Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Monday, October 10, 2022

Mengapa Persatuan di dalam Gereja Begitu Sulit?

Beberapa waktu lalu, bertemu seorang sahabat dan berbincang serius. Ia seorang pelayan di gerejanya, yang sudah berkiprah di dunia pelayanan sekitar 10-15 tahun. Kami banyak berbincang dan saling bagi informasi perihal pelayanan sekarang, dimana saya sudah banyak tertinggal jauh, dan dari sekian banyak topik, ada satu pertanyaan menarik yang ia nyatakan dan tanyakan:

Mengapa persatuan di dalam gereja begitu sulit?  

Pernyataan dan pertanyaan ini terbersit, oleh pengalaman pribadinya di jemaat tempat ia bergereja dan melayani, khususnya belakangan ini ketika pemilihan Penatua dan Diaken berlangsung, juga pemilihan PHMJ. Kelihatannya begitu banyak intrik dan perpecahan terjadi di jemaatnya dan rupanya di berbagai jemaat lain. 

Sudah barang tentu, persatuan yang dimaksud di sini, bukanlah perihal doktrin atau ajaran antar Gereja atau denominasi, tetapi masalah menyangkut persatuan dalam sebuah jemaat, yang seringkali terjadi dan dialami dalam kehidupan berjemaat dan bergereja sehari-hari.

Nah, kembali ke pertanyaan di atas ..... apakah memang sesulit itu? Mari kita coba uraikan dan temukan jawabannya.

Ketika merenung mengendapkan pertanyaan tadi, seketika teringat dan terlintas akan Firman Tuhan dalam Efesus 4:1-16 yang diberi perikop: Kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda. Perikop dan isinya sangat menggugah atas pertanyaan di atas.

Seketika muncul berbagai argumen dalam pikiran saya bahwa;

Bisa jadi atas uraian di Efesus ini, seseorang atau sekelompok orang bisa salah arah mengartikan tentang seperti apa seharusnya persatuan Kristen itu. Seharusnya  - (atas dasar teologis, kesatuan antara orang Kristen yang mengasihi dan percaya Yesus, dipenuhi oleh Roh-Nya, dan sebagian besar setuju secara teologis,) - tidaklah sesulit ini. 

Nah apakah demikian jawabnya? Coba kita gali sedikit lebih dalam.

Ternyata, Kesatuan memang Selalu Sulit  dan Tidak Pernah Mudah.

Mari kita pahami dengan pendekatan bahwa, Tuhan adalah segalanya untuk persatuan di antara anak-anak Tuhan. Kitab Suci menggambarkan pengalaman persatuan sebagai "baik dan menyenangkan" (Mazmur 133:1 =  Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!), dan memerintahkan semua orang Kristen untuk rajin mengejar "berpikiran sama, memiliki kasih yang sama, dalam keselarasan penuh" (Filipi 2:2 = karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,) .

Tetapi, ternyata tidak ada di dalam Alkitab bahwa Tuhan janjikan kalau mengejar kesatuan, - (bahkan di antara orang-orang Kristen yang sejati, dipenuhi Roh, dan sungguh-sungguh), - akan mudah dan tidak sulit. Bahkan, kelihatannya kesulitannya hampir sama dengan peperangan melawan dosa.

Fakta bahwa Perjanjian Baru mencatat begitu banyak orang Kristen yang berjuang dan gagal untuk bersatu seharusnya memberi petunjuk kepada kita bahwa memang persatuan bukanlah hal yang mudah. Kita hanya perlu membaca surat-surat Paulus untuk melihat ini. Ini hanya contoh kecil tentang seberapa sering Rasul Paulus membahas masalah persatuan: 

  • Paulus menegur orang-orang Korintus karena "pertengkaran" dan "perpecahan" mereka (1 Korintus 1:10-11 = 10 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. 11 Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.) 
  • Paulus memperingatkan jemaat Galatia terhadap berbagai bahaya dalam Jemaat (Galatia 5:20 = penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,)
  • Paulus memohon ”Euodia dan Sintikhe untuk sehati & sepikir di dalam Tuhan”. Di dalam Tuhan Yesus semua orang percaya adalah sesama pewaris Kerajaan. Karena itu, ia meminta juga warga jemaat lainnya (Sunsugos berarti sesama pemikul kuk) untuk turut berusaha mendamaikan kedua pelayan Tuhan itu. Hanya jemaat yang warganya sehati terdapat kesukaan. (Filipi 4:2-3 = 2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. 3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.) 
  • Paulus memerintahkan jemaat Kolose, “Ampunilah satu sama lain seperti Tuhan telah mengampuni kamu” (Kolose 3:13 = Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.) 
  • Dan Rasul Paulus menasihati orang-orang Efesus untuk tidak menuruti “pembicaraan yang merusak” agar “tidak mendukakan Roh Kudus Allah,” dan untuk menyingkirkan “semua kepahitan dan murka dan kemarahan dan keributan dan fitnah . . . dengan segala kejahatan” (Efesus 4:29-31 = 29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. 30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. 31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.) 

Masih banyak lagi Firman Tuhan yang bisa kita kutip tentang nasihat persatuan dalam Gereja atau Jemaat, itulah sebabnya diatas dikatakan bahwa Alkitab ternyata tidak mendukung asumsi kita bahwa persatuan Kristen seharusnya tidak sesulit untuk dicapai dan dipertahankan. Ternyata memang sudah sulit sejak hari-hari awal gereja. 

Lalu, Mengapa Persatuan di Gereja Itu Sulit ?

Oke kita lanjut. Tampaknya pertanyaan di awal perihal sulitnya persatuan masih menggantung. Tentu saja, ada begitu banyak faktor kesulitan yang tidak ada habisnya. Kita bisa lihat beberapa Firman Tuhan tentang ini;

  • Gereja dan Jemaat mungkin berada di bawah serangan rohani yang berat (Efesus 6:12 = karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.), 
  • Disusupi oleh serigala berbulu domba (Kisah Para Rasul 20:29 = Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.), 
  • Diganggu oleh "persaingan, pertikaian, perpecahan" yang digerakkan oleh orang-orang yang tidak percaya yang berpikir bahwa mereka adalah orang Kristen (Galatia 5:19-21 = 19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.), 
  • Mencoba untuk menggoda orang percaya yang belum dewasa untuk terlibat dalam pertengkaran partisan (1 Korintus 3:1-4 = Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. 2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya. 3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? 4 Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?).

Dan masih banyak lagi.

Tetapi dari semua itu, kita masih bisa menggali lebih dalam lagi dan menemukan inti jawaban dari pertanyaan bahwa "Mengapa persatuan di dalam gereja begitu sulit?"

Dari point 1 & 2 di bawah ini, kita akan tiba pada kesimpulannya;

1. Apa yang terlintas di benak pikiran kita ketika membaca Firman Tuhan ini? Yohanes 13:35 = Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Tentunya jawabannya adalah Jemaat Tuhan harus saling mengasihi.

2. Apa yang ada dalam benak pikiran Tuhan Yesus? 

Coba kita lihat ayat sebelumnya; Yohanes 13:34 = Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.  

Bahkan di sepanjang Yohanes 15:9-17, Tuhan Yesus memberi kita perintah tegas untuk menjadi suatu komunitas jemaat yang  saling "mengasihi", Jemaat yang saling berkorban untuk membahagiakan satu sama lain, dst.

(Yoh 15:9-17 = 9 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. 11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.")

Tentunya jawabannya adalah Tuhan Yesus memberi Perintah tentang saling mengasihi.

Jadi, Kesimpulannya adalah: Persatuan Jemaat Kita adalah Perintah Tuhan Yesus

Ya, PERINTAH .... bukan himbauan, bukan nasihat atau himbauan atau apapun yang abu-abu. Ini PERINTAH, maukah Jemaat (yang katanya Jemaat Tuhan Yesus) menjalankannya?

Jadi karena ini perintah, Gereja dan jemaatnya WAJIB melakukannya.

Jangan lupa bahwa Tuhan senang ada perbedaan (Ia menciptakan berbagai bangsa, bahasa, bahkan kepercayaan dan begitu banyak perbedaan-perbedaan yang indah lainnya), tetapi perbedaan bukanlah bertujuan menjadi suatu perpecahan, perbedaan ini harus punya satu kesatuan tujuan, yaitu memuliakan Tuhan. Ingatlah, bahwa persatuan bukan tentang memenuhi harapan indah kita, tetapi tentang mematuhi dan melaksanakan Perintah Tuhan Yesus. 

Kongkritnya; Atas pertanyaan "Mengapa persatuan di dalam gereja begitu sulit?" jawabannya adalah "Memang sulit, tapi atas dasar perintah Tuhan Yesus yaitu Saling Mengasihi, pasti bisa dilakukan". Jadi bila ada kesulitan dalam persatuan di dalam Gereja, maka ini intinya adalah ketidak-mauan jemaat untuk patuh dan taat kepada Firman Tuhan.

Sulit? Ya, tapi bukan tidak mungkin - Dapat dilakukan? Ya, karena ini PERINTAH TUHAN !

ITT- Jakarta, Senin 10 Oktober 2022

Catatan iseng penulis: 

Ketika di tahun 80-an, sering terjadi perkelahian antara anggota ABRI (sekarang TNI) dalam pasukannya sendiri. Para komentator berkata: Ya, inilah kalau terlalu sering latihan perang, musuh tidak kunjung tiba, akhirnya mereka sendiri berkelahi. Coba ada musuh, pasti mereka bersatu jaga kedaulatan NKRI.

Bisa jadi juga, ketika di jemaat dalam keadaan terlalu sering mendengar khotbah tanpa kesempatan mempraktekkannya, akhirnya mereka sering ribut sendiri dan tidak bersatu. 

Jadi, untuk para pemimpin Jemaat; berilah dan buatlah kesempatan bagi Jemaat Tuhan untuk praktekkan Firman Tuhan dan perintah kasih-Nya. Pasti ada kesatuan dalam jemaat sebagaimana maksud dan tujuan Tuhan membentuk jemaat-NYA.