Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Wednesday, April 23, 2008

2 Samuel 22:1-18

Nyanyian Syukur Daud

22:1 Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul.
22:2 Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
22:3 Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.
22:4 Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun selamat dari pada musuhku.
22:5 Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,
22:6 tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku.
22:7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.
22:8 Lalu bergoyang dan bergoncanglah bumi, dasar-dasar langit gemetar dan bergoyang, oleh karena bernyala-nyala murka-Nya.
22:9 Asap membubung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya.
22:10 Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya.
22:11 Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin.
22:12 Dan Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang tebal.
22:13 Karena sinar kilat di hadapan-Nya bara api menjadi menyala.
22:14 TUHAN mengguntur dari langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya.
22:15 Dilepaskan-Nya panah-panah, sehingga diserakkan-Nya mereka, yakni kilat-kilat, sehingga dikacaukan-Nya mereka.
22:16 Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena hembusan nafas dari hidung-Nya.
22:17 Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir.
22:18 Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah, dari pada orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku.

1. Pengantar

Mula-mula [1 dan 2 Sam] hanya satu kitab saja, yaitu kitab Samuel, tetapi kemudian kitab ini dibagi atas dua bagian, yaitu I dan II Samuel. Pokok ceritera I dan II Samuel ialah Penggantian (pergantian takhta) atau ceritera mengenai keluarga Daud. Ceritera ini berisi sejarah mengenai penggantian (pergantian takhta) Daud, dan bermaksud untuk mempropagandakan Salomo sebagai raja yang sah. Di samping itu sejarah ini menitik-beratkan hak waris atas takhta dinasti Daud. Raja Daud digambarkan sebagai raja yang adil dan bijaksana, yang dipanggil dan dipimpin oleh Allah sendiri.

II Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagalan dan dosa-dosa Daud, khususnya mengenai liku-liku dan perjuangan hidup yang harus dialaminya. Namun, terselip dalam kisah ini suatu janji yang kemudian digenapi di dalam Kristus. Daud bukan saja pilihan Allah pada waktu itu; dia menjadi awal garis keluarga yang akan membawa kepada Sang Penebus sendiri.

[2 Sam] 22:1-23:7 Dua mazmur Daud

Tidak mungkin membuktikan (tapi juga menyanggah) bahwa Daud adalah penulis kedua syair rohani ini. Tapi perlu diperhatikan, bahwa Daud adalah penulis kedua syair tsb, seperti diterima sejak dahulu kala. Mazmur yg pertama [2 Sam 22:1-30] sama dengan Mzm 18 (kecuali beberapa perbedaan kecil). Tampaknya sejarawan menyetujui bahwa setidak-tidaknya mazmur ini ditulis pada zaman Daud. Kedua mazmur ini masing-masing ada kesamaannya dengan Puji-pujian dan Berkat Musa (Ul 32:33).

2 Sam 22 adalah Mazmur Daud yang terpanjang. Mazmur ini secara tradisi mengikuti mazmur-mazmur pendahulunya yang sejenis dan dapat ditemui pada

• Song of Israel by the sea (Kel. 15:1-18)
• Song of Moses (Ulangan 32:1-43)
• Song of Deborah (Hakim-hakim 5)
• Song of Hannah (1 Samuel 2:1-10)
• Song of David (2 Samuel 22; Psalm 18)
• Song of Habakkuk (Habakkuk 3:1-19)

Apa yang dapat disari dari 2 Samuel? Kita bisa menemukan jejak pekerjaan Tuhan dalam kehidupan manusia yang bernama Daud. Ia naik ke tampuk kekuasaan karena urapan Tuhan. Kepahlawanannya begitu memukau karena Tuhan beserta ia dan kejatuhan Daud karena zinah dan pemberontakan anaknya Absalom menunjukkan keadilan Tuhan atas dosa, yang walaupun dilakukan oleh orang pilihanNya, tetapi hukuman tetap dijatuhkan,. Walaupun dosa diampuni, karena pertobatan Daud, akibat dari dosa itu tetap berlaku.

2. Uraian

Makna Teologis yang dapat kita tangkap dari bacaan di atas:
Daud datang mengadukan perkaranya kepada Allah, sebab masalah yang ia alami karena melaksanakan Tugas Allah. Hidupnya terancam bahaya yang ditimbulkan oleh sikap raja Saul dan musuh-musuhnya.
Ia tidak membalas sakit hati karena perlakuan Raja Saul, walaupun ada kesempatan untuk melakukan hal itu (Isam24), melainkan ia berdoa dan minta Tuhan menjadi hakim antara dirinya dengan Raja Saul (Isam24:13,16).
Mengapa Daud berlaku demikian? Sebab ia percaya, bahwa Allah mendengar doanya (2Sam22:7) dan selalu bekerja melepaskan ia dari musuhnya (IISam22:18). Bagi Daud, Tuhan Allah adalah Juruselamat (IISam22:3)

3. Aplikasi

Ketika melaksanakan pekerjaan Tuhan baik di tengah keluarga, melalui gereja dan dalam masyarakat, kita pasti akan berhadapan dengan berbagai sikap manusia. Ada yang suka, ada yang tidak, ada yang teman, ada yang berubah menjadi musuh. Sikap kita sebagai orang percaya adalah harus seperti Daud, menyerahkan semua perkara ke tangan Kristus sebagai pemberi hidup baru.

Sering kita dalam menghadapi masalah, lalu mulai mengumpulkan massa dan mempengaruhi orang lain supaya berpihak kepada kita dan terkadang sampai memakai kekerasan dalam usaha menyelesaikan masalah. Kita harus belajar dari Daud, atas bagaimana Daud menghadapi dan mengatasai orang yang tidak menyukainya.

Biasanya orang lebih suka berada di tempat yang aman daripada harus berpetualang dan meninggalkan kenyamanan. Begitu juga banyak pengikut Kristus sudah cukup puas dengan keadaan rohaninya yang “aman-aman” saja. Daripada memulai petualangan rohani yang seru bersama Tuhan, mereka lebih suka memiliki keadaan rohani monoton dan datar saja. Sedapat mungkin mereka berharap situasi akan terus stabil, tidak ada gangguan, masalah, ataupun hambatan. Lihatlah kehidupan Daud ketika jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Ia jatuh bukan saat ia ada dalam pelarian atau peperangan yang menegangkan, tetapi justru saat ia santai di istananya yang nyaman. Hati-hati jika kita sudah cukup puas dengan hidup kekristenan kita selama ini. Daripada puas dengan kehidupan rohani yang biasa-biasa, sebaiknya kita berdoa meminta keberanian dan kekuatan untuk mengalami perkara yang besar.

4. Kesimpulan

Kesuksesan Daud hanya karena Tangan Tuhan. Daud sadar betul akan hal itu dan senantiasa menempatkan Tuhan diatas segalaNya. Kita harus belajar dari Daud dan meletakkan Tuhan diatas segalanya dan sadar bahwa kita dapat menjadi seperti kita hari ini, hanya karena Tangan Tuhan yang membentuk kita, yang memberikan Kristus sehingga dosa kita ditebus dan kita bersyukur dengan bahasa kasih yang diajarkan Kristus Yesus - untuk sesama kita manusia.

Pertolongan Tuhan kepada Daud yang dalam penderitaan dan bahaya maut, pada saat yang tepat membuat Daud semakin berjaya dan percaya kepada Tuhan. Demikian juga kita yang berada dalam penderitaan dosa dan bahaya maut dosa diselamatkan Allah pada saat yang tepat oleh Kristus Yesus.

Ketika menyelamatkan Daud yang benar, Allah menghancurkan lawan-lawan Daud oleh murkaNya. Allah melawan orang-orang fasik yang menganiaya raja yang dipilihNya. Dari keturunan Daud kemudian lahir Yesus Kristus. Tiada yang mengalahkan murka Allah kalau kita manusia melawan kehendak Tuhan dengan menganiaya anakNya Kristus Yesus, dengan kata, perilaku dan tindakan kita.

Bila Tuhan penyelamat kita, tidak ada lagi yang dapat kita takuti. – Roma 8:31-39 - 8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? 33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? 34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? 35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Amin

ITT - 23 April 2008