(Sesuai SBU - Rabu, 26 Juni 2013)
7:1 Nyanyian ratapan Daud, yang dinyanyikan untuk TUHAN karena Kush, orang Benyamin itu.
7:2 Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku,
7:3 supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
7:4 Ya TUHAN, Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku,
7:5 jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya,
7:6 maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. S e l a
7:7 Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman!
7:8 Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah di atas mereka di tempat yang tinggi.
7:9 TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
7:10 Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
7:11 Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;
7:12 Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
7:13 Sungguh, kembali ia mengasah pedangnya, melentur busurnya dan membidik.
7:14 Terhadap dirinya ia mempersiapkan senjata-senjata yang mematikan, dan membuat anak panahnya menjadi menyala.
7:15 Sesungguhnya, orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta.
7:16 Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.
7:17 Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya.
7:18 Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi.
Pendahuluan
Pernah difitnah?
Asal kata fitnah menurut KBBI:
fit·nah n perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yg disebarkan dng maksud menjelekkan orang (spt menodai nama baik, merugikan kehormatan orang): -- adalah perbuatan yg tidak terpuji;
mem·fit·nah v menjelekkan nama orang (menodai nama baik, merugikan kehormatan, dsb)
Inilah hal yang dialami oleh Raja Daud ketika difitnah oleh Kush orang/bani Benyamin yang dalam hal ini seseorang yang sesuku dengan Raja Saul.
Boleh jadi, kita pernah mengalami hal difitnah seperti ini. Ketika difitnah, maka terkadang fitnahan tersebut seakan-akan adalah fakta yang nyata dan benar. Dan bahkan usaha kita untuk melawan fitnah akan semakin menyudutkan kita sendiri!
Kesulitan itu dilukiskan jelas oleh Raja Daud dalam pasal 3 dengan memakai istilah: "seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan."
Raja Daud melihat hal ini bukan seperti bunyi lalat atau nyamuk di telinga yang bisa tidak diperdulikan saja, tetapi lebih menyerupai singa, yang dapat mengancam kehidupan! (bandingkan Imamat 19:16 Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN.)
Uraian
Untuk itu, mari kita lihat 4 (empat) cara Raja Daud mengatasi hal ini.
1. Penyerahan diri penuh kepada Allah
7:2 Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku,
7:3 supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
7:4 Ya TUHAN, Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku,
7:5 jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya,
7:6 maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. S e l a
Raja Daud memulai dengan penyerahan diri penuh kepada Allah. Ia benar-benar menyingkap isi hatinya dan minta perlindungan Tuhan. Perhatikan bahwa ada 2 sisi dari penyerahan diri ini:
Sisi 1: Penyerahan diri penuh dengan meminta perlindungan dan pelepasan di ayat 2 & 3.
Sisi 2: Penyerahan diri penuh dengan meminta Tuhan mengevaluasi dirinya di ayat 4-6.
Seringkali kita harus jujur, bahwa ketika meminta perlindungan kepada Allah, kita masih belum terbuka sepenuhnya tentang apa motif kita sebenarnya .... Raja Daud mengajar kita dengan meminta Tuhan menilai isi hatinya bahkan mempertaruhkan hidup dan kemuliaannya!
2. Meminta Tuhan bertindak
7:7 Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman!
7:8 Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah di atas mereka di tempat yang tinggi.
7:9 TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
7:10 Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
Jelas ... bahwa Raja Daud tahu siapa Hakim yang Agung itu, sehingga ia memohon supaya Tuhan bertindak.
Apakah ia sedemikian lancang meminta Tuhan berdiri mengatasi persoalannya?
Kuncinya ada di ayat 9, karena Raja Daud sendiri meminta Tuhan menghakimi dirinya yang ia tahu telah tulus dan ikhlas, tetapi terkena fitnah.
3. Memakai perspektif atau sudut pandang Allah
7:11 Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;
7:12 Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
7:13 Sungguh, kembali ia mengasah pedangnya, melentur busurnya dan membidik.
7:14 Terhadap dirinya ia mempersiapkan senjata-senjata yang mematikan, dan membuat anak panahnya menjadi menyala.
7:15 Sesungguhnya, orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta.
7:16 Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.
7:17 Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya.
Terlihat perubahan dari ayat sebelumnya, ketika Raja Daud melanjutkan Mazmurnya ini. Ia tidak lagi memakai sudut pandangnya yang menderita dan geram melihat kefasikan pemfitnahnya, tetapi ia beralih dengan memakai sudut pandang Allah dengan menempatkan pemfitnahnya sebagai "korban" keadilah penghakiman Allah!
Ketika awal Mazmur ini si pemfitnah berujud "singa" yang menerkam dan menyeret ... maka dengan sudut pandang Allah, singa ini berubah menjadi orang yang hamil (bukankah orang hamil tidak berdaya?), yang bodoh karena menggali lobang dan jatuh sendiri ke dalam lobang galiannya, bahkan tertimpa kepalanya!
4. Bersyukur dan Memuliakan Allah
7:18 Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi.
Akhir Mazmur ini memperlihatkan bahwa ketika Raja Daud menggeser fokusnya dari orang yang difitnah menjadi orang yang yakin penuh akan Kuasa Allah, maka seketika ia akan meninggikan dan memuliakan Allah.
Raja Daud tahu siapa yang punya Kuasa dan Hakim yang adil, dan kepadaNyalah syukur dan mazmur ini ia tujukan.
Penutup
Contoh nyata fitnah sebagai kekejian, dapat kita lihat pada kehidupan Tuhan Yesus Kristus, dimana akhir dari pelayananNya dinodai oleh fitnah keji yang membawaNya kepada maut.
Penyerahan diri penuh Yesus Kristus kepada Allah dimulai Perjamuan Kudus dengan murid-muridNya, dan doa di taman Getsemani (Lukas 22:42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.") - bahkan di jelang akhir hidupNya IA meminta pengampunan bagi pemfitnah dan penganiayaNya (Lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.)
Apa hasilnya?
Kebangkitan dari kematian, Kenaikan ke Sorga dan akhirnya Kedatangan Kembali yang kita nantikan.
Pilih mana?
Seperti Raja Daud? difitnah? atau Kush? yang memfitnah?
Raja Daud mencontohkan 4 langkah di atas: Penyerahan diri penuh kepada Allah - Meminta Tuhan bertindak - Memakai perspektif atau sudut pandang Allah - Bersyukur dan Memuliakan Allah.
Raja Daud juga mengingatkan seperti apa si pemfitnah itu pada akhirnya. Mari mengikuti jejak Raja Daud, ........ Amin
ITT - Jakarta, Minggu 23 Juni 2013