Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Friday, September 27, 2013

Kisah Para Rasul 4:32-37

(Sesuai SBU - Rabu, 9 Oktober 2013)

4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

LATAR BELAKANG

Kisah Para Rasul adalah suatu kitab yang memuat kisah pelayanan Kristus Yesus melalui hidup para murid-NYA. Ditulis oleh Lukas, kitab ini lebih merupakan lanjutan atau lampiran dari Injil Lukas daripada suatu kitab yang berdiri sendiri.
Secara Garis Besar, kitab ini memuat:

1. Permulaan Jemaat (Kis.1:1-8:1a)
2. Penyebaran Jemaat ke Yudea dan Samaria (Kis.8:1b-12:25)
3. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama (Kis.13-14)
4. Sidang di Yerusalem dan Perjalanan Paulus yang Kedua (Kis.15:1-18:22)
5. Perjalanan Misi Paulus yang Ketiga (Kis.18:22-21:17)
6. Paulus dalam Penjara di Roma dan Perjalanannya ke Roma (Kis.21:18-28:31)

Bacaan kita pekan ini di Kis.4:32-37 berada dalam konteks permulaan jemaat.
Struktur Kis.4 adalah sbb:
1. Penangkapan terhadap Petrus dan Yohanes (Kis.4:1-31)
2. Cara hidup jemaat mula-mula (Kis.4:32-5:11)

Perhatikan bahwa Kis.4:32-37 sebenarnya bersambung ke Kis.5:1-11 dan merupakan satu kesatuan kisah yang memperlihatkan:
1. Cara hidup jemaat (Kis.4:32-35) - Pola kehidupan yang mencerminkan kesatuan, saling berbagi dan saling menolong.
2. Sikap Barnabas (Kis.4:36-37) - cara hidup yang positif
3. Sikap Ananias dan Safira (Kis.5:1-11) - cara hidup yang negatif

Jadi ada ajaran tentang pola/cara hidup jemaat yang diikuti oleh contoh sikap positif dan negatif.

URAIAN

2 Topik akan coba kita angkat yang menjelaskan bacaan kita pekan ini.

1. KESATUAN GEREJA - Kis.4:32-35

Kis.4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.

Ajaran Kristus Yesus tentang mengasihi ALLAH dan manusia di Mat.22:37-39 adalah dasar utama cara pikir dan pandang orang-orang percaya. Mengasihi bukan saja secara spiritual, tetapi berbuah dalam tindakan yang mengasihi sesama secara fisik dan materi. Hal ini ditunjukkan di ayat ini, bahwa harta milik mereka, tidak mereka anggap sebagai milik pribadi. kepemilikan harta bagi mereka lebih merupakan berkat yang harus dibagi kepada sesama yang membutuhkan.

Ayat ini merupakan penegasan Lukas sebagai penulis kitab ini, akan apa yang ia paparkan sebelumnya mengenai ketulusan hati dan kesatuan jemaat di Kis.2:44-46 = 2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati. (perhatikan kata "bergilir")

Bandingkan:

- Ulangan 15:4, 7-8 = 15:4 Maka tidak akan ada orang miskin di antaramu, sebab sungguh TUHAN akan memberkati engkau di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milik pusaka, 15:7 Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu, 15:8 tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan.

Perhatikan bahwa tindakan mereka ini bukan digerakkan oleh hukum atau aturan, tetapi digerakkan oleh Kasih yang merupakan ajaran Kristus Yesus. (Band. 1Yoh.3:17-18 = 3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran). Faktor keadaan ekonomi yang memburuk dengan adanya kesulitan pangan akibat panen gagal, kelaparan dan kerusuhan politik ditambah dengan tekanan orang-orang Yahudi yang bukan pengikut Kristus Yesus, justru menambah erat perasaan senasib dan membangun kesatuan Gereja lebih erat di Yerusalem pada masa itu.

Kemurah-hatian seperti ini berbeda dengan konsep sosialis komunis, karena tidak ada kewajiban untuk menyerahkan harta pribadi sebagai milik bersama, tetapi kepunyaan bersama hanya digerakkan oleh ketulusan hati yang penuh belas kasih dalam suatu kesatuan.

4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.

Perhatikan, bahwa pusat dari kesaksian mereka terletak pada "Kebangkitan Tuhan Yesus". Kekuatan kesaksian tersebut, bukan saja terletak pada kekuatan untuk mengadakan mujizat, tetapi lebih pada "kasih karunia yang berlimpah-limpah (bandingkan dengan ucapan Kristus Yesus di Yoh.13:34-35 = 13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.)
Dengan demikian, kesaksian mereka memenuhi nubuatan bahwa yesus adalah Mesias dan Juruselamat yang dinanti-nantikan selama ini (Bandingkan Kis.2:29-32). Sama seperti Kristus Yesus yang tumbuh dengan penuh hikmat, demikian juga dengan Gereja Kristus bertumbuh dengan kasih karunia ALLAH (Luk.2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya)

4:34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.

Bila dibandingkan dengan Kis.2:45 = dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. - maka saling berbagi dengan sukarela di Kis.4:32 (kepunyaan bersama) itu telah menjadi kebiasaan, sedang di Kis.4:34 (perihal menjual kepunyaannya) lebih merupakan kejadian yang sekali-sekali terjadi. Dan kelanjutan hasil penjualan di Kis.4:35 memperlihatkan kepercayaan penuh jemaat kepada rasul-rasul sebagai pihak yang dapat dipercaya penuh untuk menggunakan hasil penjualan harta mereka tersebut. selanjutnya dalam perkembangannya pembagian tersebut diceritakan di Kis.6:1-4 dst. Ini jelas memperlihatkan bahwa kekristenan adalah tindakan dan bukan hanya kata-kata belaka. Kesaksian di Kis.4:33 dilanjutkan dengan tindakan di Kis.4:34-35.

2. BARNABAS YANG MURAH HATI - Kis.4:36-37

4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Siapakah Barnabas ini?
-. Nama aslinya adalah Yusuf, seorang Lewi dari Siprus, anak penghiburan (Kis.4:36)
-. Anggota Gereja Yerusalem (Kis.11:22)
-. Memiliki karunia rohani sebagai nabi dan pengajar (Kis.13:1)
-. Disebut rasul (Kis.14:13-14)

Pelayanannya
Di Yerusalem
-. Menjual seluruh hartanya dan memberikan seluruh uangnya kepada para rasul untuk menolong orang miskin (Kis.4:37)
-. Utusan dari gereja Yerusalem ke Antiokhia (Kis.11:22)

Bersama Paulus
-. Ia adalah orang pertama yang percaya pada perubahan paulus (Kis.11:24).
-. Ia pergi ke Tarsus mendapatkan Saulus dan membantunya dengan gereja baru di Antiokia (Kis.11:24-26).
-. Gereja di Antiokia mengutus Barnabas dan Saulus kepada gereja di Yerusalem dengan sumbangan bagi orang miskin (Kis.11:29-30).
-. Barnabas dan Paulus pergi ke perjalanan misi mereka yang pertama (Kis.13:1-3)
-. Mereka melaporkan kepada jemaat di Yerusalem untuk menjelaskan dan mendokumentasikan karya misi mereka di antara bangsa-bangsa lain (Kis.15 - sidang di Yerusalem).
-. Perselisihan pendapat pertama kali terjadi antara Barnabas dan Paulus adalah tentang hukum mengenai makanan Yahudi dan persekutuan Yahudi (Gal.2:11-14).
-. Barnabas dan Paulus merencanakan perjalanan misi kedua, tapi kemudian pecah sengketa atas kemenakan Barnabas, Yohanes Markus (Kol.4:10), yang meninggalkan pekerjaan pada perjalanan misi pertama (Kis.13:13). Paulus menolak untuk membawa Yohanes Markus pada perjalanan misi kedua, sehingga tim itu berpisah menjadi 2 tim; Barnabas & Yohanes Markus serta Paulus & Silas (Kis.15:36-41).

Perhatikan di sini, bahwa Barnabas adalah orang Lewi. Biasanya orang Lewi tidak memiliki tanah apapun (band. Bil.18:24). Tetapi Barnabas bukan hidup di Israel, melainkan di Siprus. menurut beberapa teolog, biasanya aturan kepemilikan tanah bagi suku Lewi ini tidak berlaku ketika mereka hidup luar tanah Israel.

Sesuai dengan pemaparan di bagian Latar Belakang di atas, maka karakter Barnabas ini mewakili sifat dan cara hidup yang positif dari jemaat yang memberi dengan ketulusan hati penuh tanpa mengharapkan imbalan apapun juga, kecuali karena mempraktekkan ajaran kasih Kristus Yesus. Dari pemaparan tentang riwayat hidup Barnabas di atas, kita dapat melihat betapa besar peran Barnabas dalam penginjilan, dalam mensukseskan pekerjaan rasul Paulus, dalam membantu dan membentuk Yohanes Markus (di kemudian hari menulis Injil Markus) dan bagi perkembangan Gereja Kristus.

Selanjutnya Lukas menulis kelanjutan kisah ini di Kis.5:1-11 tentang pribadi Ananisas dan Safira, yang menganut cara hidup yang negatif, yang akan kita bahas dalam waktu yang lain.

APLIKASI

1. FOKUS
Gereja sehati dan sejiwa dalam kesatuan. Itu karena mereka berfokus hanya pada kebangkitan Yesus Kristus dan janji kedatanganNYA. Dalam kebangkitan dan janjiNYA, ajaran KASIH diterapkan dengan konsisten/teguh.
Banyak kali gereja saat ini tidak lagi fokus pada tujuan awalnya, sehingga fokus pelayanannya berpindah ke visi duniawi. Bayangkan bahwa sebagai gereja, seringkali kita habis energi dan daya untuk menekuni kegiatan seremonial, seperti rapat atau sidang yang menghabiskan waktu, tenaga dan dana, sementara pelayanan kasih menjadi pelengkap. Segala kegiatan dilaksanakan untuk menggalang dana, dan akhirnya dana yang didapat dihabiskan hanya untuk pembangunan fisik dan pembiayaan urusan internal gereja, tetapi kegiatan pembinaan/pembelajaran Firman Tuhan dan pelayanan kasih mendapat perhatian yang kurang penting. Komunitas gereja menjadi komunitas pencarian dana, perlombaan paduan suara bahkan olah raga, persidangan dengan biaya tinggi, padahal seharusnya gereja menjadi komunitas yang berpendidikan rohani cukup, yang akan menjadikan warga komunitas tersebut perduli terhadap masyarakat dan masalah-masalah sosial yang timbul.
Mari kembalikan fokus gereja sebagai tempat kesaksian, bahwa Kristus Yesus benar-benar telah bangkit, bahwa Roh Kudus yang IA janjikan telah turun, dan Yesus Kristus akan datang kembali - dengan menerapkan ajaran KasihNYA, dan bukan hanya jadi slogan. Ingatlah bahwa mengasihi bukan anjuran, tetapi Perintah Yesus Kristus (Yoh.13:34).

2. MOTIVASI
Bacaan kita mengajarkan, bahwa Barnabas adalah orang yang fokus dalam kesaksiannya sebagai orang percaya dan melaksanakan ajaran Kristus secara total. Motivasinya dalam memberi hartanya adalah tulus dan murni oleh karena Kasih, bukan untuk memperoleh nama, pujian dan status. Ananias dan Safira di Kis.5:1-11 memberi dengan motivasi lain, yaitu memperoleh keuntungan dipuji dan memperoleh nama besar, sehingga mereka memperoleh hukuman yang setimpal. Ananias dan Safira modern sering kita temukan dalam pelayanan, mereka sering meluangkan waktu untuk pelayanan, memberikan tenaga dan harta - hanya untuk memperoleh status sosial terpandang di jemaat.
Untuk itu, mari menjadi Barnabas-barnabas masa kini dengan apa yang kita miliki seperti waktu, tenaga dan harta kita, dengan motivasi yang benar dihadapan ALLAH - yaitu Kasih yang diajarkan Kristus Yesus.

ITT - Jakarta, Jumat 27 September 2013