Kita semua hidup di alam 3 dimensi; dimensi ruang, gerak dan waktu ... yang membuat kita nyata dan eksis di alam ciptaan Tuhan ini. Sebagaimana dimensi alam, manusia juga punya dimensi berpikir, berujar dan bertindak. Bila satu dimensi berkurang, kita seperti televisi yang hanya punya tampilan gerak dan suara tetapi tidak nyata ..... Mari berusaha mengharmonisasi ketiga dimensi ini supaya kita nyata dan berguna, seperti kehendak-Nya menciptakan kita.

Blogspot Kumpulan Artikel dan Pengajaran Kristen dalam Lingkungan GPIB

Sunday, September 22, 2013

Amsal 22:10-12

(Sesuai SBU - Rabu, 2 Oktober 2013)

22:10 Usirlah si pencemooh, maka lenyaplah pertengkaran, dan akan berhentilah perbantahan dan cemooh.
22:11 Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.
22:12 Mata TUHAN menjaga pengetahuan, tetapi Ia membatalkan perkataan si pengkhianat.

PENGANTAR

Teolog modern umumnya menggolongkan Kitab Amsal sebagai salah satu tulisan hikmat (wisdom literatures). Kitab lain yang termasuk kategori ini adalah Ayub dan Pengkhotbah. Beberapa bagian Kitab Mazmur yang menekankan hikmat atau Taurat juga termasuk golongan ini (Mzm 1, 37, 49, 73). Begitu pula dengan beberapa bagian kitab para nabi.

Uniknya kitab ini adalah karena isinya adalah kumpulan nasihat-nasihat praktis dalam kehidupan. Cukup berbeda dari kitab-kitab lain yang isinya berupa pemaparan perintah-perintah Allah (Imamat, Ulangan), narasi teologis (Kejadian, Keluaran, Bilangan, Yosua-Ester), percakapan (Ayub) maupun nyanyian (Mazmur).
Sebagai sebuah kumpulan nasehat praktis, isi kitab ini tidak selalu memiliki kesatuan topik yang erat dalam satu perikop. Beberapa bagian memang masih menunjukkan kesatuan ide (misalnya pasal 1-9), tetapi bagian lain yang berisi nasehat-nasehat pendek umumnya tidak terlalu berkaitan sat dengan lainnya.
Sebagai kumpulan nasehat praktis dalam kehidupan, tidak membuat kitab ini berkurang kandungan teologisnya, bahkan dengan pandangan bahwa; sebagai orang percaya dan pengikut Kristus - kita tidak hanya melulu harus menguasai teori, tetapi prakteknya dalam kehidupan keseharian adalah yang lebih penting.

Kitab ini diberi nama sesuai Ams.1:1 (KBBI - Amsal = misal; umpama; perumpamaan). Tetapi Kata “amsal” (mašal) dalam Alkitab memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekadar perumpamaan, karena istilah “amsal” hanya merujuk pada perkataan yang pendek dan, sedangkan istilah mašal dalam PL bisa berarti perumpamaan, pengajaran, ungkapan tentang seseorang atau kelompok.

Tujuan umum dari seluruh amsal adalah hiduplah takut akan Tuhan (Ams.1:7 = Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan). Hilangnya rasa takut akan Tuhan menuju kepada kebebalan hidup tanpa kendali. Jadi tujuan Amsal adalah memberi petunjuk bagaimana melakoni hidup yang sukses dengan memberikan ilustrasi, baik secara positif maupun negatif.
Tujuan khusus yang mengacu pada kitab ini ditunjukkan pada awal kitab ini di Ams 1:2-6 (1:2 untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, 1:3 untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, 1:4 untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda -- 1:5 baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan -- 1:6 untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.)

Kitab Amsal adalah kumpulan dari beberapa penulis, seperti:

1. Salomo Raja Israel, pasal 1 – 24 (1:1, 10:1) dan juga pasal 25 – 29 yang dikumpulkan Hizkia (25:1).

2. Orang-orang Bijak, (22:17, 24:23). Sepert umumnya bangsa-bangsa Timur, Israel masa PL yang dipimpin oleh Hakim maupun Raja, pelayanan mereka didukung oleh Imam, Nabi, Pemimpin Suku, Ahli Sejarah, Penyanyi dan Orang bijak. Orang bijak bertugas menasihati raja dalam segala hal yang dibutuhkannya. Pada zaman nabi Yeremia, orang bijak itu mempunyai kedudukan yang sejajar dengan Imam dan Nabi, ketiganya sebagai saluran pengetahuan dari Allah (Yer.18:18).

3. Agur, penulis pasal 30. Dia adalah anak dari Yake dari Masa. Masa adalah sebuah suku orang Arab, keturunan Abraham dari cabang Ismael (Kej. 25:12-14, bnd. Kel. 17:1-7).

4. Lemuel, penulis pasal 31:1-9. Lemuel adalah raja Masa. Amsal singkat ini adalah nasihat yang bijaksana dari ibunya untuk mempersiapkan dia menjadi raja yang bijaksana.

5. Anonim, untuk pasal 31:10-31 yang merupakan sebuah puisi akrostik (menurut abjad), tentang karakteristik isteri yang cakap.

STRUKTUR KITAB

1. Pasal 1:1-7 = Pendahuluan
2. Pasal 1:8-9:18 = Ajaran tentang hikmat
3. Pasal 10:1–22:16 = Kumpulan amsal Salomo yang pertama
4. Pasal 22:17–24:34 = Perkataan-perkataan orang bijak
5. Pasal 25 – 29 = Kumpulan amsal Salomo yang kedua
6. Pasal 30 = Perkataan-perkataan Agur
7. Pasal 31:1-9 = Perkataan-perkataan Ibu Lemuel
8. Pasal 31:10-31 = Lampiran: Isteri yang cakap

Jadi bacaan kita pekan ini, adalah berasal dari Kumpulan Amsal Salomo yang pertama.

TEOLOGI KITAB AMSAL

1. Takut akan TUHAN. 
2. Loyalitas pada TUHAN.
3. Upah orang yang hidup dalam kebenaran.
4. Perkataan manusia.
5. Perkawinan dan seksualitas. 
6. Wahyu umum.
7. Kemuliaan ALLAH.

Bacaan pekan ini akan mengangkat teologi Upah orang benar dan Kemuliaan ALLAH.

URAIAN dan APLIKASI

Amsal 22:10 Usirlah si pencemooh, maka lenyaplah pertengkaran, dan akan berhentilah perbantahan dan cemooh.

Menurut KBBI, kata cemooh (ce·mo·oh) berati: ejekan; hinaan.
Jadi pencemooh adalah orang yang senang dan sering menghina dan mengejek.
Kitab Amsal menyebutkan lima kategori orang berdasarkan bagaimana mereka berespons dan bereaksi kepada pendidikan hikmat yang diberikan kepadanya, dan pencemooh termasuk salah seorang diantaranya. 5 Kategori itu adalah:

1. Orang yang tidak berpengalaman.
2. Orang yang Bodoh/Bebal.
3. Orang yang Berhikmat.
4. Pencemooh, dan
5. Orang Fasik.

Orang yang termasuk kategori ini sangat berbahaya karena akibatnya bersifat seperti "Nila setitik" yang akan merusak "Susu sebelanga". Pencemooh secara aktif senantiasa mengejek dan menghina sesamanya, karena menganggap dirinyalah yang paling benar. Ia akan mampu memutarbalikkan kata dan fakta tanpa merasa bersalah, hanya untuk memuaskan keinginannya untuk mencemooh siapa saja yang berbeda pendapat atau pandangan dengan dirinya. Ia akan menyebabkan pertengkaran dan perbantahan yang hebat, karena dari mulutnya yang mengejek dan menghina itu akan muncul cerita yang berkembang menjadi gossip dan melahirkan fitnah, dan akhirnya memecah-belah persatuan dengan pro dan kontra yang ia tanamkan atas seseorang. Ketika kelompok yang disusupi manusia seperti ini sadar, biasanya sudah terlambat, karena kerusakan yang ia tinggalkan sudah menjadi kerusakan yang permanen dan bahkan fatal! Itulah sebabnya pemazmur mengingatkan hal ini di awal Kitab Mazmur 1:1 = Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Perhatikan frasa: "kumpulan pencemooh", menekankan bahwa seorang pencemooh akan mempengaruhi sedemikian rupa sehingga membentuk pencemooh-pencemooh atau kumpulan pencemooh.

Amsal mencatat dengan panjang beberapa sifat dan tindakan yang keras dan bernada sama dengan "Usirlah" dalam Ams.22:10. Pencemooh dicatat sebagai orang sulit di didik (Ams.9:7; 13:1; 14:6; 15:12), sifatnya angkuh, sombong dan kurangajar (Ams.21:24), menyebabkan kekacauan dan pertengkaran (Ams.22:10; 29:8), kekejian bagi manusia (24:9), sehingga orang pencemooh harus diusir dan di hukum (Ams.19:29; 21:11; 22:10).

Coba renungkan ... berapa kali dalam kehidupan bermasyarakat dan bahkan kehidupan berjemaat kita menjumpai manusia seperti ini? Ketika pencemooh ini menjalankan aksinya, kita ada di pihak mana? dipihak pencemooh? di pihak yang dicemooh? atau di pihak yang sadar bahwa ini semua adalah ulah si pencemooh?
Sadarkah kita bahwa ketika si pencemooh ini sudah tidak ada, pindah atau berlalu dari komunitas kita maka biasanya persoalan akan mereda, walaupun efek cemoohannya itu masih membekas dan memerlukan waktu yang lama untuk pemulihan.

Untuk itu berhati-hatilah untuk menghadapi pencemooh atau ikut menjadi pencemooh - utamanya dalam kehidupan berjemaat - karena tanpa kita sadari, kita bukan hanya mencemooh manusia tetapi kita juga sudah mencemooh TUHAN dengan perilaku kita itu. Ams.3:34 Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.- Demikianlah sikap TUHAN terhadap pencemooh.

Sebagai pembanding dan penggenapan, dapat kita lihat pada sikap cemooh orang-orang Farisi terhadap Kristus Yesus dan jawaban Yesus pada Mat.15:11 "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.". 

Dari perspektif itu, semakin tegas dan jelas sikap yang TUHAN ambil terhadap pencemooh. Untuk perenungan lebih dalam, baca Yak.3:5-10 tentang dosa "lidah".

Amsal 22:11 Orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat raja.

Setiap orang percaya, ketika membaca ayat ini akan segera teringat akan perkataan Tuhan Yesus dalam khotbah di bukit (Mat.5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.)
Orang yang suci hatinya, termasuk salah satu dalam 8 kategori orang yang akan mewarisi Kerajaan ALLAH sesuai perkataan Kristus Yesus di Mat.5:3-12 yaitu:
1. Miskin di hadapan ALLAH, 
2. Berduka-cita, 
3. Lembah-lembut,
4. Haus akan kebenaran, 
5. Murah hati, 
6. Suci hati, 
7. Membawa damai, dan 
8. Dianiaya.

Sifat keenam dari orang yang pasti ke sorga adalah suci hati. Tidak seperti banyak orang yang mengaku Kristen, pengikut sejati Kristus tidak hanya suci dari segi luarnya. Oleh kasih karunia ALLAH, hatinya telah disucikan. Ia benar-benar mengasihi Allah dari dalam hatinya, dan hal itu mempengaruhi perilaku dan peri sikapnya. Kristus Yesus berjanji bahwa orang seperti itu akan melihat ALLAH.

Ayat pada Amsal di atas, menunjukkan kesesuaian hati dan perbuatan, dimana orang yang suci hatinya akan berbuah dalam perkataan yang manis, juga perilaku yang manis. Bisa saja kata-kata manis datang dari orang yang tidak suci hatinya, tetapi sampai berapa lama kata-kata manis itu dapat bertahan? Dapatkah kata-kata manis itu berbuah perilaku yang manis bila tidak berasal dari hati yang suci? Tentu saja tidak.

Kesucian hati akan mendapat ganjaran atau upah. Dalam Amsal dikatakan "menjadi sahabat raja" - Kristus Yesus menggenapinya dengan memakai istilah "akan melihat ALLAH"

Pelajaran untuk kita: Maukah kita menjadi sahabat raja atau melihat ALLAH  Peliharalah kesucian hati, jadilah contoh bagi dunia dengan memelihara kesucian hati sebagai orang percaya ... jangan sampai kita hanya menyaksikan orang menjadi sahabat raja, lalu mulai timbul rasa iri hati dan mulai mencemooh orang itu serta akhirnya kita terjatuh dalam dosa dan peghukuman.

Amsal 22:12 Mata TUHAN menjaga pengetahuan, tetapi Ia membatalkan perkataan si pengkhianat.

Amsal ini dengan gamblang memperlihatkan Kemuliaan ALLAH  Bahwa  IA mengetahui dan mengawasi segala sesuatu yang ada di bumi, bahkan dalam hati manusia. IA mengatur setiap peristiwa, termasuk pengetahuan manusia, hal-hal yang tampaknya kebetulan maupun nasib.

Menurut KBBI, kata khianat (khi·a·nat) berarti perbuatan tidak setia; tipu daya; perbuatan yg bertentangan dng janji. Jadi pengkhianat adalah orang yang tidak setia, yang melakukan tipu daya dan bertentangan dengan janji.

Dengan merujuk pada Amsal di atas, Kemuliaan ALLAH tampak karena IA memegang kuasa dengan membatalkan setiap perkataan si pengkhianat yang kadang kala tampak mengatasi pengetahuan yang baik. Pengkhianat dimaksud adalah para pengajar-pengajar palsu yang nampaknya berhikmat, dengan memakai Firman TUHAN dan menyesatkan manusia dengan maksud mengambil keuntungan diri sendiri. Penggunaan frasa "Mata Tuhan" memperlihatkan bahwa ALLAH bukanlah ALLAH yang tidur tetapi IA adalah ALLAH yang aktif mengawasi dan mencegah serta menghukum orang-orang yang tidak setia dan penuh tipu daya dalam kehidupan, seperti pencemooh di ayat sebelumnya. 

Rasul Petrus di kemudian hari menulis di 1Pet.3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.

ITT - Jakarta, Minggu 22 September 2013.