Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Monday, March 22, 2010

Ulangan 5:16


Jangan Pernah Abaikan

Ulangan 5:16 Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Konon dulu di Jepang ada tradisi anak akan membuang orang tua mereka yang sudah uzur ke hutan. Alkisah, suatu hari seorang pria berjalan tertatih-tatih karena membopong seorang wanita tua ke hutan untuk dibuang. Wanita tua itu adalah ibu kandungnya sendiri. Ketika pria itu menggendong ibunya ketengah hutan, disepanjang perjalanan sang ibu mematahkan ranting-ranting kecil yang bisa digapainya. Setelah sampai ditengah hutan, pria itu menurunkan ibunya sembari berkata: “Bu, kita sudah sampai.” Sebenarnya pria itu bergumul dengan perasaan sedih dihatinya, tetapi entah kenapa dia tega melakukannya. “Nak, Ibu sangat mengasihimu. Sejak kau kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang Ibu miliki dengan tulus, bahkan sampai detik ini. Ibu tidak ingin engkau tersesat saat pulang nanti, karena itu tadi Ibu mematahkan ranting-ranting kecil disepanjang jalan. Ikutilah patahan ranting itu maka engkau akan sampai dirumah dengan selamat.” Demikian pesan si Ibu sambil memberikan pelukan untuk yang terakhir kalinya. Mendengar itu, hati si anak menjadi hancur, ia tak bisa lagi membendung air matanya. Sambil menangis ia memeluk ibunya sangat erat. Kemudian digendongnya wanita tua itu untuk dibawa pulang. Konon, pria itu merawat ibunya dengan penuh kasih sampai ajal memanggil ibunda tercinta. Ketulusan kasih seorang ibu tidak berubah!

Kisah ini menjadi peneguh bagi kita bahwa kasih sayang seorang ibu tidak pernah berubah, meskipun seorang anak tega berbuat jahat kepada wanita yang sudah mengandung, melahirkan, merawat dan membesarkannya. Di zaman ini, tidak sedikit kita menjumpai kejadian yang demikian. Memang sudah tidak ada lagi anak yang membuang orang tuanya ketengah hutan, tetapi ada banyak anak yang sibuk mengurus bisnis atau kehidupannya sendiri dan membiarkan orang tuanya menjalani hari tuanya dalam kesepian yang tidak bertepi. Ada pula anak yang karena tidak mau susah malah memasukkan orang tuanya ke panti jompo, dan jarang sekali pergi membesuknya.

Dulu waktu kita kecil, orang tua kita juga sibuk mencari nafkah yang akan digunakan untuk membeli susu, pakaian dan biaya sekolah kita, tetapi mereka tetap merawat kita. Tentu akan lebih mudah dan tidak merepotkan jika mereka menitipkan kita untuk diasuh serta dibesarkan dipanti asuhan atau dirumah singgah, tetapi mereka tidak melakukannya karena mereka mengasihi kita dengan tulus. Mengapa kita tidak memberikan cinta yang sama besarnya dengan cinta yang sudah kita terima dari mereka selama puluhan tahun?

Seharusnya kasih itu menular, lalu mengapa kasih orang tua itu tidak menular kepada kita? Mungkin karena kita terlalu egois dan tidak mau direpotkan. Mulai hari ini baiklah kita belajar untuk menghormati ibu, bapak atau mertua kita sepenuh hati. Lakukanlah, karena ada berkat khusus bagi orang yang menghormati orang tuanya!

ITT - 22 Maret 2010

Sunday, March 21, 2010

3 Kata Ajaib


Di zaman modern ini sudah banyak orang yang sudah melupakan 3 kata ajaib ini, padahal 3 kata ajaib ini mampu menjadi jembatan dan membuka jalur komunikasi yang telah tertutup selama ini. TIDAK PERCAYA ?? AYO KITA BUKTIKAN !!

3 kata ajaib itu adalah: MAAF, TOLONG, TERIMA KASIH

MAAF

MATIUS 6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”

Memaafkan mengandung 4 macam arti : berdamai, melepaskan, mengampuni dan melupakan.
a. BERDAMAI
Ketika kita memaafkan seseorang atau meminta maaf atau kesalahan kita, sebenarnya kita sedang menaikkan bendera putih, meruntuhkan tembok pemisah dan membangun jembatan penghubung untuk memperdamaikan kedua belah pihak.

b. MELEPASKAN
Ketika kita menyakiti seseorang atau disakiti orang lain baik melalui perbuatan/perkataan , kita sebenarnya sedang menciptakan sebuah ikatan atau belenggu yang mengikatkan diri kalian berdua (si pembuat dan korban). Dan ketika kita memilih untuk tidak mengampuni dan melepaskan pengampunan, kita sedang mengikatkan diri dengan orang itu, dan otomatis persatuan terjadi yaitu persatuan dosa. Kita akan menjadi sama dengan orang yang terikat pada kita baik si pelaku dan korban. Permintaan maaf dengan disertai pengampunan akan membuka belenggu-belenggu dosa dan memberikan kemerdekaan yang seutuhnya.

c. MENGAMPUNI
Ketika kita mengampuni sebenarnya kita sedang mematikan “sengat” yang ditimbulkan akibat luka-luka oleh perkataan atau perbuatan. Apa yang ditimbulkan akibat dari perbuatan orang itu memang tidak dapat dilupakan, namun kenangan akan perbuatan itu sudah tidak berpengaruh terhadap diri kita lagi. Kita akan memiliki cara pandang yang baru dalam menilai masalah itu, dan ketika menceritakannya kepada orang lain, kita tidak merasa sakit hati lagi karena kita menjadi manusia yang berbeda.

TOLONG

Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganl ah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus

TUHAN menciptakan manusia sebagai mahluk social dan hidup dalam satu komunitas yang membutuhkan dan ada ketergantungan satu sama lain. Tidak ada manusia super di muka bumi ini, dan TUHAN memakai orang lain untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan kita sebagai manusia.

Hidup tolong menolong menggambarkan sikap saling mengasihi dan peduli akan orang lain.

Banyak orang merasa takut melakukan hal ini, karena takut diperalat dan takut gengsinya turun. Menolong orang lain dan meminta pertolongan orang lain tidak akan menjatuhkan harga diri kita, malahan akan semakin meningkatkan harga diri kita karena kita akan dinilai sebagai orang yang rendah hati dan bermurah hati. Dan itulah yang TUHAN ingin kita lakukan sebagai anak-anak-NYA.

TERIMA KASIH

1 TESALONIKA 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Matius 22:39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

TERIMA KASIH menunjukkan 2 macam arti : Mengucap syukur, penghormatan dan penghargaan

a. MENGUCAP SYUKUR
Mengucap syukur adalah tanda kita berterima kasih atas pertolongan dan keterlibatan TUHAN secara adikodrati di dalam hidup kita.

b. PENGHORMATAN DAN PENGHARGAAN
Ketika kita menempatkan seseorang di atas kita, misal : pasangan, pemimpin, ketua. Respon kita kepada mereka akan berbeda dibandingkan dengan respon kita kepada orang yang di bawah kita, misal pembantu. Ketika orang-orang yang di atas kita memberikan pertolongan/ bantuan, dengan mudah kita memberikan ucapan terima kasih berkali-kali bahkan sampai membungkukkan badan. Tapi bandingkan takkala pembantu atau bawahan kita yang melakukannya, sangat jarang kita mendengar ucapan terima kasih ini.

FIRMAN TUHAN katakan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, siapa pun dia entah dia pembantu, tukang sampah, bahkan gelandangan sekalipun, ketika mereka memberikan pertolongan atau bantuan sudah menjadi tugas kita untuk berterima kasih. Dengan kita melakukan hal ini, itu berarti kita telah menghargai dan menghormati mereka sebagai ciptaan TUHAN.

Mari kita praktekkan 3 kata ajaib ini dalam keseharian kita. Dan anda akan melihat, dunia menjadi lebih indah dari sebelumnya.


ITT - 21-03-2010

Sunday, March 14, 2010

Keluaran 5:1-8


5:1 Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."
5:2 Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi."
5:3 Lalu kata mereka: "Allah orang Ibrani telah menemui kami; izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang."
5:4 Tetapi raja Mesir berkata kepada mereka: "Musa dan Harun, mengapakah kamu bawa-bawa bangsa ini melalaikan pekerjaannya? Pergilah melakukan pekerjaanmu!"
5:5 Lagi kata Firaun: "Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu hendak menghentikan mereka dari kerja paksanya!"
5:6 Pada hari itu juga Firaun memerintahkan kepada pengerah-pengerah bangsa itu dan kepada mandur-mandur mereka sendiri:
5:7 "Tidak boleh lagi kamu memberikan jerami kepada bangsa itu untuk membuat batu bata, seperti sampai sekarang; biarlah mereka sendiri yang pergi mengumpulkan jerami,
5:8 tetapi jumlah batu bata, yang harus dibuat mereka sampai sekarang, bebankanlah itu juga kepada mereka dan jangan menguranginya, karena mereka pemalas. Itulah sebabnya mereka berteriak-teriak: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan korban kepada Allah kami.

FUNGSI HUKUM DALAM PENATAAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN

NILAI ( VALUE ) Setiap masyarakat memiliki warna kehidupan sendiri. Yang saya maksudkan dengan warna kehidupan masyarakat itu : fungsi-sistem budaya, fungsi-sistem agama suku, fungsi-sistem pemerin-tahan, dan sebagainya. Fungsi-sistem itu berintikan nilai-nilai, seperti : kebaikan, damai-sejahtera dan sukacita, pemeliharaan dan ketertiban, kuasa dan kasih, anugerah dan keselamatan, kebenaran dan keadilan, dan lain-lain. Nilai-nilai itu dipegang dan diwariskan turun-temurun.

KEBUTUHAN (NEEDS). Manusia memiliki kebutuhan (need) hidup. Hal ini dapat dibuktikan oleh tujuan kerjanya. Siapapun yang bekerja so pasti punya tujuan atau cita-cita yang ingin dicapainya. Ada kebutuhan (need) individu dan juga kelompok (termasuk keluarga dan masyarakat serta organisasi). Jika di dalam kehidupan bersama dengan orang lain, seseorang mengejar kebutuhannya sendiri, tanpa menghiraukan kepentingan sesama kelompok dan organisasinya, maka akan muncul konflik internal (yang saya maksudkan : peselisihan antar individu di dalam kelompok). Oleh karena itu, setiap individu wajib mempertimbangkan dan memperhatikan kebutuhan / kepentingan sesama di dalam kelompok. Inilah salah satu kekhasan sifat manusia sebagai makhluk sosial (homo-socius).

PENGALAMAN BERAGAMA. Awalnya manusia tidak mengenal. Bayangkanlah seorang bayi manusia yang dilepas dalam alam bebas. Ia akan beradaptasi dengan makhluk di lingkungan hidupnya. Jika ia dipelihara seekor simpanse, maka ia akan meneladani pola perilaku induk semangnya. Berbeda dari pola pikir dan perilaku manusia.

Kemudian ketika ia ditemukan oleh seorang pencari kayu di hutan, lalu dibawa pulang dan di rawat, si bayi manusia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru.

Kiasan singkat itu saya pakai untuk menjelaskan pengalaman manusia dalam perjumpaan dengan lingkungan hidupnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Pada perjumpaan itu wawasan berpikir dan kehidupan bathiniah berkembang secara perlahan-lahan, bukan eksplosif (revolusi).

1). PENGALAMAN PRIBADI.

Sebutkanlah sebuah contoh : Perjumpaan Musa dengan Allah, yang menyebut Diri-Nya : YIHYEH ASHER YIHYEH (Kel. 3:10–15). Sejak kecil Musa dan bangsanya belum mengenal sebutan / nama itu. Mereka menyebutnya : YANG MAHAKUAT, Allah Abraham, Ishak dan Ya’akob. Israel, pada masa Musa, belum menyapa Allah (Elohim) dengan sebutan/nama YHWH. Musa pun mewarisi pemahaman iman ini dari kedua orang tuanya dan para tetua suku Lewi. Jadi, konsep/gagasan ideal tentang YIHYEH ASHER YIHYEH masih kabur dalam benak Musa. Apalagi jika kita bayangkan, Musa dibesarkan dan dididik di dalam lingkungan istana Pharaoh Mesir. So pasti, ia lebih mengenal gagasan keagamaan Mesir dari pada Agama leluhurnya. Lantas karena Musa membunuh orang Mesir demi membela saudara sebangsanya, ia takut lalu melarikan diri sampai ke Moab. Di Moab ia bekerja sebagai penggembala domba pada seorang Imam di Moab : Jithro.

Saat Musa menggembalakan domba di padang rumput, ia melihat keanehan (supranatural). Belukar terbakar, tetapi rumputnya tidak hangus. Karena rasa ingin tahu Musa mendekati tempat itu. Di sana ia mendengar suara. Suara itu memperkenalkan Diri selaku Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.

Peristiwa supranatural (keanehan, keajaiban, mujizat) itu menstimulir akalbudi dan hati nurani Musa. Ia berpikir. Musa mendesak Pribadi Yang Berfirman (berbicara), agar menyatakan Nama / Sebutan-Nya. Namun Pribadi itu menyebutkan : AKU ADALAH AKU YANG AKU ADA (YIHYEH ASHER YIHYEH) Musa mengulang pertanyaan. Mengapa ? Sebab Nama / Sebutan itu tidak menyebut sebuah nama seperti lazimnya : Yakub, Abraham, Ishak, Harun atau yang lain. Pribadi Yang Berfirman hanya menyebut : AKU ADALAH AKU. Sebutan itu bukan nama. Sebutan itu mengandung makna, bukan nama. Maknanya : HIDUP. YIHYEH ASHER YIHYEH sama artinya dengan AKU ADALAH YANG HIDUP : DAHULU AKU SUDAH ADA, SEKARANG PUN AKU SEDANG ADA, AKU AKAN ADA DI MASA DEPAN. Dengan kata lain, Nama / Sebutan-Nya berarti : AKULAH YANG HIDUP DARI KEKAL, SEBELUM DUNIA DICIPTAKAN, SAMPAI KEKAL, SETELAH LANGIT DAN BUMI DITIADAKAN. AKU TETAP ADA SELAMA-LAMANYA. Dan, pernyataan itu bukan sebuah nama, seperti yang dilakukan seorang ayah, ketika anaknya lahir. Pernyataan itu menegaskan hakekat (subtansi) Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub. Dia, Pribadi yang berbicara itu, adalah YANG HIDUP ABADI, bukan yang dapat mati dan tersentuh perubahan. Dia hidup (ada) sebelum segala sesuatu dijadikan dan sesudah segala sesuatu ditiadakan. TUHAN (YHWH) itu adalah Nama / Sebutan yang diberikan Musa kepada Pribadi Yang Berbicara (berfirman), pada masa lalu Israel (sejak Abraham, Ishak dan Yakub) sampai turun temurun. Jadi, menurut saya, Allah tidak pernah menyebut nama-Nya. Akan tetapi Musa dan Israel yang menamai-Nya TUHAN (YHWH) dan setiap kali menyapa-Nya : ADONAY (Tuan yang berkuasa). Keluaran 3 : 10 – 15 merupakan hasil peredaksian dari gagasa Musa mengenai Pribadi Yang Berfirman. Redaksi menyalin ulang gagasan tentang Yang Mahakuasa, yang menampakkan Diri kepada Musa di padang penggembalaan di Moab.

Itulah sebabnya saya memastikan, bahwa pada perjumpaan pribadi dengan objek tertentu akan turut membentuk pandangannya. Pengalaman bathiniah Musa. ketika dijumpai Pribadi yang Berfirman, telah memendorongnya mencetuskan gagasan – gagasan keagamaan yang diwariskan dan dipegang oleh umat Israel.

Perlu diperhatikan, pengalaman pribadi seseorang tidak dapat disamakan bagi orang lain.

2). PENGALAMAN KOMUNITAS

Latar belakang konteks penulisan Keluaran 5 : 1 – 6 terkait pengalaman umat Israel dalam peristiwa Exodus dari Mesir. Peristiwa Eksodus tidak berdiri sendiri. Ia merupakan puncak dari serentetan kejadian dalam sejarah kehidupan Israel. Meskipun exodus dari Mesir adalah peristiwa bersejarah, namun orang Israel membacanya dari sudut pandang iman : Allah bekerja membebaskan umat-Nya dari perbudakan / perhambaan di Mesir. Peristiwa ini bukan saja dialami seorang pribadi, Musa; akan tetapi seluruh umat Israel mengalami dan menikmatinya. Pengalaman spiritual ini juga mengikat tiap anggota umat Israel ke dalam sebuah pemahaman dan pengakuan iman : TUHAN itu Allah kita ! TUHAN itu Esa. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap hatimu, dan dengan segenap kekuatanmu (Ul. 6 : 4 – 5). Jadi, pengalaman spiritual (iman) bersama, yang menghasilkan pemahaman dan pengakuan iman, menjadi dasar yang mempersa-tukan seluruh suku-suku Israel ke dalam sebuah bangsa merdeka.

Melalui penjelasan itu saya bermaksud mengantar kita masuk ke dalam sebuah realitas sebelum terjadi/ terbentuknya persekutuan keagamaan (komunitas beriman), bahwa terbentuknya komunitas hanya karena adanya kesamaan pengalaman pribadi yang dijumpai oleh Allah. Karena pengalaman spiritual (iman) itu setiap orang (secara sendiri-sendiri) dalam ikatan persekutuan mengucapkan pengakuan : ENGKAULAH TUHAN DAN ALLAHKU (band. Pengakuan Petrus --> Mat. 16 : 16). Berdasarkan pemahaman dan pengakuan itu, tiap anggota komunitas beriman percaya, bahwa TUHAN, Allah yang menjumpai, memerintahi mereka.

EKSEGESE

5 : 1 Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka : “Dengarlah, hai orang Israel, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya.

a). Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul…

* Panggilan untuk menjadi satu persekutuan hidup.
* Panggilan yang menjadikan tiap orang Israel menjadi persekutuan yang kudus (yang khusus) bagi Allah.
* Persekutuan yang berkumpul di sekitar Firman.

{ Bandingkan tulisan I Petrus 2 : 9 di sana Petrus menggunakan istilah : memanggil keluar…(ekklesia = ex + kaleo; Ing. call out)}

b). …ketetapan dan peraturan,

* Ketetapan dan Peraturan sama artinya dengan Pengajaran Allah, Petunjuk-Petun- juk untuk menjalankan kehidupan…

{ bd. Teologi Gereja dalam Pelaksanaan Liturgi --> Rumpun MENGHADAP TUHAN --> Unsur PETUNJUK HIDUP BARU atau AMANAT HIDUP BARU }

* Ketetapan dan Peraturan sama dengan Firman yang diucapkan Allah.

{ Simaklah ucapan Yesus dalam Injil Matius : AKU BERKATA KEPADAMU (Mat. 5:22, 26, 28, 32, 34, 39, 44 dll) dan dalam Injil Yohanes : “Inilah perintah-Ku. .” (Yoh. 15 : 17, dll) }

* Ketetapan dan Peraturan, yang adalah Firman Allah, harus dijadikan landasan bagi pembangunan persekutuan dan penyeleng-garaan ibadah umat Israel.

c). …supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya.

* Firman Allah itu bukan dibacakan untuk didengarkan dan direnungkan, melainkan untuk Firman harus dijadikan motivasi yang menggerakkan akalbudi (kognisi) dan penghayatan (afeksi) untuk membangun karakter dan perilaku sosial.

1. Bacalah ucapan Yesus dalam Injil Matius 7 : 24 – 27; dan bandingkan 2 Tim. 3 : 16 – 17; Yak. 1 : 19 – 25

2. Firman itu juga menjadi landasan untuk mengembangkan pengetahuan (bd. Amsal 1 : 7).

5 : 2 TUHAN, Allah kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb.

* Penggunaan kata “telah” menunjuk pada dua peristiwa penting terkait eksistensi keumatan :

1. Perjanjian yang diikatkan-Nya dengan leluhur Israel : Abraham, Ishak dan Yakub;

2.`Kalimat ini menunjuk pada kejadian yang pernah terjadi di awal sejarah Israel, ketika mereka tiba di Horeb. Jadi kalimat yang berwarna merah itu, sesungguhnya, adalah sebuah refleksi penulis Kitab Ulangan untuk mengingatkan Israel tentang TUHAN, Allah yang menciptakan persekutuan umat-Nya.

* … di Horeb…
1. Nama Horeb merupakan sebutan yang dipakai oleh kelompok keagamaan di Israel Utara (Bethel, Silo, Gilgal). Nama ini sering digunakan oleh Sekolah Teologi E (Elohis); sedangkan kelompok Teologi Israel Selatan (aliran Y = Yahwism di Yerusalem) memakai istilah SINAI. Tempat / gunung itu sama. Nama atau sebutannya berbeda.

2. Kata dasar SINAI adalah SIN = bercahaya. Akhiran AI memaknai kata YHWH, sehingga artinya menjadi TUHAN yang bercahaya, kemuliaan / sinar TUHAN; sedangkan HOREB adalah HOR = bernyala-nyala.

Arti nama tempat itu mengingatkan kita akan kejadian, di mana Musa melihat api yang bernyala-nyala di tengah belukar.

5 : 3 Bukan dengan nenek moyang kita TUHAN mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada pada hari ini, kita semua yang masih hidup.

* Bukan dengan nenek moyang kita… tetapi dengan kita…

1. Dari kalimat itu kita melihat keberanian melakukan pembaharuan atas tradisi Israel yang selalu mengkaitkan pembuatan perjanjian dengan generasi terdahulu.

2. Dalam catatan sejarah Israel, Kitab Ulangan yang diedit oleh Redaksi Deuteronomis (aliran D) muncul Abad V – VI seb. Masehi. Memuncak pada masa reformasi keagamaan masa pemerintahan Raja Yerusalem : Yosia (622/21 sb. M). Pada saat itu, Kerajaan Israel-Utara (Samaria) sudah hancur / runtuh (kira-kira thn 722/21).

Dalam reformasi itu, Yosia memerintahkan para Imam di bawah kepemimpinan Hilkia (2 Rj. 22:4 ; 23:4) dan pemuka Yerusalem membersihkan Bait Allah. Di sanalah mereka menemukan gulungan Kitab Taurat (2 Rj. 22 : 8 – 13). Berdasarkan hasil temuan itu, seluruh rakyat Kerajaan Yehuda diperintahkan Yosia untuk mengadakan PASKAH bagi TUHAN Allah.

Oleh karena itu, menurut saya, dengan mengikuti pendapat pakar-pakar Perjanjian Lama, meskipun di dalam Kitab Ulangan ini terdapat sumber tradisi yang tertua, namun tradisi itu dipakai aliran Deuteronomis untuk melakukan reformasi keagamaan di kerajaan Yehuda pada masa Yosia menjadi raja. Kitab Ulangan sering disebut juga SALINAN KITAB TAURAT. Ia dituliskan dalam tujuan pengajaran (baca Ul. 6 : 6 – 9) dan penggembalaan kepada umat Israel di Kerajaan Selatan. Dengan demikian, saya berkesimpulan, bahwa ULANGAN 5 : 1 – 8 ini juga adalah bahagian yang tidak terpisahkan dari karya aliran teologi Deuteronomi yang diedit sebagai tulisan / kitab dalam tahun-tahun kemudian, jauh lebih muda dari masa Musa. Dimulai dari Yerusalem sampai ke Pembuangan di Babel ( sebelum masa pengkanonan PL dirampungkan pada Abad I ).

3. Jadi pernyataan : “bukan dengan nenek moyang kita…, tetapi dengan kita yang ada pada hari ini, kita semua yang masih hidup” bisa menunjuk pada generasi yang hidup pada masa Yosia, yang melakukan pembaharuan, di mana PASKAH dirayakan untuk pertama kalinya sejak zaman Hakim – Hakim (2 Rj. 23 : 21 – 23).

Tulisan dalam Kitab Ulangan (5:1–8) merupakan refleksi teologis dari sebuah tindakan reformasi yang oleh generasi kemudian dikanonkan sezaman dengan Musa.

TEOLOGI DAN APLIKASI

a). Penyelenggaraan reformasi (revitalisasi dan refungsionalisasi) fungsi-sistem harus didasar-kan atas alasan-alasan yang jelas dan tujuan-tujuan yang benar.

b). Reformasi itu tidak tertuju pada pemahaman dan pengakuan Iman (nilai-nilai keagamaan), melainkan ditujukan kepada fungsi-sistem.

c). Reformasi atas fungsi-sistem itu merupakan jawaban Gereja atas seruan umat dalam konteks kehidupannya.

d). Sebelum menyelenggarakan reformasi, Gereja perlu menjalankan penelitian dan pengkajian, agar dapat diberikan penilaian dan perencana-an (strategi) tentang unsur apa yang perlu diadakan dan unsur manakah yang selanjutnya dikembangkan.

5 : 4 TUHAN telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di tengah-tengah api ---
5 : 5 aku pada waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung --- dan Ia berfirman :

a). API adalah bahasa simbol. Entahkah keadaan itu sungguh terjadi ataukah tidak, akan tetapi penggunaan istilah api menunjuk pada kekuatan kuasa Allah yang menyucikan atau menghangus-kan (menghukum). Oleh karena itu, dikatakan : “Kamu takut kepada api” (bandingkan cerita selanjutnya Ul. 5 : 23-30).

b). GUNUNG pun bahasa symbol. Dalam tradisi keagamaan gunung menunjuk pada keting-gian yang tidak dapat dicapai manusia. TUHAN berbicara dari gunung, sama artinya : TUHAN berbicara dari tempat yang tinggi, dari sorga. Juga dikatakan : “Kamu tidak naik ke gunung”

c). Frasa : pada waktu itu…mengandung makna ganda (makna bersayap). Ia bisa menunjuk pada keadaan yang sudah terjadi di masa lampau, sekarang dan akan datang.

Jika frasa pada waktu itu dikaitkan kepada Musa, maka penulis Kitab Ulangan (Sumber D) meng-ulangi ceritanya tentang perjupaan Allah <--> Musa di gunung dan nyala api. Diceritakan : “Tetapi engkau, berdirilah di sini bersama sama dengan Aku, maka aku hendak mengatakan kepa-damu segenap perintah, yakni : ketetapan dan peraturan, yang harus kauajarkan kepada mereka, supaya mereka melakukannya di negeri yang Kuberikan kepada mereka untuk dimiliki.” (Ul. 5 : 31). Karena ketakutannya orang Israel berkata kepada Musa : “Mendekatlah engkau (bd. Kel. 33:11) dan dengarkanlah segala perintah yang difirmankan TUHAN, Allah kita, dan engkau yang mengatakan kepada kami segala yang difirman-kan TUHAN kepadamu oleh TUHAN, Allah, maka kami akan mendengar dan melakukannya” (Ul. 5:27). Kedua cerita itu memperlihatkan fungsi dan status serta peran Musa sebagai PERANTARA Allah dan manusia (Israel). Itulah sebabnya Musa berkata (menurut penulis Deuteronomi) : “aku berdiri antara TUHAN dengan kamu…” (Ul. 5: 5). Cerita ini merupakan pengulangan dari Keluaran 19 : 1 – 25 (bd. Kel. 34). Musa sendirilah yang berbicara dengan Allah berhadapan muka dengan muka (bd. Kel. 33:11).

MAKNA TEOLOGI DAN APLIKASI TENTANG JABATAN

1). PERANTARA BAGI ALLAH DAN MEWAKILI UMAT.
Penjelasan di atas menunjukkan status, fungsi dan peran Musa sebagai PERANTARA Allah dan WAKIL seluruh umat Israel. Musa menerima kehormatan dan kedudukan dari Allah sendiri (Ul. 5 : 31a : engkau, berdirilah di sini bersama sama dengan Aku) dan sekaligus kepercayaan dari umat Israel (Ul. 5 : 27 --> Mendekatlah engkau dan dengarkanlah segala perintah yang difirmankan TUHAN, Allah kita).

2). STATUS, FUNGSI DAN PERAN UNTUK MELAYANI.
Status, fungsi dan peran (jabatan) itu diadakan bagi tujuan-tujuan pelayanan. Inilah ucapan TUHAN : “ketetapan dan peraturan, yang harus kauajarkan kepada mereka, supa-ya mereka melakukannya” (Ul. 5:31b) dan dari pihak Israel : “engkaulah yang mengatakan kepada kami segala yang difirmankan TUHAN kepadamu oleh TUHAN, Allah, maka kami akan mendengar dan melakukannya” (Ul. 5 : 27b).

Musa menerima otoritas Allah dan diakui oleh Israel bukan sebagai PENGUASA STRUKTURAL tetapi selaku PELAYAN ALLAH di tengah-tengah persekutuan umat-Nya. Jadi Musa bukan PELAYAN UMAT (JEMAAH), bukan mengham-bakan diri kepada Jemaat. Dia adalah HAMBA TUHAN (Ebed-YHWH) yang melayankan kehen-dak TUHAN untuk dilakukan oleh umat. Ia tidak diperintah oleh Dewan Tua-Tua Israel, tetapi Musalah yang memimpin seluruh umat Israel, termasuk para Tua-Tua Israel untuk melakukan kehendak Allah. Umat Israel dan Dewan Tua-Tuanya tidak boleh memperlaku-kan Musa sebagai hambanya, sebab dia menjadi berkat TUHAN di dalam persekutuan Israel.

2). APLIKASI KE DALAM PEMAHAMAN TENTANG JABATAN PELAYANAN GEREJAWI.

a). Jabatan: Status, fungsi dan peran diadakan untuk tujuan pelayanan, bukan untuk menerima kekuasaan structural. Secara spiritual (rohaniah) Allah mengaruniakan otoritas (kewibawaan) -Nya, agar pejabat melayankan firman Allah kepada umat Israel. Pejabat bukanlah hamba yang melayani keinginan umat tetapi kehendak Allah; meskipun kehendak Allah itu berten-tangan dengan keinginan umat.

Demikianpun Jabatan Gereja (Pendeta, Penatua dan Diaken) diadakan untuk melayani TUHAN dalam jemaat. Bukan melayani keinginan Jemaat. Keinginan Jemaat bukanlah kehendak TUHAN.

Di antara Tua-Tua Israel (Presbiter Jemaat) Musa ditunjuk oleh Allah dan dipercayakan Jemaat untuk melayani-Nya. Sejajar deng-an itu pula, Presbiter Pendeta diangkat dan ditahbiskan menjadi yang khusus (konsep buah sulung dalam PL), menjadi Hamba TUHAN di tengah Dewan Tua-Tua (Majelis Jemaat) dan Jemaat. Dipercaya-kan untuk memberitakan Firman Allah dan Pelayanan Sakramen (Lihat TATA GEREJA tentang Tugas Khusus Pendeta).

b). Jelaslah Musa berada dalam persekutuan Tua-Tua (Dewan Tua-Tua) Israel; akan tetapi Musa adalah TUA-TUA KHUSUS yang diberikan otoritas oleh Allah untuk menyatakan firman-Nya. Ia dipilih dan diangkat oleh Allah menjadi ‘mulut Allah’ di tengah Jemaat. Ia berbeda dari pada Tua-Tua yang lain, yang dipilih dari antara anggota kaum dan suku-suku Israel (bd. Kel. 18).

c). Kepemimpinan Presbiter merupakan suatu REPRESENTASI KEHADIRAN ALLAH sekaligus ASSEMBLY OF GOD (umat Allah). Jadi jika seorang pemimpin melakukan kekeliruan umat tidak diberikan wewenang oleh Allah untuk menghakiminya. TUHAN, Allah kita, yang memanggil dan mengutus hamba-Nya; oleh karena itu, jemaat menyerahkan- nya kepada Allah, agar Dia menghukum hamba (hamba-hamba) -Nya, sama seperti yang dilakukan Allah atas Musa (Ul. 34:4b) dan Imam Eli di Siloh.

5 : 6 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, tempat perbudakan.

* Kalimat di atas terdiri dari induk kalimat AKULAH TUHAN, Allahmu … Anak kalimatnya Akulah TUHAN Allah yang membawamu keluar dari tanah Mesir, tempat perbudakan.

Pertama, induk kalimat ini merupakan inti pemahaman dan pengakuan iman Israel (Syema Israel YHWH Eloheynu YHWH --> Ul. 6:4).

Kedua, pemahaman dan pengakuan iman Israel itu didasarkan atas karya Allah yang membebas-kan mereka dari Mesir, tempat perbudakan.

Dengan demikian, Allah Israel dipahami dan diakui sebagau TUHAN Pelaku dan Pencipta sejarah.

INTI PENGAJARAN – Minggu, 14 Maret 2010

1. TUHAN ITU ALLAH YANG HIDUP.
Ungkapan ini termaktub dalam sebutan-Nya YIHYEH ASHER YIHYEH (YHWH). Ia sudah ada sejak sebelum segala sesuatu diciptakan, sekarang pun Dia sedang bekerja (Yoh. 5 : 17) sampai dunia dibinasakan pun Dia tetap ada.

2. ALLAH ITU TUHAN YANG MEMIMPIN DAN MENCIPTA-KAN SEJARAH.

a. Hal itu tampak dalam penciptaan langit dan bumi (Kej. 1:1 – 2:7), termasuk manusia. Dalam peristiwa penciptaan itu, Allah menyatakan kekuatan kuasa-Nya bukan saja selaku Pencipta tetapi juga Pemim-pin dunia dan manusia. Penciptaan langit bumi dan segala isinya membuktikan, bahwa Allah mema-suki ruang waktu dan tempat, serta bekerja di dalamnya.

b. Penciptaan Israel selaku bangsa merdeka pun tidak dapat dilepaskan dari pekerjaan Allah yang membebaskan dan memerdekakan. Allah membukti-kannya melalui eksodus dari Mesir.

c. Tindakan pembebasan dan pemerdekaan orang tertindas (Israel) dilakukan-Nya berdasarkan ikatan perjanjian dan kasih-Nya untuk memulih-kan keadaan tertindas yang dialami siapapun (termasuk Israel). Tindakan itu dilakukan sendiri berdasarkan kedaulatan-Nya yang bebas, tidak tergantung dan tidak terpengaruhi oleh manusia.

d. Untuk tetap memelihara kehidupan manusia, Allah memberikan Peraturan dan Ketetapan, yang bertujuan menata tertibkan kehidupan, supaya manusia menikmati damai-sejahtera dan hidup dalam kemerdekaan.

Kemerdekaan dan kebebasan itu hanya bisa dinikmati, jikalau setiap orang setia mengasihi dan taat melakukan ketetapan dan peraturan yang difirmankan- Nya.

e. Dalam usaha untuk mememelihara dan mengisi kemerdekaan, TUHAN memanggil dan mengu-tus orang-orang khusus, yang berkenan di hati-Nya untuk menjadi PERANTARA yang member-tahukan kehendak (Firman)-Nya. Belajarlah dari sejarah Musa dan Harun.

Jabatan kepemimpinan dalam umat Allah adalah jabatan fungsional. Artinya, jabatan itu diadakan untuk menjalankan misi pelayanan-kesaksian di tengah Gereja/Jemaat dan masya-rakat. Jadi, menjadi PEJABAT NEGARA maupun PEJABAT GEREJA, tidak sama artinya dengan menjadi PENGUASA yang menjalankan peme-rintahannya berdasarkan kekuasaan. Menjadi PEJABAT NEGARA atau PEJABAT GEREJA berar-ti menjadi PELAYAN ALLAH yang selalu bekerja untuk membangun persekutuan serta memulih-kan keadaan, supaya orang tertindas dibebas-kan, lalu mereka menikmati sukacita dan damai sejahtera.

ITT - 14 Maret 2010 - IHM 07:00

Friday, March 12, 2010

Penentuan Tanggal Paskah

Kapan Paskah? Jawaban mudahnya ... lihat Kalender .... :) hehehehe, tapi bagaimana ya sebenarnya menentukan tanggal Paskah itu? kok tidak sama ya tiap tahunnya?

Fakta: Paskah di Indonesia bervariasi di antara tanggal 22 Maret sampai 25 April setiap tahunnya.

Lalu, bagaimanakah kita bisa tahu kapan persisnya Paskah?

Jawaban ini sebenarnya bisa Anda amati dengan mata kepala sendiri. Coba perhatikan langit ketika kita mengikuti Paskah Subuh ... di Bethania Makassar biasanya berlangsung Pkl.04:00 ..... nah, kalau langit tidak mendung dan tertutup awan, perhatikan baik-baik, bahwa setiap kali Fajar Paskah maka keadaan langit cukup terang benderang karena diterangi oleh bulan sehabis purnama.

Kenapa terang dan sehabis purnama? Justru disitulah kuncinya penentuan tanggal Paskah Kristen.

Penentuan Paskah sendiri adalah: Hari Minggu pertama setelah bulan purnama yang terjadi setelah "Vernal Equinox". Vernal berarti musim semi dan Equinox sendiri adalah suatu titik balik matahari di mana pada hari itu panjangnya siang dan malam adalah sama. Vernal equinox berarti titik balik musim semi dan tentulah yang dimaksud di sini adalah untuk dunia 4 musim di Utara. Hari vernal equinox ini jatuh tanggal 25 Maret tiap tahunnya di Roma, Italia.
Equinox yang sepadan di Indonesia jatuh pada 21 Maret, dan pada tanggal inilah saudara-saudara kita yang tinggal di Pontianak/Katulistiwa mendapatkan sensasi bayangan jatuh tegak lurus pada tengah harinya (sering diistilahkan “tidak ada bayangan yang nampak tengah hari”).

Untuk Tahun 2010, purnama dalam vernal equinox jatuh pada hari Rabu tanggal 31 Maret dan hari minggu pertama sesudah purnama itu adalah tanggal 4 April .... itulah Paskah.... dan tentunya Jumat sebelum itu adalah Hari Jumat Agung Wafatnya Yesus Kristus.

Lalu bagaimana kalau purnama jatuh pada hari Minggu? Sesuai kesepakatan para tetua Kristen di masa awal kekristenan, disepakatilah, bahwa kalau purnama jatuh di hari minggu, maka Paskah akan dirayakan pada hari minggu berikutnya,

Darimana asal muasal perhitungan itu?

Tahun 325, Kaisar Romawi Timur ketika itu, Konstantinus, menyelenggarakan Konsili Nicea. Konsili ini membahas banyak masalah tentang Kristiani. Salah satu hasilnya menyelesaikan masalah Paskah dengan menyatakan bahwa perayaan Paskah seharusnya diselenggarakan oleh umat Kristen pada hari Minggu pertama sesudah bulan purnama yang mengikuti vernal equinox dan jika bulan purnama terjadi pada hari Minggu yang berakibat tumpang tindih dengan Paskah Yahudi, maka Paskah dirayakan pada hari Minggu sesudahnya. Bentrokan Paskah Yahudi dan Kristen dengan demikian dihindari.

Reformasi penanggalan terjadi pada tahun 1582, di mana Paus Gregorius XIII memerintahkan pemotongan 10 hari pada tahun itu dan meniadakan tahun kabisat untuk tahun ratusan yang tidak habis dibagi 400. Kalender yang kita kenal sebagai kalender Gregorian ini (dan sampai sekarang masih dipakai) mengurangi kesulitan dalam penentuan tanggal Paskah. Pada akhirnya Paskah Kristen pun dirayakan bersamaan di semua tempat yang tunduk pada Takhta Suci Roma. Bagaimanapun, gereja-gereja Timur yang tidak tunduk pada Roma dan tidak mengakui kalender Gregorian menetapkan tanggal Paskahnya sendiri. Seringkali tidak sama, namun sering pula bersamaan.

Lalu mengapa Paskah Yahudi berbeda dengan Paskah Kristen?

Bulan pertama pada penanggalan Yahudi adalah bulan Nisan (Keluaran 12:1-2 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.)

Paskah Yahudi dirayakan selama 7 hari dimulai pada tanggal 15 Nisan setiap tahun Yahudi menurut hitungan kalender mereka (Keluaran 12:18-19 Dalam bulan pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu pada waktu petang, kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang kedua puluh satu bulan itu, pada waktu petang. Tujuh hari lamanya tidak boleh ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel, baik ia orang asing, baik ia orang asli.). Bagi kita yang terbiasa melihat kalender berbasis bulan seperti halnya kalender Hijriyah yang dipakai saudara kita umat Islam, kita akan menyadari bahwa tanggal 15 adalah hari di mana bulan purnama benar-benar bulat penuh. Ingat bahwa penanggalan Yahudi berubah hari pada pukul 18:00 dan bukan pukul 00:00 seperti penanggalan Gregorian yg kita kenal sekarang ini. Itulah mengapa pada hari ke-14 menjadi tanggal 15 di petang harinya.

Jadi Paskah Yahudi selalu diawali oleh bulan Purnama dan dirayakan 7 hari lamanya, dengan tradisi makan Roti Tidak Beragi, sayur pahit dan domba paskah ..... pada Saat Umat Israel di bawa keluar oleh Tuhan dari Mesir.

Jadi Paskah Kristen pada dasarnya selalu terjadi antara tanggal 22 Maret - 25 April setiap tahunnya pada penanggalan Gregorian yang kita sebut Tahun Masehi sekarang ini. Dan Paskah Yahudi sendiri dirayakan pada tanggal 15 Nisan dan Nisan adalah bulan pertama dari kalender lunisolar (kalender berdasarkan matahari dan bulan) Yahudi. Bulan pertama ini selalu jatuh pada musim semi.

Selamat menyiapkan PASKAH 2010.


ITT -  12 Maret 2010
Disari dari berbagai sumber.
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Nicea_I

Wednesday, March 10, 2010

Keluaran 12:16-20


12:16 Kamu adakanlah pertemuan yang kudus, baik pada hari yang pertama maupun pada hari yang ketujuh; pada hari-hari itu tidak boleh dilakukan pekerjaan apa pun; hanya apa yang perlu dimakan setiap orang, itu sajalah yang boleh kamu sediakan.
12:17 Jadi kamu harus tetap merayakan hari raya makan roti yang tidak beragi, sebab tepat pada hari ini juga Aku membawa pasukan-pasukanmu keluar dari tanah Mesir. Maka haruslah kamu rayakan hari ini turun-temurun; itulah suatu ketetapan untuk selamanya.
12:18 Dalam bulan pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu pada waktu petang, kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang kedua puluh satu bulan itu, pada waktu petang.
12:19 Tujuh hari lamanya tidak boleh ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel, baik ia orang asing, baik ia orang asli.
12:20 Sesuatu apa pun yang beragi tidak boleh kamu makan; kamu makanlah roti yang tidak beragi di segala tempat kediamanmu.

- Hari Raya Pentakosta
- Hari Raya Pondok-pondok (Tabernakel):

1. Hari Peniupan Nafiri.
2. Hari Pendamaian.
3. Hari Pondok Daun-daunan.

Kel. 12:8 \..mereka harus makan dengan roti yang yang tidak beragi..\" Pada tanggal 14 itu, waktu mereka menyembelih seekor anak domba yang telah disimpan (bayangan Yesus Kristus yang disalibkan buat kita ) disitulah terjadi kelepasan kita, lalu mereka mulai keluar, tapi sebelum keluar mereka harus cepat-cepat makan roti yang tidak beragi. M e n g a p a ? Sebab mereka harus gerak cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk buat roti (karena untuk membuat roti diperlukan/harus pakai ragi, dan prosesnya cukup lama; karena reaksi kerja ragi itu cukup lambat tapi pasti akan mengkhamirkan adonan roti), sehingga mereka dilarang dan harus makan roti tidak beragi

R a g i, di Alkitab seringkali disebut dalam Firman Allah. Cara R a g i bekerja adalah \"Slow but sure\" dan begitulah ada hal-hal yang baik tapi juga ada hal-hal yang tidak baik. Tapi kebanyakan r a g i menceritakan hal-hal yang tidak baik. Karena itu bangsa Israel diperintahkan untuk melenyapkan r a g i yang masih ada di rumah-rumah mereka. Kalau kedapatan ada r a g i di rumah, maka semua orang itu akan dilenyapkan dari antara orang Israel. Ini berbicara ada sesuatu yang tidak baik yang h a r u s keluar.

Mereka tinggal di Mesir, dianiaya, sengsara tapi Tuhan berikan kelepasan bagi mereka sehingga mereka bisa keluar dari Mesir. Mereka terlepas dari Mesir, namun seringkali kehidupan Mesir masih ada. Artinya : Tentara Mesir memang sudah tidak dapat menganiaya lagi dsb, tetapi dari dalam (cara hidup) Mesir itu masih ada. Oleh karena itu Tuhan buat peraturan yaitu : \"Jadi kamu harus tetap merayakan hari raya makan roti tidak beragi..\" Kel 12:17. Bangsa Israel keluar dari Mesir karena TUHAN lah yang membawa mereka keluar. Namun di hati mereka masih menyimpan cara hidup orang-orang Mesir. Untuk itu Tuhan mau supaya r a g i itu dikeluarkan, segala sesuatu yang najis h a r u s dikeluarkan.

Ada beberapa macam Ragi:

1. RAGI HERODIANI = Keduniawian. Disebut demikian karena berasal dari kata Herodes. Herodes adalah seorang raja yang keras dan punya ambisi yang kuat, punya keinginan untuk memerintah dan tidak mau kalah begitu saja; buktinya, saudara bisa pelajari darihal berita tentang kelahiran Yesus. Dia tidak ingin ada raja lain, selain dirinya. Inilah Ragi Herodiani yaitu; soal ke-duniawi-an, keinginan untuk tetap memegang kekuasaan keduniawian.

Saya percaya, Firman Allah berkata bahwa menjadi pemimpin dalam dunia ini adalah Allah yang menentukan. Dalam kitab Nabi Daniel, Allah yang mengangkat menjadi Raja, Allah juga yang melengserkan dari kedudukan Raja. Segala sesuatu ada dalam tangan Tuhan.
Sebab itu kita diajarkan untuk menghormati pemerintah, karena pemerintah adalah hamba Allah. Rom 13:1-4. Raja Herodes, mempunyai satu sifat keduniawian dan dia mau memegang segala kekuasaan yang ada di dalam negerinya dan tidak ada seorangpun yang dapat melawannya. Ia selalu ingin punya kuasa, bila perlu leher orang pun dipenggal (Yohannes pembaptis) di depan banyak orang hanya untuk menyenangkan seorang anak, hal itu menunjukkan bahwa Herodes sangat memegang prinsip keduniawian ! Dan banyak hal keduniawaian dalam dunia ini yang h a r u s dikeluarkan dari kita sebagai orang-orang yang percaya.

Dalam Injil Mat 13:1-9 ada 4 macam tanah diantaranya :

- dipinggir jalan, benih yang ditabur langsung dimakan oleh burung-burung sampai habis. (Mat 13:4).

- jatuh di tanah yang berbatu-batu, sehingga benih tidak tahan, bisa bertumbuh tapi tidak tahan lama. Apabila mengalami pencobaan, m a t i ! (Mat 13:5).

- jatuh di tengah semak duri, benih tsb. bisa bertumbuh, tapi kemudian dicekik, dicekik oleh hal-hal duniawi. Kita ada dalam dunia ini, namun jangan lah kita tidak memperdulikan dengan keadaan dunia ini; sebab memang kita masih hidup dalam dunia ini, t a p i kita b u k a n milik dunia ini. Kita adalah milik Allah. Inilah yang dimaksud dengan Ragi-ragi, R A G I HERODIANI. yaitu hal hal yang bersifat keduniawian. 1Yoh 2:15 : \"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya...\" Jangan sampai hati kita melekat dengan dunia ini. Uang sangat penting ! Segala sesuatu dilakukan dengan uang dan kalau kita hanya memikirkan semuanya pada uang dan uang saja; maka Firman Tuhan katakan bahwa \"Cinta akan uang (bukan UANG
nya) tapi cinta akan uang, adalah akar segala kejahatan. Oleh sebab itu : hal hal yang berkaitan dengan c i n t a akan dunia ini lah bagaikan R a g i yang h a r u s keluar dari kita - jatuh ditanah yang baik.

2. RAGI ORANG SADUKI = Tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Orang Saduki adalah orang-orang yang tidak percaya kepada hal-hal yang supernatural. Mereka melihat kehidupan manusia itu adalah dari mulai lahir sampai mati, kalau sudah mati habis perkara. Mereka tidak percaya akan adanya kebangkitan dari orang mati. Orang yang mati dalam Tuhan satu waktu akan dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan yang penuh Kemuliaan. Tapi bagi mereka yang t i d a k dalam Tuhan (orang berdosa) satu waktu akan dibangkitkan pula, tapi dibangkitkan untuk dibuang ke Neraka yang kekal. Orang Saduki tidak mau percaya akan hal ini. Mereka hanya mau percaya akan hal hal yang bisa diterima oleh akal manusia. Ketahuilah, bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Tuhan lakukan yang baik, tapi Tuhan juga lakukan sesuatu sebagai pembalasan bagi orang yang tidak percaya kepada Nya.

3. RAGI ORANG FARISI = Munafik. Orang Parisi adalah orang-orang yang sangat pintar, pintar sekali ! Mereka mengenal Taurat dari A sampai Z, tetapi apa yang mereka percaya itu, mereka sendiri t i d a k melaksanakan. Sehingga Tuhan menyebut dalam Injil Mat 23:27 sbb: :\"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang orang munafik...\" itulah gambaran dari orang orang Farisi, artinya dari luar kelihatannya baik, t a p i dalamnya busuk. M u n a f i k !! Orang munafik, orang yang pura-pura inipun merupakan r a g i dan inipun h a r u s dikeluarkan dari dalam hidup kita. Jangan jadi orang Kristen munafik. Percaya kepada Tuhan, percayalah dengan sungguh-sungguh, mau turut Tuhan, ikutlah Tuhan dengan sungguh-sungguh , Halleluyah !!

Apabila saudara di berkati oleh Tuhan, pakailah berkat yang Tuhan berikan dengan baik-baik. Tuhan lepaskan kita dari Mesir rohani. Makan roti yang tidak beragi - a r t i nya : keluarkan segala r a g i dari hidupmu, keluarkan segala kenajisan dari hidupmu. Itu yang Tuhan minta dari kita. Perjalanan bangsa Israel yang keluar dari Mesir menuju ke Tanah Perjanjian, menggambarkan perjalanan hidup saudara dan saya mulai saat kita menerima Yesus, lalu Yesus bebaskan kita dari genggaman dosa, Yesus bebaskan kita dari perbudakan dosa dan kita keluar dari Mesir rohani lalu mulai lah melakukan perjalanan rohani.

Nah, perjalanan rohani inilah yang harus dimulaikan juga dengan mengeluarkan semua ragi-ragi dari kita, segala sesuatu yang pahit, segala sesuatu yang asam - r a g i itu rasanya asam. Semua yang asam asam, seringkali hatinya kecut, dan hal itu terpancar di wajahnya, tidak ada sukacita. Tapi Tuhan mau supaya didalam kita ada kebebasan. TIDAK ADA RAGI !! Barangsiapa yang makan roti yang mengandung ragi atau menyimpan ragi di hari raya roti tidak beragi maka orang itu akan dikeluarkan dari bangsa itu. Jadi, Allah itu minta dari kita, kalau kita mulai dari percaya kepada Yesus yang disalibkan marilah kita mulai berjalan dalam perjalanan hidup ini dengan berusaha mengejar kekudusan - Ibr 12:14: \"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan\" Saudara, itulah tujuan kita pada akhirnya nanti yaitu bisa melihat dia dan tinggal bersama-sama dengan dia. 1 Yoh 3:1-2. Kita rindu satu waktu kita bisa melihat dia, hal ini bisa kita alami kalau kita hidup dalam kekudusan. Puji Tuhan !!

MANFAAT DARI MAKAN ROTI TIDAK BERAGI.

1. MENGKUDUSKAN HATI. HAKIM 6 : 11 - 24. Tentang bangsa Israel sekian banyak tahun (hampir 3500 tahun yang lalu). Hak 6:11 :\"Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk dibawah pohon tarbantin di Orfa,...sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian\". Bangsa Israel waktu itu diserbu oleh bangsa lain (Midian), bangsa Israel kembali lagi dikuasai, oleh karena dosa mereka; maka Allah serahkan bangsa Israel kepada Midian. Bangsa Midian berkuasa !

Apabila bangsa Israel sedang mulai panen, tiba-tiba orang Midian datang untuk merampok habis sama sekali, sehingga bangsa Israel tidak mempunyai apa-apa. Terjadilah kecurangan seperti ini dari tahun ke tahun. Allah tentu ijinkan hal ini terjadi, karena bangsa Israel itu bandel, bahkan sampai saat ini masih tetap bandel !. Demikian juga dengan bangsa-bangsa yang lain. Seringkali Allah ijinkan, bangsa lain datang, lalu menguasai bangsa Israel. Tapi Allah punya waktu, dan pada waktunya, Allah memilih seseorang untuk dijadikan pemimpin yaitu : GIDEON.

Hak 6:12 :\"Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian :\"TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani\". Malaikat TUHAN datang dalam bahasa Alkitab kata TUHAN dengan huruf besar semua itu artinya Tuhan Yesus sendiri; ingat kisah Natal, disana kita memperingati pada waktu Allah yang tidak kelihatan menjadi manusia yang kelihatan yaitu lah Tuhan Yesus. Tadinya tidak kelihatan, tapi kemudian kelihatan dengan bentuk sebagai manusia. Tapi sebelum Yesus lahir dikandang Bethlehem oleh Maria, Yesus sudah ada. Sebab DIA dari kekal sampai kekal. Yesus disini menampakkan diri sebagai malaikat TUHAN kepada Gideon, lalu Ia berkata : \"TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani\" , Dia lihat Gideon seorang yang berani.

Hak 6:13-14: \"Jawab Gedion kepadaNya : Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami ?\" Gedion merasakan bahwa bangsanya pada waktu itu sedang dikuasai oleh bangsa lain lagi, ia berkata TUHAN kalau Engkau menyebut aku ini sebagai seorang pahlawan, mana kuasa Allah ? Dia melihat bangsanya ini ditekan lagi oleh bangsa Midian. Demikian juga dengan kita, seringkali kitapun tidak mengerti, apalagi Gideon seorang anak muda.

Hak 6:15: \"Tetapi jawabnya (Gedion) kepadaNya : \"Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel ?\" Allah mau supaya Gedion pergi dan selamatkan bangsa Israel itu dari tangan Midian. Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil (bhs.Inggris : poor = miskin ) diantara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluarga ku\" apa yang dapat aku buat, aku paling muda, aku dari keluarga miskin. Sehingga tidak ada kekuatan yang bisa dipakai untuk menyelamatkan bangsa Israel.

Hak 6:16 :\"Berfirmanlah TUHAN kepadanya :\"Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis\". Jawab Yesus, kalau Aku menyertai engkau, kalau Aku berikan kekuatan kepadamu, kalau Aku berjalan bersamamu, p a s t i lah engkau akan kalahkan musuh ini !! Halleluyah !! Bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil ! Kalau dengan Tuhan tidak ada tugas yang terlalu berat. Sekalipun Gedion merasa aku ini anak muda, aku ini tidak punya apa-apa; t a p i Tuhan tidak tanyakan hal itu, hanya apa yang ada padamu itulah yang Tuhan mau lihat, apakah hatimu bersedia melakukan apa yang Tuhan suruh ??

Hak 6:17: \"Maka jawabnya kepadaNya :\"Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mataMu, maka berikanlah kepadaku tanda...\". Tuhan aku minta t a n d a, Ok, jawab TUHAN kepada Gedion ! Tuhan mau supaya Gedion yakin benar, bahwa dia dipanggil dan disuruh oleh Tuhan untuk menjadi pelepas bagi bangsa Israel. Saudara mau mempunyai keyakinan, bahwa Tuhan panggil saudara untuk menjadi pelepas bagi saudaramu, suamimu, keluarga mu atau juga desa mu yang masih belum mengenal Tuhan? Kalau sampai saat ini saudara sudah berdoa dan masih belum dapat jawaban, sehingga saudara merasa seperti Gedion yang mempertanyakan tentang dimana kuasa Allah itu ? Tuhan tahu apa yang kita rindukan, dan Tuhan mau mengangkat orang seperti Gedion ; sebab kita masing-masing mempunyai panggilan yang sama yaitu menolong orang lain yang masih hidup dalam dosa.

Hak 6:20: \"Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah keatas batu ini. Ada roti yang tidak beragi. Pada waktu Allah memanggil Gedion, Gedion tidak mempunyai apa-apa. Tapi apa yang disuguhkan oleh malaikat TUHAN ini ? Roti yang tidak beragi ! Yang ada pada Gedion yaitu Roti yang tidak beragi ! Menggambarkan kehidupannya untuk dipakai oleh Tuhan, diberkati oleh Tuhan. Juga dipakai oleh Tuhan untuk melepaskan bangsa Israel. Gedion telah diasingkan. Apa yang ada padanya dia berikan yaitu: Roti yang tidak beragi = KEKUDUSAN. Kesucian yang ada padanya, dia berikan kepada Tuhan.

Allah tidak mencari modal maupun mencari keuangan, dsb ; Allah j u g a tidak mencari kepintaran, atau latar belakang keluarga yang besar, t i d a k !! Allah tidak mencari orang yang berhikmat, atau mencari orang yang mempunyai ilmu-pengetahuan yang banyak, t i d a k !! Allah cari Gidion, dengan s a t u alasan : apakah yang engkau akan berikan kepada Tuhan. Yang dia serahkan : seekor kambing yang sudah diolah dan roti yang tidak beragi - menunjukkan bahwa kekudusan dalam hidupnya ini. Itu yang Tuhan terima - dan itulah yang membuat Gedion.sebagai seorang yang luar biasa. Kekuatan daripada Tuhan ! Yang tadinya juga Gedion memikirkan : Ah, saya punya tentara 32.000 orang sebagai kekuatan saya untuk melawan bangsa Midian. Tuhan katakan : Tidak, terlalu banyak 32.000 orang tsb. Kalau kamu menang dengan 32.000 orang tentara tsb, jangan-jangan kamu akan berkata bahwa saya punya tentara-tentara yang kuat, apalagi aku adalah jendralnya. Lalu Tuhan perintahkan agar semua orang-orang yang pengecut diantara 32.000 orang tentara itu pulang. Dan tinggal sisanya 10.000 orang. Timbul ketakutan pada Gedion dan berseru kepada Tuhan. Tuhan uji lagi Gedion sambil berkata : Jangan Gedion, 10.000 orang itupun masih terlalu banyak, sehingga tinggallah 300 orang tentara yang dengan setia mendampingi Gedion. Secara manusia hal ini membuat Gedion merasa takut, tapi dengan Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. Akhirnya Gedion menang !! Kekudusan hati itulah yang Thn minta dari kita.

2. MENGKUDUSKAN KEHIDUPAN (SIKAP). Imamat 8:2-26. HARUN adalah Imam besar dan anak-anaknya, dilantik menjadi Imam-Imam. Dijaman dahulu, tidak semua orang bisa menjadi Imam, hanya suku tertentu yang diakui oleh Tuhan sebagai Imam. Dan untuk melantik mereka, supaya mereka resmi menjadi Imam harus ada r a g i yaitu, KEKUDUSAN. Lagi, kekudusan ada pada pelantikan Imam-Imam.

Jaman dahulu ada Imam-Imam, sekarangpun juga ada Imam-Imam. Siapakah Imam-Imam itu ? 1 Pet 2:9: \"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, Imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib\". Jadi, semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus, adalah Imamat yang rajani. Alkitab perjanjian baru telah katakan bahwa kamu adalah Imam-Imam. Tapi untuk resminya, h a r u s dilantik lebih dahulu menjadi Imam, syaratnya harus ada roti yang tidak beragi. Berbicara tentang adanya KESUCIAN ! Dalam pelantikan itu ada kesucian, orangnya, karena Allah sendiri adalah SUCI adanya. Sehingga kalau saudara telah menjadi Imam, maka saudara mempunyai tugas, tak terkecuali. Kita ditugaskan untuk memberitakan perbuatan-perbuatan ajaib dari Tuhan. Sudahkah kita menjalankan tugas tsb? Barangkali takut......takut karena masih ada r a g i, yaitu ragi kenajisan yang perlu dikeluarkan. Allah Maha pengasih, Dia mau ampuni dan sucikan kita.

Tapi Dia tidak mau lepaskan kita dari t u g a s ini yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Tuhan. Rasul Petrus mengatakan, kaki & tangan boleh dipasung & dirantai, tapi mulutku tidak bisa tinggal diam. Aku akan tetap menceritakan tentang kebesaran Tuhan, kemanapun kita pergi, wajib bagi kita untuk menceritakan darihal kebaikkan Tuhan. Kebaikan Tuhan bukan hanya memberi & memberi kepada kita apa yang kita perlukan, melainkan membuat kita Kudus, seperti Dia Kudus adanya.

3. MENGKUDUSAN PERKATAAN. Imamat 2:4-5 Inilah korban !! Kalau kita membaca kitab Imamat dari pasal 1 s/d.5 ; maka saudara akan temukan lima macam korban yang harus dibawa oleh orang Israel :

- Pasal. 1 : Tentang Korban Bakaran ;
- Pasal. 2 : Tentang Korban Sajian ;
- Pasal. 3 : Tentang Korban Keselamatan ;
- Pasal. 4 : Tentang Korban Penghapus dosa ;
- Pasal. 5 : Tentang Korban Karena Salah.
Itulah macam-macam korban. Tapi dalam Ibr 10:5: \"..Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki....\" Allah sekarang ini sudah tidak lagi senang melihat korban-korban binatang, korban sajian dsb; karena korban Yesus menutup segala korban itu. Tapi orang dulu, ada korban makanan, korban sajian yang mereka bawa, kesemuanya itu tidak mengandung R a g i. Itu adalah makanan para Imam. Imamat. 6:14-18, disitulah ditulis bahwa korban sajian adalah makanan para Imam, ini dulu !!.
Buat kita sekarang soal makan, semua boleh, bukan ?? Mau makan binatang berkaki empat, mau makan binatang berkaki dua, mau makan serangga, mau makan apa saja, sebutkanlah, asal mau dan yang bisa dimakan. 1Tim 4:1-4, berdasarkan ayat-ayat ini ada pengajaran sesat yang melarang orang untuk menikah, untuk makan makanan yang diciptakan Allah. Yesus dilain bagian dari Alkitab katakan bahwa apa yang kamu makan itu tidak menajiskan dirimu, tapi yang k e l u a r (berbicara, ngomong yang tidak benar) itu yang menajiskan.

Jadi, saya katakan sekali lagi, semua yang diciptakan Allah, boleh kita makan. Kecuali makanan yang tertulis di Kis 15 : 29 : \"Kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan...\" , selain itu, b o l e h !! Tidak menajiskan. Tetapi ada makanan lain yang masuk kedalam kita bisa menajiskan, karena seharusnya makan roti yang tidak beragi karena, manusia ini bukan hanya tubuh saja melainkan jiwa dan roh. Kalau kita mengkonsumsi makanan biasa untuk tubuh ini, kita bisa mengaturnya sedemikian rupa sehingga tubuh tetap sehat. Tapi mengkonsumsi makanan untuk jiwa kita, untuk roh kita, haruslah makanan yang tidak mengandung r a g i, apakah itu ragi Parisi, atau ragi Saduki atau juga ragi Herodiani. Barangsiapa yang menyimpan ragi dan makan ragi itu, dia harus dikeluarkan. Hati- hati ! Apa yang kita makan secara rohani, periksa baik-baik, dan cocokan dengan Firman Allah; sesuai atau tidak dengan Firman Allah. Karena banyak sekali pengajaran sesat dan pengajaran yang tidak benar. Hati-hati dan waspadalah !.

Mari, beradalah dalam jalur Allah, dalam kehendak daripada Allah. Dalam kekudusan Ibr 12:14 yang dimulai dengan berkata : \"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan\" Apakah saudara mau minta Tuhan sucikan hidup kita hari lepas hari, dari polusi rohani yang sangat mengerikan, kekotoran duniawi yang menyesatkan. Mari kita minta Tuhan filter yang sanggup membuang segala sesuatu yang tidak benar ; sehingga kita menjadi Kudus dan berlayak dihadapan Tuhan untuk melakukan tugas-tugas yang dipercayakan kepada kita yaitu memberitakan kebaikan dan perbuatan-perbuatan Tuhan yang Ajaib.Amin.

ITT - 10 03 2010 - KRT SP1 di Kel.Adam-Samahati