Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, September 1, 2013

Efesus 3:14-21

(Sesuai SBU - Rabu, 4 September 2013)

3:14 Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa,
3:15 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.
3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,
3:17 sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.
3:18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
3:19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
3:21 bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

LATAR BELAKANG

Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah tentang Kristus Yesus dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Rasul Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Rasul Paulus. Rasul Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef.3:1; 4:1; 6:20), kemungkinan besar di Roma. Surat ini dibawa ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Rasul Paulus yang bernama Tikhikus (Ef.6:21).

Secara garis besar, surat Efesus dapat dibagi ke dalam 2 bahagian dengan rinciannya, yaitu:

A. Doktrin/ajaran tentang posisi sebagai Murid Kristus (Pasal 1 s/d 3)
- Jemaat direncanakan sejak semula (1:1-14)
- Doa Paulus (1:15-23)
- Orang yang dihidupkan oleh Kristus (2:1-10)
- Orang Yahudi dan orang bukan Yahudi dipersatukan (2:11-22)
- Rahasia Allah dinyatakan (3:1-13)
- Doa Paulus (3:14-21)

B. Nasihat tentang Tugas Panggilan Murid Kristus (Pasal 4 s/d 6)
- Kesatuan (4:1-6)
- Karunia Allah (4:7-16)
- Manusia baru (4:17-5:21)
- Hubungan dengan orang lain (5:22-6:9) - [Suami isteri (5:22-33) - Orang tua dan anak (6:1-4) - Tuan dan hamba (6:5-9)]
- Perlengkapan rohani (6:10-24)

URAIAN

Doa Rasul Paulus di Efesus 3:14-21 sekaligus mengajarkan keagungan kasih Kristus. Memahami kasih Kristus memang bukan sesuatu yang mudah. Kasih ini begitu sempurna dan melampaui segala pengetahuan, sehingga untuk memahaminya merupakan sebuah pergumulan spiritual, bukan hanya intelektual belaka.
Dalam teks ini Rasul Paulus menunjukkan sikapnya dalam berdoa, yaitu “sujud” (ayat 14a). Ia lalu menjelaskan obyek doanya, yaitu Bapa sebagai sumber segala keturunan (ayat 14b-15). Setelah itu ia menaikkan tiga isi doa yang ditandai dengan kata sambung “supaya" di ayat 16, 18, dan 19b. Bagian terakhir dari doa ini adalah sebuah pujian (doxology) kepada Allah (ayat 20-21).

Sikap dalam doa
Ef.3:14a Itulah sebabnya aku sujud ......
(penulis sengaja memenggal bagian Ef.3:14 supaya mudah dimengerti)

Salah satu karakteristik Surat Efesus adalah penggunaan kalimat yang sangat panjang. Dan kalau kita membaca dan mencari sebab dari maksud Rasul Paulus dalam kalimat "Itulah sebabnya ...", maka kita mesti kembali dan membaca ayat-ayat sebelumnya dan mengenal karakter dan garis besar surat Efesus seperti yang dijabarkan di latar belakang di atas.
Perhatikan bahwa kata "Itulah sebabnya" muncul dua kali, yaitu di Ef.3:1 dan Ef.3:14. Kedua kata tersebut merujuk balik pada Ef.2, yaitu peruntuhan tembok yang membatasi orang-orang Yahudi dan Yunani oleh kuasa injil. Rasul Paulus tidak hanya puas dengan hal itu. Ia ingin agar jemaat terus bertumbuh dalam pengenalan yang benar tentang Allah. Itulah sebabnya ia sujud kepada Allah.

Menarik untuk mencermati sikap doa seperti Rasul Paulus yang sujud ... bandingkan dengan Ezra 9:15, mengapa Nabi Ezra sampai sujud di hadapan ALLAH. (Ezra 9:15 Ya TUHAN, Allah Israel, Engkau maha benar, sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu.)

Obyek doa
Ef.3:14b ............... kepada Bapa, 3:15 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya.

Rasul Paulus menyebut Allah sebagai “Bapa”. Ini merupakan sebutan yang umum (ada 7 kali dalam Surat Efesus). Yang tidak umum adalah keterangan di ayat 15. Bapa disebut sebagai “yang daripada-Nya semua turunan di sorga dan di bumi menerima namanya”. 

Apa yang dimaksud dengan “Bapa sebagai sumber segala keturunan” atau “menerima namanya”?

Kalimat “menerima namanya” secara hurufiah berarti “diberi nama”. Dalam Alkitab pemberian nama menunjukkan otoritas si pemberi. Salah satu contoh adalah otoritas manusia atas seluruh binatang (Kej 1:26, 28) yang ditunjukkan melalui pemberian nama kepada setiap binatang (Kej 2:20).
Ini menunjukkan bahwa Bapa adalah sumber dari semua mahkluk dan pemegang otoritas atas mereka semua. Dengan kata lain, Rasul Paulus sedang menekankan kekuasaan Allah melalui sebutan ini. Penekanan seperti ini sangat penting, karena ia nanti akan memohon kekuatan Allah atas jemaat Efesus 

Isi doa (Ef.3:16-19)

Supaya kita dikuatkan Allah
Ef.3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, 3:17a sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu .............

Doa ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh jemaat Efesus. Mereka terlihat sedang dalam keadaan takut atau tawar hati melihat kesesakan yang dialami Rasul Paulus (3:13). Menariknya, walaupun Paulus yang sedang mengalami kesesakan dan palng membutuhkan kekuatan Allah, ia justru berdoa bagi jemaat.
Dari cara Rasul Paulus berdoa tampak bahwa ia memberi penekanan khusus pada hal ini. Ia memakai ungkapan “menguatkan dan meneguhkan”. Selanjutnya, kekuatan ini diberikan “menurut kekayaan kemuliaan-Nya”. Ide tentang kekuatan dan kemuliaan memang sangat erat (Rom 6:4; Kol 1:11). Ketika Allah menunjukkan kuasa-Nya, orang melihat kemuliaan-Nya. Begitu pula ketika Ia menyatakan kemuliaan-Nya, Ia biasanya menggunakan cara-cara yang sekaligus membuktikan kekuatan-Nya. Seandainya Allah menguatkan kita menurut kemuliaan-Nya saja, hal itu sudah lebih daripada cukup. Bagaimanapun, Paulus menegaskan bahwa pemberian kekuatan ini menurut kekayaan kemuliaan-Nya. Betapa besarnya kekuatan yang Ia berikan!

Kekuatan yang dimaksud di sini bukanlah kuasa untuk mengubah situasi kita. Kekuatan ini adalah kekuatan yang bersifat internal. Kekuatan ini diberikan melalui Roh Kudus dalam batin kita (ayat 16b). Pemberian kuasa secara internal ini juga dipertegas lagi di ayat 17a bahwa Kristus diam di dalam hati kita. Dalam bagian doksologi kuasa ini dijelaskan bekerja di dalam kita (ayat 20). Dari semua penjelasan ini kita dapat melihat bahwa manusia lahiriah atau situasi kita bisa tetap buruk, namun manusia batiniah kita tetap diperbarui (2Kor 4:16; Kol 3:10).

Dari ungkapan Rasul Paulus di ayat 16-17a terlihat bahwa kuasa ilahi dalam diri kita dikerjakan melalui Roh Kudus dan Kristus. Kaitan antara Roh Kudus dan kuasa sudah sedemikian jelas, karena Roh Kudusah yang memberikan kuasa (Kis 1:8; Rom. 1:4; 15:19; 1Kor.2:4; 1 Tes 1:5). Dalam kaitan dengan Kristus, kata “diam” di sini menegaskan bahwa Kristus tinggal!. Jadi, kehadiran Roh Kudus dan Kristus dalam diri kita ibarat koin dengan dua sisi yang saling melengkapi. Konsep ini sekaligus menegaskan peranan Allah Tritunggal dalam menguatkan kita: Bapa memberi kekuatan melalui Roh Kudus dan Kristus.

Supaya kita memahami dan mengenal kasih Kristus
Ef.3:17b ....................... dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. 3:18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, 3:19a dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. 

(Ayat 17b berbicara tentang kasih Kristus, sehingga sengaja penulis penggal dan memasukkannya ke dalam pembahasan dengan ayat 18 dan 19 yang intinya memfokuskan kepada "Kasih Kristus".)

Doa Rasul Paulus adalah supaya jemaat Efesus dan semua orang kudus dapat memahami dan mengenal kasih Kristus. Tindakan “memahami” (ayat 18) atau “mengenal” (ayat 19a) tidak boleh hanya dipahami sebagai pergumulan intelektual atau belaka. 

Perhatikan beberapa petunjuk yang mengarah pada pandangan ini:
(1) kasih Kristus melampaui segala pengetahuan (ayat 19a); 
(2) pemahaman ini hanya dimungkinkan melalui doa; 
(3) pemahaman ini terkait dengan diakarkan dan dibangun di dalam kasih (ayat 17b); 

Menarik sekali, bahwa Rasul Paulus menggambarkan kasih seperti bentuk kubus (panjang, lebar, tinggi, dalam). Kubus memang seringkali menunjukkan ide kesempurnaan. Ruang mahakudus berukuran 20 x 20 hasta (2 Taw.3:8 = Kemudian ia membuat ruang maha kudus; panjangnya dua puluh hasta, menurut lebar rumah itu, dan lebarnya dua puluh hasta juga. Lalu ia menyaputnya dengan emas tua seberat enam ratus talenta;). Sorga juga digambarkan sebagai sebuah kota berbentuk kubus (Why 21:16 = Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama). 

Terlepas dari apakah Rasul Paulus sedang memikirkan kesempurnaan bait Allah atau sorga, makna yang disiratkan sudah jelas: kasih Kristus melampaui semua perhitungan geometri dan ilmu manusia.
Kasih ini bukan hanya sempurna (ayat 18), tetapi juga melampaui segala pengetahuan (ayat 19a). Keterangan ini menjelaskan mengapa untuk memahami kasih Kristus Paulus perlu berdoa. Kasih ini begitu besar dan tidak mungkin dipahami dengan akal manusia yang sangat terbatas.

Pembahasan tentang kasih memang sangat diperlukan oleh jemaat Efesus yang sedang kuatir dengan kesesakan Rasul Paulus. Ketika penderitaan terjadi pada orang benar, kita kadangkala mempertanyakan kasih Allah. Melalui doa ini Paulus mengajarkan bahwa ketika kita tidak memahami kasih Allah, itu bukan disebabkan ketidak-adaan kasih itu, namun kesempurnaan dari kasih tersebut yang melampaui pikiran kita.

Supaya kita dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah
Ef.3:19b. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.

Pembacaan sekilas sudah cukup untuk menunjukkan penekanan Rasul Paulus dalam bagian ini. Akar kata “penuh” diulang dua kali. Rasul Paulus juga menambahkan kata “seluruh”. Seandainya kita dipenuhi dengan sedikit saja dari diri Allah, maka hal itu sudah lebih dari cukup. Kenyataannya, kita dipenuhi dengan kepenuhan Allah, bahkan seluruh kepenuhan-Nya!

Dalam bagian sebelumnya Rasul Paulus sudah menyatakan bahwa jemaat adalah kepenuhan Kristus (Ef.1:23). Apa maksud dipenuhi dengan kepenuhan Allah? Ungkapan ini jelas tidak boleh dipahami secara material, sebab Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Di bagian selanjutnya Paulus meberikan petunjuk untuk memahami konsep ini. Efesus 4:13 memakai ungkapan ini lagi dan mengaitkannya dengan pertumbuhan rohani yang komprehensif (iman, pengetahuan, kedewasaan, tingkat pertumbuhan). Dari teks ini terlihat bahwa kepenuhan Allah berbicara tentang kesempurnaan dan bukan materi!

Doksologi
(Kamus Besar Bahasa Indonesia - Doksologi  = himne memuji kebesaran Tuhan)

Ef.3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, 3:21 bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Dalam tradisi doa Yahudi di sinagog (rumah ibadat orang Yahudi), sebuah doa biasanya diakhiri dengan pemberian pujian/kemuliaan kepada Allah (doksologi). Bagaimanapun, posisi pemunculan doksologi di ayat 20-21 cukup menarik perhatian, karena doksologi biasanya diletakkan di akhir sebuah surat. Efesus 3:20-21 merupakan salah satu dari beberapa doksologi yang Rasul Paulus letakkan bukan di akhir surat (bdk. Rom 1:25; 11:36). Ketika Rasul Paulus mengakhiri sebuah pembahasan dengan doksologi (walaupun bukan di akhir surat), itu berarti bahwa ia sedang terdorong oleh emosi yang kuat tentang Allah. Di Efesus 3:20-21 ia begitu dikuasai oleh konsep yang luar biasa tentang kekuatan Allah yang sangat besar, kasih Kristus yang sempurna, dan kepenuhan Allah yang melimpah dalam diri orang percaya, sehingga ia tidak tahan untuk tidak memberikan pujian kepada Allah.

Dalam bagian doksologi ini, Rasul Paulus menyinggung beberapa ide yang sudah ia utarakan dalam doanya, yaitu:

1. Kuasa Allah yang besar (3:15-16, 20) 
2. Kuasa yang ada dalam diri orang percaya (3:16, 20)
3. Kesatuan antara Kristus dan jemaat (3:17a, 21)

Tiga konsep ini bahkan juga muncul di bagian lain dalam surat ini: Pemberian Allah yang besar (Ef.1:18, 19; 2:7; 3:19), Kuasa untuk orang percaya (Ef.1:19; 3:7, 16, 18), Kesatuan Kristus-jemaat (Ef.1:22, 23; 3:10).

Walaupun doa Rasul Paulus sudah begitu indah dan berbobot, namun pemberian Allah tetap melebihi doa tersebut (ayat 20). Walaupun Rasul Paulus sudah memikirkan dengan matang apa saja yang diperlukan oleh jemaat Efesus, tetapi Allah memberikan lebih dari apa yang ada dalam pikiran Rasul Paulus. Secara khusus hal ini sangat diperlukan mengingat kasih Kristus memang melebihi pengetahuan manusia. Semua pemberian yang melimpah ini terutama bukan untuk kepentingan orang percaya, tetapi untuk kemuliaan Allah. Kemuliaan ini tercermin dalam kesatuan jemaat dan Kristus.

APLIKASI

Doa Rasul Paulus hendaknya dijadikan contoh berdoa bagi kita sekarang ini. Apakah itu doa pribadi, doa bagi orang lain atau jemaat.
Mengapa dicontoh? Karena dalam Doa Rasul Paulus, ia mengamini ucapan Kristus Yesus; (Mat.6:33
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Rasul Paulus tidak minta kekayaan bagi jemaat Efesus, atau harta yang dilipat-gandakan (karena jemaat Efesus adalah jemaat yang mampu), tetapi dalam doanya ia mendoakan, supaya jemaat Efesus dan akhirnya kita sekarang ini, melihat Kuasa Allah yang besar, mengetahui Kuasa yang ada dalam diri orang percaya, dan memahami Kesatuan antara Kristus dan jemaat-NYA.

Ketika Rasul Paulus menulis surat ini di tahun di sekitar tahun 60-62 M, ia pun sendiri tidak akan pernah menyangka bahwa 1953 tahun kemudian yaitu di tahun 2013, jemaat Kristus di GPIB khususnya, juga membaca dan menelaah serta melaksanakan pembangunan Tubuh Kristus dengan doanya ini.

ITT - Jakarta, Minggu 1 September 2013