Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Saturday, April 12, 2008

Dari Seorang Penganiaya Menjadi Seorang Rasul

Suatu Perubahan Saulus Yang Radikal

Apa yang dialami oleh Saulus dalam perjalanannya menuju ke Damsyik telah merubah hidupnya secara radikal. Dari seorang penganiaya gereja menjadi seorang rasul yang besar. Apa yang membuat Saulus berubah? Jawabannya ialah dalam perjalanan menuju ke Damsyik dengan maksud untuk menganiaya gereja, Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada dia. Kejadian ini berakibatkan suatu perubahan yang radikal pada diri Saulus. Ada beberapa hal yang perlu kita simak bersama.

(1). Tuhan Yesus menghadapi Saulus pada posisi dimana ia berada. Dalam perjalanan Saulus menuju ke Damsyik ia bermaksud untuk menangkap serta menganiaya orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus mengapa ia begitu marah terhadap para pengikut Tuhan Yesus? Jawabannya ialah: karena ia menganggap mereka itu telah menghujat Tuhan. Mana mungkin Yesus orang Nazaret yang mati diatas kayu salib adalah Mesias yang dijanjikan oleh Tuhan dan yang ditunggu-tunggu oleh bangsa Israel.

Ia tidak percaya akan hal itu; ia menganggap hal itu sebagai suatu hujatan, sebagai satu batu sandungan. I korintus 1: 23. Ia tidak percaya meskipun Stefanus telah memberikan khotbah yang mengulas akan ajaran Perjanjian Lama, serta memberi kesaksian kalau ia "melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri disebelah kanan Allah ." Penyataan diri Yesus Kristus dalam kemuliaan adalah suatu tindakan yang membuat Paulus tak dapat menyangkal lagi akan apa yang ia sangkal dan lawan selama ini. Tuhan Yesus dengan hikmat dan kasih karuniaNya mengkonfrotir Saulus untuk mengakui suatu kenyataan secara tangan pertama. Tuhan Yesus menghadapi Saulus pada posisi dimana ia berada.

(2). Tuhan memberi Saulus anugrah, kasih dan kebenaran. Tatkala Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada Saulus, Ia mengambil suatu langkah yang aktif dan positif - menyatakan diriNya kepada Saulus.. Dalam hal ini Saulus berada pada posisi pasif - menerima fakta penyataan diri Tuhan Yesus Kristus. Namun saat anugrah dan kasih dinyatakan dan diberikan oleh Tuhan Yesus, maka Saulus secara aktif bertanya: "Siapakah engkau Tuhan?" Kalau ia mengetahui Dia adalah Tuhan mengapa masih bertanya siapakah engkau? Karena Ia melihat Tuhan Yesus dalam kemuliaan (apakah pada saat itu Tuhan Yesus didampingi oleh Stefanus?), Ia juga mendengar jawabanNya: "Akulah Yesus yang kau aniaya itu." Saulus sebagai seorang yang terdidik baik dalam Taurat ia mengetahui tak ada seorang manusia yang dapat melihat kemuliaan Allah dan tetap hidup. Keluaran 33:20. Yesus memberi dia kasih, anugrah dan kebenaran, untuk percaya bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah.

(3). Tuhan menyatakan rencananya memilih Saulus sebagai rasul. Selain Saulus tidak mati tatkala ia melihat Tuhan Yesus yang menyatakan diriNya dalam kemuliaan, Tuhan Yesus juga memberi dia anugrah besar dengan memilihnya sebagai rasul yang diutus untuk memberitakan injil diantara bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

Tuhan Yesus juga memunyai rencana yang indah bagi Saulus; Yesus juga memberi dia janji penyertaanNya di dalam penderitaan yang akan dialami oleh Saulus dikemudian hari. Saulus yang kemudian merubah nama menjadi Paulus (Kisah Para Rasul 13: 9) tidak menyia-nyiakan kasih anugrah Tuhan Yesus, ia melaksanakan amanatNya, ia mulai memberitakan injilNya dengan semangat yang besar.

Bagaimana dengan kita? maukah kita menjawab kasih anugrah Tuhan Yesus dengan lebih penuh semangat memberitakan Injil Kristus, seperti halnya Paulus?

ITT - 10 April 2008