Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, November 21, 2010

Matius 25:1-13


25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."


Mengingatkan kedatangan kembali Kristus Yesus.

Pendahuluan – Ayat yg mendukung

- Kisah 1:9-11
1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

- Yohanes 14:1-3
14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

- Rencana penyelamatan - even berikutnya adalah Kedatangan Kembali Kristus Yesus.

- Roma
13:11 Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.
13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!

- Dimulai dari Matius 24 difokus kepada Kedatangan Kembali Yesus Kristus.

- 3 Perumpamaan dalam Matius 25 - Semuanya fokus pada kedatangan kembali Kristus. kedatangan itu membawa pemisahan.
* Perumpamaan Anak Gadis
- Jelaskan tata cara pernikahan Yahudi - untuk SUPAYA jemaat mengerti tentang perumpamaan yang Yesus pakai adalah sangat kontekstual.

Pernikahan Yahudi di zaman Kristus & analogi hubungan kita dengan Kristus.

Pertunangan melibatkan adanya suatu perjanjian pernikahan. Perjanjian ini melibatkan dua keluarga (Kejadian 24, Kidung Agung 8:8, Hakim-hakim 14:2-7). Calon pengantin lelaki akan mendatangi rumah calon isterinya untuk melakukan perjanjian. Namun pada kasus khusus pengantin lelaki bisa diwakili oleh pegawainya (contohnya kasus Ishak) atau bersama anggota keluarga lainnya (orang tua, sanak saudara: kasus Simson). Perjanjian yang dilakukan ini mengikat, tidak seperti pengertian pertunangan yang dianut masyarakat modern sekarang ini.

Kata pertunangan dalam bahasa Inggris “to betroth” (Ibrani) yang mendasari kata “betrothal” atau , berarti perjanjian nikah sekalipun proses pernikahan itu belum selesai dengan diadakannya perjanjian nikah. Beberapa kejadian di Alkitab merujuk wanita yang telah mengadakan perjanjian ini telah dianggap bersuami (berstatus sebagai istri). 2 Samuel 3:14 -> my wife whom I have betrothed” (”erasti”) NIV. Mikhal menjadi istri Daud saat itu masih dalam pertunangan. Ulangan 22:23,24 -> (22:23 Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan -- jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, 22:24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu) -> orang yang tidur dengan wanita yang berstatus ‘bertunangan’ dianggap tidur dengan istri orang lain.

Perjanjian nikah ini melibatkan negosiasi harga yang harus dibayarkan oleh calon pengantin pria untuk ‘membeli’ istrinya. Setelah disepakati dan harga yang diminta dibayarkan maka secara resmi perjanjian nikah telah selesai, maka keduanya, pengantin pria ‘ing: groom; ibrani: chatan’ dan pengantin wanita ‘ing: bride; ibrani: Kallah’ telah resmi sebagai suami istri.

Semenjak perjanjian nikah tersebut mempelai wanita dikhususkan sebagai milik suaminya. Sebagai simbol dari terjadinya perjanjian tersebut kedua mempelai akan meminum anggur dari cawan yang sama dimana merupakan ungkapan syukur dari peristiwa tersebut.

Setelah perjanjian nikah dilaksanakan mempelai pria akan kembali ke rumah ayahnya. Ia diharuskan menunggu selama 12 bulan lamanya sebelum ia dapat bertemu kembali dengan calon istrinya. Yaitu sampai ada boyongan (”nissu’in,”) mempelai wanita ke rumahnya dan diadakanlah pesta perkawinan.
Selama masa penantian tersebut mempelai wanita akan mempersiapkan diri untuk hidup dalam rumah tangga sementara mempelai pria akan mempersiapkan tempat di rumah ayahnya bagi kedatangan istrinya tersebut.

Pada waktu boyongan itu mempelai pria dan keluarganya akan menjemput mempelai wanita. Namun kedatangan dari mempelai pria tersebut tidak diketahui waktunya secara persis. Biasanya dilakukan pada waktu malam hari. Mempelai pria akan diiringi oleh orang-orang yang dipilih sebagai orang-orang yang terbaik. Mereka akan membawa obor sebagai penerang jalan. Sekalipun mempelai wanita mengetahui hari itu adalah hari kedatangan mempelai pria, ia tidak tahu waktu yang tepat kedatangannya. Oleh karena itu para pengiring mempelai pria akan berteriak-teriak apabila telah mendekati rumah mempelai wanita. Suara teriakan ini menjadi tanda bagi mempelai wanita bahwa calon suaminya telah datang.

Setelah rombongan mempelai pria sampai dan bertemu dengan rombongan mempelai wanita yang telah bersiap-siap pergi. Mereka akan pergi bersama-sama ke rumah mempelai pria, tempat di mana pesta pernikahan akan diadakan.
Di rumah mempelai pria, pesta pernikahan telah dipersiapkan dan para tamu telah sampai dan bersiap-siap menyambut kedatangan mempelai berdua.
Segera setelah mereka sampai, para pengiring akan mengantarkan keduanya ke dalam kamar pengantin (huppah). Sampai saat ini mempelai wanita masih berkerudung menutupi mukanya sehingga tidak ada yang dapat melihat wajahnya. Demikianlah caranya Yakub tertipu ketika menikahi Lea, padahal ia dijanjikan akan dinikahkan dengan Rahel (Kejadian 29:23-25). Para pengiring akan berada di luar sementara kedua mempelai memasuki kamar pengantin. Di sinilah untuk pertama kalinya keduanya akan berhubungan badan sebagai suami istri. Menggenapi perjanjian nikah yang telah diadakan setahun sebelumnya. Sesudah itu mempelai pria akan keluar dari kamar pengantin dan mengumumkan kepada para pengiring yang telah menunggu di luar (Yohanes 3:29) bahwa pernikahan telah berlangsung. Mereka akan meneruskan berita tersebut kepada para tamu yang telah menunggu di luar. Para tamu akan berpesta selama tujuh hari.
Selama tujuh hari pesta tersebut mempelai wanita akan terus berada di dalam kamar pengantin dan tidak boleh bertemu dengan orang lain. Pada hari ketujuh mempelai pria akan memperlihatkan istrinya kepada orang banyak dengan menanggalkan kerudung yang selama ini dipakainya.

Peringatan

a. Peringatan pertama: Penampilan bisa mengelabui.
perhatikan ke-10 anak dara itu, semua sama berpakaian pesta sebagai pengiring pengantin wanita. sama-sama pengiring, sama-sama menunggu, sama-sama tertidur, sama-sama bangun, sama-sama membereskan pelitanya. Sampai pengantin pria tiba.
Bedanya di ayat 2-4, adalah tentang minyak cadangan.

Peringatan Yesus: berhati-hati dengan penampilan luar .... yang biasanya tdk terlihat sebagaimana kelihatan. Mudah saja mengelabui orang. Tapi ke-5 anak dara yang bodoh, menipu diri sendiri dengan berpikiran atau beranggapan bahwa, ah semuanya pasti akan baik-baik saja. Aplikasinya untuk kita, bukankah kita sering demikian? kita berpikir, bahwa karena KTP kita Kristen, karena keluarga kita rajin ke Gereja, kita rajin mengikuti IHM, KRT dan kegiatan Gereja, Kita terlibat dalam pelayanan sebagai Presbiter atau fungsionaris gereja, maka kita akan baik-baik saja.

b. Peringatan Kedua: Kepercayaan diri yang salah tempat.
Pada ayat 5, semua anak dara itu tertidur. Bedanya yang 5 tertidur dengan nyenyak, sedang 5 yang lain tidur dengan gelisah. mereka berpikir, ... kan ada minyak teman saya yang lain yg bisa dipinjam atau dibagi. ayat 8: Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Mereka berpikir bahwa rahmat Tuhan bisa di bagi ....

c. Penghakiman adalah permanen, tidak bisa dikembalikan/dibalikkan.
Pintu yang tertutup menandakan bahwa penghakiman membawa pemisahan. Tidak ada lagi kesempatan kedua.
Itulah mengapa Yesus berkata tentang pintu yang tertutup, pemisahan kambing dan domba.
Matius 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Golongan manakah kita saat ini .... golongan yang ada di luar pesta perkawinan atau yang ikut di dalamnya?
2 hal yang harus kita uji dalam diri kita dalam berjaga-jaga , ..... menguji diri kita dengan 2 pertanyaan ini.

Bagaimana Hubungan Saya dengan Tuhan?
Bagaimana Hubungan saya dengan sesama?

ITT - 23/11/2010 PW3 di Ibu Mia Syam