Perikop LAI = Penderitaan Kristus sebagai teladan (1 Pet 2:18-25)
PENDAHULUAN
Di samping menguatkan iman para pembacanya yang sedang dalam kesukaran itu, Petrus meminta supaya mereka hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus.
Isi Kitab 1 Petrus
- Pendahuluan 1:1-2
- Nasihat supaya mengingat bahwa Allah menyelamatkan manusia 1:3-12
- Nasihat supaya hidup khusus untuk Allah 1:13--2:10
- Kewajiban orang Kristen dalam masa penderitaan 2:11-4:19 ==> Bagian bacaan ini
- Kerendahan hati dan pelayanan orang Kristen 5:1-11
- Penutup 5:12-14
URAIAN
Yang menarik dari bacaan ini adalah adanya suatu tautan dari 3 tahapan seorang manusia Kristen dalam kehidupannya.;
1. Taat (ayat 18-20 = 2:18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. 2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.)
Rasul Petrus memulai di ayat 18, dengan mengemukakan hubungan tuan-hamba sebagai contoh dari hubungan kita dan Kristus. Dan dengan contoh ini, ketaatan yang dimiliki pengikut Kristus, adalah seharusnya seperti ketaatan seorang hamba kepada tuannya, taat kepada Tuhan dalam susah dan senang, apapun keadaannya, tanpa syarat apapun. Tetapi. ketaatan itu bukan karena ketakutan sebagaimana hamba ke tuannya, tetapi taat karena adalah kasih Karunia pada Allah semata.
Hal yang unik, adalah kata TAAT itu sendiri, sebagaimanapun di balik-balik, maknanya tetap sama, yaitu; TAAT.
2. Ikuti Jejak-Nya (ayat 21-23 = 2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.)
Diuraikan jelas bahwa; mengikuti jejak-Nya adalah meneladani Yesus Kristus yang keteladanannya sbb;
- Ia tidak berbuat dosa,
- tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
- Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki;
- ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Jadi pertanyaan menarik bagi kita masing-masing, apakah teladan-teladan ini kita lakukan dalam kehidupan Kristen kita?
3. Manusia Baru (ayat 24-25 = 2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.).
Hasil dari kesinambungan Taat dan mengikuti jejakNya ditutup dengan hasilnya, yaitu sebagai manusia baru. Manusia yang telah mati terhadap dosa, tapi hidup untuk kebenaran.
APLIKASI
Taat, Ikuti Jejak-Nya dan Menjadi Manusia Baru, adalah keinginan teoritis dari seluruh umat Kristen. Prakteknya dan relevansinya, dicontohkan langsung oleh Yesus Kristus dalam kehidupann-Nya yang taat penuh kepada Bapa-Nya. Untuk itu, Rasul Petrus merumuskan hal ini didasarkan oleh ajaran langsung yang ia terima dari Tuhannya yaitu Yesus Kristus sendiri. Jadi seperti seharusnya, ketaatan dan keteladanan ini selayaknya dilihat sebagai suatu perintah dari Tuhan Yesus, bukan himbauan atau seruan.(Yohanes 13:15 = sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.).
Jika kita harus menderita karena kehendak Allah maka marilah kita menanggungnya dengan taat dan setia. Tetap mengasihi meskipun dibenci. Tetap melayani walaupun dikritik, tetap setia dalam pelayanan kendati disakiti, tetap bermurah hati tanpa mengharapkan pamrih. Dan semua bentuk kebaikan dan kasih Tuhan yang kita praktekkan di kehidupan kita, adalah karya manusia baru yang tidak lagi tersesat. Rasul Paulus menulis surat di Filipi pada saat yang kira-kira sama dengan Rasul Petrus menulis surat ini, yaitu sekitar tahun 60-62 M di Filipi 4:17-32 tentang ciri-ciri manusia baru ........ Amin
ITT - Jakarta, Selasa 1 November 2022