Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan Sendiri

Tuesday, April 10, 2001

3 Hari 3 Malam

Sejak masih SD, pertanyaan yang selalu kami tanyakan ke orang tua kami adalah; Bagaimana Kita Menghitung Tiga Hari Tiga Malam pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus?

Akhirnya setelah cukup umur dan dewasa kami coba tuntaskan pertanyaan tersebut dengan mencari jawaban lebih dalam atas tanda tanya besar tersebut. Sebagai patokan awal, bangsa Yahudi menghitung hari dengan pola 24 jam (1 malam dan 1 siang) dari jam 18:00 ke 18:00 hari berikutnya (Kej 1:5) - berbeda dengan yang kita kenal sekarang, yang kita serap dari budaya barat/Roma).

Yesus Kristus berkata bahwa Ia akan berada di dalam kubur selama tiga hari tiga malam. Namun, bagaimana Kita bisa membedakannya dari Jumat Agung sore hingga Minggu Paskah pagi?

Kita mungkin berpikir bahwa kebanyakan orang dapat menghitung sampai tiga tanpa masalah. Namun, tampaknya itu kurang tepat jika menyangkut lamanya waktu yang Yesus Kristus katakan bahwa Ia akan berada di dalam kubur. Apakah Ia benar-benar bermaksud "tiga hari tiga malam," atau mungkinkah Ia hanya bermaksud bagian dari tiga hari dan bagian dari tiga malam?

Kekristenan arus utama merayakan kematian Kristus dan kebangkitan berikutnya pada Jumat Agung dan Minggu Paskah, dan gereja-gereja Kristen di seluruh dunia menarik banyak orang untuk kebaktian mereka pada dua kesempatan ini.

Namun, bagi mereka yang mempercayai Alkitab sebagaimana adanya, sangat sulit (bahkan mustahil) untuk mendapatkan tiga hari tiga malam - atau bahkan bagian dari tiga hari tiga malam - antara matahari terbenam pada hari Jumat dan matahari terbit pada hari Minggu.

Jadi, apa kebenarannya? Apa yang sebenarnya Alkitab katakan kepada kita?

Matius 12:39-40 adalah kuncinya; 12:39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Hitungan yang tidak (mungkin) pas!

Sebelum meneliti ayat-ayat ini, mari kita tentukan terlebih dahulu apakah mungkin untuk menghitung tiga hari tiga malam antara Jumat sore dan Minggu pagi (“ketika hari masih gelap,” Yohanes 20:1). Mari kita hitung bersama: Jumat malam adalah malam pertama; Sabtu adalah hari pertama; dan Sabtu malam adalah malam kedua. Tetapi hanya itu! Totalnya ada dua malam dan satu hari!

Tidak mungkin menghitung tiga hari tiga malam antara matahari terbenam pada hari Jumat dan matahari terbit pada hari Minggu!

Apakah mungkin menghitung bagian dari tiga hari dan bagian dari tiga malam antara hari Jumat dan Minggu? Untuk melakukannya, Kita harus mempertimbangkan bahwa waktu yang singkat pada Jumat sore adalah bagian dari satu hari; Jumat malam adalah satu malam penuh; Sabtu adalah satu hari penuh; Sabtu malam adalah satu malam penuh; dan kemudian entah bagaimana Minggu pagi adalah bagian dari satu hari (meskipun Yohanes mengatakan para wanita pergi ke makam dan mendapati makam itu kosong "ketika hari masih gelap"). Bahkan hitungan ini akan memberi kita hanya bagian dari tiga hari (Jumat, Sabtu, dan Minggu) tetapi hanya dua malam (Jumat dan Sabtu).

Kebenarannya mulai terungkap: tidak mungkin menghitung tiga hari dan tiga malam dari Jumat sore hingga Minggu pagi dan sama mustahilnya menghitung bagian dari tiga hari dan bagian dari tiga malam.

Jika memang Kitab Suci harus dipercaya, maka tidak ada kemungkinan penyaliban pada hari Jumat dan kebangkitan pada Minggu pagi.

Percaya (hanya) pada Kristus

Ajaran arus utama Kekristenan saat ini bahwa Kristus disalibkan pada hari Jumat dan dibangkitkan pada Minggu pagi adalah tidak tepat dan bahkan bertentangan dengan Alkitab. Penting bagi kita untuk menerima pernyataan yang jelas dari Kitab Suci dan membangun kepercayaan kita di atasnya dan tidak menerima sesuatu yang lebih mudah. Kita percaya pada perkataan Kristus; bahwa Ia akan berada di dalam kubur selama tiga hari tiga malam.

Menurut hemat kami, frasa yang digunakan dalam Matius 12 secara harfiah berarti tiga hari tiga malam dan bukan ungkapan yang dapat ditafsirkan, karena kalau jumlah malam disebutkan mengikuti jumlah hari, maka itu bukan lagi ungkapan melainkan pernyataan akan fakta yang akan terjadi!

Pada hari apakah Kristus disalibkan?

Jika Kristus tidak disalibkan pada hari Jumat, pada hari apakah Ia disalibkan? Dalam Matius 26:19-21 dan 27:33-35 kita menemukan bahwa Ia disalibkan di suatu tempat bernama Golgota pada hari Paskah, tanggal 14 bulan pertama kalender Ibrani (Imamat 23:5).

Kebenarannya menjadi jelas: tidak mungkin menghitung tiga hari dan tiga malam dari Jumat sore hingga Minggu pagi dan sama mustahilnya menghitung bagian dari tiga hari dan bagian dari tiga malam. Menurut catatan Yohanes, banyak orang Yahudi makan makanan Paskah mereka pada malam setelah kematian Yesus Kristus (Yohanes 18:28), yang akan menjadi awal tanggal 15 Nisan karena, bagi orang Yahudi, setiap hari dimulai saat matahari terbenam. Beberapa orang berpendapat bahwa Kristus makan makanan "pra-Paskah" dan bukan Paskah yang sebenarnya pada malam sebelum Dia mati. Tetapi apa yang sebenarnya dikatakan Kitab Suci?

Kita memiliki sembilan ayat yang menggambarkan makanan yang dimakan oleh Kristus dan murid-murid-Nya sebagai Paskah. Ada tiga ayat dalam Matius, tiga dalam Markus dan tiga dalam Lukas (Matius 26:17-19; Markus 14:12, 14, 16; Lukas 22:8, 11, 15). Berdasarkan bukti ini, kita dapat yakin bahwa Yesus dan murid-murid-Nya makan perjamuan Paskah pada malam sebelum kematian-Nya, yang menurut Kitab Suci, adalah malam tanggal 14 Nisan.

Tahun berapa?

Untuk menentukan hari dalam seminggu, kita harus mengajukan pertanyaan lain. Pada tahun berapa peristiwa ini terjadi? Tahun yang paling umum diterima untuk penyaliban adalah tahun 33 M, tetapi tampaknya sudah terlambat berdasarkan bukti internal.

Ada beberapa penanda dalam Kitab Suci yang dapat digunakan untuk menentukan tahun yang berbeda:

  1. Nubuat 70 minggu dalam Kitab Daniel,
  2. Jabatan gubernur Pilatus,
  3. Kematian Herodes,
  4. Sensus selama pemerintahan Kaisar Agustus, dan
  5. Jumlah Paskah selama pelayanan Kristus yang dicatat dalam Kitab Suci.

Pencatatan Paskah selama pelayanan-Nya memberikan bukti pelayanan selama 3.5 tahun yang dimulai pada musim gugur tahun 27 M, ketika Kristus berusia sekitar 30 tahun, dan berlanjut hingga empat Paskah (28, 29, 30, dan 31 M). Berdasarkan bukti ini, kami percaya tanggal yang lebih baik untuk kematian Kristus adalah tahun 31 M.

Dengan bantuan kalender Ibrani, kita dapat menghitung bahwa Paskah pada tahun 31 M jatuh pada hari Rabu.

Peristiwa seputar kematian dan penguburan Kristus

Berikut ini adalah apa yang kita ketahui dari Kitab Suci tentang peristiwa pada hari Rabu itu. Yesus Kristus disalibkan sekitar pukul 9 pagi (Markus 15:25). Pada siang hari, dimulailah tiga jam kegelapan (Markus 15:33). Kristus mati di akhir kegelapan, sekitar pukul 3 sore (Markus 15:34). Yusuf dari Arimatea datang kepada Pilatus untuk mencari jenazah Kristus (Yohanes 19:38). Dengan persetujuan Pilatus, Yusuf bergegas membawa jenazah ke sebuah makam di dekatnya tepat sebelum matahari terbenam atau sekitar pukul 6 sore.

Malam itu adalah awal dari Sabat, tetapi itu bukanlah Sabat mingguan. Itu adalah hari besar, hari pertama Roti Tidak Beragi (Yohanes 19:31 = 19:31 Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan). Semua ini terjadi begitu cepat sehingga para wanita tidak punya waktu untuk mempersiapkan jenazah dengan benar. Semua orang beristirahat pada hari suci (Sabat), tidak menyisakan waktu bagi para wanita untuk membeli dan menyiapkan rempah-rempah sampai setelah Sabat berlalu.

Para wanita dapat membeli dan menyiapkan rempah-rempah pada hari Jumat, sehari setelah Sabat pertama (hari raya). Setelah membeli dan menyiapkan rempah-rempah, tidak ada cukup waktu tersisa pada hari itu untuk pergi ke makam untuk mengurapi jenazah sebelum Sabat kedua (Sabat mingguan/hari Sabtu) memulai hari istirahat lainnya saat matahari terbenam (Lukas 23:55-56 = 23:55 Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. 23:56a Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. 23:56b Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat). – Perhatikan bahwa Sabat tidak selamanya jatuh pada hari Sabtu, di bacaan ini, hari ke-7 dihitung dari awal perayaan roti tidak beragi (Ulangan 16:8 Enam hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi dan pada hari yang ketujuh harus ada perkumpulan raya bagi TUHAN, Allahmu; maka janganlah engkau melakukan pekerjaan.) - tidak melakukan pekerjaan = istirahat = sabat. "Sabat" (shabbat) berasal dari kata Ibrani שַׁבָּת (shavat), yang berarti "berhenti" atau "beristirahat".

Jadi, setelah Sabat kedua dalam minggu itu, dan pagi-pagi sekali pada hari pertama minggu itu (sebelum matahari terbit), mereka pergi ke makam dengan membawa rempah-rempah. Namun ketika mereka tiba, jenazah itu sudah tidak ada (Lukas 24:1-3). Yesus Kristus telah dibangkitkan tepat seperti yang Dia katakan, setelah 72 jam di dalam makam, pada Sabtu sore.

Apakah ada masalah tentang istilah?

Namun bagaimana dengan kitab suci yang berbicara tentang "setelah tiga hari," "hari ketiga" dan "dalam tiga hari"? Apakah mereka bertentangan dengan periode "tiga hari tiga malam"?

"Setelah tiga hari" ditemukan dalam Matius 27:63. Jika Kristus dibangkitkan sebelum matahari terbenam pada hari Sabtu dan tepat 72 jam setelah tubuh-Nya dimasukkan ke dalam kubur pada hari Rabu, maka itu adalah "setelah tiga hari." Pemakaman pukul 6 sore pada hari Rabu dan kebangkitan pukul 6 sore pada hari Sabtu memenuhi pernyataan "setelah tiga hari." "Hari ketiga" digunakan dalam Matius 16:21. Jika Kristus dikuburkan saat matahari terbenam pada hari Rabu, maka Sabtu akan menjadi hari ketiga (Kamis adalah hari pertama, lalu Jumat, lalu Sabtu). Istilah ini tidak menimbulkan masalah karena Sabtu jelas memenuhi syarat sebagai "hari ketiga." "Dalam tiga hari" ditemukan dalam Matius 26:61. Hal yang sama berlaku di sini. Kebangkitan pukul 6 sore pada hari Sabtu adalah "dalam tiga hari" atau "dalam waktu tiga hari" (Markus 14:58). Mengapa kebanyakan orang merayakan Jumat Agung dan Minggu Paskah? Jelas dari Kitab Suci bahwa Yesus Kristus tidak disalibkan pada hari Jumat atau dibangkitkan pada Minggu pagi. Dia disalibkan pada hari Rabu sore, dikuburkan sekitar pukul 6 sore, dan dibangkitkan 72 jam kemudian, sekitar pukul 6 sore pada hari Sabtu. Dan kalau kita kembali ke Alkitab, jelaslah perkataan Yesus Kristus harus jadi pegangan; (Matius 12:40b: demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.) – perhatikan istilah “akan tinggal di dalam rahim bumi!”)

Jadi mengapa agama Kristen arus utama bersikeras pada penyaliban hari Jumat dan kebangkitan hari Minggu? Bagi sebagian besar orang Kristen, ini adalah "bukti" utama bahwa hari Minggu adalah hari yang tepat untuk beribadah. Alasannya adalah jika Kristus dibangkitkan pada hari Minggu, ada pembenaran untuk beribadah pada hari Minggu, alih-alih hari ketujuh dalam seminggu yang diperintahkan Tuhan dalam Alkitab di PL.

Sebagai orang Kristen, adalah tanggung jawab kita untuk menerima Kitab Suci sebagaimana adanya dan bukan apa yang kita inginkan. Yesus Kristus hanya memberikan satu tanda bahwa Ia adalah Mesias—Ia akan berada di dalam kubur selama tiga hari tiga malam. Jika Ia tidak berada di dalam kubur, maka, menurut perkataan-Nya sendiri, Ia harus ditolak sebagai Juruselamat kita.

Tetapi Ia berada di dalam kubur selama tiga hari tiga malam! Tanda itu terpenuhi persis seperti yang Ia katakan. Ia adalah Juruselamat kita!

Jadi .... Bagaimana Kita menghitung tiga hari tiga malam? Jawabnya sederhana; Ikuti Alkitab!


Perhatikan clue/petunjuk Alkitab

Catatan penulis: Apakah perlu dipertentangkan? Agaknya kurang bijak menentang arus utama, dan terperangkap ke benar & salah. Tetapi hendaknya ini menjadi pengetahuan tentang wafat dan kebangkitan Yesus Kristus dan membuat kita selalu ingin menelaah Alkitab yang mempunyai 1001 makna yang masih tersimpan dan perlu kita gali terus dan bukan sekedar dibaca.

ITT – Makassar, Selasa 10 April 2001

Tulisan ini adalah Draft Pribadi yang jadi bagian dan akan dimasukkan dalam penelitian bersama rekan-rekan dari berbagai denominasi.