Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, May 16, 2008

Kisah Para Rasul 12:1-19

12:1 Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat.
12:2 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.
12:3 Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.
12:4 Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.
12:5 Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.
12:6 Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu.
12:7 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
12:8 Lalu kata malaikat itu kepadanya: "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!" Ia pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya: "Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!"
12:9 Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan.
12:10 Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia.
12:11 Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."
12:12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.
12:13 Dan ketika ia mengetuk pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk mengetahui siapa yang mengetuk itu.
12:14 Ia terus mengenal suara Petrus, tetapi karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk memberitahukan, bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang.
12:15 Kata mereka kepada perempuan itu: "Engkau mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar demikian. Kata mereka: "Itu malaikatnya."
12:16 Tetapi Petrus terus-menerus mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka tercengang-cengang.
12:17 Tetapi Petrus memberi isyarat dengan tangannya, supaya mereka diam, lalu ia menceriterakan bagaimana Tuhan menuntunnya ke luar dari penjara. Katanya: "Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara kita." Lalu ia keluar dan pergi ke tempat lain.
12:18 Pada keesokan harinya gemparlah prajurit-prajurit itu. Mereka bertanya-tanya apakah yang telah terjadi dengan Petrus.
12:19 Herodes menyuruh mencari Petrus, tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ.

YAKOBUS MATI - PETRUS DILEPASKAN DARI PENJARA"

Nats : Kisah Para Rasul 12:1-19

Keterangan:

1. Mengerti akan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dengan benar.
2. Mempunyai sikap hati yang benar-benar pasrah kepada pemeliharan dan perlindungan Tuhan.
3.Berani menyatakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari akan penyertaan Tuhan.

PENDAHULUAN

Pada kebaktian Persekutuan Kaum Bapak ini kita akan belajar dari dua tokoh yang sangat dihormati pada awal berdirinya gereja, kedua tokoh ini biasanya juga disebut sebagai Rasul, namun juga disebut sebagai soko guru dalam jemaat.

Jikalau pada masa krisis ini kita sebagai jemaat akan ikut merayakan HUT PKB pertengahan Juni ini dalam suatu kebaktian, maka sebenarnya kita mengerti bahwa di tengah-tengah masa krisis ini benar-benar merupakan beban yang berat yang dihadapi oleh para bapak. Krisis bangsa dan negara kita, yang mencakup krisis politik, sosial budaya, pendidikan dan ekonomi; yang dapat dikatakan bahwa krisis ini mencakup seluruh bidang kehidupan, saya percaya situasi ini membuat kepala para bapak-bapak ini “pusing tujuh kali”.

Mengapa demikian? Karena 1001 masalah yang kompleks ditanggung dan dipikul dipundak para bapak. Bapak sebagai pemimpin keluarga tidak dapat tinggal diam dalam menyikapi situasi seperti ini. Oleh karena itu para bapak sangat membutuhkan kekuatan dari pada Tuhan, agar beban yang dipikul dipundaknya menjadi ringan bersama dengan Tuhan.

ISI

Sebagai kaum Bapak dalam gereja, marilah kita bersama-sama merenungkan dua tokoh bapak, yang juga memikul suatu tanggung jawab yang besar dalam hidupnya, yaitu Bapak Yakobus dan Bapak Petrus. Dijelaskan bahwa pada masa itu adalah masa yang sulit bagi kehidupan gereja. Raja Herodes yang merupakan cucu dari Herodes yang mengadili Tuhan Yesus, adalah orang yang sama bencinya dengan Kekristenan.

Alkitab mencatat bahwa Herodes telah bertindak keras terhadap beberapa jemaat, dia bukan saja menyuruh menangkap Yakobus, tetapi kemudian juga menyuruh membunuhnya dengan pedang.

Setelah itu Petrus juga ditangkap, dia dijebloskan ke dalam penjara dan setelah hari Paskah, Herodes menghendaki agar Petrus juga harus mengalami hal yang sama seperti Yakobus.

Suasana yang benar-benar menakutkan, membuat segenap anggota jemaat bersatu untuk bersekutu dalam doa. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak Tuhan dalam menghadapi masa krisis, selain dengan berdoa. Mereka sama-sama mendoakan Yakobus dan Petrus.

Dan diluar dugaan sama sekali, tiba-tiba Petrus dapat keluar dari penjara. Tuhan melepaskan Petrus dengan cara mujizat yang sangat spektakuler. Malaikat Tuhan datang menghampiri Petrus dan melepaskan segala belengugu rantai yang mengikat kaki dan tangannya. Malaikat itu menuntun Peterus dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai Petrus keluar dari penjara dengan aman. Anggota jemaat yang sedang berdoa, sampai tercengang-cengang, seolah-olah tidak percaya, ketika melihat Petrus sudah keluar dari penjara dan berada bersama-sama mereka dalam ruang doa.

Dari kisah ini kita akan melihat dasar yang sangat pokok di dalam pengenalan kita kepada Tuhan. Ada satu masalah teologis yang mendasar yang perlu kita ketahui dengan baik, sehingga kita tidak salah dalam mengenal Allah .

Pada bagian ini kita akan mempelajari dan melihat apa yang dimaksudkan dengan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan kepada umat-Nya.

Apa artinya Tuhan melindungi dan memelihara anak-anak Tuhan?

Apakah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu dalam pengertian “Saya luput dari mara bahaya, tidak mengalami penganiayaan atau penderitaan. Bahkan luput dari kematian”? Kalau saya bebas dari semuanya itu apakah itu dapat diartikan sebagai pemeliharaan dan perlindungan dari Tuhan? Apakah kalau saya secara fisik tidak mengalami kesakitan dan penderitaan, maka saya mendapatkan pemeliharan dan perlindungan dari Tuhan?

Kalau kita menjadab “YA”, bagaimana dengan kasus di atas, bapak Yakobus dan bapak Petrus? Kedua bapak tersebut adalah sama-sama rasul, sama-sama murid Tuhan Yesus, sama-sama mengabarkan Injil Kerajaan Allah, sama-sama ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara!!! Tetapi mengapa Yakobus dibunuh dengan pedang; sedangkan Petrus dibebaskan dengan mujizat yang sangat spektakuler?… Mengapa malaikat Tuhan itu tidak menggandeng tangan Yakobus?… Apakah lupa …. Atau Tuhan itu pilih kasih antara Yakobus dan Petrus.

Ada beberapa kebenaran yang dapat kita pelajari bersama:

1. Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu ada dalam kehendakNya yang meneguhkan iman.

Kalau kita melihat kasus bapak Yakobus dan bapak Petrus, maka menjadi jelas bagi kita bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan itu sangat misterius; sangat rahasia; bahkan kita tidak tahu jalan pikiran Tuhan; kita tidak tahu kehendak Tuhan. Mengapa yang satu harus mati dengan pedang dan yang lain dapat dibebaskan dengan mujizat yang luar biasa.

Dengan peristiwa ini kita dapat melihat dengan jelas, bahwa perlindungan dan pemeliharaan Tuhan itu bukan sekedar dan sebatas fisik saja. Kalau ada orang-orang yang bebas dari segala penderitaan dan penganiayaan, maka jelas itu merupakan perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. TETAPI kalau ada orang-orang yang harus mati karena kebenaran imannya, maka kita harus mengerti bahwa hal itu juga merupakan pemeliharaan dan perlindungan Tuhan.

Melalui peristiwa kedua Bapak ini kita dapat menyimpulkan bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan yang sebenarnya adalah masalah pergumulan iman. Iman itu benar-benar diperlihara, dilindungi dan dijaga oleh Tuhan; sehingga anak-anak Tuhan dalam mengahadapi situasi krisis apapun imannya tidak akan goncang. Iman yang sudah diberikan tidak akan murtad!!! Kalau Yakobus mati dengan pedang, maka iman yang ada di dalam diri Yakobus tidak gentar, tidak takut dan benar-benar mengalami kekuatan, karena Tuhan memelihara dan melindungi imannya.

Tuhan yang hidup adalah Tuhan yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini. Kalau sampai Tuhan tidak tahu apa yang terjadi dalam dunia ini, maka itu bukan Tuhan yang hidup. Karena Dia tahu segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini, maka Dia juga tidak tinggal diam. Dia benar-benar memelihara iman anak-anakNya agar tetap tegar dalam menghadapi segala mara-bahaya yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Sebagai contoh praktis dalam kehidupan kita, saya teringat dalam suatu peristiwa ketika bersama seorang sahabat yang berpulang 2 pekan lalu, kami benar-benar menyaksikan kekuatan iman yang dimiliki oleh sahabat itu yang menderita kanker darah. Ketika ia sedang menghadapi maut justru imannya semakin kuat, teguh dan menjadi pengharapan satu-satunya untuk lepas dari penderitaan. Ucapan syukur pujian tetap keluar dari hati dan mulutnya untuk memuji kebesaran Tuhan. Apakah Tuhan tidak melindungi dan memelihara ia? Jelas, Tuhan tetap menjaga, melindungi dan memelihara mereka.

2. Petrus Lolos Karena Ada Tugas Yang Lebih Besar dan Lebih Berat.

Pelepasan Petrus dengan mujizat yang spektakuler ini, secara khusus diberikan kepada Petrus. Tuhan melindungi dan memelihara Yakobus, dengan iman yang tidak goyah, Yakobus berani menatap pedang yang terhunus yang akan melepaskan kepalanya dari badan.

Demikian juga pemeliharaan dan perlindungan Tuhan datang kepada Petrus dengan melepaskannya ke luar dari penjara.

Maka dengan tegas dan dapat saya katakan bahwa pada saat Petrus keluar dari penjara, bukan berarti dia bebas dari penderitaan di masa yang akan datang. Bukan berarti juga dia dapat pulang ke rumah dengan santai, kumpul-kumpul bersama isteri dan anak-anak. Juga bukan berarti dia dapat jelan-jalan atau kumpul-kumpul di gereja, MELAINKAN masih ada tugas pelayanan yang lebih besar dan berat yang sedang menunggunya untuk dikerjakan.

Pembebasan Petrus dari situasi yang krisis dan menakutkan itu bukan untuk meninggalkan penderitaan dan krisis yang sedang terjadi, tetapi untuk mengisi dan menguatkan anak-anak Tuhan yang sama-sama menghadapi situasi krisis tersebut. Penderitaan dan krisis hidup itu tetap ada di depan mata Petrus. Apa buktinya? Jelas setelah Petrus keluar dari penjara, dia tetap saja diuber-uber oleh orang-orang yang berdosa yang melawan Tuhan.

Dan sampai akhir hayatnya, Petrus tidak berbeda jauh dengan Yakobus. Ketika Petrus berada di Roma sebenarnya ia sudah melarikan diri, namun menurut tradisi mengatakan kembali ke Roma karena bertemu Tuhan Yesus, maka ia kembali ke Roma untuk disalibkan. Dalam tradisi (sejarah) mencatat bahwa Petrus meminta agar disalibkan dengan kepala di bawah; karena dia tidak layak untuk disalibkan dengan kepala di atas seperti Tuhannya.

Oleh karena itu, apa artinya mujizat pelepasan Petrus dari penjara ini? Bukan mujizatnya yang ditonjolkan, bukan mujizatnya yang lebih diutamakan, bukan mujizatnya yang menjadi kebanggaan pribadi, bahwa dia digandeng oleh malaikat keluar dari penjara. Bukan itu yang penting!!! Tetapi yang jauh lebih penting adalah apa yang harus dikerjakan oleh Petrus setelah mengalami mujizat tersebut. Ini jauh lebih penting, dan itu yang harus digarap setelah dia lolos dari penjara. Mujizat itu hanya sebagai sarana yang diberikan Tuhan, supaya Petrus melakukan perkara-perkara yang lebih besar lagi.

Jemaat, ini pelajaran yang sangat penting bagi kita. Marilah kita jangan sampai salah kaprah di dalam melihat dan mengalami mujizat atau berkat-berkat Tuhan atau perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. Kita semua sering mendengar orang-orang memberikan kesaksian bagaimana Tuhan melindungi dan memelihara hidupnya. Entah sembuh dari sakit, terluput dari kecelakaan, keluar dari kemelut hidup, baik pribadi, rumah tangga, atau tempatnya bekerja, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman tersebut baik dalam bentuk pengalaman biasa atau yang luar biasa. Orang yang mengalami sendiri merasa Tuhan itu luar biasa; dan orang yang mendengar kesaksiannya, juga melihat Tuhan itu hebat!!!

Tetapi yang menjadi persoalan bagi Saudara dan saya, yaitu setelah kita mengalami banyak mujizat dari Tuhan, atas segala pemeliharan dan perlindungannya, APA YANG SAUDARA DAN SAYA KERJAKAN UNTUK TUHAN SETELAH MENGALAMI MUJIZAT ITU?

Kalau hidup kita sama dan tidak pernah ada perubahan setelah menerima mujizat pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, maka kita perlu hati-hati dan kembali kepada Tuhan dan benar-benar hidup takut kepada Tuhan.

Petrus sadar, bahwa saat dia lolos dari situasi yang mengerikan, dia cepat-cepat pergi ke gereja domestik, atau gereja rumah tangga, yaitu di rumah Maria, ibu Yohanes, karena di sana sedang ada persekutuan doa.

Petrus masuk, mereka terkejut, dan Petrus memberikan isyarat dengan tangannya supaya diam, jangan ribut-ribut, tentunya dikuatirkan akan timbul masalah yang baru lagi. Kemudian Petrus menceriterakan bagaimana Tuhan melepaskannya dengan mujizat yang luar biasa; lalu dia berpesan tolong sampaikan juga kepada Yakobus. Petrus tidak tahu kalau Yakobus kepalanya sudah dipenggal.

Hal yang lebih mengejutkan lagi, Tuhan tidak tinggal diam kepada orang-orang yang menganiaya anak-anakNya. Herodes dengan kecongkakannya, yang menghujat Tuhan dan tidak mau bertobat; langsung jatuh, mati dan di makan oleh cacing-cacing. Betapa mengerikan, orang-orang yang jatuh ke tangan hukuman Tuhan.

Jemaat yang kekasih, kedua Bapak dalam Kisah Rasul ini memberikan keteladanan kepada kita selaku kaum Bapak, marilah kita melihat dengan jelas apa artinya pemeliharaan dan perlindungan Tuhan.

Dia adalah Tuhan yang hidup, yang memelihara dan memberikan perlindungan kepada kita secara pasti. Iman kita pasti dipelihara dengan benar. Dan yang lain, kalau Tuhan memelihara dan melindungi kita, apa yang kita lakukan dan kerjakan saat ini? Bagaimana dengan kita selakubapak-bapak, sebagai suami, sebagai ayah ?… Sudahkah kita selaku bapak yang menjadi kepala keluarga sungguh-sungguh beriman dalam Kristus?

Masa krisis yang sedang dihadapi bangsa dan negara kita akan tetap berkepanjangan; Namun, kita harus tetap percaya bahwa pemeliharaan dan perlindungan Tuhan tetap menyertai kita; mujizat-mujizat-Nya akan terus berkarya, supaya melalui mujizat-mujizat itu pekerjaan Tuhan lebih besar kita lakukan. Marilah kita tidak jemu-jemu mengadakan persekutuan doa, baik secara pribadi, maupun dalam kehidupan bergereja. Kami mengundang segenap anggota kaum Bapak untuk terus bergumul dalam doa, dan juga persekutuan doa dalam gereja kita. Marilah kita mencari kehendak Tuhan, perlindungan dan pemeliharaan-Nya, sehingga dalam keadaan apapun juga, kita tetap menjadi saksi-saksi Tuhan. Amin.

ITT - 16 Mei 2008 - Ibadah BPK-PKB

Wednesday, May 7, 2008

Yakobus 5:7-11


5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan

SURAT YAKOBUS

Penulis: Yakobus
Tema: Iman yang Berhasil Guna
Tanggal Penulisan: Tahun 45-49 M

Latar Belakang

Surat ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam "kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak 1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak2:19,21) menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1) sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan

(1) mengapa pembukaan surat ini menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),

(2) pengetahuan pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan

(3) nada yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.

Terkenalnya pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya "Yakobus" (Yak 1:1). Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di bagian lain dalam PB (mis. Kis 12:17; 21:18; Gal 1:19; 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62 M.

Tujuan

Yakobus menulis

(1) untuk membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai pencobaan yang menguji iman mereka,
(2) untuk memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang menyelamatkan, dan
(3) untuk menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.

Survai

Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11); melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak 3:1-12; 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak 4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah mundur (Yak 5:7-20).

Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah:
- iman yang teruji (Yak 1:2-16),
- aktif (Yak 1:19-27),
- mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Yak 2:1-13),
- menyatakan diri dalam perbuatan baik (Yak 2:14-26),
- menguasai lidah dengan benar (Yak 3:1-12),
- mencari hikmat Allah (Yak 3:13-18),
- tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (Yak 4:1-12),
- mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (Yak 4:13-17),
- tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (Yak 5:1-6),
- sabar dalam penderitaan (Yak 5:7-11), dan
- tekun dalam doa (Yak 5:13-20).

Ciri-Ciri Khas

Tujuh ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
(2) Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih dari semua surat PB tergabung.
(3) Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
(4) Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena;
(a) penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati dan
(b) ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan analogi yang hidup.
(5) Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia berdosa (mis. Yak 3:1-12).
(6) Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
(7) Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.

---------o0o--------

Yakobus 5:7-11
Dari perikop: Bersabar dalam Penderitaan

5:7 Sebab itu, hai saudara-saudaraku, bersabarlah kamu sehingga sampai kepada Hari kedatangan Tuhan. Tengoklah, orang dusun menanti hasil yang berharga keluar daripada bumi dengan sabar, sehingga ditimpa hujan pada musim bah dan pada musim kemarau.
5:8 Bersabarlah juga kamu, tetapkanlah hatimu, karena kedatangan Tuhan itu telah hampir.
5:9 Hai saudara-saudaraku, jangan bersungut sama sendiri, supaya jangan kamu terkena hukum. Ingatlah, bahwa hakim ada berdiri di muka pintu.
5:10 Hai saudara-saudaraku, ambillah teladan kesusahan dan sabar segala nabi, yang sudah bersabda dengan nama Tuhan.
5:11 Ingatlah, bahwa orang yang bersabar itu kita bilangkan berbahagia; maka kamu telah mendengar akan sabar Ayub, dan kamu sudah nampak kesudahan perbuatan Tuhan, bahwa sangatlah kasihan dan rahmat Tuhan adanya

Tema harian SBU: Menanti Bagaikan Petani Mengharapkan Hasil

PENDAHULUAN KHOTBAH.

Dalam Yak 5:7-11, Yakobus berbicara mengenai Penerapan Iman dengan menunjuk kepada kesabaran yang membawa sukacita!

3 (tiga) buah contoh ilustrasi :

1. Ayat 7 tentang PETANI, Jelaskanlah bagaimana CARA HIDUP si petani, ketika awal musim menanam sampai musim penuaian. Bukankah si petani harus BERSABAR (ay.7)?

2. Ayat 10 tentang TELADAN PARA NABI. Belajarlah dari kehidupan para nabi, ketika mereka menghadapi berbagai sikap orang pada saat mereka menyampaikan Firman Allah. Bukankah mereka juga memiliki KESABARAN (ay. 10) ?

3. Ayat 11 tentang AYUB. Lihatlah AYUB, ketika ia sedang bergumul dalam kesusahan. Bukankah ia juga BERSABAR dan TEKUN (ay. 11).

KONTEKS PERIKOP BACAAN dan ISI KHOTBAH

Sudah pasti Yakobus menuliskan surat ini kepada Jemaat, khususnya orang kristen-Yahudi. Mereka itu tersebar sebagai perantau di beberpa wilayah Asia Kecil, termasuk di Yerusalem juga. Situasi yang dihadapinya adalah PENDERITAAN. Disebabkan kebencian dan ketidak-senangan masyarakat terhadap ajaran dan sikap hidup kristen.

Sementara itu, rasul-rasul mengajarkan, bahwa HARI TUHAN sudah dekat (Yakobus menggambarkannya : “Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu ---> ayat 9b)”. TUHAN (Yesus) akan segera datang kembali (--karena kedatangan Tuhan sudah dekat! – ayat 8b). Pada saat seperti itu akan terjadi banyak kesusahan dan cobaan bagi orang penyembah Allah di dalam Kristus-Yesus.

Lantas bagaimanakah sikap etis-moral kristen menghadapi semua kesusahan itu? Yakobus menuliskan : pertama, Kamu juga harus bersabar; kedua, harus meneguhkan hatimu (ay.8a); ketiga, janganlah kamu bersungut-sungut; keempat, jangan saling mempersalahkan (ay.9a); kelima, bertekun (ay.11). Sikap seperti itu sama seperti seorang petani yang bekerja menabur dan memelihara benih yang ditanamnya. Sama halnya Ayub ketika menghadapi kesusahan, juga para nabi yang dianiaya. Memang pasti ada musim penghujan dan musim kemarau. Tapi harapan dan iman harus terus bertumbuh untuk menopang kehidupan yang tertangang bahaya, sampai akhirnya TUHAN memberikan kemenangan (kemuliaan) kepada semua orang yang sabar, tekun dan teguh hatinya dalam melaksanakan pekerjaan-Nya.

APLIKASI DALAM KEHIDUPAN KRISTEN MASA KINI

Dalam penderitaan, kita sering mempunyai sikap-sikap yang salah, seperti: menjadi marah, lemah imannya, bersungut-sungut, berhenti ikut Tuhan/menjauhi Tuhan, lari ke dalam dosa, dsb.

Karena setiap orang kristen pasti mengalami penderitaan, maka adalah sesuatu yang penting bagi kita untuk belajar tentang sikap yang benar dalam mengalami penderitaan.

Sikap yang benar dalam menghadapi penderitaan.

1) Sabar (ay 7,8,10).
a) Sabar berarti tidak membalas dendam/tidak marah. Ingat bahwa penderitaan mereka disebabkan oleh penindasan orang-orang kaya (Yak 5:4,6). Jadi, bisa saja mereka menjadi marah dan ingin membalas dendam. Tetapi Yakobus mengatakan mereka harus sabar.
b) Sabar dalam penderitaan, juga berarti bahwa kita tidak bersungut-sungut dalam menghadapi penderitaan.
c) Sabar juga berarti tidak iri hati melihat nasib orang lain yang tidak mengalami penderitaan seperti kita.
d) Sabar juga berarti bahwa kita tunduk/berserah sepenuhnya pada kehendak Allah, dan tidak memberontak / marah kepada Allah, pada waktu kita mengalami penderitaan.

Renungkan: apakah kita sabar dalam mengalami penderitaan?

2) Meneguhkan hati (ay 8).
Dalam menghadapi penderitaan, iman maupun perasaan terhadap Tuhan tidak boleh naik turun/berubah-ubah.

3) Jangan bersungut-sungut satu terhadap yang lain (ay 9). Ay 9: janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan. Ini bisa berarti bahwa kita tidak boleh:
a) Saling menyalahkan.
Kalau satu keluarga mengalami penderitaan, maka seringkali mereka saling menyalahkan satu sama lain, sehingga justru memperberat penderitaan, dan memperkecil kekuatan mereka dalam menghadapi penderitaan.
b) Bersungut-sungut kepada orang kristen yang lain dan mengatakan bahwa Allah tidak adil / kasih. Ingat bahwa kita memang boleh untuk sharing tentang penderitaan yang kita alami, tetapi tidak boleh dengan nada menyalahkan Allah / mengecam Allah!
c) Bersungut-sungut tentang orang kristen yang lain.
d) Bersungut-sungut kepada Tuhan dan meminta Tuhan membalaskan dendamnya. Kita boleh saja menceritakan kepada Tuhan tentang segala penderitaan kita dan bahkan tentang orang-orang yang mem­buat kita menderita, tetapi jangan dengan hati yang menginginkan balas dendam!
e) Bersungut-sungut karena orang kristen yang lain lebih baik nasibnya. Bersungut-sungut bukanlah dosa yang bisa diabaikan/diremehkan. Tuhan tidak senang melihat kita bersungut-sungut, karena bersungut-sungut menunjukkan:
· tidak/kurang percaya.
· tidak puas/iri hati.
Perhatikan juga ay 9 yang berkata: ‘supaya kamu jangan dihukum’ (Bdk. Bil 11:1 Bil 14:1-4 Bil 21:4-9).
Kalau saudara suka bersungut-sungut, ingatlah bahwa dahulu Tuhan menghukum bangsa Israel karena dosa ini, dan semua ini terjadi sebagai contoh bagi kita (bdk. 1Kor 10:6,10).

Karena itu, kalau kita adalah orang yang sering/selalu bersungut-sungut pada waktu mengalami penderitaan/kesukaran, mintalah ampun kepada Tuhan atas dosa itu, dan mintalah supaya Tuhan menolong saudara untuk bisa berhenti dari dosa itu!

4) Bertekun (ay 11).
Banyak orang seperti ‘tanah berbatu’ (Mat 13:5,6,20,21). Pada waktu mengalami penderitaan, mereka murtad. Yakobus menyuruh bertekun, artinya tidak putus asa, tetapi sebaliknya terus ikut Tuhan sekalipun mengalami penderitaan.

Penerapan:

Apakah jemaat tetap bertekun dalam saat teduh, doa, pergi ke kebaktian, pergi ke Pemahaman Alkitab, melayani Tuhan, memberitakan Injil dsb, pada waktu jemaat mengalami penderitaan?

PENUTUP / KESIMPULAN DAN AJAKAN

TUHAN, Allah kita, mengetahui apa yang sedang kita alami. Ia melihat dan mendengarkan doa permohonan yang sedang kita naikkan. Ia mendengar ratapan dan isak tangis setiap insan kristen. Ia tidak akan tinggal diam. Ia akan pasti bertindak menolong kita. Yang paling penting di sini adalah kesabaran dan ketekunan. Kita harus bersabar menanggung segala sesuatu demi nama TUHAN, dan kita selalu harus tekun mencari Dia. Sikap itulah yang akan membahagiakan kita sepanjang perjalanan menuju masa depan.

Dalam penderitaan kita harus:
1) Sabar.
2) Meneguhkan hati.
3) Tidak bersungut-sungut.
4) Bertekun.

Supaya bisa melakukan hal-hal itu, kita harus mengingat:
1) Petani yang sabar menunggu panen.
2) Kedatangan Tuhan yang sudah dekat.
3) Kesabaran nabi-nabi.
4) Ketekunan Ayub.

Maukah jemaat melakukannya? - AMIN

ITT - 7 Mei 2008