(Sesuai SBU - Rabu, 17 Juli 2013)
27:34 Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: "Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"
27:35 Jawab ayahnya: "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu."
27:36 Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya: "Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?"
27:37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: "Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?"
27:38 Kata Esau kepada ayahnya: "Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!" Dan dengan suara keras menangislah Esau.
27:39 Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: "Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas.
27:40 Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu."
Pengantar
Kitab Kejadian pasal 27 mengisahkan suatu penggenapan Allah atas rencana-Nya, yang walaupun rencana tersebut coba dibelokkan dengan berbagai cara oleh manusia sebagai pemerannya, dalam hal ini keluarga Ishak, yang terdiri dari Ishak sebagai suami, Ribka sang istri dan kedua anak mereka ... Esau dan Yakub.
Membaca dan mengerti Kejadian 27, haruslah dipahami secara mendalam dengan membaca Kitab Kejadian dari pasal-pasal sebelumnya, khususnya pasal 25 dan 26. Kalau tidak dipahami dengan mendalam, maka kita akan mengambil kesimpulan yang salah atas Karakter Allah dan ciptaanNya. Beberapa kesimpulan yang sering disalah artikan (bahkan oleh orang Kristen sendiri) adalah:
-. Hidup dengan akal yang cerdik - bahkan dengan menipu, tetap beroleh berkat dari Allah (Yakub mengakali Esau dengan menukar hak kesulungan dengan makanan di Kej 25:29-34)
-. Cara Ribka menolong Yakub dengan tipu muslihat, juga berkenan bagi Allah (Kej 27:5-13)
-. Ishak malah berbalik mengutuki Esau setelah salah memberi berkat (Kej 27:39-40)
-. Rangkaian tipu menipu ini semua adalah "Kehendak Allah" sehingga Allah yang kita kenal, yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub adalah Allah yang merestui ketidak-jujuran ... yang penting rencanaNya terjadi.
Rancangan Allah bagi Ishak
Masih ingat Janji Allah kepada Abraham? (Kej.12:2, 7, 13:14-18, 15:4-5, 17:4-8 dst)
Janji Allah itu diwariskan juga bagi keturunan Abraham yang dipilih Allah, yaitu Ishak. Janji akan keturunan, digenapi Allah dengan mencabut kemandulan Ribka dan bahkan memberinya anak kembar yaitu Esau dan Yakub (Kej.25:24 - dalam beberapa percakapan dengan jemaat dewasa, banyak yang beranggapan bahwa Esau dan Yakub adalah kakak adik bukan kembar). Janji Allah itu diberikan juga kepada Ishak di Kej 26:3-4, yang seperti biasanya, Allah memberikannya setelah perintah di Kej 26:2 dan menegaskan asal muasal janjiNya di Kej.26:5, bahkan janji tersebut dipertegas lagi di Kej.26:24.
Ribka, sebagai istripun, juga dilibatkan Allah dengan menjawab doa Ribka yang kesakitan karena kandungannya itu (Kej.25:22-23 = 25:22 Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN. 25:23 Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.")
Ayat inilah yang menjadi dasar acuan untuk mengerti kisah di Kejadian 27 ini secara menyeluruh; bahwa sejak dalam kandungan, Allah telah menyiapkan rencana bagi Esau dan Yakub, dan rencanaNya itu telah difirmankanNya langsung kepada orang tua Esau dan Yakub melalui Ribka, sang ibu.
Rencanaku vs RencanaMU
Rencana Allah atas kedua bayi kembar ini mengalami perubahan karena sifat dari Ishak dan Ribka dalam membesarkan anak-anak mereka.
Ishak lebih menyayangi Esau karena ia tumbuh seorang pemburu dan Ribka lebih condong ke Yakub yang hidup dekat dengannya. Ishak coba untuk memakaikan rencananya lebih daripada rencana Allah, sementara Ribka ketakutan rencana Allah gagal dan mencoba mendorong dengan cara manusia supaya rencana tersebut berhasil (Kej.25:27-28).
Sebagai suami istri, ayah ibu, dan keluarga, Ishak dan Ribka gagal menerjemahkan Firman Allah kepada anak-anak mereka, ... mereka lebih sibuk memuluskan rencana masing-masing dengan cara mereka masing-masing. Bukannya mendidik Esau untuk berbesar hati dan mendidik Yakub menjadi rendah hati - dengan mendukung rencana Allah yang akan menjadikan mereka 2 bangsa yang besar - mereka malah sibuk memenangkan pilihan hati masing-masing.
Demikianlah begitu penting peran orangtua dalam mendidik anak-anak dan mengajar serta menerjemahkan Firman Tuhan bagi anak-anak mereka, dalam mengisi hari depan bagi keturunan mereka. Janji Allah melalui Abraham dan sekarang Ishak, tidak segera ditanamkan ke anak-anak mereka, tetapi diubah dan diterjemahkan sesuai kehendak manusiawi mereka dan menempatkan "rencanaku" lebih di atas "rencanaMU/rencanaNYA".
3 Persoalan Keluarga
Ada 3 hal yang diperoleh karena memberlakukan "rencanaku" atau rencana manusia di atas.
1. Ketergesaan
Karena ingin memuluskan rencananya, maka Ishak menjadi terburu-buru dalam memberikan berkatnya. Hanya karena merasa sudah tua dan mendekati kematian, maka ia bersegera akan menyelesaikan rencananya dalam memberkati Esau si sulung. Padahal selanjutnya kita ketahui bahwa Ishak masih hidup sampai 180 tahun sampai Yusuf si cucu penerus Janji Allah ada (Kej.35:27-28). Ribka dengan ketergesaan segera melihat itu sebagai suatu kesempatan besar, walaupun dengan cara menipu ... berhasil memperoleh berkat bagi anak kesayangannya, si Yakub.
2. Penipuan
Karena ingin memuluskan rencananya, maka Ishak dengan diam-diam menyuruh Esau menyiapkan pemberkatan itu dengan berburu dan memasak makanan kesukaannya. Ishak tidak melibatkan istrinya, karena takut bahwa rencananya akan ditentang Ribka (contoh yang baik berikutnya dilaksanakan oleh Yakub yang memberikan berkatnya dengan mengumpulkan seluruh anak-anaknya/keluarganya di Kej.49). Ribka yang senantiasa menguping Ishak dan Esau melihat itu sebagai kesempatan emas dengan diam-diam menipu Ishak yang sudah kabur matanya. Sebelumnya, malah Ishak dengan licik membeli hak kesulungan Esau dengan memanfaatkan sikap ketidakperdulian Esau atas hak itu (Kej.25:30-34).
Saling tipu masih terus terjadi ketika akhirnya Ribka mengatur pelarian Yakub ke Haran dan memakai alasan istri-istri Esau sebagai dasar seluruh tindakannya.(Kej.27:46)
3. Kecurigaan
Karena ingin memuluskan rencananya, maka kehidupan Ishak dan Ribka senantiasa penuh kecurigaan, yang akhirnya menular ke Esau dan Yakub. Kecurigaan ini membuat kehidupan mereka senantiasa jauh dari damai sejahtera, karena selalu harus saling mengintip dalam ketergesaan dan menipu.
Buah pahit "rencanaku"
Ketiga hal di atas, membuat kegagalan bagi Ishak dan Ribka untuk menghadirkan kasih sayang, baik kepada orang tua maupun kepada sesama saudara.
Buah pahit yang mereka petik atas keinginan memberlakukan rencana manusia atas Rencana Allah, hanyalah keterpisahan dan kehilangan;
- Ishak dan Ribka kehilangan anak-anak mereka, Esau pindah ke tanah Seir di Edom dan Yakub lari ke Haran.
- Larinya Yakub yang diatur Ribka untuk beberapa saat lamanya, ternyata menjadi 20 tahun lamanya. Bahkan dengan asumsi bahwa Ribka tidak lagi disebut dalam kisah selanjutnya, maka boleh jadi Ribka sudah meninggal ketika Yakub kembali (Ribka terakhir disebut di Kej.49:31). Rancangan Ribka supaya tidak kehilangan anaknya, berubah menjadi ia kehilangan mereka berdua.
Boleh jadi Ribka merasa menang karena Yakublah yang memperoleh berkat, tetapi ketetapan Allah atas rencanaNya, terjadi dengan caraNya, bukan dengan cara manusia.
Ishak dan Ribka memetik buah kepahitan atas tindakan mereka yang sebenarnya "tidak percaya penuh" kepada rencana Allah yang difirmankan kepada mereka. Ishak berusaha menghalangi dan Ribka merasa harus turun tangan membantu rencana tersebut.
- Dalam berkat Ishak kepada Esau (Kej.27:39-40) memperlihatkan kesadaran Ishak atas ketidak-mampuan dirinya untuk mengatur Rencana Allah. Ishak akhirnya menyerah dan Allah memakai mulut Ishak untuk bernubuat. "Tanah gemuk dan embun dari langit" sesungguhnya memperlihatkan Rencana Allah atas Mesias yang akan datang dari keturunan yang mana, bukan secara harfiah saja menunjuk kepada kekayaan. Bukankah ketika Yakub pulang dan mau memberi persembahan tanda damai ditolak Esau karena ia juga punya banyak? (Kej.33:9 Tetapi kata Esau: "Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu."). "Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu", memperlihatkan bagaimana Bani Edom tunduk dan dikalahkan oleh Bani Israel di kemudian hari.
Kesimpulan
Ada beberapa hal yang kita pelajari dari bacaan di atas:
1. Apa yang kita tabur akan kita tuai.
Galatia 6:7-8 (6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu).
Ishak dan Ribka menuai keterpisahan atas ulahnya. Esau dan Yakub menuai kerja keras atas ulah mereka, yang satu tidak menghargai hak kesulungan dan yang satu beroleh berkat dengan tipu daya. Tipu daya Yakub atas hak kesulungan Esau dituai Yakub di Haran ketika ia ditipu Laban.
2. Rencana Allah tidak akan terjadi dengan cara manusia.
Apa benar rencana Allah untuk memberi berkat bagi Yakub? Ya benar.
Apa benar cara Ribka mengusahakan berkat bagi Yakub? Tidak benar.
Jadi cara penggenapan sangat memegang peranan penting untuk tercapainya Tujuan dan Rencana Allah. Campur tangan manusia hanya akan mengakibatkan berbuahnya kepahitan, walaupun rencana itu tergenapi.
Rencana Allah tergenapi walaupun Ishak, Ribka, Esau dan Yakub harus menuai dari dagingnya. 2 suku bangsa lahir dari rahim Ribka, Esau menurunkan Bani Edom dan Yakub menurunkan Bani Israel. Yang satu akan akan lebih kuat dari yang lain dan yang tua akan jadi hamba bagi yang muda.
Bukankah di kemudian hari Yesus Kristus dilahirkan melalui Bani Israel, dan kita semua akhirnya menjadi Hamba Allah dan diselamatkan melalui Yesus Kristus?
3. Rencana Allah melalui Yesus Kristus melibatkan kita didalam rencana tersebut. Sekarang bergantung sepenuhnya kepada kita, apakah kita mau membiarkan Rencana tersebut menguasai hidup kita, atau mau menguasai rencana itu dan merubahnya sesuai kehendak kita?
Prinsip utama yang kita pelajari dalam hal ini adalah: Ketika kita memilih jalan dan rencana kita sendiri dan mengabaikan rencana Allah, maka kita tidak akan beroleh damai sejahtera dalam rencana itu, bahkan akan membayar harga yang tinggi dan kepahitan untuk itu - Itu sama saja dengan memakaikan kuk yang berat pada tengkuk kita sendiri.
Kita tidak akan mampu melawan Rencana Allah, jadi daripada mencoba melawannya, kenapa kita tidak berserah penuh dan bekerja menggenapi rencana itu dengan caraNya? Dengan jalan itu kuk yang kita pikul akan menjadi ringan sesuai kata Kristus Yesus: (Mat 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.")
ITT - Jakarta, Minggu 7 Juli 2013.