Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, October 29, 2010

Selamat HUT ke-62 GPIB


Kemarin, saya mendapat sms dan pemberitahuan via Koordinator Sektor Pelayanan bahwa ada Ibadah Khusus di Gereja yang berupa Ibadah Doa dan Renungan serta Aksi bantuan bagi saudara-saudara sebangsa yang di timpa bencana. Berita ini berita baru, karena biasanya bila ada bencana seperti Aceh dan Padang dan yang lain, tidak ada Ibadah Khusus kecuali IHM dan Ibadah KRT, BPK disisipkan doa khusus dan bantuan nanti diberikan sesudah ada surat dari MS atau rapat PHMJ dengan program bantuan dan anggaran yang telah ditetapkan sebagai hasil SMJ. Sungguh menyukacitakan dan aku harus hadir .....

Malamnya, ketika aku datang ke gereja, gedung sudah mulai dipenuhi jemaat, lagu-lagu rohani yang teduh menggema sayup dalam ruangan .... lampu ruang gereja yang temaram, menambah suasana hikmat, sementara layar besar in focus proyektor menampilkan gambar-gambar slide tragedi penderitaan saudara-saudara kita di Wasior, NTT, Jakarta, Merapi dan Mentawai, gambar bagaimana tempat tinggal mereka tersapu air dan banjir, tertutup debu dan tersapu awan panas dan tertimbun debu.

Tanpa terasa, sambil melihat itu, mataku berkaca-kaca, .... beberapa jemaat perempuan di depanku bahkan terisak .... dan beberapa pemuda yang bisanya riang berceloteh sambil jari-jari memencet hape, kali ini tertegun dengan mulut setengah terbuka menyaksikan slide itu ..... ada ratusan tewas dan ribuan menderita .... luar biasa duka itu ..... ahhh Tuhan, mengapa ini terjadi? kira-kira kalimat itu terlontar senyap dari hati jemaat.

Tiba-tiba slide berhenti, dan suasana berubah menjadi bisik-bisik membicarakan tragedi nasional ini ... dan akhirnya semua terdiam ketika Suara Lonceng gereja berdentang tanda Ibadah dimulai ... seorang Penatua membacakan narasi pembukaan ibadah yang menyesakkan dada mengenai derita dan tragedi di berbagai tempat di Indonesia dan jumlah korbannya yang terus bertambah sampai kini, bahkan beliau tersekat sejenak ketika berseru mengutip Mazmur 27:9 ....."Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!" .... perlahan tengkukku merinding .... seketika aku tertunduk ketakutan .... kaki ini serasa lemah menopang tubuh kami semua yang berdiri menyambut Ibadah yang dimulai ..... bagaimana bila benar Allahku yang dikenal manis dan penuh kasih itu Murka?

KMJ kami yang memimpin dan di antar naik mimbar oleh Pelayan 1 menapak tegak penuh hikmat dan membuka Ibadah ini dengan Votum dan Salam ..... bahkan menambahkan dalam Votum dan Salam yang biasanya singkat sesuai kebiasaan, dengan kalimat pengantar bahwa Ibadah ini, diadakan untuk berdoa dan merenungi apa maksud Tuhan dengan begitu banyak penderitaan ini serta berbuat sesuatu bagi mengurangi penderitaan itu.

Ibadah mengalir lembut, nyala lilin yang hampir menjadi penerangan utama, karena ibadah berjalan tanpa tata ibadah di tangan jemaat, dan hanya dibantu layar proyektor .... serta musik organ gereja yang biasanya riuh rendah memekakkan telinga, semuanya menjadi begitu lembut dan menyentuh .... bahkan dalam doa pengakuan dosa yang dipimpin oleh Pelayan 2 seorang Penatua, .... benar-benar terasa menelanjangi diriku dan seisi gereja, ... bahkan seperti Nehemia, ... kami meminta ampun atas dosa-dosa bangsa kami .... ""Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya, berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam" .... ah memang kami penuh dosa ..... ampuni kami Tuhan. Seakan semua tertunduk senyap, ... tidak ada lagi yg berani menuding dosa orang lain, semua jari bahkan menunjuk diri sendiri.

Ada yang baru di ibadah ini, seakan ... (bukan) ... memang kekudusan Tuhan membungkus rapat tempat ini, dan setiap doa seperti "menarik Kaki Allah" turun ke tengah jemaat .... uuuuhhhh merinding dan tercekat kerongkongan kami semua, ... bahkan gedung yang biasanya diakali supaya penuh, dengan jalan memanggil dan menugaskan beberapa paduan suara supaya menyanyi, terisi hampir penuh, walau malam ini hanya diisi oleh 1 paduan suara, yang ketika melantunkan kidung pujiannya, berbisikpun tak sempat baik di bangku presbiter maupun jemaat .... nada yang agak falspun seakan tak terdengar, karena kata-kata kidung ini sangat menyentuh ... "diam teduh ... di depan hu" .... "dan tolong ya Tuhan, ... hatiku lemah" .... srrrr airmataku meleleh tanpa sungkan lagi, .... bahkan Pelayan Firman yang biasanya duduk dan menghilang di mimbar ... kali ini berdiri tegak tertegun dengan mata berkaca-kaca ... dan memerlukan sekian detik untuk "kembali" dan memimpin doa pembacaan Alkitab setelah terdiam tadi.

Bacaan yang terambil dari Roma 15:1-2 , ... sungguh hanya 2 ayat ini membuat kami semua sadar, betapa karunia Tuhan bagi kami yang sekarang berada di posisi kuat, dan saudara-saudara kami yang tertimpa bencana di posisi lemah, harus saling mengisi .... siapa yang menjamin bahwa kami kuat seterusnya? bagaimana kalau ada gunung berapi di Makassar, bagaimana kalau gereja dan hunian kami tersapu tsunami? bagaimana kalau orang-tua, anak, saudara dan bahkan kami terenggut dalam tragedi seperti ini?

Juga disisipkan bahwa GPIB yang sebentar lagi berusia 62 tahun, harus mulai keluar dari Tri Panggilan Gereja yang hanya berkumandang di dalam temboknya dan harus bergema di luar tembok-tembok gereja, ... bahwa Koinonia, Marturia dan Diakonia bukan hak eksklusif pengikut Kristus tetapi kewajiban mulia yang harus diimplementasikan ke dunia sekitar kita, ... dan bahwa "Kasih" adalah kata kerja ... bukan kata sifat bagi pengikut Kristus.

Pemberitaan Firman yang biasanya kalau sudah 15 menit mulai "menggelisahkan" ... terlewati dengan hikmat tanpa ada yang "keluar main ke toilet atau lalu-lalang" diakhiri seruan pelayan Firman bahwa mari kita memenuhi firman Tuhan hari ini: Hendaklah kamu yang kuat wajib menanggung kelemahan mereka yang tidak kuat, ... Amin ... diamini segera oleh jemaat dengan berkata AMIN. Terpujilah Kristus.

Nomor Rekening yang tercetak jelas di layar dan Kotak Bantuan yang terbuka di depan mimbar sontak dibanjiri jemaat yang dengan rendah hati mengisinya untuk memberi kekuatan bagi saudara-saudaranya yang menderita .....

Ahhhh, rupanya semua sudah siap membawa persembahan yang lebih dari biasanya, sungguh ini merupakan kerja Roh Kudus melalui Koordinator Sektor serta para Penatua dan Diakennya sudah bekerja keras dengan mensosialisasikan ibadah ini dengan giat dalam waktu singkat.

....... Kriiiiiiiing ...... Tiiiit ... tiiiiiit .... tiiiiit ....

Lho hape siapa yang yang bunyi di ibadah ini? .... lho kok aku di kamar? uuuh dinginnya AC gereja .... eh?

ya ampuuuuuuun .... sudah jam 05:30 pagi .... heeeehhhhhh ... duh terbangun aku dan ternyata yaaaa .... aku hanya bermimpi ....

Tertegun sejenak dan aku melorot turun dari pembaringan .... apa arti mimpi ini ya? ck ck ck nyata sekali .... sampai aku memeriksa hape-ku jangan sampai sms tentang Ibadah Khusus itu memang ada .... ternyata ... memang aku cuma mimpi.

++++++

Sesudah membaca Firman dan berdoa pagi ini .... mimpi itu terus terputar seperti video di Youtube ... seperti status di FB dan Twitter ....

Sambil berangkat kerja, aku bersyukur, Tuhan memberikan Presbiter-Presbiter serta Fungsionaris tangguh kepada jemaat kami, .... yang cepat tanggap terhadap bencana dan peringatan Tuhan dan menyerukan pertobatan aktif dengan membantu sesama .... bukan mimpi tapi kenyataan dalam GPIB tercinta ini .... ada yang aktif membina dengan tulisan, pengajaran, aksi cepat tanggap, usulan, doa dan puasa, kritikan dan tindakan.

Memang masih banyak yang tertidur dan mimpi .... seperti aku, tetapi pasti terbangun oleh sentuhan-Nya supaya fungsi gereja dalam "Menghadirkan Tanda-tanda Kerajaan Allah di muka bumi ini" menjadi nyata bagi sesama.

Selamat Ulang Tahun GPIB yang ke-62 dan Hari Reformasi yang ke-493, ... Terima-Kasih Kristus Yesus Kepala Gereja.

(Mulai dari batas ++++++ bukan mimpi :-) hehehehe)


ITT - GPIB Bethania Makassar, 29 Oktober 2010