Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Tuesday, October 1, 2013

Filipi 4:8-9

(Sesuai SBU - Rabu, 16 Oktober 2013)

4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

LATAR BELAKANG

Kota Filipi adalah kota makmur di Kerajaan Roma. Banyak orang Roma pindah dan tinggal di Filipi. Kelihatannya, bahwa tidak ada banyak orang Yahudi yang tinggal di Filipi oleh karena tidak ada tempat ibadah orang Yahudi di situ (lihat Kis.16:13). Filipi terletak pada Jalan Egnatia, jalan raya dari propinsi-propinsi bagian timur ke kota Roma. Jadi ada banyak orang yang lewat kota Filipi dan berdagang di situ. Untuk latar belakang dan pendirian jemaat di Filipi lihatlah Kis.16:11-40.

Rasul Paulus dan Silas berkunjung ke Filipi ± tahun 52 M, saat melakukan perjalanan misi kedua menuju ke Asia Tengah dan Eropa Tenggara. Di Filipi, Rasul Paulus bertemu dengan sekelompok wanita Yahudi (termasuk Lidia yang kemudian dibaptis bersama seluruh keluarganya) yang sedang beribadah di sebuah sinagoge/tempat ibadah orang Yahudi yang terletak di tepi sungai (Kis.16:13-15). Hasutan dan tuduhan palsu sekelompok tuan yang merasa dirugikan karena hamba perempuan mereka dilepaskan dari ikatan kuasa roh tenung membuat Rasul Paulus dan Silas dipenjarakan. Peristiwa itu dipakai Tuhan untuk membuat tanda ajaib. Terjadilah gempa bumi hebat yang merontokan belenggu dan pintu penjara yang membuka jalan bagi Rasul Paulus untuk menemui kepala penjara yang ketakutan dan memberitakan jalan keselamatan di dalam Kristus, sehingga kepala penjara beserta seluruh keluarganya bertobat dan dibaptis.

Sekalipun waktu pelayanan sangat singkat, pelayanan Rasul Paulus dan Silas di Filipi menghasilkan buah dan Rasul Paulus tetap menjalin hubungan dengan jemaat Filipi yang didirikannya. Beberapa kali dia berkunjung (1Kor.16:5; 2Kor.7:5; Kis.20:6). Perhatian dan penggembalaan terhadap jemaat Filipi juga dibantu oleh Timotius (Kis.19:22; 1Tes.3:1; Kis.18:5) serta mungkin juga oleh Lukas yang menjadi anggota tim Pekabaran Injil Rasul Paulus (Perhatikan kata "kami" dalam Kis.20:6 yang menunjukkan bahwa Lukas yang menulis kitab Kisah Para Rasul sedang bersama-sama dengan Paulus).

SURAT FILIPI

Surat Filipi yang ditulis oleh Rasul Paulus merupakan "surat terima kasih" atas perhatian dan pemberian gereja di Filipi (kemungkinan berupa sejumlah uang seperti kebiasaan masa itu untuk menunjukkan perhatian) bagi kebutuhan pelayanan Paulus (Fil.4:10-20). Pemberian itu diberikan kepada Rasul Paulus melalui perantaraan Epafroditus yang diutus oleh jemaat Filipi untuk membantu pelayanan Rasul Paulus yang penuh tantangan. Mengingat kondisi Epafroditus yang rindu kampung halamannya dan hampir meninggal karena sakit, maka Rasul Paulus mengutus Epafroditus kembali ke tengah-tengah jemaat Filipi (2:25-30) sambil membawa sepucuk surat ucapan terima kasih dari Rasul Paulus dan Timotius.

Walaupun tujuan utama surat ini adalah untuk mengucap syukur kepada jemaat karena bantuan yang mereka kirim kepada Rasul Paulus. Tetapi Rasul Paulus memakai kesempatan ini untuk mendorong mereka di dalam iman, untuk hidup sebagai orang Kristen, untuk menjelaskan kerendah-hatian Kristus Yesus, dan memperingati mereka terhadap ajaran-ajaran palsu, khususnya orang-orang Yahudi yang mengajarkan hal sunat untuk diselamatkan.

Kemungkinan besar, Rasul Paulus menulis surat ini sekitar tahun 61-63 M, saat dia berada di penjara kota Roma. Beberapa teolog menyebut surat ini (bersama surat Filemon, Efesus dan Kolose) sebagai "Surat Kiriman dari Penjara". Kekayaan rohani surat ini sungguh luar biasa, karena Paulus yang sedang menderita dalam penjara masih dapat menghibur jemaat Filipi yang seharusnya memberi penghiburan.

Garis Besar Surat Filipi:

1. Ucapan syukur dan doa (1:1-11)
2. Keadaan Paulus (1:12-26)
3. Nasehat (1:27-2:18)
-. Tetap berjuang (1:27-30)
-. Merendahkan diri seperti Kristus (2:1-11)
-. Menjadi terang dunia (2:12-18)
4. Teman sekerja Paulus (2:19-30)
-. Timotius (2:19-24)
-. Epafroditus (2:25-30)
5. Peringatan terhadap golongan sunat (3:1-4:1)
6. Nasehat-nasehat terakhir (4:2-9)
7. Pengucapan syukur atas bantuan (4:10-23)

Bagian bacaan pekan ini masuk ke bagian 6 yaitu Nasehat-nasehat terakhir yang dapat dibagi lagi menjadi:

1. Memperbaharui Kesatuan 4:2-3: Menjaga kesatuan dengan sehati dan sepikir dalam TUHAN.
2. Menjaga Damai sejahtera 4:4-9: Bagaimana sebaiknya menjaga damai sejahtera tetap ada dalam persekutuan orang percaya.

KONTEKS BACAAN

Fil.4:2-3, mengisahkan nasihat Rasul Paulus kepada Euodia dan Sintikhe. Kedua nama ini, adalah nama-nama wanita (Alkitab KJV menuliskan: "help this women" - merujuk pada bahasa Yunani: "autais" diterjemahkan sebagai kata "mereka" di Fil.4:3a yang adalah kata feminin/menunjukkan gender wanita. ). Jadi Rasul Paulus menasihati kedua wanita ini supaya sehati dan sepikir dalam TUHAN. Rupanya ada ketidak-sepahaman antara kedua wanita ini dalam kehidupan mereka sebagai jemaat Filipi. Ketidak-sepahaman ini tidak dipermasalahkan Rasul Paulus lebih jauh, karena ia tahu bahwa bila mencari siapa yang salah atau benar, akan memerlukan waktu dan membawa perpecahan dalam jemaat, ia juga tidak mengatakan bahwa mereka harus berdamai, menahan emosi, saling mengampuni dan memaafkan - melainkan Rasul Paulus langsung menyatakan supaya mereka sehati dan sepikir dalam TUHAN! Dan karena wanita-wanita ini adalah orang yang berjuang bersama Rasul Paulus dalam pekabaran Injil (perhatikan kata "berjuang dengan aku" di Fil.4:3b) - maka sebagai orang percaya, Rasul Paulus langsung menyentuh mereka dengan nasihat sehati dan sepikir tersebut. Orang percaya, pasti mau menyisihkan kepentingan pandangan pribadi untuk menempatkan TUHAN di atas segala kepentingan.

Jadi Rasul Paulus menasihati Euodia dan Sintikhe karena:

1. Keretakan antara mereka berdua menyebabkan mereka sukar dan tidak bisa bekerja sama. Dan ini akan mempengaruhi pelayanan dari seluruh gereja Filipi!
2. Keretakan ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, seperti kebencian, pertengkaran yang terbuka dsb yang akan mempengaruhi persatuan dan kesatuan di jemaat Filipi! 

Dari konteks inilah maka nasihat-nasihat terakhir Rasul Paulus terus diluncurkan sampai ke Fil.4:8-9 yang merupakan bacaan kita ini.

URAIAN

Filipi 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Frasa "Jadi akhirnya", menunjukkan rangkuman Rasul Paulus atas nasihat-nasihatnya dari Fil.4:2 ke bawah. selanjutnya ia memakai 6, bahkan 7 kata sifat untuk melukiskan apa yang sebaiknya dipikirkan oleh orang percaya. 

1. Benar (Yunani: aletheia)
2. Mulia (Yunani: semna)
3. Adil (Yunani: dikaia)
4. Suci (Yunani: hagna)
5. Manis (Yunani: prosphilia)
6. Kebajikan dan patut dipuji (Yunani: euphema)

Semua kata sifat di atas, dicontohkan dalam pribadi Kristus Yesus yang adalah ALLAH. Dengan memikirkan hal di atas, maka orang percaya menempatkan pikirannya dan fokus kepada apa yang diajarkan olehNYA. Hanya standar pemikiran inilah yang dapat membentuk orang percaya berpikiran positif. 
Jadi pola berpikir positif adalah pola utama cara berpikir orang percaya yang dibentuk oleh keimanan kita kepada ALLAH. Mengapa demikian? Mari lihat ayat selanjutnya;

Filipi 4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Kalau di ayat sebelumnya rasul Paulus mengajak kita berpikir positif dengan memikirkan semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, kebajikan dan patut dipuji; maka langkah selanjutnya adalah: "lakukanlah itu".
Jadi pola berpikir positif, lanjutannya adalah perbuatan yang positif. Sederhana dan praktis cara Rasul Paulus menasihati, tetapi maknanya sangat dalam, melebihi ajaran-ajaran filosofi lainnya.
Hal ini bukan teori, karena Rasul Paulus sendiri sedang dan sudah menjalankannya. Bukankah ia sudah menjelaskan keadaannya di Fil.1:12-26? Mengulang kembali apa yang sudah ditulis di atas, Ingatlah, bahwa ketika menulis surat Filipi ini, Rasul Paulus sedang menderita dalam penjara, tetapi ia masih dapat menghibur dan menguatkan jemaat Filipi yang seharusnya memberi ia penghiburan dan kekuatan!

Selanjutnya ayat 9 ini ditutup dengan hasil dari berpikir positif dan melakukan hal-hal positif: " Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (bandingkan Mat.28:20 = dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."). Dengan kata lain Rasul Paulus hendak mengatakan bahwa: Bila jemaat Filipi ingin merasakan kehadiran dan penyertaan TUHAN, maka pikirkanlah dan lakukanlah hal yang positif.

Kembali ke atas kalau kita lihat bagian 2 dari Nasihat-nasihat terakhir, yaitu "menjaga damai sejahtera" (Fil.4:4-9) maka ada 5 hal yang Rasul Paulus anjurkan:

1. Bersukacitalah senantiasa dalam TUHAN (4:4)
2. Berbaik hati dengan semua orang (4:5)
3. Berdoa dan mengucap syukur senantiasa (4:6)
4. Pikirkanlah hal-hal yang baik (4:8)
5. Lakukanlah hal-hal baik sesuai ajaran Kristus tersebut (4:9a)

APLIKASI

Banyak hal dapat kita tarik dalam kehidupan kita, baik sebagai pribadi orang percaya, maupun sebagai jemaat Kristus Yesus. Di bawah ini ada beberapa hal yang dapat kita lihat dan dikembangkan sesuai sudut pandang masing-masing orang percaya;

1. FOKUS KE PIKIRAN POSITIF.
Setiap orang percaya, bertanggungjawab akan pikiran dan perbuatannya. Rasul Paulus mengarahkan kita supaya pemikiran kita diarahkan kepada hal-hal positif saja dan dengan pemikiran itu akan melahirkan perilaku positif.
Seringkali dalam hubungan dengan sesama, kita diperhadapkan dengan konflik karena perbedaan pendapat. Boleh jadi kita berbeda pendapat karena latar belakang budaya, sosial dan pemikiran yang berbeda. Tetapi dengan mengarahkan pemikiran ke hal yang positif - dan seperti diminta kepada Eudia dan Sintikhe, supaya "sehati dan sepikir dalam TUHAN" - maka perbedaan pendapat tersebut segera teratasi. Sekali lagi ditekankan: Orang percaya, pasti mau menyisihkan kepentingan pandangan pribadi untuk menempatkan TUHAN di atas segala kepentingan.
Ingatlah bahwa berkutat dalam perbedaan pendapat, akan menghancurkan pekerjaan ALLAH dan jemaat Kristus Yesus!

2. PIKIRAN = PERILAKU
Banyak yang sudah mengenal istilah "mens sana in corpore sano - Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". Senada dengan itu, bisa kita aplikasikan sebagai berikut; "Dalam pikiran yang positif dan baik, terdapat tindakan dan perilaku yang baik dan positif pula".
Darimana pikiran positif orang percaya? Darimana perilaku positif orang percaya?
Contoh Kristus Yesus adalah hal nyata dalam mencontohkan hal tersebut. Guru Rasul Paulus adalah Kristus Yesus, demikian pula kita sebagai murid-murid TUHAN YESUS. Jadi ini bukan teori belaka. Sudah ada pembuktian, dan Kristus Yesus juga menghendaki murid-muridNYA untuk menjadi contoh nyata bagi dunia dimana kita berada, sebagaimana Rasul Paulus mencontohkan dirinya kepada jemaat di Filipi. Dengan kata lain, Kekristenan bukan teori belaka, tetapi intinya adalah praktek.

Bila ada pertanyaan: Bagaimana cara hidup orang Kristen?
Semoga kita bisa menjawab: Cara hidup orang Kristen adalah berpikir positif dan berperilaku positif sebagaimana ajaran kasih Kristus Yesus.

ITT - Jakarta, Selasa 1 Oktober 2013.