Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Saturday, August 18, 2007

Makna Kemerdekaan


Bulan Agustus ini bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan RI ke-62. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemerdekaan suatu bangsa adalah anugerah dari Allah semata. Selain kemerdekaan secara jasmani, kita sebagai manusia rohani tentunya sudah merasakan kemerdekaan sejati dari belenggu dosa dan penjajahan iblis. Lalu bagaimana cara kita memanfaatkan kemerdekaan dalam Kristus yang sudah kita terima itu? Apakah kita akan terus menjadi budak atau berubah menjadi hamba kebenaran?

“Sungguh merebut kemerdekaan itu tidak mudah, namun melaksanakan kemerdekaan jauh lebih sulit”. Pernyataan tersebut ada benarnya bila kita memperhatikan orang-orang yang senang akan kemerdekaan tetapi yang juga suka melakukan tindakan tidak bertanggung jawab.

Kemerdekaan suatu bangsa, bukan berarti memberikan kebebasan kepada bangsa tersebut untuk berbuat sekehendak hati. Tidak sedikit di antara bangsa yang baru merdeka, terdapat orang-orang yang berbuat sesuka hati karena merasa diri merdeka, boleh berbuat semaunya! Kalau demikian berarti setelah lepas sebagai budak penjajah, kita menjadi budak kemerdekaan. Kemerdekaan yang tidak bertanggung jawab bukanlah kemerdekaan melainkan kebuasan! Kemerdekaan yang digunakan untuk melampiaskan hawa nafsu bukanlah kemerdekaan melainkan perbudakan baru dengan “tuan” yang lain. Kalau dahulu sebelum merdeka “tuan” kita adalah bangsa lain, maka sekarang setelah merdeka tuan kita adalah “kepentingan diri sendiri”.

Kemerdekaan yang sejati haruslah digunakan untuk melaksanakan kebenaran, melakukan yang benar dengan benar. Oleh karena itu tidaklah cukup apabila kita hanya merdeka dari penjajah, kita harus pula merdeka di dalam kebenaran. Dan kebenaran hanya ada dalam Yesus Kristus, bahkan Ia sendiri adalah kebenaran! Tuhan Yesus juga berkata: “... apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:36). Rasul Paulus menegaskan bahwa: “Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah merdeka dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:17-18)

“Marilah kita doakan agar bangsa Indonesia, khususnya kita yang berada dalam lingkup gereja dapat mengenal Kebenaran itu dengan benar, supaya kita semua menjadi hamba kebenaran sehingga rakyat Indonesia dapat menikmati kemerdekaan yang murni, sejati dan sepenuhnya. Karena kemerdekaan tanpa kebenaran jauh lebih buruk dari pada penjajahan itu sendiri! Selamat Ulang Tahun Republik Indonesia, Tuhan memberkati. Amin.”


ITT - 18 Agustus 2007