Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Wednesday, April 1, 2009

Markus 10:45


10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Merajut Pola Kepemimpinan Yesus - Melayani atau Dilayani?

SAYA kira kita sebagai umat telah melakukan suatu kesalahan dalam menerjemahkan kata-kata Yesus. Misalnya, selama ini kita terbiasa memakai istilah atau mengatakan: “melayani Tuhan”.

Kebanyakan dari kita bangga dan senang bila disebut sebagai pelayan Tuhan. Kita senang dan bangga bila melayani Tuhan. Ya, kita semua seolah berlomba untuk melayani Dia. Padahal Yesus sendiri pernah mengatakan bahwa Dia datang ke dunia ini untuk melayani, bukan untuk dilayani. Bagaimana kita mengaktualisasikan ucapan Yesus tersebut di atas?

Jemaat yang dikasihi Tuhan, bicara soal melayani memang memerlukan perspektif yang komprehensip, agar kita tak salah menilai dan pada akhirnya salah menjalani. Mari kita mulai dengan ucapan Yesus Kristus sendiri, yang berkata: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20: 28= sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."; Markus 10: 45). Kata yang dipakai di sini untuk pengertian “melayani” adalah “diakonein”, yang meluksikan pelayanan di meja makan. Sehingga gambarannya adalah bagaimana Yesus melayani setiap mereka yang membutuhkan, dengan penuh kasih dan tanggung jawab penuh. Hal ini juga mengingatkan kita akan apa yang dilakukan Yesus ketika membasuh kaki para murid-Nya.

Guru membasuh kaki murid, sungguh tak lazim, dan sangat merendahkan diri guru iru sendiri. Ucapan Yesus Kristus ini sangat tepat sasaran untuk mengoreksi sikap para murid yang justru berlomba untuk menjadi yang terbesar. Sikap yang justru mewarnai kebanyakan para pelayan masa kini, yang memakai pakaian serba wah, mobil mewah, bahkan bodyguard, dengan berbagai alasan diberkati dan lain-lain.

Apakah Yesus tidak diberkati hanya karena Dia tidak naik kereta kuda, atau berbaju mewah seperti para ahli taurat, bahkan menghardik murid-murid-Nya ketika berlaku bagai bodyguard dengan menghalangi anak-anak dibawa pada-Nya? (Sebuah perenungan!) Dengan segera kita bisa mengerti apa yang dimaksud Yesus dengan melayani, yakni bukan melayani diri melainkan memberi diri. Yesus Kristus yang melayani, dengan mencari orang berdosa, menebus dosa mereka, bahkan dengan memberikan nyawa-Nya sendiri di salib. Dia yang tidak berdosa, harus menanggung banyak dosa manusia berdosa, sehingga dalam kematian-Nya manusia dibebaskan, dan dalam kebangkitan-Nya manusia dimenangkan.

Yesus Kristus telah tampil seutuhnya sebagai seorang pelayan yang tidak pernah memikirkan kepentingan diri-Nya sendiri. Hanya saja, awas, jangan sampai salah mengerti, karena Yesus sudah melakukan itu semasa pelayanan-Nya di bumi. Nanti pada kedatangan-Nya yang kedua kali, tentu Dia tidak akan berkata sama, karena Dia akan datang bukan lagi sebagai pelayan melainkan Hakim Agung yang akan menghakimi manusia (Yohanes 5: 22= Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,; Ibrani 10: 30= Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."; 1). Jadi, harus dilihat konteksnya.

Sekarang Yesus Kristus telah bertakhta di surga mulia, dan akan datang kembali sebagai Hakim Agung yang adil. Maka sementara bentang waktu antara kenaikan Yesus Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua, kita diperintahkan Tuhan untuk melayani, dan Dia telah mengatakan dengan tegas: “Siapa yang melayani Aku harus mengikut Aku” (Yohanes 12: 26= Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.). Para rasul menyebut diri mereka sebagai pelayan-pelayan Tuhan (Kolose 1: 23= Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.; 1 Timotius 4: 6= Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.). Kemudian sebagai sesama tubuh Yesus Kristus, orang Kristen diperintahkan agar saling melayani (Markus 9: 35= Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." ; 1 Petrus 4: 10= Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.), juga pelayanan khusus kepada para janda (Kisah 6: 1=). Dan masih banyak catatan Alkitab yang menyebut kita sebagai pelayan Tuhan yang memang dipanggil untuk melayani Tuhan.

Jadi, Jemaat yang dikasihi Tuhan, tidak ada yang salah dengan sebutan pelayan Tuhan, dan melayani Tuhan, karena memang itulah tugas inti kita sebagai murid Yesus. Apa yang dimaksud Yesus dengan “datang untuk melayani, bukan untuk dilayani”, adalah tujuan kedatangan-Nya yang pertama ke bumi. Ingat, kedatangan kedua akan lain lagi. Nah, sebagai orang berdosa yang telah ditebus, dan dijadikan-Nya umat kepunyaan-Nya, kita dipanggil untuk melayani Tuhan, sebagai pelayan-pelayan-Nya. Ucapan Yesus mengingatkan kita akan semangat pelayanan-Nya, yaitu untuk melayani, bukan dilayani. Kita dipanggil untuk memberitakan Injil kepada orang berdosa, membawa mereka mengenal Yesus Kristus dengan benar. Sebagai pelayan Tuhan, kita harus sadar sesadar-sadarnya, bahwa kita hanyalah pelayan, bukan bos.

Yang memang menjadi masalah sekarang ini adalah orang berlomba-lomba bukan untuk menjadi pelayan Tuhan yang melayani Tuhan, melainkan melayani kepuasan diri sendiri. Kebanggan pelayanan masa kini berpusat pada kehebatan organisasi, kemegahan bangunan gereja, banyaknya jumlah kolekte, kepopuleran nama, dan lain-lain yang bersifat sangat kuantitatif. Pola hidup modern yaitu: all about you, memang telah menjebak banyak hidup orang percaya. Diri menjadi centre point dari pelayanan, bukan Tuhan Yesus lagi. Nama Yesus masih terus dan akan terus disebut, namun tanpa penyerahan diri kepada-Nya, bahkan sebaliknya menjual nama-Nya untuk keuntungan diri. Ini memang perlu kita sikapi dengan hati-hati.

Kedudukan dan jabatan dapat mempengaruhi karakter seseorang

4 filsafat seorang hamba:

1) SEORANG PELAYAN TIDAK BERFOKUS PADA KUASA DAN POSISI (Markus 10:42)
Karena ketika org fokus pada kuasa, mereka akan melakukan apa saja untuk mempertahankan posisinya.

2) SEORANG PELAYAN MEMFOKUSKAN DIRI MELAYANI (Markus 10:43)
Servant=diakonos, pelayan.
Orang yg tidak punya mental seorang pelayan tidak akan menjadi seorang leader yg baik. Mental pelayanan yg benar : bukan kalau punya waktu, bukan tergantung mood. Semua hanyalah tergantung kemauan kita semua.

3) SEORANG PELAYAN FOKUS PADA KEBUTUHAN ORANG LAIN (Markus 10:44)
""..and whoever wants to be first, must be slave of all.""
Slave: doulos, hamba, budak. Budak utk memenuhi kebutuhan orang lain. Kita sukar untuk menjadi ""budak"" ketika kita hanya fokus pada diri sendiri. Menjadi budak- harus melawan kemauan kita.

4) SEORANG PELAYAN FOKUS PADA TUHAN YESUS KRISTUS (Markus 10:45)
3 teladan Tuhan Yesus:
- Yesus tidak egois. Ia punya kuasa, namun Ia tidak fokus pd diriNya sendiri.
- Melayani
- Berkorban
Ada waktu yg dikorbankan, ada tenaga yg dikorbankan. Jangan menjadi seorang pelayan bila tidak punya 3 point ini!

ITT - 1 April 2009 - Khotbah pada KRT SP6 di Kel.Titaheluw