(Sesuai SBU - Rabu, 28 Agustus 2013)
1:1 Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
1:2 Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.
1:3 Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran.
1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
1:5 Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.
1:6 Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.
1:7 Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.
1:8 Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.
Bantuan Pelayanan
PENGANTAR
Di dalam 3 Yohanes 1:1 dikatakan bahwa surat ini “dari penatua.”, sama seperti di awal 2Yoh.1:1 Jadi sangat besar kemungkinan orang yang menulis 2 Yohanes juga menulis 3 Yohanes. Menurut para ahli Alkitab, kemungkinan besar bahwa rasul Yohanes yang menulisnya. Dari sejarah gereja kita tahu bahwa rasul Yohanes tinggal di Efesus pada akhir kehidupannya. Jadi kemungkinan besar bahwa Rasul Yohanes berada di Efesus waktu menuliskan surat ini.
Surat ini termasuk surat yang terakhir di ditulis sebelum Kitab Wahyu, yaitu sekitar tahun 90 M. Untuk melihat perbandingan waktu Surat 3 Yohanes ditulis dalam masa PB, buka gambar Rentang Waktu Perjanjian Baru di sini.
Kalau Surat 2 Yohanes berurusan dengan masalah kesesatan dan pengkhotbah keliling, maka Surat 3 Yohanes ini, berurusan dengan peringatan untuk membantu para pengkhotbah Kristen keliling.
Penerima Menurut 1:1 surat ini ditulis “kepada Gayus.” Siapakah Gayus ini kita tidak tahu secara pasti. Pada saat itu banyak penginjil yang pergi untuk memberitakan injil ke tempat-tempat lain dengan berpindah-pindah. Mereka biasanya menerima tumpangan dan bantuan dari saudara-saudara seiman di dalam jemaat di manapun mereka pergi. Gayus biasanya memberi tumpangan kepada mereka. Namun demikian seorang lain di dalam jemaat, Diotrefes, tidak mau memberi tumpangan kepada mereka dan dia mengucilkan anggota yang menerima penginjil-penginjil ini. Yohanes menulis kepada Gayus untuk mendorong dia untuk tetap berbuat baik dan menerima penginjil-penginjil ini dan memberi peringatan terhadap Diotrefes untuk bertobat dari perbuatannya yang jahat itu. Juga di akhir surat ini Rasul Yohanes menulis kesaksian yang baik tentang Demetrius.
Ada tiga orang yang secara khusus disebutkan dalam Surat 3 Yohanes ini:
1. Gayus (seorang saleh dalam gereja penerima)
a. Gayus adalah nama yang sangat umum dalam masyarakat Yunani dan Latin.
b. Ada tiga Gayus yang disebutkan dalam bagian lain Alkitab: Gayus dari Makedonia, Kis 19:29; Gayus dari Derbe, Kis 20:4; dan Gayus dari Korintus, Rom 16:23; 1 Kor 1:14.
c. Para pakar Alkitab menyepakati bahwa Gayus di 3 Yohanes ini bukan Gayus yang di sebut di bagian lain di Alkitab (point a).
d. Tradisi Katolik mengenal Gayus di 3 Yohanes ini sebagai Uskup dari Pergamus, yang ditunjuk oleh Rasul Yohanes.
2. Diotrefes (seorang perusuh tak berTuhan dalam gereja penerima)
a. Ini adalah satu-satunya penyebutan orang ini dalam PB. Namanya adalah nama yang langka yang berarti “dipelihara Zeus.” Betapa ironisnya bahwa seorang yang dinamai dengan nama “Zeus” justru mengganggu orang yang berperjalanan, sedangkan “Zeus” adalah “pelindung dari orang yang berperjalanan.”
b. Sikapnya dibongkar dalam ayat 9-10.
3. Demetrius (pembawa surat Yohanes kepada gereja lokal ini)
a. Tampaknya, ia adalah satu dari misionaris yang berkeliling dan pembawa surat dari Rasul ini di Efesus.
b. Tradisi Katolik menyebutkan Demetrius sebagai Uskup Filadelfia, yang ditunjuk oleh Rasul Yohanes.
URAIAN
Surat 3 Yohanes ini sifatnya sangat pribadi, karena ditujukan hanya kepada Gayus. Tetapi dari sifatnya yang sangat pribadi inilah, - seakan-akan surat ini kepada kita pribadi sekarang ini - sehingga kita dapat belajar lebih detail/terperinci tentang kehidupan rohani yang sehat, Kasih, Kebenaran, ketegasan sikap dan kejujuran dalam hidup berjemaat dan Pekabaran Injil.
3Yoh.1:1-2
1:1 Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
1:2 Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.
Kalau biasanya kita kenal sebagai "dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat", maka dalam bacaan ini Rasul Yohanes menekankan bahwa dalam Rohani yang sehat maka segala sesuatu akan sehat dan baik saja. Pelajaran yang dapat kita petik di sini, bahwa ucapan salam dan doa Rasul Yohanes kepada Gayus, menekankan bawa Gayus hidup dalam jiwa atau rohani yang sehat, dan demikianlah kita sebagai orang percaya, hendaknya mempunyai kehidupan rohani yang baik.
3Yoh.1:3-4
1:3 Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran.
1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
Gayus hidup dalam kebenaran, adalah suatu kesaksian yang diberikan oleh orang lain/kemungkinan besar penginjil yang singgah di jemaat itu kepada Rasul Yohanes. Jadi bukan hasil penilaian Yohanes sendiri atau pengakuan Gayus. Sukacita terbesar Yohanes, adalah ketika ia menyaksikan bahwa anak-anak rohaninya atau murid-muridnya melaksanakan injil/Kabar Sukacita yang ia beritakan. Demikianlah, kita sebagai orang percaya hendaknya melaksanakan ajaran Kristus dengan hidup dalam kebenaran.
3Yoh.1:5-6
1:5 Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.
1:6 Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.
Bandingkan sikap Gayus dengan Ibrani 13:1-2 = 13:1 Peliharalah kasih persaudaraan! 13:2 Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
Bandingkan dengan Perintah Kristus dalam hal memberi sedekah di Mat.6:1-4!
Selanjutnya, ternyata apa yang Gayus perbuat terhadap orang-orang asing dalam perjalanan (yang adalah penginjil, karena mereka memberika kesaksian tentang Gayus di hadapan jemaat) - adalah suatu buah daripada ajaran Kristus. Jadi sikap Gayus adalah setia dalam pelayanan berdasarkan ajaranNYA, demikianlah kita sebagai orang percaya hendaknya senantiasa setia dan tulus dalam pelayanan serta melaksanakan perintahNYA.
3Yoh.1:7-8
1:7 Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah.
1:8 Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.
Di kedua ayat ini, Rasul Yohanes menuliskan dengan padat dan tepat, 2 hal yang sangat penting, yaitu prinsip pokok dalam kehidupan berjemaat, antara Penginjil dan Jemaat, dalam konteks kita sekarang adalah Pendeta/Hamba Tuhan dan Jemaat Tuhan (bukan jemaat pendeta bersangkutan):
1. Pelaksanaan Pekabaran Injil haruslah tetap dilihat sebagai pelaksanaan perintah Tuhan kita Yesus Kristus (Mat.28:18-20; Mark.16:15-16; Luk.24:46-48; Kis.1:8) - Luput dari itu, maka pekabaran Injil akan menjadi tidak berguna, khususnya bila menyangkut menerima sesuatu barang, apalagi dari orang yang tidak (mau) mengenal Allah.
2. Ay.8 juga merupakan suatu kesatuan dari tugas Pekabaran Injil, karena dalam tugas mulia tersebut terdiri dari berbagai ragam unsur; ada yang menugaskan, ada yang berkhotbah/mengajar, ada yang menulis pengajaran, ada yang menerjemahkan pengajaran, ada pembawa surat, ada yang dipakai rumahnya buat berkumpul, ada yang mengumpulkan orang, ada yang menyediakan makanan (memasak), ada yang memberikan uangnya untuk membeli makanan dan minuman, ada yang menguji pengajaran tersebut dan yang terpenting, ada jemaat yang terpanggil untuk mendengarkan dan melaksanakan pengajaran tersebut. Bukankah ini suatu kehormatan, dapat mengambil bagian dalam melaksanakan perintah Kristus Yesus?
Jadi Pekabaran Injil bukanlah "one man show" atau "one priest show" (pekerjaan seorang manusia atau pendeta) belaka, tetapi adalah sebuah kerjasama antara Penginjil/Pendeta, Diaken, Penatua, Pengurus Pelkat, Komisi dan Jemaat, serta tugas semua orang percaya.
(Bertahun yang lalu, seorang sahabat pernah bertanya. Kenapa GPIB atau gerejamu tidak pernah mengirim penginjil untuk memberitakan Injil di daerah-daerah pelosok? Saya menjawabnya dengan kalem: "Sahabatku, tahukah kamu bahwa jemaat GPIB sudah mendekati 280an jemaat, belum termasuk Pospel-pospelnya, ... nah itu semua bisa terjadi karena dukungan seluruh jemaat GPIB, yang walaupun tidak hadir di pelosok, tetapi melalui kemurahan hati jemaat GPIB di seluruh Indonesia, mereka hadir mendukung para pendeta dan jemaat-jemaat di pedalaman sana".)
Rasul Yohanes memuji ketekunan para Penginjil dan kemurahan hati para jemaat di tempat Gayus. Demikianlah kita sebagai orang percaya hendaknya bertekun dalam mendukung Pekabaran Injil dan mendukung dengan kemurahan hati.
RANGKUMAN
Merangkum 3Yoh.1:1-8 adalah pelajaran 2 sisi bagi kita semua.
1. Bagi para Pekabar Injil dalam konteks sekarang ini adalah para Pendeta - Ada 3 hal, yaitu:
a. Memberitakan Injil bukan profesi untuk mencari keuntungan dan harta duniawi.
Mereka terpanggil dan diurapi serta di utus oleh Tuhan untuk mengajar dan memberitakan Firman Tuhan. Dari pengalaman berjemaat, cukup mudah untuk membedakan pekabar yang baik atau bukan. Bila sang Hamba Tuhan banyak menghabiskan waktu untuk mengajar dan menjelaskan Firman Tuhan lebih daripada menghabiskan waktu untuk ber-entertainment dengan jemaat, maka inilah Pekabar Injil yang baik yang dimaksud di ay.7 di atas.
Perhatikan bahwa Rasul Paulus juga mengecam di 2Kor.2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya. Juga di 1Tes.2:5-9 = 2:5 Karena kami tidak pernah bermulut manis -- hal itu kamu ketahui -- dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi -- Allah adalah saksi -- 2:6 juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. 2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. 2:8 Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. 2:9 Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
b. Para Pekabar Injil yang baik, tidak terikat dengan "apa, siapa, dimana, kapan, berapa dan bagaimana" pemberitaan Injil tersebut dilaksanakan.
Ketika para Pendeta diurapi melalui pentahbisan dan pengutusan, mereka mengamini perintah Kristus, yang salah satunya dicatat di Luk.10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Itu berarti; jangan meminta-minta pertolongan atau dengan kata lain, menggantungkan pekerjaan Kristus kepada manusia atau kelompok! - Bandingkan dengan Yehezkiel 34:1-10!
Ketika para Pendeta diurapi melalui pentahbisan dan pengutusan, mereka mengamini perintah Kristus, yang salah satunya dicatat di Luk.10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Itu berarti; jangan meminta-minta pertolongan atau dengan kata lain, menggantungkan pekerjaan Kristus kepada manusia atau kelompok! - Bandingkan dengan Yehezkiel 34:1-10!
Jemaat ini adalah Jemaat Tuhan, bukan jemaat Pendeta A atau B - dan Tuhan sendiri akan mencukupkan kebutuhan jemaatNYA. Jangan mempermalukan IA hanya untuk harta duniawi.
c. Kristus Yesus sendiri mengatur pelayanNYA.
Di Mat.10:9-10 = 10:9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10:10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. - Luk.10:4-7 = 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.
Firman Tuhan juga mengatur bahwa: 1Kor.9:14 Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
2. Bagi Jemaat Kristus, dalam konteks sekarang adalah kita semua - Juga Ada 3 hal
a. Membantu Pekabaran Injil adalah menyuka-hatikan Tuhan.
Mat.10:41-42 = 10:41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. 10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.
Sudah tentu, memberi berlandaskan sukacita karena sadar bahwa bantuan tersebut membuatNYA bersukacita pula. 2Kor.9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
b. Memberi bantuan hendaknya "hanya untuk kemuliaan Tuhan" belaka.
Bukan karena ingin dipuji atau dilihat manusia atau jemaat. Berhati-hatilah dalam motivasi memberi bagi pelayanan/pekerjaan Tuhan. Bila memberi dengan motivasi yang salah, maka yang terjadi adalah Pekerjaan Tuhan akan menjadi Kemauan si pemberi dan orang-orang disekelilingnya. Yesus Kristus mengingatkan hal ini, karena mengenal hati manusia yang mudah jatuh dalam kesombongan dan kemunafikan. Untuk menghindari itu, tidak ada jalan lain, selain memberikan dasar yang tepat, yaitu demi kemuliaan Nama Tuhan belaka, serta menyisihkan keinginan pribadi.
Jemaat ini adalah Jemaat Tuhan, bukan jemaat si A atau B. Jangan menganggap rendah Tuhan dengan mengukur dan mengatur pekerjaan Tuhan melalui harta kita!
c. Dengan membantu pelayanan, maka kita sebenarnya menerima "penghormatan" dengan sudah turut serta dalam pelayanan itu sendiri.
Memberikan bantuan bukanlah hanya soal harta atau tenaga, tetapi dengan menghormati para pelayan dan mengasihi mereka dengan tulus, juga sudah termasuk dalam membantu pelayanan. Janganlah menghakimi seperti Diotrefes! Yang sangat mengemukakan ambisi pribadinya, menghalangi Pelayan Tuhan, tidak mau menerima pelayan Tuhan, bahkan mencegah/mengucilkan jemaat yang menerima pelayan-pelayan Tuhan itu! - (3Yoh.1:9-10 = 1:9 Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. 1:10 Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat)
Jadi bermurah-hati dan berlakulah penuh kasih!, karena sebenarnya kita bukan hanya sedang mengeluarkan harta, tenaga atau waktu, melainkan kita sedang menyuka-hatikan Tuhan, memuliakan Nama Tuhan dan menerima kehormatan sebagai bagian dalam pelaksanaan tugas Kristus Yesus dalam Pekabaran Injil.
ITT - Jakarta, Rabu 31 Juli 2013