Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Wednesday, November 20, 2013

Mazmur 119:161-168

(Sesuai SBU - Rabu, 4 Desember 2013)

119:161 Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar.
119:162 Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan.
119:163 Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai.
119:164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.
119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.
119:166 Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu.
119:167 Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya.
119:168 Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.

KITAB MAZMUR

Nama mazmur berasal dari bahasa Ibrani mizmor, artinya nyanyian yang diiringi dengan alat musik berdawai. Kita menyebutnya mazmur karena pengaruh bahasa Arab. Dalam bahasa Arab sendiri, nyanyian ibadah yang serupa dengan mazmur disebut Zabur (persamaan dalam bahasa Ibrani adalah zimra bermakna musik, lagu). Zabur sendiri adalah turunan kata dari Zamir (lagu) yang adalah variasi dari kata Zamar yang berarti nyanyi, nyanyikan pujian, buatkan musik. Jadi Kitab Zabur yang dimaksud oleh saudara kita Umat Muslim adalah kitab Mazmur ini.
Kitab Mazmur dalam Kitab Suci Yahudi disebut Sefer Tehillim (Kitab Puji-pujian). Akar kata dari tehillim adalah kata Ibrani hll, yang artinya memuji. Dari akar kata hll muncul ungkapan ”haleluya” (pujilah Tuhan). Ungkapan ini kita temukan pada awal atau akhir sejumlah mazmur (Maz.104:35; 106:1,48; 113:1,9; 146-150).
Dalam Kitab Suci bahasa Ibrani nama mizmor tidak dipakai sebagai judul kitab, tetapi hanya disebut dalam judul sejumlah mazmur. Dalam bahasa Inggris, kitab Mazmur disebut ”The book of Psalms”. Kata psalm berasal dari kata Yunani Psalmos yang artinya lagu puji-pujian. Istilah psalmos berasal dari kata kerja psallo, artinya bernyanyi dengan iringan alat musik berdawai (semacam harpa, atau gitar). Dalam bahasa Latin kitab Mazmur disebut Liber Psalmorum. Dari telaah arti katanya, mazmur merupakan sebuah doa yang dinyanyikan.

Tradisi Yahudi dan Kristiani di masa lalu meyakini bahwa pengarang kitab Mazmur adalah Daud. Sebenarnya, hanya 73 mazmur yang menyebut nama Daud pada judulnya. Selain itu, ada 13 mazmur yang dikaitkan dengan peristiwa yang dialami Daud (Maz.3, 7, 18, 34, 51-52, 54, 56-57, 59-60, 63, 142). Adalah masuk akal apabila Daud dianggap sebagai penulis mazmur karena ia mempunyai bakat musik (2Sam.1:19-27; 3:33-34) dan punya minat pada liturgi (2Sam.6:5,15-16). Namun begitu, dapat dibuktikan dengan mudah bahwa Daud tidak menulis seluruh mazmur. Mungkin hanya beberapa mazmur yang dia tulis dan kita tidak tahu lagi mazmur yang mana. Selain nama Daud, ada nama tokoh-tokoh lain yang disebut di awal sejumlah mazmur, yaitu: Asaf, bani Korah, Heman dan Etan. Nama-nama yang disebut di sini rupanya orang-orang yang berperan dalam liturgi di Bait Allah. Sejumlah mazmur rupanya berasal dari kumpulan nyanyian milik mereka. Ada sejumlah mazmur yang berasal dari zaman sesudah Daud, misalnya Maz.137. Oleh karena itu, jelas bahwa tidak semua mazmur merupakan karya Daud.
Tidak mudah untuk menentukan kapan mazmur-mazmur ditulis. Para ahli Kitab Suci cenderung membagi periode penyusunan mazmur sebelum dan sesudah jaman pembuangan di Babilonia. Yang jelas kitab Mazmur sudah mulai ditulis sejak zaman Daud dan berakhir sesudah zaman pembuangan. Sekitar tahun 300 sebelum Masehi semua mazmur telah selesai ditulis.

PEMBAGIAN KITAB MAZMUR

Seperti kitab Taurat (Pentateuch), 150 buah mazmur di dalam kitab Mazmur dikelompokkan ke dalam 5 kumpulan atau 5 jilid. Masing-masing jilid ditutup dengan semacam doksologi, rumusan pujian pada Allah (Mzm 41:13; 72:18-19; 89:52; 106:48; 150). Misalnya dalam Mzm 41:13 disebutkan: ”Terpujilah Tuhan, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Amin.”

1. Jilid I (Maz.3-41): Bagian ini terdiri dari 39 Mazmur. Jilid pertama mulai dengan mazmur 3 karena mazmur 1 dan 2 merupakan pendahuluan dari seluruh kitab Mazmur. Jilid pertama atau buku pertama kitab Mazmur hampir seluruhnya dikaitkan dengan Daud. Mayoritas dari mazmur-mazmur pada bagian pertama ini adalah mazmur-mazmur individual.

2. Jilid II (Maz.42-72): Bagian ini terdiri dari 31 Mazmur. Jilid kedua berisi mazmur-mazmur dihubungkan dengan bani Korah, yaitu kelompok pemusik dan penyanyi liturgi (bdk. 2Taw 20:19). Mazmur bani Korah ini terdapat juga pada mazmur 84-85; 87-88.

3. Jilid III (Maz.73-89): Bagian ini hanya berisi 17 Mazmur, sebagian besar berupa mazmur keluhan atau ratapan. Sejumlah mazmur dikaitkan dengan seorang tokoh bernama Asaf (lihat Maz.73-83). Satu-satunya mazmur Asaf di tempat lain adalah Mzm 50. Asaf adalah nama seorang pemain musik ibadat dari suku Lewi yang ditugaskan oleh Daud untuk memimpin nyanyian ketika tabut perjanjian dibawa masuk ke Yerusalem (1Taw 6:39; 15:17-19; 16:4-6) dan yang hadir pada saat peresmian kenisah buatan Salomo (2Taw 5:12). Keluarga dan keturunan Asaf masih aktif sebagai pemusik pada zaman kemudian.

4. Jilid IV (Maz.90-106): Bagian ini juga terdiri atas 17 Mazmur. Kita temukan 6 dari 7 mazmur yang bertemakan Yahweh meraja (93 dan 95-99). Mazmur 103 dan 104 dihubungkan satu sama lain dengan rumusan pujian kepada Tuhan (Yahweh) yang ditempatkan pada bagian awal dan akhir. Mazmur 105-106 sama-sama memuji kuat kuasa Allah atas sejarah Israel. Keduanya dimulai dengan ungkapan ”Bersyukurlah kepada Tuhan” dan diakhiri dengan ”Haleluya”.

5. Jilid V (Maz.107-150): Bagian ini merupakan kumpulan yang terbanyak dari kelima jilid kitab Mazmur, karena di dalamnya terdapat 44 buah Mazmur. Mazmur-mazmur Daud terdapat pada bagian-bagian awal (108-110) dan menjelang akhir (138-145). Mazmur 119 adalah khusus karena disusun menurut urutan abjad Ibrani. Bentuk mazmur yang ditulis dengan memakai urutan abjad Ibrani ini disebut ”mazmur akrostik”. Mazmur 120-134 adalah koleksi mazmur ziarah. Mazmur 140-143 adalah rangkaian terakhir dari keluhan individual. Bagian kelima dari kitab Mazmur ini diakhiri dengan lima rangkaian ungkapan pujian: ”Pujilah Allah/Dia” dan ”Haleluya”.

PENGALAMAN DAN PEMAHAMAN IMAN DI DALAM MAZMUR

Mazmur sebagai doa adalah ungkapan iman yang berangkat dari pengalaman nyata. Pemazmur di dalam doanya bukan hanya berbicara kepada Allah tetapi juga berbicara tentang Tuhan. Segala pergulatan hidup pemazmur, baik dalam suka maupun duka, tidak terlepas dari mata Tuhan Allah. DIA selalu hadir dan tahu apa yang terjadi pada umat-Nya. Allah bukan hanya tahu dan hadir tetapi juga bertindak sebagai Penyelamat. Untuk itulah pemazmur dengan penuh iman berdoa kepada-NYA. Allah disadari oleh pemazmur sebagai IA yang hadir dengan karya penciptaan-NYA, karya penyelenggaraan-NYA, dan karya keselamatan-NYA. Dia mewahyukan Diri-NYA dengan berbagai macam cara. Manusia beriman dapat mengenal perwahyuan Allah antara lain lewat ciptaan-NYA dan tindakan-NYA. Meskipun begitu, karena kerapuhannya, manusia sering mengabaikan kehadiran dan perwahyuan Tuhan. Manusia jatuh di dalam dosa dan harus bertobat agar memperoleh rahmat keselamatan. Berhadapan dengan karya-karya Tuhan yang luar biasa, umat beriman layak bersyukur dan memuji-NYA. Meskipun umat harus bergulat dengan berbagai macam persoalan, namun kedekatan dengan Tuhan akan membuat hati tenang dan teguh (inilah yang dimaksud dengan Syalom - ketentraman - damai sejahtera). Di dalam mazmur-mazmur kepercayaan, pemazmur mengungkapkan betapa Tuhan menjadi perlindungannya dan kepada-NYA dia berani mengandalkan diri sepenuhnya. Di dalam mazmur-mazmur pujian, iman umat terungkap lebih jelas. Iman yang diungkapkan bukanlah iman yang teoretis, tetapi iman yang berangkat dari pengalaman hidup nyata, yang dihayati oleh pemazmur secara pribadi (individual, personal) ataupun bersama-sama (kolektif).

STRUKTUR MAZMUR 119

Dalam bahasa Ibrani Mazmur 119 ini dinamai "Ashrei temimei derech" ("Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela"), sesuai ayat pertamanya. Merupakan doa orang yang bersukacita dan hidup berdasarkan hukum Taurat Allah. Alkitab TB Bahasa Indonesia terbitan LAI memberikan judul Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat TUHAN. Pengarang mazmur ini tidak ditulis dan tidak diketahui, walaupun banyak yang menganggapnya bagian dari karya Raja Daud.

Mazmur 119 adalah mazmur dan pasal terpanjang dalam Alkitab; terdiri dari 176 ayat, yang terbagi dalam 22 seloka (stanza), masing-masing berisi 8 ayat (22 x 8 = 176). Tiap ayat dalam satu seloka dimulai dengan satu huruf yang sama sesuai urutan abjad Ibrani (alef sampai taw). Abjad Ibrani sendiri terdiri dari 22 huruf (Alef - Bet - Gimel - Dalet - He - Waw - Zayin - Het - Tet - Yod - Kaf - Lamed - Mem - Nun - Samekh - Ayin - Pe - Tsadi - Qof - Resh - Shin - Taw). Bacaan kita pekan ini adalah bagian ke-21 dari 22 seloka, yang dari bahasa Ibrani diawali dengan huruf ke-21 yaitu Shin.
Dalam gereja ortodoks, ada tradisi cerita bahwa raja Daud menggunakan mazmur ini untuk mengajari Salomo kecil mengenal abjad, bukan saja untuk menulis, tetapi untuk perkembangan hidup rohaninya. 

URAIAN - HIDUP DI BAWAH FIRMAN TUHAN

Dari isi bacaan kita pekan ini Maz.119:161-168 kita dapat membuat tema khusus yang kira-kira berbunyi: Hidup di bawah Firman TUHAN.

Maz.119:161-163 - PERASAANKU TERHADAP TUHAN

Mazmur 119:161 Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar. 119:162 Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan. 119:163 Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai.

Di 3 ayat ini, pemazmur melukiskan perasaannya terhadap TUHAN.

1. Bahwa dibandingkan manusia, pembesar sekalipun yang mengejarnya tanpa alasan, ia masih lebih gemetar terhadap Firman TUHAN. Ini melukiskan penempatan TUHAN pada tempat yang selayaknya, karena banyak kali dalam kehidupan ini kita menyaksikan rasa takut kepada manusia menyebabkan kejatuhan dalam dosa, dan rasa gentar terhadap TUHAN menyebabkan seseorang mau menjadi martir dan mati bagi-NYA!

2. Bahwa janji TUHAN pasti akan dipenuhi-NYA itu sangat menggembirakan pemazmur. Bagaimana kita dapat mengetahui ketepatan janji TUHAN? melalui Alkitab, Firman Tuhan yang ditulis dengan pengilhaman Roh Kudus, tentu akan membuat kita jauh lebih gembira dari pemazmur.

3. Bahwa dari Firman TUHAN itulah, manusia dapat mengetahui tentang dosa dan menimbulkan perasaan benci dan jijik terhadap dusta. Firman TUHAN akan menjauhkan manusia dari dosa, dan sebaliknya dosa akan menjauhkan manusia dari Firman TUHAN.

Maz.119:164-165 - PENYEMBAHANKU KEPADA TUHAN

Mazmur 119:164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. 119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka.

Di 2 ayat ini pemazmur melukiskan penyembahan yang ia lakukan kepada TUHAN karena ia menemukan:

1. Bahwa Firman TUHANlah yang menjadi pengatur langkah kehidupannya, dengan hukum-hukum TUHAn yang adil. Dan karena itulah ketentraman hidup ia peroleh dengan menjadi pelaksana Firman TUHAN. Sadarkah kita, bahwa seringkali dalam pengalaman nyata kehidupan, kita diselamatkan oleh karena membaca dan mengetahui Firman TUHAN, ketika kita mengambil keputusan dengan berpedoman pada Firman-NYA sehingga terhindar dari kejatuhan, malapetaka dan dosa.

2. Bahwa ada berkat ganda bagi kecintaan terhadap Firman TUHAN, yaitu ketentraman (syalom) dan terhindar dari kejatuhan, malapetaka dan dosa. Ketentraman datang dari perenungan mendalam akan ketetapan-ketetapan TUHAN dan keselamatan datang dari kesetiaan TUHAN menjaga kita.

Maz.119:166-168 - KETAATANKU KEPADA TUHAN

Mazmur 119:166 Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu. 119:167 Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya. 119:168 Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.

Seperti yang sudah diuraikan pada bagian Pemahaman Iman di atas, maka spritualisme sejati tumbuh dari pengalaman yang sangat pribadi dengan TUHAN. Dalam bagian ini pemazmur mengedepankan 3 aspek dalam pengalamannya sebagai anak-anak TUHAN:

1. Pemazmur mentaati TUHAN karena ia mengharapkan keselamatan. Jadi bukan karena ketaatannya maka ia beroleh keselamatan itu, tetapi ketaatannya dalam melakukan perintah-perintah TUHAN adalah jalan utama menunjukkan syukurnya untuk keselamatan yang disediakan TUHAN. (119:166)

2. Pemazmur menekankan bahwa ketaatannya berpegang pada peringatan-peringatan TUHAN timbul dari rasa kasih yang mendalam dan bukan karena tekanan atau takut. (119:167)

3. Pemazmur menyatakan bahwa ketaatannya dimotivasi oleh karena ia tahu mata TUHAN senantiasa tertuju pada setiap ciptaan-NYA. (119:168)

APLIKASI

1. Mengapa dipakai istilah "hidup di bawah Firman TUHAN"? Karena dengan istilah di bawah (bukan di atas atau di tengah) maka kita taat dengan iman, taat dengan kasih dan taat dengan damai sejahtera kepada TUHAN melalui Firman-NYA.
-. Inilah pengajaran yang oleh Kristus Yesus dinyatakan dalam Mat.4:4 ketika IA menghadapi iblis dan menyatakan: Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Ul.8:3)
-. Inilah yang dimaksudkan Kristus Yesus ketika IA berkata bahwa: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (Yoh.14:15) dan juga di Yoh.15:10 = Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

2. Perasaan, Penyembahan dan Ketaatan pemazmur hanya dapat dibangun melalui pendalaman terhadap Firman TUHAN, sehingga ketika pemazmur hidup di bawah Firman TUHAN, ia dapat merasakan damai sejahtera dan ketentraman, (sekali lagi ditekankan) - bukan tanpa cobaan dan masalah - tetapi lebih kepada perasaan aman dan tenang dekat kepada-NYA dalam melalui berbagai cobaan dan masalah.
-. Inilah perasaan yang ingin dicontohkan Kristus Yesus kepada murid-muridNYA ketika ia tertidur di atas kapal yang diombang-ambingkan gelombang (Mark.4:35-41) - IA menghendaki murid-muridNYA percaya supaya tidak takut!. Perasaan yang sama juga IA contohkan sendiri, ketika IA menghadapi pengkhianatan, ditangkap dan disalibkan. Tenang, teduh, tegas tetapi penuh penyerahan, karena IA sendiripun hidup di bawah Firman Bapa-NYA.

Mengasihi TUHAN adalah taat akan Firman-NYA, dan taat melahirkan damai sejahtera atau syalom yang sesungguhnya.

ITT - Jakarta, 20 November 2013.