Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, February 22, 2008

Yeremia 18 : 18 – 23


PERHATIKANLAH HIDUPKU, YA ALLAH

18:18 Berkatalah mereka: "Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya! "
18:19 Perhatikanlah aku, ya TUHAN, dan dengarkanlah suara pengaduanku!
18:20 Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan ? Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku ! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.
18:21 Sebab itu serahkanlah anak-anak mereka kepada kelaparan, dan biarkanlah mereka dipancung pedang! Biarlah isteri-isteri mereka kehilangan anak dan suami; biarlah laki-laki mereka mati oleh sampar, dan pemuda-pemuda mereka mati karena pedang di pertempuran!
18:22 Biarlah kedengaran jeritan dari rumah-rumah mereka, apabila Engkau dengan tiba-tiba mendatangkan gerombolan perampok kepada mereka! Sebab mereka telah menggali pelubang untuk menangkap aku, dan telah memasang jerat untuk kakiku.
18:23 Tetapi Engkau, ya TUHAN, Engkau mengetahui segala rancangan mereka untuk membunuh aku. Janganlah ampuni kesalahan mereka, dan janganlah hapuskan dosa mereka dari hadapan-Mu, tetapi biarlah mereka tersandung di hadapan mata-Mu; bertindaklah pada hari murka-Mu terhadap mereka

Sejak dahulu, jika orang kristen menafsirkan penderitaan, mereka tidak membedakan penderitaan dipikul karena ulah sendiri dan penderitaan karena melakukan pekerjaan Allah. Mereka mencampur adukkan kedua jenis pengertian itu. Katakanlah, jika seorang pekerja Gereja menderita akibat kesalahannya sebagai karyawan, maka sifat penderitaan ini tidak terkait dengan kehendak Allah. Ia menderita karena perbuatan sendiri dan bukan karena melakukan pekerjaan Allah. Hal itu pun tampak dalam doa permohonan yang dipanjatkan kepada Allah. Bagaimanakah seorang kristen yang melakukan kejahatan, kemudian ditangkap Polisi, isterinya memohonkan Allah untuk membebaskannya ? Masuk akalkah doa permohonan itu ? Apakah TUHAN adalah Allah yang membela kejahatan dan menyalahkan kebenaran ? Semestinya sang isteri berdoa memohon pengampunan dosa ke atas suaminya, serta meminta TUHAN memberi kekuatan spiritual, agar si suami sanggup menanggung hukuman yang diterima, serta bertobat dari kesalahannya. Itulah yang benar dan baik. Bukan sebaliknya.

Alkitab bersaksi tentang kedua jenis penderitaan itu. Penderitaan akibat dosa dan kesalahan manusia dan penderitaan sebagai akibat karena melaksanakan tugas yang diberikan Allah.

Latar Belakang Yeremia

Yeremia bin Hilkia berasal dari keturunan Imam yang berdiam di desa Anatot, wilayah Benjamin (1 : 1 – 2). Ia bekerja dalam zaman pemerintahan Raja Yehuda : YOSIA anak AMON. Kemungkinan besar Nabi Yeremia mendukung reformasi keagamaan yang dilakukan Yosia dan Ibu Suri (bd. Raja psl. 22 – 23).

Dukungan terhadap reformasi itu berlatar belakang pada konteks sosial-keagamaan Yehuda. Pada zaman penerintahan raja-raja sebelum Yosia bin Amon, umat Israel dan pemimpinnya berbuat kejahatan sosial (Yer. 10 : 21), malahan menggunakan dalil-dalil keagamaan membenarkan tindakan kekerasan. Mereka menyembah dewa-dewi seperti yang dilakukan masyarakat di sekitarnya (Yer. 7 : 16 – 8 : 3). Moralitasnya merosot. Hukum Taurat sebagai landasan (Yer. 7 : 1 – 15) pelaksanaan dan penyelenggaraan Ibadah dari Umat Perjanjian, tak lagi berfungsi baik (Yer. 9 : 13 – 16).

Oleh karena itu, Allah memutuskan untuk menghukum Israel. Allah membangkitkan musuh dari Utara (Yer. 1 : 13 – 16) menyerang dan menghancurkan Israel. Umat Allah itu akan terbuang jauh dari tanahnya (Yer. psl. 6, 16, 21). Bangsa yang datang dari Utara itu akan melaksanakan hukuman Allah atas Israel.

Dalam keadaan seperti itu, TUHAN Allah memanggil dan mengutus Yeremia untuk menyampaikan Firman-Nya (Yer. 1 : 4 – 10). Panggilan dan pengutusan TUHAN telah memposisikan kehidupan nabi di bawah ancaman bahaya. Masyarakat Israel, termasuk pemimpin agama dan keluarga kerajaan, membenci Yeremia. Malahan muncul nabi-nabi (Yer. 23 : 9 – 24), seperti Hananya (Yer. psl 28), menyerang Firman TUHAN yang dinubuatkan Yeremia. Yeremia menderita karena kehendak Allah (Para ahli Perjanjian Lama menyebut Yeremia sebagai sosok hamba TUHAN yang menderita).

Dalam situasi jiwa yang menderita, nabi mengeluh kepada Allah melalui berbagai cara (Yer. 12 : 1 – 8 ; 15 : 10 – 21 ; 17 : 1 – 18 ; 18 : 19 – 23 ; 20 : 7 – 18 ; dll). Sesuai dengan keyakinan iman dan pengharapannya, nabi menyampaikan isi hati secara terbuka kepada Allah. Perasaan nabi sangat tertekan. Pada satu pihak, ia harus memberitakan penghukuman Allah atas Israel; akan tetapi, pada sisi lain Yeremia sangat solider atas nasib bangsanya. Kadang Yeremia tidak mau menyampaikan Firman Allah, karena hatinya berbelas kasihan kepada kehidupan umat yang menderita. Dengan kata lain pikiran dan perasaan depresi melanda Yeremia, karena tugas yang diberikan Allah (Yer. 15 : 17 – 18). Yeremia, sebagai hamba TUHAN, seakan menyalahkan Dia yang memanggil dan mengutusnya.

RESIKO MELAKSANAKAN PEKERJAAN ALLAH

1). PANGGILAN DAN PENGUTUSAN ALLAH ATAS ORANG KRISTEN. Dalam keyakinan iman terhadap pekerjaan Kristus-Yesus, setiap orang kristen memahami dan mengakui bahwa TUHAN Allah telah menebusnya dari dosa dan membebaskan hidupnya dari kesengsaraan. Setiap pengikut Kristus, memiliki hak istimewa (privellege) di hadapan Allah. Mereka dibedakan dari manusia di sekitarnya, karena dimasukkan ke dalam persekutuan dengan Allah. Mereka bukan berasal dari dunia ini (bd. Yoh. 17 : 14,17), sama seperti Tuhannya : Kristus-Yesus, pun bukan dari dunia ini. Oleh karena itu, mereka pun --- sama seperti Kristus-Yesus --- harus hidup melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan oleh Allah. Wajib memberitakan ( Mrk. 16:15 ) dan mengajarkan ( Mat. 28:19 ) Injil Kristus dan menjadi saksi ( Kis. 1:8 ) bagi Allah demi penyelamatan manusia dan alam semesta. Dengan kata lain, orang Kristen sudah ditetapkan untuk menjadi “juruselamat” yang mengerjakan rencana penyelamatan Allah. Tanpa melaksanakan tugas-tugasnya, mereka tidak akan disebut anak-anak Allah; oleh karena itu, hak istimewa pun dicabut dari padanya.

2). CINTA, TUGAS DAN PENDERITAAN. Satu-satunya faktor yang dapat membuat Gereja dan orang Kristen mampu mempertahankan kesucian imannya di tengah situasi penderitaan adalah HATI YANG MENCINTAI KRISTUS-YESUS. Sama seperti Nabi Yeremia mencintai Allah, dan cintanya itu menguatkan tubuh – jiwa – rohnya dalam kondisi kritis, demikian pula rasa cinta itu perlu mengobarkan semangat kristiani untuk terus melakukan tugas pelayanan-kesaksian tentang Injil, meskipun kehidupan terancam bahaya kematian. Suatu kehormatan bagi setiap orang kristen yang menjadi martir dalam mengerjakan karya Allah.

3). KEYAKINAN DALAM PENDERITAAN. Tubuh manusia tidak mampu memikul beban berat. Tubuh itu lemah. Ia membutuhkan kekuatan spiritual yang kokoh, supaya manusia sanggup dan selalu bergairah dalam mengerjakan tugas-tugas. Sama seperti Nabi Yeremia, kadang-kadang rasa kecewa menggodanya untuk melarikan diri dan meninggalkan Allah. Akan tetapi, Yeremia selalu merasakan penghiburan dari Allah, katanya:

Yeremia 15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataanMu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

Pada setiap kesempatan di mana nabi terancam bahaya, ia dikuatkan oleh Firman yang diterimanya sejak ia mendengar panggilan TUHAN. Allah berfirman kepada Yeremia :

Kitab Yeremia;
1:9 .....TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu.
1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
1:8 “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."


Sama seperti itu juga Gereja dan orang kristen patut meyakini akan janji Kristus-Yesus, yang berfirman :

Injil Matius;
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan.
28:20 .......... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


ITT - 22-02-2008.