Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, November 21, 2010

Matius 25:14-30


Talenta Kasih

Menyamakan persepsi/Konsep

1. Perumpamaan ini kurang tepat bila dikatakan berbicara soal uang belaka. Dalam perumpamaan ini kalau berbicara perihal uang, tidak disebutkan uang itu untuk apa, apa untuk memperoleh kesenangan duniawi atau melayani Tuhan?

2. Perumpamaan ini juga kurang tepat, bila diartikan bahwa keselamatan itu adalah hasil kerja. Berhati-hati bila mengartikan demikian, bahwa 2 hamba yang bekerja melipat-gandakan harta tuannya itu diberi penghargaan sementara 1 yang tidak bekerja dihukum. Faktanya benar, 2 diberi hadiah dan 1 dihukum, tetapi kesimpulannya tidak demikian.

3. Perumpamaan ini tidak mengatakan kepada kita bahwa kita harus berbuat baik supaya menyenangkan Tuhan.

Perumpamaan ini hanya bisa hidup dan dimengerti baik kalau kita dikuasai oleh Roh Tuhan Yang Kudus, dan membiarkan Roh itu mengajar kita.
Kita harus punya 2 hal:
1. Roh Tuhan/Roh Kudus, dan
2. Kemauan untuk Membiarkan Roh Tuhan membentuk kita.

Untuk itu mari kita Berdoa dan membaca Alkitab.

Injil Matius 25:14-30

25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Perumpamaan ini tentang hari penghakiman. Bukan untuk menyuruh kita bekerja dan menghasilkan. yang akan kita fokus adalah mengapa ada hamba-hambanya yang berbuat dan menggandakan talenta dan ada yang tidak.

Dasar Perumpamaan. - Perumpamaan adalah alat untuk membagi dan membedakan pengikutNya.

Matius 13:10-13

13:10 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"
13:11 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
13:12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
13:13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti

Yesus berkata-kata dalam perumpamaan untuk membagi, siapa pengikutnya dan siapa bukan.

Perumpamaan ini diberikan Yesus pada saat-saat atau minggu-minggu terakhir hidupNya. IA akan pergi meninggalkan murid-muridNya, IA adalah Tuan yang akan meninggalkan pelayan-pelayanNya. Apa yang dilakukan pelayanNya menentukan kembaliNya nanti. IA meninggalkan hartaNya bagi pelayanNya dan kembali untuk itu nanti.

Sekali lagi, Perumpamaan ini tentang Hari Penghakiman, bukan tentang apa yang kita perbuat, yang nanti akan bermuara ke kesimpulan yang melenceng, bahwa keselamatan adalah berdasarkan pada apa yang kita buat, padahal prinsip Kristiani, adalah Sola Gratia, hanya oleh Kasih Karunia Tuhan kita diselamatkan.

Mari menafsirkan bacaan ini dengan memakai prinsip "Firman Tuhan menafsirkan Firman itu sendiri" bukan oleh manusia.

Kunci perumpamaan ini ada di Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
Bagaimana relasi kita dengan Yesus, bagaimana hubungan pribadi kita dengan Allah. Apakah kita hanya menurutiNya karena kita takut? atau karena kita menyayangi dan mengasihi Tuhan? Sayang dan Kasih karena "Sola Gratia" .... bukan takut dan akhirnya berbuat dan melakukan perintah untuk memperoleh hadiah/penghargaan.

Mari perhatikan bagaimana sikap pelayan-pelayan dalam perumpamaan ini terhadap tuannya.

Perhatikan bahwa ke-2 hamba yang pertama "mengasihi" tuannya.
Perhatikan ayat 25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Segera, ... tanpa menunda, .... ia sadar bahwa harta itu bukan miliknya juga keuntungan itu bukan miliknya, ia hanya dipercayakan saja, sehingga "segera" ... tanpa memikirkan dirinya. Dalam dirinya dan hatinya hanya ada tuannya saja, ia harus menyenangkan dan mengasihi tuannya dengan melipatgandakan harta yg dipercayakan kepadanya. Demikian juga untuk hamba yang berikutnya, ... perhatikan ayat 25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Ia "berbuat demikian juga"

Dan bila tuannya kembali, mereka menyambutnya bukan dengan ketakutan, tetapi dengan suka-cita ..... "lihat tuan, aku telah memperoleh laba" ... suka cita karena ia merindukan tuannya pulang untuk melihat hasil kerjanya. sukacita karena mengasihi.

Lalu bagaimana dengan hamba yang terakhir?

Banyak kali kita tiba pada kesimpulan bahwa hamba ini adalah hamba yang bodoh .... yang tidak tahu berdagang, atau melipatgandakan harta tuannya. tetapi bukan itu ... bukan itu kenyataannya. Hamba ini adalah hamba yang "marah dan tidak mengasihi tuannya" bukan karena "ia tidak mampu, tetapi karena ia tidak mau". Ia tidak mau tuannya memperoleh keuntungan, ia tidak mau menyenangkan tuannya..... dan kesimpulannya: "ia tdk punya kasih terhadap tuannya".
Bahkan lebih jauh, ia menyalahkan tuannya ... lihat Matius 25 ayat 24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Dimana ada disebut dalam perumpamaan ini bahwa tuan itu tuan yang kejam? sehingga ia harus takut?
Ia bahkan membenci tuannya, .... bisa jadi karena iri dan dengki atas talenta yang kurang dari kedua hamba sebelumnya.

INTInya ada dalam bagaimana sikap dan perasaan hambanya terhadap tuannya. Ada yang punya kasih dan ada yang tidak. ingat?
Markus 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

Dimana posisi ketiga hamba ini? siapa yang punya kasih dan siapa yang tidak?
Bagaimana dengan kita?

Ada pertanyaan yang hanya jemaat sendiri yang bisa jawab, Apa kita mengasihi Tuan kita? yaitu Kristus Yesus?

Pasti jawabannya adalah Ya, ... tetapi bukan itu, bukan hanya ya.

Perumpamaan ini mengajarkan kepada kita bahwa, bila kita mengasihi, kita berbuat sesuatu .... bila percaya dan beriman, kita berbuat sesuatu.
Bila ingin tahu seberapa besar kita mengasihi-Nya, mari lihat bagaimana kita hidup. Untuk siapa kita hidup? untuk kita sendiri atau bagi Tuhan?

Perumpamaan ini mengajarkan bahwa talenta diberi sesuai kemampuan kita. Bukan banyak dan besarnya talenta, tetapi apakah kita mampu menunjukkan kasih dengan talenta yang kita miliki.

Pelajaran hari ini bukan tentang bekerja dan menghasilkan, kita tdk bisa membeli kerajaan surga dengan berbuat baik, ..... tetapi pelajaran hari ini ialah bahwa bila kita adalah manusia baru kepunyaan Kristus Yesus, maka manusia baru itu adalah hamba yang mengasihi tuannya ... dalam hal ini tuan itu adalah Yesus Kristus.

Aplikasi dan contoh kecil: Sebentar ada kedukaan, .... kita akan datang ke sana bukan karena yang berduka adalah bapaknya si A atau B, atau yang meninggal adalah si A atau B, ... tetapi karena Firman Tuhan ... (Pengkhotbah 7:2 Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya. + Matius 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.... bukankah itu aplikasi dari Hukum Utama dan terutama? Kasihilah sesamamu Manusia seperti dirimu sendiri).

Berbuat sesuatu karena mengasihiNya, ... bukan untuk alasan lain yg kurang tepat, ... seperti saya berbuat ini karena ingin menolong dia, karena kasihan ... bukan itu ... kita berbuat baik, karena mengasihi Tuhan karena itu adalah perintah dan ajaran Kristus, dan kalau kasih itu mengalir bagiNya, maka semua tindakan kita akan menjadi buah dari kasih itu.

Dan mengasihi Yesus adalah suatu keharusan yang mengalir dalam jiwa seluruh pengikutNya, dan berbuah dengan mengasihi sesama.

Peringatan Tuhan Yesus bagi kita dalam konteks Matius 25 ini adalah tentang penghakiman dan hari terakhir.
Ingat, Penghakiman adalah permanen, tidak bisa dikembalikan/dibalikkan lagi. Penghakiman membawa pemisahan. Tidak ada lagi kesempatan kedua. Itulah mengapa dalam Matius 25 Yesus berkata tentang pintu yang tertutup dalam perumpamaan tentang 10 anak dara, hamba yang dicampakkan dalam kegelapan dalam perumpamaan tentang talenta, dan tentang pemisahan kambing dan domba dalam menjelaskan penghakiman terakhir. Amin.

ITT - KRT 6 24/11/2010 di Kel.Arpipy.