Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Tuesday, August 5, 2008

Bilangan 6:22-27


PERIKOP: UCAPAN BERKAT IMAM

6:22 TUHAN berfirman kepada Musa:
6:23 "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka:
6:24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
6:27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."

Berkat dari Tuhan

Pengantar:

Dalam Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu:
- Mempersembahkan korban karena dosa dihadapan orang banyak,
- Memasuki tempat kudus serta mendoakan orang banyak,
- dan keluar dari tempat itu serta memberkati orang banyak.

Imam-imam dalam Perjanjian Lama boleh masuk ke dalam "Tempat Kudus" pada kemah dan kaabah, tetapi hanyalah Imam Besar yang boleh masuk ke dalam tempat "mahakudus" setahun sekali pada "hari pendamaian".
Para ahli berpendapat bahwa kata-kata berkat yang diucapkan sesudah Imam Besar keluar dari tempat "mahakudus" terdapat dalam Bilangan 6:22-27*.

Kitab Bilangan adalah kitab keempat dalam Taurat. Kitab ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh bangsa Yahudi ketika berada selama 38 tahun di padang pasir. Bilangan 1:1 (tahun ke 2).
Dalam bahasa Ibrani, kitab ini disebut be-midbar, yang artinya adalah di “daerah liar”, kata-kata pertamanya dalam kitab ini. Sedangkan kata bilangan adalah terjemahan dari numeri, tentang cacah jiwa bangsa Yahudi.
Sensus penduduk ini tercatat dilakukan dua kali. Sensus ini hanya mencatat pria Israel berumur 20 tahun ke atas yang mampu berperang, yang berarti para wanita, anak-anak, dan manula jika dihitung dapat membuat jumlahnya dua kali lebih banyak. Sensus pertama dicatat pada pasal pertama setelah bangsa Israel keluar dari Mesir.
Bil 1:45-46 = Jadi semua orang Israel yang dicatat menurut suku-suku mereka, yaitu orang-orang yang berumur dua puluh tahun ke atas dan yang sanggup berperang di antara orang Israel, berjumlah [603.550] orang.
Sedangkan sensus kedua (pasal 26) yang dilakukan sebelum bangsa Israel memasuki tanah Kanaan mencatat jumlah bangsa Israel berkurang 1820 orang. Bilangan 26:51 = Itulah orang-orang yang dicatat dari orang Israel, [601.730] orang banyaknya.

Isi:

Allah berkehendak memberkati umat-Nya melalui perantaraan imam. Terlihat di sini bahwa berkat mengalir dari kasih karunia-Nya, karena keinginan hati-Nya.
Berkat ini terdiri dari tiga bagian dan tiap bagian terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan.

Berkat yang pertama: "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau "(24).
Dalam berkat ini tergambar pemeliharaan Allah atas umat-Nya secara penuh. Umat dilindungi dari segala sesuatu yang jahat. Berkat Allah tercurah dalam tindakan yang menyatakan kebaikan-Nya.

Berkat yang kedua: "TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia" (25).
Ini merupakan tanda perkenan Allah atas diri seseorang. Dengannya orang boleh merasa yakin bahwa Allah akan mendengar doanya dan menyelamatkan dia dari musuh, penyakit, dan dosa.

Berkat yang ketiga: "TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera".
Berkat ini menyatakan manifestasi kuasa yang memelihara manusia dan yang akan menghasilkan damai sejahtera. Ketika Allah memandang seseorang, itu berarti Ia berkenan atas orang itu dan akan menyelamatkan dia dari kesukaran (band. Mzm. 33:18; 34:16).

Masing-masing ayat 22-26 itu terdiri dari dua bagian yang saling menjelaskan (ay. 24: memberkati - melindungi/menjagai; ay. 25: menyinari dengan wajahNya - kasih karunia/menyayangi; ay. 26: menghadapkan wajah/memandangi - memberi damai sejahtera/menaruh kedamaian).

Ketika murid-murid Tuhan Yesus sedang dalam kekalutan menerima kenyataan bahwa Sang Guru telah dihukum mati dengan cara disalibkan. Tuhan Yesus setelah kebangkitanNya menampakkan diri kepada mereka denga ucapan "damai sejahtera bagimu"

Yohanes 20:26, Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: 'Damai sejahtera bagi kamu!'

Catatan: kata "Damai Sejahtera = Syalom pada ayat 26
Kata syalom pada umumnya diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia menjadi damai, selamat, atau sejahtera. Namun sebenarnya syalom mempunyai arti yang jauh lebih banyak.

Uraian:
- Syalom berarti sehat walafiat. Ketika pemazmur mengaduh karena seluruh badannya terasa sakit, ia menyebut bahwa tulang-tulangnya tidak berada dalam keadaan syalom. Katanya, “Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarahMu, tidak ada yang selamat (syalom) pada tulang-tulangku oleh karena dosaku” (Maz 38:4)

- Syalom pun berarti umur panjang. Syalom berarti meninggal dunia setelah menempuh hidup yang penuh arti. Syalom itu dijanjikan kepada Abraham oleh Tuhan, ”Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera (syalom); engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu” (Kej 15:15)

- Syalom juga berarti selamat atau terhindar dari ancaman bahaya. Ketika Gideon disiapkan untuk memimpin umat Israel pulang ke negeri mereka, Tuhan berjanji, ”Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati” (Hak 6:23)

- Syalom juga berarti hidup rukun dengan orang lain (perhatikan istilah ”perhubungan baik” di Hak 4:17), terlebih lagi dalam keluarga. Bahkan syalom itu bisa juga meluas dengan sahabat.

Yonatan berkata kepada Daud, ”Pergilah dengan selamat (syalom); bukankah kita berdua telah bersumpah demi nama Tuhan, demikian: Tuhan akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya” (I Sam 20:42)

Jadi, syalom adalah damai sejahtera dalam arti yang seluas-luasnya. Syalom adalah keadaan (kata sifat syalem berarti utuh). Syalom adalah keadaan tidak terganggu oleh penyakit, malapetaka, keributan, kekerasan dan perpecahan. Syalom adalah keadaan serasi dan selaras. Syalom adalah keadaan sentosa dan sejahtera dalam hidup sehari-hari.

Harap disimak baik-baik supaya tidak timbul salah paham. Syalom bukan perasaan, melainkan keadaan. Syalom bukan urusan hati seorang individu, melainkan urusan hidup bersama secara komunal dan universal.

Syalom bukan hanya diharapkan melainkan juga diusahakan. Kita terpanggil mengusahakan syalom untuk orang lain, bahkan untuk masyarakat luas.

Umat Israel yang sedang dibuang di Babel disuruh mengusahakan syalom untuk negeri asing itu:
”Usahakanlah kesejahteraan (syalom) kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yer 29:7)

Lalu, dari manakah datangnya syalom? Apakah sumbernya?

Ingatlah, syalom datangnya hanya dari Tuhan Allah semesta alam. Sumber syalom adalah Allah sendiri. Dialah yang empunya syalom dan kita hanya akan disanggupkan untuk menghadirkan syalom di tengah-tengah masyarakat apabila kita senantiasa bergantung pada Allah semata - Sumber syalom itu sendiri, sebagaimana Gideon mewujudkan pengakuannya pada saat ia membuat sebuah mezbah dan menamainya: Yehovah Shalom

KJV Hak 6:24: Then Gideon built an altar there unto the LORD, and called it Jehovahshalom:

(Sebagian dikutip dari buku: Selamat Sejahtera oleh DR.Andar Ismail)

Kata “berkat” memiliki makna yang spesifik dalam Perjanjian Lama. Allah memberkati umat-Nya dengan menganugerahkan keturunan, kekayaan, tanah, kesehatan, dan kehadiran-Nya sendiri di tengah-tengah mereka. Mereka yang berada dalam pemeliharaan Allah akan dilindungi. Berkat Tuhan memberikan gambaran tentang suasana penuh perlindungan, kasih karunia, dan damai sejahtera. Juga gambaran kasih Allah yang makin lama makin dalam.

Berkat adalah tindakan terakhir Kristus sebelum terangkat ke Surga
Lukas 24:50-51 = Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.

Banyak orang cenderung dekat dengan Allah karena mengharapkan berkat-Nya. Ini tidak sepenuhnya salah sebab Allah memang sumber berkat. Tetapi jangan hanya mengharapkan berkat lalu menomorduakan Sumber berkat. Kiranya kerinduan kita yang terutama adalah hidup dekat dengan Allah dan menikmati berkat yang lahir dari kedekatan itu.
Menikmati berkat yang sejati adalah membagi berkat itu sendiri dengan lingkungan kita, berupa pelayanan kasih terhadap sesama. Bagi ibu-ibu, berkat Tuhan adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan memnjadi berkat atas rumahtangga masing2, lalu rumahtangga itu akan bercahaya dan menjadi berkat bagi sekelilingnya.

Kesimpulan:

Sejak penciptaan manusia, Allah sudah menyatakan diri sebagai Allah yang memberkati umat-Nya (Kejadian 1:27-28). Saat memanggil Abraham, Allah menjanjikan berkat kepada Abraham serta kepada seluruh kaum di muka bumi (Kejadian 12:2-3). Berkat bagi seluruh kaum di muka bumi ini direalisasikan dengan diberikan-Nya Yesus Kristus untuk mati menebus dosa manusia.

Berkat keselamatan tersebut diberikan semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah, bukan karena kita layak menerimanya.

Berkat paling berharga di dunia ini bukanlah berkat materi, melainkan berkat keselamatan. Berkat materi bisa lenyap sewaktu-waktu, tetapi berkat keselamatan bersifat kekal. Di samping itu, berkat keselamatan merupakan jaminan pemeliharaan Allah atas hidup kita saat ini (Roma 8:32). Berkat tersebut ditujukan bagi kita dan bagi semua orang di dunia ini.

Sebagaimana berkat Allah kepada Abraham dimaksudkan agar Abraham bisa menjadi berkat bagi orang lain (Kejadian 12:2), kita yang sudah menerima berkat keselamatan wajib membagikan berkat tersebut kepada orang lain. Kita diberkati supaya kita menjadi berkat!

ITT - Khotbah pada Ibadah BPK-PW SP4 05-08-2008