Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, June 7, 2009

1 Korintus 12:1-6

12:1 Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
12:2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Surat kepada gereja yang terpecah belah

BAGAIMANA GEREJA DI KORINTUS DIMULAI.
Paulus pertama kali mengunjungi Korintus pada perjalanan misionarisnya yang kedua (Kis. 18:1). Sejumlah orang Yahudi, termasuk Krispus yang menjadi kepala rumah ibadat, dan banyak orang bukan Yahudi menjadi Kristen. Paulus memulai sebuah sekolah Alkitab untuk mereka, yang letaknya strategis dan mencolok karena berdampingan dengan rumah ibadat (Kis. 18:1-18). Ia tinggal di sana selama delapan belas bulan dan digantikan oleh Apolos sebagai guru Alkitab.

BAGAIMANA BERITA TENTANG GEREJA DI KORINTUS SAMPAI KEPADA PAULUS.
Paulus sedang berada di suatu tempat di Asia (1 Kor. 16:19), mungkin di Efesus (16:8), pada akhir masa perjalanan misionarisnya yang kedua, ketika Stefanus dan dua orang kawannya datang dengan membawa sepucuk surat dari jemaat di Korintus (16:17 dan 7:1).

SEBUAH GEREJA YANG TERPECAH BELAH.
1. Mereka terpecah karena soal kepemimpinan (1:12).
2. Mereka terpecah karena standar moral (5:1-8).
3. Mereka terpecah karena kasus pendakwa dan terdakwa (6:1-8).
4. Mereka terpecah karena kasus orang Kristen yang lemah dan yang kuat (8:7-12).
5. Mereka terpecah antara yang kaya dan yang miskin (11:17-22).
6. Bahkan karunia Roh menjadikan mereka terpecah belah (12:12-26).

1 Korintus 12:1-6

1.

Para warga jemaat di Korintus berbeda pendapat dan dengan itu saling berselisih mengenai karunia-karunia Roh. Menghadapi permasalahanan ini, Paulus menulis: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh” (ayat 4). Secara tersirat Paulus mau menganjurkan prinsip kesatuan dalam kepelbagaian - - - “unity in diversity”.

Titik tolak kita yang paling baik adalah 1 Kor 12:4-6, dimana Paulus mengatakan: ‘Ada rupa-rupa karunia, . . . tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang’.

Maksud Paulus ialah menekankan bahwa sekalipun karunia-karunia itu berbeda-beda, tapi hanya ada satu Pemberi. Ia memakai 3 kata yang berbeda untuk menunjukkan karunia-karunia itu sendiri. Pertama (ay 4) karunia-karunia ialah kharismata, karunia dari kasih karunia Allah. Selanjutnya (ay 5) karunia-karunia itu ialah diakonia, bentuk-bentuk pelayanan. Ketiga (ay 6) karunia-karunia itu ialah energemata, daya-daya, aktivitas-aktivitas atau kuasa-kuasa, yang diaktifkan oleh Allah dalam tiap orang.

Dan ada ‘bermacam-macam’ atau ‘jatah-jatah’ dalam tiap golongan. Jika kita mengumpulkan ketiga kata itu, kita mungkin dapat merumuskan karunia-karnia rohani itu sebagai ‘kecakapan-kecakapan tertentu, yang diberikan oleh kasih karunia dan kuasa Allah, yang mencakapkan orang bagi pelayananan yang khusus dan sesuai’. Karunia rohani atau kharisma itulah kecakapan yang mencakapkan seseorang bagi suatu pelayanan. Lebih sederhana lagi, karunia rohani dapat dipandang sebagai suatu karunia dan jabatan yang dapat dilakukan dalam karunia itu, atau suatu jabatan dan karunia yang dengannya orang dapat melakukannya.

2.

Karunia-karunia Roh itu bersifat “supernatural”. Kalau diperhatikan ayat-ayat dalam 1 Korintus 12, Paulus jelas mengkaitkan “asal mula dan ditribusi” karunia-karunia itu dengan setiap pribadi dari Tritunggal. Paulus menulis: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang” (ayat 4-6).

Informasi: When we realize that the New Testament authors generally use the name “God” (Gk. theos) to refer to God the Father and the name “Lord” (Gk. kyrios) to refer to God the Son, then it is clear that there is [a] Trinitarian expression in 1 Corinthians 12:4-6: . . .

Yang sangat mengesankan ialah cara setiap Pribadi dalam Allah Tritunggal dihubungkan dengan berbagai segi daripada karunia-karunia itu. Dengan demikian, karena kegiatan khusus daripada Roh Kudus ialah membagi-bagikan, maka Paulus berbicara tentang “karunia-karunia-Nya”. Karena Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, maka Paulus berbicara tentang “rupa-rupa pelayanan-Nya”. Karena Allah Bapa adalah sumber segala kuasa, maka Paulus berbicara tentang “berbagai-bagai perbuatan ajaib-Nya”. Karena itu, ada kegiatan yang mahahebat di dalam penggunaan karunia-karunia Roh. Pada waktu karunia-karunia itu dipergunakan oleh salah seorang anggota tubuh Kristus, maka Allah Tritunggal bekerja di dalam satu pribadi bagi kepentingan dan kebaikan orang lain.

So here we have something quite interesting: the same Spirit, the same Lord, and the same God the Father, but there are “diversities” and “difference.” The purpose of the Trinity is to bring about unity in the church, but it is unity in diversity. The Trinity is attempting to attain this unity in your church today.

3.

Bagaimana saya dapat mengetahui karunia Roh dalam diri saya?
Ada tiga langkah yang jemaat bisa ambil untuk menolong jemaat mengenal karunianya sehingga bisa mengetahui bidang-bidang terbaik untuk melayani:

1. Selidiki Roma 12:3-8; 1 Korintus 12:1-31; dan Efesus 4:1-13. Tulislah karunia-karunia yang kita temukan.
2. Buatlah daftar tentang hal-hal yang kita suka kerjakan atau yang selalu kita lakukan dengan hasil yang baik. Allah memberi kita kemampuan dan minat alamiah ini untuk dipakai bagi maksud-maksud-Nya.
3. Akhirnya, bicarakan dengan orang Kristen lainnya yang kita hormati. Mereka hendaknya orang yang mengenal kita dengan baik. Tanyakan kepada mereka apa kiranya yang menjadi karunia kita.

4.

Excursus
Kekeliruan-kekeliruan yang Harus Dihindari

Ada dua kekeliruan yang harus kita hindari ketika memikirkan karunia-karunia Roh. Yang pertama ialah kekeliruan dalam mana kita sangat menginginkan karunia-karunia rohani yang paling menakjubkan seperti yang dimiliki orang lain. Rasul Paulus dengan tegas memberi peringatan dalam hal ini. Telah sering saya ingin memiliki karunia dalam bidang musik maupun berceramah secara hebat. Dan bahkan yang lebih hebat lagi, saya mendambakan kemampuan untuk menyembuhkan orang-orang yang menderita penyakit yang manapun, dan bahkan menghidupkan orang mati.

Ternyata bahwa karunia-karunia yang demikian tidaklah Tuhan berikan kepada setiap orang percaya. Seandainya karunia-karunia tersebut dapat diminta atau dituntut, maka setiap orang Kristen di dunia ini akan memilikinya.

Memang menyembuhkan seseorang dari penyakit kanker yang ganas jelas lebih hebat daripada membawa sekeranjang buah-buahan kepada sebuah keluarga yang lapar. Namun demikian, Roh Kudus yang samalah yang memberikan kedua karunia itu, baik karunia penyembuhan, maupun karunia “kemurahan” dalam melayani orang-orang lain yang membutuhkan pertolongan (Rm 12:8).

Oleh sebab itu janganlah Anda iri hati atau cemburu melihat Roh Allah memberikan karunia yang lebih menggetarkan kepada orang lain. Sebaliknya, sadarilah apa karunia khusus yang Anda terima dari Tuhan. Kemudian mulailah mengembangkannya.

Kesalahan kedua yang sering kita temukan di kalangan Kristen ialah harapan atau anggapan bahwa kita semua harus menerima karunia-karunia yang bersamaan. Rasul Paulus mengatakan bahwa“ada rupa-rupa karunia” (1 Kor 12:4). Selanjutnya dia menunjukkan bahwa setiap anggota tubuh seseorang memiliki fungsi yang khusus dan perlu.

Itulah sebabnya tidak bijaksanalah bila kita mengharapkan atau menganggap bahwa orang-orang Kristen lain harus menerima karunia yang sama seperti Tuhan berikan kepada kita. Mengenai pembagian karunia-karunia, haruslah kita serahkan sepenuhnya kepada Roh Kudus, karena hanya Dia sendirilah yang berwenang membuat keputusan itu.

Di minggu Trinitas ini, marilah kita kembali menata pemahaman dan penghayatan, serta perilaku iman kita; yaitu:

Pertama; kita mau secara sungguh2 memahami bahwa Allah Tritunggal yang Kudus (bapa, Anak dan Roh Kudus) adalah Allah yang Esa, yang mengasihi dan berkuasa, yang senantiasa berkarya dalam hidup kita selaku umat yang percaya – bukan hanya pada karya penebusan hidup kita dari kuasa dosa, tetapi juga pada karya memaknai hidup baru kita dengan memperlengkapi kita dengan karunia-karuniaNya.

Kedua; ketika kita dengan perkenaanNya menerima anugerah Karunia Roh, maka hal itu kita syukuri, karena Allah berkenan dan mempercayakan kepada kita Karunia itu. Dan sebagai wujud syukur yang benar, maka Karunia itu harus kita berdayakan seturut dengan kehendakNya, bagi kehidupan berjemaat dan masyarakat luas.

Ketiga; semakin kita dipercayakan untuk menerima dan memberdayakan Karunia-karunia Roh itu, semestinya semakin rendah kita sebagai hamba-hambaNya dan semakin tinggi dan dimuliakan Allah Tritunggal yang Kudus.

Akhirnya, Tujuan karunia-karunia Roh adalah untuk pertumbuhan jemaat. Roh Kudus ingin menyatakan kasihNya lewat kita sebagai anggota tubuh Kristus sehingga jemaat bertumbuh. Bertumbuh banyak dan bertumbuh dewasa yang mendayagunakan segala Karunia untuk kemuliaan NamaNya dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Jenis-jenis Karunia Roh Kudus dan Artinya

Berdasarkan 1 Korintus 12:7-11, kita dapat mengetahui adanya sembilan jenis karunia Roh Kudus yaitu:

1. Berkata-kata dengan hikmat.
2. Berkata-kata dengan Pengetahuan.
3. Karunia untuk Menyembuhkan.
4. Karunia Iman.
5. Karunia Mengadakan Mujizat.
6. Karunia bernubuat.
7. Karunia untuk Membedakan Roh.
8. Karunia Bahasa Roh.
9. Karunia untuk mengartikan Bahasa Roh.

1. Berkata-kata dengan hikmat.
Kata hikmat adalah Sofias dalam bahasa Yunani yang berarti hikmat atau kecerdasan. Hikmat yang demikian inilah yang diminta Salomo dari Allah sehingga dia mampu untuk menyelesaikan perkara dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak (1Raja-raja 3:16-28). Yesus menubuatkan tentang penderitaan dan penganiayaan yang akan menimpa murid-muridNya sehingga Dia berkata Apabila kamu diperhadapkan kepada pemimpin-pemimpin jangan kuatir sebab Roh Kudus yang akan mengatakan perkataan-perkataan yang akan kamu ucapkan (Matius 10:28). Pada masa infansi gereja itu tentu hikmat atau kecerdasan untuk mengarahkan gereja itu sangat dibutuhkan terlebih apabila dilihat dari sisi para penolak-penolak kekristenan yaitu orang-orang Yahudi dan kafir. Tanpa mendapat hikmat dari Allah maka para rasul tidak akan dapat memberikan solusi pada masalah yang dihadapi oleh Jemaat abad pertama yaitu adanya sikap pandang rupa dalam memberikan kebajikan kepada janda-janda dengan melalaikan janda-janda keturunan Gerika (Kisah rasul 6).

2. Berkata-kata dengan Pengetahuan.
Kata pengetahuan dalam hal ini berasal dari kata Gnoseos (bahasa Yunani) yang dapat berarti pengetahuan atau mengingat-ingat. Roh Kudus memberikan kemampuan bagi orang percaya untuk mengingat perkara-perkara yang telah dikatakan oleh Yesus pada saat bersama-sama dengan mereka. Hal itu sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh Yesus yang akan dilakukan Roh Kudus apabila Roh Kudus turun (Yohanes 14:26) “...... ialah akan mengajarkan kepadamu segala perkara itu dan akan mengingatkan kamu segala sesuatu yang Aku sudah katakan kepadamu.” Allah tidak ingin agar FirmanNya itu dilupakan begitu saja melainkan Dia menginginkan agar firmanNya itu tetap disimpan didalam hati setiap orang yang percaya (Kolose 3:16-17).

3. Karunia untuk Menyembuhkan.
Dalam Kisah Rasul 3, Lukas menuliskan penyembuhan seorang timpang yang dilakukan Petrus dan Yohanes pada pintu gerbang Bait Allah yang bernama Pintu Elok. Dalam ayat 6 Petrus berkata agar didalam nama Yesus orang tersebut dapat berjalan. Selanjutnya didalam ayat 7 dikatakan seketika (segera) itu juga dia berjalan dan tidak hanya itu saja melainkan dia juga meloncat sebagai tanda bahwa dia sembuh total. Petrus tidak harus teriak-teriak didalam nama Yesus lalu kelumpuhan itu berangsur-angsur pulih seperti yang dilakukan semua orang-orang yang mengatakan dirinya dapat melakukan penyembuhan. Karunia penyembuhan bukan semata-mata bertujuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Karena jikalau demikian Paulus selayaknya telah menyembuhkan Teropimus yang ditinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus (2 Timotius 4:20). Mengapa dia tidak menyembuhkan padahal dia dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit? Karena karunia penyembuhan itu bukan menjadi tanda kepada orang percaya melainkan kepada orang yang tidak percaya.

4. Karunia Iman.
Karunia iman ini ditujukan kepada cara bagaimana seseorang itu percaya yaitu dengan mendengarkan firman Allah (Roma10:17) tentunya firman yang disampaikan langsung oleh Roh Kudus terhadap seseorang. Dalam tulisannya Paulus berkata “Roh Kudus berkata” (1 Timotius 4:1 ; Ibrani 3:7). Ini berarti bahwa adakalanya Roh Kudus berbicara langsung terhadap seseorang Kristen yang menjadikan iman orang itu semakin bertambah.

5. Karunia Mengadakan Mujizat.
Dalam teks ini kata mujizat berasal dari kata Yunani yaitu Dunaneon yang berarti kuasa atau kekuatan. Kata dunaneon ini biasanya ditujukan kepada ledakan yang maha dasyat tetapi juga ditujukan kepada suatu tindakan yang maha menakjubkan karena bersifat diluar kekuatan normal (supranatural). Kekuatan yang demikian hanya dimiliki oleh Allah. Nikodemus percaya kepada Sabda Kristus sesudah dia melihat mujizat (Yohanes 3:1, 2). Simon tukang sihir juga percaya kepada Pilipus sesudah dia melihat mujizat (Kisah Rasul 8:13).

6. Karunia bernubuat.
Dalam teks ini kata bernubuat adalah Propheteia yang berarti; 1. Menyatakan hal-hal yang pasti akan terjadi pada hari yang akan datang. 2. Ditujukan untuk mengajar. Dalam teks ini arti bernubuat cenderung ditujukan kepada tindakan seseorang yang mengajarkan firman Allah sesuai dengan apa yang dinyatakan Roh Kudus kepadanya. Hal itu dengan jelas digambarkan Paulus dalam 1 Korintus 4:4, 29-31.

7. Karunia untuk Membedakan Roh.
Karunia seperti ini ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk membedakan pengajaran. Dalam 1 Yohanes 4:1, 2 Yohanes menasehatkan orang Kristen abad pertama untuk menguji roh (pengajaran), tentu mereka harus mendapat karunia Roh agar dapat melakukannya.

8. Karunia Bahasa Roh.
Ditujukan kepada kemampuan seseorang berbicara dalam bahasa asing yang tidak pernah dipelajari sebelumnya. Hal itu dikaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang tertentu agar pemberitaan injil itu tidak terkendala hanya karena bahasa. Contoh yang tepat untuk ini terdapat pada Kisah Rasul 2:1-8.

9. Karunia untuk mengartikan Bahasa Roh.
Ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk mengartikan maksud firman Allah yang disampaikan oleh seseorang yang mendapatkan karunia bahasa Roh dan bukan berarti menterjemahkan.

ITT - 7 Juni 2009 - IHM RC Pkl.09:00 - Hari Minggu Trinitas

Wednesday, June 3, 2009

1 Korintus 12:12-26


12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
12:15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
12:19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
12:20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita

Pembangunan Tubuh Kristus

1 Kor 12:12-26

Jika kita melihat sebuah pembangunan gedung, kita akan melihat semua mempunyai tahap, masing2 setiap hari, minggu, bulan, tahun. Hari ini kita melihat fondasi sedang di buat, minggu depan fondasi sedang di naikkan sampai lantai 4, bulan depan kamar mandi, dll. Masing-masing punya tahapan untuk akhirnya gedung berdiri dengan gagahnya dan begitu anggun, dan setiap orang yang melintas pun pasti melihat.

Dan tubuh Kristus pun perlu di bangun, sama seperti pembangunan gedung. Masing-masing punya tahapan, masing-masing tahapan punya fungsi, masing-masing tahapan punya tujuan.

Kita harus memperbaharui pola membangun tubuh Kristus, begitu juga dengan pembangunan gedung jaman tahun 1920-an tentu berbeda dengan jaman tahun 2000-an. Dari bahan sampai kepada teknik. Itulah kita harus mengikuti apa yang dipulihkan oleh Yesus di akhir jaman. Inilah yang harus kita perhatikan.

Pola yang kita pakai adalah pola tubuh Kristus yang terdapat di 1 korintus 12:12-26

Bagian #1

Satu tubuh, banyak anggota

1 korintus 12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

1 korintus 12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

1 korintus 12:19-20 Andaikata semuanya satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

(tambahan) 1 korintus 12: 27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing Adalah anggotanya.

Begitu banyak jemaatnya. Satu jemaat, banyak anggota jemaatnya. Dan mereka semua percaya satu Yesus Kristus.

Yang belum tercapai adalah mengakui bahwa mereka semua adalah satu tubuh Kristus, yang harus saling bekerja sama. Inilah yang perlu kita ketahui agar bisa mencapai kesatuan Tubuh Kristus.

Bagian #2

Saling mengakui

1 korintus 12:15-16 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?

Bagian #3

Mengakui perbedaan

1 korintus 12:17 Andaikata tubuh seluruhnya mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?

Bagian #4

Yesus menyukai perbedaan

1 korintus 12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya.
Perbedaan membuat kita menjadi satu, dan itulah yang Allah lakukan terhadap adam dan hawa; 12 suku israel; 12 murid; banyak anggota tubuh manusia; dan lain-lain. Justru dengan perbedaan ini, setiap bagian tidak akan merasa paling penting, karena semua saling membutuhkan.

Bagian #5

Saling membutuhkan

1 korintus 12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
Setiap gereja, setiap jemaat, setiap anggota jemaat, seluruh orang percaya Yesus, yang berbeda, saling membutuhkan.

Bagian #6

Paling lemah, paling dibutuhkan, paling berfungsi

1 korintus 12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
Jika kita melihat jari-jari tangan, jari kelingking sepertinya yang paling lemah, hanya jari ini diperlukan untuk beberapa fungsi yang jari lain tidak bisa lakukan. Sama juga berlaku dengan jari yang lain, jari jempol, jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
Kenapa anggota-anggota tubuh yang paling lemah, yang paling dibutuhkan? Karena dia mempunyai fungsi, semua anggota tubuh mempunyai fungsi. Jika dia tidak ada fungsi lagi maka anggota itu akan dibuang. Sama seperti jika jari kelingking seseorang mengalami kecelakaan, dan tidak bisa diselamatkan lagi, maka jari itu akan dibuang. Daripada akan membuat seluruh tangan hancur.

Bagian #7

Berfungsi diperhatikan

1 korintus 12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan Kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
Jika kita bisa memilih menjadi sebuah anggota tubuh, apa yang Anda pilih? Selain daripada kepala, karena ini Yesus Kristus.
Kaki adalah tempat yang tidak terhormat, dia yang menopang seluruh tubuh, dia dibungkus dengan kaos kaki dan sepatu dan setelah seharian berjalan, bau itu begitu bau, dia hanya beristirahat maksimal hanya pada saat tidur.
Bagi kita kaki hanya sebuah anggota tubuh yang biasa, bagi seorang pelari profesional kaki adalah alat yang paling penting.
Kulit, bagi para wanita adalah hal yang perlu dijaga. Bagi para pria, biasa saja.
Rambut, bagi wanita adalah mahkota, sedangkan bagi pria, biasa saja.
Jika rambut seorang wanita sedang rusak, maka dia akan berusaha untuk memulihkan rambutnya dengan segala cara. Jika kulit tubuhnya kurang putih, dia akan berusaha untuk memutihkannya.
Kita memberikan penghormatan khusus setelah dia berfungsi. Walau kaki kurang terhormat, dia diberikan perhatian khusus karena dia berfungsi, dan kita semua berterima kasih.

Kita memberikan perhatian khusus anggota jemaat yang tidak elok, karena kita ingin dia menjadi elok. Kita ingin seluruh penampilan kita bersama dengan Yesus, menjadi sempurna.
Sekalipun anggota jemaat itu tidak bisa sempurna, setidaknya kita bisa berbangga dengan anggota jemaat yang tidak elok itu. Setidaknya ada fungsi yang bisa dilakukannya lebih baik dari sebelumnya.
Jika kita meluaskan arti dari “kurang terhormat” dan “tidak elok”, maka yang kita dapati adalah orang berdosa atau orang yang belum percaya Yesus. Merekalah yang kita berikan perhormatan khusus dan perhatian khusus, karena Yesus mencari orang berdosa, merekalah yang harus diberikan makanan, pakaian, minuman.

Bagian #8

Yang sudah elok melayani yang tidak elok

1 korintus 12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, jika kulit kita yang jelek telah menjadi cantik, maka kita tidak akan memperhatikan lagi. Kita akan memperhatikan bagian lain yang kurang untuk menjadi elok.
Rambut kita yang dari pertama telah cantik, tidak perlu diberi perhatian khusus.
Jemaat kita yang kurang elok, kita berikan perhatian khusus untuk supaya dia menjadi elok sama seperti yang lain.

Bagian #9

Saling melayani

1 korintus 12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Tujuan dari perhatian khusus itu adalah untuk membuat kita tidak terjadi perpecahan dan saling memperhatikan. Inilah kuncinya SALING MEMPERHATIKAN ada dua pihak yang saling perhatian. Bukan satu. Kaki memberikan pelayanan kepada tubuh, tubuh menggunakan tangan memberikan pelayanan kepada kaki (memijat), membersihkan dari kotoran, menggunting kuku dll.

Bagian #10

Satu untuk semua, semua untuk satu

1 korintus 12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
Semua berfungsi, tanpa mengeluh, saya yang bekerja lebih berat dibanding yang lain. Kaki mengeluh beri saya istirahat, jantung juga, tangan juga, mata juga, jadi akhirnya semua mengeluh yang mengakibatkan kematian.

Sebaliknya jika semua orang menjalankan fungsinya dengan maksimal tanpa memperhitungkan siapa yang lebih daripada yang lain, maka tubuh akan hidup dengan baik dan sehat.

Jemaat yang berfungsi dengan baik, sekalipun tidak besar, sekalipun tidak semegah yang lain, sekalipun hanya berdoa, dia layak menerima pujian, dia layak menerima perhatian khusus. Karena dia berfungsi dalam tubuh Kristus.

ITT - 3 Juni 2009 - K3 SP3C di Kel.Kuhuwael

Tuesday, June 2, 2009

Catatan Tercecer Dari Pembinaan/Sertifikasi Pengajar Katekisasi untuk Mupel Sulselbara


Pembinaan/sertifikasi Pengajar Katekisasi untuk Mupel Sulselbara, telah diadakan 29-30 Mei 2009. Mengambil tempat di Lt.6 Hotel Valentino, Pembinaan ini dibuka oleh Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, Pdt.S. Th. Kaihatu, M.Th pada Jumat 29 Mei 2009 Pkl.14.15 Witeng, dan berlangsung marathon sampai Pkl.23:00. Dilanjutkan keesokan hari 07:30, juga berlangsung marathon dan ditutup oleh Ketua II Mupel Sulselbara, Pdt.A.R.Persang, M.Th pada Sabtu, 30 Mei 2009 Pkl.20:40.

Sertifikasi ini diikuti oleh 31 orang dari seluruh Wilayah Sulselbara, hanya 2 jemaat yang tidak mengirimkan wakilnya.

Pengajar dan pembawa materi adalah, Pdt.S.Th. Kaihatu, M.Th, Pdt.Nitis Harsono, M.Th, Pdt.Dr.Jan Rapar, Ph.D, Pdt.A.R.Persang, M.Th, Pnt.Prof.Dr.Ir.John FoEh dan Pnt.Dr.Ny.Maria Kumaat-Mantik, M.Hum, D.Th.

Pembinaan berjalan dengan baik dengan panduan & pelayanan panitia yang cukup rapi, dengan metode pelatihan yang sarat, latihan teknik komunikasi & mengajar, penilaian akhir katekumen, membuat kurikulum, SAP dll, serta Evaluasi Peserta sebagai materi akhir.

Kiranya Pembinaan seperti ini diadakan berkesinambungan dengan materi advanced dan angkatan lanjutan. Terimakasih kepada BP-Mupel yang telah mengadakan kegiatan ini, dengan penuh dedikasi dan kerja-keras.

Kristus memberkati kita semua.

Di bawah ini ada catatan singkat semasa pembinaan, ... yang kalau kepanjangan nanti disangka nda' ikut pembinaan, cuma mengamati orang doang ..... dan ampunkan kami kalau ada yang terluka oleh pengamatan kami.

ITT

+++++++++++++++++

Pembukaan.

Sudah 2 (dua) minggu kami menerima surat dari BP Mupel soal pembinaan/sertifikasi ini. Awalnya yang diminta cuma 2 (dua) orang, karena jumlah peserta dan kelas yang efektif adalah 40 orang. Tapi walau demikian aku nda' malu-malu & ngotot saja desak KMJ kami yang sekertaris BP Mupel biar bisa ikut, walau nanggung sendiri. Seperti biasa beliau dengan kalem menjawab ... "nanti di atur Pak ... "

Pekan lalu, ada kelonggaran, karena doa kami (yang kurang simpatik) terjawab, .... semoga ada jemaat yang kurang ngirim peserta, dan akhirnya Kamis, sehari sebelum kegiatan, lampu hijau buat kami ... bisa ikut 4 orang ... lumayanlah .... pasti Sang Bapa maklum, kami perlu tenaga pengajar yang lebih ....

Pkl.13:00 sehabis jumatan ... (teman-teman di kantor ... bukan kami) ... semuanya pada ngumpul, Dkn.Ny.Gaby Samahati-Lili yang biasa dipanggil Mama Gaby .... pelayan Taruna yang sudah cukup gaek, Dkn.Ny.Sherly Tangdiongga-Parinussa ... yang ini biasa dipanggil Ka' Elly, juga Pelayan Taruna yang tangguh .... Sekertaris PHMJ Kami Pnt.J.M.Sahilatua, S.Sos (Pa' Jop) ... dan diriku yang biasa dipanggil anak katekisasi ... Oom I'.

Masuk ke Valentino yang masuk hitungan Butik Hotel, kecil tapi manis .... dan terkenal sebagai hotelnya GPIB, .... (hehehehe maaf Ibu Evi .... merasa memiliki) ... kami diterima oleh Panitia yang semuanya BP-Mupel Sulselbara. Pnt.Feri Adam, sekertaris I Mupel yang juga Ketua II kami menerima kami dengan senyum khasnya yang baterek habis .... kami langsung mengambil tempat di deretan ke 2 ... duduk berjejer manis .... atur strategi, biar bisa ngobrol dulu. Ada gunanya juga karena Ka' Elly sempat mengajar diriku yang gaptek FB di HP .... mengasuh FBnya Bethania

Seperti biasa, acara GPIB dimana-mana dari PS sampai PST, dari Persidangan Mupel sampai SMJ ... semuanya telat ... dan setelah mulur 30 menit dari panduan acara yang menerakan pembukaan Pkl.13:00, ... Ibu Sekertaris II BP-Mupel Pnt.Drg.Ny.Netty Rehatta-Kawulusan, M.Kes memandu acara pembukaan.

Ibadah pembukaan dilayani oleh Pdt.Melkianus Nguru, S.Th, Ketua I Mupel & KMJ GPIB Kanatojeng Gowa .... Bacaannya dari I Tim 1:3-11 soal ajaran sesat. Sempat juga Ma' Gaby yang memang "mantan" penyanyi ... melagukan kesaksiannya lewat sebuah lagu ....

"selidiki aku, .... lihat hatiku

apakahku ....sungguh mengasihiMu Yesus ....

Memang pas lagu ini .... kita memang harus diselidiki Tuhan senantiasa, supaya motivasi melayani Tuhan nda' melenceng .... menjadi melayani diri sendiri.

Seusai ibadah 30 menit ini, sambutan diberikan Ketua II Mupel Pdt.A.R.Persang, M.Th, (eh ... Ketua Mupel kemana ya ....???? Kok nda' kelihatan?) ... beliau mengemukakan bahwa, mestinya pembinaan ini berlangsung tahun lalu, tapi karena satu dan lebih satu hal ... baru bisa diadakan sekarang. Tapi syukurlah, karena kita termasuk jajaran yang cukup awal melaksanakan kegiatan ini ....

Sesuai Pendaftaran ada 38 orang dari 14 jemaat, dan karena Mupel kami ada 16 jemaat, maka ada 2 jemaat yang nda' ikutan.

Sambutan dilanjutkan Ketum yang baru masuk dikawal Sekertaris Mupel ... baru tiba rupanya ....

Seperti biasa dengan energik beliau memberikan sambutan 10 menit dengan padat sekaligus membuka pembinaan/sertifikasi pengajar katekisasi non-pendeta ini, .... dengan santai beliau menceritakan masa katekisasi beliau yang waktu itu di Ambon. Rupanya di Ambon waktu itu katekisasi 3 tahun ... (bisa dapat S1 Katekisasi ya pak). Dan beliau karena (dulu) badung ... (keliatan kok ... hehehehe maaf pak) ... di keluarin (2 kali!) oleh Pdt.Latupeirissa waktu itu. Dan tanpa lapor or-tunya, beliau yang pindah ke Surabaya ikut Katekisasi di sana di bawah Pdt.Gerard Siwi dan karena cuma 1 tahun katekisasinya langsung lulus. Beliau ingat betul salah satu pembinanya adalah Penatua Suatan, yang waktu Ketum semester V diberi kesempatan khotbah di tempat katekisasinya, diantar naik mimbar oleh Penatua Suatan, beliau ditatap dengan pandangan tajam 1001 arti sang Penatua .... pasti dia bilang ... wah wah wah bisa jadi calon pendeta juga anak badung ini .....

Intinya adalah .... pergunakan dan buka lebar-lebar mata rohani kita dalam mendidik anak katekisasi .... karena suatu saat mereka akan menjadi "manusia" yang berhasil .... karena tuntunan Tuhan melalui kita, para pengajar Katekisasi.

Pembinaan Hari I

Pkl 14:25 Materi pertama yang berisi Rangkuman Materi Katekisasi dibawakan oleh Ketum sendiri. Moderator adalah Sekertaris Mupel, Pdt.Timotius Susilo.

Perkenalan singkat, beliau adalah kelahiran 1950 di kampung Oma Haruku. Tamat STT Jakarta 1975, Vikaris di GPIB Rawamangun, .. dan akhir-akhir ini menyandang predikat Duda, karena ditinggal istri terkasih dengan 2 anak, 1 anak mantu dan 1 cucu. Bangga karena status Duda itu ... (lho kok?) ... ia sih karena DUDA itu adalah Deos Ulios Deo Agapetos ... anak Tuhan dikasihi oleh Tuhan .... Amin Pak.

Dengan santai dan kocak dan sambil berdiri, beliau membawakan materi dengan suara keras .... dengan panduan slide show .... beliau lebih menekankan pada MAKNA dari apa yang akan kita ajarkan. Materi bisa dibaca dan dipelajari, tapi yang penting kita tahu, makna apa yang akan kita ajarkan lewat materi-materi itu.

Peserta dibukakan matanya bahwa proses Katekisasi berujung pada "Pengakuan sebagai Warga Sidi Gereja secara dewasa" dan "Memberlakukan imannya dalam perilaku dan kenyataan hidup" .... padat ... karena bermakna.

Dan terbukalah tas Ma' Gaby & Ka' Elly .... mengelarkan snack, coklat buavita dll dsb .... yah ini dia yang asyik kalau duduk dekat Pelayan Taruna ... isi tasnya selalu jadi daya tarik anak-anak asuhnya ... dan kali ini kami .... sikat tuh snack ... ngunyah terus ... pasti Ketum dari tempatnya lihat, kok deret ke dua ini semuanya pada ngunyah ya.... senyum saja pak, ... ini terapi anti kantuk yang mujarab.

Materi I yang berakhir pada Pkl.15:55 dilanjutkan Coffee Break ....

Pkl 16:10 Materi II dilanjutkan dengan Pendalaman Materi Theologia berdasarkan Pemahaman Iman GPIB. masih oleh Ketum dengan moderator yang sama ... beliau dengan tetap menekankan pada Makna ... membimbing peserta untuk memahami apa itu katekisasi dari sudut Pemahaman Iman GPIB .... selama 45 menit mengajar ... tiba-tiba beliau berhenti, ... dan selama 10 menit peserta diberi kesempatan untuk menyerap semua materi I & II tadi dan kalau kembali, peserta diberi kesempatan untuk mengemukakan pertanyaan apa saja sehubungan katekisasi .... tapi ... dengan berpikir seperti anak katekisasi ... dan beliau akan mencontohkan bagaimana seharusnya seorang pengajar menjawab ..... yah ... mulai keluar kepiawaian Ketum kita.

Sehabis break semuanya siap dengan pertanyaan yang dijawab langsung satu-persatu oleh Ketum. Dari sesi ini cakrawala peserta mulai terbuka karena seperti praktek mengajar, ... pengajar akan dicecar oleh pertanyaan lugu dan harus dijawab dengan cara pandang mereka supaya bisa dimengerti. Ini tidak mudah, ... karena sering pertanyaan anak katekisasi kita jawab dengan jawaban seorang penatua atau diaken yang tak terjangkau oleh cara pandang mereka yang berkisar 18 s/d 20 tahunan. Aku yang ikut-ikut bertanya: nanyanya "Pak apa artinya sidi, di kamus kok nda' ada? dan kenapa mesti sidi dulu baru ikut Perjamuan" ... nah apa ayoooooo .... silahkan dijawab para pembaca dan kasi mangerti itu pe anak-anak di kelas masing-masing ... cluenya ada di Roma 10:9-10.

Diberondong 21 penanya yang bawa 3-5 pertanyaan, beliau ngoceh terus ... dan tetap bermakna .... ada yang nanya gaya penatua, gaya pengasuh PA/PT, gaya PHMJ dan ada yang usul .... hahahaha ... semuanya dijawab dengan lugas, sampai kami mesti mengaku bahwa cakrawala kami kadang cuma beda-beda tipis dengan anak katekisasi ....

Materi ini berakhir Pkl.19:10 .... tanpa terasa .... tapi banyak yang harus dicatat, pantas saja banyak yang menggunakan HPnya buat rekam, sampai harus hapus file lain biar muat tu rekaman di memory HP.

Makan malam 19.15 .... dengan makanan yang menunya asyik plus lapar karena digodok tadi membuat ruangan sepi ngobrol, karena semuanya pada lahap .... dan 19:45 semua siap di materi III Pengantar Dogmatika oleh Pdt.Nitis Harsono, M.Th dengan moderator Pdt.Melkianus Nguru, S.Th.

Materi ini cukup berat, dan karena para peserta yang tanpa mandi dan istirahat ... ruangan mulai sepi dan serius .... dan karena snack sudah habis, masing-masing mulai catat dan (pura2) mencatat .... melawan kantuk. Maklum banyak yang sudah umur yang jam segini sudah tidur. Tapi semuanya berpegang pada satu hal, .... karena ada evaluasinya mesti diperhatikan, karena nda' ada waktu belajar .... harus diperhatikan, atau direkam otak dan HP masing2.

Materi III berakhir 21:00 setelah materinya yang banyak itu dipercepat slidenya .....

Break ngopi sejenak .... wah ... berat juga pembinaan ini .... Materi I, II dan III rasanya kayak makan Cap Cai di Materi I & II terus disuruh makan Bayam ... yang satu lebih enak dari yang lain ... tapi sama pentingnya .... (maaf Pak Nitis) .... ini masalah makna (ikut2an Ketum).

21:20 langsung masuk Materi IV yang lebih berat lagi, ... yaitu Pengantar Biblika oleh Pdt.A.R.Persang, M.Th. Untunglah beliau maklum bahwa ini sudah masuk jam tidur, dan peserta diajak nyanyi lagu Hinne Matov ... lagu berbahasa Ibrani kayak di kampungnya Tuhan yesus .... yang bermakna Mazmur 133. Lagunya asyik ... dan membantu kita kembali konsentrasi.

"Hinne Matov uma na'im, syevet akhim gam yakhad"

"Hinne Matov, syevet akhim gam Yahad" ==> 2 x

Lumayan pak ... biar bisa diterusin ke anak katekisasi .... daripada nyanyi cinta-cinta.

Belajar PL & PB jadi mengalir dengan gaya penyajian yang cukup santai ... Kanonisasi .... masalah-masalahnya .... dll dsb ..... dari pelajaran ini kita bisa melihat karya Allah dalam rentang waktu yang begitu panjang .... memberikan Roh Kudus kepada para penulis kitab-kitab dan akhirnya kepada kami .... untuk diteruskan kepada para katekumen ....dan kembali kepada tujuan tadi ... supaya menjadi perilaku dan peri sikap dalam kehidupan.

Menyisakan hanya 3 penanya, materi ini ditutup 23:00 dengan doa penutup dari rekan pengajar dari Bukit Zaitun Makassar.

Bubaran, selintas terlihat lobby penuh dengan para penggemar Ketum (karena besok pagi-pagi sudah pulang) & ketua II MS (yang juga sudah tiba sore tadi) .... hehehehe mau minta tanda-tangan yaaaaa .... pemandangan biasa .... banyak yang penting untuk dilaporkan (buktinya biar tengah malam ngotot) .... karena rupanya banyak masalah di Mupel kita ini .... hmmmm asal laporannya valid saja .... karena kalau invalid itu namanya issu .....

Selamat Istirahat, sampai besok! Kristus memberkati.

Pembinaan Hari II

Hari ke 2 Sabtu, 30 Mei 2009,di jadwal tertulis 07:30 - 08:00 adalah doa Pagi. Dan sebagaimana biasanya kalau Sabtu, aku bangun kesiangan (lagi). Sudah tidak hadir Doa Subuh di gereja, telat lagi ke pembinaan sampai tidak hadir di Doa Pagi pembinaan. Jadi datang 08:10, Pembinaan Materi V sudah mulai.

Materi V membahas Pemahaman Kurikulum & Penjabaran (Muatan Inti & Pendukung) dibawakan oleh Pdt.Dr.Jan Rapar, Ph.D dengan moderator Pdt.Timotius Susilo.

Pendeta Rapar yang berpostur "besar" tapi ramah dan kebapakan ini mulai menjabarkan cara menyusun Kurikulum dan penjabarannya, dan cara menentukan Muatan Inti & Pendukung yang berskala 70:30. Sejam menerangkan, akhirnya kita dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok kami terdiri dari 8 orang, dari Bethania, Baras Mamuju, Bahtera Kasih, Raha dan Kanatojeng Gowa. Ketuanya Pak Nicodemus dari Pelita Kasih Baras Mamuju, yang pendiam, bertampang seram tapi ternyata sangat ramah dan humoris .... (hehehehe itu akibatnya kalau cuma menilai luarnya pak ... maaf ya... manusia seperti aku ini suka menilai dari casingnya doang ...) dan Ibu Corry Nanusinta dari Bahtera Kasih Makassar, yang penuh semangat dan kayaknya ....pakai baterei alkaline, karena konstan dari siang sampai malam kemarin, semangat terus.

Kelompok kami mendapat tugas untuk menyusun kurikulum "Katekisasi Pra Nikah". Rumit tapi menantang, karena GPIB dimana-mana kayaknya katekisasi pra nikahnya nda' sampe 3 bulan sesuai pesanan PS dulu. Ada yang cuma sekali, bahkan sekali pas 2 atau 3 hari sebelum hari "H".

Alhasil, anggota kami yang beragam ini, langsung mulai sibuk berdiskusi, sampai berdebat....waktu 30 menit sepertinya tidak cukup ....isinya materi inti: Pernikahan menurut Alkitab, PI GPIB, Negara, dan penjabarannya, materi pendukung adalah Komunikasi antar suami-istri, keluarga, anak dan.....perceraian. Semuanya sepakat, bahwa dalam katekisasi pra-nikah, topik perceraian harus di bahas habis, supaya calon pasangan ngeri melangkah ke situ.

Setiap kelompok mulai naik mempresentasikan kurikulumnya, dan kelompok kami terakhir, karena ngotot sana-sini ....dan akhirnya materi pendukung soal mengatur ekonomi rumah tangga dimasukkan....

Suasana jadi segar, karena kalau semua kelompok cuma diwakili 1 orang, kami diwakili 2,yaitu Oom Nico yang sudah cair dan humornya ternyata mengocok perut kami, dan Ibu Corry yang ternyata belum mau dipanggil Ibu, karena masih lajang. Dibuka oleh ketua dan dijabarkan oleh sekertaris, kompak habis, karena kata Ibu Corry, dia ngotot materi-materi itu, karena dia mau kalau (nanti) menikah di katekisasi dengan materi itu..... luar biasa, .... akhirnya presentasi kelompok kami mendapat tepuk tangan meriah....

Pak Pendeta Rapar, akhirnya menutup materi ini, dengan memperlihatkan kelemahan-kelemahan dan penjabaran kami semua, serta memuji, bahwa kelas ini,berdaya serap tinggi,karena mengerti (makna) pentingnya kurikulum dalam kelas katekisasi....ia sih pak, masih pagi jadi masih OK daya serapnya, ditambah kue-kue Ma' Gaby & Ka' Elly yang lancar keluarnya. Ka' Elly juga, tak henti-hentinya mengagumi beliau yang dengan ramah dan penuh senyum menjawab semua pertanyaan peserta di sesi tanya jawab.

Materi berhenti 10:20 untuk break sejenak minum kopi & teh.

Materi V di isi oleh Materi Teknik Evaluasi Belajar Mengajar & Prakteknya oleh Pnt.Prof.Dr.Ir.John FoEh yang didampingi moderator Pdt.Nitis.

Di sesi ini peserta diajar mengadakan evaluasi dengan data yang telah dibagikan. Materinya sangat menarik, karena meski materi ini sebenarnya tempatnya di bagian akhir, tapi karena Pak Ketua II su mau pulang ke Jkt, mesti diajukan....- tapi evaluasi kadang membuat kita terperangkap soal lulus tidaknya anak katekisan. Dari beberapa kasus di Makassar, hal ini sangat perlu untuk diseragamkan, karena ada yg tidak lulus, lalu pindah ke GPIB tetangga, atau malah ke gereja lain,..bahkan ada GPIB yang tidak melaksanakan katekisasi, dengan alasan katekisannya malas...(welehweleh ...apa nggak dikunjungi tu anak dan or-tunya ...dibiarin saja ya ... ?).

Ada juga kasus yang pendeta dan tim binanya di protes jemaat, karena dilulusin anak katekisannya yang narkoba habis .. (walau dalam tahap rehabilitasi), kayak di kami kemarin ada 2 anak yang tattonya sebadan habis, tapi yang satu setelah 8 kali akhirnya lulus juga .... (yang 7 x dia mundur sendiri karena kondisinya sakau hebat). Jadi ingat Pendeta Sammy yang 2x gagal jadi Pendeta, bahkan jadi Ketum MS-GPIB ..... lah ... kalau anak ini jadi apa ya nanti ....?

Pak Penatua John FoEh dengan lugas menerangkan teknik evaluasi tadi. Diawali dengan menunjukkan sebuah gambar di slide show, peserta diberi kesempatan menilai gambar yang memperlihatkan seorang laki-laki dan perempuan,memegang cangkul di sebuah bukit. Komentar serentak datang dari peserta, ada yang bilang itu petani karena bajunya, ada yang bilang itu suami istri petani, ada yang bilang itu gambar tidak pantas, karena masak perempuan bekerja di sawah dll dsb. Menarik memang,karena masing-masing menggunakan wawasannya dalam menilai, ada juga yang bilang itu kok kerja di malam hari... tuh langitnya warna hitam..... padahal itu gambar berwarna yang di foto copy.....hahahahaeeee.

Cocok juga sih pak buat menyadarkan kami bahwa mengevaluasi itu tidak semudah itu, harus di dukung data yang valid, ... itupun masih susah .... nanti lihat orang yang sudah menikah jalan berdua lawan jenisnya .... di malam hari lagi ... lalu kontan nuduh selingkuh .... padahal mereka berdua lagi kunjungan kilat karena ada jemaatnya yang sudah sekarat..... atau ... ah sudahlah ...

Beliau mengajar sambil memperlihatkan kelemahan sistim katekisasi kita yang produk masa lampau .... sebenarnya sih produk PS, ... yang ke depannya harus diperbaiki. Semoga di PS nanti ada pencerahan ....lagipula kan memang ini bidangnya beliau di bidang Bindik .... mana beliau dosen senior lagi, jadi tau pas apa yang diperlukan untuk mengevaluasi serta menata evaluasi bagi pengajar katekisasinya. Satu catatan penting yang beliau ingin peserta camkan baik-baik, adalah pengajar katekisasi non-pendeta yang disertifikasi ini diadakan bukan untuk menggantikan pendeta sebagai pengajar katekisasi, tetapi bersama pendeta-pendeta, para peserta ini akan membina katekisasi supaya lebih berkualitas.

Pkl.12:30 break saat makan siang ... sambil dihibur lagu Ma' Gaby dan Pak Luther Ansa dan pembinaan lanjut sampai 14:17 .... dimana Kembali dalam kelompok, peserta yang sudah dibagikan lembar data kehadiran dan nilai evaluasi katekisan, masing-masing mempresentasikan penilaiannya, yang mana lulus atau tidak ..... di kelompok kami meluluskan semuanya dengan catatan tertentu. Ada juga yang langsung menilai bahwa bisa jadi salah satu anak di data itu anaknya PHMJ atau warga terkemuka, ... (di data kehadirannya cuma 30% tapi nilai evaluasinya bagus ...) yang kalau nda' lulus nanti pendetanya bisa di protes,....bisa-bisa PHMJnya kalau kenal MS bisa dilaporin, trus pendetanya kena mutasi ... ada-ada saja. Ada juga yang dengan tegas cuma meluluskan satu orang saja dari sekian peserta katekisasinya .... dan... Kembali ke MAKNA, ... ingat nasihat Ketum, bahwa bisa jadi anak itu nda' hafal 10 hukum Tuhan, tapi dengan konsisten mempraktekkannya dalam kehidupannya... lalu disinilah seorang pengajar dengan mata rohaninya memperhatikan hal itu dan menggunakannya dalam evaluasi.

Materi ini berakhir dengan kesadaran kita semua, bahwa yang di evaluasi ini adalah katekisan yang akan bertumbuh rohaninya,... dengan data dan mata rohani kita kita mengevaluasi mereka, tetapi peran orang-tua dan pembinaan berkelanjutanlah yang akan membentuk mereka menjadi "Men of God" yang kita Kristus inginkan.

Setelah break 10 menit, Pkl.14:26 Materi VI Metoda Mengajar dan Teknik Komunikasi diberikan oleh satu-satunya pemateri perempuan yaitu Pnt.Dr.Ny.Maria Josephine Kumaat-Mantik, M.Hum, D,Th. yang didamping Pdt.Melkianus Nguru, S.Th.

Penatua yang ber-smiling face dan cantik ini .... sering bisa kita lihat di acara Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI Jkt dan anggota jemaat dan Penatua/Ketua I PHMJ di GPIB Paulus. Beliau juga mantan Ketua Dept.Bindik MS-GPIB s/d 2005 lalu, dan masih dosen aktif di beberapa PT di Jakarta dan Papua.

Satu lagi asset berharga GPIB ini membagi ilmunya dengan memberikan metode mengajar dan teknik komunikasi yang efektif. Peserta di bawa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, sehingga katekisan dapat menangkap serta memaknai apa yang akan pengajar sampaikan. Dibagi dalam beberapa metode beliau menerangkan kelebihan dan kekurangan metode2 tersebut, sebagai perbandingan di jemaat asalnya Paulus Jakarta, dipakai metode mengajar dengan tim...masukan berharga bagi kami semua.

Sudah barang tentu, para peserta khususnya pria hilang ngantuknya ...dan para perempuan mengagumi materi dan pembawa materinya.....memang bu,penampilan perlu untuk di depan kelas katekisasi, biar katekisan juga nda sakit mata lihat kita ngajar,....ada juga sih yang ngajar pakai sandal ....ya ampun ..... kok bisa ya.

Ada yang lucu, di kelas ini .... materinya waktu di bagi ternyata ada lembar evaluasinya,... grrrrr kelas tertawakarena soalnya sudah bocor..... walau ditarik kembali evaluasinya nda diadakan....ini dia namanya miskomunikasi antar pemberi perintah dan pengemban tugas foto copy. Tapi tidak soal, ... yang penting maknanya .... hmmmmm.

Lembar metode mengajar dan topiknyapun dibagi, ... kelompok kami dapat topik "perkawinan campuran" dengan metode diskusi kelompok peer teaching mode, yang artinya pengajar menyerahkan ke kelompok untuk mendiskusikan soal kawin campur ini. Alhasil kelompok kami yang senang ngomong ini mulai ngotot sana sini, sampai urat kening keluar dan jadi debat kusir antar Pak Jop dan Ibu .. sorry Nona Corry. Ma' Gaby yang kebagian tugas sebagai pengajar mulai kewalahan karena anak didiknya semua jago debat .... cut sana-sini, akhirnya ternyata di kelompok kami memang punya pengalaman pribadi sendiri yang diawali Ma' Gaby yang dahulunya juga adalah bukan pengikut Kristus waktu 28 tahun lalu, Mamanya Ka' Elly, kakaknya Pak Jop, saudara-saudara rekan kami dari Kanatojeng yang asli Makassar, kakaknya Oom I'dan kaya wawasanlah kelompok kami soal kawin campur ini, bayangkan bagaimana Roh Tuhan bekerja atas topik dan metode mengajar yang diundi ini.... dan dengan pas diantar Roh Kudus ke kelompok kami. Memang benarlah, tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan & kehendak Tuhan, Terimakasih Tuhan.

Hal itu dikemukakan Ma' Gaby waktu presentase, sekalian memperlihatkan kelemahan dan kelebihan metode ini dan bagaimana ulah kami waktu diskusi ... rameeeeeee, mana mau menang sendiri lagi.

Hampir 3 jam bersama Ibu Maria tidak terasa, 17:08 materi berakhir dengan simpulan bahwa teknik mengajar dan komunikasi adalah suatu hal penting dan menentukan untuk mengantar katekisan mengerti atas materi-materi dalam kurikulum katekisasi mereka.

Tanpa banyak break materi dilanjutkan oleh Pak Pdt Rapar untuk Materi Teknik Penyusunan Materi Katekisasi (SAP dan Sylabus). Materi singkat padat dimulai Pkl.17:11 dan berakhir 18:33

Makan malam dengan mewah kami rasakan ... dan juga deg-degan karena sehabis ini adalah Evaluasi .... peserta yang muda kelihatan cukup tegang, yang setengah tua sepertiku pura-pura tidak panik, dan yang senior tenang-tenang saja .... makannya nambah lagi ....

19:00 tepat Pak Pendeta Persang, komandan evaluasi mulai membagikan soal dengan terlebih dahulu meminta kami menyingkirkan apapun di meja kami, kecuali gelas, karena gelas nda' bisa ditulisi contekan,...... Oom dibelakangku yang juga guru nyeletuk, ..."kayak dia nda' pernah sekolah saja..."...

19:10, 75 soal pilihan berganda dan 3 soal essay siap di isi di hadapan kami semua,dan dengan yakin kami mulai mengisinya ..... sambil diskusi sana-sini sampai di tegur sama Pak Pendeta Persang, ..."Bapak Ibu, diskusinya sudah selesai tadi, silahkan mengerjakan, ... bukan diskusi" ..... kamipun mulai mengisi dengan meyakinkan isian kami dengan rekan di sebelah .... (bahasa halusnya nyontek) ... maklum, biasanya yang muda daya serapnya lebih tinggi. Untung saja nda' ada katekisan di sini, soalnya bisa ribut mereka lihat calon guru mereka kayak cacing kepanasan clingak-clinguk nyarijawaban, tapi banyak juga yang santai, bahkan sambil bertelepon-ria mengisi lembar jawabannya. Belakangan baru tahu bahwa mereka bukan telepon, tapi dengar rekaman pemateri ngajar tadi .... buseeettttt!!! "Banyak Jalan Menuju Roma" kata Pak Pendeta Persang.

20:30 semua kumpul karena waktu habis. Bagaimana nda' habis, karena banyak peserta yang di essaynya "berkhotbah" ... hehehehe padahal jawabannya kalau dirangkum singkat betul.

Akhirnya Pembinaan/Sertifikasi Pengajar Katekisasi Non Pendeta ini ditutup, dilanjutkan Ibadah Penutup yang dipimpin oleh Pendeta Timotius Susilo sebgai PF dan Pak Penatua Feri Adam Sekertaris I BP Mupel Sulselbara sebagai Liturgos. Turut menyanyi Paduan Suara Peserta Perempuan dan Pria. Kompak dan Mantap karena sudah digodok sehati selama hampir 2 hari. PF mengingatkan kami bahwa besok adalah Hari Pentakosta, suatu tonggak bagi para pengajarnya untuk mengingat dan membagi ilmunya di jemaat masing-masing, bahwa Roh Kudus menuntun para pengajar untuk bersama para Pendeta, membina dan mengantar Katekisan/Katekumen memasuki kedewasaan Rohani dengan Mengaku Percaya dan memberlakukan pengakuan itu dalam kehidupan mereka.

Pkl.21:15 semuanya bubaran dengan rapi dan semangat ..... Katekisasi tahun ini akan dibina oleh Pendeta dan Pengajar bersertifikasi (kalau lulus) dengan lebih berkualitas.

Satu catatan, bahwa ucapan terimakasih dan penghargaan peserta wajib kami sampaikan kepada BP Mupel yang dengan konsisten dan tekun, mengawal dan bahkan ikut pembinaan ini. BP Mupel juga dengan sangat rajin turut membagi materi pembinaan dan absensi. Harapan kami kiranya di pembinaan lanjutan atau angkatan berikutnya, materinya telah disiapkan dalam satu buku panduan, sebagai pegangan kami dan bukan dalam bentuk foto-copy slide show.

Terimakasih MS-GPIB,BP-Mupel Sulselbara, Kristus memberkati kita Semua.

ITT