Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, April 5, 2009

Kisah Para Rasul 8:4-25


Dari Perikop: Filipus di Samaria

8:9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting.
8:10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar."
8:11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya.
8:12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan.
8:13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.
8:14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ.
8:15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus.
8:16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
8:17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.
8:18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka,
8:19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus."
8:20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.
8:21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.
8:22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini;
8:23 sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan."
8:24 Jawab Simon: "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu."
8:25 Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria.

Latar Belakang
Samaria terletak 50 km di sebelah utara Yerusalem. Asal mulanya bisa di lihat di IRaja16:23-24.(23 Dalam tahun ketiga puluh satu zaman Asa, raja Yehuda, Omri menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua belas tahun lamanya. Di Tirza ia memerintah enam tahun lamanya.24 Kemudian ia membeli gunung Samaria dari pada Semer dengan dua talenta perak. Ia mendirikan suatu kota di gunung itu dan menamainya Samaria, menurut nama Semer, pemilik gunung itu.)

Mengapa Samaria?
Dalam Lukas dan Kisah Rasul, Pentakosta digambarkan sebagai kisah sejarah penebusan. Dalam konteks ini, Kisah Para Rasul, bukanlah kisah Roh Kudus, tetapi kisah Yesus Kristus melalui Roh Kudus (implikasi dari Kis. 1:1-4 adalah bahwa kejadian yang dijanjikan dalam Kis. 1:5 menandai sebuah era baru di mana Yesus sendiri sebagai Tuhan yang mulia, akan bekerja dan mengajar). Dipahami dalam kerangka pikir demikian, kejadian-kejadian di Samaria dan Kaisarea menandai dimulainya tahap kedua dan tahap ketiga dari penyebaran kerajaan Kristus seperti tertera dalam Kis.1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.:

Injil tiba di Yerusalem pada hari Pentakosta
Injil tiba di Samaria. Kis. 8 menggambarkan terjadinya kebangunan iman melalui pelayanan Filipus, diikuti oleh kunjungan Petrus dan Yohanes sebagai utusan rasuli (Kis. 8:14), dan pencurahan Roh Kudus setelahnya. Peristiwa-peristiwa ini dapat dipahami jika dimengerti dalam konteks tahap penyebaran Injil seperti dijanjikan oleh Yesus. Karena itulah, kita tidak perlu berpikir bahwa orang-orang Samaria belum bertobat, sekalipun ada kemungkinan demikian.
Injil sampai ke Kaisarea (sekarang Sedot Yam 128 km dari yerusalem-45 km dari Samaria) sebagai wakil dari dunia non-Yahudi ('ujung bumi', Kis. 1:8; khususnya Kis. 11:18). Banyaknya ayat yang membahas hal ini dalam Kisah Para Rasul (66 ayat) menunjukkan pentingnya peristiwa ini bagi Lukas. Hal ini lebih dari sekadar 'kisah pertobatan mendadak', sebuah paradigma yang berlaku bagi setiap zaman. Sebaliknya, peristiwa ini merupakan sebuah perkembangan yang spesifik dan strategis dari rencana misi dalam Kis. 8.

Rasul: Lukas6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Kemudian Matias (Kis1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu)

Diaken: Kis6:5; Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.

I) Filipus.
1) Sama seperti Stefanus, ia bukanlah seorang rasul, tetapi diaken (Kis 6:5).
Alasannya:
o Kis 8:1b mengatakan bahwa rasul-rasul tetap di Yerusalem.
o Kis 8:14 menunjukkan bahwa masih dibutuhkan rasul untuk menumpangi tangan. Kalau Filipus adalah seorang rasul, tentu tidak hal ini tidak dibutuhkan.

2) Ia memberitakan Injil (ay 5,12).
a) Di tengah-tengah kesedihan karena kematian Stefanus, ia tetap memberitakan Injil!
Ini harus ditiru! Kita harus melayani / memberitakan Injil bukan hanya pada masa senang tetapi juga pada masa sedih (2Tim 4:2).
b) Ia memberitakan Injil disertai tanda-tanda / mujijat-mujijat (ay 6,13).
Tidak semua orang kristen harus bisa melakukan mujijat! Dalam Kitab Suci, selain Yesus dan rasul-rasul, orang yang bisa melakukan mujijat hanyalah Stefanus (Kis 6:8), Barnabas (Kis 14:3) dan Filipus! Tetapi sekalipun kita tidak bisa melakukan mujijat, kita tetap harus memberitakan Injil!

c) Kepada siapa ia memberitakan Injil? Ia memberitakan Injil kepada:
+ orang-orang Samaria yang adalah musuh orang Yahudi dan yang dipandang rendah oleh orang Yahudi.
+ tukang sihir dan pengikut-pengikutnya (ay 9-13)! Kebanyakan orang kristen tidak mau memberitakan Injil kepada orang yang ‘tidak mungkin’ bertobat. Tetapi ini salah! Kita harus memberitakan Injil kepada mereka! Ingat bahwa pertobatan tidak tergantung pada saudara maupun pada mereka, tetapi tergantung pada Tuhan.

d) Filipus rajin memberitakan Injil sehingga ia dikenang terus sebagai pemberita Injil (Kis 21:8).
Jadi sama seperti Stefanus, Filipus tidak puas hanya dengan satu pelayanan saja (sebagai diaken) dan ia selalu memberitakan Injil. Ini ciri orang yang penuh Roh Kudus (bdk. Kis 6:3), yaitu selalu ingin berbuat lebih banyak untuk Tuhan.

Penerapan: Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara selalu ingin berbuat sebanyak mungkin bagi Tuhan, atau sebaliknya?

II) Orang Samaria.
1) Orang-orang Samaria bermusuhan dengan orang Yahudi.
Permusuhan ini terlihat dalam banyak bagian Kitab Suci, antara lain Luk 9:51-56 Yoh 4:9 Yoh 8:48. Jelas bahwa ada ‘gap’ (= celah) yang sangat besar antara orang Yahudi dan Samaria!

2) Orang-orang Samaria itu menerima Filipus .
a) Ini langkah yang penting menuju iman! Memang orang yang mendengar belum tentu akan percaya, tetapi orang yang tidak mau / tidak bisa mendengar pasti tidak akan percaya, karena iman timbul dari pendengaran (Ro 10:14-17:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" 10:16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.). Karena itu, berusahalah untuk bisa menjadi pendengar Firman yang baik!

b) Orang-orang Samaria ini tadinya mengikuti tukang sihir.

3) Mereka percaya dan dibaptis (ay 12).
Sekalipun baptisan tidak menyelamatkan, tetapi setiap orang yang percaya harus mau dibaptis, karena itu adalah perintah Tuhan!

4) Ditumpangi tangan sehingga menerima Roh Kudus (ay 14-17).
a) Ay 16 - ‘hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus’ (bdk. Kis 2:38 10:48 19:5).
Ada beberapa hal yang akan saya bahas dari bagian ini:

+ Ini bukan formula baptisan! Formula baptisan hanya ada dalam Mat 28:19! Ada gereja-gereja yang menganggap ini sebagai formula baptisan, sehingga mereka lalu membaptis dengan kata-kata ‘dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus’. Ini salah!
+ Arti kata-kata ini:
# dibaptis dengan otoritas Yesus.
# dibaptis sehingga masuk ke dalam tubuh Kristus (gereja).

+ kata ‘hanya’ dalam ay 16 tidak bermaksud untuk merendahkan / menghina baptisan! Kata ‘hanya’ secara tidak langsung menunjukkan bahwa seharusnya pertobatan / baptisan dan penerimaan Roh Kudus sama-sama sudah terjadi (bdk. Kis 2:38). Tetapi dalam kasus ini ternyata penerimaan Roh Kudus belum terjadi. Hanya baptisannya yang terjadi.

b) Penerimaan Roh Kudus (ay 17).
Ada 2 penafsiran:
+ Ini adalah karunia-karunia Roh Kudus (bahasa roh, nubuat, dsb). Dasarnya:
# adanya ‘gap’ (= selang waktu) antara saat percaya dan saat penerimaan Roh Kudus adalah sesuatu yang bertentangan dengan Yoh 7:38,39 Ef 1:13 Ro 8:9.
# Simon bisa melihat penerimaan ‘Roh Kudus’ itu (ay 18). Jadi pasti yang diterima saat itu bukanlah Roh Kudusnya, tetapi karunia-karunia Roh Kudus, seperti bahasa Roh, nubuat dsb.
# ay 20 menyebut hal itu sebagai ‘karunia Allah’.
+ Ini adalah Roh Kudus.
Lalu mengapa ada ‘gap’ (= selang waktu) antara saat percaya dan saat penerimaan Roh Kudus? Ini disebabkan karena adanya perpecahan / permusuhan di antara orang Yahudi dan orang Samaria.

Kalau orang Samaria percaya kepada Yesus dan langsung menerima Roh Kudus, maka mungkin gereja akan pecah menjadi dua. Tetapi dengan adanya penundaan penerimaan Roh Kudus, lalu dengan adanya rasul-rasul Yahudi dari Yerusalem yang menumpangkan tangan sehingga Roh Kudus diberikan, maka orang Samaria akan sadar bahwa mereka yang sudah percaya kepada Yesus harus bersatu dengan orang Yahudi yang juga percaya Yesus. Dan orang-orang Yahudi yang mengetahui bahwa orang Samaria menerima Roh Kudus karena penumpangan tangan oleh rasul-rasul Yahudi, akan menerima orang Samaria itu. Dengan demikian gereja akan tetap bersatu.

III) Simon.
1) Ia terkenal dengan nama Simon Magus.
Kata ‘Magus’ memang tidak ada dalam Kitab Suci kita, tetapi kata ini banyak digunakan oleh para penafsir.
Kata ‘Magus’ adalah bentuk singular / tunggal dari ‘Magi’ (Mat 2:1 versi NIV/NASB; dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan ‘orang-orang majus’). Kata ‘Magus’ / ‘Magi’ berasal dari kata-kata ‘melakukan sihir’ dalam ay 9, yang dalam bahasa Yunaninya adalah MAGEUON. Jadi, nama itu menunjukkan bahwa ia adalah tukang sihir. Sebagai seorang tukang sihir, ia diikuti banyak orang (ay9-11).

2) Ia menjadi percaya, lalu dibaptis (ay 13).
Tetapi dari teguran Petrus kepada dia dalam ay 20-23, jelas bahwa ia bukan orang kristen yang sejati. Jadi imannya mungkin adalah:
o iman intelek (hanya di otak).
o iman mujijat (bdk. ay 13b).

3) Ia selalu bersama-sama dengan Filipus dan ia takjub pada mujijat-mujijat yang dilakukan oleh Filipus (ay 13b).
Hal ini menunjukkan sukarnya membedakan orang kristen yang sungguh-sungguh dengan orang kristen yang palsu! Orang ini aktif dan mengikut dengan antusias, tetapi ia bukan orang kristen yang sejati.

4) Ia melihat Roh Kudus diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul dan ia lalu mau membeli kemampuan itu dengan uang (ay 18-19).
Penekanan ay 19 jelas pada kata ‘aku’, bukan pada kata-kata ‘ia boleh menerima Roh Kudus’. Ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang mencari kemuliaan diri sendiri. Dulu ia diikuti banyak orang dan sekarang ia tetap menginginkan hal itu terjadi. Mungkin sekali ia mengikuti Filipus dengan maksud untuk mengetahui rahasia Filipus supaya ia sendiri bisa melakukan mujijat dan supaya ia diikuti oleh banyak orang.

Jawaban Petrus terhadap penawaran ini (ay 20-23):

a) Ini adalah teguran yang sangat keras. Dalam Kitab Suci orang yang munafik selalu diperlakukan dengan keras.
b) Karunia Allah adalah sesuatu yang gratis dan tidak boleh diperjualbelikan. Bandingkan dengan penjualan pengampunan dosa oleh gereja Roma Katolik pada jaman Reformasi!
c) Dalam ay 22 ada perintah untuk bertobat. Di sini ada teguran keras disertai perintah untuk bertobat. Jadi Petrus masih memberi harapan.

5) Tanggapan Simon Magus (ay 24).
Tidak ada kepastian apakah Simon bertobat atau tidak. Tetapi rupa-rupanya Simon tidak bertobat karena:
a) Ia meminta Petrus berdoa untuk dia, padahal tadinya Petrus menyuruh dia yang berdoa (ay 22). Tidak bisa berdoa atau tidak mau berdoa sendiri adalah ciri orang kafir (bandingkan dengan Firaun yang selalu minta Musa berdoa untuk dia).
b) Ay 24 menunjukkan bahwa ia tidak menyesali dosa. Ia hanya takut pada hukuman dosa.
Disamping itu, tradisi dan tulisan-tulisan dari bapa-bapa gereja menyebutkan bahwa Simon menjadi anti Kristus abad I dan ia terus menentang kekristenan dan diri Petrus. Tetapi bagaimanapun semua ini tidak pasti benar.

Tetapi dalam sejarah ada satu jejak dari Simon Magus ini. Dalam bahasa Inggris ada kata ‘Simony’ yang berasal dari nama Simon. Kata ‘Simony’ ini berarti: "the buying or selling of sacred or spiritual things, as ecclesiastical pardons, church offices etc" (= pembelian atau penjualan hal-hal / barang-barang yang kudus atau rohani, seperti pengampunan dosa, jabatan-jabatan gereja, dsb).
Catatan: nama Simon Magus masuk dalam Webster’s New World Dictionary!

Kesimpulan:

1. Filipus rajin memberitakan Injil sehingga terus dikenang sebagai Pemberita Injil (Kis21:8 Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.)
2. Simon Magus ingin membeli karunia Allah dan akhirnya ia terus dikenang melalui kata ‘Simony’.
3. Tindakan-tindakan kita bisa menyebabkan kita dikenang terus, tetapi kita bisa dikenang sebagai seseorang yang baik atau seseorang yang jahat. Karena itu renungkan seluruh segi hidup kita. Apakah kita akan dikenang seperti Filipus atau seperti Simon Magus?

Amin.

ITT