Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Wednesday, September 29, 2010

2 Samuel 15:1-12

15:1 Sesudah itu Absalom menyediakan baginya sebuah kereta serta kuda dan lima puluh orang yang berlari di depannya.
15:2 Maka setiap pagi berdirilah Absalom di tepi jalan yang menuju pintu gerbang. Setiap orang yang mempunyai perkara dan yang mau masuk menghadap raja untuk diadili perkaranya, orang itu dipanggil Absalom dan ditanyai: "Dari kota manakah engkau?" Apabila ia menjawab: "Hambamu ini datang dari suku Israel anu,"
15:3 maka berkatalah Absalom kepadanya: "Lihat, perkaramu itu baik dan benar, tetapi dari pihak raja tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan engkau."
15:4 Lagi kata Absalom: "Sekiranya aku diangkat menjadi hakim di negeri ini! Maka setiap orang yang mempunyai perkara atau pertikaian hukum boleh datang kepadaku, dan aku akan menyelesaikan perkaranya dengan adil."
15:5 Apabila seseorang datang mendekat untuk sujud menyembah kepadanya, maka diulurkannyalah tangannya, dipegangnya orang itu dan diciumnya.
15:6 Cara yang demikianlah diperbuat Absalom kepada semua orang Israel yang mau masuk menghadap untuk diadili perkaranya oleh raja, dan demikianlah Absalom mencuri hati orang-orang Israel.
15:7 Sesudah lewat empat tahun bertanyalah Absalom kepada raja: "Izinkanlah aku pergi, supaya di Hebron aku bayar nazarku, yang telah kuikrarkan kepada TUHAN.
15:8 Sebab hambamu ini, ketika masih tinggal di Gesur, di Aram, telah bernazar, demikian: Jika TUHAN sungguh-sungguh memulangkan aku ke Yerusalem, maka aku akan beribadah kepada TUHAN."
15:9 Lalu berkatalah raja kepadanya: "Pergilah dengan selamat." Maka berkemaslah Absalom dan pergi ke Hebron.
15:10 Dalam pada itu Absalom telah mengirim utusan-utusan rahasia kepada segenap suku Israel dengan pesan: "Segera sesudah kamu mendengar bunyi sangkakala, berserulah: Absalom sudah menjadi raja di Hebron!"
15:11 Beserta Absalom turut pergi dua ratus orang dari Yerusalem, orang-orang undangan yang turut pergi tanpa curiga dan tanpa mengetahui apa pun tentang perkara itu.
15:12 Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom.

Latar Belakang

Awalnya, kitab 1 dan 2 Samuel diletakkan bersama-sama sebagai satu buku di dalam Kitab Ibrani. Kedua kitab ini menceritakan sejarah kerajaan Israel di awal Kerajaan. Terutama, kitab 1 Samuel ini menceritakan tentang Raja Saul, dan kitab 2 Samuel menceritakan tentang Raja Daud.
Meskipun aslinya satu kitab, 1 dan 2 Samuel dibagi menjadi dua kitab oleh para penerjemah Septuaginta (terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Ibrani). Pembagian ini kemudian diikuti oleh Jerome dengan Latin Vulgate (terjemahan Injil ke dalam bahasa Latin) dan oleh versi-versi moderen.

Tahun Penulisan: 1010 S.M. (dan seterusnya)

Temanya, seperti yang dituliskan di dalam 2 Samuel mengenai pemerintahan Daud, dapat diringkas dengan “bagaimana dosa mengubah kemenangan menjadi kesukaran”.
Sementara kerajaan dibentuk di bawah pemerintahan Saul, kemudian diperluas oleh Daud. Kerajaan Saul menciptakan stabilitas bagi Israel sejak zaman hakim-hakim, namun pemerintahan Daud berkembang atau meluas. Dengan gaya yang khas, Alkitab yang secara terbuka menceritakan kisah para pemimpinnya, kitab 2 Samuel menggambarkan baik hal yang baik dan yang buruk mengenai kehidupan Raja Daud.

Tokoh Penting: Daud, Batsyeba, Natan, Absalom, Yoab, Amnon, dan Ahitopel

Tiga Nubuat Nabi Natan.

Ketika Raja Daud mengambil Batsyeba istri Uria dan menidurinya dalam 2 Samuel 11, maka Tuhan mengutus Nabi Natan untuk menyatakan kesalahan Daud dalam 2 Samuel 12.

3 (tiga) nubuat Nabi Natan itu adalah:

1. 2 sam 12:10 = Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
2. 2 sam 12:11a = Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri.
3. 2 sam 12:11b-12 = Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.

- Bagian pertama telah terjadi ketika Absalom menyuruh pelayannya membunuh saudaranya Amnon, karena Amnon telah memperkosa Tamar, adik mereka.
- Bagian kedua baru akan terjadi dalam bacaan ini, ketika Absalom yang kembali dari pembuangannya di Gesur, mulai merancang untuk menggulingkan ayahnya, Raja Daud. (2 Sam 15)
- Bagian ketiga terpenuhi, ketika Absalom atas nasihat Ahitofel mengambil dan meniduri gundik-gundik Daud di depan mata seluruh Israel dalam 2 Sam 16:20-23

Sekilas mengenai Absalom

Absalom. adalah Putra ketiga Daud. Ibunya seorang wanita asing, Maakha, putri Talmai, raja Gesur (2 Samuel 3:3).

Absalom termashur ketampanannya (2 Samuel 14:25, Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya tidak ada cacat padanya). Kepribadiannya yang menawan itu juga dimiliki Tamar, adiknya perempuan; sayang justru menyebabkan Tamar diperkosa oleh Amnon, putra sulung Daud dari istrinya yang lain (2 Samuel 13:1-18).

- Ayah : Daud - 2 Samuel 3:3
- Ibu : Maakha - (2 Samuel 3:3; 1 Tawarikh 3:2)
- Anak laki-laki : Tiga, tidak disebut namanya 2 Samuel 14:27
- Anak perempuan : Tamar - 2 Samuel 14:27
- Saudara laki-laki : Disebut ada 18 saudara tiri 1 Tawarikh 3:1-8
- Tiga orang yang terpenting adalah Amnon, Adonia, dan Salomo - 2 Samuel 3 2-4; 12:24
- Saudara perempuan : Tamar - 2 Samuel 13:1
- Tempat kelahiran : Hebron - 2 Samuel 3:2-3
- Tempat kematian : Di hutan di Efrayim - 2 Samuel 18:6, 14
- Keadaan kematian : tergantung di antara langit dan bumi - Dilempar dengan lembing oleh Yoab - 2 Samuel 18:14

Fakta penting :
- Membunuh Amnon karena memperkosa saudara perempuannya Tamar; melarikan diri (dalam 2 Samuel 13:1-39).
- Kembali ke Yerusalem; diterima oleh Daud (dalam 2 Samuel 14:1-33).
- Memberontak terhadap Daud; merebut kerajaan (dalam 2 Samuel 15:1-17:29).

Ambisi Absalom

Ambisi menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti pangkat, kedudukan), dan pengertian dari berambisi adalah berkeinginan keras mencapai sesuatu (cita-cita, harapan, dsb.). Ambisi tidak selalu bermakna negatif, tetapi lebih banyak dimaknai secara negatif, ketika seseorang berkeinginan keras memperoleh sesuatu, maka ia dapat mempergunakan cara apa saja untuk mewujudkan keinginannya itu, bahkan dengan cara-cara yang jahat sekalipun.

Absalom mempunyai ambisi untuk menggantikan kedudukan ayahnya, Daud, sebagai raja Israel. Sesuai waktunya, jika raja sudah tidak sanggup lagi melaksanakan tugasnya maka keturunannyalah yang akan menggantikannya. Tetapi Absalom tidak sabar untuk menantikan waktunya dan dengan segala cara ia berupaya memenuhi ambisinya untuk menjadi raja Israel bahkan dengan menjatuhkan ayahnya sekalipun.

Absalom mengambil kesempatan mencuri hati Israel dengan menjatuhkan Daud di hadapan Israel. Ketika Daud, ternyata telah banyak mengecewakan Israel dalam pemerintahannya dan Absalom tahu cara ayahnya mengadili orang tidak selalu memuaskan. Ia mengalihkan perhatian Israel dari Daud kepadanya. Ia mencoba menarik simpati Israel. Ia memberi kesan seolah-olah ia lebih baik dari Daud (ayat 2-6).

Absalom memperjuangkan ambisi pribadinya agar terwujud dengan menjatuhkan ayahnya. Ia sanggup melakukan apapun agar mendapat simpati dari rakyat. Dan dalam pemikiran Absalom jika saat pemberontakan tiba maka ia telah merebut hati orang Israel dan mereka akan berpihak kepadanya. Empat tahun lamanya Absalom telah mempersiapkan segala sesuatu untuk mengadakan pemberontakan terhadap ayahnya (ayat 4). Setelah mencuri hati Israel, dalam strategi pemberontakannya Absalom akan mudah melawan ayahnya.
Tempat yang dipilih Absalom untuk pemberontakannya adalah Hebron. Penduduk Hebron tidak lagi bersimpati kepada Daud karena Daud tidak menjadikan kota itu ibu kota sehingga mereka inipun berpihak kepada Absalom. Untuk melancarkan niatnya maka Absalom mengelabui ayahnya bahwa ia mau pergi ke Hebron untuk membayar nazarnya (ayat 7) dan Daud mengizinkannya (ayat 9). Daud tidak membayangkan bahwa anaknya akan melakukan perlawanan terhadapnya untuk merebut kedudukannya.

Potensi Absalom

1. Penampilan yang tidak bercacat cela
Bayangkan di seluruh Israel tidak ada seorangpun di antara orang-orang muda yang bisa menandingi ketampanan dan penampilan Absalom yang diberi predikat “tanpa cacat celah”. Dengan “modal” seperti rasanya tidak ada alasan apapun bagi Absalom untuk tidak menjadi “apa-apa” dalam sejarah hidupnya.

2. Pandai mengambil simpati
2 Samuel 15:6, Cara yang demikianlah diperbuat Absalom kepada semua orang Israel yang mau masuk menghadap untuk diadili perkaranya oleh raja, dan demikianlah Absalom mencuri hati orang-orang Israel.
Absalom adalah seorang figur yang mengerti benar segala seluk beluk yang berhubungan dengan PR (Public Relation). Itu sebabnya tidak heran bila ia sangat cakap dalam “mengambil hati orang”.

3. Biasa membuat perencanaan matang
Misalnya, dalam perencanaan membunuh Amnon yang menodai Tamar, adiknya.
Perencanaan yang matang dan penuh dengan kehati-hatianpun ia lakukan di saat melakukan “coup detat” menumbangkan pemerintahan Daud, ayahnya:
2 Samuel 15:13, Lalu datanglah seseorang mengabarkan kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.”

Dari ketiga potensi itu, dapat disimpulkan bahwa Absalom adalah seorang yang memiliki “asset” yang luar biasa untuk menjadi orang yang “besar”. Tetapi pada kenyataannya ia tidak lebih menjadi seorang yang “Tergantung di antara langit dan bumi” di akhir hidupnya. Absalom mati dalam segala kesia-siaan tanpa meninggalkan nama harum dalam sejarah hidupnya. Apa yang dialami oleh Absalom harus dijadikan sebagai pelajaran yang berharga bagi gereja Tuhan. Tuhan
memanggil dan melengkapi Gereja-Nya dengan hal-hal yang dasyat untuk melakukan hal-hal besar.
1 Petrus 2:9, Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Tentunya ada hal-hal yang “lain dari pada yang lain”, ketika kita dipanggil sebagai “orang pilihan”!. Allah merancang setiap orang percaya lebih dari Absalom.

Yohanes 14:12 Kristus Yesus berfirman:, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.

Belajar dari Sikap Absalom

Dari kejatuhan dan kematian Absalom yang sia-sia dan tidak menghasilkan buah yang baik, kita diajar Tuhan untuk beberapa hal utama:

1. Problem emosi (Takut, Amarah, Stress, Depressi, Cemburu, Iri, Tamak, Malas, Kebencian dan Kepahitan, Konflik, dan lain sebagainya.)
Absalom membiarkan dirinya terlibat persoalan emosi yang terpendam dan tidak disalurkan dengan tepat. Emosi itu disalurkan dengan jalan yang salah. Emosi kepada Amnon yang memperkosa Tamar dipendam dan setelah 2 tahun, dibiarkan mengakar dan berbuah kejahatan, yaitu pembunuhan terhadap Amnon.
Ambisi dan ketamakan ingin menjadi Raja, membuat ia menjelekkan ayahnya sendiri dan akhirnya memicu peperangan & pemberontakan yang mengorbankan dan membunuh puluhan ribu orang.
Mau terbebas dari problem emosional? Miliki pola berpikir dan perasaan seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus Fil. 2:5 (Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus)

2. Tidak Melibatkan Allah
Dalam segala rencana dan pekerjaan yang Absalom lakukan, tidak pernah tercatat ia melibatkan Tuhan didalamnya. Ini bisa dimengerti karena ibunya adalah orang asing yang tidak dibesarkan dengan pola ibadah yang dimiliki oleh Israel. Sedangkan Daud, ayahnya kurang peduli dalam pendidikan anak-anaknya 1 Raja 1:6.
Tidak heran bila Absalom tidak memiliki banyak informasi tentang Allah Israel. Itu sebabnya amatlah sulit bagi Absalom untuk melibatkan Tuhan dalam setiap perencanaan dan aktifitas yang ia lakukan sehari-hari. Perilaku seperti inilah yang menyebabkan Absalom tidak menggantungkan dirinya kepada Allah.
Roma 8:28, Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Dan perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus:

Yohanes 5:30, Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

Melibatkan Tuhan dalam segala perkara adalah kunci kedua untuk menghindari hidup yang seperti Absalom. Artinya, ketika Tuhan diijinkan turut bekerja bersama, maka hidup kita akan berarti di dunia dan di sorga.

3. Salah Memilih Teman
Salah satu penghancur kehidupan Absalom adalah kesalahannya dalam memilih teman. Alkitab mencatat bahwa Absalom berteman dengan Ahitofel, seorang yang tidak setia kepada Daud, ayahnya 2 Sam. 15:31/16:15,21-23.
Mutu kehidupan kita amat dipengaruhi dengan siapa kita bergaul 1 Kor. 15:33. ( Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.)
Teman dapat membawa pengaruh yang baik bagi kita. Tetapi teman juga dapat menyebabkan kehidupan kita seperti Absalom. Perhatikan dengan siapa kita bergaul!.

4. Tidak Fokus pada BidangNya
Absalom terlibat dalam peperangan yang sebenarnya bukan bidangnya. Alkitab mencatat bahwa Absalom berperang dengan menunggangi bagal (semacam keledai, biasanya dipakai untuk mengangkut barang). Aneh bukan?. Setiap orang percaya perlu menekuni apa yang menjadi potensinya bukan apa yang tidak ada, untuk meraih sesuatu keberhasilan.

Kesimpulan

Ketika seseorang tidak mendapat apa yang diinginkannya dan kemudian ada orang yang dapat memberikan apa yang diinginkan maka tidaklah mengherankan kalau Absalom berhasil menarik mereka menjadi pengikutnya melalui karisma dan perbuatan nyata yang terlihat “BAIK”. Terlihat baik karena Absalom melakukannya dengan tidak tulus, ia menarik banyak orang untuk diri sendiri.

Kisah Para Rasul 5 : 34 – 39 Nasehat Gamaliel kepada seluruh sidang, biarkanlah mereka sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia tentu akan lenyap.

Setiap usaha untuk menarik orang kepada diri sendiri pada akhirnya akan lenyap kecuali kita melakukan dengan tujuan menarik orang datang kepada Tuhan.

Demi ambisi pribadi banyak orang yang menjatuhkan orang lain. Berbuat apa saja agar yang menjadi ambisinya itu dapat tercapai. Tindakan yang demikian tidak hanya terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat tetapi juga terjadi di lingkungan keluarga dan Gereja. Sikap mengasihi tidak dilakukan dengan tulus sebagai orang Kristen tetapi lebih sebagai alat untuk mencapai tujuan di dalam dirinya, padahal Gereja adalah keluarga besar, selayaknya bahwa suatu keluarga harus saling menopang dan membangun, bukan sebaliknya dalam keluarga itu terjadi intrik untuk saling menjatuhkan.

Marilah kita semua kembali kepada Alkitab, kepada perbuatan nyata dengan kasih yang tulus di tengah–tengah kenyataan kekristenan yang sudah kehilangan kasih agar orang-orang berdosa boleh datang dan percaya kepada Tuhan.

Jemaat, ..... Perhatikanlah 2 hal ini:
1. Kita semua, jemaat, pemimpin jemaat & Gereja hadir bukan untuk memenuhi keinginan diri tetapi untuk menghadirkan syalom Tuhan.
2. Kita semua, jemaat, pemimpin jemaat & Gereja hadir bukan untuk mencuri kemuliaan Tuhan tetapi tetap untuk memuliakan Tuhan.

ITT - 29 September 2010 - KRT SP 1 di Kel.A.Samahati