Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan Sendiri

Tuesday, October 30, 2007

Galatia 3:10-13


3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!

Penulis: Paulus
Tema: Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM

Latar Belakang

Paulus menulis surat ini (TB Gal 1:1; 5:2; 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (TB Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (TB Kis 13:1-14:28).

Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (TB Kis 15:1-41).

Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. TB Kis 15:1-41).
Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:

(1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu- satunya syarat untuk selamat?
(2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?

Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.

Tujuan

Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini

(1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
(2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.

Survai

Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa

(1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. TB Gal 1:1,7,12; 2:8-9);
(2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. TB Gal 1:9; 2:2-10); dan
(3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. TB Gal 5:1,13,16,19-21).

Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.

(1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; TB Gal 1:1-2:21).
(2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; TB Gal 3:1-4:31).
(3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; TB Gal 5:1-6:18).

Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (TB Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (TB Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (TB Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (TB Gal 1:10), saudara-saudara palsu (TB Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (TB Gal 2:12), dan manipulator (TB Gal 3:1).


Eksposisi

3:10 = "Dibawah kutuk": selalu diancam hukuman Allah, sebab terlalu sukar bagi manusia memenuhi segala tuntutan hukum Jahudi. Ulangan 27:26 (Keduabelas ucapan kutuk Ul27:11-26)

3:11 = Frasa: ORANG YANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.

Teks: Paulus mengutip TB Hab 2:4 untuk menjelaskan pembenaran oleh iman (bd. TB Rom 1:17). Habakuk menekankan bahwa seorang yang dibenarkan oleh iman memiliki kebenaran batiniah, karena dia membandingkan orang yang benar dengan orang yang tidak benar yang "tidak lurus hatinya" (TB Hab 2:4).

Demikianlah, Paulus percaya bahwa pembenaran meliputi suatu kebenaran batiniah melalui Roh Kudus yang mendiami hati

3:12 = Tekanan kalimat ini terletak pada kata "melaksanakan". Hukum taurat menuntut perbuatan-perbuatan lahiriah sadja, bukan jang didjiwai kepertjajaan, dan sebab itu tidak bermutu untuk keselamatan "Hidup" disini bukan berarti mempunjai hidup abadi, melainkan sebagai "tidak mati", atau "tidak dihukum mati".

3:13 = Hendak membebaskan manusia dari kutuk hukum Taurat (yaitu kutuk yang menimpa mereka yang melanggar hukum Taurat) yang memberati manusia. Kristus dengan rela membiarkan diriNya tertimpa kutuk itu, bdk TB Rom 8:3+; TB 2Ko 5:21+; TB Kol 2:14+. Kesamaan tipis antara Kristus yang disalibkan dan orang yang menurut TB Ula 21:23 dihukum mati hanya bermaksud menjelaskan pikiran tsb. Sama seperti "Hamba Tuhan", TB Yes 53, Kristus berkenan membiarkan diriNya dianggap sebagai orang terkutuk oleh orang-orang Yahudi.

Cerita singkat tentang data Israel sekarang ini:

Israel;

penduduk:6,199,008 (2004 estimate)
etnis:Jewish (Israel-born 62 percent, Europe/Americas/Oceania-born 26 percent, Africa-born 7 percent, Asia-born 5 percent) 82 percent
Non-Jewish (mostly Arab) 18 percent
Agama:Jewish 77 percent
Muslim (mostly Sunni Muslim) 12 percent
Christian 5 percent
Nonreligious 4 percent
Other (including Druze, Baha'i) 2 percent

Kesimpulan:

1. Hukum Taurat hanya mengajarkan manusia untuk tunduk pada hukum dengan ganjaran, yaitu kutuk - sehingga manusia hanya menjalankan hukum itu karena ketakutan.
2. Kristus memerdekakan kita dari hamba ketakutan atas kutuk, menjadi Umat pilihan Allah yang menerima berkat atas pengorbanan diriNya di Salib. (pemulihan status manusia sebagai ciptaan Allah).
3. Sebagai umat yang merdeka, segala apa yang kita perbuat dengan mematuhi hukum-hukum Tuhan adalah karena Ungkapan Syukur kita atas penyelamatan Allah terhadap kita melalui Yesus Kristus. Inilah dasar Iman Kristen - Iman yang disertai oleh perbuatan.

Ef 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.


ITT – 30 Oktober 2007 – Khotbah pertama sebagai Pnt/MJ di GPIB Bethania Makassar pada Ibadah BPK-PW SP 6 di rumah Ibu Lilipaly-Likumahwa


Saturday, September 22, 2007

10 Hukum Pernikahan Bahagia


-->
1. Jangan marah pada waktu yang sama. (Efesus 5:1) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

2.
Jangan berteriak pada waktu yang sama, kecuali rumah kebakaran. (Matius 5:5) Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
3. Kalau bertengkar cobalah mengalah untuk menang. (Amsal 16:32) Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota
4. Tegurlah pasangan Anda dengan kasih. (Yohanes 13:34-35) Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.
5. Lupakanlah kesalahan masa lalu. (Yesaya 1:18; Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. - Amsal 16:6; Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan)
6. Boleh lupakan yang lain, tetapi jangan pasangan Anda. (Kidung Agung 3:1-2) Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia. Aku hendak bangun dan berkeliling di kota; di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan kucari dia, jantung hatiku. Kucari, tetapi tak kutemui dia.
7. Jangan menyimpan amarah sampai matahari terbenam. (Efesus 4:26-27) Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
8. Seringlah memberikan pujian kepada pasangan Anda. (Kidung Agung 4:1-5; Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya.Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung. Kidung Agung 5:9-16; -- Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini? -- Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang. Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak. Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penuh. Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak rempah-rempah akar. Bunga-bunga bakung bibirnya, bertetesan cairan mur. Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dari gading, bertabur batu nilam. Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu pada alas emas murni. Perawakannya seperti gunung Libanon, terpilih seperti pohon-pohon aras. Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.)
9. Bersedia mengakui kesalahan. (1Yohanes 1:9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
10. Dalam pertengkaran,yang paling banyak bicara dialah yang salah. (Matius 5:9) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

ITT - 22 September 2007 

Saturday, August 18, 2007

Makna Kemerdekaan


Bulan Agustus ini bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan RI ke-62. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemerdekaan suatu bangsa adalah anugerah dari Allah semata. Selain kemerdekaan secara jasmani, kita sebagai manusia rohani tentunya sudah merasakan kemerdekaan sejati dari belenggu dosa dan penjajahan iblis. Lalu bagaimana cara kita memanfaatkan kemerdekaan dalam Kristus yang sudah kita terima itu? Apakah kita akan terus menjadi budak atau berubah menjadi hamba kebenaran?

“Sungguh merebut kemerdekaan itu tidak mudah, namun melaksanakan kemerdekaan jauh lebih sulit”. Pernyataan tersebut ada benarnya bila kita memperhatikan orang-orang yang senang akan kemerdekaan tetapi yang juga suka melakukan tindakan tidak bertanggung jawab.

Kemerdekaan suatu bangsa, bukan berarti memberikan kebebasan kepada bangsa tersebut untuk berbuat sekehendak hati. Tidak sedikit di antara bangsa yang baru merdeka, terdapat orang-orang yang berbuat sesuka hati karena merasa diri merdeka, boleh berbuat semaunya! Kalau demikian berarti setelah lepas sebagai budak penjajah, kita menjadi budak kemerdekaan. Kemerdekaan yang tidak bertanggung jawab bukanlah kemerdekaan melainkan kebuasan! Kemerdekaan yang digunakan untuk melampiaskan hawa nafsu bukanlah kemerdekaan melainkan perbudakan baru dengan “tuan” yang lain. Kalau dahulu sebelum merdeka “tuan” kita adalah bangsa lain, maka sekarang setelah merdeka tuan kita adalah “kepentingan diri sendiri”.

Kemerdekaan yang sejati haruslah digunakan untuk melaksanakan kebenaran, melakukan yang benar dengan benar. Oleh karena itu tidaklah cukup apabila kita hanya merdeka dari penjajah, kita harus pula merdeka di dalam kebenaran. Dan kebenaran hanya ada dalam Yesus Kristus, bahkan Ia sendiri adalah kebenaran! Tuhan Yesus juga berkata: “... apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:36). Rasul Paulus menegaskan bahwa: “Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah merdeka dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:17-18)

“Marilah kita doakan agar bangsa Indonesia, khususnya kita yang berada dalam lingkup gereja dapat mengenal Kebenaran itu dengan benar, supaya kita semua menjadi hamba kebenaran sehingga rakyat Indonesia dapat menikmati kemerdekaan yang murni, sejati dan sepenuhnya. Karena kemerdekaan tanpa kebenaran jauh lebih buruk dari pada penjajahan itu sendiri! Selamat Ulang Tahun Republik Indonesia, Tuhan memberkati. Amin.”


ITT - 18 Agustus 2007