Sebelum kita membaca Firman Tuhan, ada persepsi yang perlu kita samakan dulu,
Siapakah Tokoh Sentral dalam Alkitab? ALLAH atau Manusia?
Ini bukan pertanyaan ujian, jadi silahkan dijawab dengan santai, bukan untuk menguji atau semacamnya, tetapi hanya menyamakan persepsi dan pengertian untuk pemahaman Firman Tuhan yang akan kita baca sebentar.
Kalau kita sepakat, tokoh sentral dalam Alkitab adalah ALLAH (disebut dalam 4309 ayat, belum termasuk pribadi ALLAh dalam Tuhan YESUS dan ROH KUDUS). Itulah juga kenapa dalam memahami alkitab, para pakar alkitab, sepakat menggunakan kata Teologi, atau ilmu tentang Tuhan.
Tetapi apakah kesepakatan itu ditandai orang percaya dengan menempatkan ALLAH sebagai tokoh Sentral dalam praktek keseharian? Tunggu dulu, .... apa? ya ... kita biasa berdoa bagaimana? Ya Tuhan, terimakasih karena sudah menebus dosa kami dengan kematian di kayu salib. titik. Apa itu salah? Tidak itu, tidak salah, ... cuma belum lengkap, ... lengkapnya .... Ya Tuhan, terimakasih karena sudah menebus dosa kami dengan kematian di kayu salib, supaya kami layak hidup untuk memuliakan TUHAN.
Nah, ketika persepsi kita sudah sama, Mari kita baca bersama Firman Tuhan yang terambil dari Kitab Roma 15:8-9
Roma 15:8-9
Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu."
Kemuliaan Bagi Allah di tempat yang maha tinggi, Haleluya, Amin.
Persekutuan yang sehat, termasuk di dalamnya persekutuan gereja, sosial dan kemasyarakatan dan persekutuan ini IKKHAR - bisa dilihat dengan takaran ABC.
A = (Attendance/Kehadiran) : Persekutuan yang dikategorikan sehat adalah persekutuan yang dihadiri oleh banyak orang, menandakan bahwa perksumpulan ini maju/sehat secara kuantitatif.
B = (Building/Bangunan) : Persekutuan ini kalau bikin acara menempati bangunan fisik besar, kalau perlu mewah dan megah atau cukup representatif, atau bahkan punya gedung sekertariat sendiri yang mewah.
C = (Cash Flow/Pemasukan kas) : Persekutuan yang memiliki kas yang cukup besar untuk membiayai kegiatan operasionalnya
Nampaknya tidak ada yang salah ya dengan ABC diatas, bukankah banyak anggota dan banyak sumbangan/persembahan justru lebih baik?
Tapi faktanya banyak persekutuan, yang punya dana besar, gedung besar dan anggota banyak, tetapi justru mengalami banyak permasalahan kompleks di dalamnya, seperti pertikaian tentang jabatan, penyelewengan dana, rebutan pengaruh dll sebagainya.
Lalu bagaimana, kalau ABC ini kita bawa ke persekutuan anak negeri Hulaliu di Makassar atau IKKHAR ini?
Mari kita kembali ke pertanyaan pembuka tadi, siapakah tokoh sentral dalam Alkitab? .... jawabannya pasti .... TUHAN ALLAH.
Ketika kita menjadikan organisasi/persekutuan atau gereja sebagai suatu tempat yang memuaskan kita maka iman kita sulit untuk bertumbuh karena kedatangan kita ke persekutuan bertujuan supaya Tuhan memuaskan saya bukan supaya bagaimana saya merasa puas di dalam Tuhan. Kenyataan ini menjawab bahwa banyak orang Kristen yang menjadikan Kristus sebagai SARANA, artinya Kristus dicari supaya apa yang kita harapkan dijawab oleh Dia, supaya memperoleh berkat, lepas dari masalah dan seterusnya dan tidak menjadikan DIA sebagai TUJUAN hidup kita. Untuk itu jangan heran apabila ada jemaat yang kemudian dapat menyangkal Kristus karena masalahnya tidak pernah terlepas, atau sakit penyakitnya tidak sembuh2 sehingga mulai meninggalkan gereja dan persekutuan.
Persekutuan yang sehat mempunyai juga ABC, tetapi ABCnya adalah;
1. A = Attention/Perhatian, persekutuan yang sehat adalah persekutuan yang menempatkan Kasih Kristus sebagai alat kasih bagi dunia. Di dalam persekutuan ada perhatian satu dengan yang lain, saling mengasihi dan saling membangun (seperti jemaat mula-mula). Bagaimana sikap kita di saat ada anggota yang baru pertama kali hadir? biasanya sebagai bentuk perhatian, diminta berdiri dan selesai ibadah pulang, tidak ada yang mendampingi untuk menyapa dan menawarkan bantuan, mungkin anggota tersebut baru berdomisili di kota kita dst..., itu hanya contoh kecil dari sekian banyak concern/kepedulian yang bisa kita lakukan pada orang lain. Bagaimana kita memberikan perhatian yang tuntas, tidak sebatas pada lips service saja. Contoh lain juga pada saat seorang anggota kehilangan pekerjaan, bagaimana respon persekutuan? mungkin sebagian orang akan berkata sabar ya, yang penting banyak berdoa, tapi tidak ada yang tahu kan kalau si bapak mungkin saja stress berat karena banyak tuntutan dan seterusnya...., tetapi apabila ada perhatian, tentunya pendeta atau majelis yang ditunjuk dapat mejalankan fungsi PENDAMPINGAN pada bapak tersebut, belum lagi yang berdukacita. Menurut hemat saya, aksi yang nyata dari bentuk perhatian persekutuan kepada anggota dapat menstimulasi dan membangun perhatian/keprihatinan anggota persekutuan kepada sesama. Bukankah buah iman adalah perbuatan?
2. B = Building Character, terkadang persekutuan menganggap bahwa ketika melaksanakan pelayanan dalam ibadah itu sudah cukup, program berjalan dengan baik, persembahan cukup (rutinitas) dan jemaat yang hadir banyak, tetapi apa artinya kuantitas tanpa kualitas? Bukankah seharusnya peran persekutuan menobatkan orang untuk hidup bagi Kemuliaan Allah?
Apabila kita semua sepakat ingin menjadikan IKKHAR sebagai persekutuan yang menjadi garam dan terang bagi kota Makassar, dimana IA menempatkan kita, maka masalah pembangunan karakter anggota – khususnya IKKHAR muda, haruslah menjadi perhatian serius bagi kita semua. Karakter positif kita sebagai anak negeri Hulaliu, haruslah digali dan dilestarikan, bagaimana generasi pertama kita keluar dari negeri dan datang ke Makassar, ada yang sebagai guru, bahkan guru Injil – itu menandakan bahwa anak negeri Hulaliu, dan orang Maluku khususnya, mempunyai karakter sebagai pembawa berita sukacita dan akhirnya mempunyai peran besar dalam perkembangan Kekristenan di Sulawesi Selatan ini.
Karakter itulah yang harus kita gali dan lestarikan dalam persekutuan ini, dengan merekonstruksi kembali budaya kita, dan kalau perlu, bahasa kita supaya kebanggaan yang tertanam tadi, terus berbuah pada generasi-generasi selanjutnya. Bukankah apa yang kita tanam pada hari ini, akan dipetik oleh generasi pelanjut kita?
3. C = Community/Komunitas, Perubahan jaman dan kemajuan teknologi menyebabkan manusia hidup secara individual, setelah ibadah - masing-masing sibuk dengan bisnis, kesenangan dan hobi lainnya, sehingga kesadaran untuk membangun komunitas dalam tubuh persekutuan bahkan semangat oikumene kurang menjadi interest/perhatiannya. Kesatuan komunitas orang-orang percaya seharusnya menjadi suatu gaya/style kita sebagai keluarga Allah, bagaimana kita saling support untuk menjangkau jiwa kepada Kristus, terhalang oleh tembok-tembok gereja. Bagaimana kita membangun link dengan komunitas Kristen di tempat lain, saling belajar dan bersama-sama mengerjakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus terlebih membangun komunitas di jemaat kita masing-masing, dengan membangun komunitas yang intouch kepada anggota persekutuan. Buah daripada Atensi dan Building Karakter di atas, adalah suatu Komunitas persekutuan yang erat dan terarah.
Akhir kata saya ingin menutup dengan suatu pertanyaan Apakah Persekutuan IKKHAR berfokus ALLAH? Kalau YA, maka Visi dan Misi kita akan PEOPLE ORIENTED dan bukan PROGRAM ORIENTED, karena justru dari People Oriented ini, akan lahir program-program yang tepat dan berhasil guna.
Mari kita masing-masing memulainya apabila kita ingin mengalami pembaharuan pribadi maupun persekutuan.
ITT - 20 Agustus 2010 - Ibadah IKKHAR di Kel.W.Moka Minggu, 22 Agustus 2010