Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, April 15, 2011

Yohanes 12:12-19


Hosana, diberkatilah Dia yang datang
(Sesuai SBU, Minggu 17 April 2011)

(Yoh 12:12-19 – Yesus dielu-elukan di Yerusalem)
12:12 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem,
12:13 mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!"
12:14 Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis:
12:15 "Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai."
12:16 Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.
12:17 Orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya dari antara orang mati, memberi kesaksian tentang Dia.
12:18 Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar, bahwa Ia yang membuat mujizat itu.
12:19 Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia.

Pengantar

Tumbuh sebagai seorang yang bergiat di kegiatan SAR (Search And Rescue), salah satu yang dipelajari adalah ilmu Survival atau bertahan hidup di alam bebas. Di salah satu buku manual Survival, tertulis di halaman awal: “You can remain alive anywhere in the world when you keep your wits about you” (anda akan dapat bertahan hidup dimanapun asalkan tetap mempertahankan/menggunakan akal sehat) dan motto buku itu “Keep your wits and stay alive!” (Pakai akal sehat dan/supaya tetap hidup).

Setiap kali membaca bagian Alkitab ini, seringkali timbul suatu pemikiran yang cukup menggelitik, bahwa bila kita membaca Alkitab pada bagian bacaan kita minggu ini tanpa penyertaan Roh Kudus, dengan membandingkan motto buku di atas, maka yang Yesus lakukan adalah berlawanan dengan hukum survival atau bertahan hidup. Yesus memasuki Yerusalem dengan suatu kesadaran dan pengetahuan penuh bahwa IA akan mati. Tetapi bila kita bertekun dan disertai penyertaan Roh Kudus, kisah ini memperlihatkan Penggenapan Janji Allah serta Kuasa Allah.

Bacaan kita pekan ini, termasuk salah satu situasi paling penting yang terjadi dalam masa pelayanan Yesus. Hal ini ditandai dengan tercatatnya kejadian ini di ke empat Injil (Yoh 12:12-19, Mat 21:1-11, Mark 11:1-10 dan Luk 19:28-38). Dengan melihat komposisi Injil Yohanes pada bagian ini, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa Injil Yohanes disusun dengan urutan kronologis kejadian, sementara pada Injil lain kejadian pengurapan Yesus disusun dengan urutan tema.

Latar Belakang

Bacaan ini diawali dengan kalimat “Keesokan harinya ...”, yang mengacu pada waktu di 12:1a = Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania,. Pesta apakah yang dirayakan? Pesta Paskah, atau dalam tradisi Yahudi dikenal dengan Pesakh atau Paskah, Ingg: Passover. (Kel 12:23 = Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.).
Pada saat itulah Israel sebagai bangsa pilihan Allah, di bawah pimpinan Musa dan Harun dilepaskan Allah dari Firaun di Mesir, dan saat itulah mereka memperingatinya sebagai Hari Pembebasan Israel dari Perbudakan. Di Israel sampai hari ini, menjadi libur nasional selama 7 hari berturut-turut, yang ditandai dengan pesta besar pada awal dan akhir pekan itu, yang dirayakan dengan sangat meriah, kumpul keluarga dan berdoa serta ibadah raya. (Kel 12:14-17 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya. Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel. Kamu adakanlah pertemuan yang kudus, baik pada hari yang pertama maupun pada hari yang ketujuh; pada hari-hari itu tidak boleh dilakukan pekerjaan apa pun; hanya apa yang perlu dimakan setiap orang, itu sajalah yang boleh kamu sediakan. Jadi kamu harus tetap merayakan hari raya makan roti yang tidak beragi, sebab tepat pada hari ini juga Aku membawa pasukan-pasukanmu keluar dari tanah Mesir. Maka haruslah kamu rayakan hari ini turun-temurun; itulah suatu ketetapan untuk selamanya).

Penggenapan dan Kuasa Yesus

Dari seluruh kisah pelayanan Yesus, hanya pada saat inilah Yesus dengan terbuka mengumumkan keberadaan diri-Nya sebenarnya. Bahwa IA lah Mesias yang dinanti-nantikan dan saat ini menjadi begitu penting, karena:
a. Yesus menggenapi nubuat Zakaria dalam Zak 9:9 = Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Bukankah Yesus sendiri mengatakan itu dalam (Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.)?
b. Yesus mengubah seluruh rencana Sanhedrin ketika mereka mengadakan permufakatan untuk membunuhnya (Yoh 11:53) dan juga Lazarus (Yoh 12:10). IA mendatangi Yerusalem, dan bukan diburu-buru oleh Sanhedrin. Yesus menunjukkan Kuasa-NYA ketika IA memilih saat-NYA sendiri sesuai dengan Waktu Tuhan.

Kemeriahan di tengah Penderitaan

Seperti sudah dijelaskan di atas, maka penduduk Israel dalam suasana pesta, tetapi benarkah mereka berpesta? Kegembiraan mereka tersandung pada kenyataan bahwa mereka pada masa itu berada pada masa penjajahan kembali di bawah Kekaisaran Roma yang memerintah dengan tangan besi. Dalam keseharian mereka, Roma mengenakan pajak dan cukai yang berat, peraturan yang ketat dan penyaliban sebagai hukuman mati (yang hanya dapat dilakukan oleh Kekaisaran Roma). Jadi pada saat itu, penduduk Israel sangat mendambakan kebebasan, yang dalam tradisi Agama Yahudi mereka kenal dengan akan datangnya Mesias, sebagai pembebas mereka dari penjajahan Roma.

Jurang Harapan dan Kenyataan

Harapan masyarakat sepertinya terpenuhi, karena Yesus ini yang mereka kenal, bahkan membangkitkan Lazarus yang telah mati 4 hari! (Yoh 12:9). Luar biasa kuasa orang ini! Pastilah IA Mesias yang telah dinanti-nantikan itu.
Seruan Hosana! (berasal dari Maz 118:25 Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN.) yang membahana mengiringi Yesus menandakan kerinduan dan harapan mereka akan seorang pemimpin yang akan membebaskan mereka. Hosana = merupakan sebuah bentuk penekanan dari kata perintah “give salvation now” (berikanlah keselamatan sekarang) yang kemudian menjadi sebuah sambutan bahkan pujian.
Mat 21:8-9 menggambarkannya dengan lebih megah = Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!".

Tetapi apakah benar harapan itu terwujud?
IA tidak mengumpulkan mereka dan memimpin, IA malahan mengecam mereka! (Mat 21:12-13, Mat 23:27)
IA tidak memikirkan bagaimana membebaskan pajak dan cukai, IA malahan menyuruh membayar! (Mat 22:17-21).

Harapan; segera dan sebentar lagi berubah menjadi kegeraman dan kemarahan. Hosanna berubah menjadi Salibkan IA!

Penutup

Minggu Prapaskah terakhir ini biasanya dijadikan GPIB sebagai tradisi bagi saat pengakuan Warga Sidi Jemaat yang baru. Di hadapan Tuhan dan Jemaat-NYA, mereka berkata “Ya! Dengan segenap hatiku”. Dari sudut pandang itulah ada hal yang boleh kita pelajari;

Kita semua akan mengangkat suara dan dengan lantang memuji Tuhan. Kita bisa mengangkat tangan dan hati kita menyembah Tuhan dan menyambut-NYA dalam nama Yesus. Tetapi bagaimana jika sesudah mengikut IA, harapan dan kenyataan yang kita hadapi berbeda? Apakah kita tetap bisa bersorak Hosana!
Kenyataan yang menyedihkan, bahwa hal ini sering terjadi, ketika Tuhan tidak memenuhi harapan kita, Tuhan bertindak tidak sesuai keinginan kita, keriang-gembiraan itu dapat berubah menjadi kesal, marah dan akhirnya pemberontakan.
Adalah mudah memuji Tuhan ketika keadaan baik-baik saja, tetapi ketika keadaan berubah sulit dan keras? Masih dapatkah kita memuji Tuhan? Bahkan ketika Tuhan berbalik mengecam kita seperti Yesus mengecam orang-orang Farisi? Apakah kita dapat menerimanya?
Satu Fakta penting untuk dihayati, bahwa Tuhan tidak pernah memberikan apa yang kita minta, tetapi IA pasti memberikan apa yang kita butuhkan! Ini suatu hal yang sangat mendasar yang refleksinya bisa kita lihat pada Rasul Paulus di Fil 4:19 = Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Ayat ini akan menguatkan kita bahwa Allah akan menjaga dan menopang kita senantiasa dalam segala hal, yang menjadi masalah adalah apa yang dipenuhi Allah biasanya tidak sesuai dengan kehendak kita dan sebaliknya.

Inilah yang terjadi dengan para penyorak Hosana dan Yudas, dan juga masih terjadi sampai hari ini. Mereka begitu fokus hanya untuk bebas dari penjajahan Roma, sehingga mereka melewatkan satu momen paling penting dalam sejarah dunia, bahwa Raja di atas segala raja, telah datang dan memasuki Yerusalem. Mereka gagal mendengar hati nurani mereka, tetapi hanya dituntun oleh keinginan daging belaka, keinginan untuk merdeka dan lepas dari Roma, padahal Yesus datang untuk membebaskan mereka, dan juga kita dari kuasa dosa. (Yoh 1:10-11 = Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.)

Sebagai penutup. Ketika Israel ingin terbebas dari kekaisaran Roma, Yesus datang untuk membebaskan mereka lebih dari hanya keterjajahan fisik. Mereka ingin Yesus bertindak sesuai dengan cara mereka, tetapi Yesus bersikap sebaliknya, IA bersikap hanya untuk memenuhi kehendak Bapa-NYA, bukan keinginan manusia.
Kegagalan mereka untuk melihat bahwa pemenuhan nubuat nabi-nabi telah terpenuhi dalam kehadiran Yesus, juga bisa terjadi pada kita sekarang. Kita bisa rajin beribadah, ikut paduan suara, jadi Presbiter, fungsionaris gereja atau bahkan menulis khotbah dan artikel ini, tetapi gagal membangun relasi dengan Yesus Kristus sebagai jelmaan Allah sendiri, ketika kita hidup berontak dan tidak sesuai keinginan bapa di Surga. Ini terjadi dengan Israel, kiranya tidak terjadi dalam kehidupan kita.

Ketika memulai hari baru sebagai warga Sidi Jemaat yang dewasa di dalam Iman, kerjakanlah keselamatan itu senantiasa dengan buah Kasih. Bagi kita Jemaat Tuhan yang sudah dewasa dalam Iman, tetaplah senantiasa berbuah dalam kasih bagi sesama manusia.
Hari ini kita boleh berseru, “Hosana, diberkatilah Dia yang datang” serta mengaminkannya dengan “Haleluya, terpujilah Allah yang menyelamatkan dalam Kristus Yesus!”

ITT – 15 April 2011