Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, June 30, 2013

Kejadian 13:14-18

(Sesuai SBU - Rabu, 3 Juli 2013)

13:14 Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
13:15 sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.
13:16 Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.
13:17 Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."
13:18 Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.

Pembaharuan Janji Allah kepada Abram

Pengantar

Abram (Baru pada Kej.17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. - nama Abram menjadi Abraham) ~ adalah seorang yang senantiasa berjalan bersama Allah. Pengalaman di Mesir telah mengasah imannya menjadi lebih tegar (baca Kej.12).
Lot yang adalah kemenakan Abram (Kej 11:27 Inilah keturunan Terah. Terah memperanakkan Abram, Nahor dan Haran, dan Haran memperanakkan Lot) - ikut serta dalam keluarga Abram karena ayahnya telah tiada (Kej 11:28 Ketika Terah, ayahnya, masih hidup, matilah Haran di negeri kelahirannya, di Ur-Kasdim).
Iman Abram karena kedekatannya dengan Allah terbukti bertumbuh pesat ketika ia dengan tiada berkeberatan membiarkan Lot memilih Lembah Yordan yang penuh aliran air sebagai tempat kediaman Lot, sementara Abram mengambil arah yang berlawanan. 
Abram memilih mendahulukan kepentingan Lot, walaupun ia adalah paman Lot ... Abram memberikan berkatnya kepada Lot, karena ia mengimani bahwa ia sendiri senantiasa berada di bawah berkat Allah.

Uraian

Dua sisi dari Firman Allah, akan coba kita dalami dalam bacaan ini ... dua sisi yang kalau diilustrasikan sebagai mata uang, maka sisi pertama dari mata uang itu adalah: Perintah Allah dan sisi kedua adalah: Janji Allah. Dua sisi ini disatukan oleh Kasih Allah kepada umatNya dalam hal ini Abram.

Kalau kita penggal Firman Tuhan dalam bacaan Kej 13:14-17, maka;

Perintah:
1. "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
2. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya,

Janji:
1. sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.
2. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.
3. sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu

(Dalam bentuk warna; merah mewakili Perintah Allah, dan hijau mewakili Janji Allah)

Kejadian 13:14-18
13:14 Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
13:15 sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.
13:16 Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmu pun akan dapat dihitung juga.
13:17 Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu."

Perintah dan Janji Allah ini diberikan bukan begitu saja, tetapi melalui pengenalan Allah akan Abram dan pribadinya, melalui proses pembentukan Abram oleh Tuhan, sejak JanjiNya di Kej 12:2 & 7 (Kej 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Kej 12:7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.). Perhatikan pula bahwa Janji ini diawali dengan Perintah (Kej 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;)
Janji awal ini dikuatkan dan diperbaharui serta ditegaskan lagi dalam bacaan kita hari ini, bahkan dengan meyakinkan Abram tentang keturunan yang sampai ia tua belum ia peroleh. Sungguh suatu hal yang merupakan "kelemahan" Abram, karena walaupun ia mempunyai harta dan ternak yang banyak, di masyarakat sendiri ia dapat dikategorikan masih sangat kurang karena "tidak punya keturunan" (Maz 127:3 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. 127:4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. 127:5 Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.)

Tetapi kualitas Abram terasah dengan baik dengan menampakkan iman penuh atas apa yang diperintahkan dan dijanjikan Allah dengan keluar dari rumah bapanya dan pergi ke negeri asing yang ditunjukkan Allah.
Nyatalah bahwa apa yang Abram peroleh sekarang dan masa depan, adalah hasil dari apa yang ia imani dahulu dan sekarang.

Penyerahan diri sepenuhnya & Ungkapan Syukur

1. Ketika Allah berfirman, Abram segera meresponnya dengan penyerahan diri penuh berupa ketaatan dan kepatuhan penuh. Bayangkan bahwa Abram menjelajah dan berpindah kesana kemari dengan seluruh isi rumahnya sambil terus mengimani kapan dan di mana Janji Tuhan itu terjadi. Di kemudian hari Kitab Ibrani mencatatnya di Ibr.11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. 11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. 11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. 
Kepatuhan penuh tadi juga yang membuat Abram segera memindahkan kemahnya ke Mambre (Kej 13:18)

2. Iman Abram, membentuk pola Ungkapan Syukur dengan senantiasa menaikkan doa dan mendirikan mezbah bagi Allah. (Kej. 12:7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. 12:8 Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN) dilanjutkan dengan bacaan ini di Kej 13:18 Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.

Simpulan

Dari bacaan hari ini, beberapa pelajaran boleh kita peroleh:

1. Firman Allah senantiasa merupakan Ungkapan Kasih Allah akan UmatNya.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, Firman Allah mengandung 2 sisi utama, yaitu Perintah dan Janji yang direkatkan oleh Kasih Allah.

2. Kualitas hidup Abram menyebabkan ia dipilih Allah.
Mikha 6:8 "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"
Kualitas hidup seperti inilah yang dikehendaki Allah bagi umatNya.

3. Iman Abram mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menjadi berkat bagi sesama. Iman yang diperoleh Abram, merupakan suatu proses hidup yang tidak seketika terbentuk. Salah satu contoh iman yang diberikan Abram, adalah ketika ia dengan rela menyuruh Lot memilih terlebih dulu, mana tanah yang ia kehendaki untuk didiami. Abram percaya penuh ia diberkati Allah, sehingga iapun menjadi berkat bagi Lot.
Allah menghargai Iman Abram, karena iman seperti ini adalah penghargaan tertinggi manusia akan Kasih Allah. Apa yang Abram peroleh sekarang dan masa depan, adalah hasil dari apa yang ia imani dahulu dan sekarang.

4. Pengucapan Syukur
Pendirian Mezbah sebagai ungkapan syukur Abram, menjadi pola yang dikehendaki Allah dalam kehidupan kita. Mezbah doa itu pula yang mendekatkan diri manusia dengan Allah.

5. Firman Allah yang Hidup yaitu Kristus Yesus, menjadi panduan hidup kita dengan belajar dari kisah Abram/Abraham, yang dikemudian hari akhirnya menjadi Bapa segala Bangsa atas penetapan Allah. Contoh hidup Yesus dengan Ketaatan, Kasih, Iman dan Doa, wajib dilakukan kita semua.

ITT - Jakarta, Minggu 30 Juni 2013

Sunday, June 23, 2013

Mazmur 7

(Sesuai SBU - Rabu, 26 Juni 2013)

7:1 Nyanyian ratapan Daud, yang dinyanyikan untuk TUHAN karena Kush, orang Benyamin itu.
7:2 Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku,
7:3 supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
7:4 Ya TUHAN, Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku,
7:5 jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya,
7:6 maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. S e l a
7:7 Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman!
7:8 Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah di atas mereka di tempat yang tinggi.
7:9 TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
7:10 Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
7:11 Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;
7:12 Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
7:13 Sungguh, kembali ia mengasah pedangnya, melentur busurnya dan membidik.
7:14 Terhadap dirinya ia mempersiapkan senjata-senjata yang mematikan, dan membuat anak panahnya menjadi menyala.
7:15 Sesungguhnya, orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta.
7:16 Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.
7:17 Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya.
7:18 Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi.

Pendahuluan

Pernah difitnah?

Asal kata fitnah menurut KBBI:
fit·nah n perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yg disebarkan dng maksud menjelekkan orang (spt menodai nama baik, merugikan kehormatan orang): -- adalah perbuatan yg tidak terpuji;
mem·fit·nah v menjelekkan nama orang (menodai nama baik, merugikan kehormatan, dsb)

Inilah hal yang dialami oleh Raja Daud ketika difitnah oleh Kush orang/bani Benyamin yang dalam hal ini seseorang yang sesuku dengan Raja Saul.
Boleh jadi, kita pernah mengalami hal difitnah seperti ini. Ketika difitnah, maka terkadang fitnahan tersebut seakan-akan adalah fakta yang nyata dan benar. Dan bahkan usaha kita untuk melawan fitnah akan semakin menyudutkan kita sendiri!

Kesulitan itu dilukiskan jelas oleh Raja Daud dalam pasal 3 dengan memakai istilah: "seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan."
Raja Daud melihat hal ini bukan seperti bunyi lalat atau nyamuk di telinga yang bisa tidak diperdulikan saja, tetapi lebih menyerupai singa, yang dapat mengancam kehidupan! (bandingkan Imamat 19:16 Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN.)

Uraian

Untuk itu, mari kita lihat 4 (empat) cara Raja Daud mengatasi hal ini.

1. Penyerahan diri penuh kepada Allah

7:2 Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku,
7:3 supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
7:4 Ya TUHAN, Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku,
7:5 jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya,
7:6 maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. S e l a

Raja Daud memulai dengan penyerahan diri penuh kepada Allah. Ia benar-benar menyingkap isi hatinya dan minta perlindungan Tuhan. Perhatikan bahwa ada 2 sisi dari penyerahan diri ini:
Sisi 1: Penyerahan diri penuh dengan meminta perlindungan dan pelepasan di ayat 2 & 3.
Sisi 2: Penyerahan diri penuh dengan meminta Tuhan mengevaluasi dirinya di ayat 4-6.

Seringkali kita harus jujur, bahwa ketika meminta perlindungan kepada Allah, kita masih belum terbuka sepenuhnya tentang apa motif kita sebenarnya .... Raja Daud mengajar kita dengan meminta Tuhan menilai isi hatinya bahkan mempertaruhkan hidup dan kemuliaannya!

2. Meminta Tuhan bertindak

7:7 Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman!
7:8 Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah di atas mereka di tempat yang tinggi.
7:9 TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.
7:10 Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.

Jelas ... bahwa Raja Daud tahu siapa Hakim yang Agung itu, sehingga ia memohon supaya Tuhan bertindak.
Apakah ia sedemikian lancang meminta Tuhan berdiri mengatasi persoalannya?
Kuncinya ada di ayat 9, karena Raja Daud sendiri meminta Tuhan menghakimi dirinya yang ia tahu telah tulus dan ikhlas, tetapi terkena fitnah.

3. Memakai perspektif atau sudut pandang Allah

7:11 Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati;
7:12 Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat.
7:13 Sungguh, kembali ia mengasah pedangnya, melentur busurnya dan membidik.
7:14 Terhadap dirinya ia mempersiapkan senjata-senjata yang mematikan, dan membuat anak panahnya menjadi menyala.
7:15 Sesungguhnya, orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta.
7:16 Ia membuat lobang dan menggalinya, tetapi ia sendiri jatuh ke dalam pelubang yang dibuatnya.
7:17 Kelaliman yang dilakukannya kembali menimpa kepalanya, dan kekerasannya turun menimpa batu kepalanya.

Terlihat perubahan dari ayat sebelumnya, ketika Raja Daud melanjutkan Mazmurnya ini. Ia tidak lagi memakai sudut pandangnya yang menderita dan geram melihat kefasikan pemfitnahnya, tetapi ia beralih dengan memakai sudut pandang Allah dengan menempatkan pemfitnahnya sebagai "korban" keadilah penghakiman Allah!
Ketika awal Mazmur ini si pemfitnah berujud "singa" yang menerkam dan menyeret ... maka dengan sudut pandang Allah, singa ini berubah menjadi orang yang hamil (bukankah orang hamil tidak berdaya?), yang bodoh karena menggali lobang dan jatuh sendiri ke dalam lobang galiannya, bahkan tertimpa kepalanya!

4. Bersyukur dan Memuliakan Allah

7:18 Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi.

Akhir Mazmur ini memperlihatkan bahwa ketika Raja Daud menggeser fokusnya dari orang yang difitnah menjadi orang yang yakin penuh akan Kuasa Allah, maka seketika ia akan meninggikan dan memuliakan Allah.
Raja Daud tahu siapa yang punya Kuasa dan Hakim yang adil, dan kepadaNyalah syukur dan mazmur ini ia tujukan.

Penutup

Contoh nyata fitnah sebagai kekejian, dapat kita lihat pada kehidupan Tuhan Yesus Kristus, dimana akhir dari pelayananNya dinodai oleh fitnah keji yang membawaNya kepada maut.
Penyerahan diri penuh Yesus Kristus kepada Allah dimulai Perjamuan Kudus dengan murid-muridNya, dan doa di taman Getsemani (Lukas 22:42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.") - bahkan di jelang akhir hidupNya IA meminta pengampunan bagi pemfitnah dan penganiayaNya (Lukas 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.)

Apa hasilnya?
Kebangkitan dari kematian, Kenaikan ke Sorga dan akhirnya Kedatangan Kembali yang kita nantikan.

Pilih mana?
Seperti Raja Daud? difitnah? atau Kush? yang memfitnah?

Raja Daud mencontohkan 4 langkah di atas: Penyerahan diri penuh kepada Allah - Meminta Tuhan bertindak - Memakai perspektif atau sudut pandang Allah - Bersyukur dan Memuliakan Allah.
Raja Daud juga mengingatkan seperti apa si pemfitnah itu pada akhirnya. Mari mengikuti jejak Raja Daud, ........ Amin

ITT - Jakarta, Minggu 23 Juni 2013