Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Saturday, October 31, 2009

Apa itu Khotbah?

Sesungguhnya, ibadah hari Minggu itu adalah sebuah persekutuan. Dalam ibadah itu terjadi persekutuan antara jemaat dengan Tuhan dan sekaligus persekutuan antar jemaat sebagai sesama saudara seiman. Dalam persekutuan itu terjadi dialog antara Tuhan dengan jemaat-Nya yang direpresentasikan melalui liturgi. Jadi liturgi itu disusun dalam bentuk dialog. Misalnya: jemaat mengaku dosa yang disambut dengan sapaan Tuhan yang memberikan pengampunan (berita pengampunan). Begitu seterusnya, dan khusus bagian khotbah, adalah sapaan Tuhan kepada jemaat melalui FirmanNya, yang mengajar, menghibur, menguatkan juga menegur dan mengingatkan jemaat Tuhan.

Namun, tidak sedikit jemaat yang menyepelekan makna khotbah dalam ibadah. Mereka berpikir bahwa khotbah itu mirip seperti pidato yang tidak ada gunanya. Akibatnya, di dalam kehidupan mereka sehari-hari pun, apa yang mereka dengarkan dari khotbah, hampir tidak pernah bisa diaplikasikan. Di sisi lain, banyak pemimpin gereja hari-hari ini pun juga menyepelekan khotbah. Mereka berpikir bahwa khotbah itu sesuatu hal yang biasa. Khotbah bagi mereka tidak ada bedanya dengan membawakan makalah dalam training atau pemuasaan telinga jemaat. Rasul Pauluspun sudah mengingatkan jemaat pada 2Tim. 4:3-4 =
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. 4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Jadi, benarkah khotbah seperti demikian yang dikehendaki Allah? Dengan tegas dapat dijawab: "TIDAK".

Khotbah adalah Pengajaran akan Kebenaran Firman Allah yang digenapi dalam Yesus Kristus dan penyertaan Roh Kudus.

Bila dikaitkan dengan Trinitas, kita dapat membagi Khotbah menjadi 3 (tiga) bagian utama;

Pertama,

Tujuan Khotbah: Kemuliaan Allah. Artinya khotbah bertujuan untuk memuliakan Allah “yang ditujukan untuk membentuk ketaatan dalam sukacita kepada Kerajaan Allah”.

Kedua,

Dasar Khotbah: Yesus Kristus. Khotbah yang baik bukan berdasarkan ide-ide filosofis, psikologis atau humanisme manusia berdosa yang atheis, tetapi hanya berdasar Yesus Kristus. Artinya kita mengkhotbahkan berita pengharapan kepada orang berdosa tanpa menghilangkan kebenaran dan kemuliaan Allah yang tanpa cela dan Yesus Kristus adalah Dasar Kerendahan Hati Khotbah. Apapun kitab dan bacaan dalam Alkitab, harus diarahkan kepada Penggenapan Janji Allah dalam Yesus Kristus. Bukankah kita adalah Jemaat Yesus Kristus? Bukan Jemaat Orang Yahudi atau yang lain?

Ketiga,

Karunia Khotbah: Kuasa Roh Kudus. Karena tujuan khotbah adalah kemuliaan Allah di dalam ketaatan jemaat-Nya dengan sukacita, maka ketika berkhotbah, si pengkhotbah harus menyampaikan Firman Allah dengan terus bergantung pada Kuasa Allah. Agar tujuan khotbah ini tercapai, maka si pengkhotbah harus mengkhotbahkan Firman Allah yang diinspirasikan oleh Roh Allah dengan kuasa dan urapan Roh Kudus. Hal inilah yang kurang ditekankan oleh banyak pengkhotbah di gereja kita.

Jadi, khotbah adalah inti Ibadah atau bagian utama dari Ibadah, dimana Allah berbicara kepada jemaat-Nya dengan Pengajaran & Pemberitaan Firman-Nya.

ITT – 31 Oktober 2009

Tuesday, October 20, 2009

Daniel 3

3:1 Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel.
3:2 Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu.
3:3 Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.
3:4 Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa:
3:5 demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu;
3:6 siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!"
3:7 Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.
3:8 Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi.
3:9 Berkatalah mereka kepada raja Nebukadnezar: "Ya raja, kekallah hidup tuanku!
3:10 Tuanku raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu,
3:11 dan bahwa siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
3:12 Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."
3:13 Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja,
3:14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?
3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"
3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
3:19 Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.
3:20 Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
3:21 Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
3:22 Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
3:23 Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
3:26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.
3:27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka.
3:28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.
3:29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."
3:30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

Pendahuluan

1. Seperti Daniel, ke 3 anak muda ini tawanan dari Yehuda yg dibawa ke pembuangan dan dilatih untuk melayani raja. Dan 1:6-7
2.Seperti Daniel, mereka diberkati Tuhan dan menarik hati Raja. Dan 1:17-20

Daniel 3 bicara lebih dalam tentang karakter ke-3 anak muda ini.

- berisi cerita/kisah yang menarik
- seperti Daniel 1, mengilustrasikan kekuatan iman anak muda.

Pengadilan.

1. Patung & Perintah Nebukadnezar untuk menyembahnya Dan 3:1-7
2. Tuduhan orang Kasdim terhadap mereka Dan 3:8-12
3. Ancaman Nebukadnezar Dan 3:13-15

Situasinya

Untuk menyelamatkan diri:
- mereka adalah orang dalam/pejabat di Babilonia
- Mereka akan kehilangan posisinya bahkan nyawanya.
- Cukup mengikuti kemauan/perintah Nebukadnezar
- tapi akan mengorbankan iman dan kepatuhan mereka pada Allah - Kel20:4-5

Kondisi Sekarang

1. Untuk menyelamatkan diri
- bagaimana anak-anak di sekolah dengan mencontoh yang buruk
- bagaimana di dalam rumah tangga memberi contoh yang buruk
- bagaimana posisi di masyarakat/jemaat

2. Mengorbankan nurani kita
- sangat mudah mengikuti dunia
- tapi nurani kita menjerit dan Tuhan akan menghukum kita.
Roma 12:2

Kesaksian

1. Demonstrasi Iman yang Teguh
- Dalam Tangan Tuhan Dan3:16-17
- Bila Kehendak Tuhan Dan3:18

2. Melayani Tuhan Apapun Resikonya
- Ayub 1:20-21
- Habakuk 3:17-19
- Kisah 5:27-29
- Tuhan Yesus sendiri dalam Mat 26:39-42

Kemenangan

- Diselamatkan Dan3:19-25
- Nebukadnezar memuji Allah Dan3:26-29

Kemenangan itu sendiri membawa kemerdekaan
- dilepaskan Dan3:23-25
- dalam pencobaan, iman kita akan memerdekakan kita
- pengalaman iman berjalan dengan Allah Dan3:25 ada 4 orang !!!
- Jelas pencobaan akan membawa kita dekat pada Tuhan - Ibrani 12:5-11
- Ingat janji Yesus Wah3:12, 21 Wah7:13-17

Kemenangan membawa pada promosi dan kesempatan baru dalam melayani
- Mereka dipromosi dalam jabatan yg lebih tinggi Dan3:30
- Seperti Yusuf di Mesir, - dari Budak menjadi tuan, dari tahanan menjadi pemimpin.
- jadi keteguhan iman kita dalam pencobaan mengantar kita kepada kemenangan - Mat25:21 Wahyu2:25-29

Kesimpulan

1. Contoh mengagumkan perihal iman.
- berkomitmen melayani Tuhan apapun akibatnya
- percaya bahwa Allah akan membebaskan kita, tapi seandainya tidak, (Dan3:18) maka kematianpun bukan apa-apa.

2. Allah dimuliakan dalam pencobaan - lihat seruan Nebukadnezar Dan3:28-29

3. Iman bagaimana yg kita punya?
- seperti ban reserep? digunakan hanya bila kepepet?
- seperti gerobak? harus di dorong-dorong?
- seperti pete-pete? ditumpangi hanya bila membawa ke jurusan yang kita mau?

Kiranya iman kita seperti Hananya (Zadrakh), Misael (Mezakh) dan Azarya (Abed-Nego), dan juga seperti Daniel, yang dengan komitmen yang tinggi dan setia melayani Tuhan.

Tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin dilaksanakan. Rasul Petrus mengajar kita bahwa iman tumbuh dengan tahapan: sebagai bahan bacaan di rumah, mari kita renungkan 2 petrus 1:5-7:

1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada
kebajikan pengetahuan,
1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang

ITT - 20 Oktober 2009 - BPK-PW SP1 di Ibu Korua-Atmadja

Saturday, October 10, 2009

Filipi 2:12-19


2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
2:14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
2:17 Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.
2:18 Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.
2:19 Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu

Pengantar Surat Filipi

Surat Filipi yang ditulis oleh Rasul Paulus merupakan "surat terima kasih" atas perhatian dan pemberian gereja di Filipi (kemungkinan berupa sejumlah uang seperti kebiasaan masa itu untuk menunjukkan perhatian) bagi kebutuhan pelayanan Paulus (4:10-20). Pemberian itu diberikan kepada Paulus melalui perantaraan Epafroditus yang diutus oleh jemaat Filipi untuk membantu pelayanan Paulus yang penuh tantangan. Mengingat kondisi Epafroditus yang mengalami homesick dan hampir meninggal karena sakit, maka Rasul Paulus mengutus Epafroditus kembali ke tengah-tengah jemaat Filipi (2:25-30) sambil membawa sepucuk surat ucapan terima kasih dari Paulus dan Timotius.

Kemungkinan besar, Paulus menulis surat ini sekitar tahun AD 61-63, saat dia berada di penjara kota Roma. Beberapa teolog menyebut surat ini (bersama surat Filemon, Efesus dan Kolose) sebagai "Surat Kiriman dari Penjara". Bila anggapan ini benar, kekayaan rohani surat ini sungguh luar biasa, karena Paulus yang sedang menderita dalam penjara masih dapat menghibur jemaat Filipi yang seharusnya memberi penghiburan.

Berdirinya Jemaat Filipi

Paulus dan Silas berkunjung ke Filipi ± tahun 52, saat melakukan perjalanan misi kedua menuju ke Asia Tengah dan Eropa Tenggara. Di Filipi, Paulus bertemu dengan sekelompok wanita Yahudi (termasuk Lidia yang kemudian dibaptis bersama seluruh keluarganya) yang sedang berbakti di sebuah sinagoge (tempat ibadah orang Yahudi) yang terletak di tepi sungai (Kisah Para Rasul 16:13-15). Hasutan dan tuduhan palsu sekelompok tuan yang merasa dirugikan karena hamba perempuan mereka dilepaskan dari ikatan kuasa roh tenung membuat Paulus dan Silas dipenjarakan. Peristiwa itu dipakai Tuhan untuk membuat tanda ajaib. Terjadilah gempa bumi hebat yang merontokan belenggu dan pintu penjara yang membuka jalan bagi Paulus untuk menemui kepala penjara yang ketakutan dan memberitakan jalan keselamatan di dalam Kristus, sehingga kepala penjara beserta seluruh keluarganya bertobat dan dibaptis.

Sekalipun waktu pelayanan sangat singkat, pelayanan Paulus dan Silas di Filipi menghasilkan buah dan Paulus tetap menjalin hubungan dengan jemaat Filipi yang didirikannya. Beberapa kali dia berkunjung (1 Korintus 16:5; 2 Korintus 7:5; Kisah Para Rasul 20:6). Perhatian dan penggembalaan terhadap jemaat Filipi juga dibantu oleh Timotius (Kisah Para Rasul 19:22; 1 Tesalonika 3:1; Kisah Para Rasul 18:5) serta mungkin juga oleh Lukas yang menjadi anggota tim PI Paulus (Perhatikan kata "kami" dalam Kisah Para Rasul 20:6 yang menunjukkan bahwa Lukas yang menulis kitab Kisah Para Rasul sedang bersama-sama dengan Paulus).

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang bisa merintangi iman kita, termasuk penderitaan yang bisa membuat kita menjadi tawar hati. Lebih-lebih, kita bisa menjadi tawar hati bila disalah mengerti oleh orang-orang yang kita layani. Dalam surat ini, Paulus meyakinkan dan menghibur kita, bahwa penderitaan tidak boleh membuat kita menjadi tawar hati. Dia menasehati, "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!" (Flp 4:4).
Dalam Kitab ini, Paulus mengajarkan beberapa hal penting:
1. Kita harus belajar untuk senantiasa bersyukur saat menghadapi tekanan dan penderitaan.
2. Kita harus memiliki sukacita sejati agar dapat menghibur orang lain di kala kita sedang susah.
3. Yesus Kristus menjadi teladan dalam kerendahhatian, ketaatan dan sifat tidak mementingkan diri sendiri.
4. Membukakan kerangka berpikir baru tentang nilai-nilai Kristiani yang lebih utama: Kebanggaan duniawi yang lama diganti dengan keselamatan di dalam Tuhan Yesus.
5. Kita harus belajar mencukupkan diri dan merasa puas dengan apa yang ada.
Iman dan pengharapan tidak pernah sia-sia. Bila kita setia sampai akhir, kasih karunia Tuhan akan dilimpahkan kepada kita. Allah akan memberi kekuatan untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.

Renungan:

Kerangka Khotbah Pekerjaan Tuhan

I. Dua pekerjaan Tuhan (ay. 12, 13)
A. Pekerjaan yang dilakukan oleh manusia (ay. 12)
1. Senantiasa taat
2. Senantiasa mengerjakan keselamatan
B. Pekerjaan yang dilakukan oleh Allah (ay. 13)
1. Di dalam kemauan orang beriman
2. Di dalam pekerjaan Tuhan

II. Sikap pekerjaan Tuhan (ay. 14)
A. Tidak bersungut-sungut
B. Tidak berbantah-bantah

III. Tujuan Pekerjaan Tuhan (ay. 15-18)
A. Orang beriman tiada beraib dan tiada bernoda
B. Orang beriman menjadi anak-anak Allah yang tiada bercela
C. Orang beriman bercahaya seperti bintang
D. Orang beriman berpegang pada firman kehidupan (ay. 16)
E. Orang beriman bersukacita dalam Tuhan (ay. 17, 18)

Banyak orang-orang Kristen yang pertumbuhan imannya bergantung pada tokoh-tokoh tertentu. Tokoh-tokoh itu mungkin adalah orang-orang yang seorang pemimpin yang memang mempunyai kewibawaan rohani yang menonjol, dalam sebuah gereja atau lembaga Kristen, yang dikaguminya atau yang secara langsung berperan penting dalam pertobatannya. Dalam batas tertentu, hal ini termasuk wajar. Namun, apakah pertumbuhan iman kita harus seterusnya bergantung kepada sang tokoh tersebut?

Tak diragukan lagi bahwa peran Paulus bagi jemaat Filipi sangatlah penting. Namun Paulus tidak ingin pertumbuhan iman mereka bergantung sepenuhnya kepadanya. Paulus yakin bahwa tanpa kehadirannya pun jemaat Filipi dapat melanjutkan pertumbuhan iman mereka karena Allah akan bekerja di tengah-tengah mereka. Di bagian akhir bacaan kita hari ini Paulus bahkan menegaskan bahwa dia tidak mengharapkan kemegahan kecuali pada akhir zaman (ay. 16, di hari Kristus).

Harus kita akui, tidak banyak pemimpin rohani yang mempunyai kedewasaan spiritual seperti ini.
Namun, perlu dicatat pula bahwa sikap kita sebagai jemaatlah yang sering kali juga membuat seseorang terjebak dalam perannya sebagai pemimpin tunggal yang menentukan semua hal.

Paulus mengajak jemaat Filipi tetap mengerjakan keselamatan mereka secara terus menerus dan taat, meski tanpa kehadirannya. Ada tiga hal praktis yang disebutkan Paulus di sini.

Mereka didorong untuk tetap melayani (tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantah), Bersungut-sungut menunjukkan kejengkelan/ketidaksenangan terhadap seseorang, baik yang dipendam dalam hati, atau yang dinyatakan di belakang orangnya. Berbantah-bantahan menunjuk pada pertengkaran yang terbuka. Jadi, dengan melarang dua hal ini, Paulus menekankan kesatuan gereja!
Agar tetap menjaga sikap moral kristiani di tengah masyarakat, ada banyak orang, pada waktu mendengar Firman Tuhan (misalnya Firman Tuhan yang melarang untuk berdusta), lalu berkata: 'Kita hidup di dunia. Itu tidak mungkin dilaksanakan!' Tetapi, ay 15 itu menunjukkan bahwa Paulus menyuruh hidup suci di dunia! Firman Tuhan bukanlah sesuatu yang harus kita laksanakan nanti di surga, tetapi sekarang di dunia! renungkan: apakah kita mempunyai tujuan/keinginan untuk hidup suci dan menjadi terang dunia? Atau kita hanya mempunyai tujuan/keinginan yang bersifat jasmani saja?
dan agar tetap mempelajari serta menerapkan firman Tuhan dengan setia. jadi, kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan berpegang pada Firman Tuhan!

Pertumbuhan iman kita memang tidak boleh bergantung kepada seseorang, namun juga tidak mungkin kita lakukan sendirian. Gereja dan masyarakat adalah tempat terbaik untuk menerapkan firman Tuhan dan untuk mewujudkan pertumbuhan iman kita.

ITT - 10 Oktober 2009 - K3 SP3A di Kel.Moka