(Sesuai SBU - Rabu, 7 Agustus 2013)
11:1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
11:2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
11:4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
11:5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
11:6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
11:7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
11:8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
11:9 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Babel
LATAR BELAKANG
Ada beberapa hal yang perlu dipahami dan melatar-belakangi bacaan kita pekan ini.
1. Secara struktur, Kitab Kejadian pasal 11:1-9 ini adalah suatu akhir dari bagian pertama kitab Kejadian, yaitu "Sejarah mula-mula". Pasal 12 s/d selesai di pasal 50, akan berkisah mengenai Janji Allah kepada Abraham, Ishak, Yakub dan kisah lahirnya bani Israel, serta kisah Yusuf dan Israel di Mesir.
Secara garis besar Kitab Kejadian dapat dilihat sebagai:
- Kej.1 - 11:9 = Sejarah mula-mula
- Kej.11:10 - 11:32 = Daftar Keturunan
- Kej.12 - 25:11 = Kisah Abraham
- Kej.25:12-18 = Daftar Keturunan
- Kej.25:19 - 35:22a = Kisah Yakub
- Kej.35:22b - 36:43 = Daftar Keturunan
- Kej.37 - 46:7 = Kisah Yusuf
- Kej.46:8-27 = Daftar Keturunan
- Kej.46:28 - 50 = Tinggal di Mesir
Sejarah mula-mula (lebih terkenal dengan istilah ‘Primeval History’) dalam Kej. 1:1-11:9 merupakan awal persiapan seluruh isi kitab ini. Bagian ini memaparkan permulaan kehidupan manusia di tamab Eden dan bagaimana kehidupan tersebut akhirnya harus diakhiri karena ketidaktaatan manusia. Akhirnya dimulailah babak kehidupan manusia seperti yang kita ketahui sekarang. Mulai pasal 12 dan teks-teks selanjutnya, perhatian difokuskan pada leluhur bangsa Israel, yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. Gambaran kehidupan yang dialami ke-3 bapa leluhur tersebut setidaknya mewakili atau menggenapi gambaran kehidupan pada bagian sebelumnya.
2. Bacaan pekan ini Kej.11:1-9 melatar-belakangi Kej.10 dan bukan sebaliknya. Dengan pemahaman ini, kita tidak akan dibingungkan ketika membaca Kitab Kejadian pasal demi pasal. Salah satu petunjuk: Kej.10:5, Kej.10:10 dan Kej.10:25 yang awal terjadinya dikisahkan dalam Kej.11.
3. Kej.1-5 jelas menunjukkan bahwa semua manusia berasal dari Adam dan Hawa. Selanjutnya Kej.10 menunjukkan bahwa semua manusia berasal dari Nuh dan istrinya (khususnya baca Kej 10:32). Karena air bah memusnahkan semua manusia kecuali Nuh dan keluarganya, maka jelas bahwa semua manusia saat setelah itu (khususnya dalam konteks bacaan ini), adalah keturunan Nuh.
4. Setelah air bah. Allah mengeluarkan FirmanNYA di Kej.9:1-17 (dengan pola perintah dan janji seperti yang pernah kita pelajari di Kej.13:14-18). Secara khusus perintahNYA di Kej.9:1 = Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.
URAIAN
Kej.11:1-2
11:1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.
11:2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
Melaksanakan Perintah
Ayat 1 menjelaskan keadaan awal seluruh manusia pasca air bah. Manusia punya satu bahasa dan satu logat, ini menunjukkan bahwa mereka berasal dari satu pasang manusia, dalam hal ini Nuh yang adalah keturunan ke-9 dari Adam (Daftar keturunan Adam sampai Israel dapat di unduh di sini). Ayat 2 adalah pelaksanaan perintah Allah untuk memenuhi bumi (Kej.9:2). Adapun awal keberangkatan anak-anak Nuh dan keturunannya itu bermula dari pegunungan Ararat (1) ke sebelah Timur, sehingga menjumpai tanah Sinear (3) yang terletak di dataran Mesopotamia (lihat gambar).
Kej.11:3-4
11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
11:4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Jatuh (lagi) dalam Dosa
Ayat 3 memperlihatkan bahwa pada saat itu, manusia telah mampu membuat batu bata yang dibakar dan dalam penggunaannya dilekatkan dengan aspal (ter). Ini merupakan suatu perkembangan/terobosan baru dalam teknologi pembangunan untuk menggantikan batu dan tanah liat. Dengan ukuran dan daya rekat yang kuat, ini berarti menghasilkan keseimbangan dan kekuatan yang merata, sehingga dapat dipakai untuk membangun struktur bangunan yang (lebih) tinggi dan kuat. Hal yang menarik diperhatikan, bahwa walaupun ahli teknologi, arkeologi (sejarah/pra-sejarah) dan ilmu pengetahuan lain sering menganggap Alkitab sebagai dongeng atau cerita yang tidak/kurang akurat, tetapi apa yang tertulis di Alkitab justru selalu menjadi dasar penelitian mereka. Dari ayat ini pula, dapat diketahui bahwa pada saat itu (menurut beberapa ahli saat itu antara tahun 2400 - 2300 SM) teknologi pembuatan batu bata dan pembangunan bangunan tinggi telah diketahui oleh manusia.
Latar belakang dari ayat 4 yang perlu diketahui adalah:
- Pada saat itu manusia masih tinggal secara berpindah dan belum membangun rumah permanen.
- Bangunan permanen seperti menara atau kota lebih cenderung dibangun untuk ibadah/penyembahan.
- Jadi suatu kota awalnya adalah bangunan suci yang akhirnya menjadi tempat tinggal didekat/sekitar bangunan tersebut.
- Model menara yang tinggi dikenal sebagai ziggurat, yang berupa menara dengan tangga batu - biasanya dibangun oleh bangsa Sumeria, Babilonia, Elam, dan Akkadia - sebagai tempat turun naiknya allah mereka, atau penghubung langit dan bumi.
Dengan latar belakang itu, kita segera melihat adanya suatu pemberontakan baru umat manusia terhadap Allah di ayat 4 ini.
- Dosa ini terjadi lagi walaupun masih lekat pada mereka bagaimana Allah menghukum manusia dengan air bah dan memusnahkan manusia berdosa, selain Nuh dan keluarganya. Dengan memakai Peleg (Kej.10:25) - Peleg berarti "terbagi" - dan memakai Kej.11:10-16 - bisa diketahui bahwa Peleg lahir 101 tahun setelah air bah (2+35+30+34=101). Hanya berselisih sekitar 100 tahun dan dosa melawan Allah kembali terjadi (mengingat panjangnya usia manusia pada waktu itu, 100 tahun adalah waktu yang cukup singkat).
- Dosa ini adalah melawan Perintah Langsung dari Allah dengan tidak mau terserak ke seluruh bumi.
- Dosa timbul dari adanya kemampuan di ayat 3 sehingga meninggikan diri sendiri di ayat 4.
Kej.11:5-7
11:5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
11:6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
11:7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
Tindakan Allah
Pemaparan turunnya TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan di ayat 5, adalah suatu gaya bahasa yang biasa disebut Anthropomorphism atau personifikasi yang menggambarkan Allah sebagai manusia. Gaya bahasa ini juga mengandung sinisme dan humor, karena kalau saja menara tersebut tingginya sampai ke langit, untuk apa TUHAN berusaha turun dan melihat? Toh dari atas sana sudah kelihatan! - tapi yang jelas kita tangkap di sini, adalah pembangunan menara dengan maksud dan tujuan di ayat 4 menarik perhatian Allah!
Ayat 6 dan 7 merupakan suatu rangkuman tindakan Allah dengan menyatakan KasihNYA. Mengapa demikian?
- Allah yang sudah dan pasti mengetahui motivasi manusia yang jahat dan berdosa tidak menghukum dengan kejam seperti air bah lagi, sesuai janji kasihNYA di Kej.8:21
- Tindakan Allah lebih kelihatan sebagai suatu pencegahan. Bukankah mudah saja IA menghukum mereka dengan menghancurkan menara dan kota itu? Tetapi dengan mengacaukan bahasa, manusia akan berhenti berkomunikasi dan sulit untuk bekerjasama lagi.
- Pernyataan Allah dalam FirmanNYA bahwa: "Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana." - menunjukkan bagaimana sempurna dan hebatnya ciptaan Allah, sehingga apa yang manusia rencanakan dengan usaha yang sungguh dan berkenan bagiNYA, pasti akan terlaksana.
- Jadi TUHAN mengacaukan bahasa manusia untuk mencegah mereka berbuat dosa yang lebih hebat lagi dan supaya memenuhi peritahNYA di Kej.9:1 supaya berpencar!
Kej.11:8-9
11:8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
11:9 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Akibat Tindakan Allah
- Pembangunan Kota dan menara berhenti dan gagal.
- Terjadi kekacauan sehingga manusia berpencar dan berserakan ke berbagai penjuru bumi dalam kelompok bangsa dan bahasa mereka sendiri (tetap dalam suatu kesatuan, tetapi lebih kecil).
- Ada banyak bahasa yang timbul karena pemisahan ini. Kalaupun banyak persamaan kata dalam berbagai bahasa, tentu kita maklumi, karena bahasa sebenarnya timbul dari satu asal sebelum dikacau-balaukan TUHAN.
- Nama Babel dikenal sekarang dengan istilah "kebingungan" dari kata Ibrani "balal". Tetapi asal kata aslinya adalah dari bahasa Babilonia sendiri. Babel (bab-ilim) berarti Pintu gerbang tuhan.
KESIMPULAN
1. Sesuai dengan Firman Tuhan yang berisi Perintah, berkat dan janjiNYA di Kej.9:1-17, Kasih TUHAN dinyatakan bagi manusia yang sebelumnya telah dimusnahkan TUHAN karena keberdosaan mereka - Kasih itu mengalir melalui Nuh yang hidup benar di hadapanNYA, sehingga dari keturunan Nuh-lah perintah, berkat dan janji TUHAN ini diberikan.
2. Pada awalnya perintah itu dipatuhi, tetapi kemudian ketika mereka tiba di tempat yang lebih baik di tanah Sinear, maka dosa kembali melanda dan manusia bangkit melawan perintah TUHAN. Bahkan pengetahuan dan kemampuan yang manusia peroleh dari TUHANpun menjadikan mereka sombong dan melawan TUHAN. Perhatikan bahwa pengetahuan dan kemampuan manusia ditopang oleh otak sebagai pusat daya pikir dan didukung oleh pengajaran TUHAN sendiri (melalui NUH TUHAN mengajar membuat bahtera). Jadi tidak ada sebenarnya istilah "Belajar Sendiri" atau "Beradaptasi", karena asal muasal semua kemampuan tersebut adalah Karya Sang Pencipta.
3. Bukan oleh pembangunan kota dan menara yang ditentang TUHAN, tetapi maksud tujuan dan kesombongan manusia serta sikap yang melawan perintah TUHAN. Jadi membangun suatu menara atau bangunan tinggi bukanlah merupakan dosa. Yang menjadi dosa, adalah ketika pembangunan menara atau bangunan yang tinggi dimaksudkan untuk mencapai langit dan pemujaan terhadap allah lain, disertai kesombongan untuk mencari nama dan melawan perintah TUHAN. Ayat ini biasanya disalah-gunakan dengan mengecam pembangunan pencakar langit dan menara yang tinggi di masa kini.
4. Kemampuan manusia dan segala apapun yang manusia lakukan hendaknya senantiasa memuliakan Allah seperti yang dimaksud di 1 Kor 10:31. Juga meninggikan diri akan berujung kepada dosa dan akibatnya. Yesus Kristus sendiri mengajarkan kepada kita di Mat.23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. - 1Petrus 5:5-6 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
5. TUHAN menyukai persatuan. Yang dibenciNYA adalah kalau persatuan itu dilakukan untuk berbuat dosa. Perhatikan bahwa dalam bacaan kita, tidak ada seorangpun yang mencegah dibangunnya menara dan kota ini. Ini menunjukkan bahwa yang menentukan salah benar, dosa tidaknya suatu hal adalah suara mayoritas dan bukan Firman TUHAN! Jebakan mayoritas sering kita alami dalam pengambilan keputusan di kalangan Gereja dengan voting/pemungutan suara terbanyak, untuk hal-hal yang sebenarnya diatur dalam Firman TUHAN, atau kita takut berpendapat sesuai Firman TUHAN karena suara terbanyak/mayoritas berpandangan sebaliknya. Bandingkan Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
ITT - Jakarta, Minggu 21 Juli 2013