(Sesuai SBU - Rabu, 27 November 2013)
3:12 Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa.
3:13 Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan. Sela
3:14 Engkau menusuk dengan anak panahnya sendiri kepala laskarnya, yang mengamuk untuk menyerakkan aku dengan sorak-sorai, seolah-olah mereka menelan orang tertindas secara tersembunyi.
3:15 Dengan kuda-Mu, Engkau menginjak laut, timbunan air yang membuih.
3:16 Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami.
3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi)
PENGANTAR
Bagi mayoritas orang percaya Kitab Habakuk biasanya dikenal hanya karena dua hal.
Pertama, ajaran tentang “orang benar akan hidup oleh iman” (2:4b). Ungkapan ini menjadi akrab di telinga orang Kristen bukan karena mereka mengenalnya dari Kitab Habakuk, tetapi karena ungkapan tersebut dikutip oleh Paulus dalam suratnya (Rom 1:16). Di samping itu, ungkapan ini juga sebagai dasar dari semboyan reformasi “pembenaran oleh iman”, yang dipopulerkan oleh Martin Luther.
Kedua, nyanyian Habakuk di pasal 3. Bagian yang paling terkenal dari nyanyian ini adalah ayat 17-18. Dalam bagian ini Habakuk mengungkapkan sumber penghiburan yang ia miliki. Sukacita sejati Habakuk di dalam Tuhan yang tidak dipengaruhi oleh situasi hidupnya yang menderita telah memberikan banyak inspirasi bagi orang Kristen modern. Versi Indonesia dari nyanyian ini bisa kita temukan di Kidung Jemaat No.333 yang berjudul "Sayur kubis jatuh harga", juga dari beberapa nanyian pop rohani yang dinyanyikan Gloria Trio.
Apakah yang unik dari Kitab Habakuk? Yang paling jelas, kitab ini adalah satu-satunya kitab yang berkaitan dengan pergumulan atau pertanyaan Habakuk sendiri. Kitab ini merupakan elaborasi (perenungan mendalam) dari dua pertanyaan yang diajukan Habakuk kepada Allah (1:2-3, 12-13). Kitab para nabi yang lain biasanya merupakan teguran terhadap dosa-dosa umat, berita kelepasan yang menghibur umat Allah, berita penghukuman atas umat Allah atau bangsa kafir. Pemberitaan ini hampir semua ditujukan pada umat. Kitab Habakuk justru terfokus pada diri sang nabi. Kitab ini merupakan jawaban Tuhan atas pergumulan Habakuk dan bagaimana Habakuk mengungkapkan keyakinan tersebut sebagai respon terhadap jawaban Tuhan.
Pendeknya, kalau kitab para nabi yang lain lebih merupakan komunikasi dari Allah kepada umat, maka Kitab Habakuk adalah komunikasi dari nabi kepada Allah.
Kitab Habakuk memiliki keunikan lain, yaitu karena nyanyian dalam kitab ini secara eksplisit disertai beberapa karakteristik sebuah mazmur pujian kepada TUHAN, misalnya pendahuluan mazmur yang menunjukkan jenis mazmur (3:1), pemakaian “sela” (3:3a, 9a, 13b), penutup mazmur yang mengindikasikan jenis instrumen yang seharusnya dipakai (3:19).
Pandangan tradisional Yahudi dan Kristen meyakini bahwa kitab ini ditulis oleh Habakuk. Pemunculan nama “Habakuk” dua kali dalam bagian yang penting dalam kitab ini (1:1; 3:1) merupakan petunjuk yang memadai untuk mengetahui identitas penulis kitab ini.
Mayoritas ahli Alkitab umumnya meletakkan pelayanan Habakuk pada zaman sebelum pembuangan ke Babel, namun mereka belum mencapai konsensus tentang periode yang spesifik. Salah satu usulan yang paling masuk akal adalah pada zaman pemerintahan Yoyakim (609-598 SM) sampai pra-pembuangan.
TUJUAN
Tujuan Kitab Habakuk sangat berkaitan dengan isu tentang keadilan Allah. Keberdosaan bangsa Yehuda yang sangat parah dan berlangsung lama tanpa penghukuman ilahi telah menimbulkan pergumulan tentang keadilan Allah dalam diri Habakuk (1:2-3). Isu ini menjadi lebih relevan bagi bangsa Israel karena konsep keagamaan yang berkembang waktu itu berbeda dengan situasi modern.
Bangsa Yahudi sangat memahami dan mengalami konsep “taat = berkat” dan “berbuat jahat = kutuk” (bdk. Ul 30). Kemujuran orang fasik jelas merupakan fakta yang sulit dijelaskan dalam konteks teologi seperti ini (bdk. Mzm 73). Ketika Allah memberikan jawaban bahwa Ia akan memakai Bangsa Babel sebagai alat penghukuman, hal ini kembali membuat Habakuk bergumul. Bagaimana mungkin sebuah bangsa yang terkenal begitu kejam dan jahat dipakai TUHAN untuk menghukum bangsa lain yang lebih baik (1:12-13)? Bukankah seharusnya Bangsa Babel lebih pantas untuk dihukum?
Jawaban yang diberikan dalam Kitab Habakuk sebenarnya ada dua.
Jawaban pertama adalah penampakan kemuliaan TUHAN. Sama seperti Ayub yang melihat TUHAN dalam kemuliaan-Nya (Ay.38-41) dan akhirnya bertobat (Ay.42), demikian pula Habakuk melihat kemuliaan Allah (Hab.3:3-16). Kemuliaan Allah di Habakuk 3 berfungsi untuk mendorong ketergantungan penuh kepada hikmat Allah sambil mengakui keterbatasan manusia untuk memahami TUHAN. Habakuk mungkin tetap tidak akan bisa memahami jawaban ilahi sepenuhnya sama seperti Ayub (Ay 42:3) dan bahkan kita semua, tetapi keyakinan penuh pada ketidakterbatasan Allah seringkali merupakan jawaban terjauh yang bisa kita dapatkan, karena orang benar akan hidup dengan iman (2:4b).
Jawaban kedua adalah secara verbal. TUHAN mengajarkan bahwa kejahatan pasti akan mendapat hukuman dari Allah, terlepas dari waktu maupun bentuk hukuman yang dipakai TUHAN. Bangsa Yehuda yang berdosa akan dihukum (1:4-11), demikian pula dengan Bangsa Babel yang dipakai TUHAN untuk menghukum mereka (2:6-20) akan menerima hukuman setimpal dari TUHAN.
STRUKTUR dan KONTEKS
Pergerakan pemikiran Habakuk dapat dengan jelas membentuk Struktur kitab ini. Perhatikan kembali, bahwa Nabi Habakuk hidup pada masa sebelum pembuangan Israel ke Babel.
1. Pendahuluan (1:1)
2. a. Pertanyaan nabi 1: mengapa orang fasik tidak dihukum? (1:2-4)
b. Jawaban TUHAN: Orang Kasdim akan dibangkitkan untuk menghukum (1:5-11)
3. a. Pertanyaan nabi 2: mengapa orang fasik menghukum orang yang lebih benar? (1:12-17)
b. Jawaban TUHAN: menunggu dan beriman (2:1-5)
4. Lima ucapan celaka untuk penindas (2:6-20)
a. Celaka 1 (2:6-8)
b. Celaka 2 (2:9-11)
c. Celaka 3 (2:12-14)
d. Celaka 4 (2:15-18)
e. Celaka 5 (2:19-20)
5. Nyanyian Habakuk (3:1-19)
a. Judul nyanyian (3:1)
b. Doa: meminta TUHAN mengingat karya keselamatan-Nya (3:2)
c. Gambaran tentang kedasyatan penampakan TUHAN (3:3-7)
d. Kemenangan dahsyat TUHAN (3:8-15) ===> Bagian 1 bacaan kita pekan ini
e. Respon iman Nabi Habakuk (3:16-19) ===> Bagian 2 bacaan kita pekan ini
Bacaan kita pekan ini adalah bagian terakhir dari pasal 3 yang konteksnya adalah Doa yang dilagukan/dinyanyikan dengan nada meratap. Dalam doanya ini, Nabi Habakuk meminta TUHAN untuk mengingat karya keselamatan yang telah TUHAN lakukan atas Israel.
Doa ini menyertakan 2 hal yang menarik untuk kita pahami, yaitu:
-. Pertama, ayat 3-15 Nabi habakuk mengingat kembali/rekoleksi akan siapa Allah dan karyaNYA bagi Israel, khususnya pembebasan dari Mesir.
-. Kedua, ayat 16-19 yaitu pernyataan atau respon iman Nabi Habakuk.
URAIAN
Dari struktur di atas, kita dapat melihat bahwa bacaan kita pekan ini terpecah dalam 2 topik yaitu Kemenangan dahsyat TUHAN (Hab.3:12-15) dan Respon iman Nabi Habakuk (Hab.3:16-19).
Kemenangan dahsyat TUHAN - Habakuk 3:12-15
3:12 Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi, dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa. 3:13 Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi. Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan. Sela 3:14 Engkau menusuk dengan anak panahnya sendiri kepala laskarnya, yang mengamuk untuk menyerakkan aku dengan sorak-sorai, seolah-olah mereka menelan orang tertindas secara tersembunyi. 3:15 Dengan kuda-Mu, Engkau menginjak laut, timbunan air yang membuih.
Bila kita mencermati, dalam doa bernada ratapannya ini, Nabi Habakuk merentangkan dengan panjang lebar segala sesuatu hal untuk mengingat kebesaran TUHAN atau istilah rekoleksi di atas. Dalam Rekoleksi itu sang Nabi lakukan dalam 6 tahapan di sepanjang pasal 3:3-15 ini, bacaan kita hanya menyorot bagian terakhir dari rekoleksinya, tetapi mari kita lihat dengan rinci:
1. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:3-4
2. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:5
3. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:6-7
4. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:8-10
5. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:11-12 - Dia adalah Allah yang jagat raya juga tunduk kepadaNya (bandingkan Kemenangan Israel di Gibeon, Yos 10:12-13). Jika kita bisa memahami bahwa Allah adalah penguasa jagat raya, bukankah dia juga adalah Allah yang berkuasa atas hidup, pekerjaan, persoalan besar yang kita alami? Habakuk mengalami penantian yang panjang akan jawaban Tuhan (ayat 1-2) tetapi bukan berarti dia menganggap Allah itu adalah Allah yang pasif, tetapi dia tetap melihat Allah itu sebagai Allah yang luar biasa, Maha Besar dan Maha Kuasa yang penuh dengan kemuliaan.
6. Siapakah Allah yang datang itu? Jawabannya Hab.3:13-15 - Dia adalah Allah yang kedatanganNya untuk menyelamatkan umat Israel dengan menghancurkan Mesir dan Laut Merah. Allah berperang bagi Israel untuk mengalahkan musuh-musuh mereka!
Bagaimana dahsyatnya kemampuan Allah perlu diingat oleh Nabi Habakuk, sehingga akhirnya, ketika ia mengingat kembali semua karya Allah, maka tidak satupun keraguan atas kemampuan Allah karena IA sanggup melakukan apapun, seperti kedahsyatan-kedahsyatan di atas! segala jawaban telah ia peroleh, semua pertanyaan sudah terjawab dan selanjutnya ....
Respon iman Nabi Habakuk - Habakuk 3:16-19
3:16 Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami. 3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. 3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi)
- Ayat 16 keluar dari bibir nabi, dapat lahir karena perenungan mendalam di atas. Ini adalah suatu pengakuan atas kedahsyatan Allah yang membuat nabi tergetar hebat. Dan ia akhirnya dapat dengan tenang menantikan hari kesusahan ketika Babel menyerang dengan mengetahui, memahami dan mengimani bahwa TUHAN tidak akan meninggalkan Israel. Meski pada awalnya ketika ia mengetahui kekuatan Babel, ia hendak mengadu kepada TUHAN dan menantikan jawaban-NYA (Hab.2:1). Tetapi sekarang, setelah mengingat kembali dahsyatnya apa yang TUHAN sudah lakukan bagi Israel, ia tidak lagi dapat berkata apa-apa selain duduk menunggu (bandingkan Ayub 42:1-6) apa yang TUHAN akan lakukan terhadap Babel.
Catatan:
Ada 3 ayat yang banyak membantu penulis untuk senantiasa bertahan dalam pergumulan menanti jawaban TUHAN
Kel.14:13 = Berdirilah tetap
Rut 3:18 = Duduk sajalah menanti
Maz.46:10 = Diamlah dan ketahuilah
Dalam berbagai masalah, penulis belajar bahwa terkadang kita hanya perlu tetap berdiri teguh, menanti dengan sabar serta diam dan teduh di hadirat TUHAN daripada melakukan sesuatu tindakan yang ceroboh yang akhirnya akan kita sesali sendiri.
- Ayat 17-19 adalah komitmen nabi atas perenungan tadi. Memakai metafora tumbuhan dan hewan yang adalah mata pencaharian utama Nabi Habakuk, ia menyusun pengertian mendalam bahwa sekalipun semuanya gagal tetapi ia tetap bersuka-cita dalam Allah yang menyelamatkannya karena Allah adalah kekuatan sang Nabi dan Israel diharapkan dapat menangkap makna ini dan percaya penuh kepada TUHAN. Walaupun lemah secara fisik, tetapi iman percayanya kuat dan penuh kepada TUHAN.
Catatan:
Kembali kepada KJ.333 sayur Kubis Jatuh Harga - seringkali Kidung Jemaat ini jadi bahan tertawaan dengan judul dan liriknya yang aneh, tetapi bagi orang percaya di Indonesia, sebenarnya KJ ini mengandung makna yang sangat dalam akan respon iman kita terhadap TUHAN, khususnya dalam keadaan sekarang ketika ekonomi memburuk, lapangan pekerjaan yang susah, harga-harga membumbung naik serta ketidak-adilan terjadi dimana-mana. Lirik akhir KJ.333 = KepadaNYa ku percaya, aku tidak akan jatuh: Tuhan Allah kekuatanku. - Sungguh indah bukan? Barangkali sudah saatnya lagu ini dipopulerkan kembali dan sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam rumpun Musim dan Panen melainkan pada rumpun Pernyataan Keyakinan Iman di buku KJ - Bertahun mengikuti ibadah, seingat penulis, hanya sekali dua kidung ini dinyanyikan di sekitar tahun 1980an.
Kalau di awal kitab ini (Hab.1:2-4) Nabi Habakuk berseru mempertanyakan sikap TUHAN, maka di penghujung akhir kitab ini terjadi hal yang bertentangan, sang nabi mengakhirinya dengan ungkapan yang luar biasa di ayat 19.
Respon iman ini tidak terjadi seketika. Tanpa rekoleksi atau perenungan mendalam mengingat karya TUHAN dalam kehidupannya dan perjalanan umat Israel, tanpa doa yang sungguh-sungguh yang dilakukan dengan jujur, rendah hati dan mengakui kemaha-kuasaan TUHAN, maka respon iman yang luar biasa ini tidak akan lahir.
APLIKASI
Bacaan kita secara khusus, dan kitab Habakuk secara umum dapat menjadi kekuatan yang besar bagi kita yang sedang menghadapi permasalahan sekarang, maupun di masa akan datang dimana kelihatannya keadaan tidak membaik sedikitpun bahkan memburuk.
Kitab ini mengajarkan kita untuk tidak pesimis, tetapi senantiasa optimis dan bersyukur dengan hanya bersandar dan beriman penuh kepada TUHAN. Menyadari kekuatan TUHAN dan mengakui kedaulatannya serta mengaku dengan jujur dan rendah hati akan segala dosa kita, akan mengajarkan kita seperti Nabi Habakuk .... Allah Tuhanku itulah kekuatanku.
Bukankah Kristus Yesus sendiri mengajarkan kepada kita untuk mengakui kedaulatan BAPA-NYA dan berserah dengan berkata "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:42).
Tidak mudah, bahkan berat, .... tetapi bukan berarti tidak bisa.
.
ITT - Jakarta, Kamis 14 November 2013.