Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Wednesday, May 7, 2008

Yakobus 5:7-11


5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan

SURAT YAKOBUS

Penulis: Yakobus
Tema: Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M

Latar Belakang

Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan

(1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),

(2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan

(3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.

Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; 21:18; Gal 1:19; 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.

Tujuan

Yakobus menulis

(1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
(2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
(3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.

Survai

Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).

Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah:
- iman yang teruji (Yak 1:2-16),
- aktif (Yak 1:19-27),
- mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13),
- menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26),
- menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12),
- mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18),
- tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12),
- mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17),
- tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6),
- sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-11), dan
- tekun dalam doa (Yak 5:13-20).

Ciri-Ciri Khas

Tujuh ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
(2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
(3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
(4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena;
(a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
(b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
(5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
(6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
(7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.

---------o0o--------

Yakobus 5:7-11
Dari perikop: Bersabar dalam Penderitaan

5:7 Sebab itu, hai saudara-saudaraku, bersabarlah kamu sehingga sampai kepada Hari kedatangan Tuhan. Tengoklah, orang dusun menanti hasil yang berharga keluar daripada bumi dengan sabar, sehingga ditimpa hujan pada musim bah dan pada musim kemarau.
5:8 Bersabarlah juga kamu, tetapkanlah hatimu, karena kedatangan Tuhan itu telah hampir.
5:9 Hai saudara-saudaraku, jangan bersungut sama sendiri, supaya jangan kamu terkena hukum. Ingatlah, bahwa hakim ada berdiri di muka pintu.
5:10 Hai saudara-saudaraku, ambillah teladan kesusahan dan sabar segala nabi, yang sudah bersabda dengan nama Tuhan.
5:11 Ingatlah, bahwa orang yang bersabar itu kita bilangkan berbahagia; maka kamu telah mendengar akan sabar Ayub, dan kamu sudah nampak kesudahan perbuatan Tuhan, bahwa sangatlah kasihan dan rahmat Tuhan adanya

Tema harian SBU: Menanti Bagaikan Petani Mengharapkan Hasil

PENDAHULUAN KHOTBAH.

Dalam Yak 5:7-11, Yakobus berbicara mengenai Penerapan Iman dengan menunjuk kepada kesabaran yang membawa sukacita!

3 (tiga) buah contoh ilustrasi :

1. Ayat 7 tentang PETANI, Jelaskanlah bagaimana CARA HIDUP si petani, ketika awal musim menanam sampai musim penuaian. Bukankah si petani harus BERSABAR (ay.7)?

2. Ayat 10 tentang TELADAN PARA NABI. Belajarlah dari kehidupan para nabi, ketika mereka menghadapi berbagai sikap orang pada saat mereka menyampaikan Firman Allah. Bukankah mereka juga memiliki KESABARAN (ay. 10) ?

3. Ayat 11 tentang AYUB. Lihatlah AYUB, ketika ia sedang bergumul dalam kesusahan. Bukankah ia juga BERSABAR dan TEKUN (ay. 11).

KONTEKS PERIKOP BACAAN dan ISI KHOTBAH

Sudah pasti Yakobus menuliskan surat ini kepada Jemaat, khususnya orang kristen-Yahudi. Mereka itu tersebar sebagai perantau di beberpa wilayah Asia Kecil, termasuk di Yerusalem juga. Situasi yang dihadapinya adalah PENDERITAAN. Disebabkan kebencian dan ketidak-senangan masyarakat terhadap ajaran dan sikap hidup kristen.

Sementara itu, rasul-rasul mengajarkan, bahwa HARI TUHAN sudah dekat (Yakobus menggambarkannya : “Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu ---> ayat 9b)”. TUHAN (Yesus) akan segera datang kembali (--karena kedatangan Tuhan sudah dekat! – ayat 8b). Pada saat seperti itu akan terjadi banyak kesusahan dan cobaan bagi orang penyembah Allah di dalam Kristus-Yesus.

Lantas bagaimanakah sikap etis-moral kristen menghadapi semua kesusahan itu? Yakobus menuliskan : pertama, Kamu juga harus bersabar; kedua, harus meneguhkan hatimu (ay.8a); ketiga, janganlah kamu bersungut-sungut; keempat, jangan saling mempersalahkan (ay.9a); kelima, bertekun (ay.11). Sikap seperti itu sama seperti seorang petani yang bekerja menabur dan memelihara benih yang ditanamnya. Sama halnya Ayub ketika menghadapi kesusahan, juga para nabi yang dianiaya. Memang pasti ada musim penghujan dan musim kemarau. Tapi harapan dan iman harus terus bertumbuh untuk menopang kehidupan yang tertangang bahaya, sampai akhirnya TUHAN memberikan kemenangan (kemuliaan) kepada semua orang yang sabar, tekun dan teguh hatinya dalam melaksanakan pekerjaan-Nya.

APLIKASI DALAM KEHIDUPAN KRISTEN MASA KINI

Dalam penderitaan, kita sering mempunyai sikap-sikap yang salah, seperti: menjadi marah, lemah imannya, bersungut-sungut, berhenti ikut Tuhan/menjauhi Tuhan, lari ke dalam dosa, dsb.

Karena setiap orang kristen pasti mengalami penderitaan, maka adalah sesuatu yang penting bagi kita untuk belajar tentang sikap yang benar dalam mengalami penderitaan.

Sikap yang benar dalam menghadapi penderitaan.

1) Sabar (ay 7,8,10).
a) Sabar berarti tidak membalas dendam/tidak marah. Ingat bahwa penderitaan mereka disebabkan oleh penindasan orang-orang kaya (Yak 5:4,6). Jadi, bisa saja mereka menjadi marah dan ingin membalas dendam. Tetapi Yakobus mengatakan mereka harus sabar.
b) Sabar dalam penderitaan, juga berarti bahwa kita tidak bersungut-sungut dalam menghadapi penderitaan.
c) Sabar juga berarti tidak iri hati melihat nasib orang lain yang tidak mengalami penderitaan seperti kita.
d) Sabar juga berarti bahwa kita tunduk/berserah sepenuhnya pada kehendak Allah, dan tidak memberontak / marah kepada Allah, pada waktu kita mengalami penderitaan.

Renungkan: apakah kita sabar dalam mengalami penderitaan?

2) Meneguhkan hati (ay 8).
Dalam menghadapi penderitaan, iman maupun perasaan terhadap Tuhan tidak boleh naik turun/berubah-ubah.

3) Jangan bersungut-sungut satu terhadap yang lain (ay 9). Ay 9: janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan. Ini bisa berarti bahwa kita tidak boleh:
a) Saling menyalahkan.
Kalau satu keluarga mengalami penderitaan, maka seringkali mereka saling menyalahkan satu sama lain, sehingga justru memperberat penderitaan, dan memperkecil kekuatan mereka dalam menghadapi penderitaan.
b) Bersungut-sungut kepada orang kristen yang lain dan mengatakan bahwa Allah tidak adil / kasih. Ingat bahwa kita memang boleh untuk sharing tentang penderitaan yang kita alami, tetapi tidak boleh dengan nada menyalahkan Allah / mengecam Allah!
c) Bersungut-sungut tentang orang kristen yang lain.
d) Bersungut-sungut kepada Tuhan dan meminta Tuhan membalaskan dendamnya. Kita boleh saja menceritakan kepada Tuhan tentang segala penderitaan kita dan bahkan tentang orang-orang yang mem­buat kita menderita, tetapi jangan dengan hati yang menginginkan balas dendam!
e) Bersungut-sungut karena orang kristen yang lain lebih baik nasibnya. Bersungut-sungut bukanlah dosa yang bisa diabaikan/diremehkan. Tuhan tidak senang melihat kita bersungut-sungut, karena bersungut-sungut menunjukkan:
· tidak/kurang percaya.
· tidak puas/iri hati.
Perhatikan juga ay 9 yang berkata: ‘supaya kamu jangan dihukum’ (Bdk. Bil 11:1 Bil 14:1-4 Bil 21:4-9).
Kalau saudara suka bersungut-sungut, ingatlah bahwa dahulu Tuhan menghukum bangsa Israel karena dosa ini, dan semua ini terjadi sebagai contoh bagi kita (bdk. 1Kor 10:6,10).

Karena itu, kalau kita adalah orang yang sering/selalu bersungut-sungut pada waktu mengalami penderitaan/kesukaran, mintalah ampun kepada Tuhan atas dosa itu, dan mintalah supaya Tuhan menolong saudara untuk bisa berhenti dari dosa itu!

4) Bertekun (ay 11).
Banyak orang seperti ‘tanah berbatu’ (Mat 13:5,6,20,21). Pada waktu mengalami penderitaan, mereka murtad. Yakobus menyuruh bertekun, artinya tidak putus asa, tetapi sebaliknya terus ikut Tuhan sekalipun mengalami penderitaan.

Penerapan:

Apakah jemaat tetap bertekun dalam saat teduh, doa, pergi ke kebaktian, pergi ke Pemahaman Alkitab, melayani Tuhan, memberitakan Injil dsb, pada waktu jemaat mengalami penderitaan?

PENUTUP / KESIMPULAN DAN AJAKAN

TUHAN, Allah kita, mengetahui apa yang sedang kita alami. Ia melihat dan mendengarkan doa permohonan yang sedang kita naikkan. Ia mendengar ratapan dan isak tangis setiap insan kristen. Ia tidak akan tinggal diam. Ia akan pasti bertindak menolong kita. Yang paling penting di sini adalah kesabaran dan ketekunan. Kita harus bersabar menanggung segala sesuatu demi nama TUHAN, dan kita selalu harus tekun mencari Dia. Sikap itulah yang akan membahagiakan kita sepanjang perjalanan menuju masa depan.

Dalam penderitaan kita harus:
1) Sabar.
2) Meneguhkan hati.
3) Tidak bersungut-sungut.
4) Bertekun.

Supaya bisa melakukan hal-hal itu, kita harus mengingat:
1) Petani yang sabar menunggu panen.
2) Kedatangan Tuhan yang sudah dekat.
3) Kesabaran nabi-nabi.
4) Ketekunan Ayub.

Maukah jemaat melakukannya? - AMIN

ITT - 7 Mei 2008