Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, November 8, 2013

Daniel 6:29

(Sesuai SBU - Rabu, 13 November 2013)

6:29 Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

PENDAHULUAN

Daniel (Beltsazar) adalah pemuda yang bersama-sama dengan Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh), dan Azarya (Abednego) ditawan ke Babel bersama dengan beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan kaum bangsawan (Dan.1:3). Mereka adalah termasuk dalam kelompok para tawanan pertama yang diangkut ke Babel ketika Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem dan menawan Raja Yoyakim (Dan.1:1-7). Di kota Babilon, Daniel menyaksikan kejahatan di sekelilingnya, namun ia tak pernah mengkompromikan keyakinannya yang ia ketahui sebagai kehendak Allah. 

Yehezkiel dan Daniel berada di Babel pada waktu yang bersamaan. Yehezkiel menyebutkan nama Daniel dan mensejajarkan Daniel dengan Nuh dan Ayub untuk memuji kesalehan Daniel yang luar biasa, dengan mengatakan: Biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang ini, yaitu Nuh, Daniel dan Ayub,..... demikianlah firman Tuhan ALLAH...... mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka (Yeh.14:14,20).

Dalam Kitab Daniel, Pasal 1 sampai 6 menjelaskan bagaimana Daniel dan rekan-rekan tawanan yang karena ketaatan kepada Allah bisa berhasil dan menang melintasi tekanan serta tantangan hidup yang mengancam dan dapat menghancurkan kehidupan mereka. Pasal 3 dan 6 menceritakan tentang kelepasan ajaib yang dialami mereka. Pasal 4 dan 5 menjelaskan tentang hukuman atas para penguasa. Pasal 7 melaporkan tentang penglihatan Daniel mengenai keempat binatang. Kemudian dalam Pasal 8 sampai 12, Daniel menulis tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. 

Hanya Daniel yang ternyata dapat menjelaskan arti dari patung raksasa dalam mimpi Nebukadnezar dalam pasal 2. Ini merupakan cara yang digunakan Allah untuk menempatkan Daniel kepada posisi yang terkemuka dalam pemerintahan. Patung dalam mimpi Nebukadnezar dalam pasal 2 dan binatang-binatang yang dinyatakan dalam penglihatan Daniel dalam pasal 7, keduanya menjelaskan tentang pemerintahan kerajaan-kerajaan Babel, Persia, Yunani, dan Roma secara berturut-turut. Ini adalah bangsa-bangsa yang akan memerintah dunia secara bergantian yang dimulai dari pemerintahan Nebukadnezar sampai genap zaman bangsa-bangsa itu (Luk.21:24). Menjelang akhir zaman, seorang pemimpin dunia akan muncul yang dikenal sebagai antikristus yang akan berperang melawan orang-orang kudus (Dan.7:21). Namun Yesus Kristus akan kembali dan mengalahkannya dan akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya (Dan.2:44). Kerajaan ini dilukiskan lewat sebuah Batu yang tidak diperbuat oleh tangan manusia, yang akan menjadi semakin besar seperti gunung yang akan memenuhi seluruh bumi (Dan.2:34-35). 

Pelayanan Daniel mencakup keseluruhan 70 tahun penawanan Yehuda. Ia bertugas sebagai pembesar di istana kerajaan Kasdim, Media dan Persia. Daniel menulis pada waktu orang-orang Yahudi sedang mengalami penindasan yang sangat merendahkan dan ketika bangsa itu sedang berdukacita yang sangat dalam atas kehilangan semua harta benda mereka. Kitab Daniel merupakan penghiburan bagi para tawanan di Babel, karena kitab ini memberikan jaminan mengenai kemenangan Israel yang terakhir atas segala musuh-musuhnya.

Yesus mengutip nabi Daniel ketika Ia berbicara tentang Pembinasa keji (Mat.24:15; Mark.13:14; bandingkan Dan.9:27; 11:31; 12:11) dan tentang siksaan yang dahsyat (Mat.24:21; bandingkan Dan.12:1) yang akan terjadi. Kristus juga mengutip Daniel ketika Ia mengatakan tentang tanda Anak Manusia di langit (Mat.24:30; bandingkan Dan.7:13-14).

TUJUAN

Tujuan utama dari Kitab Daniel adalah menunjukkan kedaulatan TUHAN atas dewa-dewa kafir. Kemenangan bangsa kafir atas bangsa Yehuda merupakan cara TUHAN menghukum umat-Nya. TUHAN tetap lebih besar daripada dewa-dewa kafir. Kepastian tentang kedaulatan TUHAN atas bangsa kafir ini diperlihatkan dengan jelas melalui berbagai mujizat kelepasan yang dialami Daniel dan teman-temannya, terutama pada saat mereka dihukum akibat menolak untuk menyembah dewa kafir. Mereka bukan hanya dilepaskan dari kematian, namun mereka justru memegang posisi penting di negara kafir.

Kedaulatan TUHAN juga dinyatakan melalui berbagai nubuat yang menggambarkan pengharapan eskatologis/akhir zaman yang kuat. Bangsa-bangsa kafir dinubuatkan akan muncul (Dan.4-5, 8, 11), namun mereka semua pada gilirannya akan dihukum oleh TUHAN. Pada masa selanjutnya TUHAN akan mendirikan sebuah kerajaan mesianis yang kekal melebihi semua kerajaan (Dan.7:13-14).

STRUKTUR

1. Penawanan Yehuda (1:1-21)
2. Mimpi Nebukadnezar  (2:1-49)
3. Narasi rekan-rekan Daniel (3:1-30)
4. Raja pertama Babel (4:1-37)
5. Raja terakhir Babel (5:1-31)
6. Narasi Daniel (6:1-29) ===> Bagian pembacaan pekan ini.
7. Mimpi dan penglihatan Daniel (7:1-8:27)
8. Kehancuran Yerusalem (9:1-12:13)

LATAR BELAKANG BACAAN

Daniel mulai berada di Babel sejak pemerintahan raja Nebukadnezar (1:1-6). Kemudian waktu berjalan terus dan pemerintahan berpindah tangan, termasuk peperangan dan pertarungan politik. Setelah Nebukadnezar, kemudian Bersyazar (5:1), lalu Darius (6:1).
Rentang waktu ini memberi indikasi bahwa Daniel yang diangkut dari Yehuda pada usia muda, kini dalam masa pemerintahan Darius, ia telah menjadi tua. Namun justru rentang waktu ini memiliki makna penting, yaitu bahwa Daniel tetap mendapat kepercayaan dalam pemerintahan, sekalipun penguasa berganti-ganti.

Sedikit koreksi terhadap gambar-gambar/lukisan yang memperlihatkan Daniel di kandang singa sebagai seorang berusia muda - perlu dibuat - karena ketika pasal 6 terjadi Daniel diperkirakan berusia sekitar 80an tahun.

Ada 28 ayat yang mendahului bacaan kita hari ini yang merupakan ayat terakhir dalam pasal 6. Dalam 28 ayat tersebut dapat kita uraikan sbb:

1. Tokoh pertama yang disebutkan dalam kisah ini adalah Darius, orang Media. Ia menerima pemerintahan pada usia 62 tahun (6:1). Pemerintahan diterimanya setelah Belsyazar mati terbunuh (5:30) karena tidak menjalankan pemerintahan sesuai dengan kehendak Allah (5:25-28). Pemerintahan Babel diakhiri lalu Media Persia menguasai (5:29).

2. Para Wakil Raja dan pejabat tinggi. Dalam kisah ini, para wakil raja digambarkan sebagai sekelompok pemimpin yang jahat. Merekalah yang mengarahkan sehingga kejadian dalam Daniel 6 ini terjadi. Ini adalah kumpulan orang-orang yang iri hati, sekaligus menunjukkan ketidakmampuannya mengungguli Daniel dalam berbagai hal. Maka kemudian mereka mengadakan sebuah permufakatan untuk menghancurkan karir Daniel. Mereka menghalalkan semua cara asal tujuan tercapai. Bahkan kalau perlu, mereka membunuh orang yang menghalangi mereka.
Perhatikan, bahwa apa yang ditulis dalam Amsal 6:16-19 (6:16 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: 6:17 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, 6:18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, 6:19 seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.) - semua perkara ini dilakukan oleh para wakil raja dan pejabat tinggi ini dengan Daniel sebagai sasaran mereka. Jadi dengan melakukan apa yang dibenci TUHAN tidak ada seorangpun yang akan selamat dari itu!

3. Tokoh berikutnya yang ditampilkan adalah Daniel. Dia ditampilkan sebagai tokoh yang sangat ideal. Data pertama yang dicatat adalah bahwa Daniel adalah salah seorang dari tiga pejabat tinggi yang membawahi para wakil raja (6:3). Maka dapat dikatakan bahwa Daniel memiliki kekuasaan yang cukup tinggi, bahkan kemungkinan besar ia hanya kurang kuasanya dibandingkan dengan raja sendiri. Tentu ia adalah seorang yang memiliki kapasitas untuk jabatan itu, baik dalam bidang politik pemerintahan maupun manajemen. Ia bersama 2 orang lagi membawahi seratus dua puluh wakil raja. Daniel digambarkan sebagai seorang yang memiliki integritas tinggi. Tidak didapati satu pun kesalahan atau kelalaian apapun dalam menjalankan pemerintahan (6:5).

4. Hal yang menarik adalah mengenai spiritualime Daniel yang menyembah Allah bukan dengan rutinitas saja, melainkan dengan konsisten. Bukan hanya 3 kali sehari ia berdoa, tetapi dalam keadaan terhimpit pun ia tetap berdoa seperti yang biasa ia lakukan (6:11)

5. Allah berkuasa dan berdaulat untuk melindungi Daniel, bahkan membalikkan keadaan sehingga Daniel akhirnya beroleh kedudukan tinggi seperti dalam ayat terakhir pasal 6 ini. Jangankan singa, kerajaan besar bahkan seisi duniapun berada dalam kedaulatan TUHAN!

URAIAN & APLIKASI

Dan.6:29 Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

Jadi bukan hanya pada zaman Darius tetapi juga pada zaman pemerintahan Koresh, Daniel mendapatkan kepercayaan mereka dengan kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan tersebut. Kedudukan tinggi yang mana bukan seketika itu ia peroleh, tetapi melalui perjalanan panjang yang penuh integritas khususnya kepada TUHAN.

Dari mempelajari latar belakang dalam Dan.6:1-28 dan kesimpulan akhir di Dan.6:29 kita bisa mempelajari beberapa hal:

1. Bahwa adalah bukan tidak mungkin kita menjalani hidup kudus seperti Daniel di tengah dunia sekarang ini.
Memang benar bahwa hidup kudus sulit, utamanya di dalam kehidupan pekerjaan dan sosial kemasyarakatan. Kita juga mesti sadar bahwa kita akan nampak aneh dengan tidak mengikuti kehendak dunia, tetapi tetaplah berpegang pada kehendakNYA untuk hidup kudus (band. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.).
Banyak kali kekudusan itu hanya kelihatannya saja pada saat beribadah di hari minggu atau ibadah sektor dan pelkat, tetapi contohilah Daniel, yang melaksanakan itu di tiap saat, tiap tempat dan tiap masa kehidupannya.

2. Bahwa setiap orang yang berusaha hidup kudus akan menghadapi cobaan dunia.
Ketika kita selalu berusaha untuk hidup kudus, maka TUHAN akan melengkapi kita dengan berbagai kebijakan yang akan membawa kita ke jenjang kehidupan yang lebih tinggi. Bisa jadi kita akan beroleh kedudukan di pekerjaan, masyarakat atau di pelayanan.
Waspadailah, bahwa di saat itu akan banyak orang yang iri hati dan mencoba merebut kedudukan itu dari kita. Apa yang Daniel alami adalah suatu intrik politik yang rasial. Ironinya, semakin kita tulus, semakin dekat ancaman itu kepada kita. Contohilah Daniel yang selalu berlindung kepada TUHAN, bukan kepada raja Darius, dan teladanilah Yesus Kristus yang membawa segalanya ke Bapa di Surga dalam doa.

3. Bahwa "gua singa" yang sebenarnya ada di rumah dan kamar Daniel.
Di kamarnya Daniel berdoa dengan tekun, rutin dan konsisten. Daniel mengimani, bahwa kalau ia dekat kepada TUHAN, maka segala ancaman apapun bentuk dan tingkat kesulitannya, akan dapat ia lewati. Pahamilah bahwa gua singa yang sebenarnya adalah ketika kita berhenti dan menyerah untuk berdoa dan senantiasa mendekatkan diri kepada TUHAN. Ketika itulah sebenarnya kita jatuh ke mulut singa (Band. 1Pet.5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. - Band.Mat.26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.")

4. Kedudukan tinggi Daniel bukan instan, tetapi melewati proses.
Pahamilah bahwa kedudukan tinggi Daniel, ia peroleh bukan karena kedekatannya dengan raja manapun, melainkan kedudukan tersebut ia peroleh dari TUHAN. Daniel adalah orang Yahudi dengan status buangan ditengah kerajaan Babel dan kemudian Media Persia. Dalam minoritasnya itu ia menunjukkan cara hidup yang benar dan lurus, jujur dan penuh integritas, sehingga dari muda sampai lanjut usia ia dipakai dalam pemerintahan. Ini memperlihatkan bahwa, TUHAN berdaulat dalam segala sesuatu, bahkan atas Darius sebagai Raja Media Persia yang menguasai Babel!
Terkadang kita memburu kedudukan tinggi itu sehingga rela korupsi dalam pekerjaan, rela menjadi seperti wakil-wakil raja dan pejabat tinggi yang ingin kedudukan dengan memfitnah orang sehingga mendapat kedudukan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan serta di pelayanan. Semuanya itu tidak akan berarti banyak, karena kalaupun kedudukan tinggi itu diperoleh, itu tidak akan lama karena tidak berasal dari TUHAN, bahkan kita akan diserahkan kepada penghukuman seperti contoh bacaan di atas.

Perhatikanlah bahwa kedudukan tinggi di mata TUHAN adalah tanggung-jawab dan bukan status sosial.

ITT - Jakarta, Jumat 8 November 2013