Pembinaan/sertifikasi Pengajar Katekisasi untuk Mupel Sulselbara, telah diadakan 29-30 Mei 2009. Mengambil tempat di Lt.6 Hotel Valentino, Pembinaan ini dibuka oleh Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, Pdt.S. Th. Kaihatu, M.Th pada Jumat 29 Mei 2009 Pkl.14.15 Witeng, dan berlangsung marathon sampai Pkl.23:00. Dilanjutkan keesokan hari 07:30, juga berlangsung marathon dan ditutup oleh Ketua II Mupel Sulselbara, Pdt.A.R.Persang, M.Th pada Sabtu, 30 Mei 2009 Pkl.20:40.
Sertifikasi ini diikuti oleh 31 orang dari seluruh Wilayah Sulselbara, hanya 2 jemaat yang tidak mengirimkan wakilnya.
Pengajar dan pembawa materi adalah, Pdt.S.Th. Kaihatu, M.Th, Pdt.Nitis Harsono, M.Th, Pdt.Dr.Jan Rapar, Ph.D, Pdt.A.R.Persang, M.Th, Pnt.Prof.Dr.Ir.John FoEh dan Pnt.Dr.Ny.Maria Kumaat-Mantik, M.Hum, D.Th.
Pembinaan berjalan dengan baik dengan panduan & pelayanan panitia yang cukup rapi, dengan metode pelatihan yang sarat, latihan teknik komunikasi & mengajar, penilaian akhir katekumen, membuat kurikulum, SAP dll, serta Evaluasi Peserta sebagai materi akhir.
Kiranya Pembinaan seperti ini diadakan berkesinambungan dengan materi advanced dan angkatan lanjutan. Terimakasih kepada BP-Mupel yang telah mengadakan kegiatan ini, dengan penuh dedikasi dan kerja-keras.
Kristus memberkati kita semua.
Di bawah ini ada catatan singkat semasa pembinaan, ... yang kalau kepanjangan nanti disangka nda' ikut pembinaan, cuma mengamati orang doang ..... dan ampunkan kami kalau ada yang terluka oleh pengamatan kami.
ITT
+++++++++++++++++
Pembukaan.
Sudah 2 (dua) minggu kami menerima surat dari BP Mupel soal pembinaan/sertifikasi ini. Awalnya yang diminta cuma 2 (dua) orang, karena jumlah peserta dan kelas yang efektif adalah 40 orang. Tapi walau demikian aku nda' malu-malu & ngotot saja desak KMJ kami yang sekertaris BP Mupel biar bisa ikut, walau nanggung sendiri. Seperti biasa beliau dengan kalem menjawab ... "nanti di atur Pak ... "
Pekan lalu, ada kelonggaran, karena doa kami (yang kurang simpatik) terjawab, .... semoga ada jemaat yang kurang ngirim peserta, dan akhirnya Kamis, sehari sebelum kegiatan, lampu hijau buat kami ... bisa ikut 4 orang ... lumayanlah .... pasti Sang Bapa maklum, kami perlu tenaga pengajar yang lebih ....
Pkl.13:00 sehabis jumatan ... (teman-teman di kantor ... bukan kami) ... semuanya pada ngumpul, Dkn.Ny.Gaby Samahati-Lili yang biasa dipanggil Mama Gaby .... pelayan Taruna yang sudah cukup gaek, Dkn.Ny.Sherly Tangdiongga-Parinussa ... yang ini biasa dipanggil Ka' Elly, juga Pelayan Taruna yang tangguh .... Sekertaris PHMJ Kami Pnt.J.M.Sahilatua, S.Sos (Pa' Jop) ... dan diriku yang biasa dipanggil anak katekisasi ... Oom I'.
Masuk ke Valentino yang masuk hitungan Butik Hotel, kecil tapi manis .... dan terkenal sebagai hotelnya GPIB, .... (hehehehe maaf Ibu Evi .... merasa memiliki) ... kami diterima oleh Panitia yang semuanya BP-Mupel Sulselbara. Pnt.Feri Adam, sekertaris I Mupel yang juga Ketua II kami menerima kami dengan senyum khasnya yang baterek habis .... kami langsung mengambil tempat di deretan ke 2 ... duduk berjejer manis .... atur strategi, biar bisa ngobrol dulu. Ada gunanya juga karena Ka' Elly sempat mengajar diriku yang gaptek FB di HP .... mengasuh FBnya Bethania
Seperti biasa, acara GPIB dimana-mana dari PS sampai PST, dari Persidangan Mupel sampai SMJ ... semuanya telat ... dan setelah mulur 30 menit dari panduan acara yang menerakan pembukaan Pkl.13:00, ... Ibu Sekertaris II BP-Mupel Pnt.Drg.Ny.Netty Rehatta-Kawulusan, M.Kes memandu acara pembukaan.
Ibadah pembukaan dilayani oleh Pdt.Melkianus Nguru, S.Th, Ketua I Mupel & KMJ GPIB Kanatojeng Gowa .... Bacaannya dari I Tim 1:3-11 soal ajaran sesat. Sempat juga Ma' Gaby yang memang "mantan" penyanyi ... melagukan kesaksiannya lewat sebuah lagu ....
"selidiki aku, .... lihat hatiku
apakahku ....sungguh mengasihiMu Yesus ....
Memang pas lagu ini .... kita memang harus diselidiki Tuhan senantiasa, supaya motivasi melayani Tuhan nda' melenceng .... menjadi melayani diri sendiri.
Seusai ibadah 30 menit ini, sambutan diberikan Ketua II Mupel Pdt.A.R.Persang, M.Th, (eh ... Ketua Mupel kemana ya ....???? Kok nda' kelihatan?) ... beliau mengemukakan bahwa, mestinya pembinaan ini berlangsung tahun lalu, tapi karena satu dan lebih satu hal ... baru bisa diadakan sekarang. Tapi syukurlah, karena kita termasuk jajaran yang cukup awal melaksanakan kegiatan ini ....
Sesuai Pendaftaran ada 38 orang dari 14 jemaat, dan karena Mupel kami ada 16 jemaat, maka ada 2 jemaat yang nda' ikutan.
Sambutan dilanjutkan Ketum yang baru masuk dikawal Sekertaris Mupel ... baru tiba rupanya ....
Seperti biasa dengan energik beliau memberikan sambutan 10 menit dengan padat sekaligus membuka pembinaan/sertifikasi pengajar katekisasi non-pendeta ini, .... dengan santai beliau menceritakan masa katekisasi beliau yang waktu itu di Ambon. Rupanya di Ambon waktu itu katekisasi 3 tahun ... (bisa dapat S1 Katekisasi ya pak). Dan beliau karena (dulu) badung ... (keliatan kok ... hehehehe maaf pak) ... di keluarin (2 kali!) oleh Pdt.Latupeirissa waktu itu. Dan tanpa lapor or-tunya, beliau yang pindah ke Surabaya ikut Katekisasi di sana di bawah Pdt.Gerard Siwi dan karena cuma 1 tahun katekisasinya langsung lulus. Beliau ingat betul salah satu pembinanya adalah Penatua Suatan, yang waktu Ketum semester V diberi kesempatan khotbah di tempat katekisasinya, diantar naik mimbar oleh Penatua Suatan, beliau ditatap dengan pandangan tajam 1001 arti sang Penatua .... pasti dia bilang ... wah wah wah bisa jadi calon pendeta juga anak badung ini .....
Intinya adalah .... pergunakan dan buka lebar-lebar mata rohani kita dalam mendidik anak katekisasi .... karena suatu saat mereka akan menjadi "manusia" yang berhasil .... karena tuntunan Tuhan melalui kita, para pengajar Katekisasi.
Pembinaan Hari I
Pkl 14:25 Materi pertama yang berisi Rangkuman Materi Katekisasi dibawakan oleh Ketum sendiri. Moderator adalah Sekertaris Mupel, Pdt.Timotius Susilo.
Perkenalan singkat, beliau adalah kelahiran 1950 di kampung Oma Haruku. Tamat STT Jakarta 1975, Vikaris di GPIB Rawamangun, .. dan akhir-akhir ini menyandang predikat Duda, karena ditinggal istri terkasih dengan 2 anak, 1 anak mantu dan 1 cucu. Bangga karena status Duda itu ... (lho kok?) ... ia sih karena DUDA itu adalah Deos Ulios Deo Agapetos ... anak Tuhan dikasihi oleh Tuhan .... Amin Pak.
Dengan santai dan kocak dan sambil berdiri, beliau membawakan materi dengan suara keras .... dengan panduan slide show .... beliau lebih menekankan pada MAKNA dari apa yang akan kita ajarkan. Materi bisa dibaca dan dipelajari, tapi yang penting kita tahu, makna apa yang akan kita ajarkan lewat materi-materi itu.
Peserta dibukakan matanya bahwa proses Katekisasi berujung pada "Pengakuan sebagai Warga Sidi Gereja secara dewasa" dan "Memberlakukan imannya dalam perilaku dan kenyataan hidup" .... padat ... karena bermakna.
Dan terbukalah tas Ma' Gaby & Ka' Elly .... mengelarkan snack, coklat buavita dll dsb .... yah ini dia yang asyik kalau duduk dekat Pelayan Taruna ... isi tasnya selalu jadi daya tarik anak-anak asuhnya ... dan kali ini kami .... sikat tuh snack ... ngunyah terus ... pasti Ketum dari tempatnya lihat, kok deret ke dua ini semuanya pada ngunyah ya.... senyum saja pak, ... ini terapi anti kantuk yang mujarab.
Materi I yang berakhir pada Pkl.15:55 dilanjutkan Coffee Break ....
Pkl 16:10 Materi II dilanjutkan dengan Pendalaman Materi Theologia berdasarkan Pemahaman Iman GPIB. masih oleh Ketum dengan moderator yang sama ... beliau dengan tetap menekankan pada Makna ... membimbing peserta untuk memahami apa itu katekisasi dari sudut Pemahaman Iman GPIB .... selama 45 menit mengajar ... tiba-tiba beliau berhenti, ... dan selama 10 menit peserta diberi kesempatan untuk menyerap semua materi I & II tadi dan kalau kembali, peserta diberi kesempatan untuk mengemukakan pertanyaan apa saja sehubungan katekisasi .... tapi ... dengan berpikir seperti anak katekisasi ... dan beliau akan mencontohkan bagaimana seharusnya seorang pengajar menjawab ..... yah ... mulai keluar kepiawaian Ketum kita.
Sehabis break semuanya siap dengan pertanyaan yang dijawab langsung satu-persatu oleh Ketum. Dari sesi ini cakrawala peserta mulai terbuka karena seperti praktek mengajar, ... pengajar akan dicecar oleh pertanyaan lugu dan harus dijawab dengan cara pandang mereka supaya bisa dimengerti. Ini tidak mudah, ... karena sering pertanyaan anak katekisasi kita jawab dengan jawaban seorang penatua atau diaken yang tak terjangkau oleh cara pandang mereka yang berkisar 18 s/d 20 tahunan. Aku yang ikut-ikut bertanya: nanyanya "Pak apa artinya sidi, di kamus kok nda' ada? dan kenapa mesti sidi dulu baru ikut Perjamuan" ... nah apa ayoooooo .... silahkan dijawab para pembaca dan kasi mangerti itu pe anak-anak di kelas masing-masing ... cluenya ada di Roma 10:9-10.
Diberondong 21 penanya yang bawa 3-5 pertanyaan, beliau ngoceh terus ... dan tetap bermakna .... ada yang nanya gaya penatua, gaya pengasuh PA/PT, gaya PHMJ dan ada yang usul .... hahahaha ... semuanya dijawab dengan lugas, sampai kami mesti mengaku bahwa cakrawala kami kadang cuma beda-beda tipis dengan anak katekisasi ....
Materi ini berakhir Pkl.19:10 .... tanpa terasa .... tapi banyak yang harus dicatat, pantas saja banyak yang menggunakan HPnya buat rekam, sampai harus hapus file lain biar muat tu rekaman di memory HP.
Makan malam 19.15 .... dengan makanan yang menunya asyik plus lapar karena digodok tadi membuat ruangan sepi ngobrol, karena semuanya pada lahap .... dan 19:45 semua siap di materi III Pengantar Dogmatika oleh Pdt.Nitis Harsono, M.Th dengan moderator Pdt.Melkianus Nguru, S.Th.
Materi ini cukup berat, dan karena para peserta yang tanpa mandi dan istirahat ... ruangan mulai sepi dan serius .... dan karena snack sudah habis, masing-masing mulai catat dan (pura2) mencatat .... melawan kantuk. Maklum banyak yang sudah umur yang jam segini sudah tidur. Tapi semuanya berpegang pada satu hal, .... karena ada evaluasinya mesti diperhatikan, karena nda' ada waktu belajar .... harus diperhatikan, atau direkam otak dan HP masing2.
Materi III berakhir 21:00 setelah materinya yang banyak itu dipercepat slidenya .....
Break ngopi sejenak .... wah ... berat juga pembinaan ini .... Materi I, II dan III rasanya kayak makan Cap Cai di Materi I & II terus disuruh makan Bayam ... yang satu lebih enak dari yang lain ... tapi sama pentingnya .... (maaf Pak Nitis) .... ini masalah makna (ikut2an Ketum).
21:20 langsung masuk Materi IV yang lebih berat lagi, ... yaitu Pengantar Biblika oleh Pdt.A.R.Persang, M.Th. Untunglah beliau maklum bahwa ini sudah masuk jam tidur, dan peserta diajak nyanyi lagu Hinne Matov ... lagu berbahasa Ibrani kayak di kampungnya Tuhan yesus .... yang bermakna Mazmur 133. Lagunya asyik ... dan membantu kita kembali konsentrasi.
"Hinne Matov uma na'im, syevet akhim gam yakhad"
"Hinne Matov, syevet akhim gam Yahad" ==> 2 x
Lumayan pak ... biar bisa diterusin ke anak katekisasi .... daripada nyanyi cinta-cinta.
Belajar PL & PB jadi mengalir dengan gaya penyajian yang cukup santai ... Kanonisasi .... masalah-masalahnya .... dll dsb ..... dari pelajaran ini kita bisa melihat karya Allah dalam rentang waktu yang begitu panjang .... memberikan Roh Kudus kepada para penulis kitab-kitab dan akhirnya kepada kami .... untuk diteruskan kepada para katekumen ....dan kembali kepada tujuan tadi ... supaya menjadi perilaku dan peri sikap dalam kehidupan.
Menyisakan hanya 3 penanya, materi ini ditutup 23:00 dengan doa penutup dari rekan pengajar dari Bukit Zaitun Makassar.
Bubaran, selintas terlihat lobby penuh dengan para penggemar Ketum (karena besok pagi-pagi sudah pulang) & ketua II MS (yang juga sudah tiba sore tadi) .... hehehehe mau minta tanda-tangan yaaaaa .... pemandangan biasa .... banyak yang penting untuk dilaporkan (buktinya biar tengah malam ngotot) .... karena rupanya banyak masalah di Mupel kita ini .... hmmmm asal laporannya valid saja .... karena kalau invalid itu namanya issu .....
Selamat Istirahat, sampai besok! Kristus memberkati.
Pembinaan Hari II
Hari ke 2 Sabtu, 30 Mei 2009,di jadwal tertulis 07:30 - 08:00 adalah doa Pagi. Dan sebagaimana biasanya kalau Sabtu, aku bangun kesiangan (lagi). Sudah tidak hadir Doa Subuh di gereja, telat lagi ke pembinaan sampai tidak hadir di Doa Pagi pembinaan. Jadi datang 08:10, Pembinaan Materi V sudah mulai.
Materi V membahas Pemahaman Kurikulum & Penjabaran (Muatan Inti & Pendukung) dibawakan oleh Pdt.Dr.Jan Rapar, Ph.D dengan moderator Pdt.Timotius Susilo.
Pendeta Rapar yang berpostur "besar" tapi ramah dan kebapakan ini mulai menjabarkan cara menyusun Kurikulum dan penjabarannya, dan cara menentukan Muatan Inti & Pendukung yang berskala 70:30. Sejam menerangkan, akhirnya kita dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok kami terdiri dari 8 orang, dari Bethania, Baras Mamuju, Bahtera Kasih, Raha dan Kanatojeng Gowa. Ketuanya Pak Nicodemus dari Pelita Kasih Baras Mamuju, yang pendiam, bertampang seram tapi ternyata sangat ramah dan humoris .... (hehehehe itu akibatnya kalau cuma menilai luarnya pak ... maaf ya... manusia seperti aku ini suka menilai dari casingnya doang ...) dan Ibu Corry Nanusinta dari Bahtera Kasih Makassar, yang penuh semangat dan kayaknya ....pakai baterei alkaline, karena konstan dari siang sampai malam kemarin, semangat terus.
Kelompok kami mendapat tugas untuk menyusun kurikulum "Katekisasi Pra Nikah". Rumit tapi menantang, karena GPIB dimana-mana kayaknya katekisasi pra nikahnya nda' sampe 3 bulan sesuai pesanan PS dulu. Ada yang cuma sekali, bahkan sekali pas 2 atau 3 hari sebelum hari "H".
Alhasil, anggota kami yang beragam ini, langsung mulai sibuk berdiskusi, sampai berdebat....waktu 30 menit sepertinya tidak cukup ....isinya materi inti: Pernikahan menurut Alkitab, PI GPIB, Negara, dan penjabarannya, materi pendukung adalah Komunikasi antar suami-istri, keluarga, anak dan.....perceraian. Semuanya sepakat, bahwa dalam katekisasi pra-nikah, topik perceraian harus di bahas habis, supaya calon pasangan ngeri melangkah ke situ.
Setiap kelompok mulai naik mempresentasikan kurikulumnya, dan kelompok kami terakhir, karena ngotot sana-sini ....dan akhirnya materi pendukung soal mengatur ekonomi rumah tangga dimasukkan....
Suasana jadi segar, karena kalau semua kelompok cuma diwakili 1 orang, kami diwakili 2,yaitu Oom Nico yang sudah cair dan humornya ternyata mengocok perut kami, dan Ibu Corry yang ternyata belum mau dipanggil Ibu, karena masih lajang. Dibuka oleh ketua dan dijabarkan oleh sekertaris, kompak habis, karena kata Ibu Corry, dia ngotot materi-materi itu, karena dia mau kalau (nanti) menikah di katekisasi dengan materi itu..... luar biasa, .... akhirnya presentasi kelompok kami mendapat tepuk tangan meriah....
Pak Pendeta Rapar, akhirnya menutup materi ini, dengan memperlihatkan kelemahan-kelemahan dan penjabaran kami semua, serta memuji, bahwa kelas ini,berdaya serap tinggi,karena mengerti (makna) pentingnya kurikulum dalam kelas katekisasi....ia sih pak, masih pagi jadi masih OK daya serapnya, ditambah kue-kue Ma' Gaby & Ka' Elly yang lancar keluarnya. Ka' Elly juga, tak henti-hentinya mengagumi beliau yang dengan ramah dan penuh senyum menjawab semua pertanyaan peserta di sesi tanya jawab.
Materi berhenti 10:20 untuk break sejenak minum kopi & teh.
Materi V di isi oleh Materi Teknik Evaluasi Belajar Mengajar & Prakteknya oleh Pnt.Prof.Dr.Ir.John FoEh yang didampingi moderator Pdt.Nitis.
Di sesi ini peserta diajar mengadakan evaluasi dengan data yang telah dibagikan. Materinya sangat menarik, karena meski materi ini sebenarnya tempatnya di bagian akhir, tapi karena Pak Ketua II su mau pulang ke Jkt, mesti diajukan....- tapi evaluasi kadang membuat kita terperangkap soal lulus tidaknya anak katekisan. Dari beberapa kasus di Makassar, hal ini sangat perlu untuk diseragamkan, karena ada yg tidak lulus, lalu pindah ke GPIB tetangga, atau malah ke gereja lain,..bahkan ada GPIB yang tidak melaksanakan katekisasi, dengan alasan katekisannya malas...(welehweleh ...apa nggak dikunjungi tu anak dan or-tunya ...dibiarin saja ya ... ?).
Ada juga kasus yang pendeta dan tim binanya di protes jemaat, karena dilulusin anak katekisannya yang narkoba habis .. (walau dalam tahap rehabilitasi), kayak di kami kemarin ada 2 anak yang tattonya sebadan habis, tapi yang satu setelah 8 kali akhirnya lulus juga .... (yang 7 x dia mundur sendiri karena kondisinya sakau hebat). Jadi ingat Pendeta Sammy yang 2x gagal jadi Pendeta, bahkan jadi Ketum MS-GPIB ..... lah ... kalau anak ini jadi apa ya nanti ....?
Pak Penatua John FoEh dengan lugas menerangkan teknik evaluasi tadi. Diawali dengan menunjukkan sebuah gambar di slide show, peserta diberi kesempatan menilai gambar yang memperlihatkan seorang laki-laki dan perempuan,memegang cangkul di sebuah bukit. Komentar serentak datang dari peserta, ada yang bilang itu petani karena bajunya, ada yang bilang itu suami istri petani, ada yang bilang itu gambar tidak pantas, karena masak perempuan bekerja di sawah dll dsb. Menarik memang,karena masing-masing menggunakan wawasannya dalam menilai, ada juga yang bilang itu kok kerja di malam hari... tuh langitnya warna hitam..... padahal itu gambar berwarna yang di foto copy.....hahahahaeeee.
Cocok juga sih pak buat menyadarkan kami bahwa mengevaluasi itu tidak semudah itu, harus di dukung data yang valid, ... itupun masih susah .... nanti lihat orang yang sudah menikah jalan berdua lawan jenisnya .... di malam hari lagi ... lalu kontan nuduh selingkuh .... padahal mereka berdua lagi kunjungan kilat karena ada jemaatnya yang sudah sekarat..... atau ... ah sudahlah ...
Beliau mengajar sambil memperlihatkan kelemahan sistim katekisasi kita yang produk masa lampau .... sebenarnya sih produk PS, ... yang ke depannya harus diperbaiki. Semoga di PS nanti ada pencerahan ....lagipula kan memang ini bidangnya beliau di bidang Bindik .... mana beliau dosen senior lagi, jadi tau pas apa yang diperlukan untuk mengevaluasi serta menata evaluasi bagi pengajar katekisasinya. Satu catatan penting yang beliau ingin peserta camkan baik-baik, adalah pengajar katekisasi non-pendeta yang disertifikasi ini diadakan bukan untuk menggantikan pendeta sebagai pengajar katekisasi, tetapi bersama pendeta-pendeta, para peserta ini akan membina katekisasi supaya lebih berkualitas.
Pkl.12:30 break saat makan siang ... sambil dihibur lagu Ma' Gaby dan Pak Luther Ansa dan pembinaan lanjut sampai 14:17 .... dimana Kembali dalam kelompok, peserta yang sudah dibagikan lembar data kehadiran dan nilai evaluasi katekisan, masing-masing mempresentasikan penilaiannya, yang mana lulus atau tidak ..... di kelompok kami meluluskan semuanya dengan catatan tertentu. Ada juga yang langsung menilai bahwa bisa jadi salah satu anak di data itu anaknya PHMJ atau warga terkemuka, ... (di data kehadirannya cuma 30% tapi nilai evaluasinya bagus ...) yang kalau nda' lulus nanti pendetanya bisa di protes,....bisa-bisa PHMJnya kalau kenal MS bisa dilaporin, trus pendetanya kena mutasi ... ada-ada saja. Ada juga yang dengan tegas cuma meluluskan satu orang saja dari sekian peserta katekisasinya .... dan... Kembali ke MAKNA, ... ingat nasihat Ketum, bahwa bisa jadi anak itu nda' hafal 10 hukum Tuhan, tapi dengan konsisten mempraktekkannya dalam kehidupannya... lalu disinilah seorang pengajar dengan mata rohaninya memperhatikan hal itu dan menggunakannya dalam evaluasi.
Materi ini berakhir dengan kesadaran kita semua, bahwa yang di evaluasi ini adalah katekisan yang akan bertumbuh rohaninya,... dengan data dan mata rohani kita kita mengevaluasi mereka, tetapi peran orang-tua dan pembinaan berkelanjutanlah yang akan membentuk mereka menjadi "Men of God" yang kita Kristus inginkan.
Setelah break 10 menit, Pkl.14:26 Materi VI Metoda Mengajar dan Teknik Komunikasi diberikan oleh satu-satunya pemateri perempuan yaitu Pnt.Dr.Ny.Maria Josephine Kumaat-Mantik, M.Hum, D,Th. yang didamping Pdt.Melkianus Nguru, S.Th.
Penatua yang ber-smiling face dan cantik ini .... sering bisa kita lihat di acara Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI Jkt dan anggota jemaat dan Penatua/Ketua I PHMJ di GPIB Paulus. Beliau juga mantan Ketua Dept.Bindik MS-GPIB s/d 2005 lalu, dan masih dosen aktif di beberapa PT di Jakarta dan Papua.
Satu lagi asset berharga GPIB ini membagi ilmunya dengan memberikan metode mengajar dan teknik komunikasi yang efektif. Peserta di bawa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, sehingga katekisan dapat menangkap serta memaknai apa yang akan pengajar sampaikan. Dibagi dalam beberapa metode beliau menerangkan kelebihan dan kekurangan metode2 tersebut, sebagai perbandingan di jemaat asalnya Paulus Jakarta, dipakai metode mengajar dengan tim...masukan berharga bagi kami semua.
Sudah barang tentu, para peserta khususnya pria hilang ngantuknya ...dan para perempuan mengagumi materi dan pembawa materinya.....memang bu,penampilan perlu untuk di depan kelas katekisasi, biar katekisan juga nda sakit mata lihat kita ngajar,....ada juga sih yang ngajar pakai sandal ....ya ampun ..... kok bisa ya.
Ada yang lucu, di kelas ini .... materinya waktu di bagi ternyata ada lembar evaluasinya,... grrrrr kelas tertawakarena soalnya sudah bocor..... walau ditarik kembali evaluasinya nda diadakan....ini dia namanya miskomunikasi antar pemberi perintah dan pengemban tugas foto copy. Tapi tidak soal, ... yang penting maknanya .... hmmmmm.
Lembar metode mengajar dan topiknyapun dibagi, ... kelompok kami dapat topik "perkawinan campuran" dengan metode diskusi kelompok peer teaching mode, yang artinya pengajar menyerahkan ke kelompok untuk mendiskusikan soal kawin campur ini. Alhasil kelompok kami yang senang ngomong ini mulai ngotot sana sini, sampai urat kening keluar dan jadi debat kusir antar Pak Jop dan Ibu .. sorry Nona Corry. Ma' Gaby yang kebagian tugas sebagai pengajar mulai kewalahan karena anak didiknya semua jago debat .... cut sana-sini, akhirnya ternyata di kelompok kami memang punya pengalaman pribadi sendiri yang diawali Ma' Gaby yang dahulunya juga adalah bukan pengikut Kristus waktu 28 tahun lalu, Mamanya Ka' Elly, kakaknya Pak Jop, saudara-saudara rekan kami dari Kanatojeng yang asli Makassar, kakaknya Oom I'dan kaya wawasanlah kelompok kami soal kawin campur ini, bayangkan bagaimana Roh Tuhan bekerja atas topik dan metode mengajar yang diundi ini.... dan dengan pas diantar Roh Kudus ke kelompok kami. Memang benarlah, tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan & kehendak Tuhan, Terimakasih Tuhan.
Hal itu dikemukakan Ma' Gaby waktu presentase, sekalian memperlihatkan kelemahan dan kelebihan metode ini dan bagaimana ulah kami waktu diskusi ... rameeeeeee, mana mau menang sendiri lagi.
Hampir 3 jam bersama Ibu Maria tidak terasa, 17:08 materi berakhir dengan simpulan bahwa teknik mengajar dan komunikasi adalah suatu hal penting dan menentukan untuk mengantar katekisan mengerti atas materi-materi dalam kurikulum katekisasi mereka.
Tanpa banyak break materi dilanjutkan oleh Pak Pdt Rapar untuk Materi Teknik Penyusunan Materi Katekisasi (SAP dan Sylabus). Materi singkat padat dimulai Pkl.17:11 dan berakhir 18:33
Makan malam dengan mewah kami rasakan ... dan juga deg-degan karena sehabis ini adalah Evaluasi .... peserta yang muda kelihatan cukup tegang, yang setengah tua sepertiku pura-pura tidak panik, dan yang senior tenang-tenang saja .... makannya nambah lagi ....
19:00 tepat Pak Pendeta Persang, komandan evaluasi mulai membagikan soal dengan terlebih dahulu meminta kami menyingkirkan apapun di meja kami, kecuali gelas, karena gelas nda' bisa ditulisi contekan,...... Oom dibelakangku yang juga guru nyeletuk, ..."kayak dia nda' pernah sekolah saja..."...
19:10, 75 soal pilihan berganda dan 3 soal essay siap di isi di hadapan kami semua,dan dengan yakin kami mulai mengisinya ..... sambil diskusi sana-sini sampai di tegur sama Pak Pendeta Persang, ..."Bapak Ibu, diskusinya sudah selesai tadi, silahkan mengerjakan, ... bukan diskusi" ..... kamipun mulai mengisi dengan meyakinkan isian kami dengan rekan di sebelah .... (bahasa halusnya nyontek) ... maklum, biasanya yang muda daya serapnya lebih tinggi. Untung saja nda' ada katekisan di sini, soalnya bisa ribut mereka lihat calon guru mereka kayak cacing kepanasan clingak-clinguk nyarijawaban, tapi banyak juga yang santai, bahkan sambil bertelepon-ria mengisi lembar jawabannya. Belakangan baru tahu bahwa mereka bukan telepon, tapi dengar rekaman pemateri ngajar tadi .... buseeettttt!!! "Banyak Jalan Menuju Roma" kata Pak Pendeta Persang.
20:30 semua kumpul karena waktu habis. Bagaimana nda' habis, karena banyak peserta yang di essaynya "berkhotbah" ... hehehehe padahal jawabannya kalau dirangkum singkat betul.
Akhirnya Pembinaan/Sertifikasi Pengajar Katekisasi Non Pendeta ini ditutup, dilanjutkan Ibadah Penutup yang dipimpin oleh Pendeta Timotius Susilo sebgai PF dan Pak Penatua Feri Adam Sekertaris I BP Mupel Sulselbara sebagai Liturgos. Turut menyanyi Paduan Suara Peserta Perempuan dan Pria. Kompak dan Mantap karena sudah digodok sehati selama hampir 2 hari. PF mengingatkan kami bahwa besok adalah Hari Pentakosta, suatu tonggak bagi para pengajarnya untuk mengingat dan membagi ilmunya di jemaat masing-masing, bahwa Roh Kudus menuntun para pengajar untuk bersama para Pendeta, membina dan mengantar Katekisan/Katekumen memasuki kedewasaan Rohani dengan Mengaku Percaya dan memberlakukan pengakuan itu dalam kehidupan mereka.
Pkl.21:15 semuanya bubaran dengan rapi dan semangat ..... Katekisasi tahun ini akan dibina oleh Pendeta dan Pengajar bersertifikasi (kalau lulus) dengan lebih berkualitas.
Satu catatan, bahwa ucapan terimakasih dan penghargaan peserta wajib kami sampaikan kepada BP Mupel yang dengan konsisten dan tekun, mengawal dan bahkan ikut pembinaan ini. BP Mupel juga dengan sangat rajin turut membagi materi pembinaan dan absensi. Harapan kami kiranya di pembinaan lanjutan atau angkatan berikutnya, materinya telah disiapkan dalam satu buku panduan, sebagai pegangan kami dan bukan dalam bentuk foto-copy slide show.
Terimakasih MS-GPIB,BP-Mupel Sulselbara, Kristus memberkati kita Semua.
ITT