Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Thursday, July 11, 2013

Kisah Para Rasul 15:1-11

(Sesuai SBU - Rabu, 24 Juli 2013)

15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."

15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
15:8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
15:9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Mengolah Konflik dengan Bijak

PENGANTAR

Rasul Petrus telah menyaksikan mujizat Karunia Tuhan kepada Kaum bukan Yahudi ketika ia melayani di rumah Kornelius si perwira pasukan Italia di Kaesaria. Petrus tidak memaksakan mereka untuk tunduk kepada hukum Musa dan hal ini menimbulkan pertentangan di kalangan Yahudi (Kis.10:1-18). Paulus dan Barnabas sendiri juga telah menyaksikan kasih karunia Tuhan atas kaum bukan Yahudi yang menjadi percaya, ketika mereka melayani di banyak tempat dalam perjalanan misinya yang pertama (Kis.13:42-43, 48, 14:23).

Beberapa orang kaum Yahudi dari Yerusalem mengajarkan kaum bukan Yahudi di Antiokhia Siria sehingga terjadi perpecahan di tubuh jemaat di sana. Akhirnya Utusan jemaat mengirim Paulus dan Barnabas ke Yerusalem untuk membicarakan hal itu.
Sidang para Rasul dan Penatua di Yerusalem akhirnya menghasilkan suatu keputusan yang bulat, bahwa keselamatan diperoleh hanya karena iman dan kasih karunia belaka, bukan hasil pekerjaan dan usaha manusia melalui hukum-hukum Taurat. Sejak saat itu, kaum bukan Yahudi menjadi banyak yang percaya Kristus Yesus.

Tidakkah kita sadari, bahwa dari sekian banyak pengikut Kristus sekarang ini ... sebagian besar adalah kaum bukan Yahudi? bahkan kaum Yahudi sekarang menjadi minoritas dalam komunitas Kristen. Data terkini dari negara Israel menyebutkan bahwa dari sekitar 8 juta penduduk Israel, terdiri dari 75,4% orang Yahudi, 20,6% orang Arab dan 4,1% dari berbagai suku. Dan dari jumlah penduduk dan suku itu, 75,4 % beragama Yahudi, 16,9% beragama Islam dan hanya 2,1 beragama Kristen!, 1,7 pengikut agama Druze dan sisanya 4% dikategorikan tanpa agama. Bandingkan dengan data 2011, yang menyatakan bahwa ada 2,18 Milliar penganut Kristen di dunia, dari 6,9 milliar penduduk bumi - dan ini menjadikan bukti bahwa mayoritas orang Kristen sekarang adalah bukan Yahudi.

URAIAN

Kis.15:1-4

Pokok Masalah
Kis.15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."

Ketika baru saja pekerjaan Tuhan berlangsung, dimana banyak orang bertobat dan mengikut Kristus oleh pekerjaan Paulus dan Barnabas dalam membangun jemaat-jemaat baru, seketika itu pula iblis bekerja dan mencoba menghancurkan pekerjaan Roh Kudus ini.
Beberapa orang ini adalah kaum Yahudi yang adalah pengikut Kristus mula-mula, dan mereka mengajarkan mengenai sunat (bagi orang asing bukan Yahudi) yang adalah warisan Musa, adalah suatu kewajiban.(Kel.12:48 Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu dan mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang bersama-sama dengan dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat untuk merayakannya; ia akan dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak seorang pun yang tidak bersunat boleh memakannya.) - Dalam konteks ini ayat 1, mereka (beberapa orang Yahudi itu) tidak berkata bahwa: untuk menjadi seorang Kristen yang baik, kaum bukan Yahudi harus disunat. Tetapi mereka berkata bahwa; kaum bukan Yahudi tidak bisa menjadi orang Kristen tanpa disunat.
Kesungguhan dan Ketaatan menjalankan adat mereka patut dihargai, tetapi keselamatan adalah untuk seluruh umat manusia, menganggap Yudaisme sebagai jalan menuju keselamatan dengan adat istiadatnya, bukanlah ajaran Yesus Kristus, yang memerintahkan untuk menjadikan segala bangsa menjadi muridNYA (Mat 28:19).
Kontroversi seperti ini bahkan sampai sekarang masih ada di lingkungan Gereja, seperti:
- harus dibaptis roh kudus supaya diselamatkan
- harus bisa karunia lidah (glosolalia)
- harus beribadah di hari Sabat
- bahkan masih ada yang harus disunat!
Bukankah itu semua bermuara kepada keselamatan yang kita peroleh adalah usaha lahiriah belaka? dan bukan karena Kasih Karunia Tuhan. Bukankah Abraham dijanjikan Allah karena KasihNYA? bukan karena usaha Abraham. Bukankah bani Israel Tuhan keluarkan dari Mesir karena KasihNYA? bukan karena usaha mereka. Hanya Tuhan yang mempunyai Kuasa mengampuni dosa dan menyelamatkan, tidak ada yang dapat kita perbuat untuk memperoleh keselamatan itu - Sola Gratia! - Selanjutnya tentang sunat baca Galatia 5.

Kesepakatan dalam Perbantahan
Kis.15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

Perbantahan hebat menghasilkan suatu jalan untuk mencari kebenaran pada otoritas yang lebih tinggi, yaitu para Rasul dan Penatua di Yerusalem. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah:
- Dalam mempertahankan Injil, diperlukan ketegasan dalam mempertahankan pendapat.
- Perbantahan hebat ini mempunyai sisi positif, dengan adanya jalan keluar yaitu mencari kebenaran pada otoritas yang lebih tinggi di Yerusalem. (Bandingkan dengan perbantahan di kalangan gereja sekarang ini, yang sering dibiarkan tanpa penyelesaian, bahkan terkadang sengaja dipelihara untuk mempertahankan eksistensi beberapa pihak). Jadi dalam perbedaan pendapat, tercapai juga kesepakatan untuk menyelesaikan masalah.
- Sisi positif lain, yaitu berkenaan dengan teologi (yang diperdebatkan di sini adalah interprestasi terhadap hukum agama) - jemaat tidak mengambil keputusan sendiri, melainkan menyerahkan keputusan kepada Sidang Para Rasul dan Penatua yang nanti akan memutuskan, baru kemudian dijalankan secara seragam di jemaat. (Bandingkan dengan situasi dan kondisi di beberapa jemaat, yang mengambil keputusan yang menyangkut teologis secara lokal, kadang sesuai selera Ketua Majelis Jemaat dan bahkan tanpa dasar Alkitabiah - bagaimana implikasinya di jemaat yang lain? Bukankah nanti akan timbul kebingungan dan lebih banyak perbantahan, perbedaan pendapat, bahkan perpecahan?).

Tetap Fokus
Kis.15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. 15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.

Dalam perjalanan ke Yerusalem, Paulus dan Barnabas tetap fokus kepada tugas utama mereka, yaitu Pekabaran Injil. Dengan sukacita mereka melalui Fenisia dan Samaria dan berhasil dalam pekabaran Injil disana. Pelajaran dari Paulus dan Barnabas bagi kita:
- Tetap fokus, bahkan dalam masalah dan bahaya (Kis.14:19) - Tugas tetap dijalankan.
- Perhatikan disini, bahwa mereka menjalankan tugas dengan tidak mencari pembenaran dengan menjelek-jelekkan kaum Yahudi yang menentang pertobatan kaum bukan Yahudi dengan isu sunat. Sebagai pembicara/pemberita Injil, mereka dapat saja menyerang kaum Yahudi itu, tetapi mereka tidak melakukan itu (bandingkan dengan keadaan jemaat sekarang, yang bahkan memasukkan pertikaian mereka ke dalam khotbah dalam ibadah-ibadah, maupun maupun isu dalam jemaat).
Pesan utama bahwa ajaran Kristus Yesus dan kebangkitanNya tetap disebarkan telah menyuka-citakan para Rasul, Penatua dan Jemaat di Yerusalem

Kis.15:5-6

Tuntutan
Kis.15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."

Sungguh suatu keajaiban, bahwa akhirnya beberapa orang dari golongan Farisi mau menjadi orang percaya. Tetapi, walaupun demikian, nilai adat dan budaya mereka mengikat sedemikian erat sehingga mengakibatkan mereka berpikir untuk tetap mempertahankan hukum Musa (ingat, Pauluspun berasal dari kaum Yahudi Farisi yang menentang ajaran Kristus (Kis.26:5) - tetapi berubah oleh karena pekerjaan Roh Kudus).
Memang benar, prinsip moral dari hukum Taurat harus tetap dipegang oleh orang-orang percaya, tetapi segala sesuatu yang bernilai seremonial belaka, tidak lagi mengikat kita Pengikut Kristus. Hal inilah yang dituntut oleh kaum Yahudi dari golongan Farisi ini, bahwa aturan hukum Musa adalah harga mati.
Perhatikan bahwa kalau nilai "Berita Sukacita" yang dibawa Kristus Yesus dibumbui dengan berbagai aturan dan adat manusia, maka berita sukacita tersebut berubah menjadi "agama" belaka, sama seperti yang kaum Yahudi lakukan (Bandingkan dengan Mat.15:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?)

Jalan Keluar 
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.

Dari Kis.15:1 dan 5, nyatalah bahwa perbedaan pendapat masalah pemberlakuan hukum Musa bagi orang bukan Yahudi, telah mengemuka dalam masyarakat Kristen di Yerusalem juga. Sehingga, keputusan Para Rasul dan Penatua untuk bersidang, adalah suatu jalan keluar yang sangat tepat. Sidang ini juga sangat bersejarah dalam perjalanan kehidupan Gereja Tuhan, karena inilah sidang pertama yang dicatat dalam Alkitab dan sejarah Gereja.

Kis.15: 7-11

Kasih Karunia
Kis.15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. 15:8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 15:9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. 15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Menarik untuk diperhatikan bahwa Petrus adalah yang paling pertama berbicara. Ia sebelumnya juga berpendapat sama dengan para penganut Yudaisme yang pendapatnya berseberangan dengan Paulus dan Barnabas (Lihat Gal 2:11-16). tetapi dalam proses pendewasaannya sebagai pengikut Kristus, ia berubah dan akhirnya berpendapat sebagaimana yang ditulis di Kis.15:7-11 ini. Dalam hal ini, Petrus mengemukakan beberapa pandangan:

1. Contoh Kornelius
Pendapat Paulus dan Barnabas tentang orang bukan Yahudi tidak perlu bersunat, bukanlah suatu pandangan baru. Kisah Petrus di rumah Kornelius dalam Kis.10, menunjukkan bahwa Kornelius dan seisi rumahnya menjadi orang percaya setelah mendengar kabar sukacita yang dibawa Petrus perihal Yesus Kristus. (Menurut beberapa ahli sejarah Alkitab, kejadian Petrus di rumah Kornelius adalah 10 tahun sebelum sidang Yerusalem ini).

2. Karunia Roh Kudus
Petrus berpendapat bahwa kaum bukan Yahudi ini (bangsa lain) dikaruniakan Roh Kudus seperti kepada kaum Yahudi. Ini menguatkan keberadaan jemaat Kristus di Antiokhia. Pernyataan Petrus di Kis.10:35 (Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.) - berarti bahwa tidak ada perbedaan rasial apapun dalam menjadi pengikut Kristus. Tuhan menerima semua orang ke dalam Keluarga besar Kerajaan Allah ketika mengaruniakan Roh KudusNYA. Tidak ada perbedaan, dan penyebabnya adalah "Iman" belaka (Kis.15:9) Bandingkan dengan Kis.16:31 (Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.) - Sola Fide!.

3. Kuk pada tengkuk
Penggunaan istilah kuk pada tengkuk yang tidak dapat dipikul oleh Petrus, menunjukkan bagaimana beratnya Hukum Musa yang dipikul oleh orang Yahudi, yang bahkan oleh nenek moyang dan mereka sendiri sering gagal memenuhi hukum itu. Lalu mengapa pula hukum itu hendak diberlakukan pada kaum bukan Yahudi? Bukankah ini namanya mencobai Allah? Bandingkan dengan perkataan Yesus Kristus di Mat.5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. - Maksud Petrus; mengapa mengikatkan diri pada hukum yang sudah digenapi?

4. Sola Gratia
Hanya oleh Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus kita (semua) akan beroleh keselamatan itu. Singkat, jelas dan tegas, doktrin ini dikemukakan Petrus sebagai penutup dari pendapatnya.

PENUTUP

Dengan membatasi diri pada topik "mengolah konflik dengan bijak", maka pelajaran yang boleh kita ambil dalam kehidupan kita sekarang sebagai pengikut Kristus, sebagai jemaat di Gereja Tuhan, sebagai keluarga Kerajaan Allah adalah:

1. Dalam kehidupan nyata, harus kita akui bahwa seringkali kita lebih nyaman dengan adat istiadat kita sendiri. Kita merasa aman dalam lingkaran sendiri, sehingga bila ada orang lain yang datang dalam lingkungan kita, maka orang itu yang harus berubah ... lain daripada itu, maka bila ia tidak berubah, ia akan kita tolak. Sebagai pengikut Kristus, kita dianjurkan untuk senantiasa saling menerima dan terbuka dengan semua orang. (Mat.5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?)

2. Dalam perbedaan pendapat, seringkali kita tidak mencari jalan keluar, melainkan memaksakan pendapat kita yang benar. Dan dalam memaksakan pendapat kita tersebut, mulailah digunakan segala intrik, seperti fitnah, saling menjatuhkan, penyerangan pribadi dll, bahkan di kalangan jemaat, sering mengutip Alkitab dan menggunakan mimbar pemberitaan firman Allah sebagai mimbar pribadi menyudutkan orang lain. Belajar dari bacaan kita ini, setiap perbedaan pendapat, bahkan yang paling tajam sekalipun karena menyangkut doktrin teologi, hendaknya diselesaikan dengan mencari jalan keluar. Dalam konteks gereja, sidang tua-tua gereja atau Sidang Majelis Jemaat/Persidangan Sinode adalah jalan keluar dan bukan jalan masuk untuk saling menyerang dan menjatuhkan. Sidang di Yerusalem adalah contoh yang baik karena menghasilkan jalan keluar dengan menjunjung tinggi Firman Allah, dan mengirimkan hasil keputusannya ke jemaat-jemaat untuk dilaksanakan - bahkan mengirim wakil untuk mensosialisasikan keputusan tersebut (Kis.15:27). Bukan sebaliknya, keputusan diambil di tingkat jemaat dan dipaksakan pemberlakuannya sehingga timbul perbedaan pendapat yang tajam dan tidak terselesaikan.
Ingatlah selalu, bahwa segala perbedaan pendapat harus diselesaikan dalam konteks Memuliakan Allah (Kol.3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.) - Sebagai catatan: Sidang Majelis Jemaat sebaiknya diawali dan diakhiri dengan Perjamuan Kudus, atau senantiasa dilaksanakan sebelum Perjamuan Kudus umum bagi jemaat yang dilaksanakan 4 kali dalam setahun. Segala masalah dengan jalan keluarnya hendaknya diselesaikan dengan baik sebelum akhirnya masuk PK dengan damai sejahtera.

3. Selanjutnya di Kis.15:12-29, kita bisa belajar bagaimana peranan Roh Kudus sehingga tercapainya  keputusan yang bijak dalam Sidang Para Rasul dan Penatua di Yerusalem ini, yang memutuskan tentang hal sunat dan Hukum Taurat tanpa merugikan pihak manapun, bahkan menjadikan kemajuan yang pesat di tubuh Gereja Kristus. Inilah tonggak yang sangat bersejarah, yang menentukan tersebarnya Ajaran Kristus Yesus bagi semua manusia di muka bumi ini.

4. Konsep Sola Fide - Hanya karena Iman (Kis.15:9) dan Sola Gratia - Hanya oleh Kasih Karunia (Kis.15:11), bukanlah konsep baru yang dikembangkan terlepas dari Alkitab ataupun ajaran Paulus belaka. Doktrin ini sepenuhnya berasal dari Tuhan yang difirmankan melalui Rasul-rasul.

ITT - Jakarta, Kamis 11 Juli 2013