53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya
Menghamba & Mengabdi
Ide tentang Domba korban itu bukan sesuatu yang baru. Banyak orang bahkan pernah menyaksikan sekumpulan domba atau kambing sedang dipersiapkan untuk dijadikan korban.
*Mengapa Mempersembahkan Korban?*
Banyak pemimpin agama mengajar umat mereka untuk mempersembahkan korban. Namun sering kali tidak mengajarkan alasan dan tujuan dalam mempersembahkan korban. Akhirnya, mereka menghasilkan umat yang hanya sekedar menurut saja, tanpa memahami makna perbuatan mereka sendiri
Sesungguhnya domba korban diperlukan manusia setelah umat manusia jatuh ke dalam dosa. Allah pencipta langit dan bumi adalah Allah yang maha suci, yang tidak bisa berkompromi dengan dosa atau kejahatan, yang sekecil apapun.
Sebagai contoh, kalau seseorang tertangkap mencuri sesuatu, maka ia akan dijatuhkan hukuman terkurung di dalam penjara untuk suatu jangka waktu. Setelah ia menjalankan penghukumannya, maka hutang dosanya telah terlunaskan di hadapan hukum. Demikian juga prinsip hukum Tuhan berlaku. Prinsip tata-hukum manusia itu pada hakekatnya berasal dari prinsip tata-hukum Tuhan. Karena Tuhanlah yang memberikan akal budi kepada manusia.
Allah telah menetapkan untuk memakai domba sebagai gambaran tentang Sang Penyelamat yang akan dijadikan korban penghapus dosa. Allah tidak memilih babi, anjing maupun ayam, apa lagi sayur-sayuran. Apa makna dibalik ketetapan untuk memakai domba sebagai binatang korban?
Tentu karena domba memiliki sifat-sifat khusus yang cocok untuk melambangkan Sang Penyelamat yang akan diutus. Dan, keadaan domba yang tak bercacat melambangkan kesucian. Kalau tidak melambangkan sesuatu, berarti binatang apa saja bisa dijadikan korban, sesuai dengan apa yang dimiliki oleh seseorang. Domba yang tak bercacat itu melambangkan bahwa Penyelamat yang akan datang untuk menyelamatkan manusia dari penghukuman itu adalah pribadi yang tidak berdosa.
Orang yang mengorbankan domba atas dosanya, harus mempercayai janji Allah, yaitu janji pengiriman seorang Penyelamat. Tanpa beriman kepada Sang Penyelamat, sekalipun mereka mempersembahkan seribu ekor domba, dosa mereka akan tetap tak terhapuskan. Sebab, kalau dosa dapat terhapuskan hanya melalui penyembelihan domba, maka orang kaya pasti akan lebih gampang masuk Surga, berhubung mereka memiliki lebih banyak uang untuk membeli domba.
Tentu pertanyaan berikut akan muncul, "mengapakah manusia yang berbuat dosa, tetapi domba yang menjadi korbannya?" Seharusnya,
1. Pertama, setiap manusia yang berdosa pasti akan dihukum.
2. Kedua, manusialah yang harus menganggung dosa manusia, bukan binatang.
3. Ketiga, orang berdosa tidak bisa menjadi penanggung dosa orang lain, karena ia sendiri harus menanggung dosanya sendiri. Hanya orang yang tidak berdosa yang dapat menjadi penanggung dosa orang lain.
Hanya ada satu jalan untuk menyelesaikan dosa manusia. Yaitu melalui seorang manusia yang tidak berdosa yang rela menggantikan manusia berdosa menerima penghukuman. Mungkinkah ada seorang manusia yang tidak berdosa yang rela menanggung dosa orang lain? Mungkin ada orang yang berani mati bagi seseorang yang sangat dikasihinya, bahkan ia rela menanggung dosa kekasihnya di Neraka. Namun, jika ia sendiri juga seorang berdosa, ia tidak layak menjadi penanggung dosa, karena ia sendiri termasuk yang akan dihukum di Neraka. Hukuman yang diterimanya di Neraka itu adalah porsi untuk dirinya, bukan porsi orang lain yang ditanggungnya. Adakah orang yang tak berdosa yang secara sukarela menyerahkan diri menjadi penanggung dosa?
Bagi manusia, hal itu mustahil. Karena ada beberapa syarat yang menghalanginya. Syarat yang pertama, sang Penyelamat harus seorang yang tak berdosa. Syarat kedua, harus dilakukan atas kesukarelaan hatinya. Itu berarti, diperlukan seorang yang maha suci dan juga maha kasih. Dari persyaratan-persyaratan tersebut di atas, jelas sekali hanya Allah saja yang dapat melakukan semua itu.
Kita bersyukur sekali karena Dia telah merencanakan dan bahkan telah bertindak untuk menyelamatkan manusia yang jatuh ke dalam dosa. Tindakan yang Allah lakukan adalah yang tidak akan bertentangan dengan sifat-sifatnya. Ia tidak bisa menolong orang miskin dengan barang curian dari orang kaya. Karena tindakan mencuri bertentangan dengan sifat kesucianNya. Allah dapat melakukan segala sesuatu dengan satu syarat, yaitu yang tidak bertentangan dengan sifat-sifatNya. Dia adalah Allah yang maha kasih. Tetapi Dia juga Allah yang maha suci dan maha adil.
Untuk menyelamatkan manusia berdosa dengan cara yang tidak bertentangan dengan sifat-sifatNya, Allah menjelma menjadi manusia.
Manusia jelmaan Allah itu diberi nama Yesus, yang artinya Juruselamat. Ketika Allah mempersiapkan Sang Penyelamat itu, Ia memerintahkan manusia berdosa untuk percaya kepada janjiNya.
Sementara menunggu Sang Penyelamat, Allah memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu yang menggambarkan proses penyelamatan itu dengan iman. Sang Penyelamat digambarkan dengan domba yang tak bercacat, dan setiap orang berdosa yang ingin diselesaikan dosanya harus menimpakan dosanya ke atas domba itu.Jadi, mempersembahkan korban domba adalah perbuatan yang menggambarkan program Allah untuk menyelamatkan manusia.
Untuk beberapa saat, refleksikanlah kenyataan ini: Ramalan yang Anda baca di kitab Yesaya ditulis hampir 700 thn sebelum Yesus lahir -- namun hal itu dapat menggambarkan diriNya dengan sangat akurat! Yesaya tidak memiliki petunjuk bahwa seorang penyelamat akan datang -- paling tidak bukan penyelamat seperti Yesus, yang akan menyelamatkan seluruh dunia dengan cara wafat di kayu salib. Namun bagaimanapun Tuhan menggerakkan Yesaya untuk mengumumkan kata-kata yang menakjubkan ini!
Jika ini merupakan satu-satunya ramalan dalam kitab suci, kita tetap saja akan merasa kagum. Namun ada banyak lagi yang lainnya ! (sekitar 322 s/d saat ini=Judul Buku : Bukti Nubuat Sang Mesias Pengarang : Ralph O. Muncaster). Nabi Mikha meramalkan bahwa dari Bethlehem akan datang "seorang yang akan memerintah Israel" (Mikha: 5:1). Seorang murid Yesaya mengatakan pada kita bahwa pelayan Tuhan akan "tertikam oleh karena pemberontakan kita" dan "diremukkan oleh karena kejahatan kita", meskipun dia "tidak membuka mulutnya" (Yesaya (53:5,7). Bahkan Raja Daud juga membicarakan tentang kebangkitan Yesus ketika ia berkata, "Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan" (Mazmur 16:10).
Intinya? Sejak penciptaan dunia, rencana Tuhan akan keselamatan sudah bergerak maju dengan stabil. Melalui ramalan Nabi Yesaya, Yeremia, dan lainnya, dia telah mengatakan pada dunia tentang rencana, yang akan terpenuhi ketika Yesus datang dalam kemuliaan. Lagipula, tidak ada kejadian historis lainnya, tidak dalam suatu waktu, dan tidak ada satu orang pun yang tidak memenuhi tujuannya yang utama. Tuhan memegang kendali -- dan Dia dengan penuh kasih membiarkan kita mengetahui hal itu melalui kata-kataNya yang penuh inspirasi!
Jika Tuhan memelihara dengan cara sedemikian rupa untuk melaksanakan rencanaNya hampir 3000 tahun yang lalu, pasti Dia juga membuka rencanaNya dalam hidup kita! Dia memegang kita di telapak tanganNya sama seperti Ia memelihara Yesaya dan orang Israel kuno. Sebagaimana Ia berbicara melalui Nabi yang lain: "Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29:11). Pakailah kata-kata ini sebagai janji pribadi untuk kehidupan Anda saat ini -- dan bersukacitalah karena Anda memiliki Bapa yang sangat pemurah!
Segala sesuatu telah jelas. Maksud Allah memerintahkan orang yang jatuh ke dalam dosa untuk mempersembahkan domba sebagai korban dosa ialah karena Ia akan mengirim Yesus. Yesus, yang berarti Penyelamat adalah manusia yang dilahirkan oleh Roh Allah.Kita, yang hidup sesudah pelaksanaan pengorbanan domba Allah, diperintahkan untuk beriman kepadaNya. Hanya melalui percaya kepadaNya, belajar dan mengerti apa yang diajarkanNya dan melaksanakan perintahNya manusia bisa diselamatkan dari penghukuman.
ITT - 3 April 2009 - PKB SP6