Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Monday, November 3, 2008

Mazmur 106:34-48


106:34 Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka,
106:35 tetapi mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa, dan belajar cara-cara mereka bekerja.
106:36 Mereka beribadah kepada berhala-berhala mereka, yang menjadi perangkap bagi mereka.
106:37 Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat,
106:38 dan menumpahkan darah orang yang tak bersalah, darah anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah.
106:39 Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka.
106:40 Maka menyalalah murka TUHAN terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik-Nya sendiri.
106:41 Diserahkan-Nyalah mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga orang-orang yang membenci mereka berkuasa atas mereka.
106:42 Mereka diimpit oleh musuhnya, sehingga takluk ke bawah kuasanya.
106:43 Banyak kali dilepaskan-Nya mereka, tetapi mereka bersikap memberontak dengan rencana-rencana mereka, tenggelam dalam kesalahan mereka.
106:44 Namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka.
106:45 Ia ingat akan perjanjian-Nya karena mereka, dan menyesal sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar.
106:46 Diberi-Nya mereka mendapat rahmat dari pihak semua orang yang menawan mereka.
106:47 Selamatkanlah kami, ya TUHAN, Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu.
106:48 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, dan biarlah seluruh umat mengatakan: "Amin!" Haleluya!

Dosa demi dosa yang dilakukan Israel menunjukkan kebebalannya dan ketidakpekaannya akan kenajisan yang mereka sudah perbuat. Semua kebiasaan jahat dan menjijikkan dari bangsa-bangsa kafir, mereka perlakukan dan lakukan menjadi hal yang biasa (ayat 36-39). Akibatnya Tuhan merasa jijik terhadap mereka (ayat 40).

Apakah sebabnya mereka sampai terjerat dalam dosa-dosa yang begitu mengerikan? Karena mereka tidak taat kepada perintah Allah untuk membasmi semua penduduk Kanaan (ayat 34). Akibatnya, mereka tercemar dan rusak oleh kebiasaan buruk bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah tersebut. Hukuman Tuhan pun tidak tanggung-tanggung. Oleh karena, mereka memilih mengikuti pola hidup bangsa-bangsa kafir daripada mengikut jalan Tuhan yang kudus maka Tuhan menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa kafir itu (ayat 41-42). Tujuan Tuhan adalah mempertobatkan mereka melalui penderitaan akibat penjajahan. Sayang sekali, Israel tidak menghiraukan-Nya, mereka bangsa yang tegar tengkuk (ayat 43).

Hanya anugerah saja yang mencegah kebinasaan tuntas Israel. Dalam kasih-Nya, Allah mengingat umat-Nya yang Ia telah ciptakan dan Ia pilih melalui perjanjian kekal (ayat 45). Ia tidak sampai hati membiarkan anak-anak-Nya musnah. Pemazmur menyadari benar akan hal ini, oleh karena itu ia berani berseru mewakili Israel agar sekali lagi Allah mengampuni mereka dan menyelamatkan mereka dari cengkeraman bangsa-bangsa. Tidak lupa pemazmur mengucap syukur untuk kebaikan Tuhan (ayat 47-48).

Apabila kita mengetahui sesama kita yang seiman kompromi dengan gaya hidup yang berdosa dari dunia ini, janganlah bersikap masa bodoh. Ingatkan mereka dua hal:
1. hal tersebut mendukakan hati Tuhan, dan
2. Tuhan masih mengasihi dan menginginkan mereka kembali bertobat.

Apabila kita hidup dalam lingkungan yang hidup dalam suasana melawan kehendak Tuhan, maka sebagai orang percaya kita harus mengambil bagian untuk membaharui lingkungan kita, dan bukan hanyut atau terikut dengan lingkungan kita.

Contoh utk Pemuda:

Bergaul dalam lingkungan yang suka alkohol & NAZA (narkoba & Zat adiktif) bukan berarti harus turut minum dan pakai narkoba. Roma12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Untuk mengetahui kehendak Allah ===> ALKITAB ====> Berdoa, Baca & Renungkan. Jadikanlah Gaya hidup dan kebiasaan.

ITT - Ibadah BPK-GP - 3 November 2008

Monday, October 20, 2008

Maleaki 3:6-12


3:6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
3:7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
3:11 Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
3:12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam

Apakah memang orang Kristen wajib menyerahkan perpuluhan?

Masih sejak Abraham perpuluhan telah dilakukan (Kej 14:1-24). Kemudian Taurat Musa mewajibkan untuk menyerahkan perpuluhan (Im 27:30-33; Ul 14:22) sebagai suatu akta pengucapan syukur dan ketaatan. Perjanjian Baru tidak secara eksplisit mengajarkan perpuluhan, mungkin karena telah dimaklumi sendiri [Mrk 8:34-37; Rm 12:1].

Sikap Yesus mengenai pemilikan harta milik dijelaskan dalam rentetan ungkapan [a.l. Mrk 1:29; 10:28; 10 21]. Bahwa harta milik untuk membantu sesama jelas pula dari perumpamaan mengenai Orang Samaria yang Murah Hati (Luk 10:30-35). Dari perbuatan orang Samaria, yang perlu dicontohi bukan memberikan segala sesuatu sekaligus, melainkan menyediakan dana agar orang yang jatuh ke dalam tangan perampok-perampok dapat diselamatkan dan dirawat sampai sembuh. Unsur yang penting di sini ialah bahwa milik duniawi harus dipergunakan untuk pelayanan kasih. Dengan demikian soal harta milik dalam Perjanjian Baru dijadikan soal etika sosial, bukan etika perseorangan.

Dari bagian ini ada beberapa hal yang bisa kita bahas:

1. Segala sesuatu tergantung Tuhan. Hujan, belalang, buah, semua tergantung Tuhan (ay 10-11). Jadi, sukses tidaknya pekerjaan kita, lancar tidaknya usaha kita, semua tergantung kepada Tuhan (bdk. Maz 127:1). Jadi, segala sesuatu yang kita hasilkan dari pekerjaan, bahkan segala milik kita, sebetulnya adalah pemberian Tuhan. Kalau kita menyadari hal ini, sebetulnya tidak akan sukar bagi kita untuk memberikan 10% dari penghasilan kita kepada Tuhan. Kita sebetulnya hanya 'mengembalikan' 10% dari yang Tuhan berikan kepada kita. Bdk. Kej 28:22 yang berbunyi: 'Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu'. Persepuluhan sebetulnya menunjukkan iman / kepercayaan kita bahwa semua milik kita adalah pemberian Tuhan.

2. Banyak orang 'menjadi miskin karena tidak memberikan persepuluhan' dan bukannya 'tidak memberikan persepuluhan karena miskin' (2Kor 9:6a). Banyak orang mau Tuhan mencukupi kebutuhannya dulu (bahkan berlimpah-limpah dulu), baru mau memberikan persepuluhan. Tetapi ini terbalik!! Tuhan menghendaki kita memberikan persepuluhan dulu, baru Ia akan memberkati kita! (ay 10-11). Bandingkan juga dengan Mat 6:33 dan 1Raja-raja 17:7-16. Kedua bagian ini mengajarkan kita untuk mengutamakan Tuhan dulu, dan kalau kita mau melakukan hal itu, maka pastilah Tuhan akan mencukupi kebutuhan hidup kita! Mungkin saudara berkata: 'Dengan 100% penghasilan saya saat ini, saya tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga saya. Lalu bagaimana bisa cukup kalau penghasilan saya itu masih harus dipotong 10% untuk diberikan kepada Tuhan?'. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu saya jelaskan bahwa kalau saudara memberikan persepuluhan, maka Tuhan akan memberikan berkat. Ini bisa Ia lakukan dengan menambah penghasilan saudara atau menyuruh seseorang memberi uang kepada saudara. Atau bisa saja Tuhan menyingkirkan 'belalang' dari kehidupan saudara. Mungkin selama ini saudara tidak cukup, karena adanya 'belalang' itu yang bisa berbentuk macam-macam hal, seperti anak sakit, kendaraan rusak, dan semua pengeluaran extra lainnya. Kalau 'belalang' itu disingkirkan oleh Tuhan, maka bisa saja dengan 90% penghasilan saudara, saudara justru bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga saudara!

3. Apakah semua ini berarti bahwa ajaran Theologia Kemakmuran itu betul? Tidak! Hal yang penting sekali untuk diketahui adalah bahwa ada perbedaan besar antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menjanjikan berkat Tuhan, kalau Israel taat kepadaNya. Tetapi penekanan dari berkat itu adalah pada hal-hal jasmani (Bdk. Ul 11:8-15 Ul 28:1-14 Mal 3:8-11). Dalam Perjanjian Baru, kalau kita taat, kita juga akan diberkati. Tetapi penekanan dari berkat disini adalah pada berkat rohani! (Bdk. 2Kor 9:6-11). Kalau kita hanya membaca 2Kor 9:6, maka kita mungkin akan menarik kesimpulan bahwa orang yang memberi banyak persembahan, juga akan menuai banyak _uang_. Tetapi cobalah baca terusannya! 2Kor 9:8 menyebutkan bahwa 'mereka berkelimpahan dalam berbagai _kebajikan_'! 2Kor 9:10 mengatakan bahwa 'Allah akan melipatgandakan dan menumbuhkan _buah-buah kebenaranmu_'! 2Kor 9:11 mengatakan bahwa 'kamu akan diperkaya dalam segala macam _kemurahan hati_'. Ini semua jelas menunjuk pada berkat rohani. Bagaimana dengan berkat jasmani dalam Perjanjian Baru? Apakah Tuhan menjanjikan kekayaan? Sama sekali tidak!! 2Kor 8:1-6 menceritakan tentang jemaat Makedonia yang memberi lebih banyak dari kemampuan mereka. Tapi mereka tidak menjadi kaya! Demikian pula dengan orang-orang yang menjual rumah dan tanahnya, lalu mempersembahkan kepada Tuhan dalam Kis 4:34-37. Tidak pernah dikatakan bahwa mereka lalu menjadi kaya / menerima banyak rumah! Rasul-rasul yang mengikut Tuhan (termasuk Paulus) adalah orang-orang saleh. Tetapi mereka tidak menjadi kaya dalam hal jasmani! Jadi, dalam Perjanjian Baru, dalam hal jasmani Tuhan tidak menjanjikan kelimpahan. Tetapi, Ia menjanjikan kecukupan (dalam arti: orang kristen tidak perlu mengemis, berhutang, mati kelaparan, dsb). Janji ini bisa saudara dapatkan dalam Mat 6:25-34. Juga kalau saudara memperhatikan doa Bapa Kami (Mat 6:9-13), Yesus tidak mengajar supaya kita meminta jadi kaya / berlimpah-limpah, tetapi supaya cukup (Mat 6:11). Pertanyaan yang mungkin timbul: Mengapa Perjanjian Lama berbeda dengan Perjanjian Baru? Apakah Tuhan berubah? Tidak!! Tuhan tidak berubah, tetapi _caraNya_ menunjukkan cintaNya berubah. _Illustrasi_: Waktu anak saudara berumur 2 tahun, saudara menunjukkan cinta saudara dengan menggendong dia, menciumi dia dsb. Tetapi cara saudara menunjukkan cinta saudara kepadanya tentu berbeda pada waktu anak itu sudah berumur 17 tahun! Saudara tetap mencintai dia, tetapi cara menunjukkan cinta (perwujudan cinta) berubah. Allah memperlakukan orang-orang Perjanjian Lama seperti anak kecil, sedangkan orang-orang Perjanjian Baru seperti orang dewasa. Mengapa demikian? Karena adanya salib / pengorbanan Yesus yang memisahkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru! Pada jaman Perjanjian Lama, belum ada pengorbanan Yesus. Jadi, orang sukar untuk bisa melihat kasih Allah, kalau Allah tidak memberikan berkat jasmani yang berkelimpahan. Tetapi pada jaman Perjanjian Baru, pengorbanan Yesus sudah terjadi. Jadi, sekalipun kita tidak diberi terlalu banyak berkat jasmani, bahkan sekalipun kita ada dalam penderitaan, kita bisa 'melihat ke belakang' (yaitu pada salib yang merupakan puncak pernyataan kasih Allah), dan kita bisa yakin bahwa Allah mengasihi kita. Jadi, dalam Perjanjian Baru tidak lagi diperlukan berkat jasmani yang berkelimpahan untuk bisa melihat kasih Allah! Allah kadang-kadang memberikan kekayaan kepada orang kristen tertentu, tetapi Ia tidak pernah berjanji bahwa semua orang kristen akan menjadi kaya! Lihat Calvin, /?Institutes of the Christian Religion?/, Book II, chapter XI, no 1-4. _Kesimpulan_: Mal 3:10-12 tidak mendukung Theologia Kemakmuran!

4. Persembahan persepuluhan tanpa ketaatan dalam hal-hal lain, tidak akan dipedulikan oleh Tuhan (Yes 1:10-20 1Sam 15:22). o Kalau ada dosa dalam kehidupan saudara, jangan memberikan persepuluhan untuk menyogok Tuhan! Persepuluhan tidak bisa menggantikan ketaatan yang dituntut Tuhan dari diri saudara! o Persepuluhan juga tidak bisa menggantikan pelayanan yang dituntut Tuhan dari saudara! Jangan memberi persepuluhan, lalu tidak melayani Tuhan, dengan pikiran bahwa saudara sudah 'mengupah' hamba Tuhan untuk melayani Tuhan! o Sekalipun saudara sudah memberikan 10% kepada Tuhan, saudara tetap harus menggunakan yang 90% sesuai kehendak Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan (1Kor 10:31).

5. Motivasi pada waktu memberikan persembahan persepuluhan: a. Jangan memberi dengan terpaksa. Memang yang tidak memberi persembahan persepuluhan akan dihukum. Tapi jangan hanya karena takut dihukum, lalu saudara memberikan persepuluhan! Bdk. 2Kor 9:7. b. Jangan memberi dengan pamrih (supaya dibalas Tuhan). Memang orang yang memberi persepuluhan akan diberkati Tuhan, tetapi jangan memberi dengan tujuan supaya saudara diberkati! Kalau saudara memberikan persepuluhan dengan 'jiwa dagang' seperti ini, jangan berharap bahwa Tuhan akan memberkati saudara! Kalau toh ada berkat, itu mungkin datang dari setan! Berikan persembahan persepuluhan karena saudara mencintai Tuhan. Berikan dengan hati yang rela / sukacita. Berikan dengan tujuan supaya Tuhan dipermuliakan! Maukah saudara melakukan hal itu? -AMIN-

Dalam PL terdapat 3 jenis Persepuluhan:

1. Perayaan Persepuluhan (Ref: Ul.12;14:22-29)
Perayaan Persepuluhan (dan juga perayaan-perayaan yang lain) merupakan simbolik atau bayangan dari apa yang harus datang, dan hal ini telah digenapi oleh Kristus (Kol 2:16-17), sehingga pada aplikasinya sekarang bertolak pada makna bukan liturgi yang dilakukan; Memakan persembahan persepuluhan dan bersukaria adalah suatu ciri saat umat Tuhan memberikan suatu persembahan (harus disertai rasa ucapan syukur yang tulus bukan karena terpaksa). Perayaan Persepuluhan ini dilakukan setiap tahun sekali.

2. Persepuluhan Bagi Orang Yang Membutuhkan (Ref: Ul.26:12-15)
Persepuluhan tipe ini dilakukan setiap 3 tahun sekali dan berfungsi sebagai sumbangan kepada orang yang membutuhkan (orang miskin, anak terlantar, etc). Aplikasi dalam PB telah dikenal dengan nama Diakonia, yang oleh beberapa Gereja masih giat dilakukan hingga kini dengan cara memberikan santunan kepada orang miskin.

3. Persepuluhan Bagi Kaum Lewi (Ref: Im.27:30-33; Bil.18:21,24; Mal 3:10; Ibr.7:5)
Persepuluhan tipikal ini nampaknya lebih rutin dilakukan (mungkin dengan periode lebih pendek dari jenis Persepuluhan lainnya); Persepuluhan ini merupakan hak Imam secara penuh (dengan memberikan lagi persepuluhan dari Imam bagi Tuhan). Jenis persepuluhan ini paling sering disebutkan dalam keseluruhan Alkitab (termasuk dalam sejarah dalam Alkitab), sebagai referensi sejarah dalam 2Taw 31:2-21; Neh.10:36-38; 12:44; menyatakan bahwa persembahan persepuluhan dimasukkan kedalam bilik perbendaharaan Sinagoge karena jumlahnya yang sangat banyak, (jadi tidak langsung dihabiskan seperti jenis yang pertama, yang dihabiskan oleh masing-masing keluarga yang membawa persembahan persepuluhan), dan berdasarkan perbuatan Hizkia hal ini dipandang baik oleh Allah (dengan kata lain Allah menyetujui penimbunan persembahan persepuluhan dalam Sinagoge). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Persepuluhan Bagi Kaum Lewi (secara makna) masih berlaku hingga zaman Gereja sekarang.

Allah lewat penuturan Alkitab, tidak pernah mengagungkan sekelompok usia, dan melecehkan yang lain, bagiNya semuanya berharga dan Dia adalah juga Tuhan untuk semua masa (Yesaya 46:3-4)

Pengelompokan kategorial seperti GP, adalah cara menuju, menuju tujuan, ‘menjadi gambar Allah yang tidak samar-samar’.

Jikalau Tuhan memberikan masa muda, bukan supaya pemuda tenggelam dalam obsesi mengejar berbagai ambisi dan prestasi kedurhakaan, kesenangan dan harta benda. Karena hal ini akan mengguncang relasi bagi sesama dan PEMILIK alam raya.

Beriman = mengandalkan Tuhan dalam hidup. Orang beriman adalah orang yang berada pada posisi ‘kurang’, DIA yang diimani adalah DIA yang ‘berlebih’ dan akan mencukupkan kekurangan kita.



+++++++++++++++++++++++

Bagian ini adalah mengutip tulisan Ketum Sinode 2005-2010 MS-GPIB, Pdt.S.Th.Kaihatu, M.Th.


Ada dua fase yang bisa kita baca dalam keseluruhan Alkitab tentang persembahan persepuluhan. Fase pertama adalah Fase Perjanjian Lama yang ditandai dengan hukum hukum Musa. Fase kedua adalah fase Perjanjian Baru yang ditandai dengan ajaran Yesus dan surat surat Pastoral, terutama surat surat Paulus.

Dalam fase Perjanjian Lama yang ditandai dengan Hukum Hukum Musa kita melihat beberapa hal penting yang bisa kita catat.

Pertama, Persembahan Persepuluhan itu diperintahkan sebagai sesuatu yang diharuskan. (Im. 27/30; Mal.3/10).

Kedua, Persembahan Persepuluhan itu diberikan dengan beberapa kepentingan.

1 Untuk Orang Lewi (Bil 18/21 -24)
Orang Lewi tidak mendapat tanah sebagai milik pusaka. Mereka ditugas-kan untuk hal hal menyangkut Bait Allah. Karena itu mereka hidup dari persembahan persepuluhan umat.
2. Sepersepuluh dari sepersepuluh yang diberikan pada orang Lewi itu harus mereka persembahkan sebagai persembahan persepuluhan mereka (Bil. 18/26; Neh 10/37; 12/44).
Jadi, sekalipun orang Lewi hidup dari persembahan persepuluhan, namun mereka tidak bebas dari hal mempersembahkan persembahan persepu-luhan itu sendiri.
3. Sepersepuluh dari persembahan persepuluhan setiap tiga tahun sekali diberikan kepada orang asing/miskin, orang Lewi, para janda dan anak yatim (Ul. 14/27-29; 26/12 – 14).
Dengan demikian jelas sekali bahwa peruntukan persembahan persepuluhan adalah untuk menolong mereka yang sengsara.
4. Persembahan Persepuluhan itu untuk menjadi Persediaan di rumah Tuhan (Mal. 3/10).
Istilah Rumah Tuhan disini menunjuk pada Institusi atau persekutuan yang harusnya menjadi pelaksana kasih Allah dalam penggunaan persem-bahan Persepuluhan itu.
5. Persembahan Persepuluhan diberikan sebagai bentuk penghormatan dan kepatuhan terhadap Tuhan Allah (Ams. 3/9-10)
Hasil pertama yang disisihkan selalu berhubungan dengan persembahan Persepuluhan. Mempersembahkannya berarti memuliakan Tuhan sebagai penjamin berkat dalam kehidupan.

Ketiga waktu untuk membawa persembahan persepuluhan itu adalah secara tahunan, bersamaan dengan semua persembahan yang lain untuk upacara Hari Raya (Ul 12/6-7; 14/22-26).

Keempat bahwa Persembahan Persepuluhan itu adalah Milik Allah dan bukan milik orang yang mempersembahkannya (Im. 27/30 – 34; Mal 3/8).

Kelima kemana persembahan Persepuluhan itu harus di bawa, yakni ke rumah Tuhan (II Taw. 31/12; Neh. 10/38; 12/44; 13/5, 12; Mal 3/10).

Keenam, kalau persembahan persepuluhan itu dipinjam, maka ketika dibayar harus ditambahkan kepada pinjaman itu seperlima atau dua persepuluh. Dengan demikian keseluruhan yang dikembalikan adalah tiga persepuluh (Im 27/31)

Ketujuh kalau ditukar, maka yang ditukar berikut tukarannya harus dibayar (Im 27/33).

Dengan demikian jelaslah bahwa bagi dunia Perjanjian Lama, Persembahan Persepuluhan merupakan bagian dari hukum kehidupan, dalam hal ini, Hukum Taurat.

Dalam Fase Perjanjian Baru ketika Yesus Kristus mengajar maka Yesus Kristus juga menyinggung persembahan persepuluhan.
Kita bisa melihat tanggapan Yesus itu dalam Mat 23/23; Luk 11/42; Bd Mat 5/20 dgn Luk 18/11-12; Lihat juga Mat 10/10; Luk 16/16. Kesulitan kita adalah kebiasaan yang sifatnya ‘konkordatif’[11] dalam memahami Alkitab. Padahal, terhadap pertanyaan apakah Tuhan Yesus mempersembahkan persembahan persepuluhan, maka acuan kita mestinya bukan hanya kata kata ‘persepuluhan’ yang keluar dari mulut Tuhan Yesus. Sebagai putera Yahudi, pasti Yesus memberikan persembahan persepuluhan, sebab hal itu dilakukan sebagai hukum kehidupan keagamaan khas Yahudi. Maka kata kata Tuhan Yesus dalam Mat 5 : 17 – 20 bagi kita mestinya berarti bahwa bukan hanya Yesus, tetapi juga para muridNya adalah pelaksana pelaksana persembahan Persepuluhan.

KEBIASAAN SALAH

Kebiasaan salah pertama adalah mempersoalkan Persembahan Persepuluhan dalam hubungan dengan PTB. Jawabnya sederhana. PTB itu terjadi karena GPIB belum mampu menerapkan aturan Alkitab yang namanya persepuluhan. Dalam Persidangan Sinode Tahun 2000 GPIB mulai memperhatikan hal persembahan persepuluhan ini[13]. Tapi dalam Persidangan Sinode Istimewa tahun 2004, GPIB makin bertobat dalam arti berusaha sebagai gereja untuk memberlakukan prinsip prinsip Alkitab, termasuk tentang persepuluhan[14]. Apakah PTB masih ada?. Jawabnya, masih ada dalam masa transisi. Tapi kita menuju ke persepuluhan. Apakah harus dobbel, PTB dan persepuluhan?, jawabnya tidak perlu. PTB itu aturan GPIB, Persepuluhan itu aturan Tuhan. Sekarang GPIB mengajak seluruh umatnya untuk mematuhi aturan Tuhan. Konkritnya, kalau sekarang kita melaksanakan Persepuluhan apakah kita boleh mengabaikan PTB?. Jawabnya, boleh sekali. Kalau ada yang mau tetap mempersembahkan PTB selain Persembahan Persepuluhan?. Boleh saja. Kalau ada yang mengangkat Persepuluhan, kemudian membaginya atas berbagai macam, termasuk PTB?. Jawabnya ya tidak boleh. Persepuluhan ya persepuluhan. Apakah tidak takut kolekte berkurang? Jawabnya, kalau kolekte berkurang tapi persembahan Persepuluhan bertambah, maka yang akan terjadi adalah saldo tambah. Bukan saldo kurang!.

• Kebiasaan salah yang kedua adalah, memberikan persepuluhan secara tahunan. Telah diuraikan diatas tadi, perbedaan pola penghasilan di Israel zaman PL dengan sistim kita yang bulanan. Maka persembahan persepuluhan juga seyogyanya diberikan secara bulanan. Kalau masih diberikan secara tahunan sebetulnya persepuluhan itu dipandang sebagai semacam PTB. Maka akan aneh kalau diumumkan, bahwa persepuluhan pak anu bulan September sekian, padahal beliau telah almarhum dibulan Juni!.

• Kebiasaan salah ketiga adalah angka persepuluhan yang mutlak harus sama. Justru tidak harus sama. Angka persepuluhan bisa fluktuatif, tergantung penghasilan. Disini kadang kadang ‘kedagingan’ masih bermain peranan. Seorang yang biasanya memberikan sekian, merasa ‘tidak-enak’ kalau bulan ini hanya memberi sekian. Padahal yang terjadi adalah perusahannya tutup, dia baru pension, panennya gagal dsb. Jangan merasa risih kalau penghasilan bulan ini lebih rendah dari bulan lalu. Adalah menyedihkan kalau dalam memberikan persembahan persepuluhan kita mencari kehormatan di mata manusia, sementara di mata Tuhan Allah kita justru butuh pertolongan.

• Kebiasaan salah keempat adalah pemahaman tentang penghasilan yang sepersepuluhnya dipersembahkan. Sebetulnya persembahan persepuluhan adalah hal yang sangat pribadi. Penghasilan adalah penghasilan dan bukan modal kerja. Tegasnya, uang makan dan uang transport baik yang regular maupun karena penugasan khusus, bukanlah penghasilan dan karena itu tidak kena aturan persepuluhan. Mengapa demikian?. Karena modal kerja adalah benih. Bukan hasil. Persepuluhan tidak pernah dipersembahkan dari benih. Persepuluhan dipersembahkan dari hasil. Masalah kita memang menjadi rumit karena kemajuan. Yang pertama ada pekerjaan yang hanya memberikan gaji secara total, tanpa memperhitungkan transportasi, makan siang dsb. Pokoknya, sekian. Kalau ini yang terjadi, maka pribadi yang bersangkutan harus menghitung sendiri berapa penghasilan sesungguhnya. Dengan demikian kita terhindar dari kasus Ananias dan Safira. Yang kedua ada pekerjaan yang gajinya diberikan lewat rekening Bank. Jadi tidak ada amplop yang pulang kerumah untuk membuat Ibu rumah tangga membuat perhitungan. Penyelesaiannya sama saja. Hitung, dan jangan menjadi seperti Ananias dan Safira. Tentu saja ada orang yang mengangkat persepuluhan dari keseluruhannya, karena merasa semuanya adalah penghasilan. Boleh boleh saja.

• Kebiasaan salah kelima adalah, sikap masa-bodoh terhadap pemeriksaan yang berdasar dalam pemahaman yang salah tentang Firman. Memang Tuhan Yesus mengatakan bahwa apa yang diberikan dengan tangan kanan, tidak usah diketahui tangan kiri. Ini benar kalau berarti bahwa kita tidak usah mempersoalkan untuk program yang mana persepuluhan digunakan, sebab ini kesepakatan program pelayanan. Akan tetapi kita wajib mencek apakah persembahan persepuluhan kita memang telah sampai ke perbendaharaan rumah Tuhan. Dan untuk itu, kita harus memeriksanya lewat warta keuangan. Namun kadang kadang terjadi ekstrim yang lain juga. Justru karena kita melihat ketidak-beresan management gereja sebagai institusi lalu kita batal memberikan persembahan Persepuluhan. Jawabannya sederhana. Perbaiki managementnya dan tuntut agar terus terjadi perbaikan. Tapi kalau kita berpikir bahwa karena manusianya salah maka hak Tuhan kita tahan dulu, rasanya kita salah dan tidak logis juga. Lain pihak yang melakukan kesalahan, lain pihak yang menerima ‘getahnya’.

ITT - 20 Oktober 2008

Friday, October 3, 2008

Mazmur 119:65-72


Perikop: Bahagianya Orang Yang Hidup Menurut Taurat Tuhan

119:65 Kebajikan telah Kaulakukan kepada hamba-Mu, ya TUHAN, sesuai dengan firman-Mu.
119:66 Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu.
119:67 Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
119:68 Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
119:69 Orang yang kurang ajar menodai aku dengan dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan memegang titah-titah-Mu.
119:70 Hati mereka tebal seperti lemak, tetapi aku, Taurat-Mu ialah kesukaanku.
119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
119:72 Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak

Mazmur 119 Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).

Mazmur 119 (#/TB Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena ( a) panjangnya (176 ayat), ( b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan ( c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).

Mazmur 119 adalah mazmur terpanjang dalam kitab Mazmur, bahkan di dalam seluruh Alkitab. Mazmur ini terkenal dengan pengajarannya tentang Taurat Tuhan. Namun keindahan mazmur ini terletak, terutama bukan dalam pernyataan percaya kepada Taurat Tuhan, tetapi dalam pernyataan percaya mutlak pemazmur kepada Tuhan. Mazmur ini diduga ditulis pada masa pascapembuangan, pemazmur tahu secara langsung akibat dari kejahatan. Dia telah dikelilingi oleh kejahatan, dikejar oleh orang-orang yang sombong, dicampakkan dalam kehinaan; namun dalam semua itu, perlindungannya ialah di dalam Allah. Ia berulang kali berseru kepada Allah, berlindung di bawah sayap-Nya, menemukan penghiburan di dalam kekuatan-Nya. Ini adalah suatu mazmur, bukan hanya mengenai hukum Tuhan, tetapi juga mengenai kasih Tuhan; bukan hanya pengabdian kepada titah Tuhan, tetapi kesetiaan kepada Tuhan. Keindahan mazmur ini bergema dari hubungan pemazmur dengan Allahnya.

Tujuan Perikop

PEMURNIAN DAN PERSEKUTUAN

"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu" (Mazmur 119:67).
Bapa adalah Pencipta dan pemilik rencana atas kita, itu berarti di dalam badai sekalipun pasti ada maksudnya. Allah apakah yang ada dalam badai hidup yang kita alami?

PEMURNIAN. Melalui kesulitan dan penderitaan hidup, sifat-sifat dan kebiasaan kita yang tidak berkenan akan muncul, itulah yang ingin dimurnikan oleh Allah. Mungkin kita baru menyadarinya di saat yang seperti itu, bisa juga berupa dosa yang selama ini kita biarkan atau sebaliknya kita berjuang untuk mengalahkannya. Raja Daud mengalami kebenaran ini ketika nabi Natan menegor dosanya (2 Samuel 12:1-15). Dikemudian hari Daud berkata : "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu".

PERSEKUTUAN. Jika kita merenungkan maksud Tuhan, apakah yang paling Tuhan inginkan dari diri kita?" maka kita akan sampai pada jawaban, bahwa Tuhan menghendaki persekutuan yang intim denganNya. Bapa di Surga ingin kita mengerti kasih-Nya ada di sepanjang hidup kita. Tuhan memakai berbagai ujian dalam hidup ini untuk mengetahui apakah ada hal-hal yang dapat menghalangi kita untuk memberikan kasih, kesetiaan, dan bakti kepada-Nya, sebab hanya Tuhan mau bahwa hanya Tuhan saja yang mempunyai tempat utama di dalam hidup kita.

Allah mengenal kita dengan baik dan mengizinkan sesuatau terjadi sesuai kebutuhan kita, sehingga kita dapat berjalan di dalam kekudusan bersama-Nya. Apakah sekarang ini kita sedang mengalami badai hidup? Pandanglah Bapa di surga dan percayalah pada rancangan-Nya yang indah.

Taurat Tuhan bermuara pada kebaikan.

“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Rm 8:28). Inilah [juga] pengalaman pemazmur: “Engkau baik dan berbuat baik.” Dalam perintah Allah pemazmur merasa tenteram (dari akar yang sama dengan Arab/Indonesia aman). Pernah ia menyimpang, tetapi pengalaman itu pahit. Tuhan mengajarkan kebijaksanaan (dalam arti pengertian tentang arti hidup). Dengan segenap hati ia belajar ajaran (Ibrani torot) yang keluar dari mulut Allah (demikian ay. 72a secara harfiah). Bertentangan dengan orang bijak, hati orang bebal diselubungi lemak, sehingga ia tidak berbelaskasihan terhadap sesama (Mzm 17:10) dan tidak mau mengetahui maksud Allah (bnd. Yes 6:9-10; Mzm 92:7)

Keadaan tertindas tidak selamanya buruk, tetapi bisa membawa kebaikan (ayat 67,71). Pembuangan di Babel bukanlah akhir dari kehidupan. Keadaan umat Allah yang tertindas, termasuk pemazmur, ditanggapi secara positif oleh pemazmur, walau banyak juga yang menanggapi peristiwa itu secara negatif. Paling tidak tanggapan negatif itu muncul dari mereka yang disebut sebagai orang kurang ajar oleh pemazmur (ayat 69,78). Mereka ini adalah orang-orang yang meninggalkan Tuhan dan tidak lagi berpegang pada Taurat Tuhan. Pemazmur dan orang-orang yang sepaham dengannya mempunyai keyakinan bahwa penindasan yang mereka alami mengandung hikmat, kebaikan, dan kesetiaan Allah (ayat 67). Bagi pemazmur, keadaan tertindas itu adalah baik karena diciptakan Tuhan dalam kesetiaan (ayat 75). Artinya, keadaan tertindas itu justru menunjuk pada kasih setia Tuhan yang menuntun seseorang untuk mau memahami Taurat Tuhan serta berpegang pada janji Tuhan (ayat 67,71). Keadaan tertindas itu juga lebih baik daripada emas dan perak (ayat 72), karena emas dan perak (dalam hal sekarang=uang) sering kali tidak hanya membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk merasakan, menikmati, dan mengalami kebaikan Taurat, tetapi bisa membuat umat Allah menyimpang dan tidak mengalami kebaikan Taurat.

Banyak ketetapan dan hukum Taurat yang secara konkret berbicara tentang kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Karena itu, walaupun pemazmur menggunakan bahasa liturgis, tetapi apa yang ia katakan itu merupakan refleksi dari berbagai ketetapan, peraturan, dan hukum yang konkret serta praktis.

Renungkan:

Penderitaan bisa disebabkan oleh karena keadaan, perbuatan orang lain, ataupun kesalahan diri sendiri. Oleh sebab itu kita perlu senantiasa mengintrospeksi diri. Kalau hal itu diakibatkan kesalahan sendiri, baiklah kita mengaku dosa dan dan memperbaharui diri di hadapan Allah. Kalau itu bukan karena kesalahan kita, baiklah kita menghadapinya dengan iman yang teguh kepada-Nya.

Di kala sengsara datang melanda, hendaklah kita tetap tabah. Ada banyak penyebab derita, tetapi tidak di luar pengetahuan Allah. Ia mengijinkan umatnya menderita adalah untuk membentuk supaya berbuah (Yoh. 15:1-2="Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.), untuk menguji agar bertumbuh makin kuat (Yak. 1:12=Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia), atau untuk menghajar anak-anak yang dikasihi-Nya (Ibr. 12:7=Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?). Oleh karena itu, hendaklah kita tetap percaya walau menderita.

Kita tahu bahwa Allah mengatur segala perkara, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil-Nya sesuai dengan rencana Allah (Rm. 8:28=Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.).

Kesimpulan:

Beberapa manfaat penderitaan adalah a.l. kita menghargai kehadiran Allah, kesetiaan dan kebenaranNya. Penderitaan pun dapat mendorong kita untuk membaca dan meneliti lalu menaati firmanNya. Orang-orang yang pernah menderita menyaksikan bahwa berbagai macam kesulitan mengantar mereka dekat dengan Tuhan. Memang, kita semua tidak menginginkan adanya penderitaan. Tetapi dengan sikap yang tepat dan benar, kita dapat memanfaatkannya, kalau memang akhirnya ia datang menimpa kita.

Ajakan:

Tahan menderita! Itulah tekad hidup yang perlu dipertahankan. Belajarlah dari rasul Paulus yang masih bisa bersukacita ditengah-tengah penderitaan. Lebih dari itu, ia bersukacita bahwa ia boleh menderita untuk orang lain. Dalam Kolose 1 :24 ia bersaksi, bahwa ia bersukacita karena boleh menderita untuk orang-orang lain, untuk Kristus, dan untuk Gereja. Ia bersukacita karena boleh melakukan sesuatu yang berarti bagi mereka.

Ia bukan mengejar hidup yang serba enak, melainkan mau memiliki hidup yang bermakna. Bukan hanya bermakna bagi dirinya sendiri, tetapi berarti bagi Kristus, Gereja-Nya, dan orang-orang lain. Untuk itu, ia tetap bersukacita, walaupun harus mengalami penderitaan.

Mari jemaat, kita belajar menghargai Firman Tuhan melalui berbagai penderitaan sebagai anugerah yang membebaskan kita dari cara hidup yang tidak berkenan kepada-Nya

Untuk tahan menderita itu tidaklah mudah. Tetapi bersandar pada-Nya kita bisa. Ingatlah apa yang dikatakan rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp. 4:13)

ITT - 3 Oktober 2008

Thursday, September 11, 2008

Kolose 3:5-14


Perikop: Manusia Baru

3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].
3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan

Kolose 3:8-9 berbunyi: “Tetapi sekarang buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui.”

Ef.4:17-32 adalah penafsiran yang tepat atas bagian pembacaan kita hari ini.
(Ef 4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia
4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.)

Inilah prinsip penafsiran Alkitab yang penting. Yaitu Alkitab ditafsirkan oleh Alkitab sendiri. The best commentary of the Bible is the Bible itself. Dari ayat tersebut, kita mengerti bahwa arti menanggalkan manusia lama bukan hanya soal perilaku. Perhatikan tadi Kolose menulis “karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya. Manusia lama itu merujuk kepada siapa diri kita, yaitu perspektif hidup kita, sikap hidup kita, prioritas hidup kita, perasaan kita, dan perbuatan kita.

Mengenakan manusia baru dalam Kolose dijelaskan sebagai berikut di ayat 12: “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran.” Dalam sekolah Kristus, inilah baju seragam yang harus kita kenakan. Kita belajar dalam sekolah Kristus untuk ditransformasi menjadi orang yang berbelas kasih, bermurah hati, rendah hati, lemah lembut, dan sabar.

Analogi yang paling tepat menggambarkan kebenaran ini adalah peristiwa Yesus membangkitkan Lazarus yang telah mati selama 4 hari dan tubuhnya mulai membusuk dan bau. Namun Yesus bersabda dan firmanNya tsb membangkitkan Lazarus dari kematian. Yoh 11:44 mencatat “Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannnya masih terikat dengan kain kapan, dan mukanya tertutup dengan kain peluh.”

Anda ingat apa kalimat berikut yang keluar dari mulut Tuhan kita? “BUKALAH KAIN-KAIN ITU, dan biarkanlah ia pergi.” Bukalah kain-kain itu! Tanggalkan baju kuburan itu. Copot baju itu karena itu baju untuk orang mati itu. Karena ia sekarang tidak lagi mati, tetapi hidup.

Kalau Anda dan saya yang tadinya mati secara rohani, dan telah mendengar seruan Kristus yang membangkitkan kita dari kematian, namun kita masih berjalan kesana-kemarin dengan baju kuburan, ada sesuatu yang tidak beres dengan hidup kita. Kita bukan orang mati, mengapa kita masih pakai baju orang mati? Kita sudah dimerdekakan dari belenggu dosa, mengapa kita masih pakai baju orang tahanan?

Jika Anda dan saya mengaku telah percaya Kristus, masuk dalam sekolah Kristus, namun masih memiliki perspektif hidup, nilai hidup, sikap hidup, prioritas hidup, dan kebiasaan-kebiasaan yang sama seperti dahulu, tidak ada perubahan, Anda dan saya perlu bertanya, BENARKAH SAYA SUDAH MENGENAL KRISTUS? BENARKAH SAYA SUDAH DISELAMATKAN?

Kristus berkata, “Ganti bajumu”, namun kita cuma merapikan baju kita yang lama, kita cuma tambahin aksesoris di baju kita, pakai pin, pakai dasi, ditutup dengan jaket, namun pakaian lapisan dalam yang lama itu tetap kita kenakan. Artinya: Setelah kenal Kristus, kita tetap adalah manusia yang cinta uang, yang terikat dengan pornografi, yang memandang rendah orang lain, yang suka mengumpat, yang egois, dan seterusnya. Kita masuk sekolah Kristus tidak dengan hati yang sungguh-sungguh. Hidup yang telah dibenarkan dalam Kristus akan melahirkan kesucian hidup, kecintaan terhadap Allah terhadap pekerjaan Allah, dan kebencian terhadap dosa. Jika setelah dibenarkan dalam Kristus tidak ada kesucian hidup, keselamatan kita harus kita pertanyakan.

1 Yoh 2:15 mencatat: Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

Mari kita periksa diri kita saat ini. Kita yang mengaku Kristen, tetapi kita tidak pernah punya niat untuk meninggalkan dunia, dosa, dan si Jahat, tidak ada kemauan untuk berubah, kita perlu meragukan keselamatan kita sendiri. Jangan pikir karena sudah jadi anggota gereja, ikut pelayanan dalam gereja, maka keselamatan Anda terjamin. Perubahan gaya hidup adalah tanda dari keselamatan, buah dari keselamatan.

Hidup sebagai orang percaya merupakan suatu pergumulan, perjuangan dan peperangan. Ketika kita sudah memilih hidup bagi Kristus, maka kita menghadapi berbagai-bagai pencobaan. Peperangan tidaklah selalu melawan iblis, tetapi kedagingan dan cara hidup manusia lama kita, dan itu haruslah diperangi. Diperlukan pemrosesan untuk menjadi manusia baru, dan minimal ada tiga prinsip kebenaran Alkitab sebagai langkah yang harus ditempuh, yaitu:

1. Tanggalkan manusia lama. Kalau kita sudah menjadi orang Kristen, tetapi masih hidup sebagai manusia lama, apa yang harus kita perbuat? Bagaimana caranya kita menanggalkan segala bentuk kehidupan lama kita? Kekuatan yang bagaimana yang memberikan kita sanggup menanggalkannya? Tuhan tidak pernah mengubah kehidupan seseorang kalau orang itu tidak mau berubah. Dengan mendengar Firman Allah dan mau menyadari akan kekurangan yang ada padanya dan mohon Roh Kudus memberikan kekuatan, maka orang itu memiliki kemampuan untuk menanggalkan hidup manusia lama. Hanya dengan pekerjaan Firman Allah dan Roh Kudus, seseorang dapat diubah wataknya.

2. Kenakanlah manusia baru. Kenakanlah manusia baru yang diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan. Jangan berkata dusta, tetapi berkatalah jujur dan benar. Kenakanlah manusia baru di dalam Kristus, yaitu hidup dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, sabar, lemah lembut, baik hati, sederhana, berbudi luhur, berpengetahuan, saleh, murah hati, dan penguasaan diri. Dan jika semuanya itu ada pada diri kita, maka nyatalah kemuliaan Allah melalui hidup kita, sehingga kita dapat menjadi berkat bagi semua orang.

3. Berjalan dalam pimpinan Roh Kudus. Hanya melalui hidup yang dipimpin Roh Kudus, kita mampu menjaga dan memelihara kehidupan kita agar tidak jatuh kembali ke hidup manusia lama. Dan dengan hidup takut akan Tuhan, di dalam kekudusanNya, maka melalui FirmanNya kita hidup dan berjalan dalam pimpinan Tuhan dan Roh KudusNya. Roh Kudus akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi, dan menyatakan rahasia Allah. Janganlah kita mendukakan Roh Kudus.

Marilah kita hidup sebagai manusia baru dalam pimpinan Roh Kudus dan kita dapat menyatakan kehendak Roh Kudus melalui kehidupan kita. Amin

ITT - 10 September 2008


Thursday, August 21, 2008

Imamat 20:22-26


Perikop: Kudusnya Umat Tuhan

20:22 Demikianlah kamu harus berpegang pada segala ketetapan-Ku dan segala peraturan-Ku serta melakukan semuanya itu, supaya jangan kamu dimuntahkan oleh negeri ke mana Aku membawa kamu untuk diam di sana.
20:23 Janganlah kamu hidup menurut kebiasaan bangsa yang akan Kuhalau dari depanmu: karena semuanya itu telah dilakukan mereka, sehingga Aku muak melihat mereka.
20:24 Tetapi kepadamu Aku telah berfirman: Kamulah yang akan menduduki tanah mereka dan Akulah yang akan memberikannya kepadamu menjadi milikmu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya; Akulah TUHAN, Allahmu, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain.
20:25 Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu haramkan.
20:26 Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku

Informasi: Fasal 17-26 : Hukum Kesucian [Inggris: Holiness Code].
Fasal 19:1-37: Kudusnya hidup.
Fasal 20:1-27: Kudusnya umat TUHAN.
Fasal 21:1-33: Kudusnya para imam.
[kutipan dari J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK-GM, 1996), hlm.55f

1. Pengantar

Undang-undang kekudusan [Inggris: Holiness Code] (Im 17-26) disusun di Yerusalem sebelum pembuangan. Ketika Kitab Ulangan yang berasal dari Utara dalam persiapan penerbitannya, dan segala sesuatu dipusatkan pada perjanjian dan pemilihan dari pihak Allah, imam-imam di Yerusalem ingin menetapkan kebiasaan yang dijalankan di Bait Allah, berpusat pada ibadah, untuk mengingatkan umat bahwa Allah adalah suci, sama sekali berbeda.

Ciri khas Kitab Imamat ialah: Hampir tidak ada cerita di dalamnya. Hanya ada cerita tentang pemberontakan Nadab dan Abihu (bab 10). Tetapi cerita ini hanya mau menegaskan bahwa siapapun juga harus berpegang teguh pada aturan ibadat, kalau tidak ia dihukum Tuhan. Lain-lain bagian Kitab Imamat hanya memuat hukum, aturan dan undang-undang saja. Ada cukup banyak hukum dan aturan yang serupa atau sejalan dengan yang tercantum dalam Kitab Keluaran. Tetapi dalam Kitab Imamat semua disoroti dari sudut pandangan para imam.

Membaca hukum dan aturan biasanya cukup membosankan. Apa lagi hukum dan aturan dari zaman dahulu seperti yang termuat dalam Kitab Imamat. Namun justru hukum dan undang-undang suatu bangsa menyingkapkan ciri-corak bangsa yang bersangkutan. Dalam hukumnya menjadi nyata nilai-nilai mana dijunjung tinggi oleh suatu bangsa; mana cita-cita yang dikejar; bagaimana anggota-anggota itu memperlakukan satu sama lain dan saling menghargai. Demikian pun halnya dengan hukum dan undang-undang yang tercantum dalam Kitab Imamat. Boleh dikatakan bahwa dalam kitab ini bangsa Israel nampak sebagai bangsa yang seharusnya “Umat yang kudus”. Ini nampak dalam sikap dan ibadatnya kepada Allah dan yang kudus itu, terhadap sesama anggota umat yang kudus itu, terhadap tanah milik Tuhan dan terhadap waktu yang dikuduskan Tuhan.

2. Eksposisi

Informasi: Fasal 17-26 : Hukum Kesucian [Inggris: Holiness Code].
Fasal 19:1-37: Kudusnya hidup.
Fasal 20:1-27: Kudusnya umat TUHAN.
Fasal 21:1-33: Kudusnya para imam.

20:1-27 Hukum serba-serbi mengenai kejahatan yg mengerikan

(Ay) 22-26: Ay-ay ini mengingatkan kepada Israel bahwa kejahatan-kejahatan besar yg baru saja diuraikan [dalam penggalan sebelum ini] itu adalah kejahatan-kejahatan orang-orang yg negerinya akan mereka duduki. Negeri itu telah ‘memuntahkan’ (bnd 18:25) penduduknya bagi keburukan-keburukan mereka, dan Israel akan menderita hal yg sama, jika ia melakukan keburukan-keburukan itu (bnd 18:28). Namun negeri itu adalah warisan mereka, dan negeri itu adalah negeri yg baik (Kel 3:8, 17).

TUHAN telah memisahkan mereka. Perhatikan pemakaian kata itu hingga 3 kali dalam ay 24-26. Bagian ini jelas menunjukkan,bahwa tujuan pokok dari hukum-hukum yg mengenai makanan dalam ps 11 itu adalah untuk mengadakan dan memajukan suatu pemisahan yg tegas antara Israel dan orang Kanaan. Karena makan dan minum penting dalam hidup sehari-hari umat, dan karena ay 22-26 dimaksudkan sebagai kesimpulan bagi kumpulan hukum yg besar ini, yaitu hukum upacara-upacara keagamaan dan moral, yg harus ditaati oleh umat, maka penunjukan kembali ke ps 11 yg dengannya hukum-hukum di mulai, adalah tepat sekali. Supaya kamu menjadi milikKu. Di sini seluruh tujuan hukum secara singkat dirangkumkan.

Umat TUHAN harus menaati hukumNya, jika mereka benar-benar adalah milikNya.

Informasi: Dengan pemberian undang-undangNya itu Allah dikatakan “bermaksud” hendak menertibkan kehidupan umatNya, tetapi dalam hal ini firmanNya tak boleh disama-ratakan dengan perkataan manusia. Firman Allah memang menyatakan maksud dan kehendakNya, sebagaimana halnya dengan tiap-tiap perintah atau keputusan manusia juga. Tetapi dengan melebihi sifatnya sebagai pernyataan, keputusan atau pemberitahuan itu, hukum-hukum Allah mengerjakan (melaksanakan) apa yang dinyatakannya . . . Allah menertibkan kehidupan umatNya; Ia tidak menyuruh umat itu supaya hidup dengan tertib! Allah “menguduskan” mereka (Im 20:8; 22:32; 21:8; Kel 31:13; Yeh 20:12); Ia tidak hanya menyuruh mereka, supaya “menjadi orang-orang kudus” (Kel 22:31; Im 19:2; 20:26). Allah “menebus” atau “membebaskan” suatu umat bagi diriNya serta menjadikan mereka menjadi hamba-hambaNya yang merdeka terhadap segala kuat-kuasa yang memperbudaknya; Ia tidak hanya menyuruh mereka supaya hidup seperti orang-orang merdeka. Allah menyatukan mereka menjadi suatu “jemaah” atau “perkumpulan” yang bersifat persekutuan dan persaudaraan antara sesamanya sendiri; Ia tidak hanya menyuruh mereka supaya hidup seperti saudara-saudara. Firman Allah mengerjakan semuanya ini. FirmanNya yang berupa hukum-hukum itu berkuasa untuk melaksanakan maksudnya, dan sungguh-sungguh memakai kuasanya.

Adalah dengan sengaja kita tekankan sekali lagi kuasa hukum-hukum Allah itu: sudah terlalu biasa kita menilai hukum-hukum itu semata-mata sebagai peraturan yang sempurna sendiri, tetapi yang baru “mendapat” pengaruh dan kuasa, apabila umat Israel sudi menaatinya. Hukum-hukum Allah memang menuntut ketaatan. Tetapi justru bangkitnya ketaatan yang sukarela ini adalah disebabkan oleh pengaruh hukum-hukum Allah itu sendiri; hukum-hukum itu hanya menuntut apa yang serentak diberikannya juga. Apabila umat Israel tidak menaatinya; maka itu berarti bahwa mereka belum sampai mendengarkannya, belum membuka dirinya untuk kuasa-kuasa hukum itu. Segala puji patut diberikan kepada kuasa firman itu sendiri, apabila manusia membuka diri untuknya. Bangkitnya ketaatan itu adalah tidak kurang ajaib daripada “kelahiran” dan “kehidupan” Israel sebagai umat TUHAN --- baik pada permulaannya maupun di sepanjang masa!

Dibutuhkan suatu ketaatan untuk tetap hidup di dalam kekudusan. Allah berfirman bahwa setiap orang percaya adalah lebih daripada pemenang. tetapi ada banyak juga orang percaya yang hanya mau hidup berkemenangan tetapi tidak mau taat. Atau juga mengerti Firman, hafal Firman tetapi tidak pernah mau taat pada Firman itu. Allah sangat menghargai ketaatan setiap umatnya. yang Dia cari adalah sekelompok orang-orang percaya yang mau taat padaNya.

*Mazmur 199:11* /dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau/. Kunci dari ketaatan adalah menyimpan Firman Allah di dalam hati kita. Jika tidak demikian maka mudah bagi seseorang untuk tidak taat lalu jatuh ke dalam dosa; meskipun orang tersebut mengerti dan mengetahui seluruh Firman, bahkan menghafalnya. Firman Allah yang kita simpan di dalam hati kita akan menjadi suatu alarm atau peringatan jika kita sudah mulai menyimpang dari FirmanNya. Firman tersebut akan mengingatkan kita sehingga kita sadar lalu taat akan Firman itu dan berbalik kepada Tuhan, dan terhindar dari suatu dosa.

Suatu pertanyaan bagi jemaat yang saya harap dijawab langsung: Apakah jemaat mau melihat Tuhan?

Mari buka kitab PB dan melihat Firman Tuhan pada Ibrani 12:14 = Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.


Amin

ITT - 21 Agustus 2008

Wednesday, August 20, 2008

1 Samuel 12:20-25


Perikop: Samuel minta diri dari bangsa itu

12:20 Dan berkatalah Samuel kepada bangsa itu: "Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti TUHAN, melainkan beribadahlah kepada TUHAN dengan segenap hatimu.
12:21 Janganlah menyimpang untuk mengejar dewa kesia-siaan yang tidak berguna dan tidak dapat menolong karena semuanya itu adalah kesia-siaan belaka.
12:22 Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, sebab nama-Nya yang besar. Bukankah TUHAN telah berkenan untuk membuat kamu menjadi umat-Nya?
12:23 Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
12:24 Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu.
12:25 Tetapi jika kamu terus berbuat jahat, maka kamu akan dilenyapkan, baik kamu maupun rajamu itu."

Pemimpin yang Bijak

Tidak banyak pemimpin yang mengakhiri kepemimpinannya dengan baik.Ada yang jatuh di tengah jalan karena ambisi pribadi, ada pula yang jadi gila kuasa sehingga tidak mau turun, meski sudah waktunya.

Era hakim-hakim berakhir dan era kerajaan dimulai. Samuel sudah menghantar umat Israel sesuai dengan panggilannya sebagai hakim dan nabi. Saul sudah diterima dan dilantik sebagai raja. Berikutnya kepemimpinan Samuel akan dilanjutkan oleh Raja Saul. Bentuk dan cara kepemimpinan pasti berbeda, tetapi hal-hal esensial harus sama.

Pertama, kepemimpinan Samuel bersih dari ambisi dan kepentingan pribadi (ayat 3-5). Maka Saul dan setiap pemimpin harus menyadari godaan besar untuk menyelewengkan kuasa dan otoritas yang mereka miliki.
Kedua, kepemimpinan Samuel berpusat kepada Tuhan. Tuhan adalah Pemimpin Utama (ayat 7-17). Samuel menegaskan dan mengajarkan bahwa umat Tuhan harus setia dan taat, hanya kepada Tuhan. Walaupun Tuhan memberikan raja sesuai permintaan mereka, kesetiaan utama tetap ditujukan kepada Tuhan.
Bahkan raja pun harus tunduk kepada Dia (ayat 14).
Ketiga, kepemimpinan Samuel didasarkan pada keadilan dan kebenaran Allah, juga pada belas kasih dan kesetiaan-Nya (ayat 20-25).

Memang umat berdosa ketika meminta raja, tetapi saat mereka mengakui dan menyesali dosa, Tuhan mengampuni dan memulihkan.
Dalam beberapa hal, kepemimpinan Saul memiliki kualitas seperti yang ditunjukkan Samuel. Namun itu baru permulaan. Masih harus diuji, apakah Saul sukses sampai akhir.

Godaan untuk menyelewengkan otoritas dan kuasa yang dipercayakan kepada kita, sangat besar. Juga tak sedikit oknum pemerintahan, masyarakat, gereja, maupun rumah tangga, yang kacau karena kepemimpinan yang tidak konsisten dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Bila kita menjadi pemimpin, berilah diri kita dipimpin oleh Tuhan lebih dulu. Bila kita tidak dalam posisi pemimpin, dukunglah para pemimpin kita, salah satunya dengan doa.

Sikap, tindakan dan nasehat Samuel.
1) Samuel memberikan tanda / mujijat (ay 16-18). Pada ‘musim menuai’ tidak biasanya ada guruh / hujan.
Ini menyebabkan:

a) Israel menjadi takut (ay 18,20). Mereka takut karena sadar akan dosa. Ada orang yang sadar akan dosa tetapi tidak takut.
b) Israel minta didoakan (ay 19). Dalam Perjanjian Lama memang seseorang harus berdoa melalui seorang pengantara yaitu imam. Tetapi dalam Perjanjian Baru kita tidak lagi mempunyai imam / pengantara manusia biasa. Imam / pengantara kita satu-satunya adalah Yesus (1Tim 2:5 Ibr 4:14-16). Karenanya setiap orang kristen bisa berdoa

2) Samuel tetap mendoakan Israel dan mengajarkan jalan yang baik dan lurus (ay 23). Ada beberapa hal yang bisa didapatkan dari ay 23 ini:
a) Tidak melakukan doa syafaat adalah dosa!
Karena itu baik dalam doa pribadi maupun dalam persekutuan doa, banyaklah berdoa untuk gereja, jemaat, majelis jemaat, pendeta, pengurus & pelayan BPK. Juga untuk negara dan bangsa!
b) Di sini terlihat keagungan dan kesalehan Samuel.
Permintaan Israel akan seorang raja, sebetulnya menyebabkan Samuel merasa dirinya ditolak, sehingga Tuhan harus menghibur dia (1Sam 8:7). Tetapi ia tetap mengasihi Israel dan mau mendoakan dan mengajar mereka.

Dalam hal ini ia memberikan teladan yang sangat mulia kepada semua pemimpin, menunjukkan bahwa mereka tidak boleh disesatkan oleh sikap tidak tahu berterima kasih dari bawahan mereka, dan karena hal itu lalu membuang semua minat / perhatian terhadap kesejahteraan mereka, tetapi mereka harus makin bertekun dalam memikirkan mereka.

3) Nasehat Hikmat Samuel (ay 13-15,20-22,24-25).
Sekalipun sudah salah dengan minta raja, tetapi mereka harus taat kepada Tuhan. Kalau tidak, mereka dan raja mereka akan dilenyapkan.

(1). hikmat kepatuhan/ketaatan (20-21)
a. mengikuti Tuhan
a.1. jangan Takut (kel20:20) - 20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."
a.2. dengan segenap hati (ulangan10:12) - 10:12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,

b. Jangan berpaling
b.1. mengikuti Tuhan
b.2. mencari kesia-siaan (kol2:8) - 2:8 Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.

(2). hikmat iman (22)
a. kehadiran Tuhan (ibrani 13:5) - 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
b. dalam lindungan Tuhan (Ibrani 13:6) - 13:6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

(3). Hikmat doa (23a)
a. tanpa henti (1tes5:17) - 5:17 Tetaplah berdoa.
b. berdoa untuk orang lain (1tim2:1) - 2:1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,

(4). Hikmat ajaran (23b-25)
a. guru (23b) - (2tim3:2) - 3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
b. pelajaran (24) - (maz143:10) - 143:10 Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata
b.1. takut akan Tuhan
b.2. beribadah dengan benar
b.3. beribadah dengan segenap hati

ITT - Khotbah pada Ibadah BPK-PW SP6 - 20-08-2008

Tuesday, August 5, 2008

Bilangan 6:22-27


PERIKOP: UCAPAN BERKAT IMAM

6:22 TUHAN berfirman kepada Musa:
6:23 "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:
6:24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
6:27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."

Berkat dari Tuhan

Pengantar:

Dalam Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu:
- Mempersembahkan korban karena dosa dihadapan orang banyak,
- Memasuki tempat kudus serta mendoakan orang banyak,
- dan keluar dari tempat itu serta memberkati orang banyak.

Imam-imam dalam Perjanjian Lama boleh masuk ke dalam "Tempat Kudus" pada kemah dan kaabah, tetapi hanyalah Imam Besar yang boleh masuk ke dalam tempat "mahakudus" setahun sekali pada "hari pendamaian".
Para ahli berpendapat bahwa kata-kata berkat yang diucapkan sesudah Imam Besar keluar dari tempat "mahakudus" terdapat dalam Bilangan 6:22-27*.

Kitab Bilangan adalah kitab keempat dalam Taurat. Kitab ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh bangsa Yahudi ketika berada selama 38 tahun di padang pasir. Bilangan 1:1 (tahun ke 2).
Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut be-midbar, yang artinya adalah di “daerah liar”, kata-kata pertamanya dalam kitab ini. Sedangkan kata bilangan adalah terjemahan dari numeri, tentang cacah jiwa bangsa Yahudi.
Sensus penduduk ini tercatat dilakukan dua kali. Sensus ini hanya mencatat pria Israel berumur 20 tahun ke atas yang mampu berperang, yang berarti para wanita, anak-anak, dan manula jika dihitung dapat membuat jumlahnya dua kali lebih banyak. Sensus pertama dicatat pada pasal pertama setelah bangsa Israel keluar dari Mesir.
Bil 1:45-46 = Jadi semua orang Israel yang dicatat menurut suku-suku mereka, yaitu orang-orang yang berumur dua puluh tahun ke atas dan yang sanggup berperang di antara orang Israel, berjumlah [603.550] orang.
Sedangkan sensus kedua (pasal 26) yang dilakukan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan mencatat jumlah bangsa Israel berkurang 1820 orang. Bilangan 26:51 = Itulah orang-orang yang dicatat dari orang Israel, [601.730] orang banyaknya.

Isi:

Allah berkehendak memberkati umat-Nya melalui perantaraan imam. Terlihat di sini bahwa berkat mengalir dari kasih karunia-Nya, karena keinginan hati-Nya.
Berkat ini terdiri dari tiga bagian dan tiap bagian terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan.

Berkat yang pertama: "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau "(24).
Dalam berkat ini tergambar pemeliharaan Allah atas umat-Nya secara penuh. Umat dilindungi dari segala sesuatu yang jahat. Berkat Allah tercurah dalam tindakan yang menyatakan kebaikan-Nya.

Berkat yang kedua: "TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia" (25).
Ini merupakan tanda perkenan Allah atas diri seseorang. Dengannya orang boleh merasa yakin bahwa Allah akan mendengar doanya dan menyelamatkan dia dari musuh, penyakit, dan dosa.

Berkat yang ketiga: "TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera".
Berkat ini menyatakan manifestasi kuasa yang memelihara manusia dan yang akan menghasilkan damai sejahtera. Ketika Allah memandang seseorang, itu berarti Ia berkenan atas orang itu dan akan menyelamatkan dia dari kesukaran (band. Mzm. 33:18; 34:16).

Masing-masing ayat 22-26 itu terdiri dari dua bagian yang saling menjelaskan (ay. 24: memberkati - melindungi/menjagai; ay. 25: menyinari dengan wajahNya - kasih karunia/menyayangi; ay. 26: menghadapkan wajah/memandangi - memberi damai sejahtera/menaruh kedamaian).

Ketika murid-murid Tuhan Yesus sedang dalam kekalutan menerima kenyataan bahwa Sang Guru telah dihukum mati dengan cara disalibkan. Tuhan Yesus setelah kebangkitanNya menampakkan diri kepada mereka denga ucapan "damai sejahtera bagimu"

Yohanes 20:26, Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: 'Damai sejahtera bagi kamu!'

Catatan: kata "Damai Sejahtera = Syalom pada ayat 26
Kata syalom pada umumnya diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia menjadi damai, selamat, atau sejahtera. Namun sebenarnya syalom mempunyai arti yang jauh lebih banyak.

Uraian:
- Syalom berarti sehat walafiat. Ketika pemazmur mengaduh karena seluruh badannya terasa sakit, ia menyebut bahwa tulang-tulangnya tidak berada dalam keadaan syalom. Katanya, “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarahMu, tidak ada yang selamat (syalom) pada tulang-tulangku oleh karena dosaku” (Maz 38:4)

- Syalom pun berarti umur panjang. Syalom berarti meninggal dunia setelah menempuh hidup yang penuh arti. Syalom itu dijanjikan kepada Abraham oleh Tuhan, ”Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera (syalom); engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu” (Kej 15:15)

- Syalom juga berarti selamat atau terhindar dari ancaman bahaya. Ketika Gideon disiapkan untuk memimpin umat Israel pulang ke negeri mereka, Tuhan berjanji, ”Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati” (Hak 6:23)

- Syalom juga berarti hidup rukun dengan orang lain (perhatikan istilah ”perhubungan baik” di Hak 4:17), terlebih lagi dalam keluarga. Bahkan syalom itu bisa juga meluas dengan sahabat.

Yonatan berkata kepada Daud, ”Pergilah dengan selamat (syalom); bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama Tuhan, demikian: Tuhan akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya” (I Sam 20:42)

Jadi, syalom adalah damai sejahtera dalam arti yang seluas-luasnya. Syalom adalah keadaan (kata sifat syalem berarti utuh). Syalom adalah keadaan tidak terganggu oleh penyakit, malapetaka, keributan, kekerasan dan perpecahan. Syalom adalah keadaan serasi dan selaras. Syalom adalah keadaan sentosa dan sejahtera dalam hidup sehari-hari.

Harap disimak baik-baik supaya tidak timbul salah paham. Syalom bukan perasaan, melainkan keadaan. Syalom bukan urusan hati seorang individu, melainkan urusan hidup bersama secara komunal dan universal.

Syalom bukan hanya diharapkan melainkan juga diusahakan. Kita terpanggil mengusahakan syalom untuk orang lain, bahkan untuk masyarakat luas.

Umat Israel yang sedang dibuang di Babel disuruh mengusahakan syalom untuk negeri asing itu:
”Usahakanlah kesejahteraan (syalom) kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yer 29:7)

Lalu, dari manakah datangnya syalom? Apakah sumbernya?

Ingatlah, syalom datangnya hanya dari Tuhan Allah semesta alam. Sumber syalom adalah Allah sendiri. Dialah yang empunya syalom dan kita hanya akan disanggupkan untuk menghadirkan syalom di tengah-tengah masyarakat apabila kita senantiasa bergantung pada Allah semata - Sumber syalom itu sendiri, sebagaimana Gideon mewujudkan pengakuannya pada saat ia membuat sebuah mezbah dan menamainya: Yehovah Shalom

KJV Hak 6:24: Then Gideon built an altar there unto the LORD, and called it Jehovahshalom:

(Sebagian dikutip dari buku: Selamat Sejahtera oleh DR.Andar Ismail)

Kata “berkat” memiliki makna yang spesifik dalam Perjanjian Lama. Allah memberkati umat-Nya dengan menganugerahkan keturunan, kekayaan, tanah, kesehatan, dan kehadiran-Nya sendiri di tengah-tengah mereka. Mereka yang berada dalam pemeliharaan Allah akan dilindungi. Berkat Tuhan memberikan gambaran tentang suasana penuh perlindungan, kasih karunia, dan damai sejahtera. Juga gambaran kasih Allah yang makin lama makin dalam.

Berkat adalah tindakan terakhir Kristus sebelum terangkat ke Surga
Lukas 24:50-51 = Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.

Banyak orang cenderung dekat dengan Allah karena mengharapkan berkat-Nya. Ini tidak sepenuhnya salah sebab Allah memang sumber berkat. Tetapi jangan hanya mengharapkan berkat lalu menomorduakan Sumber berkat. Kiranya kerinduan kita yang terutama adalah hidup dekat dengan Allah dan menikmati berkat yang lahir dari kedekatan itu.
Menikmati berkat yang sejati adalah membagi berkat itu sendiri dengan lingkungan kita, berupa pelayanan kasih terhadap sesama. Bagi ibu-ibu, berkat Tuhan adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan memnjadi berkat atas rumahtangga masing2, lalu rumahtangga itu akan bercahaya dan menjadi berkat bagi sekelilingnya.

Kesimpulan:

Sejak penciptaan manusia, Allah sudah menyatakan diri sebagai Allah yang memberkati umat-Nya (Kejadian 1:27-28). Saat memanggil Abraham, Allah menjanjikan berkat kepada Abraham serta kepada seluruh kaum di muka bumi (Kejadian 12:2-3). Berkat bagi seluruh kaum di muka bumi ini direalisasikan dengan diberikan-Nya Yesus Kristus untuk mati menebus dosa manusia.

Berkat keselamatan tersebut diberikan semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah, bukan karena kita layak menerimanya.

Berkat paling berharga di dunia ini bukanlah berkat materi, melainkan berkat keselamatan. Berkat materi bisa lenyap sewaktu-waktu, tetapi berkat keselamatan bersifat kekal. Di samping itu, berkat keselamatan merupakan jaminan pemeliharaan Allah atas hidup kita saat ini (Roma 8:32). Berkat tersebut ditujukan bagi kita dan bagi semua orang di dunia ini.

Sebagaimana berkat Allah kepada Abraham dimaksudkan agar Abraham bisa menjadi berkat bagi orang lain (Kejadian 12:2), kita yang sudah menerima berkat keselamatan wajib membagikan berkat tersebut kepada orang lain. Kita diberkati supaya kita menjadi berkat!

ITT - Khotbah pada Ibadah BPK-PW SP4 05-08-2008

Monday, July 14, 2008

Efesus 2: 11-22


2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
2:12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
2:17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",
2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

KESATUAN DI DALAM KRISTUS

Bagaimana seseorang tahu bahwa dia adalah orang Kristen sejati?

Orang Kristen sejati tidak hanya dilihat dari kehadiran dia di gereja, melakukan aktivitas-aktivitas pelayanan di gereja atau karena dia seorang hamba Tuhan full time. Orang Kristen sejati adalah orang yang sudah dikeluarkan dari kematian dan ditebus oleh darah Kristus. Bukan itu saja, dia juga sudah diberikan satu visi untuk mengerti panggilan Tuhan di dalam hidupnya. Jadi orang Kristen sejati adalah orang yang aktif karena dia tahu itu panggilan Tuhan dan tahu apa yang dia kerjakan dihadapan Tuhan.
Orang Kristen sejati bukan hanya di dalam gereja tetapi di luar gerejapun dia sadar bahwa dia adalah umat tebusan Allah yang harus menjadi saksi Kristus. Kita diselamatkan untuk menjalankan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya dan Dia mau kita hidup di dalamnya. Ini adalah kesulitan pertama yang sudah diselesaikan oleh Paulus dalam Ef 2:1-10.
Kesulitan kedua adalah kesulitan bagaimana kita menyelesaikan problema-problema setelah pertobatan. Alkitab mengajarkan setelah kita bertobat tidak berarti pikiran kita sudah beres, sudah sempurna. Banyak orang sudah lahir baru, sudah bertobat, sudah melayani Tuhan namun pola berpikirnya masih belum beres. Kesulitan kedua ini dapat kita lihat dalam Ef 2:11-22.

Jemaat Efesus adalah jemaat di daerah Asia Kecil dimana kota Efesus adalah kota sentral dari Asia Kecil yang menjadi daerah perdagangan dan penduduknya mayoritas orang Yunani. Kota Efesus juga adalah pusat penyembahan Dewi Artemis dan pusat daripada kebudayaan Yunani kuno pada saat itu. Orang-orang Yunani, ketika mereka bertobat menjadi Kristen tetap menjadi orang non Yahudi. Ini menjadi kesulitan besar karena disatu pihak kekristenan dimulai dari orang Yahudi, dipihak lain orang non Yahudi kemudian bertobat menjadi Kristen. Kondisi ini tidak mudah diselesaikan, ketika orang non Yahudi bertobat dia mengalami kesulitan ketika ingin bersama-sama melayani dengan orang Yahudi dan hal ini disebabkan karena orang Yahudi dalam pola pikirnya masih sektarian. (bnd Ef 2:11). Mereka adalah orang yang begitu mementingkan diri dan kelompoknya sendiri dan juga begitu ketat menjaga silsilahnya supaya tidak tercemar sedikitpun. Akibatnya orang Yahudi seringkali meremehkan orang non Yahudi dan ini juga yang menjadikan orang non Yahudi ketika bertobat menjadi orang Kristen sulit bergaul dengan orang Yahudi. Orang Yahudi merasa diri mereka hebat karena mereka adalah orang-orang bersunat sedangkan orang non Yahudi tidak bersunat. Ini menjadi hambatan yang besar untuk mereka bisa bersatu.

Di tengah-tengah situasi seperti ini Paulus mengajarkan konsep kesatuan yang penting di dalam anak-anak Tuhan. Melayani membutuhkan persatuan tetapi konsep kesatuan itu harus tepat. Jika kesatuan ini salah digarap akan menjadi bumerang bagi unsur kesatuan itu sendiri.

Jika demikian kita harus menyelidiki kesatuan yang benar. Namun sebelum kita membahas kesatuan yang benar, maka berikut ini kita akan melihat beberapa konsep persatuan yang tidak sejalan dengan Alkitab.

Pertama, Kesatuan fenomenal. Di dalam Ef 2:11 menekankan kesatuan lahiriah melalui sunat. Dalam arti kalau sama-sama sudah di sunat berarti satu. Ini persatuan yang semu yang tidak asasi dan hanya kesatuan lahiriah. Di luar kelihatannya baik padahal di dalamnya kropos dan penuh dengan segala macam kepentingan masing-masing. Kelihatannya ada dampaknya namun, dampaknya seringkali lebih berbahaya daripada apa yang baik yang kita pikirkan. Kesatuan tidak boleh ditegakkan di atas satu bentuk fenomenal.

Kedua, Kesatuan Egosentris. Orang Yahudi selalu menganggap kalau dia adalah orang yang berhak mempunyai Tuhan dan Tuhan menjadi kepentingan bagi dirinya sendiri. Konsep ini begitu menguasai orang Yahudi dengan sifat egois. Di dalam kesatuan kita seringkali juga bersatu karena urusan egois dan banyak kesatuan dibentuk karena ada kepentingan masing-masing yang mau diselesaikan. Banyak orang mengadakan join di dalam bisnis sampai suatu saat dia ditipu lalu marah-marah tetapi bukan karena orang itu Kristen melainkan karena uangnya dimakan oleh orang tersebut. Di dalam kalangan Kristen sendiri ini yang menjadi kesulitan untuk bersatu, karena cara berpikirnya masih duniawi dan egosentrik. Suatu saat pasti akan terjadi konflik kepentingan. Itu sebabnya hati-hati jika kita ingin bersatu karena jika ini didasarkan pada kepentingan diri sendiri, siap-siap tunggu bom waktu tersebut meledak.

Jika demikian kekristenan harus membicarakan persatuan seperti apa?

Pertama, Kesatuan di dalam Kristus. Jadi yang mempersatukan kita adalah jika setiap anggota mengarahkan pikiran kepada Kristus dan hanya menjalankan apa yang Kristus perintahkan untuk kita lakukan. Ini kunci kita akan bersatu. Tanpa memperdulikan disebelah mana, anggota gereja mana, baju kita, kulit kita mungkin berbeda namun karena kita memandang kepada Kristus akan menimbulkan kesamaan gerak. Dalam kasus seperti ini saya tidak mengatakan tidak ada perbedaan pendapat. Namun di dalam perbedaan ini kita memiliki kesatuan yang indah. Kesatuan asasi terjadi waktu yang jauh dan yang dekat sama-sama mengarahkan diri kepada Kristus sebagai Kepala (ay 13).

Kedua, kesatuan yang sejati merupakan Kesatuan Spiritual. Kesatuan spiritual adalah kesatuan secara rohani terdiri dari orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan secara global. Ide ini sudah dipaparkan sejak Kejadian 3 sampai Tuhan Yesus datang. Waktu Tuhan Yesus mengatakan inilah konsep Kerajaan Sorga yang bukan kerajaan duniawi. Namun manusia sulit menerima konsep ini termasuk orang Kristen. Konsep Kerajaan Sorga ini merupakan konsep rohani. Tuhan Yesus mengatakan, "Bertobatlah kamu karena Kerajaan Allah sudah dekat." Lalu dalam perjalanan Yesus berkata, ‘Kerajaan Allah itu sudah dan sedang berjalan di tengah-tengah kamu." Wilayah Kerajaan Sorga meliputi seluruh dunia. Setiap orang percaya adalah umat dari Kerajaan Allah. Jadi Kerajaan Sorga adalah kerajaan spiritual yang sudah dimulai sejak Yesus datang dan terus dikerjakan sampai Tuhan Yesus datang kembali. Murid-murid Tuhan Yesus sendiri tidak mengerti konsep ini dan mereka berpikir mengenai Kerajaan Allah dalam pengertian jasmani. Jika kita membaca Ef 2:12, "Pada waktu itu kamu tanpa Kristus tidak termasuk kewargaan Israel." Lalu di dalam ayat 19 dikatakan, "Kamu bukan lagi orang asing dan pendatang melainkan kawan sewarga." Istilah sewarga disitu sebetulnya warga negara. Kita meskipun berbeda-beda, sewarga di dalam Kristus yaitu warga negara surga. Jadi kesatuan kita tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Orang Efesus tidak bisa mengerti konsep ini.

Ketiga, Kesatuan Organisme. Ef 4:16, "Daripadanyalah seluruh tubuh rapih tersusun diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagian sesuai dengan kadar pelayanan tiap anggota. Menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam bagian sesuai dengan kadar pelayanan tiap anggota. Menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." Kesatuan disini digambarkan seperti tubuh manusia dan ini yang disebut organisme. Kesatuan organisme bukan organisasi. Karena tubuh menjadi satu kesatuan dan di dalamnya ada network yang hidup di dalamnya. Kesatuan sejati bukan hanya semua anggota tubuh lengkap melainkan kesatuan sejati dimana terjadinya relasi secara hidup. Ini berbeda dengan kesatuan organisasi. Dalam kesatuan organisasi tidak ada relasi secara kehidupan satu sama lain namun dalam kesatuan organisme kalau satu kena maka seluruh bagian harus merasakan. Jika kita mengerti konsep ini baru tahu bagaimana kita menjadi orang Kristen bisa berpadu seluruhnya.

Inilah kesatuan yang Alkitab tuntut. Ini tidak bisa dikerjakan hanya oleh satu orang melainkan oleh seluruhnya. Jika ini terjadi, manfaat apa yang Tuhan berikan? Alkitab mengatakan yang jauh menjadi dekat. Ini satu kunci yang indah. Itu adalah kesatuan yang membentuk ikatan kedekatan yang menjadikan kita betul-betul menikmati keindahan efektif. Di samping itu Alkitab berulang kali mengatakan damai sejahtera. Kehidupan yang penuh damai sejahtera itu akan menjadi bagian kita kalau persatuan yang sejati itu terjadi. Anak-anak Tuhan akan melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Saya sedih jika kita harus menggunakan pikiran dan tenaga yang besar hanya untuk ribut di dalam yang akhirnya seluruh kekuatan kita untuk melayani keluar jadi lumpuh. Saya rindu kalau kita bersama-sama mempunyai kekuatan melayani keluar sehingga tidak banyak tenaga yang kita habiskan di dalam untuk hal yang sia-sia dan akhirnya banyak pekerjaan Tuhan yang tidak bisa kita kerjakan. Saya merindukan hal ini digarap baik-baik serta setiap kita dapat ambil bagian dalam menggarap persatuan kita. Amin!

ITT- 12 Juli 2008

Friday, May 16, 2008

Kisah Para Rasul 12:1-19

12:1 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat.
12:2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.
12:3 Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.
12:4 Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.
12:5 Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.
12:6 Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.
12:7 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
12:8 Lalu kata malaikat itu kepadanya: "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!" Ia pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: "Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!"
12:9 Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
12:10 Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
12:11 Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."
12:12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.
12:13 Dan ketika ia mengetuk pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk mengetahui siapa yang mengetuk itu.
12:14 Ia terus mengenal suara Petrus, tetapi karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk memberitahukan, bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang.
12:15 Kata mereka kepada perempuan itu: "Engkau mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar demikian. Kata mereka: "Itu malaikatnya."
12:16 Tetapi Petrus terus-menerus mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka tercengang-cengang.
12:17 Tetapi Petrus memberi isyarat dengan tangannya, supaya mereka diam, lalu ia menceriterakan bagaimana Tuhan menuntunnya ke luar dari penjara. Katanya: "Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara kita." Lalu ia keluar dan pergi ke tempat lain.
12:18 Pada keesokan harinya gemparlah prajurit-prajurit itu. Mereka bertanya-tanya apakah yang telah terjadi dengan Petrus.
12:19 Herodes menyuruh mencari Petrus, tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ.

YAKOBUS MATI - PETRUS DILEPASKAN DARI PENJARA"

Nats : Kisah Para Rasul 12:1-19

Keterangan:

1. Mengerti akan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dengan benar.
2. Mempunyai sikap hati yang benar-benar pasrah kepada pemeliharan dan perlindungan Tuhan.
3.Berani menyatakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari akan penyertaan Tuhan.

PENDAHULUAN

Pada kebaktian Persekutuan Kaum Bapak ini kita akan belajar dari dua tokoh yang sangat dihormati pada awal berdirinya gereja, kedua tokoh ini biasanya juga disebut sebagai Rasul, namun juga disebut sebagai soko guru dalam jemaat.

Jikalau pada masa krisis ini kita sebagai jemaat akan ikut merayakan HUT PKB pertengahan Juni ini dalam suatu kebaktian, maka sebenarnya kita mengerti bahwa di tengah-tengah masa krisis ini benar-benar merupakan beban yang berat yang dihadapi oleh para bapak. Krisis bangsa dan negara kita, yang mencakup krisis politik, sosial budaya, pendidikan dan ekonomi; yang dapat dikatakan bahwa krisis ini mencakup seluruh bidang kehidupan, saya percaya situasi ini membuat kepala para bapak-bapak ini “pusing tujuh kali”.

Mengapa demikian? Karena 1001 masalah yang kompleks ditanggung dan dipikul dipundak para bapak. Bapak sebagai pemimpin keluarga tidak dapat tinggal diam dalam menyikapi situasi seperti ini. Oleh karena itu para bapak sangat membutuhkan kekuatan dari pada Tuhan, agar beban yang dipikul dipundaknya menjadi ringan bersama dengan Tuhan.

ISI

Sebagai kaum Bapak dalam gereja, marilah kita bersama-sama merenungkan dua tokoh bapak, yang juga memikul suatu tanggung jawab yang besar dalam hidupnya, yaitu Bapak Yakobus dan Bapak Petrus. Dijelaskan bahwa pada masa itu adalah masa yang sulit bagi kehidupan gereja. Raja Herodes yang merupakan cucu dari Herodes yang mengadili Tuhan Yesus, adalah orang yang sama bencinya dengan Kekristenan.

Alkitab mencatat bahwa Herodes telah bertindak keras terhadap beberapa jemaat, dia bukan saja menyuruh menangkap Yakobus, tetapi kemudian juga menyuruh membunuhnya dengan pedang.

Setelah itu Petrus juga ditangkap, dia dijebloskan ke dalam penjara dan setelah hari Paskah, Herodes menghendaki agar Petrus juga harus mengalami hal yang sama seperti Yakobus.

Suasana yang benar-benar menakutkan, membuat segenap anggota jemaat bersatu untuk bersekutu dalam doa. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak Tuhan dalam menghadapi masa krisis, selain dengan berdoa. Mereka sama-sama mendoakan Yakobus dan Petrus.

Dan diluar dugaan sama sekali, tiba-tiba Petrus dapat keluar dari penjara. Tuhan melepaskan Petrus dengan cara mujizat yang sangat spektakuler. Malaikat Tuhan datang menghampiri Petrus dan melepaskan segala belengugu rantai yang mengikat kaki dan tangannya. Malaikat itu menuntun Peterus dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai Petrus keluar dari penjara dengan aman. Anggota jemaat yang sedang berdoa, sampai tercengang-cengang, seolah-olah tidak percaya, ketika melihat Petrus sudah keluar dari penjara dan berada bersama-sama mereka dalam ruang doa.

Dari kisah ini kita akan melihat dasar yang sangat pokok di dalam pengenalan kita kepada Tuhan. Ada satu masalah teologis yang mendasar yang perlu kita ketahui dengan baik, sehingga kita tidak salah dalam mengenal Allah .

Pada bagian ini kita akan mempelajari dan melihat apa yang dimaksudkan dengan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan kepada umat-Nya.

Apa artinya Tuhan melindungi dan memelihara anak-anak Tuhan?

Apakah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu dalam pengertian “Saya luput dari mara bahaya, tidak mengalami penganiayaan atau penderitaan. Bahkan luput dari kematian”? Kalau saya bebas dari semuanya itu apakah itu dapat diartikan sebagai pemeliharaan dan perlindungan dari Tuhan? Apakah kalau saya secara fisik tidak mengalami kesakitan dan penderitaan, maka saya mendapatkan pemeliharan dan perlindungan dari Tuhan?

Kalau kita menjadab “YA”, bagaimana dengan kasus di atas, bapak Yakobus dan bapak Petrus? Kedua bapak tersebut adalah sama-sama rasul, sama-sama murid Tuhan Yesus, sama-sama mengabarkan Injil Kerajaan Allah, sama-sama ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara!!! Tetapi mengapa Yakobus dibunuh dengan pedang; sedangkan Petrus dibebaskan dengan mujizat yang sangat spektakuler?… Mengapa malaikat Tuhan itu tidak menggandeng tangan Yakobus?… Apakah lupa …. Atau Tuhan itu pilih kasih antara Yakobus dan Petrus.

Ada beberapa kebenaran yang dapat kita pelajari bersama:

1. Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu ada dalam kehendakNya yang meneguhkan iman.

Kalau kita melihat kasus bapak Yakobus dan bapak Petrus, maka menjadi jelas bagi kita bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu sangat misterius; sangat rahasia; bahkan kita tidak tahu jalan pikiran Tuhan; kita tidak tahu kehendak Tuhan. Mengapa yang satu harus mati dengan pedang dan yang lain dapat dibebaskan dengan mujizat yang luar biasa.

Dengan peristiwa ini kita dapat melihat dengan jelas, bahwa perlindungan dan pemeliharaan Tuhan itu bukan sekedar dan sebatas fisik saja. Kalau ada orang-orang yang bebas dari segala penderitaan dan penganiayaan, maka jelas itu merupakan perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. TETAPI kalau ada orang-orang yang harus mati karena kebenaran imannya, maka kita harus mengerti bahwa hal itu juga merupakan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan.

Melalui peristiwa kedua Bapak ini kita dapat menyimpulkan bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan yang sebenarnya adalah masalah pergumulan iman. Iman itu benar-benar diperlihara, dilindungi dan dijaga oleh Tuhan; sehingga anak-anak Tuhan dalam mengahadapi situasi krisis apapun imannya tidak akan goncang. Iman yang sudah diberikan tidak akan murtad!!! Kalau Yakobus mati dengan pedang, maka iman yang ada di dalam diri Yakobus tidak gentar, tidak takut dan benar-benar mengalami kekuatan, karena Tuhan memelihara dan melindungi imannya.

Tuhan yang hidup adalah Tuhan yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini. Kalau sampai Tuhan tidak tahu apa yang terjadi dalam dunia ini, maka itu bukan Tuhan yang hidup. Karena Dia tahu segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini, maka Dia juga tidak tinggal diam. Dia benar-benar memelihara iman anak-anakNya agar tetap tegar dalam menghadapi segala mara-bahaya yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Sebagai contoh praktis dalam kehidupan kita, saya teringat dalam suatu peristiwa ketika bersama seorang sahabat yang berpulang 2 pekan lalu, kami benar-benar menyaksikan kekuatan iman yang dimiliki oleh sahabat itu yang menderita kanker darah. Ketika ia sedang menghadapi maut justru imannya semakin kuat, teguh dan menjadi pengharapan satu-satunya untuk lepas dari penderitaan. Ucapan syukur pujian tetap keluar dari hati dan mulutnya untuk memuji kebesaran Tuhan. Apakah Tuhan tidak melindungi dan memelihara ia? Jelas, Tuhan tetap menjaga, melindungi dan memelihara mereka.

2. Petrus Lolos Karena Ada Tugas Yang Lebih Besar dan Lebih Berat.

Pelepasan Petrus dengan mujizat yang spektakuler ini, secara khusus diberikan kepada Petrus. Tuhan melindungi dan memelihara Yakobus, dengan iman yang tidak goyah, Yakobus berani menatap pedang yang terhunus yang akan melepaskan kepalanya dari badan.

Demikian juga pemeliharaan dan perlindungan Tuhan datang kepada Petrus dengan melepaskannya ke luar dari penjara.

Maka dengan tegas dan dapat saya katakan bahwa pada saat Petrus keluar dari penjara, bukan berarti dia bebas dari penderitaan di masa yang akan datang. Bukan berarti juga dia dapat pulang ke rumah dengan santai, kumpul-kumpul bersama isteri dan anak-anak. Juga bukan berarti dia dapat jelan-jalan atau kumpul-kumpul di gereja, MELAINKAN masih ada tugas pelayanan yang lebih besar dan berat yang sedang menunggunya untuk dikerjakan.

Pembebasan Petrus dari situasi yang krisis dan menakutkan itu bukan untuk meninggalkan penderitaan dan krisis yang sedang terjadi, tetapi untuk mengisi dan menguatkan anak-anak Tuhan yang sama-sama menghadapi situasi krisis tersebut. Penderitaan dan krisis hidup itu tetap ada di depan mata Petrus. Apa buktinya? Jelas setelah Petrus keluar dari penjara, dia tetap saja diuber-uber oleh orang-orang yang berdosa yang melawan Tuhan.

Dan sampai akhir hayatnya, Petrus tidak berbeda jauh dengan Yakobus. Ketika Petrus berada di Roma sebenarnya ia sudah melarikan diri, namun menurut tradisi mengatakan kembali ke Roma karena bertemu Tuhan Yesus, maka ia kembali ke Roma untuk disalibkan. Dalam tradisi (sejarah) mencatat bahwa Petrus meminta agar disalibkan dengan kepala di bawah; karena dia tidak layak untuk disalibkan dengan kepala di atas seperti Tuhannya.

Oleh karena itu, apa artinya mujizat pelepasan Petrus dari penjara ini? Bukan mujizatnya yang ditonjolkan, bukan mujizatnya yang lebih diutamakan, bukan mujizatnya yang menjadi kebanggaan pribadi, bahwa dia digandeng oleh malaikat keluar dari penjara. Bukan itu yang penting!!! Tetapi yang jauh lebih penting adalah apa yang harus dikerjakan oleh Petrus setelah mengalami mujizat tersebut. Ini jauh lebih penting, dan itu yang harus digarap setelah dia lolos dari penjara. Mujizat itu hanya sebagai sarana yang diberikan Tuhan, supaya Petrus melakukan perkara-perkara yang lebih besar lagi.

Jemaat, ini pelajaran yang sangat penting bagi kita. Marilah kita jangan sampai salah kaprah di dalam melihat dan mengalami mujizat atau berkat-berkat Tuhan atau perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. Kita semua sering mendengar orang-orang memberikan kesaksian bagaimana Tuhan melindungi dan memelihara hidupnya. Entah sembuh dari sakit, terluput dari kecelakaan, keluar dari kemelut hidup, baik pribadi, rumah tangga, atau tempatnya bekerja, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman tersebut baik dalam bentuk pengalaman biasa atau yang luar biasa. Orang yang mengalami sendiri merasa Tuhan itu luar biasa; dan orang yang mendengar kesaksiannya, juga melihat Tuhan itu hebat!!!

Tetapi yang menjadi persoalan bagi Saudara dan saya, yaitu setelah kita mengalami banyak mujizat dari Tuhan, atas segala pemeliharan dan perlindungannya, APA YANG SAUDARA DAN SAYA KERJAKAN UNTUK TUHAN SETELAH MENGALAMI MUJIZAT ITU?

Kalau hidup kita sama dan tidak pernah ada perubahan setelah menerima mujizat pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, maka kita perlu hati-hati dan kembali kepada Tuhan dan benar-benar hidup takut kepada Tuhan.

Petrus sadar, bahwa saat dia lolos dari situasi yang mengerikan, dia cepat-cepat pergi ke gereja domestik, atau gereja rumah tangga, yaitu di rumah Maria, ibu Yohanes, karena di sana sedang ada persekutuan doa.

Petrus masuk, mereka terkejut, dan Petrus memberikan isyarat dengan tangannya supaya diam, jangan ribut-ribut, tentunya dikuatirkan akan timbul masalah yang baru lagi. Kemudian Petrus menceriterakan bagaimana Tuhan melepaskannya dengan mujizat yang luar biasa; lalu dia berpesan tolong sampaikan juga kepada Yakobus. Petrus tidak tahu kalau Yakobus kepalanya sudah dipenggal.

Hal yang lebih mengejutkan lagi, Tuhan tidak tinggal diam kepada orang-orang yang menganiaya anak-anakNya. Herodes dengan kecongkakannya, yang menghujat Tuhan dan tidak mau bertobat; langsung jatuh, mati dan di makan oleh cacing-cacing. Betapa mengerikan, orang-orang yang jatuh ke tangan hukuman Tuhan.

Jemaat yang kekasih, kedua Bapak dalam Kisah Rasul ini memberikan keteladanan kepada kita selaku kaum Bapak, marilah kita melihat dengan jelas apa artinya pemeliharaan dan perlindungan Tuhan.

Dia adalah Tuhan yang hidup, yang memelihara dan memberikan perlindungan kepada kita secara pasti. Iman kita pasti dipelihara dengan benar. Dan yang lain, kalau Tuhan memelihara dan melindungi kita, apa yang kita lakukan dan kerjakan saat ini? Bagaimana dengan kita selakubapak-bapak, sebagai suami, sebagai ayah ?… Sudahkah kita selaku bapak yang menjadi kepala keluarga sungguh-sungguh beriman dalam Kristus?

Masa krisis yang sedang dihadapi bangsa dan negara kita akan tetap berkepanjangan; Namun, kita harus tetap percaya bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan tetap menyertai kita; mujizat-mujizat-Nya akan terus berkarya, supaya melalui mujizat-mujizat itu pekerjaan Tuhan lebih besar kita lakukan. Marilah kita tidak jemu-jemu mengadakan persekutuan doa, baik secara pribadi, maupun dalam kehidupan bergereja. Kami mengundang segenap anggota kaum Bapak untuk terus bergumul dalam doa, dan juga persekutuan doa dalam gereja kita. Marilah kita mencari kehendak Tuhan, perlindungan dan pemeliharaan-Nya, sehingga dalam keadaan apapun juga, kita tetap menjadi saksi-saksi Tuhan. Amin.

ITT - 16 Mei 2008 - Ibadah BPK-PKB