-orang tua yang kehilangan bayi-bayinya adalah peristiwa pengorbanan besar yang mengawali perjalanan Tuhan Yesus Kristus di bumi ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>2. Natal adalah Kesederhanaan.</b></div><div style="text-align: justify;">Tidak salah membeli pakaian baru pada hari Natal, membuat kue-kue dan makanan yang lezat, menghias gereja dan rumah kita dengan ornamen-ornamen Natal, tetapi jangan sampai makna kesederhanan Natal menjadi hilang dari perayaan kita, karena mengingat natal pertama, semuanya sangat sederhana; mulai di kota tempat lahir-Nya, bahkan bukan di penginapan, di baringkan di palungan, diberitakan kepada gembala-gembala dst adalah kesederhanan yang sesungguhnya - yang Tuhan kehendaki dari kita semua.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Selamat Natal</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Senin 18 Desember 2023</b></div>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-35091500676762093952023-01-20T02:47:00.058+07:002023-02-09T15:13:41.280+07:00Yehezkiel 2:1-5<div style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI: Panggilan Yehezkiel (Yeh 2:1-3:15)</b></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><i><div style="text-align: justify;"><i>2:1 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:2 Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:3 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:4 Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:5 Dan baik mereka mendengarkan atau tidak -- sebab mereka adalah kaum pemberontak -- mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.</i></div></i></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;"><br /></span></div><b><div style="text-align: justify;"><b>PENDAHULUAN</b></div></b></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;">Apa dan bagaimana Kitab Yehezkiel, dapat dilihat di link bacaan ini: </div><div style="text-align: justify;"><a href="https://didaktis.blogspot.com/2013/09/yehezkiel-3810-16_15.html">https://didaktis.blogspot.com/2013/09/yehezkiel-3810-16_15.html</a></div><div style="text-align: justify;"><a href="https://didaktis.blogspot.com/2008/03/yehezkiel-3715-19.html">https://didaktis.blogspot.com/2008/03/yehezkiel-3715-19.html</a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><b>URAIAN & APLIKASI</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;">Kali ini penulis teringat akan percakapan penulis sekitar 15-20 tahun lalu dengan seorang Hamba Tuhan. Coba kita uraikan bacaan ini dengan memakai perspektif kependetaannya dalam melayani Umat Tuhan, dan ia beri judul;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya Dipanggil oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman-NYA</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di sepanjang Yehezkiel 1, kita dapat menyaksikan bagaimana ia dipanggil secara langsung oleh Tuhan dengan sangat luar biasa (baca Yeh 1:4-28). Yehezkiel dipanggil secara langsung dalam suatu pertunjukan kemuliaan yang spektakuler .... untuk apa? Tidak lain adalah untuk menyampaikan Firman-NYA,</div><div style="text-align: justify;">Kalau dibandingkan panggilan bagi saya untuk melayani sebagai pendeta tidak ada artinya, hanya sekolah yang "banyak" semester, dan beruntung terpilih dari sekian banyak yang mendaftar. Suatu panggilan Tuhan yang terasa tidak langsung, yang datang dalam 1 map berisi ijazah, piagam dan sertifikat serta SK pengangkatan, tetapi saya imani sebagai panggilan Tuhan untuk jemaat-Nya.</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana pula Tuhan memanggil jemaat-Nya, sebagai Penatua, Diaken, pengasuh PT, PA, dll. Dipanggil untuk beriman sebagaimana ditulis di <i>1 Petrus 2:9-10 = 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya, untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar yang Tuhan lakukan! Dan itulah yang IA kehendaki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi saat kita mempelajari kitab dan pribadi Yehezkiel, kita akan melihat kehidupan seorang pendeta dan kehidupan seorang Kristen yang wajib menyampaikan Firman Tuhan dengan rendah hati, setia dan berani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>1. Beritakan Firman-NYA dengan rendah hati dan hanya mengandalkan Tuhan.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tuhan memanggil Yehezkiel untuk menyampaikan firman-Nya dengan rendah hati dan hanya mengandalkan Tuhan. Pemandangan Allah dalam kemuliaan-Nya yang luar biasa membuat Yehezkiel jatuh tersungkur. Apa yang dia bandingkan dengan Yang Mahakuasa? Dia hanyalah anak manusia. Manusia diciptakan dari debu. Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Yehezkiel adalah anak manusia, yang juga lahir dari orang berdosa dan bersalah.</div><div style="text-align: justify;">Kalau kita baca di <i>Yeh 1:28 = Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi posisi Yehezkiel ada di tanah dalam posisi sembah sujud akibat takjub, takut, takluk dan pasrah serta rendah hati. Sembah sujud mewakili seluruh sifat-sifat tersebut, utamanya pernyataan takluk akan kuat kuasa Tuhan.</div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya Yehezkiel bertutur bahwa: Y<i>eh 2:1-2 = 2:1 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau." </i><i>2:2 Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tuhan yang murah hati dan pemaaf datang kepada Yehezkiel melalui Firman-Nya. Melalui Firman Tuhan Roh Kudus menguatkan dia dan membuatnya bangkit dari sembah sujudnya. Sekalipun ia orang berdosa, Yehezkiel dapat berdiri di hadirat Allah yang kudus karena Tuhan mengampuni dia, seperti yang dijanjikan oleh Firman-Nya. Tuhan memberi Yehezkiel kekuatan untuk menyampaikan Firman-Nya. Yehezkiel dapat menyampaikan Firman Tuhan dengan rendah hati dan mengandalkan Tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai seorang pendeta, saya harus rendah hati di hadapan Tuhan dan hanya, ... ya ... hanya mengandalkan Tuhan belaka. Memang, saya sebagai pendeta banyak menghadapi godaan untuk merasa diri paling penting dan paling benar. Berpikir bahwa saya paling bertanggung jawab atas sebuah gereja bisa menjadi perjalanan yang mengasyikkan bagi ego saya. Dan untuk menghindarkan hal-hal itu, saya perlu melihat diri saya sebagai orang berdosa, sama berdosanya dengan kebanyakan jemaat saya. Saya adalah anak manusia – hanya debu, lahir dari orang berdosa. Saya perlu melihat satu-satunya harapan saya adalah Juruselamat saya, yang mati untuk saya, sama seperti Dia mati untuk jemaat. Saya perlu melihat kekuatan saya hanya mengalir dan dimampukan oleh Tuhan saya yang telah bangkit, yang mengatur segalanya. Dan dengan demikian, saya akhirnya hanya akan menyampaikan Firman Tuhan dengan rendah hati, dan tentu saja, hanya mengandalkan Tuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin gambaran untuk membantu saya menjadi rendah hati dalam menyampaikan Firman Tuhan adalah seperti saya melihat sebuah kotak sepatu. Kotak sepatu itu tidak ada artinya, mudah dibuang dan dihancurkan. Yang memberi nilai pada kotak sepatu ini adalah apa yang ada di dalamnya. Jadi, terpisah dari Tuhan, saya adalah seperti sebuah kotak sepatu yang kosong – tidak berharga, tidak berdaya. Tetapi Tuhan telah menempatkan Firman-Nya ke dalam hati saya untuk diberitakan. Sewaktu saya mengucapkan khotbah Firman Tuhan itu, Tuhanlah yang meletakkan setiap kata-per kata, kalimat per kalimat dalam mulut saya. Dan saya harus mengingat hal ini dengan rendah hati bahwa kekuatan saya hanya berasal dari Tuhan, bukan dari diri saya sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>2. Beritakan Firman-NYA dengan setia.</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tuhan memanggil Yehezkiel untuk menyampaikan Firman-Nya. Dia memanggilnya untuk mengucapkan kata itu dengan setia.</div><div style="text-align: justify;">Mengapa begitu penting bagi Yehezkiel untuk setia? Karena dia berbicara tentang Firman Tuhan. Dia tidak berbicara untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, tetapi untuk Tuhan Allah. Tuhan berkata kepadanya, di <i>Yeh 2:3-4 = 2:3 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. 2:4 Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keyakinan apa yang dapat dimiliki Yehezkiel ketika dia mengucapkan Firman Tuhan dengan setia? Ia dapat yakin bahwa Firman Allah tidak pernah salah. Apakah orang percaya Firman atau tidak, itu bukan persoalan Yehezkiel, tetapi apa yang Allah katakan akan terbukti benar. Orang-orang akan tahu bahwa nabi berbicara untuk Tuhan ketika kata-kata itu menjadi kenyataan. Itulah yang Tuhan katakan padanya. <i>Yeh 2:5 = Dan baik mereka mendengarkan atau tidak -- sebab mereka adalah kaum pemberontak -- mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka. </i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak yang akan menolak pesan Yehezkiel, tetapi dia tidak berani mengubahnya agar terdengar lebih dapat diterima, karena apa?; </div><div style="text-align: justify;">Karena dalam panggilan yang Tuhan sampaikan kepada saya, maka saya harus dengan sungguh-sungguh, “untuk mengkhotbahkan Injil Tuhan dalam kebenaran dan kemurniannya.” karena untuk itulah saya dianggil, ya .... untuk menyampaikan Firman-Nya dengan setia, “dalam kebenaran dan kemurniannya”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika saya menyampaikan Firman Tuhan kepada jemaat, saya harus dapat mengatakannya seperti Yehezkiel, “Inilah yang Tuhan Allah katakan.” Saya tidak berani mendasarkan khotbah saya pada apa yang saya pikir Tuhan mungkin telah katakan atau apa yang dikatakan orang lain yang Tuhan katakan. Tetapi satu-satunya cara saya dapat dengan jujur mengatakan kepada jemaat adalah, “Inilah yang Tuhan Allah katakan". Saya perlu mempelajari Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ini adalah salah satu alasan pendeta memperoleh imbalan gaji, sehingga saya dapat mengabdikan banyak waktu untuk mempelajari Firman Tuhan saat saya mempersiapkan khotbah saya. Saya perlu mempelajarinya dalam bahasa asli Yunani dan Ibrani dan mengetahui konteksnya dengan benar, agar terjemahan yang buruk tidak menyesatkan saya. Kemudian saya dapat berkhotbah dari mimbar ini dan berkata, “Inilah yang dikatakan Tuhan Allah.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Selain itu, sebagai seorang pendeta yang berusaha untuk setia menyampaikan Firman Tuhan, saya ingin berkhotbah dan mengajar dengan cara yang membantu jemaat memahami apa yang Tuhan Allah katakan. Itu juga membutuhkan waktu untuk memilih kata-kata dan kalimat yang akan dikomunikasikan dengan baik dari atas mimbar. Selain itu, saya ingin memberi kesempatan untuk jemaat belajar dalam ibadah dan di pembinaan-pembinaan. Saya ingin dapat melayani jemaat dengan Firman Tuhan, apakah itu berarti menghadapi jemaat yang punya dosa tertentu atau menghibur jemaat dengan pengampunan Tuhan. Dan doa saya adalah ketika saya mengucapkan firman Tuhan dengan setia, jemaat akan mendengarkan dan melakukannya serta juga mengingatkan jemaat unuk tidak keras kepala, keras hati, atau memberontak seperti orang-orang yang kepadanya Tuhan mengutus Yehezkiel. Karena Firman Tuhan itu tegas. IA akan menghukum siapa pun yang menolak-Nya dan menyelamatkan siapa pun yang mempercayai-Nya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai pendeta, saya wajib berusaha keras untuk mengajar dan memberitakan Firman Tuhan dengan setia. Firman itu mungkin tidak selalu diterima, atau bahkan ada yang menjadi marah kepada saya karena itu, tetapi itu adalah keinginan Tuhan. Sebagai pendeta, tanggung jawab saya adalah untuk setia menyampaikan Firman Tuhan, dan berusaha semaksimal mungkin agar jemaat percaya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>3. Beritakan Firman-NYA dengan berani</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya, Tuhan ingin kita mengucapkan firman-Nya dengan berani. Ia menjelaskan kepada Yehezkiel bahwa ia akan menghadapi tantangan. Tuhan mengatakan kepadanya dalam <i>Yeh 2:4 = Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH.</i></div><div style="text-align: justify;">Tapi itu bukan alasan untuk menghentikan Yehezkiel. Dia harus berbicara tentang Firman Allah dengan berani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Apa yang memberi Yehezkiel keberanian untuk berbicara? Itulah yang telah kita bicarakan di dua bagian pertama. Saya berani berbicara karena saya tidak mengandalkan kekuatan saya sendiri melainkan dengan rendah hati saya hanya mengandalkan Tuhan. Saya berani berbicara karena saya tahu bahwa firman-Nya tidak pernah salah jika kita mengucapkannya dengan setia. Dan ada satu lagi, .... Saya berani karena saya melaksanakan apa yang menjadi perintah Tuhan semaksimal mungkin dalam kehidupan saya sehari-hari!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tuhan memanggil Yehezkiel langsung dari surga untuk menyampaikan Firman-Nya dengan rendah hati, setia, dan berani. Tuhan telah memanggil saya untuk menjadi pendeta dan secara terbuka menyampaikan Firman Tuhan dengan rendah hati, setia, dan berani. Dan demikian pula, masing-masing dari kita dalam kehidupan pribadi kita sendiri telah dipanggil keluar dari kegelapan dosa untuk beriman kepada Kristus Yesus untuk menyampaikan Firman-Nya. Dengan kepercayaan penuh kepada Tuhan, beritakanlah Firman-Nya. Sampaikanlah dengan rendah hati, setia, dan berani.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>SIMPULAN PENULIS</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Inilah perspektif seorang hamba Tuhan, yang mengambil keteladanan Nabi Yehezkiel ketika menerima kenabiannya, bahwa ia harus rendah hati, setia dan berani. Terimakasih pak Pendeta untuk perspektifnya yang sangat dalam.</div><div style="text-align: justify;">2. Bila dalam jemaat ditemukan seorang hamba Tuhan yang menjauh dari hal-hal di atas, maka bergegaslah jemaat mendoakan dengan sungguh-sungguh hamba Tuhan tersebut, agar segera kembali menjadi seperti Yehezkiel dalam pemberitaan Firman-Nya.</div><div style="text-align: justify;">.......Amin</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Jumat 20 Januari 2023.</b></div></div>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-12499008034030035482022-12-23T01:44:00.008+07:002024-03-07T10:50:57.889+07:00Filipi 3:13-14 - Selamat Tahun Baru<p style="text-align: justify;">Apa yang Harus kita Lakukan di Tahun Depan?</p><p style="text-align: justify;">Biasanya di akhir tahun kita merenung, meninjau kehidupan kita di tahun yang akan meninggalkan kita, serta membuat resolusi tahun baru.......</p><p style="text-align: justify;">Dalam <i>Filipi 3:13-14 = 3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.</i></p><p style="text-align: justify;">Alkitab memberitahu kita ada 3 (tiga) hal yang harus kita lakukan di tahun depan. Apa saja itu?;</p><p style="text-align: justify;"><b>1. Melupakan dan Memaafkan serta Melepaskan Masa Lalu.</b></p><p style="text-align: justify;">Kita harus melupakan kesalahan masa lalu, kegagalan, dan kesialan dan hal-hal negatif lainnya. Bila ada salah kita, segera minta maaf dan berdamai, bila kita disakiti, memaafkanlah segera. Jangan bawa hal lama yang tidak baik dari tahun yang lama ke tahun yang baru. Biarlah Tahun Baru menjadi awal yang selalu baik dan positif dalam kehidupan kita, <i>1 Yohanes 1:9 = Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan</i></p><p style="text-align: justify;">Jadi apa yang harus kita lakukan tahun depan? Kita harus melupakan masa lalu.</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Terus Maju.</b></p><p style="text-align: justify;">Kita harus maju terus dan melepaskan segala halangan, rintangan, dan kebiasaan-kebiasaan buruk. <i>Filipi 3:14a = dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, Roma 8:37 = Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.</i></p><p style="text-align: justify;">Jadi apa yang harus kita lakukan tahun depan? Kita harus terus maju dan hidup di dalam Kristus setiap hari.</p><p style="text-align: justify;"><b>3. Fokus pada Kristus.</b></p><p style="text-align: justify;">Kita harus fokus pada Kristus dan membiarkan Ia menjadi Tuhan dalam pendengaran kita, rumah kita, dan segala peri kata dan peri laku kita. <i>Filipi 3:14b = yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.</i></p><p style="text-align: justify;">Jadi apa yang harus kita lakukan tahun depan? Kita harus terus fokus hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.</p><p style="text-align: justify;">Sebagai penutup; ........ Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di tahun yang baru, tetapi hal-hal yang harus kita lakukan adalah;</p><div style="text-align: justify;"><ul><li><b>Melupakan dan Memaafkan masa lalu, </b></li><li><b>Terus Maju,</b></li><li><b>dan Fokus hanya pada Kristus!</b></li></ul></div><p style="text-align: justify;">Tahun yang lama segera berlalu, apa yang harus kita lakukan? Tiada lain hanyalah; ...<b><u>BERSYUKUR</u></b> .... Karena apapun yang kita alami, Tuhan rencanakan semuanya untuk kebaikan kita.</p><div style="text-align: justify;"><b>Kidung Jemaat 332 - Kekuatan serta Penghiburan</b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">(dari bagian Kidung Jemaat: Waktu dan Musim, sub bagian: "Pergantian Tahun" KJ 330-332)</span><br /><a href="https://www.youtube.com/watch?v=taM3fagHlHg">https://www.youtube.com/watch?v=taM3fagHlHg</a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: x-small;">Syair: Blott en dag/Day by day, Carolina Sandell Berg 1865,</span></div><div><span style="font-size: x-small;">terj. E.L. Pohan Shn. 1969</span></div><div><span style="font-size: x-small;">Lagu: Oscar Ahnfelt (1813-1882)</span></div><div><br /></div><div>1. Kekuatan serta penghiburan diberikan Tuhan padaku. Tiap hari</div><div>aku dibimbingNya; tiap jam dihibur hatiku. Dan sesuai dengan</div><div>hikmat Tuhan 'ku dib'rikan apa yang perlu. Suka dan derita</div><div>bergantian memperkuat imanku.</div><div><i>Yak 1:2-4</i></div><div><br /></div><div>2. Tiap hari Tuhan besertaku, diberi rahmatNya tiap jam. DiangkatNya</div><div>bila aku jatuh, dihalauNya musuhku kejam. Yang namaNya</div><div>Raja Mahakuasa, Bapa yang kekal dan abadi, mengimbangi duka</div><div>dengan suka dan menghibur yang sedih.</div><div><i>Mzm 145:14</i></div><div><i><br /></i></div></div><div style="text-align: justify;">Selamat Jalan Tahun Penuh Berkat Tuhan. Tahun 2022, .... Puji Syukur atas pemeliharaan Tuhan Yesus<br />Selamat Memasuki Tahun Rahmat Tuhan, Tahun 2023 ..... Tuhan Yesus memberkati kita semua.</div><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Jumat 23 Desember 2022</b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-63357411802665749412022-12-18T00:25:00.004+07:002022-12-20T10:52:43.083+07:00 Selamat Natal<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Tumbuh sebagai anak dengan kelahiran tahun 60an, kami dibesarkan dengan tradisi dongeng Sinterklas dan bukan tradisi Santa Claus. Ah, bukannya sama ya?<br />Mirip? ..... ya, sama? ..... tidak juga rupanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Jika Sinterklas berawal dari cerita masyarakat Belanda, maka Santa Claus merupakan sosok yang populer dalam cerita masyarakat di Amerika Serikat. Rupanya ada transformasi tentang tokoh ini dari khas Belanda ke Amerika, barangkali karena pendudukan belanda di New York pada sekitar awal tahun 1600-an sampai kota itu diresmikan dengan nama kota New Amsterdam sebelum akhirnya jadi New York seperti sekarang ini. Jadi tradisi Sinterklas (Belanda: Sinterklaas) di adaptasi kemudian menjadi Santa Claus. Dan di Indonesia yang merupakan jajahan Belanda pun kebagian dongeng tradisi Sinterklas ini walaupun sekarang di zaman milenial ini, banyak pula anak-anak (dan orang tua) yang sudah bergeser ke dongeng tradisi Santa Claus.</span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Cerita tentang Santa Claus sendiri lebih populer di Amerika Serikat. Tokoh Santa Claus digambarkan dengan perawakan tubuh yang gemuk, berjanggut putih, mengenakan mantel dan topi, serta membawa kantong hadiah. Kendaraan yang digunakan Santa Claus adalah kereta salju yang ditarik oleh Sembilan rusa kutub. Santa Claus akan membagikan hadiah pada anak-anak pada setiap tanggal 24 Desember.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Sementara itu, Sinterklas diilhami dari Saint Nicolas. Ia adalah seorang tokoh yang dermawan kepada orang-orang miskin dan ceritanya menjadi asal-usul cerita Sinterklas di Belanda. Karena terilhami dari seorang Saint, maka Sinterklas digambarkan layaknya uskup lengkap dengan jubah keuskupan, topi uskup yang disebut mitre dan juga tongkat gembala uskup yang berbentuk melingkar pada bagian atasnya. Sinterklas biasanya datang dan membagikan hadiah pada anak-anak pada tanggal 5 Desember.</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Meskipun dikenal dari Belanda, tetap masyarakat Belanda menceritakan Sinterklas berasal dari Spanyol. Ciri-ciri fisiknya adalah memiliki rambut gondrong dan janggut putih, hampir mirip dengan Santa Claus. Namun berbeda dengan Santa Claus yang memiliki kereta salju dan ditarik oleh rusa kutub itu, kendaraan Sinterklas adalah seekor kuda berwarna putih keabu-abuan bernama Amerigo yang mengantarnya kesana-kemari.<br />Perbedaan lainnya adalah, pendamping Sinterklas adalah Piet Hitam (Zwaarte Piet, yang menghukum anak nakal) sementara Santa ditemani Elf (peri/kurcaci pembuat mainan). Lagunya pun berbeda :-)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHP4ETRTbDEyUENq8cP8lSm1uS-bOXPretBTjDKQfP7Q2ZdstuHf78e279VpcMgtlCZ7dytUHtc3qol2auWouwdlficEsFlSYtMRBNE493lwwCf35oUrEvQDjdQgVnO2nUO5QjJtlnCcOr46njs9CD7Wlk7Ik7zCRC9TP9RehJ4acHP-odJjpxv6sm/s700/Santa_Sinterklaas.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="465" data-original-width="700" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHP4ETRTbDEyUENq8cP8lSm1uS-bOXPretBTjDKQfP7Q2ZdstuHf78e279VpcMgtlCZ7dytUHtc3qol2auWouwdlficEsFlSYtMRBNE493lwwCf35oUrEvQDjdQgVnO2nUO5QjJtlnCcOr46njs9CD7Wlk7Ik7zCRC9TP9RehJ4acHP-odJjpxv6sm/w400-h266/Santa_Sinterklaas.jpg" width="400" /></span></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;">Santa Claus & Sinterklaas</span></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Lagu sinterklaas: <a href="https://www.youtube.com/watch?v=KO8mlk2aQjQ">https://www.youtube.com/watch?v=KO8mlk2aQjQ</a> (Sinterklaas kapoentje)<br />Lagu Santa Claus: <a href="https://www.youtube.com/watch?v=iwvjyNBqqYs">https://www.youtube.com/watch?v=iwvjyNBqqYs</a> (Santa Claus is coming to town)</span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Lalu apa yang kita bisa dapat dari legenda dan kebiasaan dari zaman dahulu ini? Jawabannya adalah tidak lain bahwa tradisi Sinterklas dan Santa Claus ini hanyalah dongeng bagi anak-anak batita (bawah tiga tahun), untuk menghibur mereka menjelang natal, serta mengajarkan bahwa; akan ada hadiah untuk anak yang berperilaku baik dan hukuman untuk anak yang nakal. Itu saja, tidak lebih dan barangkali bahkan kurang :-) Apa berbahaya? Tidak juga sepertinya, apalagi kalau tradisi Sinterklas, yang dirayakan setiap 5 Desember, .... karena semuanya dalam konteks dongeng. Asalkan mereka tidak bingung bahwa natal ini bukan tentang Sinterklas dan Santa Claus tetapi tentang kelahiran Yesus Kristus. Juga saudara-saudara kita di luar sana jangan sampai beranggapan bahwa topi santa, pohon terang, rusa kutub, dll adalah atribut keagamaan kita yang sampai (selalu) dipersoalkan ketika menjelang natal dan tahun baru, bahwa ada karyawan yang dipaksa pakai atribut keagamaan? Sungguh salah kaprah yang bisa jadi, berasal dari kita juga :-)</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Kembali ke topik, jadi selebihnya, ketika mereka sudah beranjak di atas batita, sudah mulai wajib dikenalkan di rumah dan sekolah minggu dengan kisah kelahiran Tuhan Yesus, ... berkenalan dengan orang-orang majus, gembala di padang serta malaikat Gabriel yang mendatangi Maria dan Yusuf. Sehingga semakin mereka dewasa, semakin mereka paham bahwa hari Natal adalah seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan dalam setahun ibadah Kristiani. Dikatakan "setelah Paskah", adalah untuk menunjukkan bahwa Jumat Agung dan Paskah serta Kenaikan Tuhan Yesus ke surga adalah satu rangkaian kelanjutan dari Natal, yang finalnya ada di kedatangan kembali Tuhan Yesus. Kematian dan kebangkitan, keselamatan orang berdosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus, adalah tujuan Natal. Natal bukanlah tujuan Paskah. Natal adalah sarana. Keselamatan orang berdosa pada Jumat Agung dan Paskah adalah tujuannya.</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Bahwa Yesus datang pada hari Natal untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (<i>Lukas 19:10</i>). Yesus datang pada hari Natal untuk menyelamatkan orang berdosa (<i>1 Timotius 1:15</i>). Yesus datang pada hari Natal untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (<i>Markus 10:45</i>). Yesus datang pada hari Natal bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa (<i>Matius 9:13</i>). Yesus datang pada hari Natal untuk menghancurkan pekerjaan iblis (<i>1 Yohanes 3:8</i>). Yesus datang pada hari Natal agar melalui kematian dia dapat menghancurkan orang yang memiliki kuasa maut (<i>Ibrani 2:14</i>).<br />Jadi, ...... kelahiran Anak Allah, sungguh menakjubkan, mulia dan sangat dalam, serta membawa kabar gembira penuh sukacita. Malaikat menyebutnya “kabar kesukaan besar” (<i>Lukas 2:10</i>) — sukacita besar, bukan sukacita kecil; bukan kegembiraan biasa-biasa saja, tetapi kegembiraan yang besar.</span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Untuk itu, marilah kiranya kita yang sudah dewasa dalam iman, semakin tegas membawa kisah nyata kelahiran Yesus Kristus untuk kita rayakan dalam kehidupan berkeluarga kita, </span></p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li><span style="font-family: inherit;">Kalau Sinterklas hanya menawarkan hal-hal duniawi, tidak ada yang abadi. Yesus menawarkan sukacita abadi (<i>Yohanes 15:11</i>)</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Kalau Sinterklas hanya muncul setahun sekali. Yesus berjanji, “Aku menyertai kamu senantiasa” (<i>Matius 28:20</i>).</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Kalau Sinterklas menawarkan barang fana hanya dengan syarat perbuatan baik: “Dia tahu kapan kamu tidur. Dia tahu kapan kamu bangun. Dia tahu kapan kamu baik atau buruk, jadi berkelakuan baiklah (terjemahan lagu santa claus is coming to town). Yesus menawarkan diri-Nya semua pemberian secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman. (<i>Efesus 2:8-9</i>)</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Kalau Sinterklas tidak dapat menyelesaikan masalah terburuk kita. Yesus ternyata bisa menyelesaikan masalah terburuk kita — dosa kita dan keterasingan kita dari Tuhan. (<i>Matius 11:28-30</i>)</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Kalau Sinterklas tidak relevan di banyak budaya dunia. Yesus ternyata adalah Raja segala raja dan Tuhan bagi semua bangsa di dunia. (<i>Matius 25:31-32</i>)</span></li><li><span style="font-family: inherit;">Kalau Sinterklas akan dilupakan suatu hari nanti. Yesus akan tetap sama, kemarin, hari ini, dan selamanya (<i>Ibrani 13:8</i>).</span></li></ul><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Marilah kita kerahkan semua upaya untuk membuat anak-anak dan cucu-cucu kita sebahagia mungkin dengan segala perayaan dan tradisi yang berakar pada makna Natal yang sebenarnya. Dekorasi yang tepat mengenai bayi Yesus, nyanyian yang tepat menyambut bayi Yesus, serta sukacita yang tepat; bahwa telah hadir bayi Yesus, yaitu Allah Bapa sendiri yang menjelma sebagai manusia dan bekerja memberi keselamatan langsung kepada umat manusia, di belahan dunia manapun, sampai selama-lamanya.</span></p><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: inherit;">Kidung Jemaat 99 - Gita Sorga Bergema</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><b><br /></b><span style="font-size: x-small;">Syair: Hark! The Herald Angels Sing, Charles Wesley, 1739, dll,<br />Terjemahan: Yamuger, 1977,<br />Lagu: Felix Mendelssohn Bartholdy, 1840, disesuaikan oleh William H. Cummings, 1856.<br />do=g 4 ketuk</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">1. Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!<br />Damai dan sejahtera turun dalam dunia."<br />Bangsa-bangsa, bangkitlah dan bersoraklah serta,<br />Permaklumkan Kabar Baik; Lahir Kristus, T'rang ajaib!<br />Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"<br /><i>Luk 2:14; Ef 2:17</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">2. Yang di sorga disembah Kristus, Raja yang baka,<br />lahir dalam dunia dan Maria bundaNya.<br />Dalam daging dikenal Firman Allah yang kekal;<br />dalam Anak yang kecil nyatalah Imanuel!<br />Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"<br /><i>Flp 2:6-11; Yoh 1:14; Yes 7:14; Mat 1:23</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">3. Raja Damai yang besar, Surya Hidup yang benar,</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">menyembuhkan dunia di naungan sayapNya,<br />tak memandang diriNya, bahkan maut dit'rimaNya,<br />lahir untuk memberi hidup baru abadi!<br />Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"<br /><i>Yes 9:5; Mal 4:2; Luk 1:78-79; Yoh 1:9</i></span></div><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: inherit;">Selamat Natal</span></b></p><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: inherit;">ITT - Jakarta, Minggu 18 Desember 2022</span></b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-22434273170619612102022-12-12T00:25:00.101+07:002022-12-16T15:22:04.637+07:00Lukas 2:8-20<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI: Gembala-gembala (Luk 2:8-20)</b></p><div style="text-align: justify;"><i>2:8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.<br />2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.<br />2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:<br />2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.<br />2:12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."<br />2:13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:<br />2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."<br />2:15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."<br />2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.<br />2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.<br />2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.<br />2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.<br />2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.</i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENDAHULUAN</b></p><p style="text-align: justify;">Untuk kali ini, kita kutip lagu natal di Kidung Jemaat yang memperlihatkan alur pembacaan kita hari ini. Mari nyanyikan bersama bait 1 dan 2 :-)</p><p style="text-align: justify;"><b>KJ. 123 - S'lamat, S'lamat Datang </b></p><p style="text-align: justify;"><b><a href="https://www.youtube.com/watch?v=WNjd1lc4Iaw" target="_blank">https://www.youtube.com/watch?v=WNjd1lc4Iaw</a><br /></b></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Syair: Nu zijt wellekome, Nyanyian Natal Belanda/Jerman abad pertengahan,<br />Terjemahan: Yamuger/Pan. Lit. K. A. J., 1980,<br />Lagu: Eropa +/- 1000, Jerman abad ke-14, Belanda, 1627<br />do = g 2 ketuk</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. S'lamat, s'lamat datang, Yesus, Tuhanku!<br />Jauh dari sorga tinggi kunjunganMu.<br />S'lamat datang, Tuhanku, ke dalam dunia;<br />Damai yang Kaubawa tiada taranya, Salam, salam!<br /><i>Yes 9:5-6</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. "Kyrie eleison": Tuhan, tolonglah!<br />Semoga kidung kami tak bercela.<br />BundaMu Maria diberi karunia<br />Melahirkan Dikau kudus dan mulia.<br />Salam, salam!<br /><i>Luk 1:30-33</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Nyanyian malaikat nyaring bergema;<br />gembala mendengarnya di Efrata:<br />"Kristus sudah lahir, hai percaya kabarku!<br />Dalam kandang domba kau dapat bertemu."<br />Salam, salam!<br /><i>Luk 2:8-14</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Datang orang Majus ikut bintangNya,<br />membawa pemberian dan menyembah.<br />Yang dipersembahkan: kemenyan, emas dan mur;<br />Pada Jurus'lamat mereka bersyukur.<br />Salam, salam!<br /><i>Mat 2:1-11; Mzm 72:15; Yes 60:3, 5</i></div><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;">Selain daripada Maria dan Yusuf yang dipilih Tuhan sebagai orangtua bayi Yesus, ada 2 (dua) kelompok orang-orang yang dalam kelahiran Tuhan Yesus diarahkan Tuhan untuk jadi saksi dan bertemu Anak-Nya sesuai dari Injil Tuhan di Alkitab.</p><p style="text-align: justify;"><b>1. Gembala di padang</b></p><div style="text-align: justify;"><i>Luk 2:10-12 = 2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 2:12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."</i></div><p style="text-align: justify;">Gembala bukanlah siapa-siapa dalam masyarakat mereka. Kebanyakan orang berpikir buruk tentang gembala. Mereka tidak diperbolehkan beribadah di Bait Suci karena dianggap najis. Dan mereka tidak diperbolehkan bersaksi di pengadilan karena kesaksian mereka dianggap tidak dapat dipercaya. Namun, malaikat itu menampakkan diri kepada para gembala dengan kabar baik tentang sukacita yang besar.</p><p style="text-align: justify;">Menarik untuk diperhatikan adalah; kepatuhan mereka kepada penyampaian malaikat.</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Orang-orang Majus dari Timur</b></p><div style="text-align: justify;"><i>Matius 2:1-2 = 2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." </i>juga diperingatkan melalui mimpi di<i> Mat 2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.</i></div><div style="text-align: justify;">Orang-orang Majus ini bahkan bukan orang Yahudi. Mereka berasal dari timur, mungkin dari Persia, yang sekarang adalah Iran. Namun, mereka melihat sebuah bintang yang mereka yakini sebagai "bintang-Nya", yaitu bintang yang menunjukkan kelahiran "raja orang Yahudi". Namun demikian, sama seperti Tuhan mengutus seorang malaikat kepada para gembala, Tuhan juga mengarahkan orang-orang Majus ini dengan "bintang-Nya" untuk menemukan bayi Yesus.<br />Menarik diperhatikan di sini bahwa Betlehem sudah disebut oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka semua menantikan Mesias tapi luput untuk menemui bayi Yesus.</div><p style="text-align: justify;">Selanjutnya adalah 2 (dua) pribadi yang sangat dekat dengan Sang Bayi Natal itu, yaitu; Maria dan Yusuf sendiri, yang dari sejak awal, dipilih Tuhan</p><p style="text-align: justify;"><b>Maria</b></p><p style="text-align: justify;">Seorang malaikat utusan Tuhan, menyampaikan pesan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak, padahal saat itu ia belum bersuami. Menerima berita yang luar biasa ini, dia menjawab, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (<i>Luk 1:38 = Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.</i>). Suatu demonstrasi sikap patuh dan taat 100% atas apa yang terjadi dalam hidupnya sebagai "hamba Tuhan</p><div style="text-align: justify;">Selanjutnya, apa sikap Maria sang Ibu Yesus dalam bacaan kita ini? <i>Luk 2:16-19 = 2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.<br /></i>Ya ia menyimpan segala perkara dalam hatinya dan merenungkannya, dan ini sudah cukup menggambarkan siapa sang Ibu ini.</div><p style="text-align: justify;"><b>Yusuf</b></p><p style="text-align: justify;"><i>Matius 1-19-20 = 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Mat 2:13-15 = 2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 2:14 Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."</i></p><p style="text-align: justify;">No comment, ayat-ayat di atas sudah cukup menggambarkan siapa lelaki ini.</p><p style="text-align: justify;">Lalu kemudian ada<b> Simeon & Nabiah Hana</b> juga di lanjutan dari bacaan ini (<i>Luk 2:25-38</i>)</p><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Apa saja kesamaan orang-orang ini seingga mereka dipilih Tuhan menyaksikan bayi Yesus ini? Ada 3 kata yang dapat mewakili mereka yang sangat sederhana dan mudah dipahami sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);</p><div style="text-align: justify;"><ol><li><b>Tulus </b>(KBBI = sungguh dan bersih hati (benar-benar keluar dari hati yang suci); jujur; tidak pura-pura; tidak serong; tulus hati; tulus ikhlas)</li><li><b>Rendah hati </b>(KBBI = hal atau sifat tidak sombong atau tidak angkuh.)</li><li><b>Patuh </b>(KBBI = suka menurut (perintah dan sebagainya); taat (pada perintah, aturan, dan sebagainya); berdisiplin)</li></ol></div><p style="text-align: justify;">Maria, Yusuf, para gembala di padang, orang-orang majus dari Timur, Simeon, Hana, semuanya punya ketiga hal di atas, dan dipilih Tuhan dalam rencana terbesar-Nya sepanjang sejarah. Bayangkan kalau mereka, tidak tulus, tinggi hati dan tidak patuh? Buyar semua apa yang Ia rencanakan bukan?</p><div style="text-align: justify;">Ada banyak orang di zaman itu yang merindukan kelahiran Sang Mesias. Pemilik penginapan merindukan Mesias, tetapi dia terlalu sibuk sehingga melewatkan kesempatan menjadikan penginapannya jadi tempat lahir sang Mesias. Herodes juga merindukan Mesias, tetapi dia terlalu cinta takhtanya sehingga tidak ingin ada saingannya, bahkan kemudian memerintahkan untuk membunuh bayi-bayi yang berumur 2 tahun ke bawah, sungguh suatu perbuatan yang dikutuk Allah. Para pemimpin agama merindukan Mesias, tetapi mereka terlalu merasa benar sendiri sehingga walau telah menyebutkan nubuatan Nabi Mikha (Mikha 5:1 = Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.), tetapi meluputkan nubuatan ini karena mereka tinggi hati sebab orang-orang Majus non Yahudilah yang pertama-kali bertanya tentang hal itu.</div><div style="text-align: justify;">Maka semua akhirnya gagal bertemu bayi Yesus yaitu Mesias yang telah dinanti-nantikan selama ini !</div><p style="text-align: justify;">Saat ini, begitu banyak dari kita turut merindukan Mesias juga, padahal Yesus telah lahir, dan kita kenal baik dan hadir senantiasa melalui Roh Kudus dalam kehidupan kita, tetapi ternyata jauh dari kehidupan kita. Kita banyak kali kehilangan makna Natal yang sebenarnya dengan menjauh dari ketulusan, kerendahan hati dan kepatuhan, sehingga tersesat dalam natal Sinterklas & Santa Claus, pohon-pohon dan hiasan-hiasan natal, baju baru, pesta natal, lagu natal Santa dll.</p><p style="text-align: justify;">Untuk itu, .... Mari, sebagaimana para gembala di padang dan para Majus, kita nyanyikan KJ 123 bait 3 dan 4 dengan sukacita penuh.</p><p style="text-align: justify;">Kiranya kita jadi seperti gembala di padang, orang Majus, Simeon, Hana, bahkan Yusuf dan Maria, supaya dipakai Tuhan dalam kesaksian-Nya.</p><p style="text-align: justify;">Kiranya, kita kembali berpegang pada berita natal di <i><b>Luk 2:11 = Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Luk 2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya</b></i> dan mengenakan Ketulusan menerima apapun di kehidupan kita dari Tuhan, kerendahan hati menjalankan ajaran-Nya dan kepatuhan kepada Firman Tuhan ........ Amin</p><p style="text-align: justify;"><i><b>Yoh 3:16 = Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal</b></i></p><p style="text-align: justify;"><b>Selamat Natal</b></p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Senin 12 Desember 2022</b></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-33064259194864803322022-12-08T00:11:00.003+07:002022-12-14T09:34:54.934+07:00Yesaya 9:1-6<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI: Kelahiran Raja Damai (Yes 8:23-9:6)</b></p><div style="text-align: justify;"><i>9:1 (8:23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.<br />9:2 (9:1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.<br />9:3 (9:2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.<br />9:4 (9:3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.<br />9:5 (9:4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.<br />9:6 (9:5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.</i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENGANTAR</b></p><p style="text-align: justify;">Kitab ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Nabi Yesaya berasal dari keluarga bangsawan di Yerusalem. Ia lahir pada tahun 765 sebelum Masehi. Ia menjadi penasihat para raja di Kerajaan Yehuda. Nabi Yesaya dipanggil menjadi nabi pada tahun 740 sebelum Masehi dalam usia kurang lebih 25 tahun. Ia berkarya selama 40 tahun di antara bangsa Israel.</p><p style="text-align: justify;">Kitab ini seluruhnya dapat dibagi dalam tiga bagian:</p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li style="text-align: justify;">Pasal 1--39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan.</li><li style="text-align: justify;">Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.</li><li style="text-align: justify;">Pasal 56--66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia. </li></ol><p></p><p style="text-align: justify;">Isi Kitab Yesaya</p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>Peringatan dan janji 1:1--12:6 ===> <u>Bagian bacaan ini</u></li><li>Hukuman untuk bangsa-bangsa 13:1--23:18 </li><li>Pengadilan Allah terhadap dunia 24:1--27:13 </li><li>Peringatan lebih lanjut dan janji 28:1--35:10 </li><li>Raja Hizkia dari Yehuda dan orang-orang Asyur 36:1--39:8 </li><li>Pesan penuh janji dan harapan 40:1--55:13 </li><li>Peringatan dan janji 56:1--66:24</li></ol><p></p><p style="text-align: justify;">Keunikan Kitab Yesaya adalah menyerupai suatu Alkitab bentuk kecil. Yesaya memiliki 66 pasal sementara Alkitab memiliki 66 Kitab. 39 pasal pertama dari Yesaya dapat disamakan dengan 39 kitab Perjanjian Lama yang secara lebih luas mengantisipasi kedatangan Mesias. 27 pasal terakhir dari Yesaya secara rapi serupa dengan 27 kitab dari Perjanjian Baru karena mereka berbicara tentang betapa besar Mesias dan KerajaanNya sebagai Hamba Tuhan. Pasal 1-39 berbicara tentang kebutuhan besar manusia akan keselamatan sementara pasal; 40-66 menyatakan ketentuan Allah tentang keselamatan dalam Mesias dan KerajaanNya.</p><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;">Bacaan kita hari ini memuat salah satu nubuatan Nabi Yesaya tentang kedatangan Yesus yang pertama kali sebagai Mesias. Dinubuatkan bahwa Mesias akan lahir dari seorang perawan (Yes 7:14), bahwa nama dan identitas Mesias adalah Penasehat Ajaib, Allah Maha Kuasa, Bapa yang Kekal, dan Raja Damai (Yes 9:6), bahwa Dia akan lahir dari suku Yehuda, keturunan Isai, (Rom 15:12), dan sebagai keturunan Daud akan duduk atas tahta Daud (Yes 9:7; 11:1, 10). Dinubuatkan bahwa pelayananNya akan membawa terang dan kesembuhan bagi daerah Galilea (Yes. 9:1-2), bahwa Dia akan penuh dengan Roh Allah (Yes 11), serta bahwa Dia akan menjadi seperti panji bagi bangsa-bangsa yang akan berhimpun kepadaNya dan akan menjadi Hakim yang memerintah dunia dengan kebenaran (Yes 11:4-5). </p><p style="text-align: justify;">Ini menempatkan bahwa betapa pentingnya dan sangat relevannya Kitab Yesaya bagi kita. Kitab ini membuka rahasia Injil bahwa segala bangsa akan menemukan keselamatan dalam Anak Daud, Mesias, yang akan membawa damai sejahtera.</p><p style="text-align: justify;">Menyederhanakan uraian bacaan kita hari ini kita bagi dengan;</p><p style="text-align: justify;"><b>1. Kabar Sukacita Besar</b></p><p style="text-align: justify;">Ayat 1 dan 2 menyiratkan kabar gembira bagi umat Israel yang tertindas (<i>9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. 9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.</i>)</p><p style="text-align: justify;">Kita harus mundur ke awal Perikop kita hari ini, yaitu <i>Yes 8:23 = Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.</i></p><p style="text-align: justify;">Kesuraman untuk negeri yang terhimpit itu adalah negeri Galilea. Ayat ini berbicara tentang bagian utara negeri (kerajaan Israel). Dengan masa lampau yang malang dilawankan masa depan yang cerah dan jaya. Barangkali nabi berpikir kepada penyerbu oleh raja Tiglat Pileser di daerah Galilea pada th 732, bandingkan <i>2 Raj 15:29 = Dalam zaman Pekah, raja Israel, datanglah Tiglat-Pileser, raja Asyur; direbutnyalah Iyon, Abel-Bet-Maakha, Yanoah, Kedesh dan Hazor, Gilead dan Galilea, seluruh tanah Naftali, lalu diangkutnyalah penduduknya ke Asyur ke dalam pembuangan.;</i> waktu itu penduduk daerah itu diangkut ke pembuangan. Dalam nubuat yang berikut, Yes 9:1-6, nabi memberitahukan suatu "Hari TUHAN" yang akan membebaskan kaum buangan itu. Oleh karena Mesias benar-benar tampil di Galilea, maka nubuat ini sepenuh-penuhnya digenapi di <i>Mat 4:13-16 = 4:13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, 4:14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 4:15 "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, -- 4:16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."</i></p><p style="text-align: justify;"><b>2. Dari kabar sukacita besar ini ada 3 sebab:</b></p><div style="text-align: justify;"><i>a. (9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.)</i></div><span style="text-align: justify;">Bagaimana kekalahan Midian di tangan Gideon menunjukkan campur tangan Allah yang perkasa, yang dengan hanya 300 orang mengalahkan ratusan ribu bala tentara Midian.</span><br /><span style="text-align: justify;"><i>b. (9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.)</i></span><br /><div style="text-align: justify;">Masih dalam konteks kekalahan Midian, ditunjukkan bahwa keperkasaan Midian lenyap di hadapan Allah melalui tangan Gideon</div><p style="text-align: justify;">(untuk point a & b baca Hakim-hakim pasal 6 s/d 8 Perang Midian)</p><div style="text-align: justify;">c. (<i>9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.</i>)</div><div style="text-align: justify;">Sebab yang ke-3 ini, merupakan ucapan profetik nabi Yesaya, yang pasti ia sendiri tidak menyadarinya bahwa ucapan ini ditujukan sebagai kabar gembira bukan saja kepada Israel, tetapi untuk seluruh umat manusia. Dibandingkan sebab ke-1 dan ke-2 di atas yang menunjuk kepada Umat Israel sebelumnya, maka sebab ke-3 ini menunjuk masa depan Israel dan masa depan umat manusia di muka bumi ini.</div><p style="text-align: justify;">Tentu saja ada pertanyaan: "kenapa dipakai istilah telah pada Yes 9:5, bukankah Anak itu belum lahir? Penjelasannya sederhana; konteks bacaan perikop ini harus kita baca dari Yes 8:23 (9:1), perhatikan ungkapan Kalau dahulu Tuhan .... dst maka di kemudian hari ... dst. Ini konteks ucapan profetik akan masa depan atau nubuatan yang akan terjadi. Memang kadang bentuk bahasa masa kini dan lalu digunakan dalam nubuat, untuk menyatakan bahwa hal tersebut pasti akan terjadi dan pasti dilakukan Tuhan.</p><p style="text-align: justify;"><b>3. Karunia Besar</b></p><p style="text-align: justify;">Kelahiran putra (apalagi putra sulung) di masyarakat Israel, adalah suatu berkat besar, apalagi berkat besar itu disertai dengan nubuatan bahwa Lambang Pemerintahan ada di atas bahu-Nya, sudah tentu harus kita tangkap dan mengerti bukan secara lokal, tapi global, bahwa yang dimaksud Nabi Yesaya adalah kerajaan Allah, sehingga ia menyertakan 4 nama dahsyat untuk Sang Anak ini:</p><p style="text-align: justify;">a. <b>Penasihat Ajaib</b> - Sebagai satu oknum dengan dua sifat yang berbeda – Allah dan Manusia – Dia akan benar-benar merupakan mujizat atau keajaiban dari TUHAN; dan sebagai oknum satu-satunya yang mempunyai Firman tentang hidup kekal. Dia akan menjadi Penasehat Ajaib yang tiada bandingannya. Dia yang melebihi segala kebijaksanaan dunia maupun manusia (bandingkan <i>Yesaya 11:2 = Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;</i>). Dalam rencana-rencanaNya, nasehat-nasehatNya tiada taranya di antara manusia.</p><p style="text-align: justify;">b. <b>Allah yang Perkasa</b> - Mengacu ke <i>Ulangan 10:17 = Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;</i>, menunjuk kepada sifat Keilahian penuh kekuasaan dan perkasa, yang akan memperoleh kemenangan terakhir dalam sejarah.</p><p style="text-align: justify;">c. <b>Bapa yang Kekal</b> - Gelar ini menyatakan bahwa, Dia bukan hanya sebagai Penguasa atas kekekalan, melainkan pencipta hidup kekal bagi orang-orang yang ditebus. Dan pemerintahan-Nya berdasarkan kasih seorang Bapa terhadap anak-anak-Nya (bandingkan <i>Yesaya 22:21 = Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda.</i>). Maka Dia akan memerintah dan memelihara umat dengan kasih-setia-Nya yang kekal.</p><p style="text-align: justify;">d. <b>Raja Damai</b> - Ini berarti keadaan hidup yang penuh damai sejahtera, yang utuh dan serasi (harmonis) dan lengkap. Hubungan-hubungan yang harmonis terhadap diri sendiri, sesama masyarakat, dan terhadap Tuhan. Ini merupakan klimaks yang ideal di bawah pemerintahan Raja Damai atau Raja Syalom yang menyeluruh (bandingkan <i>Yesaya 2:4 = Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang - Yes 57:19 = Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat -- firman TUHAN -- Aku akan menyembuhkan dia! - Zakharia 9:10 = Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. - Lukas 2:14 = "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."</i>).</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDBaC0dgAmeXE7AitLJ-o6VvAHeIVj_uyS5pDKgoEQKDS8zR_FS16F51U12mX4TlmTbs1783ixLxSuTR7uKeuibi9gjqRe2OL5HORSMARhkw6atbmT6F1A6ToAJ2246ZWtNBeVPrUuzqylbK5X-y9H-jiG7ipm50_Nfj2IcitQD_2eFje6oeR4rwct/s880/Pelukis-Cilik-Ini-Mengaku-Melihat-Wajah-Sejati-Yesus-3.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="880" data-original-width="660" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDBaC0dgAmeXE7AitLJ-o6VvAHeIVj_uyS5pDKgoEQKDS8zR_FS16F51U12mX4TlmTbs1783ixLxSuTR7uKeuibi9gjqRe2OL5HORSMARhkw6atbmT6F1A6ToAJ2246ZWtNBeVPrUuzqylbK5X-y9H-jiG7ipm50_Nfj2IcitQD_2eFje6oeR4rwct/w318-h400/Pelukis-Cilik-Ini-Mengaku-Melihat-Wajah-Sejati-Yesus-3.jpg" width="318" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">Lukisan yang diberi nama Prince of Peace (Raja Damai). Dilukis oleh Akiane Kramarik ketika berusia 8 tahun, setelah ia mendapat visi tentang Tuhan Yesus. Lukisan yang sama kemudian diakui oleh Colton Burpo (4 tahun) bahwa itu gambar Tuhan Yesus, ketika ia mengalami pengalaman "mati" di meja operasi dan di bawa ke surga bertemu Tuhan Yesus. lihat situsnya <a href="http://akiane.com" target="_blank">di sini</a></span></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;"><b>1. Nubuatan Kelahiran</b></p><p style="text-align: justify;">Kelahiran bayi di zaman sekarang ini, sudah bisa diduga oleh dokter kandungan dan bahkan awam, bahkan sejak haid terakhir si calon ibu dapat dihitung untuk menentukan yang dinamakan HPL: Hari Perkiraan Lahir. Juga jenis kelaminnya dengan USG dapat segera ditemukan oleh si dokter. Tetapi dalam era modern kini sekalipun, belum pernah ada kelahiran yang telah disebutkan kurang lebih 700 tahun sebelumnya seperti di Nubuatan Nabi Yesaya ini. Bahkan kalau dikumpulkan ada ratusan nubuatan tentang kelahiran Yesus Kristus, yang tersebar di seluruh Alkitab</p><p style="text-align: justify;">Kadang kita mengira kehadiran Yesus di dunia hanya kebetulan, tetapi bila kita bergaul akrab dengan Alkitab, kita menemukan fakta dan mulai meragukan kebetulan-kebetulan yang amat sangat banyak dan akhirnya kita akan sampai pada suatu kekaguman yang luar biasa akan karya penggenapan Tuhan atas umat-Nya. </p><p style="text-align: justify;">Ayat-ayat di Alkitab ditulis oleh nabi-nabi yang berbeda dan di zaman yang berbeda pula. Namun, mereka membicarakan satu hal yang sama - yaitu kedatangan Sang Juruselamat - sehingga kebetulan ini akhirnya akan terlihat sebagai sesuatu hal yang direncanakan dengan sangat matang, oleh Sang Kuasa, Bapa yang penuh Rahmat. Bahkan tempat lahirnya pun dinubuatkan oleh Nabi Mikha pada masa kurang lebih 700 tahunan sebelum Yesus dilahirkan (<i>Mikha 5:2 (5:1) = Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.</i>). Dahsyat!</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Berita Kelahiran</b></p><p style="text-align: justify;">Pernahkah kita menerima berita kelahiran? Semuanya punya satu kesamaan, berita tersebut disampaikan setelah anak lahir. Tapi bagaimana dengan Anak yang dimaksud di point 1 di atas? (<i>Luk 1:31-33 = 1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."</i>). Berita kelahirannyapun disampaikan oleh Malaikat Gabriel yang ditugaskan (disuruh) Allah bahkan sebelum ada benih di dalam rahim sang Ibu! Pengumuman malaikat ini adalah kelanjutan ilahi dari nubuat kenabian tentang kelahiran Kristus dalam Yesaya 9:5. Inilah makna Natal yang sebenarnya. Kelahiran Yesus adalah kedatangan penguasa dunia! Dan ini adalah berita yang amat sangat dahsyat!</p><p style="text-align: justify;">Sehingga bagi kita semua, makna bacaan hari ini adalah;</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Tuhan menyatakan kuasa-Nya dalam setiap jejak sejarah sejak penciptaan manusia.</li><li>Nubuatan nabi-nabi Tuhan, tentang kelahiran Tuhan Yesus telah disampaikan dengan samar tapi jelas bagi kita yang awam.</li><li>Berita kelahiran Tuhan Yesus adalah penggenapan seluruh nubuatan nabi-nabi Tuhan.</li><li>Terang telah bersama kita, sukacita besar telah datang di antara kita.</li><li>Kedatangan-Nya yang kedua, jadi kerinduan dan hal yang kita semua nanti-nantikan.</li></ol></div><p style="text-align: justify;">Kiranya terang-Nya bercahaya terus bersama kita sampai Ia datang kembali. ........ Amin</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Kamis 8 Desember 2022</b></p><div style="text-align: justify;"><br /></div>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-74401499955966601252022-12-01T00:08:00.080+07:002022-12-14T09:36:52.900+07:00Yeremia 31:1-9<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI = Perjanjian Baru (Yer 31:1-40)</b></p><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><i>31:1 "Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku.</i></div><i><div style="text-align: justify;"><i>31:2 Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!</i></div><div style="text-align: justify;"><i>31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>31:4 Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>31:5 Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya, orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>31:6 Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada TUHAN, Allah kita!</i></div><div style="text-align: justify;"><i>31:7 Sebab beginilah firman TUHAN: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!</i></div><div style="text-align: justify;"><i>31:8 Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!</i></div><div style="text-align: justify;"><i>31:9 Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.</i></div></i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENGANTAR</b></p><p style="text-align: justify;">Kitab Yeremia memuat nubuatan, penglihatan, doa, kata-kata nasihat, dan catatan sejarah. Tujuan dan tema kitab ini adalah peringatan karena dosa serta hukuman yang akan datang, disertai panggilan untuk kembali kepada Tuhan. Di dalam kitab ini kita juga membaca tentang kedatangan perjanjian baru (Yer. 31-33), yang mana bacaan kita adalah penggalan awal dari topik Perjanjian Baru ini. Dalam perjanjian baru itu, hukum-hukum Tuhan tidak akan ditulis di loh batu lagi, tetapi akan terukir di hati dan pikiran manusia.</p><p style="text-align: justify;">Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan bagian pertama abad keenam Sebelum Masehi. Lama sekali Yeremia bekerja sebagai nabi, dan selama waktu itu ia selalu memperingatkan umat Allah tentang bencana yang akan menimpa mereka karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Nubuatan itu menjadi kenyataan pada masa Yeremia masih hidup: Nebukadnezar raja Babel merebut dan menghancurkan Yerusalem serta Rumah TUHAN yang ada di situ; raja Yehuda bersama rakyatnya diangkut ke Babel. Yeremia juga menubuatkan bahwa orang-orang itu akan kembali dari pembuangan dan keadaan bangsa Israel pulih kembali. </p><p style="text-align: justify;">Kitab Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:</p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li> Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.</li><li>Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.</li><li>Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.</li><li>Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel. </li></ol><p></p><p style="text-align: justify;">Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya. </p><p style="text-align: justify;">Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata TUHAN yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (Yer 31:31-34).</p><p style="text-align: justify;">Yeremia adalah salah satu nabi yang masa pelayanannya cukup panjang. Dia hidup pada zaman 6 raja Yehuda, dan menyaksikan sendiri tiga kali penyerbuan Babel ke Yerusalem hingga kejatuhan kota itu tahun 589 SM. Setelah itu, walaupun tidak dibawa ke pembuangan ke Babel, dia dipaksa oleh orang-orang sebangsanya untuk mengungsi ke Mesir, meskipun ia memperingatkan mereka untuk tidak melakukannya karena melawan kehendak Allah.</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Raja Manasye 696 (695)-642 SM: Yeremia diperkirakan lahir sekitar 645 SM</li><li>Raja Amon (raja Yehuda) 642–640 SM: Yeremia masih kanak-kanak</li><li>Raja Yosia (640-609 SM): Yeremia 1-6; 14-16</li><li>Raja Yoahas (609 SM selama tiga bulan):</li><li>Raja Yoyakim (609-598 SM): Yeremia 17; 7-11; 26; 35; 22:1-19; 25; 18-20; 36:1-4; 45; 36:5-32; 12.</li><li>Raja Yoyakhin (598-597 SM): Yeremia 22:20-30; 13; 23.</li><li>Raja Zedekia (597-586 SM): Yeremia 24; 29-31; 46-51; 27; 28; 21; 34; 32; 33; 37-39.</li><li>Setelah kejatuhan Yerusalem: Yeremia 40-44; 52.</li><li>Yeremia dipaksa ke Mesir: diperkirakan meninggal sekitar tahun 580 SM</li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN & APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Membaca Kitab Yeremia, temanya hampir sama dengan Kitab Ratapan, yang memang ditulis juga oleh Nabi Yeremia sendiri. Kelihatannya ia adalah nabi yang spesialis membawa kabar buruk dan meratap;</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Yeremia memperingatkan Yehuda pasal 2-35</li><li>Yeremia berbicara tentang kekeringan besar di pasal 14-15</li><li>Yeremia mengutuk Raja, Nabi, dan Rakyat di pasal 21-24</li><li>Meramal Pengasingan ke Babilonia di pasal 25-29</li><li>Mengingatkan kejatuhan Yerusalem dan akibatnya di pasal 39-45</li><li>Penghakiman atas Bangsa di pasal 46-51</li><li>Dan ditutup dengan kenyataan kejatuhan Yerusalem di pasal 52</li></ol></div><p style="text-align: justify;">Tetapi dari sekian banyak kabar buruk bagi Israel yang memurkakan hati Tuhan, ada juga Kabar Baik yang dinyatakan sang nabi bagi umat Tuhan. Dalam bacaan kita hari ini kita akan bahas kabar baik itu yang ada dalam penggalan kabar baik di sepanjang Yeremia pasal 30 s/d pasal 31, yang dapat disebut sebagai pasal-pasal penghiburan.</p><p style="text-align: justify;">Perikop kita sekarang (Yer 31:1-9) dibuka dengan TUHAN meyakinkan semua keluarga Israel bahwa Dia tidak akan berhenti menjadi Tuhan mereka, dan mereka adalah umat-Nya (<i>Yer 31:1 = "Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan menjadi Allah segala kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku.</i>). Dalam ayat 2, TUHAN berbicara tentang orang-orang yang tertinggal dari pedang “mendapatkan kasih karunia di padang belantara.” Ini tidak diragukan lagi menggemakan eksodus Israel keluar dari Mesir, tetapi juga ditujukan kepada sisa orang-orang yang lolos dari pedang pada zaman Yeremia sendiri (<i>Yer 31:2 = Beginilah firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!</i>).</p><p style="text-align: justify;">Ayat 3 menggambarkan suatu pernyataan tegas akan Kasih yang Kekal dari sang Bapa yang secara terus menerus memanggil Umat-Nya kepada Kasih-Nya - bukan karena kebaikan dan kepatuhan mereka - Tapi karena Kasih Karunia-Nya belaka (<i>Yer 31:3 = Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.</i>). Ini juga menegaskan bahwa Israel milik Allah, sebagaimana kitapun milik-Nya, sehingga dengan konsisten Allah mengajar umat-Nya. (<i>Amsal 3:12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.</i> - <i>Ibrani 12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; 12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."</i>)</p><div style="text-align: justify;">Yeremia kemudian menubuatkan waktu pembangunan kembali untuk seluruh Israel, menyebutkan pegunungan hasil anggur yang baik di Samaria dan berbicara tentang suatu hari ketika para penjaga Efraim akan mendorong orang-orang mereka untuk naik ke Sion, (Sion ada dalam pengertian Ibadah) - (<i>Yeremia 31:4-6 = 4 Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria. 5 Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya, orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula. 6 Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada TUHAN, Allah kita!</i>). Perhatikan bahwa penyatuan kembali kerajaan yang terpecah ini telah diantisipasi oleh nabi-nabi lain (<i>Nabi Yehezkiel di Yeh 37:15-28</i>, perikop LAI = Kerajaan Yehuda dan Israel dipersatukan kembali). <br />Demikian juga dalah hal penyembahan yang benar telah digenapi (<i>Yoh 4:23 = Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.</i>)</div><p style="text-align: justify;">Bacaan ditutup dengan seruan bersorak-sorai - dalam penyataan kasih setia Tuhan ini, umat diajak untuk bersukacita sementara mereka berada dalam penderitaan di pembuangan. (<i>Yer 31:7-9 = 7 Sebab beginilah firman TUHAN: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel! 8 Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari! 9 Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku</i>.)</p><p style="text-align: justify;"><b>Tetapi pertanyaannya adalah; bagaimana bisa bersukacita di tengah penderitaan & pembuangan? Jawabannya adalah Pertobatan. Pertobatan menghasilkan buah kesedihan dan dukacita, akhirnya kesedihan dan dukacita melahirkan penghiburan</b> (<i>Mat 3:8 = Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. - Mat 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur</i>)</p><p style="text-align: justify;">Dan penghiburan itu menghasilkan Perjanjian Baru, yang dalam konteks kitab nabi Yeremia ini, telah mendapatkan nubuatan dan pesan profetik tentang sesuatu yang akan terjadi 580-an tahun setelah Yeremia, bahwa Allah akan membuat perjanjian Baru dengan Umat-NYA dengan kelahiran Yesus Kristus dan masa sekarang, kita umat-Nya menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali........ Amin.</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Kamis 1 Desember 2022</b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-9243270057421062032022-11-24T02:19:00.042+07:002022-12-14T09:36:26.644+07:002 Yohanes 1:1-8<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI: Salam (2 Yoh 1:1-3) - Tetaplah di dalam Ajaran Kristus (2 Yoh 1:4-11)</b></p><div style="text-align: justify;"><i>1:1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran,<br />1:2 oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya.<br />1:3 Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih.<br />1:4 Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.<br />1:5 Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu -- bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya -- supaya kita saling mengasihi.<br />1:6 Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.<br />1:7 Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.<br />1:8 Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.</i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENGANTAR</b></p><div style="text-align: justify;">Surat Yohanes yang kedua ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" kepada "Ibu yang dipilih oleh Allah" dan kepada anak-anaknya yang dicintai. Mungkin yang dimaksud dengan "Ibu dan anak-anaknya" ialah sebuah jemaat dan anggota-anggotanya. Dalam suratnya yang pendek ini, penulis surat ini meminta dua hal kepada pembacanya. Pertama, supaya mereka mengasihi satu sama lain. Kedua, supaya mereka waspada terhadap guru-guru palsu dan ajaran-ajaran guru-guru itu. </div><p style="text-align: justify;">Isi 2 Yohanes</p><div style="text-align: justify;"><ol><li> Pendahuluan 1-3</li><li> Pentingnya kasih 4-6 </li><li> Peringatan terhadap ajaran-ajaran yang salah 7-11 </li><li> Penutup 12-13 </li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;"><b>1. Hidup dalam Kebenaran</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam 2 Yohanes 1:4, dikatakan: <i>“Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa.”</i></p><p style="text-align: justify;">Melalui ayat ini, kita menlihat bahwa Rasul Yohanes memberikan pujian kepada ibu yang membuat dirinya sangat bersukacita. Ia mengatakan bahwa ibu yang terpilih dan anak-anaknya hidup dalam kebenaran. Mereka hidup benar sesuai dengan perintah yang telah diterima dari Allah Bapa. Sungguh. Rasul Yohanes sangat menghormati dan menghargai ibu yang berhasil membawa anak-anak mengikuti jejak ibunya yang takut akan Tuhan. Rasul Yohanes sangat bersukacita karena melihat ibu yang terpilih itu dapat mendidik, mengajar, menasihati anak-anak untuk beribadah, berdoa, mengucap syukur, memuji, menyembah, memuliakan, memberi persembahan dan melayani Firman-Nya dengan penuh rasa takut akan Tuhan.</p><p style="text-align: justify;"><i><b>Sudahkah kita hidup dalam kebenaran?</b></i></p><p style="text-align: justify;"><b>2. Hidup saling Mengasihi</b></p><p style="text-align: justify;">Dengan sangat hormat Rasul Yohanes meminta kepada ibu yang terpilih supaya saling mengasihi. Permintaan untuk saling mengasihi kepada ibu tersebut, menurut Rasul Yohanes, bukanlah merupakan suatu perintah baru. Perintah saling mengasihi itu, sesungguhnya merupakan perintah Allah dari mulanya.</p><p style="text-align: justify;">Beginilah bunyi Firman Tuhan dalam Surat <i>2 Yohanes 1:5: “Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu — bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya — supaya kita saling mengasihi.”</i></p><p style="text-align: justify;">Rasul Yohanes yang juga penulis Kitab Injil Yohanes merekam Firman Tuhan dalam Kitab Injil <i>Yohanes 13:34 = “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”</i> Ia juga merekam Firman-Nya dalam Kitab Injil <i>Yohanes 15:12 = “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”</i></p><p style="text-align: justify;">Ya, memang benar! Saling mengasihi bukanlah suatu perintah baru dari Rasul Yohanes. Melainkan merupakan perintah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk saling mengasihi, karena Dia sudah lebih dulu mengasihi kita.</p><p style="text-align: justify;"><i><b>Sudahkah kita sebagai Jemaat Tuhan hidup taat sesuai perintah Yesus Kristus dalam saling mengasihi?</b></i></p><p style="text-align: justify;"><b>3. Hidup di dalam Kasih</b></p><p style="text-align: justify;">Sejatinya, di dunia ini tidak ada hidup dan kehidupan yang lebih indah dan bahagia daripada hidup di dalam kasih. Hidup di dalam kasih adalah melebihi segalanya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang merindukan hidup dalam dendam, dengki, iri hati, perdebatan, perbantahan, perselisihan, pertengkaran dan permusuhan.</p><p style="text-align: justify;">Dikatakan dalam <i>2 Yohanes 1:6 = “Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.”</i> Melalui ayat ini, Rasul Yohanes menekankan bahwa kasih itu adalah harus hidup menurut perintah-Nya. Dan secara tersirat, perintah itu adalah bahwa kita harus hidup tekun hidup dalam Kasih.</p><p style="text-align: justify;"><i><b>Sudahkah kita melakukan perintah-Nya dan hidup dalam Kasih?</b></i></p><p style="text-align: justify;"><b>4. Penyesat dan antikristus</b></p><p style="text-align: justify;">Sejak dua ribu tahun yang lalu, para penyesat dan antikristus sudah berupaya menolak dan menentang ajaran Tuhan. Mereka tidak suka apabila banyak orang yang datang dan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Mesias, Penebus dan Juru Selamat manusia berdosa, termasuk kita dan semua orang yang percaya kepada-Nya.</p><p style="text-align: justify;"><i>2 Yohanes 1:7 = “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.”</i></p><p style="text-align: justify;">Oleh sebab itu, Rasul Yohanes menasihati ibu yang terpilih dan anak-anaknya supaya waspada. Supaya mereka mereka tidak kehilangan kasih setia dan kasih karunia-Nya. Supaya mereka tidak kehilangan Injil Tuhan yang membawa sukacita dan damai sejahtera. Tetapi sebaliknya, mereka akan memperoleh upah besar. <i>2 Yohanes 1:8: “Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.”</i></p><p style="text-align: justify;"><b><i>Mampukah kita mengenal dan menolak serta waspada terhadap si penyesat dan antikristus?</i></b></p><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Mari kita akhiri bacaan kita hari ini, dengan membaca tuntas serta membaca bersama secara perlahan untuk mendapatkan simpulan seluruh Kitab 2 Yohanes;</p><p style="text-align: justify;">2 Yoh 1:9-13</p><div style="text-align: justify;"><i>1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.<br /></i><i>1:10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.<br /></i><i>1:11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.<br /></i><i>1:12 Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, tetapi aku berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita.<br /></i><i>1:13 Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang terpilih.</i></div><p style="text-align: justify;">Dari bacaan di seluruh kitab 2 Yohanes ini kita mendapatkan benang merah tanpa keraguan, bahwa penulis kitab ini walaupun tidak menyebutkan nama adalah Rasul Yohanes, dan bahwa Yohanes yang sama ini, telah mengangkatnya dalam tema-tema Injilnya, yaitu di;</p><p style="text-align: justify;">1. <b>Tema Kebenaran</b>: <i>Yohanes 14:6 = Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.</i></p><p style="text-align: justify;">2. <b>Tema Kasih</b>: <i>Yohanes 3:16 = Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.</i></p><p style="text-align: justify;">3. <b>Tema Kasih yang menuntun kepada ketaatan</b>: <i>Yohanes 15:9-17 = 9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.</i></p><p style="text-align: justify;">........ Amin</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Kamis 24 November 2022</b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-31468813613997677332022-11-21T01:29:00.022+07:002022-11-21T01:29:00.148+07:00Galatia 5:1-5<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI : Kemerdekaan Kristen (Gal 5:1-15)</b></p><div style="text-align: justify;"><i>5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.<br />5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.<br />5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.<br />5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.<br />5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.</i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENGANTAR</b></p><p style="text-align: justify;">Surat Galatia ditulis oleh Paulus. Ini salah satu surat Paulus yang pertama, di dalam pelayanan misinya yang pertama, yaitu sekitar tahun 48-an, masih pada masa ‘Gereja mula-mula’. Jemaat Galatia sendiri adalah jemaat yang didirikan oleh Paulus. Kurang lebih 1-2 tahun sebelumnya, Paulus pergi ke Galatia menginjili dan banyak orang bertobat, kemudian dia tinggalkan untuk pergi ke tempat lain lagi; dan sekarang, mendengar kabar di sana, barulah Paulus menulis surat ini.</p><p style="text-align: justify;">Posisi Galatia adalah di sebelah selatan Turki yang sekarang. Pada saat itu, kota Galatia ada di bawah kekuasaan kerajaan Romawi yang menguasai dunia waktu itu, dengan kaisarnya Kaisar Cladius. Penduduk Galatia sendiri beragam/heterogen dari berbagai macam orang, dan secara penyembahan juga banyak dewa-dewanya. Penduduk setempat memiliki dewanya sendiri, para pendatang juga membawa dewa-dewa mereka sendiri untuk disembah, bahkan ada juga yang menyembah Kaisar Claudius sebagai dewanya karena dia membawa euangelion/kabar keselamatan untuk mereka. Orang-orang Yahudi diaspora juga ada yang tinggal di sana, jumlahnya cukup banyak meski tetap saja minoritas, dan secara khusus mereka tetap dengan keyahudiannya. Mereka mendirikan sinagoge untuk beribadah yang letaknya selalu di pinggiran, karena mereka tidak diperhitungkan sebagai orang-orang istimewa. Di dalam konteks inilah Paulus melayani. Dimulai dengan menginjili orang-orang Yahudi terlebih dahulu, sampai akhirnya Injil masuk juga kepada gentiles dan banyak dari antara mereka yang bertobat, sehingga orang-orang Kristen di sana bukan cuma terdiri dari orang Yahudi tapi juga orang Yunani. </p><p style="text-align: justify;">Tadinya orang-orang di situ mengenal suku Yahudi dengan keagamaan Yahudi-nya, lalu sekarang ada satu orang bernama Paulus yang datang membawa euangelion versi lain. Di dalam kabar baik yang dibawanya itu, dia membawa sebuah proyek yang digadang-gadangnya. Proyek apakah yang diberitakan oleh Paulus? Satu istilah yang berkali-kali muncul di dalam surat Paulus, seperti juga di dalam surat Efesus dan surat Roma, istilah yang sama juga muncul di surat Galatia, dan inilah pola yang selalu dipakai Paulus di dalam motif penginjilannya, yaitu dia membawa proyek ‘pembangunan’. Proyek pembangunan apa? Bukan pembangunan dengan tembok dan batu, melainkan satu proyek yang boleh dikata sangat provokatif terhadap kerajaan Romawi, yaitu membangun Kerajaan Allah, bukan dengan batu seperti benteng-benteng besar, tapi membangun Kerajaan Allah dengan manusia. Inilah proyek yang ditawarkan Paulus; dan di dalam beritanya, Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Tuhan.</p><p style="text-align: justify;">Dalam konteks zaman itu, mereka tahunya satu Tuhan dalam pengertian monoteis yang hanya ada pada orang Yahudi, sementara sekarang Paulus memberitakan hanya ada satu Tuhan juga, tapi berbeda. Apa yang jadi perbedaan? Yaitu bahwa Tuhan yang dikatakan oleh Paulus, adalah Tuhan dari seluruh alam semesta, Pencipta alam semesta yang berencana dan berdaulat atas seluruh dunia; dan yang paling indah, yang jadi kontras dengan agama Yahudi, bahwa rencana kekal Tuhan atas dunia ini digenapi dengan kedatangan Yesus Kristus, Dia adalah Raja di atas segala raja.</p><p style="text-align: justify;">Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal; tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi. </p><p style="text-align: justify;">Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (Pasal 1-2). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (Pasal 3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (Pasal 5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen. </p><p style="text-align: justify;"><b>Isi Kitab Galatia</b></p><div style="text-align: justify;"><ol><li> Pendahuluan 1:1-10 </li><li> Hak Paulus sebagai rasul 1:11--2:21 </li><li> Kabar Baik tentang rahmat Allah 3:1--4:31 </li><li> Kebebasan dan kewajiban orang Kristen 5:1--6:10 ==> <u>Bagian bacaan ini</u></li><li> Penutup 6:11-18 </li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>ILUSTRASI</b></p><p style="text-align: justify;">Penulis memakai pendekatan ilustrasi untuk menguraikan pola pikir Rasul Paulus supaya lebih mudah sedikit kita cerna.</p><p style="text-align: justify;">Sewaktu bermain dengan putri kami yang berusia 7 tahun, terkadang untuk menghentikan ia bermain dengan sekeranjang mainannya memerlukan usaha yang cukup alot. Apalagi kalau kalimat; "Anne, sudah waktunya berhenti bermain, kumpulkan mainannya di keranjang mainannya ya"</p><p style="text-align: justify;">Sebagai ayahnya, saya punya 2 pilihan untuk si Anne kecil,</p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>"Anne, masukkan sekarang juga mainannya atau Anne akan kena hukum dari Papi", atau</li><li>"Anne, ayo masukkan mainannya bersama Papi ya"</li></ol><p></p><p style="text-align: justify;">Kalau pilihan pertama kami terapkan, tetap saja si Anne kecil akan mengumpulkan mainannya sesegera mungkin, tapi dengan kening berkerut dan bibir yang cemberut serta wajah kesal, karena ia merasa seperti diperintah dengan ancaman. Sedangkan pilihan kedua, akan lebih menyenangkan, karena ia merasa bebas dan senang karena toh masih dibantu Papinya. Tentu saja si Anne kecil tahu, bahwa kalau tidak mengumpulkan mainannya, ia akan dihukum, tetapi pilihan kedua masih cukup menyenangkan, karena Papinya ada dan turut serta membantu dia.</p><p style="text-align: justify;">Demikian pula ada pilihan bagi saya ayahnya;</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Saya dapat membuatnya sendiri melaksanakan perintah dan mengancam bahwa hukuman akan saya jatuhkan,</li><li>Atau saya bisa turun membantunya dan mengubah suasananya menjadi lebih menyenangkan.</li></ol></div><p style="text-align: justify;">Menarik, karena cara pertama akan menghasilkan anak-anak perbudakan, cara kedua akan melahirkan anak-anak kebebasan (Galatia 4:21-31 dalam Perikop LAI: Hagar dan Sara), yang kuncinya adalah kemerdekaan, dimana Tuhan Allah turun untuk membantu kita melakukan apa yang Dia minta dan apakah kita hidup oleh iman dalam karya kasih karunia itu.</p><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN & APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Dari Ilustrasi di atas, kita akan beroleh gambaran bacaan hari ini dari ayat 1 sampai kesimpulannya di ayat 5. Gambaran itu meliputi;</p><p style="text-align: justify;"><b>1. Bahwa kemerdekaan manusia itu sangat penting di mata Tuhan.</b></p><p style="text-align: justify;">Teks ini dimulai dengan pernyataan yang jelas dan menyegarkan tentang kehendak Kristus bagi hidup kita (<i>5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.</i>) KBBI, Kuk = kuk1 n kayu lengkung yang dipasang di tengkuk kerbau (lembu) untuk menarik bajak (pedati dan sebagainya). Dari sini kita dapat menyimpulkan jelas, bahwa kemerdekaan dari perhambaan ini adalah sesuatu yang sangat sangat penting bagi Tuhan untuk kita. Untuk ini Kristus datang, disalibkan, mati dan meninggalkan Roh Kudus bagi kita, sehingga bukan lagi teori dan hukuman, tapi praktek nyata kasih dinyatakan bagi manusia.</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Bahwa kemerdekaan itu, sama sekali bukan mengabaikan Hukum Taurat.</b></p><p style="text-align: justify;">Kalau pada Gal 5:2 dst, Rasul Paulus menegur orang Kristen yang mau kembali kepada hukum sunat sebagai syarat keselamatan, bukan melalui anugerah dengan iman kepada Kristus maka sebaliknya Paulus pada <i>Galatia 5:13 = Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih</i>. (Perhatikan bahwa bacaan masih dalam perikop yang sama) - maka kita jangan terjebak pada pendapat bahwa kita boleh mengabaikan Hukum Taurat. Kalau membaca sekilas dan sepotong saja tanpa memahami secara menyeluruh, maka banyak orang yang berpikir kalau kita bebas dari hukum berarti tidak lagi bertanggung jawab mentaati perintah-perintah moral dari Allah. Kalau begitu apakah arti merdeka dari hukum Taurat? </p><div style="text-align: justify;">a. Artinya adalah: "merdeka atau bebas dari berusaha untuk mendapatkan keselamatan melalui hanya melakukan hukum Taurat.". <br />b. Artinya adalah: "merdeka dari berusaha untuk berusaha mempertahankan standar kekudusan Allah tanpa pertolongan Tuhan.</div><p style="text-align: justify;">Masih bingung? Kita kembali ke Ilustrasi si Anne kecil tadi, bahwa ia tetap melakukan perintah, hanya kali ini dengan kemerdekaan penuh dan dengan pertolongan ayah-nya. Dengan kata lain, kita tetap tunduk pada perintah Allah, bukan hanya dengan melaksanakan hukum-hukum-Nya, tapi dengan kemerdekaan penuh oleh pertolongan-Nya sendiri.</p><p style="text-align: justify;">Peringatan: Berhati-hati terhadap ajaran bahwa kita tidak lagi perlu Hukum Taurat. Mari bandingkan dengan perkataan Tuhan Yesus di <i>Matius 5:17-19 = 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga</i>.</p><p style="text-align: justify;">Khusus untuk topik apakah hukum Taurat masih berlaku bagi orang Kristen akan kita bahas dalam tulisan di lain kesempatan. </p><p style="text-align: justify;"><b>3. Bahwa Kemerdekaan Bergantung pada Kasih Karunia.</b></p><p style="text-align: justify;">Sekarang <i>Gal 5:4 = Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.</i>, memperingatkan kita untuk berdiri teguh dalam kebebasan dan tidak tunduk pada kuk perbudakan. Jadi, apa yang diajarkan ayat ini adalah bahwa pengalaman kebebasan/kemerdekaan, termasuk kebebasan/kemerdekaan hidup yang kekal, hanya dapat dinikmati jika kita bergantung pada Kasih Karunia Kristus. Perbudakan adalah apa yang terjadi ketika kita jatuh dari kuasa kasih karunia. Kunci kebebasan/kemerdekaan adalah tetap bergantung pada kasih karunia ini, yaitu apa yang diajarkan Tuhan Yesus dalam kasih adalah upaya penyelamatan dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Kita bebas ketika Tuhan dengan bebas datang untuk membantu kita dan kita dengan sukacita mempercayai bantuan-Nya.</p><p style="text-align: justify;"><b>4. Bahwa Bagaimana Pengikut Kristus menunggu akhir zaman.</b>.</p><p style="text-align: justify;"><i>Gal 5:5 = Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.</i> Itulah gambaran Rasul Paulus bagi kita orang percaya yang menyongsong akhir zaman. Jadi meskipun ada keyakinan penuh bahwa kita sudah dibenarkan oleh iman di dalam Kristus dan mengenakan kebenaran-Nya <i>(Roma 5:1 = Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.; 1 Korintus 1:30 = Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.</i>), penghakiman terakhir ada di hadapan kita di mana keputusan akhir akan terungkap. Inilah harapan yang kita tunggu dan dambakan. Tapi bukankah begitu pula dengan kaum Yahudi? Pertanyaannya adalah bagaimana kita menantikan kebenaran: sebagai orang merdeka yang bebas atau sebagai budak?</p><p style="text-align: justify;">........ Amin</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Senin 21 November 2022 </b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-68589808999132671532022-11-18T06:35:00.044+07:002022-12-14T09:35:50.788+07:00Galatia 3:15-22<div style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI: Hukum Taurat atau janji (Gal 3:15-29)</b><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>3:15 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorang pun.<br />3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.<br />3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.<br />3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.<br />3:19 Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran -- sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu -- dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara.<br />3:20 Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu.<br />3:21 Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat.<br />3:22 Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya.</i></div><p style="text-align: left;"><b>PENGANTAR</b></p><p style="text-align: justify;">Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal; tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi. </p><p style="text-align: justify;">Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (Pasal 1-2). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (Pasal 3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (Pasal 5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen. </p><p style="text-align: justify;">Isi Kitab Galatia</p><div style="text-align: left;"><ol style="text-align: left;"><li style="text-align: justify;"> Pendahuluan 1:1-10 </li><li style="text-align: justify;"> Hak Paulus sebagai rasul 1:11--2:21 </li><li style="text-align: justify;"> Kabar Baik tentang rahmat Allah 3:1--4:31 ==> <u>Bagian bacaan ini</u></li><li style="text-align: justify;"> Kebebasan dan kewajiban orang Kristen 5:1--6:10 </li><li style="text-align: justify;"> Penutup 6:11-18 </li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>LATAR BELAKANG & KESIMPULAN AWAL</b></p><p style="text-align: justify;">Rasul Paulus (dikalangan Yahudi dikenal sebagai Rabbi Saul) adalah murid dari ahli Taurat terkenal: Rabban Gamaliel yang juga kepala dari Sidang Sanhedrin (gelar Rabban adalah gelar yang lebih tinggi dari Rabbi (guru), karena sudah sangat menguasai Taurat dengan setiap pengertiannya per kata dan kalimat). Maka, Rasul Paulus paham betul Taurat itu isinya bagaimana. Dia membaca Taurat dengan cara yang seperti kita kenal sebagaimana para rabbi membaca Taurat, dimana mereka membaca ayat per ayat dengan satu-persatu kata-katanya diteliti. Itulah sebabnya para ahli Taurat disebut juga "Shoferim" (para penghitung aksara dari naskah Tanakh. Tanakh terdiri dari;</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>5 kitab Musa/Taurat, </li><li>Kitab nabi-nabi/Neviim, </li><li>dan tulisan-tulisan/Ketuvim.).</li></ol></div><p style="text-align: justify;">Dan Dalam Galatia Pasal 3 ini, Rasul Paulus menjelaskan dengan cara pendalaman itu. Ia menemukan satu kata dengan cara "melakukan penguraian ayat Taurat" dan fokusnya adalah pada kata "keturunanmu" (yang bermakna tunggal) di <i>Kejadian 12:7 = Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada <b>keturunanmu.</b>" Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.</i> dan di <i>Kejadian 22:18 = Oleh <b>keturunanmulah</b> semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." </i>- dan Rasul Paulus menarik kesimpulan berani, bahwa bahwa Allah sedang berbicara mengenai Sang Mesias yang akan lahir dari garis Abraham.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcYctrzcJfoU1PqlnPVUn9yToqIGtf-aST4S3F6-YOnMW19ebrbPIwByNbHAXD6nRZGV-kho5YiXlOt3GatTEiwmyNyIYaWH9bmPM_OQjoLE0d3UrQjQ2A-kAgqet5venBLLia8yUcQGQXrZs9u2OtAZgYWN9yM2rHy9FWfLSF3MPkP0ly4NcewApB/s5300/rentang%20waktu%20pl.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2500" data-original-width="5300" height="302" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcYctrzcJfoU1PqlnPVUn9yToqIGtf-aST4S3F6-YOnMW19ebrbPIwByNbHAXD6nRZGV-kho5YiXlOt3GatTEiwmyNyIYaWH9bmPM_OQjoLE0d3UrQjQ2A-kAgqet5venBLLia8yUcQGQXrZs9u2OtAZgYWN9yM2rHy9FWfLSF3MPkP0ly4NcewApB/w678-h302/rentang%20waktu%20pl.jpg" width="678" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perkiraan Rentang Waktu Perjanjian Lama dari Berbagai Sumber</td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Demikian juga benang merah itu dikuatkan oleh kesaksian Yohanes pembaptis di <i>Yoh 1:17 = "Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus"</i> dan dikunci oleh Tuhan Yesus sendiri di <i>Yoh 8:56 & 58 = 8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.</i></p><p style="text-align: justify;">Dari Latar Belakang dan Kesimpulan Awal ini, baru kita akan mulai menguraikan bacaan hari ini, supaya memudahkan mengerti pengajaran Rasul Paulus yang terkadang terasa agak sulit untuk kita pahami.</p><p style="text-align: justify;"><b> URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;">Sebelum bacaan ini, Rasul Paulus menuliskan bahwa orang bukan Yahudi tidak perlu disunat karena mereka telah menerima Roh oleh iman dan Roh itu adalah tanda bahwa mereka milik umat Allah (Gal 3:1-5). Iman adalah satu-satunya syarat untuk menjadi milik keluarga Tuhan; iman menjadikan mereka anak-anak rohani Abraham (Gal 3:6-9). Dia memperingatkan mereka bahwa hukum atau perbuatan kebenaran menempatkan seseorang di bawah kutuk dan iman di dalam Kristus menebus mereka dari kutuk hukum (Gal 3:10-14).</p><p style="text-align: justify;">Selanjutnya, dalam bacaan kita hari ini, Rasul Paulus menggambarkan hubungan antara janji dan hukum. Hukum tidak menggantikan janji tetapi bahwa tujuan hukum adalah untuk menyingkapkan keberdosaan dosa dan kebutuhan kita akan Juruselamat.</p><p style="text-align: justify;"><b>Prioritas Janji (ayat 15-18)</b></p><p style="text-align: justify;"><b>Janji didasarkan pada Perjanjian Abraham</b></p><p style="text-align: justify;">Rasul Paulus mulai dengan memberikan contoh hidup sehari-hari untuk menunjukkan bagaimana sifat perjanjian itu. Ia mengemukakan hal ini, karena kaum Yudais mengatakan bahwa perjanjian Musa adalah wahyu terakhir dan mengalahkan Perjanjian Abraham. Galatia 1 menunjukkan bahwa ada ajaran yang menyimpang dari ajaran Kristus, demikian juga dengan ajaran bahwa untuk dibenarkan di hadapan Allah seseorang harus menambahkan 'perbuatan hukum Taurat' kepada iman. Padahal dengan melakukan itu mereka mengubah sifat dasar Perjanjian Abraham. Paulus menguraikan bahwa, manusia saja dalam perjanjian bersifat mengikat dan tidak berubah, apalagi perjanjian yang dibuat oleh Allah. Satu-satunya syarat yang dituntut oleh perjanjian Abraham adalah iman (<i>Kej 12:1-3 = 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."</i>).</p><p style="text-align: justify;">Perjanjian ini menunjuk pada apa yang Allah janjikan untuk dilakukan atas nama Abraham dan keturunannya. Fakta menarik dari catatan penulis, bahwa ketika Abraham mencoba melakukan sesuatu dengan caranya sendiri, mencoba memenuhi janji Allah dengan tidur dengan pelayannya untuk mendapatkan keturunan, ia mengacaukan segalanya. Abraham tidak meyakini benar akan janji Tuhan dan berakhir dengan seorang putra dari hambanya Hagar, yang sampai sekarang masih jadi masalah utama di Timur Tengah.</p><p style="text-align: justify;"><b>Janji digenapi di dalam Yesus Kristus</b></p><p style="text-align: justify;">Rasul Paulus menafsirkan Perjanjian Abraham melalui mata Perjanjian Baru, melihat Kristus sebagai penggenapan keturunan Abraham. Paulus melihat janji-janji yang dibuat kepada Abraham bukan saja dipenuhi sebagian dengan anak-anak fisik Abraham dan tanah Kanaan, tetapi janji itu menunjuk pada sesuatu yang lebih besar - karena janji itu adalah untuk semua keluarga di bumi dan warisan negeri itu - lebih dari sekadar tanah Kanaan. Paulus melihat penggenapan akhir dari keturunan Abraham menjelma dalam Yesus Kristus, dan semua keluarga di bumi diberkati sebagaimana Injil disampaikan kepada semua bangsa dan penggenapan akhirnya adalah langit baru dan bumi baru. Paulus melihat Perjanjian Abraham digenapi di dalam kita, anak-anak rohani Abraham.</p><p style="text-align: justify;"><b>Tujuan Hukum (ayat 19-22)</b></p><p style="text-align: justify;">Paulus kemudian mengajukan dua pertanyaan yang diajukan oleh pemahamannya tentang hukum, dengan jawaban yang tegas dan jelas. Bahwa;</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Hukum Taurat ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran, sampai datang keturunan dimaksud yaitu Yesus Kristus</li><li>Hukum Taurat tidak bertentangan dengan janji-janji Allah. Karena Hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Tuhan Yesus datang (dijelaskan kemudian di <i>ayat 24</i>)</li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Kesimpulan akhir dari bacaan dan bahasan kita hari ini dapat kita baca dalam lanjutan bacaan dari perikop yang sama, mari baca bersama secara perlahan dan lambat untuk mendalami dan menguraikan pengertiannya</p><p style="text-align: justify;"><i><b>Galatia 3:23-29</b></i></p><div style="text-align: justify;"><i>3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.<br />3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.<br />3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.<br />3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.<br />3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.<br />3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.<br />3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah</i></div><p style="text-align: justify;">Sehingga kita dapat memahami bahwa;</p><div style="text-align: justify;"><b>1. Kasih karunia Allah yg berdasarkan janji tanpa syarat lebih kuat dari perjanjian hukum Taurat Musa yg menuntut syarat.</b><br />Sebelum Abraham, Nuh adalah salah satu tokoh iman yg menerima kasih karunia sehingga dia dan keluarganya tidak binasa oleh air bah dan perjanjian Allah dengan Nuh (pasca air bah) adalah perjanjian kekal tanpa syarat yang menjadi Jaminan Kekal kelangsungan kehidupan segala makhluk hidup bumi. (<i>Kej.9:8-17</i>)<br />Demikian juga dengan perjanjian yg diadakan dari pihak Allah kpd Abraham yg percaya oleh iman dan menerima kasih karunia. Inilah perjanjian kekal mengenai 'KETURUNAN ABRAHAM' yg akan menjadi berkat bagi segala bangsa dibumi. Perjanjian tanpa syarat yang memiliki Jaminan Kekal bagi segala bangsa atas dasar kasih karunia dan yang tidak bisa dibatalkan oleh perjanjian bersyarat antara Allah dan Musa yg mengandung tuntutan dan hukuman.</div><div style="text-align: justify;"><b>2. Kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus adalah indah adanya, tanpa syarat dan ketentuan apapun yang berlaku.</b><br />Sesuai dengan Firman-Nya di Matius 11:28-30 = 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."</div><p style="text-align: justify;">........ AMIN</p><p style="text-align: justify;"><i>Catatan Penulis:</i></p><div style="text-align: justify;">Sebentar lagi kita akan masuk masa Advent pertama, yang oleh tradisi gereja GPIB dipahami sebagai ‘kedatangan.’<br />Masa Advent (latin: Adventus), adalah merupakan masa penyadaran diri dan pertobatan. Manusia yang jatuh ke dalam dosa mengharapkan perjanjian ALLAH tentang datangnya YESUS KRISTUS sebagai Juruselamat. Masa Adventus juga bersifat eskatologis (studi tentang akhir zaman) yang menunjuk kepada kedatangan KRISTUS kembali. Adventus dirayakan 4 minggu berturut-turut sebelum Natal.</div><div style="text-align: justify;">Simbol Minggu Advent, seperti terdapat pada kain mimbar dan stola GPIB, adalah Jangkar – Salib dengan warna dasar Ungu muda.<ul><li>Warna dasar: Ungu Muda (warna pertobatan)</li><li>Lambang/Logo: Salib jangkar</li><li>Warna jangkar: kuning</li></ul><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3pe6tEBRmGTW5-GgdRKbbFcU2gERXJDLeIgkxKnGG9Hh5R2z8TDYv3DPS7taEorD5DETz_lnBzuLFlXLvwm15My4Qp9bqW3ltQLhGfT5zOfauzn8M5X2O-7SuHgTGyA1ngan32eBTCArZxdUHT0Y-GV0bs2rE22i_kadOoMCfXdT8giQQK9XdNwan/s210/adventus.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="210" data-original-width="210" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3pe6tEBRmGTW5-GgdRKbbFcU2gERXJDLeIgkxKnGG9Hh5R2z8TDYv3DPS7taEorD5DETz_lnBzuLFlXLvwm15My4Qp9bqW3ltQLhGfT5zOfauzn8M5X2O-7SuHgTGyA1ngan32eBTCArZxdUHT0Y-GV0bs2rE22i_kadOoMCfXdT8giQQK9XdNwan/s1600/adventus.jpg" width="210" /></a></div><div>Arti :</div></div><div style="text-align: justify;">Salib jangkar ini dipergunakan oleh orang Kristen mula-mula yang tinggal di Katakombe-katakombe (ruang-ruang bawah tanah/kuburan bawah tanah). Sebenarnya lambang ini merupakan warisan dari bangsa Mesir kuno, namun di kemudian hari ia menjadi lambang universal yang menunjuk pada penderitaan Kristus. Di sini lambang salib jangkar hendak berkata-kata tentang pengharapan yang dimiliki oleh umat percaya di dalam penantian akan kedatangan Kristus kembali.</div><p style="text-align: justify;">Dalam pengertian pendalaman penulis, masa Advent sendiri disamping menyiratkan makna penyadaran diri dan pertobatan yang dianut GPIB, penulis memaknainya lebih dalam bahwa masa Advent merupakan peringatan akan 3 masa, dahulu - sekarang - masa depan;</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Dahulu - Peringatan akan kedatangan Kristus yang pertama di dunia, </li><li>Sekarang - Kehadiran Yesus Kristus yang tidak pernah putus di tengah umat manusia. walaupun Ia naik telah ke Surga, dalam Roh Kudus dan ajaran Injil-Nya.</li><li>Masa Depan - Penantian akan kedatangan-Nya kembali di akhir zaman.</li></ol><div><b>ITT - Jakarta, Jumat 18 November 2022</b></div></div>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-1532430725130801912022-11-14T00:33:00.058+07:002022-11-17T12:38:45.012+07:00 2 Petrus 2:1-22<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI: Nabi-nabi dan guru-guru yang palsu (2 Pet 2:1-22)</b></p><div style="text-align: justify;">2<i>:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.<br />2:2 Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.<br />2:3 Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.<br />2:4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;<br />2:5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;<br />2:6 dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,<br />2:7 tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --<br />2:8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --<br />2:9 maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,<br />2:10 terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,<br />2:11 padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa dari pada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah.<br />2:12 Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar,<br />2:13 dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.<br />2:14 Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!<br />2:15 Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat.<br />2:16 Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.<br />2:17 Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.<br />2:18 Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.<br />2:19 Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.<br />2:20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.<br />2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.<br />2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."<br /><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><b>Paralel, baca Yudas 1 secara keseluruhan.</b></div><p style="text-align: justify;"><b>PENDAHULUAN</b></p><p style="text-align: justify;">Surat Petrus Yang Kedua ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen yang mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu. Supaya tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen harus berpegang kepada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus -- yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar. </p><p style="text-align: justify;">Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah "tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya". </p><p style="text-align: justify;">Isi </p><div style="text-align: justify;">1. Pendahuluan 1:1-2<br />2. Panggilan Allah kepada orang Kristen 1:3-21 <br />3. Guru-guru palsu 2:1-22 ==> <u>Bagian bacaan ini</u><br />4. Kedatangan Kristus untuk kedua kali 3:1-18</div><p style="text-align: justify;">Pembagian lebih praktis lagi, dapat kita bedah Kitab 2 Petrus ini dalam 3 bagian;</p><div style="text-align: justify;">2 Petrus 1 Keselamatan Orang Kristen<br />2 Petrus 2 Musuh Orang Kristen<br />2 Petrus 3 Nubuat Besar bagi Orang Kristen</div><p style="text-align: justify;"><b>ILUSTRASI</b></p><p style="text-align: justify;">Di zaman internet ini, hampir setiap hari kita mengandalkan berita dan informasi dari internet. Biasanya kita mengikuti berita dan informasi itu dari kantor berita nasional terpercaya, maupun tokok-tokoh terkenal yang kita sukai, bahkan akun anonim tanpa nama yang sejalan dengan pikiran kita, kita jadikan sumber informasi dan sumber alur berpikir kita.</p><p style="text-align: justify;">Dari pengalaman penulis dalam menggunakan internet di hampir sepanjang karir pekerjaan penulis, terkadang ditemui beberapa penggiringan opini yang membuat si pembaca, secara perlahan tapi pasti dan tersistem (sistemik), mengikuti kehendak pemilik berita dan bukan lagi kebenaran. Ada juga dan banyak, berita-berita hoax bertebaran di luar sana di jaringan internet yang sangat sangat luas. Biasanya si penggiring opini, akan memuat berita, informasi dan opini yang sesuai kenyataan, sehingga pembaca, penonton atau pendengarnya semakin yakin, dan setelah dipercaya, ybs akan mulai memasukkan opini yang menggiring kita untuk mengikuti pola pikir dan maksudnya.</p><p style="text-align: justify;">Lalu bagaimana kalau isi berita, informasi dan opini tersebut menyangkut agama, menyangkut pengajaran dan kekristenan? Bagaimana kalau tokoh-tokoh penggiring opini ini seperti guru-guru palsu di bacaan kita hari ini?</p><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;"><b>1. Mengenal Bahaya guru-guru palsu</b></p><p style="text-align: justify;">Rasul Petrus menulis surat ini untuk jemaat Tuhan Yesus Ada 3 (tiga) kali penyebutan guru-guru palsu dalam bacaan kita kali ini, yaitu ayat 1, 3 dan 17. Ayat 1 menyebutkan bahwa guru-guru palsu ini disamakan dengan nabi-nabi palsu. Jadi perlu kesepahaman, bahwa guru-guru palsu yang dimaksud ini adalah berasal dari kaum yang sama yaitu, kaum pengikut Kristus. Perhatikan kata "Penguasa" di ayat 1 yang ternyata mewakili makna Tuhan Yesus sendiri. Sehingga bila guru-guru palsu tersebut mengajarkan doktrin yang sama tapi yang diselewengkan, jauh lebih berbahaya bila mereka jelas-jelas menuhankan tuhan yang berbeda dengan Tuhan Yesus. Ya, sama-sama memuji Tuhan Yesus, tapi dengan tujuan berbeda seperti ayat 3 dan 17 maksudkan dalam bacaan kita hari ini. Ada dalam persekutuan jemaat dan gereja - bahkan mengajar sebagai guru - tapi berperilaku jauh berbeda dengan yang seharusnya pengikut-pengikut Kristus.</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Mengenal Cara Hidup guru-guru Palsu</b></p><p style="text-align: justify;">Tuhan Yesus berkata dalam Injil <i>Matius 7:15-20 = 7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.</i> Juga di dalam Injil<i> Lukas 6:44 = Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.</i></p><p style="text-align: justify;">Jadi jelas, bahwa dari cara hidup mereka yang diuraikan Rasul Petrus sepanjang bacaan ini;</p><div style="text-align: justify;">- Menyangkal Tuhan Yesus dalam perbuatannya.<br />- Hidup dikuasai hawa nafsu.<br />- Serakah dalam mencari untung dengan cerita-cerita isapan jempol.<br />- Berani dan angkuh menghujat kemuliaan Allah.<br />- Berfoya-foya.<br />- Penuh nafsu zinah.<br />- Congkak dan hampa.<br />- Berhawa nafsu cabul.<br />- Menjanjikan kepalsuan. </div><p style="text-align: justify;">..... mereka sama sekali bukan pengikut Kristus.</p><p style="text-align: justify;"><b>3. Menghindari guru-guru palsu</b></p><p style="text-align: justify;">Dengan mengenal bahaya serta mengenal cara hidup guru-guru palsu ini, maka timbul pertanyaan di benak kita; bagaimana cara menghindari atau bahkan melawan mereka?</p><p style="text-align: justify;">Rasul Petrus dengan jeli di ayat 22 - mengambil peribahasa dari <i>Amsal 26:11 = Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya</i> - untuk menunjukkan betapa berbahayanya mereka serta supaya kita terhindar dari mereka. Dengan menyetarakan guru-guru palsu ini dengan kebebalan dan kefasikan, secara tegas Rasul Petrus yang adalah murid langsung Yesus Kristus mengemukakan seluruh keberatannya atas peri laku dan peri sikap guru-guru palsu ini.</p><p style="text-align: justify;">Tegasnya, di ayat 1 sudah diuraikan mau jadi apa guru-guru palsu ini, yaitu; dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Sehingga kita sebagai jemaat, wajib menghindari mereka dengan jalan mengetahui ajaran Yesus Kristus secara sangat serius dan berulang-ulang dengan membaca Firman-Nya dengan setia.</p><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam bacaan kita hari ini, terlihat hawa amarah Rasul Petrus yang memang mempunyai pribadi yang berapi-api. Apalagi kita harus kembali mengingat siapa Petrus ini, yang dipilih Tuhan Yesus untuk memimpin jemaat-Nya dalam Injil Matius (<i>Mat 16:18-19 = 16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.</i>). Amarah ini ia tumpahkan kepada guru-guru palsu yang sudah bertobat dan memperoleh pengampunan Tuhan, tetapi dalam pengajarannya malah berontak dan meninggalkan Tuhan serta hanya menguntungkan diri mereka sendiri. Rasul Petrus menyimpulkan 3 hal ini: takdir mereka adalah KEHANCURAN, tindakan mereka BURUK, dan kata-kata mereka PENIPUAN, dan mereka-mereka ini adalah golongan yang dilepaskan oleh Petrus di dunia ini.</p><p style="text-align: justify;">Tegas dan jelasnya amanat Rasul Petrus ini wajib kita selami dengan beberapa hal;</p><p style="text-align: justify;">1. Untuk mengetahui guru-guru palsu, kita wajib mengetahui ajaran-ajaran yang benar. Ajaran ini ada di Alkitab, pelajari dan selamilah, pasti kita peka terhadap penyimpangan ajaran. (<i>1 Yoh 4:1=Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia</i>.).</p><p style="text-align: justify;">2. Janganlah memberi kesempatan sedikit pun untuk hadirnya ajaran sesat di kalangan warga jemaat. Kalau kita mencintai kebenaran, maka kita harus membenci kejahatan. Tetapi kebenaran dalam Kristus mengajarkan kasih untuk dikenakan kepada sesama, bahkan yang terlibat kejahatan itu. <b>Hindari dengan tegas</b> (<i>2 Yoh 1:10-11 = 1:10 Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. 1:11 Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.</i>), <b>tetapi penuh kasih</b> (<i>Galatia 6:1 = "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan."</i>).</p><p style="text-align: justify;">3. Ilustrasi yang Rasul Petrus berikan untuk menggambarkan bagaimana Allah menghukum guru-guru palsu adalah peristiwa-peristiwa sejarah yang nyata dan ini menjadi peringatan akan murka Allah atas ketidaktaatan. Keselamatan, dan bukannya penghukuman, menanti bagi kita semua yang menaruh kepercayaan hanya kepada Tuhan, dan bukan kepada guru-guru palsu. (<i>Ibrani 10:26-27 = 10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. 10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.</i>).</p><p style="text-align: justify;">........ Amin</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT, Jakarta Senin 14 November 2022</b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-19555418650706175962022-11-07T01:19:00.003+07:002022-11-07T01:19:00.166+07:00 Amsal 11:1-11<p style="text-align: justify;">Perikop LAI: Kumpulan amsal-amsal Salomo (Ams 10:1-22:16)</p><div style="text-align: justify;"><i>11:1 Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.<br />11:2 Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.<br />11:3 Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.<br />11:4 Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.<br />11:5 Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya.<br />11:6 Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya.<br />11:7 Pengharapan orang fasik gagal pada kematiannya, dan harapan orang jahat menjadi sia-sia.<br />11:8 Orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik menggantikannya.<br />11:9 Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan.<br />11:10 Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai.<br />11:11 Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.</i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENDAHULUAN</b></p><p style="text-align: justify;">Kitab ini diberi nama sesuai Ams.1:1 (KBBI - Amsal = misal; umpama; perumpamaan). Tetapi Kata “amsal” (mašal) dalam Alkitab memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekadar perumpamaan, karena istilah “amsal” hanya merujuk pada perkataan yang pendek dan, sedangkan istilah mašal dalam PL bisa berarti perumpamaan, pengajaran, ungkapan tentang seseorang atau kelompok.</p><p style="text-align: justify;">Tujuan umum dari seluruh amsal adalah hiduplah takut akan Tuhan. Hilangnya rasa takut akan Tuhan menuju kepada kebebalan hidup tanpa kendali. Jadi tujuan Amsal adalah memberi petunjuk bagaimana melakoni hidup yang sukses dengan memberikan ilustrasi, baik secara positif maupun negatif.</p><p style="text-align: justify;">Tujuan khusus yang mengacu pada kitab ini ditunjukkan pada awal kitab ini di Ams 1:2-6 (1:2 untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, 1:3 untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, 1:4 untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda -- 1:5 baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan -- 1:6 untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.)</p><p style="text-align: justify;">Susunan Kitab</p><div style="text-align: justify;">1. Pasal 1:1-7 = Pendahuluan<br />2. Pasal 1:8-9:18 = Ajaran tentang hikmat<br />3. Pasal 10:1–22:16 = Kumpulan amsal Salomo yang pertama ==> <u>Bagian bacaan ini</u><br />4. Pasal 22:17–24:34 = Perkataan-perkataan orang bijak<br />5. Pasal 25 – 29 = Kumpulan amsal Salomo yang kedua<br />6. Pasal 30 = Perkataan-perkataan Agur<br />7. Pasal 31:1-9 = Perkataan-perkataan Ibu Lemuel<br />8. Pasal 31:10-31 = Lampiran: Isteri yang cakap</div><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;"><b>1. Integritas</b> (KBBI: integritas/in·teg·ri·tas/ n mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran;)</p><p style="text-align: justify;">Sebelum timbangan dan takaran standar yang dikeluarkan dan di tera pemerintah (di Indonesia dikenal dengan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Direktorat MetrologiKementerian Perdagangan RI), maka pada zaman dahulu kala, tanggung jawab atas timbangan yang akurat hanya ada di para pedagang saja. Dan ini bukan masalah biasa, tapi masalah penting, karena perdagangan yang jujur dan dapat dipercaya akan membuat kota dan bangsa terkenal, sehingga kemakmuran daerah dan bangsanya akan tercapai.Sehingga integritas pribadi para pedagang sangat menentukan kemajuan suatu kota dan bangsanya. Jadi jika Ayat 1 menunjukkan bagaimana Tuhan Allah menganggap ketidak-jujuran sebagai kekejian, baik diartikan secara harfiah dengan neraca batu timbangan maupun secara luas, maka bacaan bacaan kita dilanjutkan dengan ayat-ayat sesudahnya dan akhirnya ditutup di ayat 11 dengan hasil integritas tadi, bahwa; Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Integritas dalam Perjanjian Lama</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam Kitab Perjanjian lama, kita dapat mengetahui tentang integritas dari 3 (tiga) tokoh PL itu sendiri, yaitu Yusuf, Daniel dan Habakuk</p><div style="text-align: justify;"><ul><li><b>Yusuf</b> - Karakter berintegritas dengan Kejujuran penuh (Kej 39:1-23) - Berkat integritasnya, Yusuf dipercaya tuannya untuk mengurus rumah dan asetnya. Dengan kekuasaan yang besar itu, Yusuf punya banyak kesempatan untuk menyalahgunakan wewenang. Namun, karena rasa hormatnya kepada Tuhan, ia menolak diajak berzina oleh istri majikannya dan memilih lari, bahkan menerima risiko difitnah dan dipenjara.</li><li><b>Daniel</b> - Karakter berintegritas dengan Komitmen teguh (Dan 6:1-29) - Nabi Daniel teguh memegang komitmennya dalam doa dan untuk tidak menyembah berhala. Bahkan, dimasukkan ke gua singa pun tak dapat menggoyahkan hati dan imannya kepada Allah.</li><li><b>Habakuk</b> - Karakter berintegritas dengan tanggung-jawab penuh (Hab 1-3) - Nabi Habakuk dikenal sebagai nabi yang memiliki integritas dalam kepemimpinan. Situasi sulit yang dihadapinya, seperti penindasan, ketidakadilan, dan kekerasan, tidak membuat ia meninggalkan Allah. Habakuk tetap berharap dan percaya bahwa Tuhan akan menegakkan keadilan atas orang benar.</li></ul></div><p style="text-align: justify;">Dari ketiga pribadi di atas, kita belajar bahwa;</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li><b>Integritas adalah kejujuran</b>, seberapa sering kita meremehkan atau mengesampingkan integritas dalam pengambilan keputusan? Maukah kita mengorbankan tawaran atau jalan pintas yang tampaknya menggiurkan demi menyelamatkan masa depan kita? Ataukah, kita mementingkan kenikmatan sesaat yang akan memberi dampak buruk di kemudian hari?</li><li><b>Integritas adalah memegang komitmen dan punya loyalitas tinggi</b>. Mereka yang punya integritas akan menepati janji dan mempertahankannya sampai akhir, walaupun itu membutuhkan pengorbanan. Sebaliknya, kegagalan dalam memenuhi komitmen sering kali mencerminkan lemahnya integritas seseorang.</li><li><b>Integritas adalah kemauan menerima tanggung jawab</b>, dan sikap bertanggung jawab adalah tanda kedewasaan pribadi. Pribadi yang berintegritas adalah mereka yang bersedia mengambil risiko, memperbaiki keadaan, serta melaksanakan kewajibannya sebaik mungkin, sekalipun dalam keadaan sulit.</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;"><b>3. Integritas dalam Perjanjian Baru</b></p><p style="text-align: justify;">Sebagai pengikut Yesus Kristus, sosok penuh integritas, kita temukan dalam pribadi Yesus sendiri yang akhirnya menurun kepada Rasul-rasul dan Murid-murid-Nya, bahkan orang-orang Farisi (<i>Mark 12:14 = Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" - Matius 22:16 = Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka</i>).</p><p style="text-align: justify;">Dari begitu banyak integritas yang dicontohkan Tuhan Yesus, ada beberapa hal yang dapat kita uraikan di sini;</p><p style="text-align: justify;"><b>a. Integritas adalah menunjukkan kasih kepada musuh</b></p><div style="text-align: justify;">Di dalam perumpamaan seorang Samaria yang baik hati (Lukas 10:25-37), Yesus mengajarkan bagaimana kita seharusnya menerima orang lain. Orang Yahudi tidak suka bergaul dengan orang Samaria, tetapi justru orang Samaria inilah yang menunjukkan belas kasih kepada orang Israel yang terluka. Integritas tidak hanya mengetahui soal doktrin dan pengajaran kasih, tetapi juga melaksanakan ajaran kasih itu.</div><p style="text-align: justify;"><b>b. Integritas adalah kehidupan yang sama luar dan dalam, sama kata dan perbuatan. </b></p><div style="text-align: justify;">Yesus mengecam keras perbuatan orang-orang Farisi dan menyebut mereka orang-orang munafik. <i>Matius 23:3 = “Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” <br /></i>Tuhan Yesus mengakui ajaran ahli-ahli Taurat, dan orang Farisi ada benarnya dan baiknya; itu harus dituruti dan dilakukan. Tetapi kemunafikan mereka adalah karena kehidupan mereka tidak sama dengan apa yang mereka ajarkan. Di sini kita bisa belajar bahwa berintegritas artinya berusaha menghidupi Firman yang kita baca dan dengar dengan melakukannya. </div><p style="text-align: justify;"><b>c. Integritas adalah kejujuran dalam melaksanakan tanggung jawab dan mengembangkan talenta.</b></p><p style="text-align: justify;">Tuhan Yesus mengajarkan bahwa setiap orang yang setia dalam perkara kecil, maka dia akan setia dalam perkara besar (Lukas 16:10 = "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.). </p><p style="text-align: justify;">Kejujuran adalah indikator apakah orang tersebut bisa dipercaya atau tidak. Yesus dikatakan sebagai orang jujur dalam perkataan dan tindakan, karena apa yang Ia lakukan sama dengan apa yang Ia perkatakan dan ajarkan. </p><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><div style="text-align: justify;">Penulis Amsal ini yaitu Salomo, tercatat mengakui hal ini kepada Tuhan tentang ayahnya Daud dalam 1 Raj 3:6 dan di kemudian hari menuliskan Amsal-amsal yang salah satunya kita uraikan dalam bacaan kita hari ini. (1 Raj 3:6 = Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini.)<br />Apakah mereka Daud dan Salomo yang sempurna? tentu tidak, tetapi Alkitab mencatat kehidupan mereka sebagai kehidupan yang berintegritas kepada Tuhan, karena kehidupan berintegritas adalah bukan kehidupan sempurna secara moral, tetapi adanya kesesuaian antara motivasi, pikiran, dan tindakan.</div><p style="text-align: justify;">Jadi kalau dalam Amsal ini, kita dipanggil untuk hidup jujur, rendah hati, tulus, hidup benar, saleh, tidak berkhianat, berpengetahuan, maka semuanya itu pasti akan beroleh berkat dan diberkati Tuhan dimanapun kita berada, bahkan di tengah-tengah keminoritasan kita - nilai integritas kita - akan mengembangkan kota dan bangsa tempat kita tinggal, ........ Amin.</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT, Jakarta Senin 7 November 2022</b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-59783190698933663332022-11-01T05:11:00.008+07:002022-11-01T09:16:01.880+07:001 Petrus 2:18-25<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI = Penderitaan Kristus sebagai teladan (1 Pet 2:18-25)</b></p><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><i>2:18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.</i></div><i><div style="text-align: justify;"><i>2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.</i></div><div style="text-align: justify;"><i>2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu</i>.</div></i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENDAHULUAN</b></p><div style="text-align: justify;">Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah" (1 Pet 1:1-2 = 1:1 Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, 1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu). </div><div style="text-align: justify;">Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi. Atas dasar itu mereka hendaknya rela dan tahan menderita, sambil menyadari bahwa penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka betul-betul percaya kepada Kristus. Juga mereka harus yakin bahwa mereka akan dibalas oleh Tuhan pada saat Yesus Kristus kembali. <br />Di samping menguatkan iman para pembacanya yang sedang dalam kesukaran itu, Petrus meminta supaya mereka hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus. </div><p style="text-align: justify;">Isi Kitab 1 Petrus</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Pendahuluan 1:1-2 </li><li>Nasihat supaya mengingat bahwa Allah menyelamatkan manusia 1:3-12 </li><li>Nasihat supaya hidup khusus untuk Allah 1:13--2:10 </li><li>Kewajiban orang Kristen dalam masa penderitaan 2:11-4:19 ==> <u>Bagian bacaan ini</u></li><li>Kerendahan hati dan pelayanan orang Kristen 5:1-11 </li><li>Penutup 5:12-14 </li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;">Yang menarik dari bacaan ini adalah adanya suatu tautan dari 3 tahapan seorang manusia Kristen dalam kehidupannya.;</p><p style="text-align: justify;">1. <b>Taat</b> (<i>ayat 18-20 = 2:18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. 2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.</i>)</p><p style="text-align: justify;">Rasul Petrus memulai di ayat 18, dengan mengemukakan hubungan tuan-hamba sebagai contoh dari hubungan kita dan Kristus. Dan dengan contoh ini, ketaatan yang dimiliki pengikut Kristus, adalah seharusnya seperti ketaatan seorang hamba kepada tuannya, taat kepada Tuhan dalam susah dan senang, apapun keadaannya, tanpa syarat apapun. Tetapi. ketaatan itu bukan karena ketakutan sebagaimana hamba ke tuannya, tetapi taat karena adalah kasih Karunia pada Allah semata. </p><p style="text-align: justify;">Hal yang unik, adalah kata TAAT itu sendiri, sebagaimanapun di balik-balik, maknanya tetap sama, yaitu; TAAT.</p><p style="text-align: justify;">2. <b>Ikuti Jejak-Nya</b> (<i>ayat 21-23 = 2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil</i>.)</p><p style="text-align: justify;">Diuraikan jelas bahwa; mengikuti jejak-Nya adalah meneladani Yesus Kristus yang keteladanannya sbb;</p><div style="text-align: justify;"><ul><li>Ia tidak berbuat dosa, </li><li>tipu tidak ada dalam mulut-Nya.</li><li>Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; </li><li>ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.</li></ul></div><p style="text-align: justify;">Jadi pertanyaan menarik bagi kita masing-masing, apakah teladan-teladan ini kita lakukan dalam kehidupan Kristen kita?</p><p style="text-align: justify;">3. <b>Manusia Baru</b> (<i>ayat 24-25 = 2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu</i>.).</p><p style="text-align: justify;">Hasil dari kesinambungan Taat dan mengikuti jejakNya ditutup dengan hasilnya, yaitu sebagai manusia baru. Manusia yang telah mati terhadap dosa, tapi hidup untuk kebenaran.</p><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Taat, Ikuti Jejak-Nya dan Menjadi Manusia Baru, adalah keinginan teoritis dari seluruh umat Kristen. Prakteknya dan relevansinya, dicontohkan langsung oleh Yesus Kristus dalam kehidupann-Nya yang taat penuh kepada Bapa-Nya. Untuk itu, Rasul Petrus merumuskan hal ini didasarkan oleh ajaran langsung yang ia terima dari Tuhannya yaitu Yesus Kristus sendiri. Jadi seperti seharusnya, ketaatan dan keteladanan ini selayaknya dilihat sebagai suatu perintah dari Tuhan Yesus, bukan himbauan atau seruan.(<i>Yohanes 13:15 = sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.</i>).</p><p style="text-align: justify;">Jika kita harus menderita karena kehendak Allah maka marilah kita menanggungnya dengan taat dan setia. Tetap mengasihi meskipun dibenci. Tetap melayani walaupun dikritik, tetap setia dalam pelayanan kendati disakiti, tetap bermurah hati tanpa mengharapkan pamrih. Dan semua bentuk kebaikan dan kasih Tuhan yang kita praktekkan di kehidupan kita, adalah karya manusia baru yang tidak lagi tersesat. Rasul Paulus menulis surat di Filipi pada saat yang kira-kira sama dengan Rasul Petrus menulis surat ini, yaitu sekitar tahun 60-62 M di <i>Filipi 4:17-32</i> tentang ciri-ciri manusia baru ........ Amin</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Selasa 1 November 2022</b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-2085584351981698802022-10-25T04:13:00.050+07:002022-10-25T04:13:00.168+07:002 Tesalonika 2:6-12<p style="text-align: justify;"><b>Perikop LAI = Kedurhakaan sebelum kedatangan Tuhan (2 Tes 2:1-12)</b></p><div style="text-align: justify;"><i>2:6 Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya.<br />2:7 Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan,<br />2:8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.<br />2:9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,<br />2:10 dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.<br />2:11 Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta,<br />2:12 supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.</i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENGANTAR</b></p><p style="text-align: justify;">Pertanyaan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya masih terus menimbulkan persoalan-persoalan di dalam jemaat di Tesalonika. Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Tesalonika ditulis untuk membereskan persoalan itu. Mereka berpendapat bahwa saat Kristus datang untuk kedua kalinya sudah tiba. Pendapat itu salah, menurut Rasul Paulus. Sebab, sebelum Yesus Kristus kembali ke dunia, kekejaman dan kejahatan di dunia akan memuncak dahulu di bawah pimpinan seseorang yang dikenal sebagai "si pendurhaka" dan yang akan menentang Kristus.</p><p style="text-align: justify;">Rasul Paulus menekankan kepada para pembacanya, bahwa mereka perlu sekali bertahan dalam kepercayaan mereka kepada Kristus, sekalipun hidup mereka sukar dan mereka harus menderita. Paulus menasihatkan supaya mereka masing-masing bekerja untuk nafkah mereka, sama seperti Paulus dan rekan-rekannya. Juga supaya mereka tekun berbuat baik. </p><p style="text-align: justify;">Isi Kitab 2 Tesalonika:</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Pendahuluan 1:1-2 </li><li>Pujian dan anjuran 1:3-12 </li><li>Penjelasan tentang kedatangan Kristus ke dunia untuk kedua kalinya 2:1-17 ==> <u>Bagian bacaan ini</u></li><li>Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen 3:1-15 </li><li>Penutup 3:16-18 </li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;">Bagian bacaan kita hari ini, adalah tentang situasi dan kondisi menjelang hari Tuhan. Dari beberapa ahli, bagian bacaan kita ini mereka masukkan sebagai; "ucapan-ucapan Rasul Paulus yang sulit dipahami". Apakah kita akan membahas itu secara mendetail? Tentu saja tidak. Kita akan coba melakukan pendekatan berbeda yang jauh lebih sederhana daripada usaha menterjemahkan satu persatu makna tulisan Rasul Paulus ini.</p><p style="text-align: justify;"><b>1. Tuhan Yang Pegang Kendali (2 Tes 2:6-8)</b></p><p style="text-align: justify;">Jemaat Tesalonika sedang dibingungkan oleh beberapa pengajar yang menyandarkan ajaran mereka kepada ilham roh, ataupun kutipan (yang tidak utuh) dari para rasul (<i>2 Tes 2:1-2 = 2:1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, 2:2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba</i>.). Rasul Paulus menegur sikap anggota jemaat yang mudah dibingungkan oleh pengajaran palsu. Apa ciri pengajaran palsu? Yakni ketika ajaran tersebut membawa kita tidak lagi melihat kepada Allah dan kemuliaan-Nya, melainkan kepada upaya-upaya untuk meninggikan diri (<i>2 Tes 2:3-5 = 2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, 2:4 yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. 2:5 Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu</i>).</p><p style="text-align: justify;">Rasul Paulus memberikan 3 tahapan sejarah dari waktu dia sampai pada akhir zaman:</p><div style="text-align: justify;"><ol><li>Manusia durhaka akan dinyatakan(2 Tes.2:3), dikenal sebagai si pendurhaka (2 Tes 2: 8).</li><li>Tahapan misteri dan penahanan/pengekangan (2 Tes.2:6,7).</li><li>Kedatangan Tuhan Yesus yang keduakali.</li></ol></div><p style="text-align: justify;">Berbagai peristiwa yang mengarah kepada kedatangan Yesus yang kedua kali – bersumber pada proklamasi Injil (<i>Matius 24:14 = Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."; Mrk.13:10 = Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.; Wahyu 14:6-7 = 14:6 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, 14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.</i>). </p><p style="text-align: justify;">Apabila Injil telah selesai dimasyhurkan ke seluruh dunia, barulah kesudahan itu akan datang. Disini, Allah sendiri yang bertindak sebagai kuasa yang menahan itu seperti yang Paulus telah utarakan, yakni menahan peristiwa-peristiwa akhir zaman sampai setiap orang memiliki kesempatan untuk mendengar Injil.</p><p style="text-align: justify;">Inti dari ayat ini ada di ayat 8, yaitu, apapun yang terjadi: Tuhan Yesus yang pegang kendali penuh atas kedurhakaan dan pemurtadan yang ditulis di awal-awal 2 Tes 2.</p><p style="text-align: justify;"><b>2. Memisahkan Benar dari Salah (2 Tes 2:9-12)</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam ayat 9, Paulus menguraikan bahwa si pendurhaka akan datang dengan berbagai macam perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat. Tujuan utamanya menyesatkan umat percaya agar iman mereka tidak lagi diarahkan kepada Kristus, melainkan hanya kepada apa yang tampak di hadapan mereka.</p><p style="text-align: justify;">Menghadapi para penyesat, pertanyaan kita adalah: <i>Dimana kekuasaan Allah? Mengapa Allah tidak bertindak? </i></p><p style="text-align: justify;">Ingat ..... kita jangan lupa, bahwa orang percaya adalah ciptaan baru (<i>2 Kor5:17 = Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.</i>). Ciri utama ciptaan baru ini adalah pola pikir yang tidak menggunakan kriteria dunia, tetapi mengutamakan Kristus sebagai teladan dan acuan (<i>2 Kor5:16 = Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.</i>). Allah tetap berkuasa bahkan ketika para penyesat ini 'untuk sementara diijinkan' untuk bekerja. Tetapi akan datang masanya dimana Kristus akan menghanguskan mereka dengan 'nafas mulut-Nya' seperti di ayat 8 di atas.</p><p style="text-align: justify;">Di sini kita menemukan cara terbaik kita untuk menanggapi ajaran-ajaran salah dan isu-isu tentang akhir zaman. Menanggapi desas-desus tentang akhir zaman haruslah dengan keyakinan spiritual dengan memahami mana yang Benar dan mana yang Salah. Tentu saja dalam kehidupan rohani ada beberapa hal yang benar, dan beberapa hal yang salah, dan ini berarti setiap klaim spiritual wajib diperiksa dengan cermat, sehingga mana yang salah dan mana yang benar dapat di filter dengan baik. (<i>1 Tes 5:21 = Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.</i>).</p><p style="text-align: justify;">Sebagai orang yang dipilih, dipanggil, dan dimurnikan oleh Firman Kebenaran, kita diundang untuk terus-menerus meletakkan Kristus sebagai yang utama dalam pikiran, sikap, dan hidup kita. Ini artinya Firman Kebenaran Allah dijadikan landasan hidup dan tolok ukur dari kehidupan kita.</p><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa orang-orang yang melakukan kedurhakaan akan dibinasakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Apabila kita menyerah, apalagi mengikuti tanda-tanda palsu dan tipu daya jahat mereka, kita telah melepaskan kebenaran Allah dan tidak ada bedanya dengan orang-orang yang harus binasa, yakni orang-orang yang tidak beriman.</p><p style="text-align: justify;">Menjelang hari Tuhan, dunia akan makin menyombongkan diri dan disesatkan oleh banyak kebohongan. Justru karena itu, sebagai umat beriman, kita harus makin waspada. Kita perlu makin memperdalam iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus dan mendekatkan diri kepada-Nya. Bersama semua umat beriman, kita mau hanya mengandalkan kekuatan Tuhan saja dan tidak berkompromi dengan ajaran dan kuasa lain ........ Amin.</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Selasa 25 Oktober 2022</b></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-62397268511979213162022-10-20T23:20:00.010+07:002022-10-24T09:46:36.178+07:00Yeremia 9:23-24<p style="text-align: justify;">Perikop LAI = Mengenal Allah adalah kebahagiaan manusia (Yer 9:23-26)</p><div style="text-align: justify;"><i>9:23 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,<br />9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."</i></div><p style="text-align: justify;"><b>PENGANTAR</b></p><p style="text-align: justify;">Setelah kerajaan Israel pecah menjadi 2 bagian, kerajaan Israel Utara hanya mampu bertahan sampai tahun 722 SM sebelum ditaklukkan Kerajaan Asyur, sedangkan Israel Selatan (Yehuda) bertahan lebih lama sampai tahun 587 SM. Kerajaan Yehuda dikalahkan oleh Babilonia, dan sebagian besar orang-orangnya diangkut dan dibuang ke Babel. Serangan pertama raja Babel Nebukadnezar terjadi 598 SM. Serangan kedua dilakukan karena sisa-sisa bangsa Yehuda di Yerusalem termasuk Zedekia, raja boneka yang diangkat oleh Nebukadnezar justru membuat perjanjian dengan kerajaan Mesir. Akibatnya, anak-anaknya dibunuh, Zedekia dibutakan dan ikut dibuang ke Babel. Yerusalem dihancurkan. Yeremia, adalah salah satu dari sedikit orang yang masih tinggal di Yerusalem. Saat itulah Yeremia tampil dengan pemberitaan yang memberi pengharapan akan pemulihan dari Tuhan.</p><p style="text-align: justify;">Yeremia 9 adalah bagian dari khotbah Yeremia sebelum serangan Babel yang kedua atas Yehuda. Meski keluar dari mulut Yeremia, bukanlah dirinya yang mengarang kata-kata, melainkan firman Tuhan. Ia memperingatkan bangsa itu untuk menyesali ketidaksetiaanNya kepada Tuhan. “Apakah sebabnya negeri ini binasa, tandus seperti padang gurun sampai tidak ada orang yang melintasinya? Berfirmanlah TUHAN: “Oleh karena mereka meninggalkan TauratKu…, karena mereka tidak mendengarkan suaraKu dan tidak mengikutinya…, melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal… (Yer 9: 12b-14). Penyebab kehancuran adalah kesalahan mereka sendiri. Bangsa pilihan yang begitu dikasihi dan diberkati Tuhan, malah berpaling dan menyembah dewa yang tidak punya kuasa apapun. Bangsa ini telah berdosa di hadapan Tuhan. Sekalipun mereka beribadah kepada Tuhan, ibadahnya kosong. Mereka melakukan kewajiban beribadah tetapi perbuatan mereka jauh dari perintah Tuhan.</p><p style="text-align: justify;">Struktur Kitab Yeremia kira-kira dapat dijabarkan sebagai berikut:</p><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-weight: normal;">Pemanggilan Yeremia (pasal 1)</span></li><li><span style="font-weight: normal;">Penolakan dan akibatnya (pasal 2-29) ==> <u>Bagian bacaan ini</u></span></li><li><span style="font-weight: normal;">Janji pemulihan (pasal 30-33) </span></li><li><span style="font-weight: normal;">Penolakan dan akibatnya (pasal 34-45)</span></li><li><span style="font-weight: normal;">Penghukuman bagi bangsa-bangsa (pasal 46-51)</span></li><li><span style="font-weight: normal;">Kejatuhan Yerusalem sebagai salah satu bukti penggenapan nubuat (pasal 52)</span></li></ol></div><p style="text-align: justify;"><b>URAIAN</b></p><p style="text-align: justify;">Yer 9: 23-24 berbicara mengenai apa yang seharusnya umat pahami. Hal-hal yang menyukakan hati Tuhan. Tuhan ingin umat-Nya bermegah bukan karena kehebatannya sendiri melainkan karena mengenal dengan baik Tuhannya.</p><p style="text-align: justify;">Ayat 23 menjabarkan bahwasanya Firman Tuhan berkata;</p><div style="text-align: justify;"><ol><li><b>Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya</b></li><li><b>Janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya</b></li><li><b>Janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya</b></li></ol></div><p style="text-align: justify;">Singkat dan jelas ketiga larangan itu dapat segera kita tangkap bahwa hal-hal duniawi semacam ini tidak dapat menyelamatkan manusia. Bahkan kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan ini jika disalahgunakan merusak kehidupan manusia, baik kehidupan pemilik ketiga hal ini maupun bagi orang-orang disekitarnya; orang kuat akan menindas orang lemah, orang bijak mengelabui para pengagum dan pengikutnya, orang kaya menjadi serakah dan merebut harta orang miskin, serta melakukan korupsi dan memakai harta kekayaannya untuk berbuat kejahatan. Firman Tuhan mengingatkan bahwa janganlah bermegah atas ketiga hal ini karena hal-hal di atas inilah yang akan terjadi jika manusia begitu mengagungkan kehebatan duniawi.</p><p style="text-align: justify;">Jadi, seharusnya bagaimana? Pasal 24 menjelaskan Firman Tuhan sebelumnya, bahwa: Boleh bermegah dimulai dengan memahami dan mengenal Tuhan. </p><p style="text-align: justify;">Umat Israel mengenal Tuhan dengan 10 perintah-NYA di Keluaran 20:1-17 serta Taurat-taurat dan kitab para nabi di Perjanjian Lama, dan kita sebagai pengikut Tuhan Yesus mengenal-NYA dalam Perjanjian Baru diantaranya dengan;</p><div style="text-align: justify;"><ul><li>Riwayat Pelayanan, Kematian dan Kebangkitan serta Terangkat ke Surga dari Yesus Kristus</li><li>Doa Tuhan Yesus bagi murid-murid-NYA di Yoh 17:1-26 (secara khusus di Yoh 17:3)</li><li>Mengetahui dan mempelajari Firman Tuhan dengan baik; (2Tim3:14-17)</li></ul></div><p style="text-align: justify;">Sewaktu kita mengetahui dan memahami Tuhan, maka kita akan belajar;</p><p style="text-align: justify;"><b>1. Bahwa Tuhan melakukan Kasih Setia.</b></p><h4 style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-weight: normal;">Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! Ratapan 3:22-23</span></li><li><span style="font-weight: normal;">Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu. Mazmur 103:17</span></li><li><span style="font-weight: normal;">TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Mazmur 103:8</span></li><li><span style="font-weight: normal;">Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16</span></li></ul></h4><p style="text-align: justify;"><b>2. Bahwa Tuhan melakukan Keadilan</b></p><div style="text-align: justify;"><ul><li>Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia. Ulangan 32:4</li><li>Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas. Mazmur 103:6</li><li>Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Matius 25:40</li><li>Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia! Yesaya 30:18</li><li>Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Yoh 8:7</li><li>Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Yoh 8:11</li></ul></div><p style="text-align: justify;"><b>3. Bahwa Tuhan melakukan Kebenaran</b></p><div style="text-align: justify;"><ul><li>Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian. Amsal 11:19</li><li>Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu. Mazmur 26:3</li><li>Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu. Mazmur 86:11</li><li>dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Efesus 4:24</li><li>Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Roma 8:10</li><li>Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yoh 1:14</li></ul></div><p style="text-align: justify;">Intinya, Mengenal ketiga hal di atas ini "menyukakan Hati Tuhan"</p><p style="text-align: justify;"><b>APLIKASI</b></p><p style="text-align: justify;">Tuhan tidak terkesan dengan kebijaksanaan, kekuatan, kekayaan kita, karena IA yang membuat segalanya, dan apa yang kita miliki, dibuat dan diberikan oleh kasih karunia-Nya. Nabi Yeremia mengajarkan bahwa kita harus mengenal Tuhan dengan baik. Dengan mengenal-NYA, akan menghasilkan pengertian dan pengetahuan yang benar akan kasih setia, keadilan, dan kebenaran Tuhan, dan ini semua adalah bermegah yang dikehendaki-NYA.</p><p style="text-align: justify;">Di dunia ini, di masyarakat kita, di jemaat kita, di dalam tubuh kita, hari ini, besok, dalam situasi apa pun, hubungan dengan Tuhan membantu kita dibentuk menjadi serupa dengan gambar-NYA dan bertindak dalam jalan-NYA yang kudus.</p><p style="text-align: justify;">Ketika orang melihat kita, apakah mereka melihat karakter Yesus? ........ Amin.</p><p style="text-align: justify;"><b>ITT - Jakarta, Kamis 20 Oktober 2022</b></p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-78481977019078581672022-10-10T01:00:00.054+07:002022-12-04T13:08:08.117+07:00Mengapa Persatuan di dalam Gereja Begitu Sulit?<p style="text-align: justify;">Beberapa waktu lalu, bertemu seorang sahabat dan berbincang serius. Ia seorang pelayan di gerejanya, yang sudah berkiprah di dunia pelayanan sekitar 10-15 tahun. Kami banyak berbincang dan saling bagi informasi perihal pelayanan sekarang, dimana saya sudah banyak tertinggal jauh, dan dari sekian banyak topik, ada satu pertanyaan menarik yang ia nyatakan dan tanyakan:</p><p style="text-align: justify;"><b><i>Mengapa persatuan di dalam gereja begitu sulit? </i></b></p><p style="text-align: justify;">Pernyataan dan pertanyaan ini terbersit, oleh pengalaman pribadinya di jemaat tempat ia bergereja dan melayani, khususnya belakangan ini ketika pemilihan Penatua dan Diaken berlangsung, juga pemilihan PHMJ. Kelihatannya begitu banyak intrik dan perpecahan terjadi di jemaatnya dan rupanya di berbagai jemaat lain. </p><p style="text-align: justify;">Sudah barang tentu, persatuan yang dimaksud di sini, bukanlah perihal doktrin atau ajaran antar Gereja atau denominasi, tetapi masalah menyangkut persatuan dalam sebuah jemaat, yang seringkali terjadi dan dialami dalam kehidupan berjemaat dan bergereja sehari-hari.</p><p style="text-align: justify;">Nah, kembali ke pertanyaan di atas ..... apakah memang sesulit itu? Mari kita coba uraikan dan temukan jawabannya.</p><p style="text-align: justify;">Ketika merenung mengendapkan pertanyaan tadi, seketika teringat dan terlintas akan Firman Tuhan dalam Efesus 4:1-16 yang diberi perikop: <b>Kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda</b>. Perikop dan isinya sangat menggugah atas pertanyaan di atas.</p><p style="text-align: justify;">Seketika muncul berbagai argumen dalam pikiran saya bahwa;</p><p style="text-align: justify;">Bisa jadi atas uraian di Efesus ini, seseorang atau sekelompok orang bisa salah arah mengartikan tentang seperti apa seharusnya persatuan Kristen itu. Seharusnya - (atas dasar teologis, kesatuan antara orang Kristen yang mengasihi dan percaya Yesus, dipenuhi oleh Roh-Nya, dan sebagian besar setuju secara teologis,) - tidaklah sesulit ini. </p><p style="text-align: justify;">Nah apakah demikian jawabnya? Coba kita gali sedikit lebih dalam.</p><p style="text-align: justify;"><b>Ternyata, Kesatuan memang Selalu Sulit dan Tidak Pernah Mudah.</b></p><p style="text-align: justify;">Mari kita pahami dengan pendekatan bahwa, Tuhan adalah segalanya untuk persatuan di antara anak-anak Tuhan. Kitab Suci menggambarkan pengalaman persatuan sebagai "baik dan menyenangkan" (Mazmur 133:1 = Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!), dan memerintahkan semua orang Kristen untuk rajin mengejar "berpikiran sama, memiliki kasih yang sama, dalam keselarasan penuh" (Filipi 2:2 = karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,) .</p><p style="text-align: justify;">Tetapi, ternyata tidak ada di dalam Alkitab bahwa Tuhan janjikan kalau mengejar kesatuan, - (bahkan di antara orang-orang Kristen yang sejati, dipenuhi Roh, dan sungguh-sungguh), - akan mudah dan tidak sulit. Bahkan, kelihatannya kesulitannya hampir sama dengan peperangan melawan dosa.</p><p style="text-align: justify;">Fakta bahwa Perjanjian Baru mencatat begitu banyak orang Kristen yang berjuang dan gagal untuk bersatu seharusnya memberi petunjuk kepada kita bahwa memang persatuan bukanlah hal yang mudah. Kita hanya perlu membaca surat-surat Paulus untuk melihat ini. Ini hanya contoh kecil tentang seberapa sering Rasul Paulus membahas masalah persatuan: </p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Paulus menegur orang-orang Korintus karena "pertengkaran" dan "perpecahan" mereka (1 Korintus 1:10-11 = 10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. 11 Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.) </li><li>Paulus memperingatkan jemaat Galatia terhadap berbagai bahaya dalam Jemaat (Galatia 5:20 = penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,)</li><li>Paulus memohon ”Euodia dan Sintikhe untuk sehati & sepikir di dalam Tuhan”. Di dalam Tuhan Yesus semua orang percaya adalah sesama pewaris Kerajaan. Karena itu, ia meminta juga warga jemaat lainnya (Sunsugos berarti sesama pemikul kuk) untuk turut berusaha mendamaikan kedua pelayan Tuhan itu. Hanya jemaat yang warganya sehati terdapat kesukaan. (Filipi 4:2-3 = 2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. 3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.) </li><li>Paulus memerintahkan jemaat Kolose, “Ampunilah satu sama lain seperti Tuhan telah mengampuni kamu” (Kolose 3:13 = Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.) </li><li>Dan Rasul Paulus menasihati orang-orang Efesus untuk tidak menuruti “pembicaraan yang merusak” agar “tidak mendukakan Roh Kudus Allah,” dan untuk menyingkirkan “semua kepahitan dan murka dan kemarahan dan keributan dan fitnah . . . dengan segala kejahatan” (Efesus 4:29-31 = 29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. 30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. 31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.) </li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Masih banyak lagi Firman Tuhan yang bisa kita kutip tentang nasihat persatuan dalam Gereja atau Jemaat, itulah sebabnya diatas dikatakan bahwa Alkitab ternyata tidak mendukung asumsi kita bahwa persatuan Kristen seharusnya tidak sesulit untuk dicapai dan dipertahankan. Ternyata memang sudah sulit sejak hari-hari awal gereja. </p><p style="text-align: justify;"><b>Lalu, Mengapa Persatuan di Gereja Itu Sulit ?</b></p><p style="text-align: justify;">Oke kita lanjut. Tampaknya pertanyaan di awal perihal sulitnya persatuan masih menggantung. Tentu saja, ada begitu banyak faktor kesulitan yang tidak ada habisnya. Kita bisa lihat beberapa Firman Tuhan tentang ini;</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Gereja dan Jemaat mungkin berada di bawah serangan rohani yang berat (Efesus 6:12 = karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.), </li><li>Disusupi oleh serigala berbulu domba (Kisah Para Rasul 20:29 = Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.), </li><li>Diganggu oleh "persaingan, pertikaian, perpecahan" yang digerakkan oleh orang-orang yang tidak percaya yang berpikir bahwa mereka adalah orang Kristen (Galatia 5:19-21 = 19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.), </li><li>Mencoba untuk menggoda orang percaya yang belum dewasa untuk terlibat dalam pertengkaran partisan (1 Korintus 3:1-4 = Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. 2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. 3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? 4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?).</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Dan masih banyak lagi.</p><p style="text-align: justify;">Tetapi dari semua itu, kita masih bisa menggali lebih dalam lagi dan menemukan inti jawaban dari pertanyaan bahwa "Mengapa persatuan di dalam gereja begitu sulit?"</p><p style="text-align: justify;"><b><i>Dari point 1 & 2 di bawah ini, kita akan tiba pada kesimpulannya;</i></b></p><p style="text-align: justify;"><i>1. Apa yang terlintas di benak pikiran kita ketika membaca Firman Tuhan ini? Yohanes 13:35 = Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."</i></p><p style="text-align: justify;"><b>Tentunya jawabannya adalah Jemaat Tuhan harus saling mengasihi.</b></p><p style="text-align: justify;"><i>2. Apa yang ada dalam benak pikiran Tuhan Yesus? </i></p><p style="text-align: justify;"><i>Coba kita lihat ayat sebelumnya; Yohanes 13:34 = Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. </i></p><p style="text-align: justify;">Bahkan di sepanjang Yohanes 15:9-17, Tuhan Yesus memberi kita perintah tegas untuk menjadi suatu komunitas jemaat yang saling "mengasihi", Jemaat yang saling berkorban untuk membahagiakan satu sama lain, dst.</p><p style="text-align: justify;">(Yoh 15:9-17 = 9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.")</p><p style="text-align: justify;"><b>Tentunya jawabannya adalah Tuhan Yesus memberi Perintah tentang saling mengasihi.</b></p><p style="text-align: justify;"><b><i>Jadi, Kesimpulannya adalah: Persatuan Jemaat Kita adalah Perintah Tuhan Yesus</i></b></p><p style="text-align: justify;">Ya, PERINTAH .... bukan himbauan, bukan nasihat atau himbauan atau apapun yang abu-abu. Ini PERINTAH, maukah Jemaat (yang katanya Jemaat Tuhan Yesus) menjalankannya?</p><p style="text-align: justify;">Jadi karena ini perintah, Gereja dan jemaatnya WAJIB melakukannya.</p><p style="text-align: justify;">Jangan lupa bahwa Tuhan senang ada perbedaan (Ia menciptakan berbagai bangsa, bahasa, bahkan kepercayaan dan begitu banyak perbedaan-perbedaan yang indah lainnya), tetapi perbedaan bukanlah bertujuan menjadi suatu perpecahan, perbedaan ini harus punya satu kesatuan tujuan, yaitu memuliakan Tuhan. <b>Ingatlah, bahwa persatuan bukan tentang memenuhi harapan indah kita, tetapi tentang mematuhi dan melaksanakan Perintah Tuhan Yesus. </b></p><p style="text-align: justify;">Kongkritnya; Atas pertanyaan "<b>Mengapa persatuan di dalam gereja begitu sulit?</b>" jawabannya adalah "<b>Memang sulit, tapi atas dasar perintah Tuhan Yesus yaitu Saling Mengasihi, pasti bisa dilakukan</b>". Jadi bila ada kesulitan dalam persatuan di dalam Gereja, maka ini intinya adalah ketidak-mauan jemaat untuk patuh dan taat kepada Firman Tuhan.</p><p style="text-align: justify;">Sulit? Ya, tapi bukan tidak mungkin - Dapat dilakukan? Ya, karena ini PERINTAH TUHAN !</p><p style="text-align: justify;"><b><span>ITT- Jakarta, Senin 10 Oktober 2022</span></b></p><p style="text-align: justify;"><i><b>Catatan iseng penulis: </b></i></p><p style="text-align: justify;">Ketika di tahun 80-an, sering terjadi perkelahian antara anggota ABRI (sekarang TNI) dalam pasukannya sendiri. Para komentator berkata: Ya, inilah kalau terlalu sering latihan perang, musuh tidak kunjung tiba, akhirnya mereka sendiri berkelahi. Coba ada musuh, pasti mereka bersatu jaga kedaulatan NKRI.</p><p style="text-align: justify;">Bisa jadi juga, ketika di jemaat dalam keadaan terlalu sering mendengar khotbah tanpa kesempatan mempraktekkannya, akhirnya mereka sering ribut sendiri dan tidak bersatu. </p><p style="text-align: justify;">Jadi, untuk para pemimpin Jemaat; berilah dan buatlah kesempatan bagi Jemaat Tuhan untuk praktekkan Firman Tuhan dan perintah kasih-Nya. Pasti ada kesatuan dalam jemaat sebagaimana maksud dan tujuan Tuhan membentuk jemaat-NYA. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-24664496021193371392022-07-26T02:30:00.021+07:002022-12-10T23:06:49.694+07:00Terlalu Dekat<p><span style="background-color: white; color: #202124; font-family: inherit; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Jauh dekat itu relatif</span></p><span style="font-family: inherit;"><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Jauh itu positif</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Dekat itu negatif</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Bisa terbalik</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">tergantung khalik</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Jauh bisa salah lihat</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Dekat bisa salah tanggap</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Jadi, .....</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Pastikan jauh, kalau itu godaan</span><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Pastikan dekat, kalau itu beban</span></span><div><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div><span style="font-family: inherit;">Jauh dekat memang relatif<span style="letter-spacing: 0.1px;"><br style="background-color: white; color: #202124; font-size: 16px; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /><br style="background-color: white; color: #202124; font-size: 16px; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /></span><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">Mari jaga jarak</span><span style="letter-spacing: 0.1px;"><br style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;" /></span><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;">supaya semuanya wajar</span></span><div><i><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-size: 16px; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></i></div><div style="text-align: justify;"><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: x-small;"><b>ITT - Jakarta, Selasa 26 Juli 2022.</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: x-small;"><b><br /></b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: x-small;"><b>Catatan: Tragedi pembunuhan Duren Tiga menyisakan kegelisahan mendalam, karena betapa anak-anak Tuhan terlibat dan jadi korban pembunuhan. Korban sesungguhnya adalah keluarga Almarhum, anak-anak dan orangtua pelaku serta Umat Kristen pada umumnya, karena korban dan pelaku adalah pengikut Kristus. </b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span face="Roboto, Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202124; font-variant-ligatures: none; letter-spacing: 0.1px; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: x-small;"><b>Semoga semua terungkap jelas dan Nama Tuhan tidak dipermalukan, karena keadilan ditegakkan.</b></span></span></div></div>Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-62519174461913599442020-03-19T20:37:00.001+07:002021-06-03T10:09:26.950+07:00Memahami COVID-19 dari sudut Alkitab<div style="text-align: justify;">
<br />
Sekarang ini di penghujung Maret 2020, kita punya ribuan orang yang sekarat akibat virus ini, ratusan yang meninggal, di Indonesia sudah mencapai belasan orang (dan terus meningkat, bisa di cek di <a href="https://ncov2019.live/data">https://ncov2019.live/data</a> atau di <a href="https://covid19.go.id/">https://covid19.go.id/</a>), ..... ini berarti ratusan ribu orang yang sedang berduka. Dan apa yang akan saya tulis dan kita baca mungkin rasanya kurang pas, .... tidak tepat waktu dalam kehidupan banyak orang, tapi minimal ini mewakili cara pandang saya terhadap bencana dunia ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana kita mendapatkan pemahaman soal Corona ini kalau ditilik dari Alkitab yang terbuka di depan kita ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita mulai, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada yang lebih kuat dari pada Yesus .... Apakah ini benar? YA menurut iman percaya saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kata pengantar itu, izinkan saya mencoba untuk memahami virus yang mematikan ini. Mari kita mulai dengan fakta historis dan fakta Alkitab yang jelas.<br />
<br />
Fakta sejarah adalah bahwa pada Hari Tuhan, Minggu, 26 Desember 2004, lebih dari 130-160 ribuan orang terbunuh oleh tsunami di Aceh, dan 200 ribuan di sekitar Samudra Hindia, termasuk seluruh gereja yang berkumpul untuk beribadah pada Hari Tuhan tersebut, tersapu dalam kematian. Itu fakta sejarah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang, fakta Alkitab adalah Markus 4:41: <i>Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"</i> - Ibrani 13: 8 = <i>Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, kumpulkan kedua fakta itu - fakta sejarah dan fakta alkitabiah - dan kita mendapatkan kebenaran ini: Tuhan Yesus dapat menghentikan bencana alam, dan ia tidak melakukannya pada tahun 2004. Tetapi karena ia selalu melakukan apa yang baik dan benar serta adil, maka ia memiliki tujuan yang bijaksana dan baik dalam bencana yang mematikan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, saya akan merasakan hal yang sama tentang virus Corona ini. Tuhan Yesus memiliki semua pengetahuan dan semua otoritas atas kekuatan alam dan adikodrati dunia ini. Dia tahu persis di mana virus itu bermula, dan ke mana arah virus selanjutnya. Dia memiliki kekuatan penuh untuk menahannya atau tidak. Dan itulah yang terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menelaah Mazmur 33:11 = <i>tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.</i> serta Ayub 42:2 = <i>"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.</i> - membuat satu rangkuman bagi saya, bahwa pertanyaannya bukanlah apakah Yesus (mampu) mengatur semua bencana dan semua penyakit di dunia, termasuk di dalamnya mereka yang berdosa dan setan, tetapi pertanyaannya adalah - dengan Alkitab kita yang terbuka, - bagaimana kita memahami ini? Bisakah masuk akal bagi kita?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut adalah empat realitas alkitabiah yang dapat saya ajukan secara cepat dan dapat kita gunakan sebagai unsur pembangun dalam upaya kita untuk memahami dan memahaminya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Penderitaan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ketika dosa memasuki dunia melalui Adam dan Hawa, Allah menahbiskan bahwa tatanan yang diciptakan, termasuk tubuh fisik kita, sebagai orang yang diciptakan menurut gambar-Nya, akan mengalami penderitaan dan kesia-siaan, dan bahwa semua makhluk hidup akan mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang Kristen, dengan diselamatkan melalui Injil anugerah Allah, tidak luput dari penderitaan fisik, kesia-siaan, dan kematian ini. Dasar dari poin ini adalah Roma 8: 20–23: <i>20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, 21 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. 22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. 23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perbedaannya bagi orang Kristen, yang mempercayai Kristus, adalah bahwa pengalaman kita tentang penderitaan ini bukanlah penghukuman. Roma 8: 1: <i>Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.</i> Rasa sakit bagi kita adalah proses pemurnian, bukan penghukuman. 1 Tesalonika 5: 9: <i>Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi bagi mereka yang ada di dalam Kristus, sengat maut dihilangkan (1 Korintus 15:55: <i>Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"</i>). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu adalah dasar nomor satu untuk memahami apa yang sedang terjadi saat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Karunia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan kadang-kadang menimbulkan penyakit pada umat-Nya sebagai hukuman yang menyucikan dan menyelamatkan, yang bukan merupakan penghukuman, tetapi suatu tindakan belas kasihan untuk tujuan penyelamatannya. Dan poin itu didasarkan pada 1 Korintus 11: 29–32 = <i>29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. 30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. 31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. 32 Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
Teks itu membahas tentang penyalahgunaan Perjamuan Kudus, tetapi prinsipnya menurut saya bisa mencakup lebih luas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang, biarkan itu kita pahami, resapi dan dalami. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan Yesus mengambil kehidupan orang-orang yang dicintainya melalui kelemahan dan penyakit - kata-kata yang sama, digunakan untuk menggambarkan kelemahan dan penyakit yang Yesus sembuhkan dalam kehidupan duniawinya (Matius 4:23 - <i>Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. </i>Matius 8:17 = <i>Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."</i>; Matius 14:14 = <i>Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.</i> - .... Ia membawa mereka ke surga .... Ia membawa mereka ke surga karena lintasan dosa mereka sehingga ia memotong dan menyelamatkan mereka. Bukan untuk menghukum mereka, tetapi untuk menyelamatkan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kata lain, beberapa dari kita mati karena penyakit “<i>supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia</i>” (1Kor 11:32b). Jika Tuhan dapat melakukan itu pada beberapa orang yang dicintai-Nya di Korintus, sudah pasti Tuhan dapat melakukan-Nya kepada banyak orang sekarang, termasuk dalam kasus Virus Corona. Perhatikan bahwa tidak semua kematian itu adalah karena dosa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukankah itu Karunia? Itu dasar nomor dua dalam pemahaman ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Hukuman</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kadang-kadang Tuhan menggunakan penyakit untuk menjatuhkan hukuman atas mereka yang menolaknya dan menyerahkan diri mereka pada dosa. Saya mencari dan mendapat dua contoh. Dalam Kisah Para Rasul, Herodes sang raja meninggikan dirinya sebagai seorang dewa. Kisah Para Rasul 12:23 = <i>Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan dapat melakukan itu dengan semua yang meninggikan diri. Kalau ternyata banyak pemimpin dan pejabat kita yang tidak mati setiap hari karena kesombongan mereka di hadapan Tuhan dan manusia, maka itu jelas karena rahmat dan belas kasihan Tuhan belaka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh lain adalah dosa hubungan homoseksual. Dalam Roma 1:27, dikatakan, <i>"Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka."</i> Sekarang, itu adalah contoh murka Allah dalam Roma 1:18, di mana dikatakan, <i>“Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu menjadi dasar nomor tiga kita, bahwa Tuhan dapat menggunakan penyakit untuk terkadang menghukum mereka yang menolak Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Peringatan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua bencana alam - apakah banjir, kelaparan, wabah, tsunami, atau penyakit - adalah guntur belas kasihan ilahi di tengah-tengah penghakiman, untuk memanggil semua orang di mana saja untuk bertobat dan menyelaraskan kembali hidup mereka, dengan karunia Tuhan dan nilai kemuliaan dari kemuliaan Tuhan. Dan dasar untuk itu adalah Lukas 13: 1–5 = <i>1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. 2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. 4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah pesan Tuhan Yesus kepada dunia saat ini dalam sejarah, di bawah ancaman Virus Corona - sebuah pesan untuk setiap manusia. Saya dan kita semua, dan semua orang yang mendengarkan, serta setiap penguasa di muka bumi ini, setiap orang yang mendengar tentang ini: "<b>Bertobatlah</b>" .... <b>Bertobat dan mencari kemurahan Tuhan untuk membawa hidup saya - hidup kita - selaras dengan nilai yang IA kehendaki.</b><br />
<b><br /></b>
<b><span style="color: red;">tambahan kemudian:</span></b><br />
<b><br /></b>
<b>Menghimbau seluruh pemimpin gereja untuk mulai menyerukan pertobatan nasional dari pribadi di rumah-rumah, dari keluarga-keluarga di rumah masing-masing .... Memohon TUHAN mengampuni dosa kita semua dan berpaling kembali ke jalan TUHAN,</b><br />
<i>2 Taw 7:13-14 = 13 Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, 14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Amin</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><i><b>Catatan: Penulis terlibat langsung dalam merawat kakak ipar yang terindikasi corona dan akhirnya meninggal dunia 18 Maret 2020 lalu. Berinteraksi sedemikian dekatnya dengan Virus Corona ini, bertemu dengan keluarga korban, tenaga medis serta pegawai Rumah Sakit membuat penulis menyadari betapa rapuhnya manusia dan perlunya kita memahami secara teologis, apa yang Tuhan kehendaki serta melakukan kehendak Tuhan itu dalam kehidupan sehari-hari kita.</b></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">ITT - Jakarta, 19 Maret 2020</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-42148288004909439172020-02-13T05:52:00.001+07:002022-09-27T11:50:31.872+07:00Curhat: Memberi<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-size: x-small;">Penulis: Artikel ini saya tulis dari curhatan seorang sahabat.</span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">Kehidupannya cukup sejahtera, … Ia berasal dari keluarga orang berada dan sepertinya sudah berada dari kecil :D</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">Ia dan keluarganya yang berkecukupan itu, rupanya berkecukupan juga di dalam kehidupan imannya sebagai pengikut Kristus.</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">Ia rajin ke gereja, dan walaupun kurang aktif di berbagai kegiatan pelkat misalnya … ia tetap hadir kalau sempat di hampir seluruh kegiatan peribadahan.</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;"><br /></span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">Curhatannya sederhana, yaitu tentang Hal Memberi dan implikasinya dalam kehidupan berjemaatnya.</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">Karena ia orangnya periang dan spontan, gaya Tulisan saya ikut-ikutan spontan juga. Apa yang saya tulis lebih banyak menyalin apa yang ia celotehkan dari bincang-bincang kita.</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;"><br /></span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">Kita mulai,</span></i></div>
<div>
------------------------<br />
<br /></div>
<div>
Bung, saya hidupnya cukup luar biasa.</div>
<div>
Diberkati Tuhan dengan sepasang anak-anak yang ganteng dan cantik, istri yang tetap cantik serta kami berempat cukup sehat dan berlimpah secara material.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi saya bukan orang yang pelit lho, karena saya diberikan keluarga dan pekerjaan yang baik, istri saya juga bekerja dengan posisi hanya sedikit di bawah saya, maka dengan kelimpahan itu, kami sering berbagi berkat dengan gereja.</div>
<div>
Kami sadar, uang berpeluang menjauhkan kami dari Tuhan, sehingga kami lebih memilih memberi dan berbagi supaya lebih mendekatkan kami ke Tuhan. Jadi bagi kami lebih baik buang uang dengan menyumbang, daripada jadi hamba dan tawanan uang ..... lagipula dapat sukacita lihat hasil sumbangan kita kan? </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi itu lewat proses lho, banyak kali kehendak memberi atau menyumbang itu hilang oleh keduniaan yang ingin punya ini itu, dan banyak hal lain, yang akhirnya jadi cicilan tak berkeputusan dan melelahkan, karena sudah senang duluan dengan barang baru, tapi kesal kemudian kalau cicilan belum lunas barangnya sudah rusak … dll dsb. Dan karena sudah kapok lewati proses itu, maka kami sepakat beralih dan berganti mindset. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi punya uang dan sering menyumbang dalam jemaat juga bukan pengalaman yang menyenangkan. Banyak ketidak-sukacitaan terjadi dengan niat tulus ini yang kami alami.</div>
<div>
Jadi saya ceritakanlah ketidak-sukacitaan ini supaya jangan salah kaprah soal wajah saya yang cemberut melihat banyak hal di jemaat; seperti beberapa hal ini. Oh ya, ini perspektif saya … orang lain pasti lain lagi, jadi tidak perlu meng-generalisasi dan baper serta kesal ke saya, Kesal ke penulisnya? bolehlah … hehehehe</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b> #1 - Please deh, perhatiannya ke saya, bukan ke sumbangan saya</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Soal finansial, investasi, dll memang jadi perhatian saya karena menyangkut pekerjaan dan bisnis. Tapi ingat bung, saya juga seorang ayah, seorang suami, seorang atasan dengan banyak karyawan, seorang penduduk di perumahan yang ingin bersosialisasi dan bahkan seorang jemaat di gereja ……</div>
<div>
<br />
Jadi tolong, ….,</div>
<div>
Mempunyai banyak uang, bukan berarti tidak punya masalah.</div>
<div>
Pasti banyak yang tidak tahu, anak-anak saya bermasalah karena mereka jadi gadget & game freak yang berlebihan, banyak masalah dengan keluarga yang sering berantem karena hal-hal remeh, dan banyak lagi hal lain yang membuat saya pusing ….<br />
<br />
So please……</div>
<div>
Kalau berhubungan dengan saya, jangan hanya karena butuh sumbangan ini itu, jangan hanya kalau perlu tiket pesawat, atau seragam, atau soal pastori, soal … ah banyaklah …..</div>
<div>
Perlakukan saya sama dengan jemaat lain, yang butuh bimbingan dan dikuatkan Firman Tuhan. Niscaya yang kecil-kecil soal sumbang sambang itu pasti beres.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>#2 - Berikan saya dan jemaat, Firman Tuhan untuk membantu kami memberi yang terbaik bagi persekutuan orang percaya</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terkadang saya mendengar khotbah tentang "memberi" di gereja maupun ibadah rumah tangga, konotasinya menggugah jemaat untuk memberi karena gereja perlu dana, untuk ini, untuk itu dll dsb.</div>
<div>
Usul saja ..... Bagaimana kalau diubah?<br />
<br /></div>
<div>
Berkhotbahlah tentang pandangan Firman Tuhan perihal uang dan "memberi". Apa yang Tuhan Yesus inginkan bagi kita? Jadi bukan minta ke jemaat, tapi buat jemaat mengerti bagaimana kalau punya uang …. sedikit, lebih, atau berlimpah …. dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan berjemaat. Sehingga kami memberi yang terbaik, bukan kami memberi kalau gereja perlu ini itu, atau pendeta perlu sesuatu, atau pribadi-pribadi tertentu perlu uang.<br />
Seluruh jemaat memberi yang terbaik pasti lebih banyak hasilnya daripada hanya beberapa jemaat yang dianggap mampu yg memberi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>#3 - Memberi ke luar jemaat atau gereja itu tidak tepat ???</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terkadang, di gereja …. kita ditekankan bahwa persepuluhan wajib ke gereja ini, sumbangan sebaiknya ke jemaat tempat kita jadi jemaat dll dsb yang senada dengan itu. Seakan-akan kita diarahkan supaya menjadi manusia yang baik dan suka memberi, tapi hanya buat jemaat dan gereja kita. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Maaf kata kalau ada yang beranggapan, bahwa sepertinya gereja yang demikian ini takut kalau sumbangan bisa berkurang ke gereja, kalau jemaat yang mampu ini memberi ke luar gereja.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya sendiri dan beberapa teman yang lain, suka memberi …. kadang ke sumbangan musibah bencana alam (soalnya di gereja jarang buka kotak atau rekening untuk sumbangan seperti ini … adanya sumbangan internal saja), atau bahkan pembangunan tempat ibadah umat lain, beragama lain pula.</div>
<div>
<br />
Jadi, please …. jangan jadikan kami jemaat yang suka memberi tapi terbatas. Tapi jadikan kami jemaat yang suka memberi ke "siapa saja, dimana saja dan kapan saja" …. maaf, kalau tidak salah Tuhan Yesus ajarkan itu … karena Beliau melayani bukan hanya di kota asalnya atau melayani umat Yahudi saja, .... bahkan kaum kafir versi Yahudi pun merasakan pelayanan-NYA bukan?<br />
<br />
Ada juga kadang-kadang khotbah yang maaf, sepertinya menakut-nakuti kita bahwa kalau tidak memberi persepuluhan akan kena murka atau berkatnya diambil. Saya yakin TUHAN tidak sejahat itu ... bukankah anak-anak tanpa persepuluhan juga diberkati, bahkan umat non Kristen pun dipelihara bukan?<br />
<br /></div>
<div>
<b>#4 - Uang dan harta saya tidak membuat saya bebas masalah, demikian juga uang dan harta gereja tidak menyelesaikan masalah Gereja</b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Banyak kali saya saksikan, gereja terperangkap ke masalah keuangan yang gereja sendiri buat. Contohnya;<br />
<br /></div>
<div>
Gereja ingin gedung bagus, buat panitia bangun gereja bagus, sudah jadi, … lalu terbentur masalah maintenance gedung gereja yang mahal.<br />
<br /></div>
<div>
Ingin pakai AC supaya nyaman, buat panitia ,,, AC sukses terpasang, lalu bingung karena biaya listrik menanjak tajam.<br />
<br /></div>
<div>
Ingin buat gereja atau ruang pertemuan bertingkat, terus pasang eskalator atau lift supaya nyaman bagi orangtua dan ramah disabilitas, tapi akhirnya terbentur masalah pemeliharaan lift dan biaya listrik yang tinggi, serta tambah gaji orang untuk awasi fasilitas megah itu.<br />
<br /></div>
<div>
Ingin pastori mewah, bangun megah untuk supaya Hamba Tuhan nyaman, biaya listrik, asisten rumah tangga, maintenance dan PBB naik drastis …..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hehehehe jadi mirip istri saya yang ingin mobil baru tapi mengeluh bayar pajak dan cicilannya tidak boleh kurangi uang belanjanya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kelihatan kan?</div>
<div>
Uang tidak pernah menyelesaikan masalah, justru ada masalah baru dan itu seperti lingkaran yang kembali lagi ke situ-situ juga.</div>
<div>
<br />
Sebaiknya sih upayakan supaya biasa-biasa saja, tapi output nya yang diusahakan dibuat lebih luar biasa. Jadi bangun saja dulu pemberitaan Firman yang megah, khotbah yang punya kualitas tinggi, tapi mudah dimengerti dan dilaksanakan/dipraktekkan seluruh kalangan jemaat serta pelayanan kasih yang nyata dan menyentuh jemaat secara langsung.</div>
<div>
Jemaat pasti akan bertumbuh pesat dalam Firman dan praktek Firman Tuhan bertumbuh lebih pesat lagi bukan?<br />
<br />
Oh ya satu lagi, kurangilah buat kegiatan seremonial yg memerlukan banyak dana, padahal intinya hanya ibadah dan (maaf) makan-makan. Salah satu contohnya, sudah ada ibadah natal, natal jemaat, natal sektor dll .. kenapa dana sebanyak itu (pakai aksi masak, jualan sehabis IHM dll) tidak dikumpulkan saja, lalu dipakai membantu natal di panti asuhan atau jemaat-jemaat yang berkekurangan. Cobain deh ... pasti ada sukacita besar di hati kita semua.<br />
<br /></div>
<div>
Maafkan kalau menggurui ya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>#5 - Perlakukan kami sama dengan semua jemaat .... <i>penulis: <span style="font-size: x-small;">(mirip di point 1 di atas, …. beda versi dan ditekankan kembali rupanya)</span></i></b></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sepertinya ini yang terakhir …..</div>
<div>
Tapi ini yang membuat risih dan perasaan tidak enak, walaupun awalnya sih bangga.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Intinya, perlakukanlah kami sekeluarga sama dengan seluruh jemaat, … jadi jangan karena kami sering memberikan donasi, kami diperlakukan istimewa. Contohnya;</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ibadah di rumah kami selalu dipimpin KMJ bahkan kalau jadwalnya sama dengan jemaat lain, jadi tukaran dengan KMJ …. Katanya tidak enak kalau di rumah saya Diaken yg pimpin … duh jadi nggak enak sama majelis saya, dikiranya saya yang minta kan?<br />
<br /></div>
<div>
Tempat duduk di gereja seperti jadi milik pribadi kami, karena selalu disambut dan diantar ke bangku yang sama deret tengah paling depan, padahal saya selalu ingin duduk di kerumunan belakang, karena sering ngantuk kalau khotbahnya (maaf) monoton hahahahah.<br />
<br /></div>
<div>
Saya dan istri harus jadi majelis, PHMJ atau pengurus pelkat, bendahara pula …. duh please deh, jadi jemaat biasa pun kami tetap sama, lagipula kalau kami berdua sibuk, siapa yang jaga anak-anak? Ada kami saja mereka bandelnya minta ampun deh.<br />
<br /></div>
<div>
Anak-anak kami dapat perhatian ekstra, sampai mereka kesal karena temannya tidak demikian, dan mereka merasa lain sendiri dan berbeda dengan yang lain. Kata anak saya yg tua dan sangat kritis: "Huh, cari muka" .... maafkan dia ya.<br />
<br /></div>
<div>
Saya dan istri yang tidak biasa nyanyi atau baca not angka sekalipun, malah dipaksa ikut paduan suara …. padahal suaraku fals dan kadang menipu dengan pura-pura buka mulut tanpa suara hehehehe, istriku bilang Opa & Oma Manado yang sudah tua itu lebih bagus menyanyi dari dia dan saya hahahahaha<br />
<br /></div>
<div>
Kalau ada jemaat resepsi HUT atau Nikah di gedung, saya selalu diminta duduk dekat KMJ dan PJ di meja terdepan. Duh … padahal saya ingin duduk dekat pintu karena ingin merokok ke luar.<br />
<br /></div>
<div>
Sektor saya, jadi pusat perhatian kalau Natal Jemaat, kan katanya ada orang <i>punya</i> di situ ….. duh .. padahal saya ingin liburan natal ke luar kota, sedang rumah saya sudah di booking setiap tahun buat Natal Jemaat. asem nggak …. ?<br />
<br /></div>
<div>
Kalau HUT, semua tahu karena didoakan di gereja…. keluarga kami selalu dikunjungi, padahal kalau Opa Ambon yang di lorong belakang rumah kami, dilewatkan begitu saja …. Jadi nggak enak sama Opa itu. Terpaksa saya yang kunjungi beliau hahaha.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan banyak lagi perlakuan KMJ, PJ, para majelis, pegawai kantor sampai koster yang buat saya risih …. belum lagi ada sekelompok jemaat yang bikin group sendiri yang anggap saya berseberangan karena dianggap dekat sama KMJ dan PHMJ yang tidak sejalan dengan mereka.<br />
<br />
Duh bergereja, berjemaat, berdonasi kok jadi punya musuh malah .....</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Demikianlah, ....<br />
<br /></div>
<div>
Saya harap pesan ini bisa diterima dengan baik. Saya tetap seperti saya apa adanya, kalau punya lebih saya berbagi … kalau pas-pasan tetap berbagi, dan kalau kekurangan pun masih bisa berbagi Firman Tuhan, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun, dimanapun dan di setiap saat. Hehehehe Tapi jangan juga sampai karena sudah keburu kesal jadi malas berbagi.</div>
<div>
<br />
Mohon maaf kalau ada yang tersinggung dan saya tidak bermaksud menyombongkan apa yang saya punya dan yang saya berikan. Sama sekali tidak bermaksud demikian.<br />
<br />
<i><span style="font-size: x-small;">Penulis: Selesai, .... Demikianlah kura-kura (lho kok jadi kayak seword.com ya? =)) … AMIN</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;"><br /></span></i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">ITT - Jakarta, 13 Februari 2020</span></b></div>
</div>
</div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-56427215703538943932020-01-12T23:30:00.001+07:002022-09-27T12:46:09.361+07:00Tolong, berikan kami 3 hal ini<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata orangtua dulu-dulu, ingat kalau datang ibadah, datang cepat, kalau bisa 15-30 menit sebelumnya, ... sekarang ... setua ini baru sadar bahwa ternyata sangat berguna kebiasaan ini ... bisa tulis coretan singkat di bawah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkadang, ketika duduk menunggu ibadah mulai, imajinasiku berjalan lincah kesana kemari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa gereja perlu organ yang bagus? Apa gereja perlu mimbar yang besar dan megah?</div>
<div style="text-align: justify;">
Atau hehehe apa gereja perlu gedung yang mewah?,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah sudahlah, nanti saya kena marah dari Majelisnya atau PHMJ nya, tamu saja kok sibuk. Tapi namanya mengkhayal kan gratis dan tidak merugikan, Lanjut ah ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pernah pergi ke pelosok daerah yang jemaatnya nyanyi semangat dan hampir tidak pernah salah walau tidak pakai organ</div>
<div style="text-align: justify;">
Atau gereja yang mimbarnya saking kecilnya, anak-anak jemaat bisa maini dan geser sesukanya setelah ibadah, dan ada juga gereja yang cuma pinjam pakai rumah jemaatnya (teras tepatnya) buat ibadah minggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasanya memang megah kalau pakai infocus proyektor layar besar (yang bikin tata ibadah tra laku lagi tapi tetap dicetak), lalu pakai sound system bagus yang di stel dan di cek 1 2 3 sampai 5 menit sebelum ibadah mulai (bikin oma-oma di sebelah saya kesal dan hilang sabar menjelang ibadah hehehe) atau band lengkap yang kalau main bisa bikin oom yang su agak tuli-tuli en duduk di sudut dekat speaker besar sampe tutup telinga saking bisingnya, atau nyanyian dengan latar belakang bahasa yang tidak bisa dimengerti (katanya sih bahasa... ah sudahlah) .... atau bahkan website yang habis diisi 2-3 bulan, 2-3 tahun lagi baru di update.... hmmmm .... enak juga sih kalau selepas ibadah dapat gratis bakpao babi dan lemper ikan atau bahkan KFC untuk anak-anak dan kopi voor kita paituanya serta teh voor tante-tante yang suka babungkus supaya suami & anak-anak berkecukupan di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang kalau ada bagus, tapi kalau tidak?</div>
<div style="text-align: justify;">
Rasanya gereja tetap tumbuh kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
Soalnya kita yang lahir di tahun kepala 6 dan 7 jadi saksi dan bukti, kalau kita tetap bertumbuh gencang ...eh cepat maksudnya, dalam iman dan perbuatan tanpa akang semua yang di atas .... (membayangkan wajah KMJ, PHMJ dan Majelis yg berkerut lihat wajahku yang nau nau tapi cakep kalau lagi nyeleneh begini ... maju terus sampe tatoki .... )</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu apa yang gereja paling perlukan selama ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasanya Yang paling utama diperlukan gereja untuk bertumbuh ada di Efesus 3 .... (sebentar buka dulu, ingatnya cuma Doa Paulus). Ya <b>Efesus 3:14-21</b>, yang menempatkan Tuhan Allah sebagai pusat pertumbuhan gereja segala zaman, bahkan kita sampai sekarang ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah untuk ini, rasanya menuliskan dalam artikel kurang pantas, bisa jadi salah tangkap dan akhirnya dianggap kritik ke gereja dan jemaat atau PHMJ dan KMJ. Maaf bapak ibu presbiter yang terkasih dalam Yesus Kristus. Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, saya yang sangat jauh dari kemuliaan Paulus (apalagi Kristus Yesus) mohon izin memakai gaya Rasul Paulus dalam menulis surat ke bapak ibu Presbiter, ... bukan hanya di gereja ini, tapi untuk seluruh gereja Tuhan yang mau membaca ini ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;"><i>
Bapa Ibu Pendeta dan Majelis terkasih</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;"><i>
Saya mengucap syukur bahwa Kristus Yesus telah memanggil bapak ibu untuk menggembalakan jemaat ini, saya sangat menghormati dan mengasihi bapak ibu ... tetapi sebagai manusia yang tidak sempurna tidaklah perlu berusaha menyempurnakan pelayanan bapak ibu karena IA DI ATAS yang empunya jemaat ini sempurna adanya, biarlah IA saja yang mengendalikan jemaat-NYA.</i></div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">
Doa Rasul Paulus yang penuh semangat di Efesus 3:14-21 menjadi inspirasi saya untuk dengan segala kerendahan hati, meminta 3 hal ini dari bapak ibu;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>1. Berikan kami supaya Bersandar hanya pada TUHAN</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sukacita besar melihat pelayanan bapak ibu ke jemaat, tidak kenal lelah melayani, dengan kunjungan, doa, puji-pujian serta hati yang penuh kasih .... dan untuk semua itu jemaat perlu dan haus akan contoh yang baik ini, bahwa bapak ibu hanya bergantung pada TUHAN dalam pelayanannya. Rasul Paulus jadi contoh yang sempurna, karena di ayat di atas, yang ia tuliskan adalah DOA. Doa ini bukan untuk ia dibebaskan dari penderitaan, tetapi doa supaya jemaat menyandarkan diri hanya ke TUHAN belaka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ini intinya ... dengan bersandar ke TUHAN kita membuka Visi hanya kepada kebesaran TUHAN, ... jadi bapak ibu .... janganlah mengarahkan jemaat akan kekuatan sendiri ... tapi arahkanlah jemaat supaya dapat memahami luar biasanya Kasih KRISTUS</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>2. Berikan kami TUHAN</i></b><br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita perlu TUHAN bukan hanya sebagai sumber dari Jemaat, tetapi sebagai dasar dari jemaat TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kita, keluarga kita ,... punya banyak kebutuhan dan masalah. Kita putus asa, bergelimang dosa, merasa sendiri ... kita bergumul dalam pekerjaan yang gajinya tidak cukup, kita putus kerja, bermasalah secara ekonomi, masalah keluarga, anak-anak kita yang bermasalah, pergumulan dalam pernikahan dan mencari pasangan hidup, ribut dalam pelayanan dengan pendeta dan Majelis ..... dll dsb</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kita perlukan bukan hanya nasihat dan pertolongan biasa,... kita perlu TUHAN sendiri yang memimpin kita, ... jadi tolong bapak ibu, arahkanlah jemaat ini dengan pelayanan utamanya memberikan ke jemaat; yaitu TUHAN itu sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Efesus</b></i><i><b> 3:18-19</b> = Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh sangat indah .... dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan ALLAH ..... Doa ini bukan untuk orang kudus saja, tetapi untuk kita juga jemaat biasa (Ef 3:18) supaya dipenuhkan dalam TUHAN. Diarahkan menjadi jemaat yang dewasa, bukan lagi bayi spritual yang tidak kunjung menjadi dewasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Dan yang ke 3. Berikan kami jadi Saksi akan Kemuliaan TUHAN</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Ef.3:20-21</b> = Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya, dalam segala apa yang bapak ibu kerjakan, dalam doa-doanya, khotbah dan pengajaran serta pimpinan ... arahkanlah kami bersaksi akan kemuliaan TUHAN</div>
<div style="text-align: justify;">
Itu yang Rasul Paulus ingin capai dalam ayat 20 dan 21, bersaksi bahwa TUHAN sangat luar biasa dan sangat mampu kuasa-NYA, bagi jemaat-NYA atau bahkan ke yang belum mengenal TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai penutup ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti ditulis Rasul Paulus dalam <i><b>Roma 11:36</b> = Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah yang utama dan terpenting, yang jemaat rindukan dari bapak ibu .... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersandar hanya kepada TUHAN (dari DIA)</div>
<div style="text-align: justify;">
Ajarkan dan berikan kami TUHAN (oleh DIA)</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersaksi akan Kemuliaan TUHAN (kepada DIA)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baru caranya, ... bisa sederhana, menengah atau megah</div>
<div style="text-align: justify;">
Terimakasih bapak Ibu sudah mau baca ini ... surat selesai</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang ibadah su mo mulai ..... saya stop ... Ibadah mode ON</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-small;"><b>For my best friend: CJL</b></span></div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">Jakarta, Minggu 12 Januari 2020</span></b></div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-90426849587103490202013-11-20T23:30:00.000+07:002013-11-20T23:30:02.183+07:00Mazmur 119:161-168<div style="text-align: justify;">
(Sesuai SBU - Rabu, 4 Desember 2013)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:161 Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:162 Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:163 Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:166 Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:167 Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>119:168 Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KITAB MAZMUR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama mazmur berasal dari bahasa Ibrani mizmor, artinya nyanyian yang diiringi dengan alat musik berdawai. Kita menyebutnya mazmur karena pengaruh bahasa Arab. Dalam bahasa Arab sendiri, nyanyian ibadah yang serupa dengan mazmur disebut Zabur (persamaan dalam bahasa Ibrani adalah zimra bermakna musik, lagu). Zabur sendiri adalah turunan kata dari Zamir (lagu) yang adalah variasi dari kata Zamar yang berarti nyanyi, nyanyikan pujian, buatkan musik. Jadi Kitab Zabur yang dimaksud oleh saudara kita Umat Muslim adalah kitab Mazmur ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kitab Mazmur dalam Kitab Suci Yahudi disebut Sefer Tehillim (Kitab Puji-pujian). Akar kata dari tehillim adalah kata Ibrani hll, yang artinya memuji. Dari akar kata hll muncul ungkapan ”haleluya” (pujilah Tuhan). Ungkapan ini kita temukan pada awal atau akhir sejumlah mazmur (Maz.104:35; 106:1,48; 113:1,9; 146-150).</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Kitab Suci bahasa Ibrani nama mizmor tidak dipakai sebagai judul kitab, tetapi hanya disebut dalam judul sejumlah mazmur. Dalam bahasa Inggris, kitab Mazmur disebut ”The book of Psalms”. Kata psalm berasal dari kata Yunani Psalmos yang artinya lagu puji-pujian. Istilah psalmos berasal dari kata kerja psallo, artinya bernyanyi dengan iringan alat musik berdawai (semacam harpa, atau gitar). Dalam bahasa Latin kitab Mazmur disebut Liber Psalmorum. Dari telaah arti katanya, mazmur merupakan sebuah doa yang dinyanyikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tradisi Yahudi dan Kristiani di masa lalu meyakini bahwa pengarang kitab Mazmur adalah Daud. Sebenarnya, hanya 73 mazmur yang menyebut nama Daud pada judulnya. Selain itu, ada 13 mazmur yang dikaitkan dengan peristiwa yang dialami Daud (Maz.3, 7, 18, 34, 51-52, 54, 56-57, 59-60, 63, 142). Adalah masuk akal apabila Daud dianggap sebagai penulis mazmur karena ia mempunyai bakat musik (2Sam.1:19-27; 3:33-34) dan punya minat pada liturgi (2Sam.6:5,15-16). Namun begitu, dapat dibuktikan dengan mudah bahwa Daud tidak menulis seluruh mazmur. Mungkin hanya beberapa mazmur yang dia tulis dan kita tidak tahu lagi mazmur yang mana. Selain nama Daud, ada nama tokoh-tokoh lain yang disebut di awal sejumlah mazmur, yaitu: Asaf, bani Korah, Heman dan Etan. Nama-nama yang disebut di sini rupanya orang-orang yang berperan dalam liturgi di Bait Allah. Sejumlah mazmur rupanya berasal dari kumpulan nyanyian milik mereka. Ada sejumlah mazmur yang berasal dari zaman sesudah Daud, misalnya Maz.137. Oleh karena itu, jelas bahwa tidak semua mazmur merupakan karya Daud.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak mudah untuk menentukan kapan mazmur-mazmur ditulis. Para ahli Kitab Suci cenderung membagi periode penyusunan mazmur sebelum dan sesudah jaman pembuangan di Babilonia. Yang jelas kitab Mazmur sudah mulai ditulis sejak zaman Daud dan berakhir sesudah zaman pembuangan. Sekitar tahun 300 sebelum Masehi semua mazmur telah selesai ditulis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PEMBAGIAN KITAB MAZMUR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti kitab Taurat (Pentateuch), 150 buah mazmur di dalam kitab Mazmur dikelompokkan ke dalam 5 kumpulan atau 5 jilid. Masing-masing jilid ditutup dengan semacam doksologi, rumusan pujian pada Allah (Mzm 41:13; 72:18-19; 89:52; 106:48; 150). Misalnya dalam Mzm 41:13 disebutkan: ”Terpujilah Tuhan, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Amin.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Jilid I (Maz.3-41):</b> Bagian ini terdiri dari 39 Mazmur. Jilid pertama mulai dengan mazmur 3 karena mazmur 1 dan 2 merupakan pendahuluan dari seluruh kitab Mazmur. Jilid pertama atau buku pertama kitab Mazmur hampir seluruhnya dikaitkan dengan Daud. Mayoritas dari mazmur-mazmur pada bagian pertama ini adalah mazmur-mazmur individual.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Jilid II (Maz.42-72):</b> Bagian ini terdiri dari 31 Mazmur. Jilid kedua berisi mazmur-mazmur dihubungkan dengan bani Korah, yaitu kelompok pemusik dan penyanyi liturgi (bdk. 2Taw 20:19). Mazmur bani Korah ini terdapat juga pada mazmur 84-85; 87-88.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Jilid III (Maz.73-89):</b> Bagian ini hanya berisi 17 Mazmur, sebagian besar berupa mazmur keluhan atau ratapan. Sejumlah mazmur dikaitkan dengan seorang tokoh bernama Asaf (lihat Maz.73-83). Satu-satunya mazmur Asaf di tempat lain adalah Mzm 50. Asaf adalah nama seorang pemain musik ibadat dari suku Lewi yang ditugaskan oleh Daud untuk memimpin nyanyian ketika tabut perjanjian dibawa masuk ke Yerusalem (1Taw 6:39; 15:17-19; 16:4-6) dan yang hadir pada saat peresmian kenisah buatan Salomo (2Taw 5:12). Keluarga dan keturunan Asaf masih aktif sebagai pemusik pada zaman kemudian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Jilid IV (Maz.90-106):</b> Bagian ini juga terdiri atas 17 Mazmur. Kita temukan 6 dari 7 mazmur yang bertemakan Yahweh meraja (93 dan 95-99). Mazmur 103 dan 104 dihubungkan satu sama lain dengan rumusan pujian kepada Tuhan (Yahweh) yang ditempatkan pada bagian awal dan akhir. Mazmur 105-106 sama-sama memuji kuat kuasa Allah atas sejarah Israel. Keduanya dimulai dengan ungkapan ”Bersyukurlah kepada Tuhan” dan diakhiri dengan ”Haleluya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Jilid V (Maz.107-150): </b>Bagian ini merupakan kumpulan yang terbanyak dari kelima jilid kitab Mazmur, karena di dalamnya terdapat 44 buah Mazmur. Mazmur-mazmur Daud terdapat pada bagian-bagian awal (108-110) dan menjelang akhir (138-145). <b><u>Mazmur 119 adalah khusus karena disusun menurut urutan abjad Ibrani</u></b>. Bentuk mazmur yang ditulis dengan memakai urutan abjad Ibrani ini disebut ”mazmur akrostik”. Mazmur 120-134 adalah koleksi mazmur ziarah. Mazmur 140-143 adalah rangkaian terakhir dari keluhan individual. Bagian kelima dari kitab Mazmur ini diakhiri dengan lima rangkaian ungkapan pujian: ”Pujilah Allah/Dia” dan ”Haleluya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PENGALAMAN DAN PEMAHAMAN IMAN DI DALAM MAZMUR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mazmur sebagai doa adalah ungkapan iman yang berangkat dari pengalaman nyata. Pemazmur di dalam doanya bukan hanya berbicara kepada Allah tetapi juga berbicara tentang Tuhan. Segala pergulatan hidup pemazmur, baik dalam suka maupun duka, tidak terlepas dari mata Tuhan Allah. DIA selalu hadir dan tahu apa yang terjadi pada umat-Nya. Allah bukan hanya tahu dan hadir tetapi juga bertindak sebagai Penyelamat. Untuk itulah pemazmur dengan penuh iman berdoa kepada-NYA. Allah disadari oleh pemazmur sebagai IA yang hadir dengan karya penciptaan-NYA, karya penyelenggaraan-NYA, dan karya keselamatan-NYA. Dia mewahyukan Diri-NYA dengan berbagai macam cara. Manusia beriman dapat mengenal perwahyuan Allah antara lain lewat ciptaan-NYA dan tindakan-NYA. Meskipun begitu, karena kerapuhannya, manusia sering mengabaikan kehadiran dan perwahyuan Tuhan. Manusia jatuh di dalam dosa dan harus bertobat agar memperoleh rahmat keselamatan. Berhadapan dengan karya-karya Tuhan yang luar biasa, umat beriman layak bersyukur dan memuji-NYA. Meskipun umat harus bergulat dengan berbagai macam persoalan, namun kedekatan dengan Tuhan akan membuat hati tenang dan teguh (inilah yang dimaksud dengan Syalom - ketentraman - damai sejahtera). Di dalam mazmur-mazmur kepercayaan, pemazmur mengungkapkan betapa Tuhan menjadi perlindungannya dan kepada-NYA dia berani mengandalkan diri sepenuhnya. Di dalam mazmur-mazmur pujian, iman umat terungkap lebih jelas. Iman yang diungkapkan bukanlah iman yang teoretis, tetapi iman yang berangkat dari pengalaman hidup nyata, yang dihayati oleh pemazmur secara pribadi (individual, personal) ataupun bersama-sama (kolektif).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>STRUKTUR MAZMUR 119</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bahasa Ibrani Mazmur 119 ini dinamai "Ashrei temimei derech" ("Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela"), sesuai ayat pertamanya. Merupakan doa orang yang bersukacita dan hidup berdasarkan hukum Taurat Allah. Alkitab TB Bahasa Indonesia terbitan LAI memberikan judul <u>Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat TUHAN</u>. Pengarang mazmur ini tidak ditulis dan tidak diketahui, walaupun banyak yang menganggapnya bagian dari karya Raja Daud.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mazmur 119 adalah mazmur dan pasal terpanjang dalam Alkitab; terdiri dari 176 ayat, yang terbagi dalam 22 seloka (stanza), masing-masing berisi 8 ayat (22 x 8 = 176). Tiap ayat dalam satu seloka dimulai dengan satu huruf yang sama sesuai urutan abjad Ibrani (alef sampai taw). Abjad Ibrani sendiri terdiri dari 22 huruf (Alef - Bet - Gimel - Dalet - He - Waw - Zayin - Het - Tet - Yod - Kaf - Lamed - Mem - Nun - Samekh - Ayin - Pe - Tsadi - Qof - Resh - Shin - Taw). <u>Bacaan kita pekan ini adalah bagian ke-21 dari 22 seloka, yang dari bahasa Ibrani diawali dengan huruf ke-21 yaitu Shin.</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam gereja ortodoks, ada tradisi cerita bahwa raja Daud menggunakan mazmur ini untuk mengajari Salomo kecil mengenal abjad, bukan saja untuk menulis, tetapi untuk perkembangan hidup rohaninya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>URAIAN - HIDUP DI BAWAH FIRMAN TUHAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari isi bacaan kita pekan ini Maz.119:161-168 kita dapat membuat tema khusus yang kira-kira berbunyi: <u>Hidup di bawah Firman TUHAN.</u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><u>Maz.119:161-163 - PERASAANKU TERHADAP TUHAN</u></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Mazmur 119:161 Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar. 119:162 Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan. 119:163 Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di 3 ayat ini, pemazmur melukiskan perasaannya terhadap TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bahwa dibandingkan manusia, pembesar sekalipun yang mengejarnya tanpa alasan, ia masih lebih gemetar terhadap Firman TUHAN. Ini melukiskan penempatan TUHAN pada tempat yang selayaknya, karena banyak kali dalam kehidupan ini kita menyaksikan rasa takut kepada manusia menyebabkan kejatuhan dalam dosa, dan rasa gentar terhadap TUHAN menyebabkan seseorang mau menjadi martir dan mati bagi-NYA!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Bahwa janji TUHAN pasti akan dipenuhi-NYA itu sangat menggembirakan pemazmur. Bagaimana kita dapat mengetahui ketepatan janji TUHAN? melalui Alkitab, Firman Tuhan yang ditulis dengan pengilhaman Roh Kudus, tentu akan membuat kita jauh lebih gembira dari pemazmur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Bahwa dari Firman TUHAN itulah, manusia dapat mengetahui tentang dosa dan menimbulkan perasaan benci dan jijik terhadap dusta. Firman TUHAN akan menjauhkan manusia dari dosa, dan sebaliknya dosa akan menjauhkan manusia dari Firman TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><u>Maz.119:164-165 - PENYEMBAHANKU KEPADA TUHAN</u></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Mazmur 119:164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. 119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di 2 ayat ini pemazmur melukiskan penyembahan yang ia lakukan kepada TUHAN karena ia menemukan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bahwa Firman TUHANlah yang menjadi pengatur langkah kehidupannya, dengan hukum-hukum TUHAn yang adil. Dan karena itulah ketentraman hidup ia peroleh dengan menjadi pelaksana Firman TUHAN. Sadarkah kita, bahwa seringkali dalam pengalaman nyata kehidupan, kita diselamatkan oleh karena membaca dan mengetahui Firman TUHAN, ketika kita mengambil keputusan dengan berpedoman pada Firman-NYA sehingga terhindar dari kejatuhan, malapetaka dan dosa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Bahwa ada berkat ganda bagi kecintaan terhadap Firman TUHAN, yaitu ketentraman (syalom) dan terhindar dari kejatuhan, malapetaka dan dosa. Ketentraman datang dari perenungan mendalam akan ketetapan-ketetapan TUHAN dan keselamatan datang dari kesetiaan TUHAN menjaga kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><u>Maz.119:166-168 - KETAATANKU KEPADA TUHAN</u></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Mazmur 119:166 Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu. 119:167 Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya. 119:168 Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang sudah diuraikan pada bagian Pemahaman Iman di atas, maka spritualisme sejati tumbuh dari pengalaman yang sangat pribadi dengan TUHAN. Dalam bagian ini pemazmur mengedepankan 3 aspek dalam pengalamannya sebagai anak-anak TUHAN:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pemazmur mentaati TUHAN karena ia mengharapkan keselamatan. Jadi bukan karena ketaatannya maka ia beroleh keselamatan itu, tetapi ketaatannya dalam melakukan perintah-perintah TUHAN adalah jalan utama menunjukkan syukurnya untuk keselamatan yang disediakan TUHAN. (119:166)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pemazmur menekankan bahwa ketaatannya berpegang pada peringatan-peringatan TUHAN timbul dari rasa kasih yang mendalam dan bukan karena tekanan atau takut. (119:167)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pemazmur menyatakan bahwa ketaatannya dimotivasi oleh karena ia tahu mata TUHAN senantiasa tertuju pada setiap ciptaan-NYA. (119:168)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>APLIKASI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mengapa dipakai istilah "hidup di bawah Firman TUHAN"? Karena dengan istilah di bawah (bukan di atas atau di tengah) maka kita taat dengan iman, taat dengan kasih dan taat dengan damai sejahtera kepada TUHAN melalui Firman-NYA.</div>
<div style="text-align: justify;">
-. Inilah pengajaran yang oleh Kristus Yesus dinyatakan dalam <i>Mat.4:4</i> ketika IA menghadapi iblis dan menyatakan: <i>Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Ul.8:3)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
-. Inilah yang dimaksudkan Kristus Yesus ketika IA berkata bahwa: <i>"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (Yoh.14:15)</i> dan juga di <i>Yoh.15:10 = Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Perasaan, Penyembahan dan Ketaatan pemazmur hanya dapat dibangun melalui pendalaman terhadap Firman TUHAN, sehingga ketika pemazmur hidup di bawah Firman TUHAN, ia dapat merasakan damai sejahtera dan ketentraman, (sekali lagi ditekankan) - bukan tanpa cobaan dan masalah - tetapi lebih kepada perasaan aman dan tenang dekat kepada-NYA dalam melalui berbagai cobaan dan masalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
-. Inilah perasaan yang ingin dicontohkan Kristus Yesus kepada murid-muridNYA ketika ia tertidur di atas kapal yang diombang-ambingkan gelombang (<i>Mark.4:35-41</i>) - IA menghendaki murid-muridNYA percaya supaya tidak takut!. Perasaan yang sama juga IA contohkan sendiri, ketika IA menghadapi pengkhianatan, ditangkap dan disalibkan. Tenang, teduh, tegas tetapi penuh penyerahan, karena IA sendiripun hidup di bawah Firman Bapa-NYA.<br />
<div>
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><u>Mengasihi TUHAN adalah taat akan Firman-NYA, dan taat melahirkan damai sejahtera atau syalom yang sesungguhnya.</u></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">ITT - Jakarta, 20 November 2013.</span></b></div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-30621305404377901762013-11-14T01:45:00.001+07:002013-11-14T12:03:47.144+07:00Habakuk 3:12-19<div style="text-align: justify;">
(Sesuai SBU - Rabu, 27 November 2013)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:12 Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:13 Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan. Sela</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:14 Engkau menusuk dengan anak panahnya sendiri kepala laskarnya, yang mengamuk untuk menyerakkan aku dengan sorak-sorai, seolah-olah mereka menelan orang tertindas secara tersembunyi.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:15 Dengan kuda-Mu, Engkau menginjak laut, timbunan air yang membuih.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:16 Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PENGANTAR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi mayoritas orang percaya Kitab Habakuk biasanya dikenal hanya karena dua hal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Pertama</u>, ajaran tentang “orang benar akan hidup oleh iman” (2:4b). Ungkapan ini menjadi akrab di telinga orang Kristen bukan karena mereka mengenalnya dari Kitab Habakuk, tetapi karena ungkapan tersebut dikutip oleh Paulus dalam suratnya (Rom 1:16). Di samping itu, ungkapan ini juga sebagai dasar dari semboyan reformasi “pembenaran oleh iman”, yang dipopulerkan oleh Martin Luther.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Kedua</u>, nyanyian Habakuk di pasal 3. Bagian yang paling terkenal dari nyanyian ini adalah ayat 17-18. Dalam bagian ini Habakuk mengungkapkan sumber penghiburan yang ia miliki. Sukacita sejati Habakuk di dalam Tuhan yang tidak dipengaruhi oleh situasi hidupnya yang menderita telah memberikan banyak inspirasi bagi orang Kristen modern. Versi Indonesia dari nyanyian ini bisa kita temukan di Kidung Jemaat No.333 yang berjudul "Sayur kubis jatuh harga", juga dari beberapa nanyian pop rohani yang dinyanyikan Gloria Trio.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah yang unik dari Kitab Habakuk? Yang paling jelas, kitab ini adalah satu-satunya kitab yang berkaitan dengan pergumulan atau pertanyaan Habakuk sendiri. Kitab ini merupakan elaborasi (perenungan mendalam) dari dua pertanyaan yang diajukan Habakuk kepada Allah (1:2-3, 12-13). Kitab para nabi yang lain biasanya merupakan teguran terhadap dosa-dosa umat, berita kelepasan yang menghibur umat Allah, berita penghukuman atas umat Allah atau bangsa kafir. Pemberitaan ini hampir semua ditujukan pada umat. Kitab Habakuk justru terfokus pada diri sang nabi. Kitab ini merupakan jawaban Tuhan atas pergumulan Habakuk dan bagaimana Habakuk mengungkapkan keyakinan tersebut sebagai respon terhadap jawaban Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pendeknya, kalau kitab para nabi yang lain lebih merupakan komunikasi dari Allah kepada umat, maka Kitab Habakuk adalah komunikasi dari nabi kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kitab Habakuk memiliki keunikan lain, yaitu karena nyanyian dalam kitab ini secara eksplisit disertai beberapa karakteristik sebuah mazmur pujian kepada TUHAN, misalnya pendahuluan mazmur yang menunjukkan jenis mazmur (3:1), pemakaian “sela” (3:3a, 9a, 13b), penutup mazmur yang mengindikasikan jenis instrumen yang seharusnya dipakai (3:19).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pandangan tradisional Yahudi dan Kristen meyakini bahwa kitab ini ditulis oleh Habakuk. Pemunculan nama “Habakuk” dua kali dalam bagian yang penting dalam kitab ini (1:1; 3:1) merupakan petunjuk yang memadai untuk mengetahui identitas penulis kitab ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mayoritas ahli Alkitab umumnya meletakkan pelayanan Habakuk pada zaman sebelum pembuangan ke Babel, namun mereka belum mencapai konsensus tentang periode yang spesifik. Salah satu usulan yang paling masuk akal adalah pada zaman pemerintahan Yoyakim (609-598 SM) sampai pra-pembuangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TUJUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan Kitab Habakuk sangat berkaitan dengan isu tentang keadilan Allah. Keberdosaan bangsa Yehuda yang sangat parah dan berlangsung lama tanpa penghukuman ilahi telah menimbulkan pergumulan tentang keadilan Allah dalam diri Habakuk (1:2-3). Isu ini menjadi lebih relevan bagi bangsa Israel karena konsep keagamaan yang berkembang waktu itu berbeda dengan situasi modern.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bangsa Yahudi sangat memahami dan mengalami konsep “taat = berkat” dan “berbuat jahat = kutuk” (bdk. Ul 30). Kemujuran orang fasik jelas merupakan fakta yang sulit dijelaskan dalam konteks teologi seperti ini (bdk. Mzm 73). Ketika Allah memberikan jawaban bahwa Ia akan memakai Bangsa Babel sebagai alat penghukuman, hal ini kembali membuat Habakuk bergumul. Bagaimana mungkin sebuah bangsa yang terkenal begitu kejam dan jahat dipakai TUHAN untuk menghukum bangsa lain yang lebih baik (1:12-13)? Bukankah seharusnya Bangsa Babel lebih pantas untuk dihukum?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jawaban yang diberikan dalam Kitab Habakuk sebenarnya ada dua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Jawaban pertama</u> adalah penampakan kemuliaan TUHAN. Sama seperti Ayub yang melihat TUHAN dalam kemuliaan-Nya (Ay.38-41) dan akhirnya bertobat (Ay.42), demikian pula Habakuk melihat kemuliaan Allah (Hab.3:3-16). Kemuliaan Allah di Habakuk 3 berfungsi untuk mendorong ketergantungan penuh kepada hikmat Allah sambil mengakui keterbatasan manusia untuk memahami TUHAN. Habakuk mungkin tetap tidak akan bisa memahami jawaban ilahi sepenuhnya sama seperti Ayub (Ay 42:3) dan bahkan kita semua, tetapi keyakinan penuh pada ketidakterbatasan Allah seringkali merupakan jawaban terjauh yang bisa kita dapatkan, karena orang benar akan hidup dengan iman (2:4b).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Jawaban kedua</u> adalah secara verbal. TUHAN mengajarkan bahwa kejahatan pasti akan mendapat hukuman dari Allah, terlepas dari waktu maupun bentuk hukuman yang dipakai TUHAN. Bangsa Yehuda yang berdosa akan dihukum (1:4-11), demikian pula dengan Bangsa Babel yang dipakai TUHAN untuk menghukum mereka (2:6-20) akan menerima hukuman setimpal dari TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>STRUKTUR dan KONTEKS</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pergerakan pemikiran Habakuk dapat dengan jelas membentuk Struktur kitab ini. Perhatikan kembali, bahwa Nabi Habakuk hidup pada masa sebelum pembuangan Israel ke Babel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pendahuluan (1:1)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. a. Pertanyaan nabi 1: mengapa orang fasik tidak dihukum? (1:2-4) </div>
<div style="text-align: justify;">
b. Jawaban TUHAN: Orang Kasdim akan dibangkitkan untuk menghukum (1:5-11)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
3. a. Pertanyaan nabi 2: mengapa orang fasik menghukum orang yang lebih benar? (1:12-17) </div>
<div style="text-align: justify;">
b. Jawaban TUHAN: menunggu dan beriman (2:1-5)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Lima ucapan celaka untuk penindas (2:6-20)</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Celaka 1 (2:6-8)</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Celaka 2 (2:9-11)</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Celaka 3 (2:12-14)</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Celaka 4 (2:15-18)</div>
<div style="text-align: justify;">
e. Celaka 5 (2:19-20)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Nyanyian Habakuk (3:1-19)</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Judul nyanyian (3:1)</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Doa: meminta TUHAN mengingat karya keselamatan-Nya (3:2)</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Gambaran tentang kedasyatan penampakan TUHAN (3:3-7)</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>d. Kemenangan dahsyat TUHAN (3:8-15) ===> Bagian 1 bacaan kita pekan ini</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b> e. Respon iman Nabi Habakuk (3:16-19) ===> Bagian 2 bacaan kita pekan ini</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bacaan kita pekan ini adalah bagian terakhir dari pasal 3 yang konteksnya adalah Doa yang dilagukan/dinyanyikan dengan nada meratap. Dalam doanya ini, Nabi Habakuk meminta TUHAN untuk mengingat karya keselamatan yang telah TUHAN lakukan atas Israel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Doa ini menyertakan 2 hal yang menarik untuk kita pahami, yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
-. Pertama, ayat 3-15 Nabi habakuk mengingat kembali/rekoleksi akan siapa Allah dan karyaNYA bagi Israel, khususnya pembebasan dari Mesir. </div>
<div style="text-align: justify;">
-. Kedua, ayat 16-19 yaitu pernyataan atau respon iman Nabi Habakuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>URAIAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari struktur di atas, kita dapat melihat bahwa bacaan kita pekan ini terpecah dalam 2 topik yaitu Kemenangan dahsyat TUHAN (Hab.3:12-15) dan Respon iman Nabi Habakuk (Hab.3:16-19).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b><u>Kemenangan dahsyat TUHAN - Habakuk 3:12-15</u></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:12 Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa. 3:13 Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan. Sela 3:14 Engkau menusuk dengan anak panahnya sendiri kepala laskarnya, yang mengamuk untuk menyerakkan aku dengan sorak-sorai, seolah-olah mereka menelan orang tertindas secara tersembunyi. 3:15 Dengan kuda-Mu, Engkau menginjak laut, timbunan air yang membuih.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila kita mencermati, dalam doa bernada ratapannya ini, Nabi Habakuk merentangkan dengan panjang lebar segala sesuatu hal untuk mengingat kebesaran TUHAN atau istilah rekoleksi di atas. Dalam Rekoleksi itu sang Nabi lakukan dalam 6 tahapan di sepanjang pasal 3:3-15 ini, bacaan kita hanya menyorot bagian terakhir dari rekoleksinya, tetapi mari kita lihat dengan rinci:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:3-4</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:5</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:6-7</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:8-10</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:11-12 - Dia adalah Allah yang jagat raya juga tunduk kepadaNya (bandingkan Kemenangan Israel di Gibeon, Yos 10:12-13). Jika kita bisa memahami bahwa Allah adalah penguasa jagat raya, bukankah dia juga adalah Allah yang berkuasa atas hidup, pekerjaan, persoalan besar yang kita alami? Habakuk mengalami penantian yang panjang akan jawaban Tuhan (ayat 1-2) tetapi bukan berarti dia menganggap Allah itu adalah Allah yang pasif, tetapi dia tetap melihat Allah itu sebagai Allah yang luar biasa, Maha Besar dan Maha Kuasa yang penuh dengan kemuliaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:13-15 - Dia adalah Allah yang kedatanganNya untuk menyelamatkan umat Israel dengan menghancurkan Mesir dan Laut Merah. Allah berperang bagi Israel untuk mengalahkan musuh-musuh mereka!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana dahsyatnya kemampuan Allah perlu diingat oleh Nabi Habakuk, sehingga akhirnya, ketika ia mengingat kembali semua karya Allah, maka tidak satupun keraguan atas kemampuan Allah karena IA sanggup melakukan apapun, seperti kedahsyatan-kedahsyatan di atas! segala jawaban telah ia peroleh, semua pertanyaan sudah terjawab dan selanjutnya ....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b><u>Respon iman Nabi Habakuk - Habakuk 3:16-19</u></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>3:16 Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami. 3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. 3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Ayat 16 keluar dari bibir nabi, dapat lahir karena perenungan mendalam di atas. Ini adalah suatu pengakuan atas kedahsyatan Allah yang membuat nabi tergetar hebat. Dan ia akhirnya dapat dengan tenang menantikan hari kesusahan ketika Babel menyerang dengan mengetahui, memahami dan mengimani bahwa TUHAN tidak akan meninggalkan Israel. Meski pada awalnya ketika ia mengetahui kekuatan Babel, ia hendak mengadu kepada TUHAN dan menantikan jawaban-NYA (Hab.2:1). Tetapi sekarang, setelah mengingat kembali dahsyatnya apa yang TUHAN sudah lakukan bagi Israel, ia tidak lagi dapat berkata apa-apa selain duduk menunggu (bandingkan Ayub 42:1-6) apa yang TUHAN akan lakukan terhadap Babel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Catatan:</u> </div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 3 ayat yang banyak membantu penulis untuk senantiasa bertahan dalam pergumulan menanti jawaban TUHAN</div>
<div style="text-align: justify;">
Kel.14:13 = Berdirilah tetap</div>
<div style="text-align: justify;">
Rut 3:18 = Duduk sajalah menanti</div>
<div style="text-align: justify;">
Maz.46:10 = Diamlah dan ketahuilah</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam berbagai masalah, penulis belajar bahwa terkadang kita hanya perlu tetap berdiri teguh, menanti dengan sabar serta diam dan teduh di hadirat TUHAN daripada melakukan sesuatu tindakan yang ceroboh yang akhirnya akan kita sesali sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Ayat 17-19 adalah komitmen nabi atas perenungan tadi. Memakai metafora tumbuhan dan hewan yang adalah mata pencaharian utama Nabi Habakuk, ia menyusun pengertian mendalam bahwa sekalipun semuanya gagal tetapi ia tetap bersuka-cita dalam Allah yang menyelamatkannya karena Allah adalah kekuatan sang Nabi dan Israel diharapkan dapat menangkap makna ini dan percaya penuh kepada TUHAN. Walaupun lemah secara fisik, tetapi iman percayanya kuat dan penuh kepada TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Catatan:</u></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali kepada KJ.333 sayur Kubis Jatuh Harga - seringkali Kidung Jemaat ini jadi bahan tertawaan dengan judul dan liriknya yang aneh, tetapi bagi orang percaya di Indonesia, sebenarnya KJ ini mengandung makna yang sangat dalam akan respon iman kita terhadap TUHAN, khususnya dalam keadaan sekarang ketika ekonomi memburuk, lapangan pekerjaan yang susah, harga-harga membumbung naik serta ketidak-adilan terjadi dimana-mana. Lirik akhir KJ.333 = <b>KepadaNYa ku percaya, aku tidak akan jatuh: Tuhan Allah kekuatanku.</b> - Sungguh indah bukan? Barangkali sudah saatnya lagu ini dipopulerkan kembali dan sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam rumpun Musim dan Panen melainkan pada rumpun Pernyataan Keyakinan Iman di buku KJ - Bertahun mengikuti ibadah, seingat penulis, hanya sekali dua kidung ini dinyanyikan di sekitar tahun 1980an.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau di awal kitab ini (Hab.1:2-4) Nabi Habakuk berseru mempertanyakan sikap TUHAN, maka di penghujung akhir kitab ini terjadi hal yang bertentangan, sang nabi mengakhirinya dengan ungkapan yang luar biasa di ayat 19. </div>
<div style="text-align: justify;">
Respon iman ini tidak terjadi seketika. Tanpa rekoleksi atau perenungan mendalam mengingat karya TUHAN dalam kehidupannya dan perjalanan umat Israel, tanpa doa yang sungguh-sungguh yang dilakukan dengan jujur, rendah hati dan mengakui kemaha-kuasaan TUHAN, maka respon iman yang luar biasa ini tidak akan lahir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>APLIKASI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bacaan kita secara khusus, dan kitab Habakuk secara umum dapat menjadi kekuatan yang besar bagi kita yang sedang menghadapi permasalahan sekarang, maupun di masa akan datang dimana kelihatannya keadaan tidak membaik sedikitpun bahkan memburuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kitab ini mengajarkan kita untuk tidak pesimis, tetapi senantiasa optimis dan bersyukur dengan hanya bersandar dan beriman penuh kepada TUHAN. Menyadari kekuatan TUHAN dan mengakui kedaulatannya serta mengaku dengan jujur dan rendah hati akan segala dosa kita, akan mengajarkan kita seperti Nabi Habakuk .... Allah Tuhanku itulah kekuatanku. </div>
<div style="text-align: justify;">
Bukankah Kristus Yesus sendiri mengajarkan kepada kita untuk mengakui kedaulatan BAPA-NYA dan berserah dengan berkata <u><i>"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."</i></u> (<i>Lukas 22:42</i>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tidak mudah, bahkan berat, .... tetapi bukan berarti tidak bisa.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">ITT - Jakarta, Kamis 14 November 2013.</span></b></div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-59212839640977546182013-11-13T02:38:00.000+07:002020-02-28T11:46:56.647+07:00Amos 8:4-8<div style="text-align: justify;">
(Sesuai SBU - Rabu, 20 November 2013)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>8:4 Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>8:5 dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>8:6 supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>8:7 TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: "Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>8:8 Tidakkah akan gemetar bumi karena hal itu, sehingga setiap penduduknya berkabung? Tidakkah itu seluruhnya akan naik seperti sungai Nil, diombang-ambingkan dan surut seperti sungai Mesir?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PENGANTAR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kitab Amos ditulis oleh nabi Amos. Amos, salah seorang peternak domba yang berasal dari Tekoa (1:1), sebelah tenggara Betlehem, adalah nabi pertama dalam Alkitab yang pesannya dicatat secara terperinci. Ia berasal dari sebuah kota di Yehuda/Kerajaan Selatan, tetapi ia berkhotbah kepada orang-orang Israel di Kerajaan Utara sekitar pertengahan abad ke-8 SM (7:12-13). Kitab Amos hanya memberikan petunjuk historis bahwa Amos melayani pada masa pemerintahan Raja Yerobeam di Israel dan Raja Uzia di Yehuda (1:1).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada masa itu banyak orang hidup makmur, ibadah dipentingkan, dan negeri Israel nampaknya damai. Tapi Amos melihat bahwa yang mengecap kemakmuran hanyalah para hartawan yang memperkaya diri dengan hasil penindasan dan ketidakadilan terhadap orang miskin. Orang menjalankan ibadah dengan hati yang tidak tulus, dan keadaan damai hanya tampak dari luar. Dengan berani dan penuh semangat, Amos menyampaikan pesan bahwa Tuhan akan menghukum bangsa Israel. Amos menyerukan agar keadilan "mengalir seperti air". Ia berkata, "Mungkin Tuhan akan mengasihani orang-orang yang tersisa dari bangsa Israel" (5:15).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara rinci keadaan Israel (secara khusus di Kerajaan Utara) dapat kita ketahui dari kitab Amos sbb:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Situasi Politik.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Masa pemerintahan Raja Yerobeam II merupakan masa kemakmuran bagi Israel, demikian pula dengan apa yang dialami Yehuda pada masa pemerintahan Raja Uzia. Israel dan Yehuda dapat menaklukkan negara-negara tetangga dan memperluas daerah perbatasan mereka melampaui batas yang ada pada zaman Salomo (bdk. 2 Raja 14:25; 2Taw.26:6-8). Kekuasaan besar Mesir dan Asyur pada saat itu lebih tertarik dengan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar mereka, sehingga daerah Palestina bebas dari dominasi luar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kondisi teritorial yang semakin luas serta kebebasan dari dominasi asing membuat Israel dan Yehuda hanyut dalam perdagangan internasional serta pajak-pajak yang dihasilkan dari perdagangan tersebut. Bukti-bukti arkeologi menunjukkan kemakmuran Samaria pada periode tersebut. Dengan kata lain, pada masa itu Israel dan Yehuda berada pada puncak kemakmuran secara politik dan ekonomi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Iklim semacam itu mendorong kemunculan optimisme publik yang berlebihan tentang prospek bangsa itu pada masa mendatang. Mereka meyakini bahwa bangsa Israel masih akan terus berkembang dalam segala aspek. Tidak heran ketika Amos dan Hosea memberikan evaluasi yang berbeda dengan optimisme tersebut, mereka langsung menolak berita tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Situasi Sosial & Ekonomi.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesuksesan militer dan politik pada gilirannya melahirkan orang-orang yang kuat secara ekonomi dan sosial. Perdagangan meningkat tajam (8:5a), bahkan berskala internasional (3:9). Pembangunan gedung-gedung makin berkembang (3:15). Jumlah rumah semakin banyak (3:15b; 5:11; 6:8) dan perabotan pun semakin bervariasi (3:10, 12b,15b;6:4a). Pengembangbiakan pohon anggur dan ternak meningkat untuk mencukupi permintaan pelanggan (5:11b; 6:4b) karena kehausan pelampiasan akan pesta-pesta (4:1;6:4,6). Mereka menyalahgunakan kekuasaan dan kekayaan mereka untuk menindas mereka yang miskin dan lemah. Ketidakadilan dapat ditemui di mana-mana dengan mudah (5:7, 15, 24; 6:12). Praktek penipuan dalam berbisnis semakin menguntungkan (8:5b). Perbudakan karena utang yang belum terbayar semakin beragam bentuknya (2:6;8:6). Orang-orang yang kurang mampu secara sosial dieksploitasi (2:7a; 4:1;8:4) Hak-hak mereka ditindas melalui intimidasi para saksi dan hakim (2:7a;5:10,12). Situasi seperti inilah yang menjadi fokus pemberitaan Amos.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Situasi Keagamaan.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalah utama pada zaman Amos adalah penyembahan berhala (2:8; 5:5, 26; 7:9-13; 8:14). Walaupun mereka tetap menjalankan ibadah kepada TUHAN (4:4-5; 5:21-26), maupun memelihara Sabat (8:5), tetapi hidup mereka secara keseluruhan bertentangan dengan keagamaan mereka. Mereka tidak memperhatikan keadilan (2:7-8). Kemabukan menjadi sesuatu yang umum, bahkan di kalangan para wanita (4:1; bdk.2:8). Semua ini membuat TUHAN muak dengan semua ibadah mereka (5:23-25).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TUJUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kitab Amos ditulis untuk menegur bangsa Israel yang meletakkan kepercayaan diri mereka pada tempat yang salah. Status sebagai keturunan Yakub, ibadah eksternal yang masih berlangsung dan kesuksesan dalam segala hal telah membuat mereka merasa aman.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka tidak percaya bahwa malapetaka akan didatangkan oleh TUHAN atas mereka. Hari TUHAN menurut mereka adalah hari kemenangan, padahal hari itu justru menjadi kekelaman bagi mereka (5:18, 20).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tengah situasi seperti ini mereka diperingatkan untuk bertobat. Mereka perlu diingatkan bahwa hukuman TUHAN berlangsung adil atas semua bangsa, baik bangsa pilihan maupun bangsa kafir (Amos 1-2). Jika mereka tidak mau bertobat, maka TUHAN akan mendatangkan hukuman. Mereka yang menjadikan teman sebangsanya budak akan menjadi budak di negeri asing (9:4). Ayah dan anak yang sama-sama berzinah dengan pelacur (2:7-8) akan menyaksikan isteri mereka dijadikan pelacur dan anak-anak mereka mati oleh pedang (7:17). Mereka yang menindas orang miskin (2:7; 4:1) akan ditindas (2:13).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>STRUKTUR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Judul 1:1</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pendahuluan 1:2</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Hukuman atas negara-negara tetangga Israel 1:3 - 2:5 </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Hukuman atas Israel 2:6 - 6:14 </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Lima penglihatan 7:1 - 9:10 </div>
<div style="text-align: justify;">
a. Penglihatan pertama: belalang 7:1-3</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Penglihatan kedua: api 7:4-6</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Penglihatan ketiga: tali sipat 7:7-9</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Amos dan Amazia 7:10-17</div>
<div style="text-align: justify;">
e. Penglihatan keempat: bakul dengan buah-buahan 8:1-2</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i> f. Pernyataan penghukuman 8:3-14 ===> bagian bacaan kita pekan ini.</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
g. Penglihatan kelima: Tuhan dekat mezbah 9:1-6</div>
<div style="text-align: justify;">
h. Pernyataan penghukuman 9:7-10</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
6. Dua janji keselamatan 9:11-15</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pemulihan kemah Daud 9:11-12</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Kembalinya kemakmuran 9:13-15</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari uraian di atas, maka segera tampak bahwa tema teologis yang dominan dalam Kitab Amos adalah tentang keadilan TUHAN. Allah melakukan penghakiman-Nya tanpa memandang bulu. Baik bangsa kafir maupun umat-Nya sendiri akan dihakimi sesuai perbuatan mereka. Tidak ada satu bangsa pun yang kebal dari hukuman (Am 1-2). Di samping itu, keadilan ditempatkan Allah sebagai prioritas hidup yang melebihi upacara keagamaan secara eksternal (5:24).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KONTEKS BACAAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bacaan kita pekan ini termasuk ke dalam 5 penglihatan Nabi Amos mengenai apa yang akan terjadi bagi Israel di kemudian hari bila mereka tidak bertobat, hal mana penglihatan Nabi Amos ini membangkitkan kemarahan Amazia, imam di Betel yang melaporkan Amos kepada Raja Yerobeam dengan tuduhan persepakatan melawan raja (7:10-11).</div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan struktur lebih rinci dari pasal 8 ini:</div>
<div style="text-align: justify;">
Amos 8:1-2 = Penglihatan keempat: bakul dengan buah-buahan</div>
<div style="text-align: justify;">
Amos 8:3<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>= Pernyataan Penghukuman</div>
<div style="text-align: justify;">
Amos 8:4-6 = Dosa bangsa Israel</div>
<div style="text-align: justify;">
Amos 8:7-10 = Ratapan penderitaan</div>
<div style="text-align: justify;">
Amos 8:11-14<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>= TUHAN berdiam diri</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi bagian bacaan kita pekan ini mempelajari tentang salah satu dosa Israel yang diingatkan Nabi Amos supaya mereka bertobat, bila tidak ingin ada ratapan penderitaan dan akhirnya TUHAN seakan-akan berdiam diri dan tidak memperdulikan mereka sama sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>URAIAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><u>Amos 8:4-6</u></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>8:4 Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini 8:5 dan berpikir: "Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, 8:6 supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Ayat 4 adalah merupakan penekanan terhadap apa yang Nabi Amos serukan di Amos 5:11 (Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, -- sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya.)</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana kita ketahui, hukum Israel yang diberikan TUHAN menghendaki umat Israel untuk membuka tangan lebar-lebar bagi kaum miskin di Ul.15-7-11 - bandingkan Maz.72:12-13.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Dalam ayat 5 dikemukakan bahwa sebegitu jauhnya umat Israel melenceng dari hukum di atas, sehingga mereka juga berlaku munafik, dan menempatkan ibadah mereka, sabat mereka hanya sebagai hiasan/polesan semata padahal adalah suatu kejahatan besar berdagang dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal dan berbuat curang dengan neraca palsu! (Im.19:36; Ul.25:14-15). Perbuatan itu jelas melanggar hukum ke 8 dari 10 perintah TUHAN; Jangan mencuri! yang pelaksanaannya tercatat di Imamat 19:35-36; Ulangan 25:13-16 - bandingkan dengan Ams.11:1; Ams.20:10,23; Yeh.45:10-12.</div>
<div style="text-align: justify;">
Catatan:</div>
<div style="text-align: justify;">
* Bulan baru dan sabat adalah hari-hari yang dikuduskan buat TUHAN. Jadi tujuan utamanya bukan untuk berhenti dari bekerja, tetapi menguduskan dan mengkhususkan satu waktu khusus untuk TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
* Efa adalah ukuran takaran/isi barang bukan cair, sebesar kurang lebih 36 liter. Untuk barang cair digunakan bat yang besarnya sama dengan efa.</div>
<div style="text-align: justify;">
* Syikal adalah ukuran timbangan sebesar 11,4 gram. Biasanya dipakai untuk ukuran jumlah uang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
- Ayat 6 merupakan penekanan atas teguran TUHAN terhadap Israel di Amos 2:6 (<i>2:6 Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut;</i>) - bahkan memperdagangkan barang yang sudah rusak/terigu rongsokan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b><u>Amos 8:7-8</u></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Amos 8:7 TUHAN telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: "Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka! 8:8 Tidakkah akan gemetar bumi karena hal itu, sehingga setiap penduduknya berkabung? Tidakkah itu seluruhnya akan naik seperti sungai Nil, diombang-ambingkan dan surut seperti sungai Mesir?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>- </b>Untuk ke 3 kalinya dalam Kitab Amos, kata "TUHAN telah bersumpah" muncul. Sebelumnya didahului di Amos 4:2 dan 6:8. Hal ini cukup mengerikan, karena jelas menekankan bahwa TUHAN tidak akan pernah melupakan dosa-dosa Israel! dan dosa tersebut terjadi karena perilaku arogan keturunan Yakub itu yang tidak mengindahkan hukum TUHAN dan menindas kaum miskin. Jelas, mereka telah melupakan apa yang TUHAN firmankan pada mereka untuk tahu diri, bahwa mereka dahulu juga dilepaskan TUHAN dari Mesir sebagai orang asing yang tertindas (Kel.22:21) dan ketika mereka telah mendiami tanah yang berlimpah susu dan madu sesuai janji TUHAN, maka merekapun lupa segalanya dan tidak lagi mengindahkan Hukum TUHAN! Lebih mengerikan lagi, karena sumpah tersebut menyebutkan bahwa IA tidak akan melupakan perbuatan dosa Israel!</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>-</b> Sungai Nil dipakai Nabi Amos sebagai analogi/perlambang akan TUHAN. Sebagaimana TUHAN yang penuh kasih dan penuh kekuatan yang dahsyat, demikian pula sungai Nil adalah sumber kemakmuran karena aliran sungai tersebut menjadi sumber kehidupan dan kemakmuran, akan tetapi juga dapat merupakan sumber malapetaka kalau sungai tersebut meluap dan membanjiri, menghanyutkan dan membunuh penduduk sekitarnya!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>APLIKASI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mengecilkan efa, membesarkan syikal dan neraca palsu adalah bentuk lain dari mencuri. Dan mencuri menyengsarakan orang lain, merampas hak orang lain dan menyusahkan ciptaan TUHAN. Kristus Yesus menekankan hal ini sebagai bagian dalam mengasihi sesama (Mat.18:18-19; bandingkan Rom.13:9).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kemunafikan seperti pada masa Nabi Amos merasuk sampai ke dalam ibadah mereka, yang dilaksanakan hanya sebagai rutinitas dan ingin cepat-cepat dilewati untuk kembali melakukan hal mencuri di atas. Kita bisa belajar bahwa ibadah sejati tidak dapat dibatasi pada aktivitas keagamaan di gereja atau ibadah rutin lain saja. Ibadah sejati mencakup keseluruhan hidup umat Allah (bandingkan Rom 12:1). Ibadah sejati memperhatikan orang lemah dan yang membutuhkan (bandingkan Yak 1:27). Ibadah dalam arti yang komprehensif seperti inilah yang lebih dicari TUHAN. Tanpa semuanya ini, ibadah kita justru akan menjadi beban bagi TUHAN (Amos 5:21-23) dan kita sendiri akan berada dalam hukuman ilahi (bandingkan 1Kor 11:22, 30).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Keadilan TUHAN adalah mutlak. IA berdaulat dan menguasai kehidupan kita semua, sebagaimana Israel dan suku bangsa lain. Atas keadilan dan kemurahan hati-NYA bukan saja berkat yang sanggup IA senantiasa berikan, namun hukuman-NYA juga mampu menimpa kita, sebagai pribadi dan bahkan bangsa - bila kita melanggar perintah-NYA. Waspadailah itu!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bercermin kepada keadaan Israel di masa Nabi Amos, dan memposisikan situasi dan kondisi kita di Indonesia sekarang ini, seruan Nabi Amos seakan-akan ditujukan kepada kita. Mengapa? Mari buka mata dan lihat di sekeliling kita, dan niscaya kita akan terkejut merasakan bahwa di mana-mana tempat begitu banyak kecurangan dan ketidak-perdulian terhadap orang yang miskin. Munculnya berbagai kasus korupsi membuktikan hal ini, melonjaknya harga-harga dengan tidak lagi mengingat kesusahan yang ditimbulkan oleh rakyat, keadilan yang begitu sulit diperoleh dan kemunafikan oleh pejabat di berbagai bidang usaha maupun pemerintah begitu mencolok - bahkan menggejala pula pemakaian ibadah-ibadah oleh orang percaya untuk memperoleh keuntungan pribadi! - semua hal-hal di atas merupakan suatu duplikasi atas apa yang ditegur oleh Nabi Amos.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari berhenti mengharapkan terus Kasih TUHAN untuk diluputkan dari petaka kalau terus berbuat dosa, dengan mulai aktif menghentikan semua perbuatan dosa itu sendiri!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">ITT - Jakarta, Rabu 13 November 2013.</span></b></div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-34641916075888654852013-11-08T03:29:00.003+07:002013-11-13T03:35:29.609+07:00Daniel 6:29<div style="text-align: justify;">
(Sesuai SBU - Rabu, 13 November 2013)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>6:29 Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PENDAHULUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daniel (Beltsazar) adalah pemuda yang bersama-sama dengan Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh), dan Azarya (Abednego) ditawan ke Babel bersama dengan beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan kaum bangsawan (Dan.1:3). Mereka adalah termasuk dalam kelompok para tawanan pertama yang diangkut ke Babel ketika Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem dan menawan Raja Yoyakim (Dan.1:1-7). Di kota Babilon, Daniel menyaksikan kejahatan di sekelilingnya, namun ia tak pernah mengkompromikan keyakinannya yang ia ketahui sebagai kehendak Allah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yehezkiel dan Daniel berada di Babel pada waktu yang bersamaan. Yehezkiel menyebutkan nama Daniel dan mensejajarkan Daniel dengan Nuh dan Ayub untuk memuji kesalehan Daniel yang luar biasa, dengan mengatakan: Biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub,..... demikianlah firman Tuhan ALLAH...... mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka (<i>Yeh.14:14,20</i>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Kitab Daniel, Pasal 1 sampai 6 menjelaskan bagaimana Daniel dan rekan-rekan tawanan yang karena ketaatan kepada Allah bisa berhasil dan menang melintasi tekanan serta tantangan hidup yang mengancam dan dapat menghancurkan kehidupan mereka. Pasal 3 dan 6 menceritakan tentang kelepasan ajaib yang dialami mereka. Pasal 4 dan 5 menjelaskan tentang hukuman atas para penguasa. Pasal 7 melaporkan tentang penglihatan Daniel mengenai keempat binatang. Kemudian dalam Pasal 8 sampai 12, Daniel menulis tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya Daniel yang ternyata dapat menjelaskan arti dari patung raksasa dalam mimpi Nebukadnezar dalam pasal 2. Ini merupakan cara yang digunakan Allah untuk menempatkan Daniel kepada posisi yang terkemuka dalam pemerintahan. Patung dalam mimpi Nebukadnezar dalam pasal 2 dan binatang-binatang yang dinyatakan dalam penglihatan Daniel dalam pasal 7, keduanya menjelaskan tentang pemerintahan kerajaan-kerajaan Babel, Persia, Yunani, dan Roma secara berturut-turut. Ini adalah bangsa-bangsa yang akan memerintah dunia secara bergantian yang dimulai dari pemerintahan Nebukadnezar sampai genap zaman bangsa-bangsa itu (Luk.21:24). Menjelang akhir zaman, seorang pemimpin dunia akan muncul yang dikenal sebagai antikristus yang akan berperang melawan orang-orang kudus (Dan.7:21). Namun Yesus Kristus akan kembali dan mengalahkannya dan akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya (Dan.2:44). Kerajaan ini dilukiskan lewat sebuah Batu yang tidak diperbuat oleh tangan manusia, yang akan menjadi semakin besar seperti gunung yang akan memenuhi seluruh bumi (Dan.2:34-35). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pelayanan Daniel mencakup keseluruhan 70 tahun penawanan Yehuda. Ia bertugas sebagai pembesar di istana kerajaan Kasdim, Media dan Persia. Daniel menulis pada waktu orang-orang Yahudi sedang mengalami penindasan yang sangat merendahkan dan ketika bangsa itu sedang berdukacita yang sangat dalam atas kehilangan semua harta benda mereka. Kitab Daniel merupakan penghiburan bagi para tawanan di Babel, karena kitab ini memberikan jaminan mengenai kemenangan Israel yang terakhir atas segala musuh-musuhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yesus mengutip nabi Daniel ketika Ia berbicara tentang Pembinasa keji (Mat.24:15; Mark.13:14; bandingkan Dan.9:27; 11:31; 12:11) dan tentang siksaan yang dahsyat (Mat.24:21; bandingkan Dan.12:1) yang akan terjadi. Kristus juga mengutip Daniel ketika Ia mengatakan tentang tanda Anak Manusia di langit (Mat.24:30; bandingkan Dan.7:13-14).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TUJUAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan utama dari Kitab Daniel adalah menunjukkan kedaulatan TUHAN atas dewa-dewa kafir. Kemenangan bangsa kafir atas bangsa Yehuda merupakan cara TUHAN menghukum umat-Nya. TUHAN tetap lebih besar daripada dewa-dewa kafir. Kepastian tentang kedaulatan TUHAN atas bangsa kafir ini diperlihatkan dengan jelas melalui berbagai mujizat kelepasan yang dialami Daniel dan teman-temannya, terutama pada saat mereka dihukum akibat menolak untuk menyembah dewa kafir. Mereka bukan hanya dilepaskan dari kematian, namun mereka justru memegang posisi penting di negara kafir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedaulatan TUHAN juga dinyatakan melalui berbagai nubuat yang menggambarkan pengharapan eskatologis/akhir zaman yang kuat. Bangsa-bangsa kafir dinubuatkan akan muncul (Dan.4-5, 8, 11), namun mereka semua pada gilirannya akan dihukum oleh TUHAN. Pada masa selanjutnya TUHAN akan mendirikan sebuah kerajaan mesianis yang kekal melebihi semua kerajaan (Dan.7:13-14).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>STRUKTUR</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Penawanan Yehuda (1:1-21)</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Mimpi Nebukadnezar (2:1-49)</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Narasi rekan-rekan Daniel (3:1-30)</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Raja pertama Babel (4:1-37)</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Raja terakhir Babel (5:1-31)</div>
<div style="text-align: justify;">
6. <b><i>Narasi Daniel (6:1-29)</i></b> ===> Bagian pembacaan pekan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Mimpi dan penglihatan Daniel (7:1-8:27)</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Kehancuran Yerusalem (9:1-12:13)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>LATAR BELAKANG BACAAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daniel mulai berada di Babel sejak pemerintahan raja Nebukadnezar (1:1-6). Kemudian waktu berjalan terus dan pemerintahan berpindah tangan, termasuk peperangan dan pertarungan politik. Setelah Nebukadnezar, kemudian Bersyazar (5:1), lalu Darius (6:1).</div>
<div style="text-align: justify;">
Rentang waktu ini memberi indikasi bahwa Daniel yang diangkut dari Yehuda pada usia muda, kini dalam masa pemerintahan Darius, ia telah menjadi tua. Namun justru rentang waktu ini memiliki makna penting, yaitu bahwa Daniel tetap mendapat kepercayaan dalam pemerintahan, sekalipun penguasa berganti-ganti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedikit koreksi terhadap gambar-gambar/lukisan yang memperlihatkan Daniel di kandang singa sebagai seorang berusia muda - perlu dibuat - karena ketika pasal 6 terjadi Daniel diperkirakan berusia sekitar 80an tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 28 ayat yang mendahului bacaan kita hari ini yang merupakan ayat terakhir dalam pasal 6. Dalam 28 ayat tersebut dapat kita uraikan sbb:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Tokoh pertama yang disebutkan dalam kisah ini adalah Darius, orang Media. Ia menerima pemerintahan pada usia 62 tahun (6:1). Pemerintahan diterimanya setelah Belsyazar mati terbunuh (5:30) karena tidak menjalankan pemerintahan sesuai dengan kehendak Allah (5:25-28). Pemerintahan Babel diakhiri lalu Media Persia menguasai (5:29).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Para Wakil Raja dan pejabat tinggi. Dalam kisah ini, para wakil raja digambarkan sebagai sekelompok pemimpin yang jahat. Merekalah yang mengarahkan sehingga kejadian dalam Daniel 6 ini terjadi. Ini adalah kumpulan orang-orang yang iri hati, sekaligus menunjukkan ketidakmampuannya mengungguli Daniel dalam berbagai hal. Maka kemudian mereka mengadakan sebuah permufakatan untuk menghancurkan karir Daniel. Mereka menghalalkan semua cara asal tujuan tercapai. Bahkan kalau perlu, mereka membunuh orang yang menghalangi mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan, bahwa apa yang ditulis dalam <i>Amsal 6:16-19</i> (<i>6:16 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: 6:17 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, 6:18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, 6:19 seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.</i>) - semua perkara ini dilakukan oleh para wakil raja dan pejabat tinggi ini dengan Daniel sebagai sasaran mereka. Jadi dengan melakukan apa yang dibenci TUHAN tidak ada seorangpun yang akan selamat dari itu!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Tokoh berikutnya yang ditampilkan adalah Daniel. Dia ditampilkan sebagai tokoh yang sangat ideal. Data pertama yang dicatat adalah bahwa Daniel adalah salah seorang dari tiga pejabat tinggi yang membawahi para wakil raja (6:3). Maka dapat dikatakan bahwa Daniel memiliki kekuasaan yang cukup tinggi, bahkan kemungkinan besar ia hanya kurang kuasanya dibandingkan dengan raja sendiri. Tentu ia adalah seorang yang memiliki kapasitas untuk jabatan itu, baik dalam bidang politik pemerintahan maupun manajemen. Ia bersama 2 orang lagi membawahi seratus dua puluh wakil raja. Daniel digambarkan sebagai seorang yang memiliki integritas tinggi. Tidak didapati satu pun kesalahan atau kelalaian apapun dalam menjalankan pemerintahan (6:5).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Hal yang menarik adalah mengenai spiritualime Daniel yang menyembah Allah bukan dengan rutinitas saja, melainkan dengan konsisten. Bukan hanya 3 kali sehari ia berdoa, tetapi dalam keadaan terhimpit pun ia tetap berdoa seperti yang biasa ia lakukan (6:11)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Allah berkuasa dan berdaulat untuk melindungi Daniel, bahkan membalikkan keadaan sehingga Daniel akhirnya beroleh kedudukan tinggi seperti dalam ayat terakhir pasal 6 ini. Jangankan singa, kerajaan besar bahkan seisi duniapun berada dalam kedaulatan TUHAN!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>URAIAN & APLIKASI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dan.6:29 Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi bukan hanya pada zaman Darius tetapi juga pada zaman pemerintahan Koresh, Daniel mendapatkan kepercayaan mereka dengan kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan tersebut. Kedudukan tinggi yang mana bukan seketika itu ia peroleh, tetapi melalui perjalanan panjang yang penuh integritas khususnya kepada TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari mempelajari latar belakang dalam Dan.6:1-28 dan kesimpulan akhir di Dan.6:29 kita bisa mempelajari beberapa hal:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Bahwa adalah bukan tidak mungkin kita menjalani hidup kudus seperti Daniel di tengah dunia sekarang ini.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang benar bahwa hidup kudus sulit, utamanya di dalam kehidupan pekerjaan dan sosial kemasyarakatan. Kita juga mesti sadar bahwa kita akan nampak aneh dengan tidak mengikuti kehendak dunia, tetapi tetaplah berpegang pada kehendakNYA untuk hidup kudus (band. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.).</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak kali kekudusan itu hanya kelihatannya saja pada saat beribadah di hari minggu atau ibadah sektor dan pelkat, tetapi contohilah Daniel, yang melaksanakan itu di tiap saat, tiap tempat dan tiap masa kehidupannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Bahwa setiap orang yang berusaha hidup kudus akan menghadapi cobaan dunia.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika kita selalu berusaha untuk hidup kudus, maka TUHAN akan melengkapi kita dengan berbagai kebijakan yang akan membawa kita ke jenjang kehidupan yang lebih tinggi. Bisa jadi kita akan beroleh kedudukan di pekerjaan, masyarakat atau di pelayanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Waspadailah, bahwa di saat itu akan banyak orang yang iri hati dan mencoba merebut kedudukan itu dari kita. Apa yang Daniel alami adalah suatu intrik politik yang rasial. Ironinya, semakin kita tulus, semakin dekat ancaman itu kepada kita. Contohilah Daniel yang selalu berlindung kepada TUHAN, bukan kepada raja Darius, dan teladanilah Yesus Kristus yang membawa segalanya ke Bapa di Surga dalam doa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Bahwa "gua singa" yang sebenarnya ada di rumah dan kamar Daniel.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kamarnya Daniel berdoa dengan tekun, rutin dan konsisten. Daniel mengimani, bahwa kalau ia dekat kepada TUHAN, maka segala ancaman apapun bentuk dan tingkat kesulitannya, akan dapat ia lewati. Pahamilah bahwa gua singa yang sebenarnya adalah ketika kita berhenti dan menyerah untuk berdoa dan senantiasa mendekatkan diri kepada TUHAN. Ketika itulah sebenarnya kita jatuh ke mulut singa (Band. <i>1Pet.5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.</i> - Band.<i>Mat.26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."</i>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Kedudukan tinggi Daniel bukan instan, tetapi melewati proses.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pahamilah bahwa kedudukan tinggi Daniel, ia peroleh bukan karena kedekatannya dengan raja manapun, melainkan kedudukan tersebut ia peroleh dari TUHAN. Daniel adalah orang Yahudi dengan status buangan ditengah kerajaan Babel dan kemudian Media Persia. Dalam minoritasnya itu ia menunjukkan cara hidup yang benar dan lurus, jujur dan penuh integritas, sehingga dari muda sampai lanjut usia ia dipakai dalam pemerintahan. Ini memperlihatkan bahwa, TUHAN berdaulat dalam segala sesuatu, bahkan atas Darius sebagai Raja Media Persia yang menguasai Babel!</div>
<div style="text-align: justify;">
Terkadang kita memburu kedudukan tinggi itu sehingga rela korupsi dalam pekerjaan, rela menjadi seperti wakil-wakil raja dan pejabat tinggi yang ingin kedudukan dengan memfitnah orang sehingga mendapat kedudukan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan serta di pelayanan. Semuanya itu tidak akan berarti banyak, karena kalaupun kedudukan tinggi itu diperoleh, itu tidak akan lama karena tidak berasal dari TUHAN, bahkan kita akan diserahkan kepada penghukuman seperti contoh bacaan di atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u>Perhatikanlah bahwa kedudukan tinggi di mata TUHAN adalah tanggung-jawab dan bukan status sosial.</u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">ITT - Jakarta, Jumat 8 November 2013</span></b></div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-5656081231257422235.post-18005085319741975712013-11-01T03:00:00.000+07:002013-11-01T03:00:02.180+07:00Yeremia 30:10-17<div style="text-align: justify;">
(Sesuai SBU - Rabu, 6 November 2013)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:10 Maka engkau, janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, demikianlah firman TUHAN, janganlah gentar, hai Israel! Sebab sesungguhnya, Aku menyelamatkan engkau dari tempat jauh dan keturunanmu dari negeri pembuangan mereka. Yakub akan kembali dan hidup tenang dan aman, dengan tidak ada yang mengejutkan.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:11 Sebab Aku menyertai engkau, demikianlah firman TUHAN, untuk menyelamatkan engkau: segala bangsa yang ke antaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engkau ini tidak akan Kuhabiskan. Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:12 Sungguh, beginilah firman TUHAN: Penyakitmu sangat payah, lukamu tidak tersembuhkan!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:13 Tidak ada yang membela hakmu, tidak ada obat untuk bisul, kesembuhan tidak ada bagimu!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:14 Semua kekasihmu melupakan engkau, mereka tidak menanyakan engkau lagi. Sungguh, Aku telah memukul engkau dengan pukulan musuh, dengan hajaran yang bengis, karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:15 Mengapakah engkau berteriak karena penyakitmu, karena kepedihanmu sangat payah? Karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar, maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:16 Tetapi semua orang yang menelan engkau akan tertelan, dan semua lawanmu akan masuk ke dalam tawanan; orang-orang yang merampok engkau akan menjadi rampokan, dan semua orang yang menjarah engkau akan Kubuat menjadi jarahan.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>30:17 Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau: orang buangan, yakni sisa yang tiada seorang pun menanyakannya.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>LATAR BELAKANG</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di antara semua kitab PL atau kitab para nabi yang lain, Kitab Yeremia memiliki beberapa keunikan tersendiri. Dalam teks Ibrani kitab ini merupakan kitab yang paling panjang di antara kitab-kitab para nabi. Kitab ini bahkan lebih panjang dibandingkan 12 kitab nabi kecil digabung semuanya. Dalam Alkitab PL kitab ini terpanjang setelah kitab Mazmur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yeremia memulai pelayanan pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia, raja Yehuda (1:2). Pada masa itu Yeremia masih sangat muda (1:6-7). Dia masih terus melayani sampai pada masa pembuangan (1:3; bdk. 29:1; 52:1-3). Dengan demikian ia melayani selama kurun waktu 5 pemerintahan raja Yehuda, masing-masing Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia. Berdasarkan data yang ada di Alkitab (2Taw 29:1; 36:2, 5, 9, 11), masa pelayanan Yeremia mencapai lebih dari 40 tahun. Kurun waktu yang panjang ini sangat dimungkinkan karena pada waktu dipanggil TUHAN Yeremia masih muda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara umum tujuan penulisan kitab ini mirip dengan tujuan kitab-kitab para nabi yang lain. TUHAN memanggil Yeremia untuk menegur bangsa Yehuda yang melakukan berbagai macam dosa: penyembahan berhala (2:5-3:5), ketidakadilan (5:20-31) dan penyalahgunaan ibadah (7:8-31). Kepada mereka Yeremia menyampaikan peringatan dari Allah berupa penghukuman melalui bangsa Babel. Mereka dipanggil untuk kembali kepada TUHAN (3:12-13) dan mengubah jalan mereka (7:3-7). Ketika mereka tetap tegar tengkuk, maka hukuman TUHAN pun akhirnya menjadi kenyataan (29:1-2). Bagaimanapun, TUHAN tetap setia kepada perjanjian-Nya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia memiliki rencana yang indah di balik semua ini (29:11) untuk mengembalikan mereka dari Babel (29:10) dan membangun kota Yerusalem lagi (30:18). Ia bahkan menjanjikan perjanjian yang baru dengan umat-Nya (31:31-34) dengan mendudukkan seorang keturunan Daud di atas tahta (33:15-26) supaya bangsa Yehuda kembali kepada Allah (29:12-14).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara khusus tujuan penulisan kitab dapat ditelusuri dari kisah pemanggilan Yeremia. Dalam kisah ini diungkapkan secara eksplisit ide utama yang akan muncul berkali-kali dalam seluruh kitab: kedaulatan TUHAN untuk memberkati atau menghukum (1:10). TUHAN diumpamakan seperti penjunan/tukang periuk yang berhak membentuk tanah liat menjadi bejana apapun yang Dia inginkan (18:1-11). Semua ini berkaitan dengan respon suatu bangsa terhadap TUHAN (18:6-10). Berdasarkan konsep ini, bangsa Yehuda diingatkan untuk bertobat dan kembali kepada TUHAN. Berita yang disampaikan Yeremia ini pada akhirnya tidak direspon positif oleh para pemimpin dan rakyat Yehuda. Mereka pun takluk di bawah bangsa Babel dan dibuang dari tanah perjanjian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di pembuangan inilah Yeremia menuliskan kitabnya untuk membantu bangsa Yehuda merefleksi ulang semua yang sudah terjadi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kekalahan dari Babel bukan disebabkan kesalahan atau ketidakberdayaan TUHAN di hadapan para dewa Babel. Semua terjadi karena bangsa Yehuda tidak mau bertobat dan mengandalkan TUHAN. Kitab ini sekaligus mengingatkan orang-orang di pembuangan tentang janji pemulihan yang diucapkan TUHAN sebelumnya. Dengan demikian kita dapat memahami tujuan penulisan kitab ini sebagai upaya Yeremia untuk menghibur bangsa Yehuda di pembuangan bahwa TUHAN berkuasa mengubah keadaan mereka. Hanya satu yang diminta TUHAN dari mereka: pertobatan!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>STRUKTUR KITAB YEREMIA</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Struktur Kitab Yeremia kira-kira dapat dijabarkan sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pemanggilan Yeremia (pasal 1)</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Penolakan dan akibatnya (pasal 2-29)</div>
<div style="text-align: justify;">
3. <b>Janji pemulihan (pasal 30-33) </b>==><b> </b>Bagian bacaan pekan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Penolakan dan akibatnya (pasal 34-45)</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Penghukuman bagi bangsa-bangsa (pasal 46-51)</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Kejatuhan Yerusalem sebagai salah satu bukti penggenapan nubuat (pasal 52)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tema utama dalam Kitab Yeremia berhubungan dengan kedaulatan TUHAN. Sejak awal pemanggilan Yeremia sudah dijelaskan bahwa Yeremia tidak perlu takut kepada manusia sebab TUHAN sendiri akan menyertai dia (1:8, 17, 19). Kedaulatan TUHAN juga dinyatakan melalui kuasa TUHAN dalam menegakkan maupun meruntuhkan suatu bangsa (1:10). Hal ini tidak hanya berlaku untuk bangsa Yehuda saja, tetapi semua bangsa, sebagaimana Yeremia dipanggil untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (1:5).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada bagian selanjutnya Yeremia menyampaikan perkataan ilahi menentang berbagai bangsa (pasal 46-51) untuk menunjukkan bahwa TUHAN berkuasa mengontrol semua bangsa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian lain yang menggambarkan kedaulatan ini adalah gambaran Allah sebagai tukang periuk (pasal 18). TUHAN berkuasa menentukan nasib suatu bangsa sesuai dengan kedaulatan-Nya dan respon bangsa itu kepada TUHAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tema lain yang dominan adalah kesetiaan TUHAN terhadap perjanjian. Dalam kitab ini bangsa Israel disebut dengan berbagai nama yang menunjukkan posisi khusus mereka di mata Allah. Mereka adalah buah sulung (2:3), anggur pilihan (2:21), mempelai terkasih (2:2; 3:14), kawanan domba (13:17), kebun anggur (12:10), warisan (12:7-9). Sebagai umat perjanjian mereka seharusnya menaati Taurat (5:4-5; 8:7). Jika memberontak, maka peringatan yang dulu diucapkan Musa tetap akan berlaku atas mereka (11:26-32; 22:9; bdk. Ul 27-28).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kenyataannya, bangsa Yehuda telah melawan TUHAN. Mereka bagaikan anak-anak yang memberontak terhadap ayah yang mengasihi mereka maupun seorang isteri yang tidak setia kepada suaminya (3:19-20). Mereka menolak nasehat dan teguran dari TUHAN (2:30;5:3; 17:23; 32:33; 35:13). Mereka secara salah telah memandang bait Allah dan kota Yerusalem sebagai simbol perlindungan dari TUHAN (pasal 7, 26). Untuk memberi pelajaran rohani kepada mereka, TUHAN mengambil bait Allah dan kota Yerusalem yang selama ini dijadikan tempat perlindungan palsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tema lain adalah damai sejahtera yang sesungguhnya. Dalam Kitab Yeremia kata “damai sejehatera” merupakan ungkapan favorit bagi bangsa Yehuda yang berada di tengah instabilitas politik dan gejolak peperangan. Situasi ini dimanfaatkan oleh para nabi palsu untuk mengambil hati raja dan semua rakyat. Dengan menggunakan nama TUHAN mereka menubuatkan kelepasan, damai, dan kemakmuran (14:11-16; 23:9-40; 28:1-17). Hal ini semakin memperberat beban Yeremia. Ia tidak disukai oleh bangsanya sendiri justru ketika ia setia menyampaikan berita penghukuman dari TUHAN. Ia sempat stress dengan situasi ini (20:7-10), tetapi TUHAN berjanji melindungi dia (15:15-21). Kedamaian dari TUHAN berbeda dengan yang dijanjikan dunia. Di tengah pembuangan pun TUHAN tetap memiliki rancangan damai sejahtera (29:11). Damai sejahtera sejati berasal dari ketaatan kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KONTEKS BACAAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegelapan dan kekelaman yang kita temui sepanjang Yer.23-29 mulai terkuak oleh terang yang diawali di Yer.30 ini - seperti berjalan di terowongan gelap, maka ujungnya yang memperlihatkan cahaya terang mulai terlihat di pasal 30 ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yer.30 ditulis dalam suatu kesatuan tema yang meliputi 4 pasal yaitu 30, 31, 32 dan 33 mengenai Janji Pemulihan Allah atas umat Israel secara keseluruhan, baik kerajaan Utara maupun selatan (perhatikan bahwa di Yer.30:3 dan 4 menyebutkan secara jelas: Israel (utara) dan Yehuda (selatan) dan di Yer.30:10 menyebut Yakub yang bukan saja ayah dari Yehuda dan Lewi saja tetapi juga ayah dari ke-10 saudara yang lain di Kerajaan Utara. Jadi walaupun Yeremia melayani dan berasal dari kerajaan selatan/Yehuda, tetapi pernyataannya mewakili <b>ALLAH yang melihat umat-NYA Israel sebagai satu kesatuan</b>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, walaupun TUHAN menghukum umat-Nya, namun tindakan ini bukanlah tanda ketidaksetiaan terhadap perjanjian. Justru hukuman ini merupakan bukti bahwa Allah memegang teguh perjanjian yang Dia buat, termasuk hukuman yang menyertai perjanjian itu jika dilanggar (bandingkan Ul 28:49-68). Di samping itu, Allah menjanjikan sebuah perjanjian yang baru dalam hati umat-Nya (Yer.30-33). Allah akan membangkitkan seorang keturunan Daud untuk memerintah selama-lamanya (33:15-26). Ia pun berjanji untuk mengembalikan mereka kembali ke tanah perjanjian (32:36-44).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>URAIAN</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>JANGAN TAKUT</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b><u>Yer.30:10-11</u></b> = 30:10 Maka engkau, janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, demikianlah firman TUHAN, janganlah gentar, hai Israel! Sebab sesungguhnya, Aku menyelamatkan engkau dari tempat jauh dan keturunanmu dari negeri pembuangan mereka. Yakub akan kembali dan hidup tenang dan aman, dengan tidak ada yang mengejutkan. 30:11 Sebab Aku menyertai engkau, demikianlah firman TUHAN, untuk menyelamatkan engkau: segala bangsa yang ke antaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engkau ini tidak akan Kuhabiskan. Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat "Jangan takut" adalah salah satu kalimat yang paling sering diulang sebagai perintah oleh TUHAN. Tetapi, ketika TUHAN memberikan suatu perintah maka IA pasti menjamin perintah tersebut dapat dilaksanakan dan menyiapkan dukungan penuh atas perintah tersebut. Perhatikan perintah "<i>Janganlah Takut</i>" diikuti oleh alasan kenapa Israel tidak usah takut di Yer.30:11 = "<i>Sebab Aku menyertai engkau, ...</i>". Bukankah ini adalah kalimat terindah yang pernah kita baca ketika TUHAN sendiri menjamin keraguan kita akan ketakutan itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal di atas merupakan titik penting dalam kehidupan umat TUHAN dan Alkitab mengajarkan kepada kita melalui kehidupan tokoh-tokoh penting dalam PL dan PB; </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Ketika Yakub lari dari Esau, TUHAN menampakkan diri melalui mimpi kepada Yakub dan berfirman di <i>Kej.28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Ketika Musa berdiri di hadapan TUHAN dalam semak duri yang menyala di <i>Kel.3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Ketika Musa meninggal, dan jutaan orang Israel menggantungkan nasib mereka ke seorang Yosua - apa pesan TUHAN kepada Yosua di <i>Yos.1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Ketika Yusuf mengalami masalah keraguan atas kehamilan Maria, apa pesan malaikat kepada Yusuf?<i> Mat.</i><i>1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau </i><i>takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.</i> - <i>Mat.</i><i>1:23 </i><i>"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- </i><i>yang berarti: Allah menyertai kita.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>SALAH SIAPA?</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b><u>Yer.30:12-15</u></b> = 30:12 Sungguh, beginilah firman TUHAN: Penyakitmu sangat payah, lukamu tidak tersembuhkan! 30:13 Tidak ada yang membela hakmu, tidak ada obat untuk bisul, kesembuhan tidak ada bagimu! 30:14 Semua kekasihmu melupakan engkau, mereka tidak menanyakan engkau lagi. Sungguh, Aku telah memukul engkau dengan pukulan musuh, dengan hajaran yang bengis, karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar. 30:15 Mengapakah engkau berteriak karena penyakitmu, karena kepedihanmu sangat payah? Karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar, maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat yang sangat kuat menyiratkan teguran TUHAN kepada Israel, bahwa karena dosanyalah maka mereka mengalami hal ini. Juga sekaligus menyatakan kembali bahwa TUHAN berdaulat untuk menghukum ciptaanNYA dan umat pilihan-NYA. IA keras kepada Israel karena ingin membentuk bangsa itu sebagai bangsa pilihan, dimana melalui "Janji Pemulihan-NYA" terhadap bangsa ini, Mesias akan datang bagi umat manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyakit dan luka yang dimaksud TUHAN melalui nabi Yeremia melukiskan dosa Israel, menggambarkan bahwa dosa tersebut sedemikian besarnya sehingga tidak lagi dapat diampuni. Satu-satunya cara untuk menyadarkan Israel hanyalah dengan penghukuman dan pembuangan sehingga Israel paham bahwa siapa yang berdaulat atas mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi penderitaan Israel, bukan karena TUHAN meninggalkan mereka, tetapi sebaliknya merekalah yang meninggalkan TUHAN dan mengakibatkan kemalangan besar atas bangsa mereka sendiri!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>SPEKTAKULER</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b><u>Yer.30:16-17</u></b> = 30:16 Tetapi semua orang yang menelan engkau akan tertelan, dan semua lawanmu akan masuk ke dalam tawanan; orang-orang yang merampok engkau akan menjadi rampokan, dan semua orang yang menjarah engkau akan Kubuat menjadi jarahan. 30:17 Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau: orang buangan, yakni sisa yang tiada seorang pun menanyakannya.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menjalani penghukuman, maka umat Israel akan mengalami pemulihan dan pembalikan keadaan yang spektakuler. Mengapa spektakuler? Perhatikan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di bagian akhir pembacaan kita ini. Kalau di Yer.30:12-15 dikatakan bahwa tidak ada kesembuhan, maka di ayat 17 jelas Firman Tuhan mengatakan: Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu!</div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa yang mampu menyembuhkan penyakit dosa yang demikian parah? Siapa yang mampu mengampuni kalau bukan TUHAn sendiri yang bertindak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari sinilah suatu janji pemulihan yang jauh melebihi pikiran manusia dan umat Israel terjadi. Bukan saja mereka terbebas dari pembuangan dan kembali ke Yerusalem, bukan saja mereka mampu memulihkan dan membangun kembali Bait Suci yang dirubuhkan, tetapi TUHAN sendiri turun mengutus pemulih itu ke dalam dunia, yaitu Yesus Kristus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PENUTUP</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar dari Israel, sebagai orang percaya yang telah menyaksikan perjalanan sejarah dan melihat penggenapan Janji TUHAN yang membentang sepanjang PL hingga PB dan masa kini, maka kita dapat mengimani bahwa;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Kita hanya dapat mengandalkan TUHAN dalam perjalanan kehidupan kita. Mengapa demikian? Karena hanya TUHAN yang menyediakan jaminan utuh akan setiap perintah-NYA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana firman TUHAN melalui Yeremia yang berbunyi: "Jangan Takut" ... "Sebab Aku menyertai engkau" - maka kita dapat mengamininya dalam kehidupan kita, karena Kristus Yesus yang adalah penggenapan akan pemulihan Israel, yang kedatangannya telah difirmankan di kitab Yeremia ini - IA juga berkata "<i>Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat.28:20b)</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh sangat indah bukan? Pertama; TUHAN mengajak kita supaya JANGAN TAKUT dan kedua; IA sendiri menjamin kita supaya percaya dan tidak ragu akan seruan "Jangan Takut" tersebut dengan jaminan bahwa IA menyertai kita!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Perintah dan Janji TUHAN tidak pernah IA ingkari. Sebagaimana kita saksikan, bahwa ketika kita melaksanakan kehendakNYA, maka walaupun kelihatannya kehidupan kita penuh gejolak, tetapi jaminan keselamatan pasti di tangan kita. Tetapi kehidupan yang kelihatannya menyenangkan dengan melawan kehendak TUHAN, sudah pasti menuai dosa - penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan akhirnya beroleh pembuangan, kesengsaraan dan dukacita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. TUHAN berdaulat mengampuni dosa dan memulihkan keadaan Israel, dan sebagaimanapun dosa kita - mari datang kepadaNYA melalui Kristus Yesus dan bertobat serta berbalik dari dosa kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-small;">ITT - Jakarta, Kamis 1 November 2013</span></b></div>
Iwanow T. Taihutuhttp://www.blogger.com/profile/12899295009468510909noreply@blogger.com