Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Saturday, October 31, 2009

Apa itu Khotbah?

Sesungguhnya, ibadah hari Minggu itu adalah sebuah persekutuan. Dalam ibadah itu terjadi persekutuan antara jemaat dengan Tuhan dan sekaligus persekutuan antar jemaat sebagai sesama saudara seiman. Dalam persekutuan itu terjadi dialog antara Tuhan dengan jemaat-Nya yang direpresentasikan melalui liturgi. Jadi liturgi itu disusun dalam bentuk dialog. Misalnya: jemaat mengaku dosa yang disambut dengan sapaan Tuhan yang memberikan pengampunan (berita pengampunan). Begitu seterusnya, dan khusus bagian khotbah, adalah sapaan Tuhan kepada jemaat melalui FirmanNya, yang mengajar, menghibur, menguatkan juga menegur dan mengingatkan jemaat Tuhan.

Namun, tidak sedikit jemaat yang menyepelekan makna khotbah dalam ibadah. Mereka berpikir bahwa khotbah itu mirip seperti pidato yang tidak ada gunanya. Akibatnya, di dalam kehidupan mereka sehari-hari pun, apa yang mereka dengarkan dari khotbah, hampir tidak pernah bisa diaplikasikan. Di sisi lain, banyak pemimpin gereja hari-hari ini pun juga menyepelekan khotbah. Mereka berpikir bahwa khotbah itu sesuatu hal yang biasa. Khotbah bagi mereka tidak ada bedanya dengan membawakan makalah dalam training atau pemuasaan telinga jemaat. Rasul Pauluspun sudah mengingatkan jemaat pada 2Tim. 4:3-4 =
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. 4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Jadi, benarkah khotbah seperti demikian yang dikehendaki Allah? Dengan tegas dapat dijawab: "TIDAK".

Khotbah adalah Pengajaran akan Kebenaran Firman Allah yang digenapi dalam Yesus Kristus dan penyertaan Roh Kudus.

Bila dikaitkan dengan Trinitas, kita dapat membagi Khotbah menjadi 3 (tiga) bagian utama;

Pertama,

Tujuan Khotbah: Kemuliaan Allah. Artinya khotbah bertujuan untuk memuliakan Allah “yang ditujukan untuk membentuk ketaatan dalam sukacita kepada Kerajaan Allah”.

Kedua,

Dasar Khotbah: Yesus Kristus. Khotbah yang baik bukan berdasarkan ide-ide filosofis, psikologis atau humanisme manusia berdosa yang atheis, tetapi hanya berdasar Yesus Kristus. Artinya kita mengkhotbahkan berita pengharapan kepada orang berdosa tanpa menghilangkan kebenaran dan kemuliaan Allah yang tanpa cela dan Yesus Kristus adalah Dasar Kerendahan Hati Khotbah. Apapun kitab dan bacaan dalam Alkitab, harus diarahkan kepada Penggenapan Janji Allah dalam Yesus Kristus. Bukankah kita adalah Jemaat Yesus Kristus? Bukan Jemaat Orang Yahudi atau yang lain?

Ketiga,

Karunia Khotbah: Kuasa Roh Kudus. Karena tujuan khotbah adalah kemuliaan Allah di dalam ketaatan jemaat-Nya dengan sukacita, maka ketika berkhotbah, si pengkhotbah harus menyampaikan Firman Allah dengan terus bergantung pada Kuasa Allah. Agar tujuan khotbah ini tercapai, maka si pengkhotbah harus mengkhotbahkan Firman Allah yang diinspirasikan oleh Roh Allah dengan kuasa dan urapan Roh Kudus. Hal inilah yang kurang ditekankan oleh banyak pengkhotbah di gereja kita.

Jadi, khotbah adalah inti Ibadah atau bagian utama dari Ibadah, dimana Allah berbicara kepada jemaat-Nya dengan Pengajaran & Pemberitaan Firman-Nya.

ITT – 31 Oktober 2009