Mirip? ..... ya, sama? ..... tidak juga rupanya.
Cerita tentang Santa Claus sendiri lebih populer di Amerika Serikat. Tokoh Santa Claus digambarkan dengan perawakan tubuh yang gemuk, berjanggut putih, mengenakan mantel dan topi, serta membawa kantong hadiah. Kendaraan yang digunakan Santa Claus adalah kereta salju yang ditarik oleh Sembilan rusa kutub. Santa Claus akan membagikan hadiah pada anak-anak pada setiap tanggal 24 Desember.
Sementara itu, Sinterklas diilhami dari Saint Nicolas. Ia adalah seorang tokoh yang dermawan kepada orang-orang miskin dan ceritanya menjadi asal-usul cerita Sinterklas di Belanda. Karena terilhami dari seorang Saint, maka Sinterklas digambarkan layaknya uskup lengkap dengan jubah keuskupan, topi uskup yang disebut mitre dan juga tongkat gembala uskup yang berbentuk melingkar pada bagian atasnya. Sinterklas biasanya datang dan membagikan hadiah pada anak-anak pada tanggal 5 Desember.
Perbedaan lainnya adalah, pendamping Sinterklas adalah Piet Hitam (Zwaarte Piet, yang menghukum anak nakal) sementara Santa ditemani Elf (peri/kurcaci pembuat mainan). Lagunya pun berbeda :-)
Santa Claus & Sinterklaas |
Lagu Santa Claus: https://www.youtube.com/watch?v=iwvjyNBqqYs (Santa Claus is coming to town)
Lalu apa yang kita bisa dapat dari legenda dan kebiasaan dari zaman dahulu ini? Jawabannya adalah tidak lain bahwa tradisi Sinterklas dan Santa Claus ini hanyalah dongeng bagi anak-anak batita (bawah tiga tahun), untuk menghibur mereka menjelang natal, serta mengajarkan bahwa; akan ada hadiah untuk anak yang berperilaku baik dan hukuman untuk anak yang nakal. Itu saja, tidak lebih dan barangkali bahkan kurang :-) Apa berbahaya? Tidak juga sepertinya, apalagi kalau tradisi Sinterklas, yang dirayakan setiap 5 Desember, .... karena semuanya dalam konteks dongeng. Asalkan mereka tidak bingung bahwa natal ini bukan tentang Sinterklas dan Santa Claus tetapi tentang kelahiran Yesus Kristus. Juga saudara-saudara kita di luar sana jangan sampai beranggapan bahwa topi santa, pohon terang, rusa kutub, dll adalah atribut keagamaan kita yang sampai (selalu) dipersoalkan ketika menjelang natal dan tahun baru, bahwa ada karyawan yang dipaksa pakai atribut keagamaan? Sungguh salah kaprah yang bisa jadi, berasal dari kita juga :-)
Kembali ke topik, jadi selebihnya, ketika mereka sudah beranjak di atas batita, sudah mulai wajib dikenalkan di rumah dan sekolah minggu dengan kisah kelahiran Tuhan Yesus, ... berkenalan dengan orang-orang majus, gembala di padang serta malaikat Gabriel yang mendatangi Maria dan Yusuf. Sehingga semakin mereka dewasa, semakin mereka paham bahwa hari Natal adalah seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan dalam setahun ibadah Kristiani. Dikatakan "setelah Paskah", adalah untuk menunjukkan bahwa Jumat Agung dan Paskah serta Kenaikan Tuhan Yesus ke surga adalah satu rangkaian kelanjutan dari Natal, yang finalnya ada di kedatangan kembali Tuhan Yesus. Kematian dan kebangkitan, keselamatan orang berdosa melalui kematian dan kebangkitan Yesus, adalah tujuan Natal. Natal bukanlah tujuan Paskah. Natal adalah sarana. Keselamatan orang berdosa pada Jumat Agung dan Paskah adalah tujuannya.
Jadi, ...... kelahiran Anak Allah, sungguh menakjubkan, mulia dan sangat dalam, serta membawa kabar gembira penuh sukacita. Malaikat menyebutnya “kabar kesukaan besar” (Lukas 2:10) — sukacita besar, bukan sukacita kecil; bukan kegembiraan biasa-biasa saja, tetapi kegembiraan yang besar.
Untuk itu, marilah kiranya kita yang sudah dewasa dalam iman, semakin tegas membawa kisah nyata kelahiran Yesus Kristus untuk kita rayakan dalam kehidupan berkeluarga kita,
- Kalau Sinterklas hanya menawarkan hal-hal duniawi, tidak ada yang abadi. Yesus menawarkan sukacita abadi (Yohanes 15:11)
- Kalau Sinterklas hanya muncul setahun sekali. Yesus berjanji, “Aku menyertai kamu senantiasa” (Matius 28:20).
- Kalau Sinterklas menawarkan barang fana hanya dengan syarat perbuatan baik: “Dia tahu kapan kamu tidur. Dia tahu kapan kamu bangun. Dia tahu kapan kamu baik atau buruk, jadi berkelakuan baiklah (terjemahan lagu santa claus is coming to town). Yesus menawarkan diri-Nya semua pemberian secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman. (Efesus 2:8-9)
- Kalau Sinterklas tidak dapat menyelesaikan masalah terburuk kita. Yesus ternyata bisa menyelesaikan masalah terburuk kita — dosa kita dan keterasingan kita dari Tuhan. (Matius 11:28-30)
- Kalau Sinterklas tidak relevan di banyak budaya dunia. Yesus ternyata adalah Raja segala raja dan Tuhan bagi semua bangsa di dunia. (Matius 25:31-32)
- Kalau Sinterklas akan dilupakan suatu hari nanti. Yesus akan tetap sama, kemarin, hari ini, dan selamanya (Ibrani 13:8).
Marilah kita kerahkan semua upaya untuk membuat anak-anak dan cucu-cucu kita sebahagia mungkin dengan segala perayaan dan tradisi yang berakar pada makna Natal yang sebenarnya. Dekorasi yang tepat mengenai bayi Yesus, nyanyian yang tepat menyambut bayi Yesus, serta sukacita yang tepat; bahwa telah hadir bayi Yesus, yaitu Allah Bapa sendiri yang menjelma sebagai manusia dan bekerja memberi keselamatan langsung kepada umat manusia, di belahan dunia manapun, sampai selama-lamanya.
Syair: Hark! The Herald Angels Sing, Charles Wesley, 1739, dll,
Terjemahan: Yamuger, 1977,
Lagu: Felix Mendelssohn Bartholdy, 1840, disesuaikan oleh William H. Cummings, 1856.
do=g 4 ketuk
Damai dan sejahtera turun dalam dunia."
Bangsa-bangsa, bangkitlah dan bersoraklah serta,
Permaklumkan Kabar Baik; Lahir Kristus, T'rang ajaib!
Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"
Luk 2:14; Ef 2:17
lahir dalam dunia dan Maria bundaNya.
Dalam daging dikenal Firman Allah yang kekal;
dalam Anak yang kecil nyatalah Imanuel!
Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"
Flp 2:6-11; Yoh 1:14; Yes 7:14; Mat 1:23
tak memandang diriNya, bahkan maut dit'rimaNya,
lahir untuk memberi hidup baru abadi!
Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"
Yes 9:5; Mal 4:2; Luk 1:78-79; Yoh 1:9
Selamat Natal
ITT - Jakarta, Minggu 18 Desember 2022